Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman
secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Format desain kualitatif yang akan
digunakan penulis adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memberikan
gambaran dengan menggunakan kata kata dan angka serta menyajikan profil
persoalan, klarifiksi jenis, atau garis besar tahapan guna menjawab pertanyaan
penelitian (Neuman, 2013:44). Metode deskriptif dapat membantu penulis menggali
dan mengidentifikasi informasi tentang peralihan profesi petani sawah menjadi buruh
pabrik di desa Pohan Tonga.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian sangat penting dalam kegiatan penelitian karena akan
mendukung pengumpulan data. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Pohan Tonga
Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Alasan pemilihan lokasi ini
karena daerah ini merupakan kawasan Industri Menengah dan Besar berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, yang mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara


masyarakat Desa Pohan Tonga memilih beralih profesi dari petani sawah menjadi
buruh pabrik.

3.3. Unit Analisis dan Informan
3.3.1. unit analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang digunakan sebagai subjek dalam
suatu penelitian (Arikunto : 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis
adalah masyarakat yang beralih profesi yang berdomisili di Desa Pohan Tonga.
3.3.2. Informan
Informan

adalah subyek yang memahami permasalahan penelitian sebagai

pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian (Bungin : 2007).
Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive yakni peneliti
memilih informan menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan.Mereka yang dipilih
pun harus dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian.
Adapun yang menjadi kriteria informan dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui dan memahami permasalahan penelitian
2. Sudah


beralih profesi dari petani menjadi buruh pabrik PT. Sumatera

Specialty Coffees ≥1 tahun pada awal tahun 2017)
3. Sudah Menikah atau Berumah Tangga

Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat menentukan
keberhasilan sebuah penelitian. Penggunaan teknik pengumpulan data yang tepat
akan menentukan kualitas data yang diperoleh. Untuk mengumpulkan data penelitian
ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang saling mendukung.Adapun
teknik pengumpulan data yang digunaakn peneliti dalam kegiatan penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumbersumber pertama baik dari individu maupun dari kelompok. Dalam penelitian ini, data
atau informasi didapatkan langsung dari sumber primer (sumber utama) penelitian.
Beberapa metode pengumpulan data kualitatif sebagai berikut:


3.4.1.1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menngunakan pedoman wawancara.
Kekhasan wawancara mendalam yaitu keterlibatan dalam kehidupan informan
(Bungin,2007:108).Kegiatan

wawancara

mendalam

dilakukan

penulis

untukmengumpulakan data secara lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan data
penelitian. Dalam hal ini peneliti akan langsung bertanya kepada informan di

Universitas Sumatera Utara


lapangan. Dalam wawancara ini peneliti bertatap muka secara langsung dengan
informan dimana sebelumnya peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan untuk
mempermudah peneliti pada saat wawancara dengan informan.Selama wawancara
dengan informan ternyata muncul beberapa pertanyaan-pertanyaan baru dari hasil
tanggapan pertanyaan sebelumnya sehingga peneliti bisa menggali informasi lebih
dalam terhadap informan.

3.4.1.2. Observasi
Teknik Observasi atau pengamatan adalah suatu metode mengumpulkan data
yang digunakan untuk memperoleh data melalui pengamatan dan pengindraan
(Bungin : 2007). Dalam penelitian ini penulis akan langsung melakukan pengamatan
di lokasi penelitian.
Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau
kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti kemudian mencatat hasil
pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan
pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati
mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan
obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti akan turun lapangan untuk melihat
serta mengamati kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang telah beralih profesi.


3.4.1.3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokomen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun

Universitas Sumatera Utara

elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah. Metode dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan. Adapun data yang dikumpulkan oleh peneliti selama
penelitian adalah aktivitas sehari-hari masyarakat, baik itu ketika dirumah atau di
pabrik tempat bekerja serta bangunan-bangunan fisik yang ada di Desa Pohan Tonga.

3.4.2. Data Sekunder
Perolehan data sekunder berbeda dengan data primer yang mengumpulkan
informasi penelitian secara tidak langsung.Pengumpulan data sekunder diambil dari
buku buku, jurnal, dan studi kepustakaan sehubungan dengan kebutuhan penulis.

3.5. Interpretasi Data
Tahapan menganalisis data mulai dari mengolah,


menganalisis, dan

menafsirkan.Kegiatan mengolah data diperoleh dari hasil temuan data primer
(observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi) dan data sekunder atau data
kepustakaan

dirangkum

secara

tersusun

untuk

mendapat

gambaran

penelitian.Susunan informasi selanjutnya dianalisis dengan seksama oleh penulis

disusul dengan kegiatan menginterpretasi data. Interpretasi data merupakan tahap
proses penafsiran data dan menjadi bagian terakhir dalam analisis data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.6.Jadwal Kegiatan
Bulan keN

Keterangan

1

2

3

4

5


6

7

8

o
1

Pengajuan judul

2

Pra observasi

3

Penyusunan proposal
Penelitian


4

Seminar Proposal

5

Penelitian Lapangan

6

Pengolahan data

7

Bimbingan Skripsi

8

Sidang Meja Hijau


Tabel 3.1. Jadwal penyusunan skripsi

3.7.Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasan yang berasal dari
internal dan eksternal peneliti.Keterbatasan internal yakni kemampuan dalam menulis
dan menyusun karya ilmiah yang minim serta pemahaman yang terbtas terhadap

Universitas Sumatera Utara

teori-teori sosiologi.Dalam hal ini peneliti belum dapat mendeskripsikan penelitian
ini secara komperehensif dan mendalam sehingga penyajian data belum maksimal.
Adapun keterbatasan eksternal berasal dari luar peneliti salama proses penelitian.
Keterbatasan waktu peneliti dalam mewawancarai informan dan sulitnya informan
untuk ditemui. Informan hanya bisa di wawancarai pada saat malam hari atau pada
saat waktu istirahat kerja di pabrik.Akan tetapi walaupun waktu peneliti terbatas tidak
mengurangi niat peneliti untuk mengumpulkan data semampu peneliti.Dalam sehari
peneliti hanya bisa mewawancaari maksimal 2 informan, dimana sebelumnya harus
berkunjung lebih dulu kerumah informan untuk membuat janji waktu yang tepat
untuk wawancara.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambar 4.1.peta lokasi Kabupaten Tapanuli Utara
4.1.1. Sejarah Singkat Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong
Desa Pohan Tonga adalah salah satu desa tua yang ada di Kecamatan
Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, yang memiliki adat istiadat yang sangat

Universitas Sumatera Utara

ketat dalam satu desa yang masyarakatnya ada yang berbanjar adat ke Desa Pohan
Julu, Kelurahan Pasar Sibrongborong dan Desa Parik Sabungan.
Nama Desa Pohan Tonga diambil dari sebuah kalimat dalam bahasa batak
yang memiliki arti Polin diangka na humaliang tontong diramoti Tuhan Jahowa
(Tenangterhadap sekitar dan selalu dalam lindungan Tuhan). Pada tahun 1945 semasa
penjajahan Bangsa Jepang di Indonesia Pohan Tonga adalah residen markas Jepang
yang terletak di Dusun Aek Mabar.Jepang juga menamai resimen tersebut sebagai
Singapore. Hal itu terjadi karena lokasi Dusun Aek Mabar sangat persis dengan kota
Sigapore saat memandang di malam hari, sedangkan Bandara Silangit sejak zaman
Belanda dulunya satu desa dengan Pohan Tonga sekitar tahun 1942. Bandara Silangit
termasuk salah satu bandara terbesar di Asia Tenggara saat itu.
Pada masa penjajahan sekitar tahun 1800 sampai denga awal tahun 1900
pohan masih dibagi menjadi 3 (tiga) kepala nagari, antara lain:


Kepala Nagari Pohan Julu



Kepala Nagari Pohan Tonga



Kepala Nagari Pohan Jae
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 kepala nagari Pohan tersebut

dibagi menjadi 7 (tujuh) desa sesuai denga kesepakatan dan kebersamaan masyarakat
Pohan. Ketujuh kepala nagari tersebut antara lain adalah:


Desa Sambariba Horbo



Desa Somanimbil

Universitas Sumatera Utara



Desa Lumban Julu



Desa Simarompu-Ompu



Desa Sampuraga



Desa Jinjing



Desa Pearaja
Setiap desa yang telah dibagi tersebut dipimpin oleh seorang kepala desa yang

kemudian dipanggil dengan sebutan “kampung”. Kata kampung di masyarakat desa
di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara pada tahun 1900-an yang sekarang telah
terbagi menjadi Kabupaten Tobasa, Kabupaten Humbahas, dan Kabupaten Samosir
menjadi sebutan ataupun gelar bagi seseorang yang telah menjabat sebagai kepala
desa maupun yang sudah pensiun.
Pada tanggal 20 Januari 1994 terjadi penggabungan antara Desa Somanimbil
dengan Desa Sambariba Horbo.Pada saat itu yang menjabat sebagai Kepala Desa di
Desa Somanimbil adalah Kampung

Kaspas

Siahaan dan

Kampung

MA

Siahaan.Sedangkan yang menjabat di Desa Sambariba Horbo adalah Kampung
Dalpak Silalahi, Kampung Alpen Tampubolon dan Kampung Mallagas Sianipar.
Kemudian pada November 1994 penggabungan desa tersebut diberi nama Desa
Pohan Tonga.
Dari tahun 1994 sampai saat ini Desa Pohan Tonga telah dipimpin oleh 3 (tiga) orang
Kampung antara lain:


M.A Siahaan yang menjabat pada tahun 1994-2002

Universitas Sumatera Utara



A.P Siahaan yang menjabat pada tahun 2002-2007



Walber Siahaan yang menjabat pada tahun 2007-sekarang

4.1.2. Kondisi Geografis
Desa pohan Tonga berada pada ketinggian >1331 meter di atas permukaan air,
mempunyai curah hujan sebesar 2 MM/th.Desa Pohan Tonga dikelilingi oleh 4
(empat) desa dan 1 (satu) kelurahan pada setiap batasnya. Secara lebih rinci batasbatas wilayah Desa Pohan Tonga adalah:
Sebelah Utara

: Desa Parik Sabungan

Sebelah Timur

: Desa Lobu Siregar 1 dan 2

Sebelah Selatan

: Kelurahan Pasar Siborongborong

Sebelah Barat

: Desa Silaitlait

Desa Pohan Tonga sebagai salah satu desa yang memusatkan wilayahnya
untuk persawahan dan perkebunan memiliki potensi yang sangat besar dalam suplay
bahan makanan di daerah Kecamatan Siborongborong.Kondisi Kelurahan Pasar
Siborongborong yang menjadi sentral dalam perekonomian di Kecamatan
Siborongborong menjadikan setiap desa di Kecamatan Siborongborong selalu
mendistribusikan segala hasil panennya di pasar tradisional yang berada di
Siborongborong.Desa Pohan Tonga sendiri menfokuskan pertaniannya dalam

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan padi, jagung, kopi.Sedangkan dalam ternak masyarakat Desa Pohan
Tonga lebih memilih kerbau, babi dan ayam.

4.1.3. Kondisi Demografis
Dalam menjalankan pemerintahannya kepala Desa Pohan Tonga dibantu oleh
10 kepala dusun.Dusun-dusun tersebut dapat dipaparkan dalam tabel berikut.

No
1.

Nama Dusun

Kepala Dusun

Dusun I

Albion Sianipar

1. Lumban

Gaol

Tonga-tonga

Tampubolon
2. Hadimpu I
3. Hadimpu II
4. Aek Mabar
5. Janji Mauli
2.

Dusun II

Edison Siahaan

1. Lumban Sitogu
2. Sosor Gonting
3. Sosor Mamungka

Universitas Sumatera Utara

4. Lumban Pasaribu
3.

Dusun III

Banuajis Siahaan

1. Lumban Siahaan
2. Banjar Tonga
3. Lumban Silintong
4.

Dusun IV

St. Edward Siahaan

1. Sosor Hombang
2. Janji Angkola I
3. Janji Angkola II
4. Tormauli
5.

Dusun V

Sahat Tampubolon

1. Sosor Niapoan Pargompulan
2. Lumban Tonga-tonga Pargompulan
3. Hutagaol
4. Ambalan Godang
6.

Dusun VI

Lambok Silalahi

1. Sosor Niapoan
2. Dolok Nauli
3. Sosor Simare-mare
7.

Dusun VII

Sabar Siahaan

1. Lobu Sonak I

Universitas Sumatera Utara

2. Lobu Sonak II
3. Lumban Patar
4. Sitabotabo
5. Lumban Hariara
8.

Dusun VIII

Paris Sigalingging

1. Lumban Silintong I
2. Lumban Silintong II
3. Janji Maria I
9.

Dusun IX

Partogi Siahaan

1. Lumban Holbung
2. Lumban Dap-dap
3. Lumban Sianipar
4. Lumban Dolok
5. Sosor Tobu
6. Lumban Pisang
7. Mual Nauli
10.

Dusun X

Delman Siahaan

1. Lumban Tanjung
2. Lumban Tonga-tonga
3. Lumban Sianturi
4. Sosor Sogotagota
5. Huta Gurgur

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. Nama dusun dan Kepala Dusun
Sumber: Naskah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pohan Tonga.
4.1.4. Komposisi Penduduk Desa Pohan Tonga
Jumlah penduduk Desa Pohan Tonga pada tahun 2015 jumlah penduduk
mencapai 3350 jiwa, yang terdiri dari 659 Kepala Keluarga, yang terdiri dari 643 KK
Kristen (Protestan dan Katolik), 15 KK Islam dan 1 KK Budha, dimana laki laki
1.150 jiwa dan perempuan berjumlah 2.200 jiwa
No

Agama

Jumlah

Persentase

1

Kristen (Protestan+Khatolik)

643 KK

97,57%

2

Islam

15 KK

2,27%

3

Budha

1 KK

0,15%

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk berdasarkan agama yang dipeluk

No

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

1

Laki-laki

1.150 Jiwa

34,32%

2

Perempuan

2.200 Jiwa

65,67%

Table 4.3. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Universitas Sumatera Utara

4.1.5. Visi dan Misi Desa Pohan Tonga
Dalam menjalankan pemerintahannya kepala desa juga memiliki visi dan misi
yang dituangkan dalam naskah rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Pohan
Tonga. Visi dan Misi tersebut adalah:
Visi

: terwujudnya keamanan, kenyamanan dan keasarian Desa Pohan Tonga yang
bertumpuh

pada

rasa

Kebersamaan,

Keadilan,

pemerintahan

dalam

mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintahan yang terbawah dengan
berpedoman pada aspek pembangunan.
Dengan misi “mewujudkan Desa Pohan Tonga sebagai desa mandiri”.
Perwujudan yang ingin dicapai melaluio kegiatan berikut:


Meningkatkan keimanan masyarakat;



Melestarikan Nilai-Nilai Budaya;



Memupuk rasa kebersamaan kepada masyarakat;



Memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat;



Meningkatkan taraf hidup masyarakat;



Meningkatkan semangat gotongroyong;



Menciptakan lingkungan yang bersih.

Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka mewujudkan pencapaian visi dan misi Desa Pohan Tonga maka
arah kebijakan pembangunan desa diprioritaskan pada bidang:


Peningkatan hasil pertanian dan keanekaragaman jenis usaha dengan
sistem intensifikasi;



Pengadaan dan perbaikan sarana infrastruktur, pendidikan dan
kesehatan masyarakat;



Pengadaan permodalan bagi masyarakat dan perluasan lapangan kerja,
termasuk manajemen usaha;



Peningkatan keterampilan dan Sumberdaya manusia.

4.2. Sarana dan Prasarana di Desa Pohan Tonga.

4.2.1. Sarana Penerangan dan Air

Penerangan di Desa Pohan Tonga pada saat ini sangat baik, karena
masyarakat Desa Pohan Tonga telah menggunakan sarana penerangan berupa listrik
Negara (PLN). Untuk sarana air,

masyarakat Desa Pohan Tonga tidak susah

mendapatkan air bersih. Sumber air masyarakat adalah sumur terlindung dan PAM,
serta ada juga sungai mengalir di tengah desa. Air Sumur terlindung tidak kalah
bersihnya dengan air PAM. Masyarakat Desa Pohan Tonga tidak pernah kekurangan
air dikarenakan ada beberapa aliran sungai yang bersih dan jernih yang mengalir di

Universitas Sumatera Utara

sepanjang desa. Daerah persawahan yang dekat dengan pemukiman masyrakat
menajdikan masyarakay mudah untuk mendapatkan air bersih.

4.2.2. Sarana Ekonomi

Masyarakat Desa Pohan Tonga melakukan transaksi untuk untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.Transaksi atau aktivitas ekonomi tersebut biasanya terjadi pada
sebuah tempat yang disebut pasar yaitu pasar tradisional yang terletak di Pasar
Siborongborong.Namun tak semua transaksi atau ativitas ekonomi yang berlangsung
di pasar.Transaksi atau aktivitas dapat terjadi di toko, kios, dan lain-lain.

Masyarakat Desa Pohan Tonga harus pergi ke Ibu Kota Kecamatan, yaitu
Siborongborong untuk melakukan aktivitas di pasar, hal ini karena di Desa Pohan
Tonga tidak ada pasar.Pusat pasar di Kecamatan Siborongborong hanya ada di Ibu
Kota Kecamatan. Pasar buka setiap hari , tetapi pusat paling besar adalah hari selasa.
Masyarakat Desa Pohan Tonga mendistribusikan hasil ladang dan sawah pada hari
Senin sore, dikarenakan hari selasa adalah pasarnya sementara senin adalah
pertukaran barang-barang hasil panen ladang dan sawah.Hampir seluruh masyarakat
Desa Pohan Tonga yang memanfaatkan pasar sebagai sarana aktivitas perekonomian.

4.2.3. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang ada di Desa Pohan Tonga adalah dengan
menggunakan transportasi darat.Masyarakat yang melakukan aktivitas keluar desa
menggunakan sejenis oplet (oleh masyarakat sekitas sekitar disebut “motor”) atau

Universitas Sumatera Utara

mini bus, selain itu banyak juga yang menggunakan roda dua atau kereta.Kondisi
jalan di Desa Pohan Tonga sudah aspal, tetapi di dusun-dusun tertentu masih ada
kondisi jalan tanpa aspal. Desa Pohan Tonga merupakan jalan lintas sumatera yang
menghubungkan beberapa kota di Indonesia. Selain itu Desa Pohan Tonga juga dekat
dengan Bandar Udara Silangit perjalanan tidak lebih dari 15 menit menggunakan
kendaraan roda 2 atau roda 4. Masyarakat Desa Pohan Tonga yang berada di lintas
sumatera akan mudah untuk mendapatkan transportasi, tetapi masyarakat yang
tinggal di dusun-dusun pedalam desa, lumayan sulit untuk mendapatkan transportasi,
karena harus berjalan kaki sampai ke simpang dusun masing-masing. Untuk
mendistribusikan hasil ladang para petani biasanya menggunakan sejenis mobil pick
up yang dapat mengangkut hasil panen dari ladang masing-masing. Anak-anak
sekoah yang hendak berangkat ke sekolah menggunakan mobil sejenis oplet atau
motor, dimana para anak sekolah akan di jemput langsung ke depan rumahnya.

4.2.4. Sarana Kesehatan

Dalam bidang kesehatan Desa Pohan Tonga memiliki 3 unit pos kesehatan
terpadu dan juga 3 unit pos pelayanan terpadu.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2. Unit Pelayanan Kesehatan di Desa Pohan Tonga merupakan CSR
dari PT. Sumatera Specialty Coffees

Pelayanan unit kesehatan di desa ini baik, hal ini terlihat dari bagaimana
tenaga medis dalam melayani masyarakat Desa Pohan Tonga yang sedang sakit atau
butuh pertolongan. 3(tiga) unit Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan hasil
CSR dari PT SSC yang dibangun pada tahun 2008. sarana kesehatan di desa ini
tersebar dalam beberapa dusun, sehingga masyarakat mudah untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Sampai sejauh ini masyrakat belum ada yang mengeluh terkait
penanganan tenaga medis.Tenaga medis di Desa Pohan Tonga cepat dalam
memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Selain menggunakan tenaga medis, sebagian masyarakat Desa Pohan Tonga
juga banyak yang memilih pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhantumbuhan herbal yang dipercaya dapat mengobati penyakit, masyarakat desa
menyebutnya

dengan

sebutan

“parobat

huta”.Alasan

masyarakat

masih

menggunakannya ialah biaya pengobatan tradisional yang lebih murah dan terjangkau
dibandingkan dengan pengobatan medis.

4.2.5. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Pohan Tonga sudah memadai, hal ini dapat terlihat
dengan berdirinya sekolah-sekolah di desa ini. Desa Pohan Tonga memiliki sarana
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) 2 unit, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) 1 unit, dan Sekolah Menengah Atas SMA) 1 unit. Sekolah Dasar
tersebut adalah SD 1 dan SD 2, Sekolah tersebut berdekatan dan satu
halaman.Masyarakat Desa Pohan Tonga menyekolahkan anaknya di sekolah
tersebut.Sekolah ini jauh dari keramaian lalu lintas tetapi berada di lingkungan
pemukiman masyarakat.Kualitas pendidikan di Sekolah Dasar ini sudah baik.Siswa
dari Sekolah Dasar ini sudah beberapa kali menang dalam mengikuti olimpiade antar
Sekolah Dasar baik tingkat gugus maupun tingkat kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3. SD N 173277 Siborongborong, Desa Pohan Tonga

SMA dan SMK berada di jalan Sisingamangaraja. SMA yang berada di desa
ini adalah salah satu SMA negeri yang ada di Kecamatan Siborongborong, yaitu
SMA N 2 Siborongborong.Sekolah ini menjadi tempat favorit bagi masyarakat Desa
Pohan Tonga, selain mengirit biaya ongkos ke sekolah juga merupakan kebanggaan
bagi masyarakat sekitar karena dapat memajukan pendidikan.SMK N 1 adalah satusatunya sekolah Kejuruan Negeri yang ada di Kecamatan Siborongborong.

4.2.6. Sarana Olahraga

Desa Pohan Tonga memiliki sarana oharaga yaitu Jetun Silangit.Namanya
memang Jetun Silangit, jadi banyak masyarakat yang berpikir kalau sarana olahraga

Universitas Sumatera Utara

ini berada di silangit.Tetapi Jetun Silangit ini masih bagian dari Desa Pohan
Tonga.Sarana olahraga ini sering digunakan oleh masyarakat umum untuk berkemah,
apalagi anak-anak SMA/SMK selalu memanfaatkan tempat ini sebagai tempat
berkemah.Selain itu di desa ini juga terdapat lapangan sepak bola yang biasanya
digunakan oleh pemuda untuk pertandingan bola antar dusun atau antar desa.Jetun
Silangit juga dikatakan sebagai “Perkampungan Pemuda HKBP” dimana para muda/i
banyak yang retret ke tempat ini.

4.2.7. Sarana Ibadah

Desa Pohan Tonga memiliki 2 gereja dan 1 mushola, gereja tersebut adalah
HKBP PohanTonga dan GPI Pohan Tonga.gereja HKBP terletak di dusun VIII yaitu
Lumban Silintong sementara gereja GPI berada di Jalan Balige kilometer 2.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4. HKBP Desa Pohan Tonga

Mayoritas masyarakat Desa Pohan Tonga adalah Kristen Protestan, selain itu
di Desa Pohan Tonga juga terdapat sebuah mushola yang teretak di Dusun
Silalahi.Musholah itu sengaja di bangun di dusun tersebut dikarenakan disana ada
beberapa Kepala Keluarga yang beragama Islam. Untuk merayakan hari raya besar
umat islam akan pergi ke masjid yang ada di ibukota Kecamatan Siborongborong.

4.3. Sistem Nilai Sosial Masyarakat Desa Pohan Tonga

Setiap daerah pasti memiliki nilai-nilai norma dan peraturan yang tertulis dan
tidak tertulis. Demikian juga dengan masyarakat Desa Pohan Tonga yang memiliki
nilai-nilai norma yang mengatur kehidupan sosial masyarakat Desa Pohan Tonga.

Universitas Sumatera Utara

adapun nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dapat dilihat pada penjelasan
dibawah ini;

4.3.1. Religius (Agama)

Masyarakat Desa Pohan Tonga merupakan masyarakat yang beragama serta patuh
terhadap ajaran agama yang dianutnya. Masyarakat Desa Pohan Tonga menganut
agama masing-masing. Ketaatan mereka beragama dapat terlihat dengan adanya
sarana ibadah yang terdapat di desa ini.Di Desa Pohan Tonga terdapat 2 gereja dan 1
mushola.Perilaku masyarakat Desa Pohan Tonga sedikit juga dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran agama yang ada pada ajaran agama masing-masing.Masyarakat Desa
Pohan Tonga menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka sehari-hari.

4.3.2. Adat Istiadat

Masyarakat Desa Pohan Tonga masih menjunjung tinggi nilai adat istiadat
yang mereka miliki.Masyarakat Desa Pohan Tonga sangat menjunjung tinggi filsafat
orang batak dalam tujuan hidup yaitu hasangapon, hagabeon, hamoraon.Dimana
“hagabeon” berarti memiliki keturunan laki-laki dan perempuan, “hasangapon”
berarti kemuliaan/terpandang di masyarakat, serta “hamoraon” berarti memiliki
kekayaan dan kelimpahan secara materi. Serta “Dalihan Natolu” yaitu Pertamasomba
marhula-hula (sembah atau hormat kepada keluarga pihak istri), Kedua elek marboru
(sikap membujuk atau mengayomi wanita), Ketiga Manat Mardongan Tubu(Bersikap

Universitas Sumatera Utara

hati-hati kepada teman semarga). Hal ini dapat terbukti dari perilaku masyarakat
sehari-hari, juga dapat terlihat jelas dalam pesta adat batak di desa ini.

Masyrakat Desa Pohan Tonga mayoritas suku Batak Toba, dimana terdapat
banyak norma-norma yang harus ditaati oleh masyarakat. Salah satu norma yang
berlaku dalam masyrakat adalah, anak gadis tidak boleh keluar rumah lewat dari
pukul 10 malam. Jika ada anak gadis yang berkeliaran di luar rumah lewat dari pukul
10 akan ditegur oleh masyarakat desa

bahkan akan terlihat buruk di mata

masyarakat. Selain itu satu marga tidak boleh saling mencintai apalagi sampai saling
memiliki.Hal itu sangat ditentang keras dalam masyarakat.

4.3.3. Kekeluargaan

Kekeluargaan masih

sangat

kental dalam

masyarakat

Desa Pohan

Tonga.perbedaan agama bukanlah menjadi penghalang bagi mereka untuk saling
mengenal dan menghormati satu sama lain. Hal ini dikarenakan adanya rasa
kekeluargaan yang sangat kuat diantara mereka.Selain itu masyarakat setempat masih
memiliki hubungan keluraga satu dengan yang lainnya. Antar tetangga sangat peduli
dengan tetangga yang lain. Masyarakat saling memperhatikan dan membantu sesama
mulai dari hal-hal tekecil hingga hal yang besar. Jika ada sesuatu masalah yang
terjadi pada masyarakat,misalnya pertengkaran antar pemuda yang ada di desa, maka
masyarakat akan memilih secara kekeluargaan daripada secara hukum.

Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Gotong Royong

Istilah gotong-royong masih terlekat pada masyarakat Desa Pohan Tonga.hal
ini terbukti dari kepedulian masyarakat dengan sekitarnya, salah satunya adalah
melakukan gotong-royong untuk memperbaiki irigasi yang rusak karena longsor.
Selain itu jika ada masyarakat yang berduka maka masyarakat akan bahu-membahu
untuk menolong korban yang sedang berduka.

4.3.5. Organisasi Kemasyarakatan

Organisasi kemasyarakatan yang ada di pohan tonga ada 2 yaitu organisasi, yaitu
Sibagot Ni Pohan dan organisasi Kelompok tani yang terdiri dari 10 kelompok.
Organisasi Sibagot Ni Pohan merupakan organisasi kemasyarakatan yang dibentuk
berdasarkan budaya dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat.Organisiasi ini
dibentuk oleh sekelompok marga guna menjaga keutuhan kekeluargaan dan rasa
persatuan.
Kelompok Tani merupakan kelompok organisasi yang dibentuk atas dasar
kerjasama untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Keberadaan kelompok tani ini
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan produktifitas pertanian
sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Masyarakat mengaku bahwa
kelompok tani yang ada di desa ini berjalan dengan baik dan lancar.

Universitas Sumatera Utara

4.4. Gambaran Umum PT Sumatera Specialty Coffeess

PT. Sumatera Specialty Coffeess (SSC) adalah perusahaan penampung
hasil komoditi kopi sekaligus pabrik pengolahan biji kopi. Perusahaan ini
berdiri pada tahun 2003 dan terletak di Jalan. Balige km 4 Pohan Tonga
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.PT. Sumatera
Specialty Coffeess memiliki jumlah buruh tetap 8 orang, buruh harian lepas
48 orang dan buruh borongan 120-250 orang.
Coffeess menampung kopi yang

PT. Sumatera Specialty

diperoleh dari berbagai kabupaten yang

terletak di Sumatera Utara yaitu, kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba
Samosir,

Kabupaten

Humbang

Hasundutan,

Kabupaten

Simalungun,

Kabupaten Tapanuli Selatan, Karo dan Dairi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5. PT. Sumatera Specialty Coffees

Harga satuan yang ditampung dari para petani, perusahaan mampu
memberikan harga hingga Rp290.000 per kaleng. Perusahaan ini bekerja sama
dengan Starbucks di Amerika Serikat, dan mampu mengekspor 200 ton setiap
bulannya. Dalam merekrut karyawan perusahaan ini tidak berbelit-belit,
perusahaan mengutamakan putra daerah.Perekrutan karyawan tetap (buruh
tetap) harus mengikuti aturan dalam perekrutan karyawan sebagaimana
perusahaan layaknya.Sedangkan untuk perekrutan buruh harian lepas dan
buruh borongan hanya perlu menunjukkan KTP sebagai tanda pengenal.Upah
buruh di PT.Sumatera Specialty Coffees bervariasi, tergantung posisi
buruh.Upah buruh tetap dan buruh harian lepas adalah gaji tetap Rp
1.800.000/bulan ditambah dengan pemasukan lainnya ± Rp 450.000600.000/minggu.Sedangkan upah buruh borongan adalah Rp 500.000700.000/minggu.Upah borongan diberikan perminggu sesuai dengan hasil
kerja mereka selama perminggu.

Posisi buruh tetap lebih tinggi daripada buruh lainnya dimana buruh
tetap menduduki posisi tinggi di perusahaan yaitu, manager, humas, dan
beberapa kasir serta pengawas buruh harian lepas dan buruh borongan.Buruh
harian lepas terdiri dari supir, satpam dan beberapa buruh yang sudah lama
bekerja di perusahaan tersebut.Buruh borongan dibagi menjadi beberapa

Universitas Sumatera Utara

kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 40 orang. Buruh borongan harus
bekerja sama untuk memenuhi target.

4.5. Profil Informan

4.5.1. RG (40)

RG (40) beragama Kristen Protestan adalah seorang masyarakat Desa Pohan
Tonga yan melakukan peralihan mata pencaharian dari petani sawah menjadi buruh
pabrik.Informan ini merupakan suku Batak Toba.Saat ini informan tinggal di dusun
IX Dusun Holbung bersama dengan 6 orang anak.Pendidikan terakhir informan
adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebelumnya informan ini bekerja sebagai
petani sawah , hal itu dilakoni setelah beliau menikah dengan salah satu putra daerah
di Desa Pohan Tonga.

Penghasilan yang rendah menjadi alasan beliau untuk beralih profesi menjadi
buruh pabrik.informan mengatakan bahwa penghasilan dari bertani tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta menyekolahkan anak-anaknya. Panen
sawah hanya 2 kali dalam setahun, jadi sulit untuk membagi-bagi hasil tersebut agar
sanggup digunakan sampai 6 bulan.

Selain dari penghasilan, pihak perusahaan yang membuka lebar perekrutan
untuk putra-putri daerah juga merupakan salah satu pendorong beliau untuk beralih
profesi.Dengan bermodalkan KTP informan bisa langsung bekerja di pabrik sebagai

Universitas Sumatera Utara

buruh.RG beralih profesi semenjak tahun 2014 sampai sekarang.Ibu dari 6 anak ini
adalah buruh pabrik yang bekerja sebagai buruh borongan.

Motivasi yang kuat dari informan ini untuk memperbaiki keadaan ekonomi
keluarganya serta menginginkan penghasilan yang tetap.Pekerjaan sebagai buruh
pabrik sudah mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, biaya sekolah, dan lainlain.Penghasilan beliau bisa mencapai antara Rp 500.000-700.000 perminggunya
tergantung kopi yang masuk dalam pabrik.

Anak dari informan yang paling besar adalah kelas 2 SMA, yang bersekolah
di SMA N 2 Siborongborong. Lalu kelas 3 SMP Di SMP N 1 Siborongborong, kelas
1 SMP di SMP N 1 Siborongborong, kelas 5,3,1SD yang bersekolah di SD Pohan
Tonga. Anak RG yang paling besar adalah perempuan jadi dia yang paling banyak
beban di rumah membantu ibunya untuk mengurus adik-adiknya yang masih
kecil.Beliau sangat memperhatikan anaknya sehingga demi kelangsungan sekolah
anaknya beliau harus beralih profesi dari petani sawah menjadi buruh pabrik.

4.5.2. NS (31)

NS (31 Tahun) merupakan seorang Ibu suku Batak Toba dan beragama
Kristen Protestan.Ibu dari 4 orang anak ini memilih untuk beralih profesi menjadi
buruh pabrik.Beliau menikah dengan putra daerah Desa Pohan Tonga dan menetap
disana lalu melahirkan 4 orang anak.Sebelumnya informan bekerja sebagai
petani.Penghasilan selama bertani tidak menetap karena panen padi hanya 2 kali

Universitas Sumatera Utara

dalam setahun. Beliau memang memiliki lahan tani selain sawah yaitu ladang kopi,
tetapi karena beberapa tahun terakhir ini hasil komoditi kopi semakin berkurang,
dimana kopi yang didapat hanya 3 liter/minggu dengan daya jual ± Rp 29.000/liter.

Informan melihat bahwa masyarakat yang telah beralih profesi menjadi
semakin sejahtera, dimana beliau melihat keadaan ekonomi mereka juga
meningkat.Sehingga muncul keinginan informan untuk memperbaiki keadaan
ekonominya.Sebelum beralih profesi beliau lebih dulu menggali informasi tentang
syarat-syarat bekerja di pabrik.lalu ketika tetangganya mengatakan bahwa yang
dibutuhkan pihak perusahaan hanya KTP sebagai kartu tanda pengenal maka beliau
memutuskan untuk beralih profesi. Hal itu mulai dilakoni pada tahun 2016 tepatnya
bulan 4.

Setelah beralih profesi menjadi buruh pabrik penghasilan informan menjadi
meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Ibu Napta bekerja di
pabrik

sebagai

buruh

borongan

dengan

penghasian

Rp

500.000-

700.000/minggu.Dengan adanya upah yang diterima setiap minggunya, sehingga
keadaan ekonomi beliau semakin meningkat.Informan akhirnya menyewakan lahan
sawahnya sehingga ada tambahan penghasilan yang diterima setiap kali panen.

4.5.3. TS (34)

TS (34) agama Kristen Protestan adalah seorang ibu dari 2 anak. Anaknya
yang paling besar berumur 4 tahun dan anak bungsunya berumur 1,5 tahun. Setelah

Universitas Sumatera Utara

menyelesaikan studinya di tingkat SLTA beliau memilih menikah dengan marga
Siahaan.Setelah menikah informan sempat bekerja menjadi petani sawah kurang lebih
3 tahun.Lahan sawah yang diolah adalah harta warisan dari keluarga suaminya.Suami
informan bekerja sebagai karyawan di sebuah koperasi yang terletak di daerah
Siborongborong.Beliau mengatakan bahwa upah suaminya tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Hingga pada tahun 2003, sebuah pabrik
berdiri di Desa Pohan Tonga dan membutuhkan karyawan yang banyak untuk
dipekerjakan menjadi buruh pabrik.Pabrik tersebut adalah PT. Sumatera Specialty
Coffees.Awalnya informan ragu untuk bekerja di pabrik tersebut. tetapi karena
keadaan ekonomi yang sulit, beliau memutuskan untuk beralih profesi menjadi buruh
pabrik pada tahun 2005. Informan akhirnya menjadi buruh harian lepas dan
menempati posisi menjadi kasir.Informan mengatakan bahwa awalnya beliau bekerja
sebagai buruh borongan, tetapi karena informan punya skill di bidang akuntasi dan
komputer, maka belum sampai setahun bekerja sebagai buruh borongan di pabrik,
beliau sudah angsung diangkat menjadi kasir.

Setelah bekerja di pabrik, informan mengaku bahwa keadaan ekonominya
menjadi semakin baik.Memiliki pekerjaan tetap dan gaji tetap merupakan
keinginannya dari awal.Selain dari gaji tetap informan juga mendapatkan pemasukan
setiap minggunya.Beliau mengatakan bahwa peluang kerja yang diberikan oleh PT.
Sumatera Specialty Coffees sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan
perekonomian keluarga.Informan

tidak pernah menyesal beralih profesi menjadi

buruh karena menurutnya pekerjaannya sudah menjanjikan.

Universitas Sumatera Utara

4.5.4. WS (40)

WF (40) agama Kristen Protestan warga Desa Pohan Tonga yang beralih
profesi dari petani sawah menjadi buruh pabrik.Sebelumnya informan bekerja sebagai
petani sawah. Ibu dari 2 anak ini mengatakan bahwa penghasilan adalah alasan
utama untuk beralih profesi. Penghasilan dari bertani tidak mencukupi untuk
membiayai hidup keluarga. Hal ini menyebabkan informan beralih profesi menjadi
buruh pabrik. 4 tahun setelah perusahaan beridiri, beliau tidak langsung bekerja
disana.Beliau masih menggeluti pekerjaan sebagai petani.Tetapi seiring berjalannya
waktu, beliau melihat bahwa keadaan ekonomi lainnya yang telah beralih menjadi
buruh pabrik jauh lebih baik dan rata-rata ekonominya meningkat.Hal itu memotivasi
informan untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik.setelah bertanya kepada buruh
lainnya bagaimana cara untuk bekerja di pabrik, maka beliau pun beralih profesi
pada tahun 2007. Informan lulusan SMA ini awalnya bekerja di pabrik sebagai buruh
borongan. Tetapi pada tahun 2010 beliau diangkat menjadi buruh harian lepas yaitu
kasir

di pabrik tersebut. setelah bekerja menjadi buruh pabrik, beliau mengaku

bahwa keadaan ekonominya semakin meningkat karena upah yang diberikan tidak
terlalu kecil. Upah yang diterima informan dalam sebulan Rp1.800.000 gaji tetap
ditambah lagi dengan bonus mingguan.

4.5.5. RS (47)

Universitas Sumatera Utara

RS (47) merupakan ibu dari 10 orang anak yang memilih untuk beralih profesi
menjadi buruh pabrik.sebelumnya pekerjaan informan adalah sebagai petani sawah.
Informan bekerja sebagai petani mulai dari menikah dengan suaminya.Informan
tinggal di Dusun II Hadimpu bersama suami dan anak-anaknya.3 anaknya telah tamat
SMA dan kini telah merantau ke luar Sumatera, sementara 7 orang lagi masih tinggal
bersama informan.Selain memiliki lahan sawah, informan juga bekerja di ladang
lahan kopi milik pribadi.Informan mengatakan bahwa hasil panen sawah digunakan
sebagai

persedian

beras

untuk

6

bulan

mendatang

sampai

panen

berikutnya.Sementara hasil lahan ladang digunakan untuk kebutuhan seharihari.Tetapi seiring berjalan waktu kebutuhan semakin besar dan biaya untuk anakanak mulai besar.Sehingga informan berusaha untuk memperbaiki keadaan ekonomi
keluarga.Awalnya informan sempat kerja harian di ladang orang dengan upah
Rp50.000 perhari.Tetapi itu tidak cukup untuk menutupi ekonomi keluarga yang
semakin mendesak.hingga akhirnya informan meminta kepada seorang mandor di PT.
Sumatera Specialty Coffees untuk dipekerjakan di pabrik tersebut. akhirnya pada
tahun 2013 informan yang tidak tamat Sekolah Dasar ini bisa bekerja di pabrik
tersebut hanya bermodalkan KTP. Informan bekerja sebagai buruh borongan dengan
upah Rp500.000-Rp700.000/minggu.

Setelah beralih profesi menjadi buruh pabrik, informan mengatakan bahwa
keadaan ekonominya lumayan membaik.Setidaknya upahnya sebagai buruh bisa
menutupi ekonomi keluarga yang sempat terpuruk. Suami informan tetap bekerja
sebagai petani. Penghasilan informan digunakan untuk biaya hidup sehari-hari mulai

Universitas Sumatera Utara

dari biaya sekolah juga belanja mingguan.Sementara hasil panen sawah tetap
dijadikan sebagai persediaan beras untuk 6 bulan mendatang.

4.5.6. MH (42)

MH (42) Agama Kriten Protestan adalah masyarakat Desa Pohan Tonga yang
memilih untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik.sebelumnya pekerjaannya adalah
petani. Beliau sudah melakoni pekerjaan itu mulai dari

menetap di Dusun II

Hadimpu. Informan sempat merantau ke Jakarta dan disana beliau bekerja sebagai
supir bus.Tetapi karena alasan tertentu akhirnya informan kembali lagi ke Desa
Pohan Tonga pada tahun 2003.Setelah tinggal di desa informan bekerja menjadi
petani sawah.Namun beliau mengatakan bahwa penghasilan dari bertani tidak
cukup.Hingga akhirnya pada tahun 2005 seorang temannya merekomendasikan untuk
bekerja di pabrik PT. Sumatera Specialty Coffee, melihat keadaan ekonomi temannya
yang lumayan baik maka informan pun akhirnya termotivasi untuk bekerja di pabrik
tersebut.awal masuk bekerja, informan bekerja sebagai buruh borongan dengan upah
Rp300.000-Rp500.000/minggu. Setelah bekerja sekian lama akhirnya pada tahun
2010 informan di angkat sebagai buruh lepas, yaitu sebagai mandor untuk buruh
borongan.Beliau bertugas untuk mengawasi para buruh borongan. Upah yang
diterima oleh informan sama dengan upah buruh harian lepas lainnya. Informan
mengaku bahwa penghasilan sebagai buruh lebih baik daripada bertani.

Universitas Sumatera Utara

4.5.7. HS (32)

HS (32) agama Kristen Protestan adalah masyarakat Desa Pohan Tonga yang
beralih profesi menjadi buruh pabrik.sebelumnya informan bekerja sebagai petani,
dimana beliau memiliki lahan sawah warisan orangtuanya serta menyewa ladang
untuk diolah. Alasan informan untuk beralih profesi adalah keinginan untuk
memperbaiki keadaan ekonomi keluarga dan meningkatkan status agar lebih
dipandang di kalangan masyarakat.Akhirnya beliau beralih profesi menjadi buruh
pabrik pada tahun 2007.Beliau melamar menjadi satpam di PT. Sumatera Specialty
Coffee.Dengan bermodalkan KTP dan SKCK dari kepolisian beliau diterima di
pabrik tersebut.informan pun mendapatkan pelatihan sebagai satpam untuk modal
dasar sebagai satpam. Posisinya sebagai satpam termasuk dalam buruh harian
lepas.Penghasilan informan dari PT. Sumatera Specialty Coffee bisa meningkatkan
ekonomi keluarga.Istri informan juga bekerja di PT. Sumatera Specialty Coffee
sebagai buruh borongan.Dengan penghasilan informan dan istrinya yang sama-sama
berpenghasilan tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Bahkan saat ini
informan mengaku bahwa mereka bisa mengontrak rumah untuk ditinggali oleh
informan dan keluarganya.

4.5.8. HG (47)

HG (47) agama Kristen Protestan adalah salah satu penduduk Desa Pohan Tonga
yang beralih profesi menjadi buruh pabrik.Informan beralih profesi pada tahun 2003
tepat ketika PT. Sumatera Specialty Coffees berdiri. Sebelumnya informan

Universitas Sumatera Utara

bekerjasebagai petani sawah. Keadaan ekonomi yang semakin mendesak adalah
alasan utama informan untuk beralih profesi.Pada tahun 2003 informan berencana
untuk berdagang di pasar tradisional Siborongborong.Namun pada saat itu juga PT.
Sumatera Specialty Coffees berdiri di Desa Pohan Tonga.Humas PT. Sumatera
Specialty Coffees datang bersosialisasi kepada masyarakat Desa Pohan Tonga dan
menyatakan bahwa mereka membutuhkan pekerja sebagai buruh di pabrik
tersebut.syarat yang sangat mudah menjadi daya tarik pabrik dalam merekrut buruh.
Akhinya ayah dari 8 orang anak ini ikut bergabung di pabrik tersebut dan menjadi
buruh.Informan mengatakan bahwa beliau langsung diangkat menjadi buruh tetap dan
saat ini bekerja sebagai mandor.

Anak informan yang paling besar sudah berumur 26 tahun dan merantau ke
Medan. Istri informan juga bekerja di pabrik yang sama tetapi istrinya sebagai buruh
borongan. Alasan istrinya ikut bekerja di pabrik karena mereka tidak memiliki lahan
sawah atau ladang. Sawah mereka sudah dijual untuk memperbaiki rumah serta
menyekolahkan anaknya yang sedang kuliah.Kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya
sekolah anak-anaknya menjadi terpenuhi karena informan dan istrinya bekerja.

4.5.9. MS (40)

MS (40) biasanya dipanggil dengan sebutan Nai Martupa.Anaknya paling besar
kini telah menduduki kelas 3 (tiga) SMP di SMP N 2 Siborongborong.Informan

Universitas Sumatera Utara

menikah dengan seorang putra daerah Desa Pohan Tonga bermarga Siahaan dan
menetap di desa tersebut.mereka memiliki 4 orang anak dimana semuanya
perempuan. Sebelum beralih profesi menjadi buruh pabrik, pekerjaan informan
adalah sebagai petani sawah juga memiliki lahan kopi.Informan mengatakan bahwa
penghasilan dari bertani cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
kebutuhan lainnya.Namun keinginan yang tinggi untuk hidup lebih sejahtera lagi
menjadi motivasi yang kuat bagi informan untuk beralih profesi.Pada tahun 2010
informan bergabung dengan buruh lainnya di PT. Sumatera Specialty Coffees sebagai
buruh borongan. Upah yang didaptkan oleh informan sama dengan penghasilan buruh
borongan lainnya, yaitu sekitar Rp 500.000-Rp 700.000 per minggu. Setelah beliau
beralih profesi menjadi buruh pabrik, kehidupan beliau menjadi lebih baik, karena
beliau bisa memindahkan anaknya dari Sekolah Negeri yang ada di desa nya ke
Sekolah swasta di kota Siborongborong. Dengan penghasilan yang tetap maka beliau
bisa lebih mengontrol ekonomi keluarganya.

4.5.10. AL (35) Humas PT.Sumatera Specialty Coffees

AL (35) agama Islam adalah salah satu masyarakat Desa Pohan Tonga yang
merupakan masyarakat pendatang di desa tersebut. informan menetap di Desa Pohan
Tonga karena tuntutan pekerjaan. informan tinggal di Dusun Silalahi, yaitu di
Kampung Jawa. Kampung Jawa adalah lokasi dimana para pendatang dari luar desa
menetap. Beliau bekerja di PT. Sumatera Specialty Coffees sebagai Humas. Setelah
tamat kuliah beliau bekerja di perusahaan yang ada di Bandung, tetapi semenjak PT.

Universitas Sumatera Utara

Sumatera Specialty Coffees beridiri, beliau pindah dan bekerja di PT. Sumatera
Specialty Coffees tersebut. Beliau bekerja di Pabrik kopi mulai tahun 2003. Alasan
peneliti untuk memilih AL sebagai informan adalah karena beliau merupakan humas
dari PT SSC, jadi peneliti bisa wawancara dengan pihak perusahaan dan buruh yang
bekerja di pabrik selaku informan kunci dari peneliti.

Untuk itu peneliti bisa

membandingkan jawaban-jawaban dari pihak perusahaan dan pihan buruh, agar tidak
terjadi ketimpangan antara informasi yang diberikan oleh pihak pabrik dengan
informasi yang diberikan oleh buruh-buruh yang bekerja di pabrik.

Interpretasi Data
4.6. Peralihan Profesi dari Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik
Peralihan profesi sering dilakukan oleh setiap orang, dimana jika suatu
pekerjaan yang sedang digeluti tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidup seharihari maka orang itu akan mencoba untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari
pekerjaan sebelumnya. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang ada Indonesia,
salah satunya terjadi di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong Kabupaten
Tapanuli Utara Sumatera Utara, dimana masyarakat tersebut ingin memperoleh
kehidupan yang lebih layak dan baik dengan cara melakukakan peralihan profesi
yaitu, peralihan profesi dari petani sawah menjadi buruh pabrik. Buruh pabrik
merupakan pilihan masyarakat yang ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik
lagi, selain karena kebutuhan yang semakin mendesak pihak pabrik juga memberikan

Universitas Sumatera Utara

peluang yang besar dalam perekrutan buruh tentu menjadi alasan masyarakat Desa
Pohan Tonga untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik.Masyarakat beralih profesi
karena beberapa faktor yang mendorong, mulai dari keinginan sendiri juga karena
adanya faktor- faktor lainnya.
Adapun beberapa faktor utama yang mendorong masyarakat Desa Pohan
Tonga beralih profesi menjadi buruh pabrik, yaitu :
4.6.1. Penghasilan
Penghasilan dapat diartikan gaji, bahkan mungkin penjualan, keuntungan, komisi,
bunga, pinjaman, dan lain sebagainya.Penghasilan didefenisikan sebagai peningkatan
pemanfaatan ekonomi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset.Penghasilan
juga disebut dengan pendapatan dari suatu pekerjaan yang dikerjakan.
Begitu juga yang terjadi di Desa Pohan Tonga yang dimana penghasilan dari
berprofesi buruh pabrik dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,
baik dari segi sosial maupun ekonomi.Menurut UMK Tapanuli Utara bahwa gaji
buruh adalah Rp 1.800.000 dan upah buruh di pabrik PT SSC sesuai dengan UMK
Tapanuli Utara.Masyarakat Desa Pohan Tonga beralih profesi karena tuntutan
kebutuhan ekonomi yang tidak terpenuhi, dengan beralihnya mereka menjadi buruh
pabrik maka mereka berharap bahwa kehidupan mereka menjadi lebih baik.
RG (40) merupakan salah satu masyarakat yang telah beralih profesi pada
tahun 2014. Hal ini terungkap dalam wawancara dengan beliau yaitu :

Universitas Sumatera Utara

“Saya beralih profesi dari petani sawah menjadi buruh pabrik pada
tahun 2014.Saya beralih profesi karena memang penghasilan saya
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan hidup kalau hanya mengharapkan
hasil panen sekali dalam 6 bulan.Ditambah lagi anak saya yang sudah
SMA membtutuhkan uang setiap harinya. Tentu dengan bekerja
menjadi buruh penghasilan saya menjadi tetap dan saya mempunyai
uang setiap harinya untuk anak-anak saya” (Wawancara 10 April
2017 pukul 20.00 WIB)
Masyarakat selanjutnya yang beralih profesi adalah Ibu NS (31) yang beralih
profesi dari petani menjadi buruh pabrik pada tahun 2016 :
“Saya harus beralih profesi menjadi buruh pabrik, karena
penghasilan saya dari bertani tidak jelas, sementara kan dari kerja
pabrik sudah jelas dia berapa perminggunya. Dengan penghasilan
yang tetap perminggunya bisa saya gunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup saya sehai-hari, kalo dari bertani ini penghasilan
saya tidak memungkinkanlah dibilang dek, bahkan saya lebih sering
tidak punya uang sehari-harinya, padahal saya kan butuh uang untuk
menutupi keperluan ruah tangga, apalagi kita kan harus kepasar
sekali seminggu untuk belanja.maka saya beralih profesi dek menjadi
buruh pabrik. Pokoknya saya merasa kalo bekerja di pabrik hidup
saya menjadi lebih baik, bahkan jauh lebi baik daripada bertani.
(Wawancara 11 April 2017 pukul 20.00 WIB)
Hal senada juga terjadi pada Pak MH (47) yang pernah bekerja menjadi petani
tetapi lebih memilih untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik, hal ini dapat
terungkap dalam wawancara dengan beliau, yaitu :
“Sebelumnya saya bekerja menjadi petani sawah, tetapi saya lihat
tidak ada perkembangan ekonomi keluarga kami. Hasil dari bertani
tidak seberapa, bahkan kami sering kekurangan lah dek, ibaratnya
makan gak makan, atau orang batak bilang “marhais martuduk”yaitu,
dicari pagi untuk dimakan malam hari. Jadi ketika ada teman saya
yang menyuruh saya untuk bekrja di pabrikmaka saya beralih rpofesi
itu pada tahun 2005. Jadi sekarang saya sudah menjadi mandor di
pabrik ini”(Wawancra 11 April 2017 pukul 12.30 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa penghasilan masyarakat
pada saat bekerja menjadi petani sawah kurang terpenuhi. Penghasilan menjadi faktor
utama masyarakat Desa Pohan Tonga beralih profesi.

4.6.2. Peluang
PT. Sumatera Specialty Coffees memberikan kesempatan yang besar kepada
masyarakat Desa Pohan Tonga untuk bekerja di pabrik. Hal ini dapat terlihat dari cara
perekrutan buruh di pabrik yang terbuka dan terkesan sangat mudah. Pihak
perusahaan hanya meminta KTP sebagai syarat untuk berja di PT. Sumatera Speialty
Coffees.
Hal dapat terungkap dengan salah informan RS (47) di lapanga yaitu :
“Peluang yang diberikan oleh pabrik sangat berguna bagi saya.Karna
hanya dengan bermodalkan KTP mereka bisa menerima saya bekerja di
sana” (Wawancara 12 April 2017 pukul 20.00 WIB).
4.6.3. Motivasi
Selain itu masyarakat yang memilih untuk beralih profesi adalah Ibu Rosinta
Boru Sitanggang, dimana beliau beralih profesi menjadi buruh pabrik pada tahun
2013. Hal ini terungkap dalam wawancara dengan beliau yaitu:
“Saya memiliki banyak anak dek, ini sudah termasuk keluarga besar
jadi saya pikir bahwa jika dengan bertani saja saya tidak akan sanggup
membiayai keluarga saya.Apalagi sekarang ini lagi musim paceklik dan hasil
pertanian tidak bagus.Maka saya beralih profesi menjadi buruh pabrik
supaya saya bisa membantu suami untuk

Dokumen yang terkait

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA : Studi Deskriptif terhadap Buruh Pabrik Perempuan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang.

0 1 46

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 19

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 1 2

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 9

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 14

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 4

Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

0 1 13

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 46

BAB I - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 22