Peralihan Profesi Petani Sawah Menjadi Buruh Pabrik (Studi Deskriptif Buruh Pabrik PT.Sumatera Specialty Coffees di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju ke arah kehidupan yang
lebih baik dengan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat dari
kehidupan sebelumnya.Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat yang menuntut adanya perubahan sosial budaya
sebagai penghasil dan pendukungnya.Pembangunan mengandung arti dalam dirinya
unsur perubahan besar, yaitu perubahan struktur ekonomi, perubahan struktur sosial,
perubahan fisik wilayah,perubahan pola konsumsi, perubahan sumber alam dan
lingkungan
hidup,
perubahan
teknologi,
perubahan
sistem
nilai
dan
kebudayaan.Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan
tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian,
sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian
penduduk setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan.
Keberadaan industri di suatu daerah dalam skala industri besar maupun skala
industri kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dampak dari keberadaan industri tersebut
dapat menimbulkan perubahan masyarakat baik kondisi sosial ekonomi maupun
kondisi budaya masyarakat sekitar kawasan industri tersebut. Dalam bidang sosial,
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan industrialisasi akan menyebabkan terjadi struktur sosial di mana
sebagian besar dari anggota masyarakat akan menggantungkan mata pencahariannya
pada sektor industri.
Industri saat tidak hanya berlaku di kota-kota besar saja, tetapi juga berlaku
untuk kota-kota kecil, seperti Tapanuli Utara.Kabupaten Tapanuli Utara adalah
sebuah kabupaten dengan mayoritas penduduknya petani.Tapanuli Utara memiliki
luas daratan sekitar 3.793,71 km2dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2. Terdiri
dari 15 kecamatan, 241 desa dan 4 kelurahan (Tapanuli Utara dalam Angka
2013:Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, hal.3).
Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli
Utara (2001-2011) yang terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, dan
Kawasan Prioritas. Kecamatan Siborongborong menjadi kawasan Industri Menengah
dan Besar juga sebagai kawasan prioritas dengan potensi sektor pertanian,
perkebunan dan perindustrian terutama pengembangan potensi agroindustri dan
kerajinan tangan.Kawasan industri di Kecamatan Sibrorongborong telah merambah
ke daerah-daerah pinggiran seperti Desa Bahal Batu dan Desa Pohan Tonga.Salah
satu industri yang berkembang di Kecamatan Siborongborong terletak di Desa Pohan
Tonga.Desa Pohan Tonga memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.350 jiwa, yang
terdiri dari 659 Kepala Keluarga.
Kecamatan Siborongborong merupakan salah satu yang di dalamnya terdapat
kawasan industri dengan biaya dan nilai produksi yang tinggi di Kabupaten Tapanuli
Utara.Hal ini menyebabkan Desa Pohan Tonga menjadi target industriperusahan
Universitas Sumatera Utara
dalam pembangunannya karena letaknya strategis pada jaringan interaksi kawasan
industri yang ada di Kecamatan Siborongborong.
Industri yang berdiri di desa ini adalah pabrik kopi
yaitu PT Sumatera
Specialty Coffees. PT Sumatera Specialty Coffees.adalah perusahaan penampung
hasil komoditi kopi sekaligus pabrik pengolahan biji kopi. Hadirnya perusahaan ini di
Desa Pohan Tonga secara tidak langsung telah menarik perhatian masyarakat di
sekitar industri, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru.Hal ini
mengakibatkan terjadinya peralihan profesi petani menjadi buruh pabrik.
Studi ILO (International Labour Organization) tahun 1960 dalam Karsidi
(2003) menemukan bahwa alasan orang-orang meninggalkan pekerjaan pertanian
karena dua masalah pokok sebagai faktor utama yaitu (1) tingkat pendapatan di sektor
pertanian yang sangat rendah dan (2) adanya kesempatan kerja di luar sektor
pertanian.Sedangkan Karsidi (2003), menjelaskan bahwa
upaya manusia untuk
beralih berasal dari dalam diri (internal) yang terdiri dari umur, pendidikan formal,
pendidikan non formal, pengalaman, kosmopolitan dan luas lahan sedangkan dari luar
diri (eksternal) terdiri dari lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan kebijakan
pemerintah
Peralihan profesi petani menjadi buruh telah mengakibatkan terjadinya proses
mobilitas sosial. Mobilitas sosial adalah bentuk perpindahan status dan peranan
seseorang atau kelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial
yang lebih tinggi, atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah
(vertikal) atau perpindahan kelas sosial dengan derajat yang searah atau
horizontal.Mobilitas sosial tidak selalu diartikan sebagai bentuk perpindahan dari
Universitas Sumatera Utara
tingkat yang rendah kesuatu tempat yang lebih tinggi karena mobilitas sosial
sesungguhnya dapat berlangsung dalam dua arah.Sebagian orang berhasil mencapai
status yang lebih tinggi, beberapa orang mengalami kegagalan, dan selebihnya tetap
tinggal pada status yang dimiliki oleh orang tua mereka.Setiap manusia memiliki
keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari yang pernah
dicapai sebelumnya.Mobilitas menjadi faktor penting dalam pembentukan dan
perubahan peradaban umat manusia.Individuatau kelompok mau tidak mau harus
mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.Maka masyarakat memilih beralih
profesi, yang dulunya petani menjadi buruh pabrik.
Kehadiran industri akan memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masyarakat di sekitar industri. Pengaruh tidak langsungnya adalah
peralihan profesi masyarkat.Jadi peneliti tertarik untuk mengkaji peralihan profesi
masyarakat dari petani sawah menjadi buruh pabrik akibat dari industrialisasi yang
masuk ke pedesaan serta mobilitas sosial yang dilakukan masyarakat dalam
meningkatkan status sosial ekonominya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah
penelitian ialah :
1. Mengapa masyarakat Desa Pohan Tonga beralih profesi dari petani sawah
menjadi buruh pabrik?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat setelah beralih profesi dari
petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa Pohan Tonga?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini berdasarkan latarbelakang diatas
adalah :
1. Untuk mengetahui peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik di
Desa PohanTonga.
2. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat setelah beralih profesi
dari petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa Pohan Tonga.
1.4. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat maupun sumbangsihnya bagi
peneliti khususnya maupun bagi masyarakat pada umumnya.
Adapun manfaat
penelitian sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya dan menambah
pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca khususnya pemahaman
Universitas Sumatera Utara
tentang peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa
Pohan Tonga.
2.
Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
berikutnya dan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya sosiologi
1.4.2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Peneliti
Dapat
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
serta
dapat
mengaplikasikan dan mensosialisasikan ilmu teori sosiologi yang
telah diperoleh selama perkuliahan
2.
Bagi Sosiologi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan tentang
peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik sehingga nantinya
dapat dijadikan rujukan untuk diadakannya penelitian lebih mendalam
3.
Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih
terkait pembuatan program kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah
yaitu kawasan perindustrian dan kawasan pemukiman di Tapanuli
Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan
mengenai peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang peralihan
profesi petani sawah menjadi buruh pabrik
1.5. Defenisi Konsep
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau
kata. Untuk memperoleh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan
dalam penelitian ini, maka penulisan membatasi konsep- konsep yang digunakan.
Pemberian batasan konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani
rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil
penelitian Sanapiah, (dalam
Ginting 2008 ). Adapun konsep-konsep yanng
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Peralihan Profesi
Peralihan profesi adalah suatu proses pergantian atau perpindahan pekerjaan
dari keadaan yang satu pada keadaan yang lain. Dalam hal ini peralihan profesi yang
dimaksud oleh peneliti adalah peralihan profesi petani sawah menjadi buruh
pabrik.Tujuan profesi ini dilatarbelakangi oleh adanya pembangunan industri di
pedesaan sehingga mendorong masyarakat secara langsung dan tidak langsung untuk
beralih profesi.
Universitas Sumatera Utara
2. Petani Sawah
Petani sawah adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian.Bentuk pertanian dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik
sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan, maupun sawah pasang surut. Definisi
petani menurut Anwas (dalam sulistiyono, 2015) mengemukakan bahwa petani
adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara
ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Pengertian
petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian.
Sementara itu, pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan
maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan
kerusakan alam.Petani yang dimaksud oleh peneliti dalam hal ini adalah petani di
Desa Pohan Tonga.
3. Masyarakat
Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara
mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Masyarakat bukanlah suatu penjumlahan individu semata melainkan suatu sistem
yang dibentuk dari hubungan antar mereka sehingga menampilkan realita tertentu
yang mempunyai ciri-cirinya tersendiri, (Santosa, 2011:263). Masyarakat yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Pohan Tonga baik yang
beralih profesi, maupun masyrakat yang terkena dampak dari pembangunan industri
pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Buruh,
Menurut Undang Undang Nomor 22 Tahun 1957 , yang dimaksud dengan
buruh ialah orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah;
pada
dasarnya buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama. Namun
dalam kultur Indonesia, “ buruh” berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina,
kasaran, yang hanya mengandalkan otot. Buruh yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah buruh pabrik yang bekerja pada PT.SSC di Desa Pohan Tonga.
5.
Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang diakui secara social dan
ekonomi dan menempatkan seseorang dalam struktur masyarakat, pemberian posisi
ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si
pembawa status.
6. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah bentuk perpindahan status dan peranan seseorang atau
kelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi,
atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (vertikal) atau
perpindahan kelas sosial dengan derajat yang searah atau horizontal.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju ke arah kehidupan yang
lebih baik dengan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat dari
kehidupan sebelumnya.Pembangunan dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat yang menuntut adanya perubahan sosial budaya
sebagai penghasil dan pendukungnya.Pembangunan mengandung arti dalam dirinya
unsur perubahan besar, yaitu perubahan struktur ekonomi, perubahan struktur sosial,
perubahan fisik wilayah,perubahan pola konsumsi, perubahan sumber alam dan
lingkungan
hidup,
perubahan
teknologi,
perubahan
sistem
nilai
dan
kebudayaan.Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan
tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian,
sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian
penduduk setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan.
Keberadaan industri di suatu daerah dalam skala industri besar maupun skala
industri kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan terhadap kondisi
sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Dampak dari keberadaan industri tersebut
dapat menimbulkan perubahan masyarakat baik kondisi sosial ekonomi maupun
kondisi budaya masyarakat sekitar kawasan industri tersebut. Dalam bidang sosial,
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan industrialisasi akan menyebabkan terjadi struktur sosial di mana
sebagian besar dari anggota masyarakat akan menggantungkan mata pencahariannya
pada sektor industri.
Industri saat tidak hanya berlaku di kota-kota besar saja, tetapi juga berlaku
untuk kota-kota kecil, seperti Tapanuli Utara.Kabupaten Tapanuli Utara adalah
sebuah kabupaten dengan mayoritas penduduknya petani.Tapanuli Utara memiliki
luas daratan sekitar 3.793,71 km2dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2. Terdiri
dari 15 kecamatan, 241 desa dan 4 kelurahan (Tapanuli Utara dalam Angka
2013:Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, hal.3).
Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli
Utara (2001-2011) yang terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya, dan
Kawasan Prioritas. Kecamatan Siborongborong menjadi kawasan Industri Menengah
dan Besar juga sebagai kawasan prioritas dengan potensi sektor pertanian,
perkebunan dan perindustrian terutama pengembangan potensi agroindustri dan
kerajinan tangan.Kawasan industri di Kecamatan Sibrorongborong telah merambah
ke daerah-daerah pinggiran seperti Desa Bahal Batu dan Desa Pohan Tonga.Salah
satu industri yang berkembang di Kecamatan Siborongborong terletak di Desa Pohan
Tonga.Desa Pohan Tonga memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.350 jiwa, yang
terdiri dari 659 Kepala Keluarga.
Kecamatan Siborongborong merupakan salah satu yang di dalamnya terdapat
kawasan industri dengan biaya dan nilai produksi yang tinggi di Kabupaten Tapanuli
Utara.Hal ini menyebabkan Desa Pohan Tonga menjadi target industriperusahan
Universitas Sumatera Utara
dalam pembangunannya karena letaknya strategis pada jaringan interaksi kawasan
industri yang ada di Kecamatan Siborongborong.
Industri yang berdiri di desa ini adalah pabrik kopi
yaitu PT Sumatera
Specialty Coffees. PT Sumatera Specialty Coffees.adalah perusahaan penampung
hasil komoditi kopi sekaligus pabrik pengolahan biji kopi. Hadirnya perusahaan ini di
Desa Pohan Tonga secara tidak langsung telah menarik perhatian masyarakat di
sekitar industri, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru.Hal ini
mengakibatkan terjadinya peralihan profesi petani menjadi buruh pabrik.
Studi ILO (International Labour Organization) tahun 1960 dalam Karsidi
(2003) menemukan bahwa alasan orang-orang meninggalkan pekerjaan pertanian
karena dua masalah pokok sebagai faktor utama yaitu (1) tingkat pendapatan di sektor
pertanian yang sangat rendah dan (2) adanya kesempatan kerja di luar sektor
pertanian.Sedangkan Karsidi (2003), menjelaskan bahwa
upaya manusia untuk
beralih berasal dari dalam diri (internal) yang terdiri dari umur, pendidikan formal,
pendidikan non formal, pengalaman, kosmopolitan dan luas lahan sedangkan dari luar
diri (eksternal) terdiri dari lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan kebijakan
pemerintah
Peralihan profesi petani menjadi buruh telah mengakibatkan terjadinya proses
mobilitas sosial. Mobilitas sosial adalah bentuk perpindahan status dan peranan
seseorang atau kelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial
yang lebih tinggi, atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah
(vertikal) atau perpindahan kelas sosial dengan derajat yang searah atau
horizontal.Mobilitas sosial tidak selalu diartikan sebagai bentuk perpindahan dari
Universitas Sumatera Utara
tingkat yang rendah kesuatu tempat yang lebih tinggi karena mobilitas sosial
sesungguhnya dapat berlangsung dalam dua arah.Sebagian orang berhasil mencapai
status yang lebih tinggi, beberapa orang mengalami kegagalan, dan selebihnya tetap
tinggal pada status yang dimiliki oleh orang tua mereka.Setiap manusia memiliki
keinginan untuk mencapai status dan penghasilan yang lebih tinggi dari yang pernah
dicapai sebelumnya.Mobilitas menjadi faktor penting dalam pembentukan dan
perubahan peradaban umat manusia.Individuatau kelompok mau tidak mau harus
mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.Maka masyarakat memilih beralih
profesi, yang dulunya petani menjadi buruh pabrik.
Kehadiran industri akan memberikan pengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap masyarakat di sekitar industri. Pengaruh tidak langsungnya adalah
peralihan profesi masyarkat.Jadi peneliti tertarik untuk mengkaji peralihan profesi
masyarakat dari petani sawah menjadi buruh pabrik akibat dari industrialisasi yang
masuk ke pedesaan serta mobilitas sosial yang dilakukan masyarakat dalam
meningkatkan status sosial ekonominya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah
penelitian ialah :
1. Mengapa masyarakat Desa Pohan Tonga beralih profesi dari petani sawah
menjadi buruh pabrik?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat setelah beralih profesi dari
petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa Pohan Tonga?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini berdasarkan latarbelakang diatas
adalah :
1. Untuk mengetahui peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik di
Desa PohanTonga.
2. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat setelah beralih profesi
dari petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa Pohan Tonga.
1.4. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat maupun sumbangsihnya bagi
peneliti khususnya maupun bagi masyarakat pada umumnya.
Adapun manfaat
penelitian sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya dan menambah
pengetahuan bagi mahasiswa dan pembaca khususnya pemahaman
Universitas Sumatera Utara
tentang peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik di Desa
Pohan Tonga.
2.
Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian
berikutnya dan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya sosiologi
1.4.2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagi Peneliti
Dapat
menambah
pengetahuan
dan
wawasan
serta
dapat
mengaplikasikan dan mensosialisasikan ilmu teori sosiologi yang
telah diperoleh selama perkuliahan
2.
Bagi Sosiologi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan tentang
peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik sehingga nantinya
dapat dijadikan rujukan untuk diadakannya penelitian lebih mendalam
3.
Bagi Pemerintah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih
terkait pembuatan program kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah
yaitu kawasan perindustrian dan kawasan pemukiman di Tapanuli
Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan
mengenai peralihan profesi petani sawah menjadi buruh pabrik bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang peralihan
profesi petani sawah menjadi buruh pabrik
1.5. Defenisi Konsep
Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau
kata. Untuk memperoleh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan
dalam penelitian ini, maka penulisan membatasi konsep- konsep yang digunakan.
Pemberian batasan konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani
rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil
penelitian Sanapiah, (dalam
Ginting 2008 ). Adapun konsep-konsep yanng
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Peralihan Profesi
Peralihan profesi adalah suatu proses pergantian atau perpindahan pekerjaan
dari keadaan yang satu pada keadaan yang lain. Dalam hal ini peralihan profesi yang
dimaksud oleh peneliti adalah peralihan profesi petani sawah menjadi buruh
pabrik.Tujuan profesi ini dilatarbelakangi oleh adanya pembangunan industri di
pedesaan sehingga mendorong masyarakat secara langsung dan tidak langsung untuk
beralih profesi.
Universitas Sumatera Utara
2. Petani Sawah
Petani sawah adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah
pertanian.Bentuk pertanian dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik
sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan, maupun sawah pasang surut. Definisi
petani menurut Anwas (dalam sulistiyono, 2015) mengemukakan bahwa petani
adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara
ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu. Pengertian
petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian.
Sementara itu, pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan
maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan
kerusakan alam.Petani yang dimaksud oleh peneliti dalam hal ini adalah petani di
Desa Pohan Tonga.
3. Masyarakat
Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara
mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.
Masyarakat bukanlah suatu penjumlahan individu semata melainkan suatu sistem
yang dibentuk dari hubungan antar mereka sehingga menampilkan realita tertentu
yang mempunyai ciri-cirinya tersendiri, (Santosa, 2011:263). Masyarakat yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Pohan Tonga baik yang
beralih profesi, maupun masyrakat yang terkena dampak dari pembangunan industri
pedesaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Buruh,
Menurut Undang Undang Nomor 22 Tahun 1957 , yang dimaksud dengan
buruh ialah orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah;
pada
dasarnya buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama. Namun
dalam kultur Indonesia, “ buruh” berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina,
kasaran, yang hanya mengandalkan otot. Buruh yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah buruh pabrik yang bekerja pada PT.SSC di Desa Pohan Tonga.
5.
Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang diakui secara social dan
ekonomi dan menempatkan seseorang dalam struktur masyarakat, pemberian posisi
ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si
pembawa status.
6. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah bentuk perpindahan status dan peranan seseorang atau
kelompok orang dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi,
atau dari kelas sosial yang tinggi ke kelas sosial yang lebih rendah (vertikal) atau
perpindahan kelas sosial dengan derajat yang searah atau horizontal.
Universitas Sumatera Utara