Kisah Kisah Dalam Al Quran Antara Fiks (1)

TUGAS ULUMUL QURAN
Qasas Al-Quran
(Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta)

M. ANUGRAH ARIFIN
NIM:154141009

DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH ULUMUL QURAN
DOSEN PENGAMPU

DR. FAKHRURRAZI, MA

Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri Mataram

2

DAFTARA ISI
BAB I Pendahuluan.....................................................................................3

A. Latar belakang .........................................................................................3
B. Rumusan masalah....................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................4
BAB II Pembahasan...................................................................................5
A.
B.
C.
D.
E.

Definisi .............................................................................................5
Macam-macam kisah dalam Al-Quran.............................................7
Hikmah kisah-kisah dalam Al-quran...............................................13
Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran........................16
Kisah-kisah dalam Al-Quran antara khayalan dan kenyataan.........18

BAB III Penutup.......................................................................................21
Kesimpulan.................................................................................................21
Daftar Pustaka............................................................................................23


Qasas Al-Quran
(Kisah-Kisah dalam Al-Quran Antara Fiksi dan Fakta)

3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Allah swt

menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup umat

manusia yang memuat berbagai ajaran – ajaran untuk kemaslahatan, baik
berupa tuntunan ubudiyah maupun tuntunan akhlak, serta pelajaran-pelajaran
kehidupan sosial masyarakat. Sebagai sebuah mujizat, Al-Quran juga memuat
sejarah umat-umat terdahulu yang menguatkan posisi Muhammad SAW
sebagai Seorang nabi penyempurna ajaran terdahulu, dalam artian ketika nabi
SAW di nobatkan sebagai nabi akhir zaman dan menyempurnakan ajaran
terdahulu, tentu beliau harus mengetahui dan memahami seluk beluk para nabi
terdahulu dan ajaran-ajaran serta kisah dakwah mereka. Inilah yang kemudian
menjadi salah satu sebab Allah SWT menurunkan pelajaran Bagi Nabi

Muhammad SAW dan pengikutnya tentang kisah-kiah para nabi dan umatumat terdahulu.
Kata kisah dalam Al-Quran dengan berbagai mustaqqat (derivasi)-nya
dipergunakan sebanyak 26 kali1. Penggunaan kata yang berulang kali ini
memberikan suatu isyarat akan urgensinya masalah tersebut bagi umat
manusia. Bahkan, salah satu surat (surat ke-28) dalam Al- Qur’an dinamakan
Surat al-Qashash, yang berarti kisah-kisah. Begitu pula terdapat beberapa
surat lain yang isinya lebih banyak memuat cerita, seperti surat Yusuf yang
berisi cerita kehidupan Nabi Yusuf AS, surat al-Kahfi yang mengisahkan
caritas ashhābul kahfi (para pemuda shalih yang tidur di gua selama 309
tahun) dan surat al-Anbiyā’ yang memuat kisahkisah para nabi.
Menurut keyakinan umat islam banyaknya kisah dalam Al-Qur’an ini
jelaslah bukan berarti al-Qur’an hanya sekedar dongeng yang bersifat fantastis
atau pelipur lara sebagaimana Allah SWT tegaskan :
      ... 

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali
Imran:62)

1 Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li-Alfadz al-Qur’an al-Karim, Dar Al-Hadits,
Kairo,2001, 654-655


4
Namun kisah-kisah dalam Al-Quran ini juga dijadikan senjata oleh
musuh-musuh islam untuk melukai Al-Quran dengan tuduhan Kisah-Kisah itu
hanyalah dongeng atau tidak seluruhnya benar. Oleh Karena itu, dalam tulisan
singkat ini, penulis akan menguraikan masalah “ Kisah-Kisah Dalam AlQur’an Antara Fiksi Dan Fakta”
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Qasas Al-Quran..?
2. Bagaimana Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran..?
3. Apa saja Faktor-Faktor yang mendukung kenyataan Kisah-Kisah dalam
Al-Quran .?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Qasas Al-Quran..?
2. Untuk mengetahui Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran..?
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mendukung kenyataan KisahKisah dalam Al-Quran .?

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Qasas Al-Quran
a. Etimologi
Dalam bahasa Arab istilah Al-Qashash terbentuk dari huruf tiga

huruf; ‫ص‬-‫ص‬-‫ ق‬. para ulama memberikan dua makna dasar dari kata
tersebut; pendapat pertama menekankan makna Al-Qashash pada aspek

5
perbutan menceritakan atau mengabarkan,2 Penggunaan makna pertama ini
dapat dijumpai dalam Al-Quran surat Yusuf Ayat 3, Allah swt berfirman:





   
   … 

“ Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, …”.
Pendapat

kedua


mengatakan

bahwa

makna

Al-Qashas

berarti

mengikuti/menapak tilas al-Atsar (jejak perjalanan), atau menyelidiki
berita. 3 Allah swt berfirman:
       
   
“Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang
perempuan: "Ikutilah dia" Maka kelihatanlah olehnya Musa
dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”
Dari kedua makna diatas, dapat dipahami bahwa perbuatan
berkisah tidak hanya cukup dengan menceritakan atau
mengabarkan suatu berita, melainkan diikuti pula oleh

penelusuran

jejak

dan

penyelidikan

akan

kebenaran

kisah/cerita yang disampaikan sehingga istilaha kisah
hanya digunakan untuk perbuatan memberikan kisah yang
benar hal ini berbeda penggunaan istilah Al-Asaathiir yang
dalam bahasa arab berarti Dongeng/hikayat/cerita yang
tidak ada asalusulnya ataupun An-Naba’ yang berarti berita
4

. menurut hemat penulis kedua istilah ini memiliki


perbedaan dengan istilah Al-Qasas/Al-Qissah

setidaknya

dalam dua hal yaitu ;

2 Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif.
1997.1126
3 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs. Mudzakkir
AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013. 435 lihat juga Muhammad Ahmad khalaf Allah. Al-Fannu
Al-Qhashashiyyu Fi Al-Quran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.150-151
4 Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka Progressif. 1997.
631 , 1375

6
1. Istilah kisah hanya digunakan untuk menuturkan
kisah yang benar sedangkan dongeng (Al-Asaathiir)
memuat konotasi negative tentang kepalsuan cerita
yang disampaikan

2. Kisah lebih khusus dari pada berita (An-Naba’).
Sehingga semua kisah adalah berita namun belum
tentu berita termasuk dalam kategori kisah, misalnya
cerita tentang kedahsyatan Hari kiamat, surga dan
neraka adalah gambaran umum yang masuk dalam
kategori

berita

(an-naba’)

sedangkan

kejadian-

kejadian yang ada didalamnya seperti perdebatan
antara syaithon dan ahli neraka dalam Surah Ibrahim
ayat 22 dapat disebut dengan kisah

b. Terminologi

Secara istilah ada beberapa definisi yang dapat penulis kutip
diantaranya :
1. Muhammad Bakar Ismail mendefinisikan yang dimaksud dengan
Qisah Al-Quran adalah cerita atau kisah dalam Al-Qur’an yang
menceritakan hal-ihwal umat umat terdahulu dan Nabi-Nabi mereka
dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan akan terjadi5
2. Manna’ Khalil Al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fii Ulumil Quran
mendefinisikan Qasas Al-Quran adalah pemberitaan Al-Quran tentang
hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan
pristiwa-pristiwa yang telah terjadi.6
3. Kisah didefinisikan sebagai ilmu menceritakan peristiwa-peristiwa dan
perbuatan dengan metode bahasa tertentu yang berujung pada
pencapaian target tertentu. Dengan demikian Qasas Al-Quran adalah
kisah-kisah dalam Al-Quran yang disampaikan dengan uslub bahasa
yang indah, ringan, dan memikat pendengarnya.7

5 Lihat Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo, 1998. 7. lihat pula Supiana
dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung, 2002. 244.
6 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal.
305

7 Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. 320

7
Dari ketiga definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Qasas Al-Quran
adalah kisah-kisah dalam Al-quran yang memuat penjabaran tentang hal
ihwal umat terdahulu beserta para nabi mereka dan pristiwa-pristiwa yang
telah terjadi, tertulis dengan uslub dan gaya bahasa yang indah dengan
tujuan untuk memikat perhatian pendengar sekaligus memudahkan proses
penalaraan nila-nilai yang terkandung didalamnya.
B. Macam-macam kisah dalam Al-Quran
Secara garis besar, Kisah-Kisah dalam Al-Quran meliputi;
pertama: Kisah para nabi dan segala yang berhubungan dengan nya seperti
mukjizat, perjalanan dakwah, sikap dan akibat bagi orang-orang yang
mendukung atau memusuhinya. Kedua kisah tentang peristiwa-peristiwa
umat terdahulu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya.
Ketiga: Kisah – kisah yang berhubungan dengan pristiwa-pristiwa yang
terjadi di masa Rasulullah SAW. 8
1. Kisah para nabi dan segala yang berhubungan dengan nya
Allah SWT banyak menjelaskan tentang kisah-kisah para nabi
dan rasul didalam Al-Quran. Didalam kisah-kisah tersebut juga
terjabarkan perihal mukjizat para nabi dan rasul, perjalanan dan
perkembangan dakwahnya, sikap para pendukung dan penentangnya
serta ganjaran dan akibat yang diterima oleh mereka.
Jika kita telaah sejumlah 25 orang rasul Allah yang wajib
diketahui mulai Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad SAW semua
dituturkan dalam Al-Qur’an. Misalnya : Nabi Adam as dikisahkan
dalam surat al-Baqarah : 31-37, Surat Ali Imran : 33 dan 59, surat alMaidah : 27, surat al-A’raf : 11, 19, 26, 27, 31, 35 dan 172, surat alIsra’ : 61-70, surat al-Kahfi : 50, surat Maryam : 58 dan surat Thaha :
115-121. Kisah Nabi Idris As terdapat dalam surat Maryam : 56 dan
surat al-Anbiya’ : 85. Kisah Nabi Nuh terdapat dalam surat al-Nisa’ :
163, al-A’raf 59-69, al-Taubah : 70, Yunus : 71, Ibrahim : 9, al-Anbiya’
: 76 dan seterusnya9. Secara terperinci Al-Quran pun menyebutkan
nama-nama dua puluh lima nabi dan rasul tersebut; 18 orang di
sebutkan dalam surat Al-An’am ayat 83-86 dan 7 orang lagi dalam
beberapa ayat terpisah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

8 Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fii ‘Ulum al-Qur’an, Muassasah al-Risalah, Beirut, 1994, hal.
35
9 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah,
Beirut,2000.676-677

8

‫ت هل رفف ف‬
‫م ع فل فففىَ قفففور ه‬
‫مهه ن فررففففعع‬
‫ح ج‬
‫ك ع‬
‫جت عن فففاَ آت فيِ رفناَهفففاَ إ هب رفراَه هيِفف ف‬
‫ن فرب ج ف‬
‫ن نف ف‬
َ‫م * وفوفهفب رن فففا‬
‫جاَ ت‬
‫ك ف‬
‫شاَعء إ ه ج‬
‫د ففر ف‬
‫م ع فل هيِفف م‬
‫حك هيِفف م‬
‫ت ف‬
‫م ر‬
‫ن‬
‫حاَقف وفي فعر ع‬
‫حففاَ هفففد في رفناَ ه‬
‫ب ك علل هفففد في رفناَ وفعنو ح‬
‫قففو ف‬
‫س ف‬
‫ه إه ر‬
‫لف ع‬
‫مفف ر‬
‫ف‬
‫قفب ر ع‬
‫ف‬
‫سفف ف‬
‫ل وف ه‬
‫ن وفأييو ف‬
‫ماَ ف‬
‫ب وفعيو ع‬
‫ن ذ عرري جت ههه فداَعوود ف وف ع‬
‫سل فيِ ر ف‬
‫م ر‬
‫ن وفك فففذ فل ه ف‬
*‫ن‬
‫ح ه‬
‫م ر‬
‫ك نف ر‬
‫سففىَ وفهفففاَعرو ف‬
‫مو ف‬
‫زيِ اَل ر ع‬
‫وف ع‬
‫سففهنيِ ف‬
‫جفف ه‬
‫س ك عففف ل‬
‫ن‬
‫حيِ ففففىَ وف ه‬
‫ل ه‬
‫وففزك فرهي جفففاَ وفي ف ر‬
‫عيِ ف‬
‫سفففىَ وفإ هل ريِ ففففاَ ف‬
‫مففف ف‬
‫عيِ ف‬
َ‫س وفعلوط حففا‬
‫ماَ ه‬
‫صاَل ه ه‬
‫ل فواَل ريِ ف ف‬
‫ن * وفإ ه ر‬
‫س ف‬
‫سففعف وفي عففون ع ف‬
‫اَل ج‬
‫حيِ ف‬
‫ن‬
‫ضل رفناَ ع ففلىَ اَل رفعاَل ف ه‬
‫وفك علل فف ج‬
‫ميِ ف‬
“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha
mengetahui.

Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya.
kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan
kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada
sebahagian dari keturunannya (Nuh) Yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.
Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. semuanya Termasuk orang-orang
yang shaleh.
Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. masing-masing Kami lebihkan
derajatnya di atas umat (di masanya),”(QS.Al An’am: 83-86)

...َ‫هوحدا‬
‫عاَد ت أ ف ف‬
‫وفإ هفلىَ ف‬
‫م ع‬
‫خاَهع ر‬

“ Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka,
Hud. ia berkata. . . (QS.Al-A’raf : 65)"

...َ‫حا‬
‫مود ف أ ف ف‬
‫صاَل ه ح‬
‫خاَهع ر‬
‫وفإ هفلىَ ث ف ع‬
‫م ف‬

“Dan (kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka
shaleh…" (QS.Al- A’raf: 73)"

‫م ع‬
...َ‫شعفيِ رحبا‬
‫ن أف ف‬
‫خاَهع ر‬
‫وفإ هفلىَ ف‬
‫مد ري ف ف‬

“Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk
Mad-yan saudara mereka, Syu'aib…" (QS.Al-A’raf :
85)"

‫م فوآ ف‬
‫حففاَ فوآ ف‬
‫ن‬
‫صففط ف ف‬
‫ل ه‬
‫مفففراَ ف‬
‫م وفعنو ح‬
‫إه ج‬
‫فىَ آد ف ف‬
‫ع ر‬
‫ل إ هب رفراَه هيِفف ف‬
‫ن اَلل جفف ف‬
‫ه اَ ر‬
‫ن‬
‫ع ففلىَ اَل رفعاَل ف ه‬
‫ميِ ف‬
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masingmasing),” (QS.Ali Imran: 33)

‫ل كع ل‬
‫عيِ ف‬
‫ن‬
‫س وففذاَ اَل رك ه ر‬
‫ماَ ه‬
‫ل ه‬
‫وفإ ه ر‬
‫س ف‬
‫ن اَل ج‬
‫ل وفإ هد رهري ف‬
‫ري ف‬
‫م ف‬
‫ف ه‬
‫صاَب ه ه‬

9
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. semua mereka
Termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.Al-Anbiya: 85)

‫س ع‬
...‫ل‬
‫من ر ف‬
‫سول م ف‬
‫قد ر ف‬
‫خل فت ر ه‬
‫م ف‬
‫قب رل هههاَلير ع‬
‫مد مإ هجلفر ع‬
‫ح ج‬
‫ماَ ع‬
‫وف ف‬

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,
sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang
rasul...” (QS.Ali ‘Imran: 144)

Namun demikian tidak semua nabi dan rasul diceritakan
didalam Al-Quran. Allah swt berfirman :
     
      

  

Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul
yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu...(QS. AnNisa:164)
Penulis

memandang

perbuatan

Allah

SWT

dalam

mencantumkan kisah sebagian nabi dan rasul dan tidak mencantumkan
sebagian yang lain adalah salah satu keilmiahan Al-Quran dimana
sebuah kisah yang baik selalu memuat beberapa hal berikut
1. Tersusun secara terangkai dan bersifat simple, membuang
perincian-perincian yang tidak diperlukan.
2. Kisah mempunyai target sasaran utama yang bisa diraba secara
tidak langsung dari konteks pemaparan
3. Menggunakan ungkapan yang jelas dan mudah, karena pembaca
lebih focus kepada alur kisah.
4. Keragaman ungkapan antara lembut dank eras sesuai dengan
kondisi dan kepribadian.
5. Memasukkan unsur cinta kedalam kisah karena kekuatannya
sebagai factor penunjang . cinta merupakan perasaan humanis yang
universal.10

10 Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh Al-Arabiyah,. 320

10
Al-Quran telah memuat seluruh persyaratan kisah yang baik
ini, bahkan memuat kesempurnaan lebih baik dari seluruh kisah terbaik
yang ada di dunia. Penulis melihat kenyataan bahwa tidak
disebutkannya seluruh kisah nabi dan rasul dalam Al-Quran merupakan
salah satu efisiensi dan efektifitas Al-Quran sebagai kitab universal
yang memuat kisah-kisah nabi dan rasul dengan kandungan nilai-nilai
keagamaan, keteladanan, dan sosial kemanusiaan yang tinggi. Al-quran
akan terkesan tidak efektif dan efisien serta tidak memiliki tujuan dan
target pembelajaran yang jelas jika seluruh kisah nabi dan rasul
dihimpun didalamnya.
2. Kisah Tentang Peristiwa-Peristiwa Umat Terdahulu Dan OrangOrang Yang Tidak Dipastikan Kenabiannya.
Dalam Al-Qur’an juga banyak disebutkan kisah-kisah umat
terdahulu dari kalangan yang bukan Nabi, baik itu cerita tentang tokoh
yang perlu diteladani maupun cerita tentang golongan yang tidak perlu
diteladani oleh kaum mukminin. Di antara contoh kisah-kisah teladan
seperti : kisah wanita shalihah Maryam, ibunda Nabi Isa AS yang
terdapat dalam surat Ali Imran : 36-45, al-Nisa’ : 156, 171, surat alMaidah : 17, 110, surat Maryam : 16, 27, surat al-Mukminun : 50 dan
surat al- Tahrim : 12. Kemudian kisah Ali Imran yang terdapat dalam
surat Ali Imran : 33-35 dan kisah Ashhabul Kahfi yang diceritakan
dalam surat al-Kahfi.
Sedangkan di antara kisah-kisah yang tidak perlu dijadikan
teladan seperti : kisah Fir’aun yang lalim dan keji yang terdapat dalam
surat al-Baqarah : 49-50, surat Ali Imran : 11, surat al-A’raf : 103-141,
surat al-Anfal : 52-54 dan ayat-ayat lain). Kisah Qarun yang sombong
dan kufur setelah kaya raya yang terdapat dalam surat al-Qashash : 7679, surat al-Ankabut : 39 dan surat Ghafir : 24. Begitu pula dengan
kisah Iblis yang terdapat dalam surat al-Baqarah : 34, surat al-A’raf :
11, surat al-Hijr : 31-32, surat al-Isra’ : 61 dan ayat-ayat lain.11
Penuturan kisah-kisah teladan dari kalangan selain para Nabi
dan Rasul Allah ini dapat dijadikan suatu pelajaran, bahwa meskipun
11 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah, Syirkah Mathbu’ah,
Beirut,2000. 172

11
tidak sebagai seorang Nabi dan Rasul atau kesempatan menjadi
seorang Nabi/Rasul itu terbatas, namun manusia tetap bisa berpeluang
menjadi orang baik yang bisa menjadi pilihan dan teladan yang lain.
Sementara kisah-kisah yang tidak layak dijadikan teladan juga
bermanfaat bagi upaya penjagaan diri agar tidak terjerumus pada
perbuatan yang sama. Dari kedua model kisah yang baik dan buruk
tersebut bisa dijadikan bahan perbandingan untuk membentuk karakter
manusia yang beriman dan menjauhkan diri dari karakter manusia
yang ingkar.
3. Kisah – Kisah Yang Berhubungan Dengan Pristiwa-Pristiwa Yang
Terjadi Di Masa Rasulullah Saw
Dalam Al-Qur’an dikisahkan pula tentang peristiwa yang
terjadi pada masa Rasulullah Saw bahkan ada satu surah yang diberi
nama dengan nama beliau. Diantara pristiwa yang terjadi dizaman
Rasul saw dan dikisahkan kembali oleh Al-Quran adalah : kisah perang
Badar yang merupakan titik kemenangan umat Islam atas orang-orang
musyrik. Dalam peperangan ini Allah menampakkan atas pertolongan
orang-orang mukmin karena keimanan dan ketulusan mereka dalam
berjuang meskipun melawan orang-orang musyrik yang jumlahnya
jauh lebih banyak. Allah SWT berfirman:





   
      


 


      
       
    

        
   
       





     
     
      
   

    
   
 

12
(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang
dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah
itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu Mengadakan persetujuan
(untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat
dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah
mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan
yang mesti dilaksanakan, Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya
dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu
hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui,
(yaitu) ketika Allah Menampakkan mereka kepadamu di dalam
mimpimu (berjumlah) sedikit. dan Sekiranya Allah memperlihatkan
mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi
gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan
itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala isi hati.
Dan ketika Allah Menampakkan mereka kepada kamu
sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit
pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah
sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak
melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. dan hanyalah
kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi
pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama)
Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfal: 4245)
Peristiwa lain yang memiliki nilai strategis dalam sejarah umat
Islam adalah peristiwa Isra’ Mi’raj yang menjadi salah satu mu’jizat
Rasulullah SAW.12. kisah-kisah tersebut bisa dipergunakan untuk
memantapkan keyakinan dan keimanan umat islam agar benar-benar
mencontoh kebaikan yang dilakukan para sahabat yang telah berjuang
dengan semangat yang membaja dalam pertempuran walaupun dalam
12 Contoh ayat yang mengisahkan hal ini dapat dibaca pada surat al-Isra’

13
keadaan dan kondisi yang serba kekurangan serta jumlah pasukan yang
sedikit.

Umat Islam juga dapat mengambil motivasi untuk selalu

berjuang dan berkorban di jalan Allah swt. Jika pada zaman Rasulullah
perjuangan dengan pertempuraan di medan perang, saat ini bisa
diwujudkan dengan berbagai sarana, seperti memerangi kebodohan,
memerangi kemiskinan dan keterbelakangan serta memerangi ketidak
adilan dan ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Melalui kisahkisah yang diceritakan Al-Quran ini umat islam juga dapat mengenal
dan merenungi sosok Rasulullah saw dan para sahabat beliau sehingga
akan menambah keimanan dan kecintaan kita pada Islam dan Nabi
Muhammad SAW.
C. Hikmah kisah-kisah dalam Al-quran
Menurut penulis, secara umum kisah – kisah dalam Al-Quran
mengandung hikmah yang sama dengan hikmah dan tujuan diturunkannya
Al-Quran yaitu sebagai pembenar dan penyempuran ajaran nabi terdahulu,
petunjuk, pembelajaran dan pedoman hidup bagi umat manusia,
sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam Al-Quran surat Al
Maaidah ayat 48 :




     
...   

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain
itu.”
Al- Quran Surat AN-Nahl ayat 89.
      ...
     

“... dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri.”

14
Para ahli menuliskan beberapa hikmah diturunkannya kisah-kisah
dalam Al- Quran yang secara garis besar penulis bagi dalam dua
kelompok; pertama; hikmah untuk Rasulullah saw, para sahabat dan orangorang yang semasa dengan beliau saw, kedua hikmah kisah-kisah dalam
Al-Quran untuk seluruh umat manusia. 13
a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Rasulullah saw, para
sahabat dan orang-orang yang semasa dengan beliau saw
1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para sahabat beliau atas
agama Allah.






     
    
  

“Dan

semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu,

ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”
(QS. Huud:120)
Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau dapat mengambil
pelajaran dalam kisah nabi-nabi terdahulu untuk menyikapi orangorang yang menentang dakwah islamiyah. Karena sesungguhnya
dalam kisah-kisah tersebut Rasulullah SAW mendengar perbuatan
orang-orang kafir pada para nabi mereka, dan ganjaran yang Allah
berikan pada mereka serta pertolongan Allah atas orang-orang yang
tetap teguh dalam keimanan
2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam dakwahnya
dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang
terdahulu disepanjang kurun dan generasi
3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan

hujjah

yang

membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan,
dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum
kitab itu diubah dan diganti.






     
13 Pembagian ini penulis buat berdasarkan beberapa sumber diantaranya
terjemahan Mabahits fi ulumil Quran karya Manna’ Khalil Al-Qattan (hal.437), AlFannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim karya Muhammad Ahmad Khalaf Allah
(hal.226), dan sumber lainnya.

15
      
   
   

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan
makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya
sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu
mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun
Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah Dia jika kamu
orang-orang yang benar".
4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman Rasululullah saw dan
para sahabat beliau, kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi sebagai
saksi sejarah yang membeberkan tentang hal-hal/azab yang terjadi
kepada umat terdahulu yang telah menentang nabi-nabi mereka dan
pertolongan Allah terhadap para nabi dan umatnya yang beriman,
sehingga ketika mereka mendengar ayat-ayat tentang kisah-kisah
tersebut, akan timbul rasa takut yang kemudian akan menjadi sebab
ketundukan dan masuknya iman kedalam hati mereka.14

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh umat manusia.
1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan
pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para nabi. Allah

swt

berfirman:
       

       

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu
sekalian akan aku". (QS.Al-Anbiya’;25)
2. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan
terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

14 Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim”
Beirut: Al-Qahirah.1999.226

16
3. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik
perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang
terkandung di dalamnya ke dalam jiwa.












     
      










  

“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf:111)15
4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para nabi dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran untuk membentuk karakter-karakter
mulia dan menghindar dari karakter-karakter tercela sedini
mungkin .
5. Menjadi tolak ukur penelitian dan pembuktian sejarah-sejarah nabinabi dan umat-umat terdahulu .
D. Hikmah pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran
Di dalam Al-Quran banyak sekali dijumpai pengulanganpengulangan kisah. Kisah-kisah tersebut terkadang ada yang didahulukan
disatu tempat, diakhirkan ditempat lain. Adapula yang diceritakan secara
ringkas ada pula yang diceritakan panjang lebar. Bahkan ada beberapa
bagian dalam satu kisah yang disebutkan dalam satu surat dan sebagian
yang lain disebutkan dalam surat yang berbeda. Seperti kisah tentang nabi
musa yang disebutkan dalam beberapa surat diantaranya Surat, AlBaqarah, Al-Kahfi, Taha, dan lain sebagainya.
Pengulangan-pengulangan kisah tersebut memiliki beberapa
hikmah diantaranya:
15 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs.
Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.437

17
1. Menjelaskan kebalagahan Al-Quran dalam tingkat paling tinggi.
Sebab diantara

keistimewaan balagah adalah mengungkapkan

sebuah makna dalam berbagai macam bentuk yang berbeda. Dan
kisah yang berulang itu diungkapkan disetiap tempat dengan uslub
yang berbeda serta dituangkan dengan pola yang berbeda pula
sehingga tidak membuat pendengar/pembacanya merasa bosan,
bahkan dapat menambahkan makna-makna baru yang tidak
didapatkan disaat membacanya di tempat yang lain.
2. Menunjukan
kehebatan
kemukjizatan Al-Quran.

Sebab

mengemukakan suatu makna dalam berbagai bentuk susunan
kalimat yang berbeda dimana salah satu bentuk susunan pun tidak
dapat ditiru dan ditandingi oleh sastrawan Arab, merupakan
tantangan dahsyat dan bukti bahwa Qura;an itu datang dari Allah
SWT.
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesanpesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.
4. Perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan. Maka
sebagian dari makna-maknanya diterangkan di suatu tempat karena
hanya itulah yang diperlukan sedangkan makna-makna yang lain
diungkapkan dalam tempat yang lain pula sesuai dengan tuntutan
keadaan.16

E. Kisah-kisah dalam Al-Quran, antara Fiksi dan Fakta.
Agama – agama didunia banyak memuat kisah-kisah yang menjadi
salah satu ajaran dan nilai tersendiri bagi para pemeluknya. Agama hindu
dengan cerita mahabratanya, budha dengan kisah dewa dan dewi penghuni
nirwana, Kristen dengan kisah para rasul dan paulus dalam kitab mereka,
yahudi dengan kisah ‘uzair, bahkan dongeng dewa-dewa yunani yang
sampai sekarang masih berkembang dalam bentuk perfiliman. Kenyataan
ini menimbulkan sebuah pertanyaan apakah kisah-kisah yang di muat Al16 Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan Drs.
Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.438

18
Quran sekedar khayalan sebagaimana dongeng dan cerita dalam mitologi
agama-agama didunia atau sebuah kenyataan yang wajib diimani oleh
setiap muslim..? Pertanyaan semacam ini, melahirkan beberapa pemikiran
yang karena beberapa hal penulis kutip contoh kecil saja hanya untuk
mewakili pendapat dari kalangan Islam sendiri dan kalangan orientalis :
1. Kalangan Islam :Dr. Muhammad Khalafullah ; “kisah-kisah dalam AlQuran merupakan karya seni yang tunduk kepada daya cipta dan
kreatifitas yang dipatuhi oleh seni tanpa harus memegangi kebenaran
sejarah. Dan kenyataannya Muhammad adalah seorang seniman dalam
pengertian.”17
2. Kalangan Orientalis: Teori yang paling masyhur digunakan adalah teori
pengaruh dan peminjaman (influence and borrowing theory). Melalui teori ini
mereka menyimpulkan bahwa Al-Qur’an “dipengaruhi” dan “meminjam”
dari kitab-kitab sebelumnya, seperti: ajaran Yahudi dan PL’nya, Kristen dan
tradisinya, bahkan kandungan Gospel Palsu (Apocryphal Gospels). Teori di
atas, misalnya, digemakan oleh Abraham Geiger, H. Hirschfeld, J. Horovitz,
C. C. Torrey, Abraham I. Katsch, John Wansbrough. Bahwa Al-Qur’an
dipengaruhi oleh agama Kristen, diwakili oleh: Karl Friedrick Gerock,
Manneval, Tor Andrae, J. Henninger, dan Richard Bell. Sedangkan teori yang
menyatakan bahwa Al-Qur’an dipengaruhi oleh tradisi dan agama YahudiKristen, dikemukakan oleh: W. Rudolph, D. Masson, William Montgomery
Watt, Philip K. Hitti, dan Bambang Noorsena18 dalam teori ini, Kisah-kisah
dalam Al-Quran dianggap sebagai tiruan dari kitab-kitab dan tradisi agama
kristen, yahudi, bahkan juga berisi mitos-mitos yang tidak benar.

Untuk menjawab berbagai pernyataan yang memojokkan Al-Quran
sebagaimana diatas, diperlukan penjelasan dan pengkajian yang panjang,
sehingga dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba mengungkapkan
beberapa argumen/dalil baik naqli maupun aqli yang secara otomatis bisa
menyangkal pandangan-pandangan tersebut. Diantaranya:
a. Dalil Naqli :
1. Allah SWT menegaskan kebenaran kisah-kisah dalam Al-Quran
dalam firmanNya :
17 Ibid, 2013.439
18 http://pemikiran.blogspot.com/2012/11/al-quran-dan-orientalis_11.html

19
      ... 

“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, ...”(QS. Ali
Imran:62)
2. Dalam Surat Yusuf ayat 3 Allah SWT menegaskan bahwa Nabi
SAW tidak mengetahui kisah-kisah umat terdahulu sehingga tidak
mungkin mengarang kisah-kisah tersebut
    




     
 

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu
sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang
yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3)

3. Dalam Surat Al-Hijr ayat 9 Allah SWT menjamin keaslian seluruh
isi Al-Quran dan tetap akan memelihara Al-Quran sepanjang masa.
    
  

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”
b. Dalil Aqli :
1. Kenyataan beberapa kisah dalam Al-Quran terbukti dengan adanya
penemuan ilmiah seperti penemuan jasad firaun yang masih utuh
sebagaimana di gambarkan dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 96.
Atau penemuan tentang bahtera Nuh as, dan lain sebagainya.
2. Kenyataan bahwa Rasulullah saw adalah Ummiy dalam artian tidak
mampu membaca dan menulis serta tidak pernah mempelajari isi
kitab-kitab terdahulu menutup keungkinan bahwa beliau SAW
meniru kisah para rasul sebagaimana yang terdapat dalam kitabkitab dan tradisi ahli kitab.
3. Fakta sejarah tentang penulisan Al-Quran yang begitu ketat dan
langsung dalam pengawasan Nabi SAW, begitu juga pengumpulan
dan pengkodifikasian Al-Quran

di lakukan oleh panitia yang

seluruhnya hafal Al-Quran dan terpercaya berdasarkan pada

20
kriteria-kriteria yang sangat

ketat untuk menjaga keoutentikan

seluruh isi Al-Quran.

BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1. Qasas Al-Quran adalah kisah-kisah dalam Al-quran yang memuat
penjabaran tentang hal ihwal umat terdahulu beserta para nabi mereka dan
pristiwa-pristiwa yang telah terjadi, tertulis dengan uslub dan gaya bahasa
yang indah dengan tujuan untuk memikat perhatian pendengar sekaligus
memudahkan proses penalaraan nila-nilai yang terkandung didalamnya
2. Hikmah Kisah-Kisah dalam Al-Quran secara umum mengandung hikmah
yang sama dengan hikmah dan tujuan diturunkannya Al-Quran yaitu
sebagai pembenar dan penyempuran ajaran nabi terdahulu, petunjuk,

21
pembelajaran dan pedoman hidup bagi umat manusia. Adapun secara
terperinci hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :
a. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Rasulullah saw, para
sahabat dan orang-orang yang semasa dengan beliau saw
1. Meneguhkan hati Rasulullah saw dan para sahabat beliau atas
agama Allah
2. Menampakkan kebenaran Muhammad saw dalam dakwahnya
dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang
terdahulu disepanjang kurun dan generasi
3. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan
membeberkan

keterangan

dan

petunjuk

hujjah yang
yang

mereka

sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka
sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti.
4. Bagi orang-orang kafir yang hidup dizaman Rasululullah saw
dan para sahabat beliau, kisah-kisah dalam Al-Quran berfungsi
sebagai saksi sejarah yang membeberkan tentang hal-hal/azab
yang terjadi kepada umat terdahulu yang telah menentang nabinabi mereka dan pertolongan Allah terhadap para nabi dan
umatnya yang beriman, sehingga ketika mereka mendengar
ayat-ayat tentang kisah-kisah tersebut, akan timbul rasa takut
yang kemudian akan menjadi sebab ketundukan dan masuknya
iman kedalam hati mereka.19

b. Hikmah kisah-kisah dalam Al-Quran untuk seluruh umat manusia.
1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan
pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para nabi.
2. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan
terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.
3.

Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik
perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang
terkandung di dalamnya ke dalam

4. Dalam dunia pendidikan, kisah-kisah para nabi dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran untuk membentuk karakter19 Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fi Al-Quran Al-Karim”
Beirut: Al-Qahirah.1999.226

22
karakter mulia dan menghindar dari karakter-karakter tercela
sedini mungkin .
5. Menjadi tolak ukur penelitian dan pembuktian sejarah-sejarah
nabi-nabi dan umat-umat terdahulu .
3. Setelah meninjau dalil naqli maupun aqli, penulis menyimpulkan
bahwa kisah-kisah dalam Al-Quran adalah realita yang benar-benar
pernah terjadi dan dituangkan kembali oleh Allah SWT berupa wahyu
Al-Quran yang ditulis tanpa ada satupun perubahan atau karangan dari
Rasulullah saw dan para sahabat beliau.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li-Alfadz alQur’an al-Karim, Dar Al-Hadits, Kairo,2001,
Ahmad Warson Munawir. Kamus Al-Munawir. Surabaya: Pustaka
Progressif. 1997.
Manna’ Khalil Al-Qattan. Mabahits Fi ‘Ulumi Al-Quran. Terjemahan
Drs. Mudzakkir AS.Jakarta:Pustaka Litera AntarNusa:2013.
Muhammad Ahmad khalaf Allah. Al-Fannu Al-Qhashashiyyu Fi AlQuran Al-Karim, Beirut: Al-Qahirah.1999.
Muhammad Bakar Ismail, Qashash al-Qur’an, Dar al-Manar, kairo,
1998.
Supiana dan M.Karman, Ulumul Qur’an, Pustaka Islamika, Bandung,
2002. 244.
Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar . Mu’jamul Ulumil Lugoh AlArabiyah,. , Kairo, 1990.
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah,
Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.
Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur’an : Qira’ah Mu’ashirah,
Syirkah Mathbu’ah, Beirut,2000.

23
Muhammad Ahmad Khalaf Allah. “Al-Fannu Al-Qashasiyu fi AlQuran Al-Karim” Beirut: Al-Qahirah.1999.
http://pemikiran.blogspot.com/2012/11/al-quran-dan-rientalis_11.html