EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WHATSAPP CHAT GR

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN WHATSAPP CHAT GRUP SEBAGAI
MEDIA CROSS-CHANNEL COMMUNICATION TERHADAP
KEBUTUHAN PERTUKARAN INFORMASI PARA PEKERJA PT.
CIPTA USAHA WIRA

Marzuki Pilliang
e-Mail: marzuki.pilliang@gmail.com
Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka Indonesia

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa seberapa efektif media sosial WhatsApp
Chat Grup dimanfaatkan sebagai media komunikasi diagonal untuk kebutuhan pertukaran
informasi bagi para pekerja di PT. Cipta Usaha Wira. Landasan teori komunikasi organisasi
yang pakai oleh peneliti merujuk pada pendapat Wayne Pace dalam bukunya Organisasi
Communication yang menjelaskan bahwa alur komunikasi internal terbagi menjadi downward
communication, upward communication, horizontal communication, dan cross-channel
communication (Pace, 1980). Penelitian dilakukan dalam waktu tiga bulan dengan metode
penelitian action research dan pendekatan kualitatif. WhatsApp Chat Grup digunakan sebagai
variabel independen dengan output transaksi komunikasi yang terjadi dan jumlah
komunikator yang berperan aktif didalam media sosial WhatsApp Chat Grup tersebut.
Kata kunci: whatsapp grup, cross-channel communication


Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross-channel communication) adalah
komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi di antara seseorang dengan orang lain
yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian. Contohnya, komunikasi yang
berlangsung antara kepala bagian pemasaran dengan seorang staf bagian pengadaan barang.
Pada kebanyakan organisasi muncul kebutuhan dari para pekerja untuk saling bertukar
informasi secara lintas batas fungsional dengan pekerja dari bagian lain. Pertukaran informasi
yang biasa terjadi ini sering menimbulkan ketidakjelasan antara garis kewenangan untuk
memerintah atau bertanggung jawab, sehingga komunikasi yang berlangsung hanya
berdasarkan penyampaian ide atau kemampuan menjual ide. Staf khusus biasanya paling aktif
memanfaatkan cross-channel communication karena berkaitan dengan tanggung jawabnya
untuk mempengaruhi apa yang terjadi di beberapa saluran kewenangan dari komando atau

jaringan posisi. Misalnya staf Customer Service (CS) melaporkan kepada kepala bagian
gudang atas banyaknya keluhan-keluhan yang di dapat dari para pelanggan atas
keterlambatan pengiriman produk. Staf khusus ini sering kali mempunyai kontak lebih dekat
dengan top management yang memungkinkan terjadinya potong kompas terhadap sistem
kewenangan. Sistem ini mempunyai sisi buruk, karena para manajer yang lebih bawah akan
merasa ketakutan ketika sering dilewati kewenangannya atau dikritik tanpa mempunyai
kesempatan untuk membela diri.

Cross-channel communication diperlukan khususnya untuk pekerja pada level bawah
guna menghemat waktu (Fayol, 1940). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Cross-channel communication
Sumber: R. Wayne Pace, 1983: 56

Pekerja P melakukan penghematan waktu dengan melakukan komunikasi langsung
dengan pekerja Y, dibandingkan bila pekerja P mengikuti prosedur melalui H, D, B, A, atau
langsung C, G, N, baru ke Y. Hal seperti ini dikenal dengan Fayol’s Bride dan untuk
melakukannya diperlukan dua syarat, yaitu:
1)

Setiap pekerja melakukan komunikasi secara cross-channel harus memperoleh izin
atasannya langsung (pada gambar 1. : P izin kepada H dan Y izin kepada N). Pada

beberapa kasus, izin dapat berupa kebijakan umum yang menunjukkan di mana
2)

lingkungan membenarkan dilakukannya komunikasi ini.
Setiap pekerja yang melakukan cross-channel harus menginformasikan hasil yang

dicapai dari komunikasi tersebut kepada atasannya langsung.
Ketika cross-channel communication menjadi tidak fleksibel, atau bahkan dapat

menyebabkan chaos, diperlukan kebijakan organisasi untuk memanfaatkan teknologi
informasi social media sebagai saluran yang dapat diakses dengan mudah, dan dapat
menjamin kecepatan dan keakuratan informasi antarbagian di sebuah organisasi. Jenis media
sosial pada era internet ini sangat beragam, salah satunya yang paling populer adalah
WhatsApp, sebuah aplikasi pesan instan untuk smartphone. Jika dilihat dari fungsinya,
WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS yang biasa dipergunakan pada ponsel lama,
tetapi WhatsApp tidak menggunakan pulsa, melainkan paket data internet yang sama untuk
e-mail, menjelajah situs dan lainnya. WhatsApp juga mempunyai keunggulan lain seperti
melakukan obrolan online, berbagi file, dan bertukar foto. WhatsApp Chat Grup merupakan
fitur yang memampukan berkomunikasi dengan banyak orang dalam sekali waktu.
Dari latar belakang diatas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana efektivitas pemanfaatan aplikasi WhatsApp Chat Grup sebagai media crosschannel communication terhadap kebutuhan pertukaran informasi para pekerja PT. Cipta
Usaha Wira?”
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research).
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan dengan
tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek

yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Penelitian
tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan dan melibatkan (Grundy &
Kemmis, 1990).
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam hal ini sesungguhnya adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata
atau kalimat maupun gambar (bukan angka-angka). Data-data ini bisa berupa naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi
lainnya (Maleong, 1994).
Situasi sosial (social situation) yang dipakai oleh peneliti adalah sebuah organisasi
dengan nama PT. Cipta Usaha Wira yang berlokasi di Tomang, Jakarta Barat, bergerak di
bidang perdagangan elekronik (e-commerce). PT. CUW ini menggunakan struktur organisasi
sederhana (simple structure), yaitu sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada
seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Desain struktur organisasi PT. CUW dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur organisasi

Dalam rangka pengumpulan data, peneliti berfungsi sebagai instrumen yang berusaha
untuk mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti melakukan
‘pengamatan berperan serta’ atau participant observation atau juga disebut sebagai
‘pengamatan terlibat’. (Maleong, 1995) mengatakan dalam penelitian kualitatif peneliti dan
subjek penelitian harus melebur seolah-olah tidak ada lagi pemisah atau jarak diantara
keduanya. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1)

Pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran serta), sehingga peneliti

2)

dapat menguak segala sesuatu yang terjadi di lapangan.
Dokumen pribadi, termasuk didalamnya hasil pembicaraan yang dilakukannya
melalui media sosial WhatsApp Chat Grup, .
Penelitian ini menghasilkan data primer, yaitu data yang berasal dari sumber asli atau

pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file.
Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang
yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan

informasi ataupun data (Narimawati, 2008).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertukaran informasi yang telah terjadi.
Variabel ini mengukur jumlah komunikator dan audiens yang berperan aktif, transaksi crosschannel communication dan penyimpangan komunikasi yang bersifat informal. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah aplikasi WhatsApp Chat Grup, sebuah aplikasi yang
dibesut oleh mantan punggawa Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum yang berbasis di
California, Amerika Serikat, dengan fitur yang memampukan untuk saling berkirim pesan
secara instan, dan memungkinkan kita untuk saling bertukar gambar, video, foto, pesan suara,
serta dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan banyak orang dalam sekali waktu sampai
dengan 256 orang sekaligus. Bagaimana menggunakan WhatApp Chat Grup ini, peneliti
merujuk kepada laman resmi provider dengan alamat
https://www.whatsapp.com/faq/id/iphone/23782517. Informasi yang didapat dari tautan
tersebut, antara lain mengenai:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

h)
i)

Cara membuat grup
Cara menambahkan peserta
Cara mengeluarkan peserta
Cara menetapkan admin
Cara mengubah subjek grup
Cara mengubah ikon grup
Cara membisukan pemberitahuan grup
Cara keluar dari grup
Cara menghapus grup
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis isi, yaitu suatu metode untuk

mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif terhadap
pesan yang tampak (Bungin, 2004). Prinsip-prinsip dalam analisis isi ini antara lain:
1)
2)
3)


Sistematis, perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis.
Objektif, hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya.
Kuantitatif, mencatat nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi

4)

yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakanya metode deduktif.
Isi yang nyata, yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan
makna yang dirasakan periset.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek dari penelitian ini adalah situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu
media komunikasi WhatsApp Chat Grup, para peserta dalam grup, dan aktivitas komunikasi
yang terjadi dalam media tersebut. Pengamatan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, mulai
21 Februari 2016 hingga 19 Mei 2016, dengan total jumlah peserta sebanyak 12 orang pada

bulan pertama dan berkurang menjadi 11 orang peserta pada masa pengamatan 2 bulan
terakhir.
Data pengamatan diukur berdasarkan transaksi komunikasi yang terjadi per topik
pembicaraan, hasil tersebut diklasifikasi menjadi formal cross-channel communication, nonformal cross-channel communication dan vertical communication & horizontal

communication. Komunikasi vertikal adalah arah arus komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication).
Komunikasi horizontal merupakan pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu
dalam level yang sama dalam sebuah hirarki. Lebih jelasnya mengenai perbedaan arah
komunikasi dalam organisasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Jalur Komunikasi Organisasi
Sumber: R. Wayne Pace, 1983: 40

Output yang dihasilkan dari variabel independen dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Communicator

Cross-Channel Communication

%

Formal
CEO

Manager
Supervisor
Staff
TOTAL

0
7
19
7
33

%
0
5,69
15,45
5,69

26,83 %

Non-Formal

0
6
19
8
33

%
0
4,88
15,45
6,50

Vertical &
Horizontal
Communication
20
12
16
9
54

26,83 %

16,26
9,76
13
7,32
46,34 %

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa transaksi cross-channel communication sebesar
53,66%. Hanya selisih lebih besar 7,32% dari transaksi vertical & horizontal communication,
yaitu sebesar 46,34%. Komunikator supervisor mendominasi transaksi cross-channel
communication sebanyak 15,45% untuk jenis komunikasi formal dan 15,45% untuk
komunikasi informal. Kepala bagian (supervisor) terlihat paling aktif dalam memanfaatkan
media WhatsApp Chat Grup sebagai media komunikasi, mereka melakukan koordinasi
dengan sesama kepala bagian dan staf dari departemen lain. Sedangkan bagi para staf itu
sendiri terlihat kurang aktif dalam menggunakan media komunikasi formal yang telah
disedikan oleh manajemen perusahaan. Porsi terbesar pada komunikasi vertikal berupa
transaksi downward communication (perintah atasan kepada bawahan) sebesar 16,26%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Kepala bagian paling aktif dalam memanfaatkan media sosial WhatsApp Chat Grup

2.

sebagai media komunikasi diagonal.
Para pekerja setingkat staf kurang memanfaatkan media cross-channel

3.

communication yang telah disediakan oleh manajemen.
CEO terlalu mendominasi saluran komunikasi WhatsApp Chat Grup, sehingga dapat

4.

menyebabkan pertukaran informasi secara diagonal menjadi kecil.
Jenis komunikasi informal tidak dapat dihindarkan, meskipun pada saluran
komunikasi resmi.

Masih perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah variabel independen yang
digunakan oleh peneliti, mengalami hambatan bagi para pekerja tingkat staf dalam
melakukan cross-channel communication. Peneliti menyarankan untuk menggunakan
pendekatan penelitian wawancara atau kuesioner untuk mendapatkan nilai yang lebih objektif
dan kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Suminar, J. R., Soemirat, S., & Ardianto, E. (2010). Komunikasi Organisasi. Edisi 2. Buku
Materi Pokok SKOM4329. Jakarta: Universitas Terbuka.
Malo, M. (2008). Metode Penelitian Sosial. Buku Materi Pokok ISIP4216. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sanjaya, I. (2012). Pemanfaatan “WhatsApp Messenger” Sebagai Media Komunikasi Pada
Remaja Akhir. Universitas Gunadharma. Diambil tanggal 27 Mei 2016 dari
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/3742721
Sulistyanti, S. P. (2014). Penggunaan Facebook Sebagai Media Komunikasi Organisasi
Pada Biro Perjalanan Dunia Wisata, Malang. Universitas Brawijaya. Diambil tanggal
25 Mei 2016 dari
https://www.academia.edu/6316566/Penggunaan_Facebook_Sebagai_Media_Komunik
asi_Organisasi

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

EFEKTIVITAS FISIOTERAPI DADA TERHADAP PENGELUARAN SEKRET PADA BRONKITIS KRONIS DI RUMAH SAKIT PARU BATU

22 163 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

UJI EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA KONSENTRASI 0,001% DENGAN pH 5 (Terhadap Aktivitas Bakteri Staphylococcus aureus)

10 193 21

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

EFEKTIVITAS siaran dialog interaktif di Radio Maraghita sebaga media komunikasi bagi pelanggan PT.PLN (persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten di Kelurahan Lebakgede Bandung

2 83 1

EFEKTIVITAS MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PADA KEGIATAN LITERASI MEDIA (Studi pada SMA Negeri 2 Bandar Lampung)

15 96 159

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89