Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun Tahun 2016

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya di
Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun tahun 2016 untuk mengetahui
hubungan antara umur, jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja, status
gizi/IMT dengan kelelahan kerja.
Jenis penelitian ini bersifat survei analitik dengan menggunakan desain
cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 31 pekerja dengan teknik total

sampling. Kelelahan pekerja diukur dengan menggunakan kuesioner kelelahan
secara subyektif berskala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
dilakukan uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan pilihan exact.
Hasil uji Chi Square dengan pilihan exact menunjukkan nilai pvalue
sebesar 0,048 antara faktor umur dengan kejadian kelelahan, nilai pvalue sebesar
0,048 antara faktor masa kerja dengan kejadian kelelahan, nilai pvalue sebesar
0,046 antara faktor status gizi/IMT pekerja dengan kejadian kelelahan, dimana p <
0,05 yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara umur, masa kerja, dan
status gizi/IMT dengan kejadian kelelahan. Semua pekerja harus bekerja sesuai
dengan deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan sebelumnya. Pekerja yang baru
bekerja sebaiknya diberikan pelatihan/informasi mengenai pekerjaan yang akan
dikerjakan. Apabila perasaan mengantuk datang dan tidak tertahankan sebaiknya

pekerja beristirahat 30 menit, tindakan ini dapat menyegarkan kembali tubuh dan
meningkatkan kadar oksigen dalam darah sehingga perasaan mengantuk dan
kelelahan berkurang. Pekerja yang memiliki status gizi/IMT kelebian berat badan
sebaiknya melakukan olahraga rutin agar pekerja terhindar dari masalah
kesehatan.

Kata kunci : Kelelahan, Pekerja

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
This research was conducted on the rice mill workers at CV. Rezeki Jaya in
Panombean subdistrict , Simalungun district in 2016 to determine the relationship
between age, sex, marital status, work period, nutritional status/ IMT with work
fatigue.
The type of this research is analytic survey using cross sectional design.
Samples taken as many as 31 workers with a total sampling technique. Workers
fatigue was measured using a fatigue questionnaire subjectively scale Industrial
Fatigue Research Committee (IFRC). To determine the relationship between the
dependent and independent variables, performed statistical test using Chi

Square test with exact choice.
Chi square test results with exact choice shows the pvalue of 0,048 between
age factor and incidence of fatigue, pvalue of 0,048 between work period factor
and incidence of fatigue, pvalue of 0,046 between nutitional status/IMT factor and
incidence of fatigue, where p< 0,05 which means a significant relationship
between age, work period, nutritional status and incidence of fatigue.
All workers should work in accordance with the job descriptions that has
been predetermined. New workers should be given a training or information
about the work to be done. If drowsiness come and irresistible, the workers should
rest in 30 minutes. This action can refresh the body and increase oxygen levels in
the blood, so that drowsiness and fatigue is reduced. Workers who have nutitional
statua of overweight should exercise regularly to enable the worker to avoid the
health problems.
Keyword : Fatigue, Workers

Universitas Sumatera Utara