Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan

lingkungan kerja, dalam hal ini posisi kerja. Ergonomi bertujuan untuk
memastikan bahwa manusia dapat bekerja secara aman dan efisien dalam suatu
sistem kerja (Bridger, 1995). Pada suatu pekerjaan dengan durasi yang lama
dibutuhkan lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan menyenangkan. Namun
kondisi tempat kerja sering terabaikan yang menyebabkan pekerja sering
mengalami Kelelahan. Masalah kelelahan kerja tidak terlepas dari setiap jenis
pekerjaan.
International Labour Organization tahun 2013 menjelaskan bahwa setiap
tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta
pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta
pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka tersebut
menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja di Jepang terhadap 12.000
perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di negara tersebut yang dipilih

secara acak tekah menunjukkan hasil bahwa ditemukan 65% pekerja mengeluhkan
kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar
7% pekerja mengeluhkan stress berat dan merasa tersisihkan (hidayat, 2003).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjelaskan data mengenai
kecelakaan kerja pada tahun 2004, di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414
kecelakaan kerja, 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, lebih kurang
9,5% atau 39 orang mengalami cacat. Tingkat kelelahan akibat kerja yang dialami
pekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan dan mengurangi
kepuasan serta penurunan produktivitas yang ditunjukkan dengan berkurangnya
kecepatan performansi, menurunnya mutu produk, hilangnya orisinalitas,
meningkatnya kesalahan dan kerusakan, kecelakaan yang sering terjadi,
kendornya perhatian dan ketidaktepatan dalam melaksanakan pekerjaan.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik atau

kapasitas kerja, kemampuan kognitif maupun keterbatasan manusia yang
menerima beban tersebut. Menurut Suma’mur dalam Tarwaka (2004) bahwa
kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan
sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi,
jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan. Beban kerja
yang dirasakan sebagai akibat dari kelelahan kerja selama ini diukur melalui
indikator-indikator kelelahan yang bisa berupa gejala subjektif kelelahan
yang

dikeluhkan

seseorang

sebagai

perasaan

kurang

menyenangkan


(Kroemer, 1997). Kelelahan merupakan sensasi lesu yang dirasakan seseorang
akibat dari kapasitas kerja seseorang tidak sesuai dengan beban kerja yang
dikerjakan sehingga merasa terganggu dan terhambat saat menjalankan suatu
aktivitas karena secara fisik ataupun mental tidak lagi ada keinginan untuk

Universitas Sumatera Utara

3

melakukan kegiatan tersebut. Kelelahan kerja merupakan fenomena yang sering
dialami oleh tenaga kerja namun hal ini tidak bisa diabaikan karena berkaitan
dengan perlindungan kesehatan tenaga kerja. Bahkan dari hasil penelitian
disebutkan bahwa dari 80% human error, 50% nya disebabkan oleh kelelahan
kerja (Tarwaka dkk, 2004).
Faktor-faktor lain selain kapasitas kerja dan beban kerja, kelelahan kerja
juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dari seseorang.
Menurut Penelitian Mutaqien (2009) mengenai keluhan Kelelahan pegawai PT
Bank X berdasarkan jenis perkerjaan, terdapat faktor yang paling mempengaruhi
keluhan kelelahan adalah posisi bekerja dan lama kerja. Wayanti, dkk (2015)

meneliti tentang kelelahan kerja (burnout syndrom) pada dosen berdasarkan
karakteristik demografi, harapan, penghargaan dan kontrol sehingga dalam
penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel penghargaan dan kontrol
berpengaruh terhadap kelelahan kerja. Menurut Yogisusanti (2015) semakin
tinggi lama tidur, maka semakin rendah kelelahan kerja yang terjadi. Kurangnya
waktu tidur dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat pada kualitas hidup
dosen dan dapat menyebabkan sakit. Menurut Yogisusanti, ddk (2013) dalam
penelitiaannya tentang kebiasaan makan pagi, lama tidur dan kelelahan pada
Dosen menyatakan tingkat kelelahan berkorelasi negatif dengan kebiasaan makan
pagi dan waktu tidur. Purba, dkk (2007) menyatakan semakin besar dukungan
sosial yang diperoleh akan mengurangi level burnout yang dialami guru.
Virgy (2011) juga menyimpulkan ada hubungan jenis kelamin dan beban
kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di instalasi gizi Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara

4

Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo Jakarta. Hardiyanti (2013) mengemukakan
bahwa perbedaan Burnout yang signifikan ditinjau dari Big Five Factors

Personality pada karyawan Kantor Pos Pusat Malang dengan faktor kepribadian
neuroticism memiliki mean Burnout paling tinggi dan agreeableness yang
memiliki mean Burnout paling rendah.
Mubarok (2007) mengatakan dalam penelitiannya ada hubungan antara
beban kerja mental (mental workload) dengan kelelahan (fatigue) kerja sales
promotion girl/male (spg/ spm) PT Pasaraya\ Tosersajaya. Hal senada juga oleh
Sartono, dkk (2013) bahwa terdapat hubungan antara umur ,status perkawinan,
beban kerja mental, kebiasaan merokok, kebiasaan sarapan, kondisi bangunan
dengan kelelahan kerja karyawan laundry garment di bagian produksi CV.
Sinergie Laundry.
Wildani (2012) menemukan dari 89 responden didapatkan 32,6 % stres
kerja ringan, 34,8 % stres kerja sedang, dan 32,6 % stres kerja berat pada pegawai
dinas kesehatan kota Depok. Menurut Kristanti dan Tri (2013) faktor kelelahan
berperan sebesar 33,6 % terhadap terjadinya stres pada karyawan di PT. Hasnur
Riung Sinergi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan dari subjek penelitian
berjumlah 50 (lima puluh) orang.
Pegawai Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun merupakan salah satu
pegawai bergerak dibagian pengawasan dan pembinaan instansi pemerintahan.
Pengawasan yang dilakukan pegawai Inspektorat Kabupaten meliputi pengawasan
mengenai Keuangan, administrasi kepegawaian, dan inventaris pengadaan barang

di setiap objek pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pegawai

Universitas Sumatera Utara

5

Inspektorat berupa berkas-bekas administrasi pemerintahan dan memeriksa
langsung objek pemeriksaan tersebut (pemeriksaan ke lapangan). Pemeriksaan
langsung ke lapangan menggunakan teknik sampel yaitu 30% dari total objek
pemeriksaan dengan memperhatikan beberapa indikator. Indikator tersebut
meliputi risiko akan timbul, jumlah anggaran, laporan/ pengaduan masyarakat,
dan temuan tahun sebelumnnya. Kemudian hasil pemeriksaan dan penilaian
tersebut akan di sertakan dalam naskah Objek Pemeriksaan. Naskah Objek
Pemeriksaan berfungsi untuk pembinaan bagi pemerintah dalam menangani
kendala, kesalahan, dan memberikan saran untuk pemerintah sebagai Objek
Pemeriksaan Kantor Inspektorat.
Kantor Inspektorat berfungsi sebagai Badan Pengawasan internal
pemerintah dan juga Membina Pemerintahan khususnya daerah Kabupaten
Simalungun. Objek pemeriksaan Kantor Inspektorat Simalungun terdiri atas 1675
Objek pemeriksaan dalam satu tahun. Objek pemeiksaan tersebut meliputi bagian

Sekretaris Daerah, DPRD, Kantor, dinas-dinas, badan-badan daerah, perusahaan
daerah, RSU, Kecamatan, Kelurahan atau Desa, Sekolah dan UPTD Pertanian,
DPKA dan Pendidikan. Pekerjaan pengawasan serta pembinaan dilakukan oleh 28
orang pegawai terhitung dalam 22 hari kerja yang terdiri atas 15 hari pemeriksaan
ke objek pemeriksaan dengan menggunakan transportasi pribadi atau transportasi
umum ke lokasi pemeriksaan. Pegawai Inspektorat harus melaksanakan tugas
pelaporan ke kantor Inspektorat dalam 7 hari kerja terhitung dalam satu bulan
bekerja.

Universitas Sumatera Utara

6

Berdasarkan beban kerja diatas beban kerja yang dialami pegawai
Inspektorat Kabupaten Simalungun memiliki risiko bahaya kelelahan baik
kelelahan fisik maupun kelelahan mental. Beberapa pegawai mengeluhkan sakit
kepala setelah pulang bekerja, nyeri dipunggung dan merasa kurang sehat pada
pagi harinya sampai di tempat kerja. Hal ini menandakan bahwa adanya gambaran
kelelahan akibat kerja.


Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya kelelahan kerja pada
Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalngun di Pematang Raya
Tahun 2017.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan diteliti

adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja di Kantor
Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya tahun 2017.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor


yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada Pegawai Negeri Sipil Kantor
Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya.

Universitas Sumatera Utara

7

1.3.2

Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan faktor internal meliputu umur, jenis kelamin, status

perkawinan, masa kerja, status gizi/IMT dengan kejadian kelelahan pada
pegawai.
2. Untuk mengetahui hubungan faktor eksternal meliputi jarak tempuh ke
tempat kerja, beban kerja, dan metode pekerjaan dengan kejadian
kelelahan pada pekerja.
1.4


Hipotesis Penelitian
1. Ho : Ada hubungan antara faktor internal meliputi umur, jenis kelamin,
status perkawinan, masa kerja, status gizi/IMT dengan kelelahan
kerja.
: Tidak ada hubungan antara faktor internal meliputi umur, jenis
kelamin, status perkawinan, masa kerja, status gizi/IMT dengan
kelelahan kerja.
2. Ho : Ada hubungan antara faktor ekternal meliputi jarak tempuh ke
tempat kerja, beban kerja, dan metode pekerjaan dengan kelelahan
kerja.
: Tidak ada hubungan antara faktor ekternal meliputi jarak tempuh
ke tempat kerja, beban kerja, dan metode pekerjaan dengan
kelelahan kerja.

Universitas Sumatera Utara

8

1.5

1.

Manfaat Penelitian

Bagi Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun
Sebagai informasi dan bahan masukan yang bermanfaat bagi instansi
khususnya
merumuskan

kepada

pimpinan

kebijakan,

strategi

dalam
dan

menangani
program

kelelahan,

kerja

untuk

meningkatkan kinerja pegawai di instansi tersebut sehingga
berdampak pada kesinambungan organisasi dan peningkatan prestasi
pegawai kedepannya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi bagi pustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Univeritas Sumatera Utara tentang Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kelelahan kerja pada Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat
Kabupaten Simalungun di Pematang Raya.
3.

Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kelelahan kerja Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun dan
pembelajaran efektif sebab dihadapkan langsung dengan perasalahan nyata
di lapangan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Inspektorat Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kota Tening Tinggi Di Tinjau Dari Hukum Administrasi Negara

8 85 78

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun Tahun 2016

11 50 95

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Kilang Padi CV. Rezeki Jaya Kecamatan Panombean Kabupaten Simalungun Tahun 2016

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

0 0 18

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

0 0 2

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

0 0 35

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 45

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

0 10 4

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Inspektorat Kabupaten Simalungun di Pematang Raya Tahun 2017

0 0 24