Gambaran Pengetahuan Remaja Putri SMA Negeri 3 Batam Tentang Manfaat Vitamin E untuk Mengobati Dismenore

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki seseorang untuk menciptakan
suatu metode atau ideologi menjadi pengetahuan baru yang dapat
berkembang menjadi berbagai ilmu seperti : musik, hukum, sastra dan
falsafah (Hidayat, 2007).
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya yang berbeda seperti kepercayaan (beliefes),
takhyul (superstition) dan penerangan yang keliru (miss informations).
Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk
yang sadar. Kesadaran manusia dapat disimpulkan oleh kemampuannya
untuk berpikir, berkehendak dan merasa (Sarwono, 2004).


2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehention)

Universitas Sumatera Utara

Memahami diartikan sebagai salah satu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi-materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) dari kasus
yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk dapat menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyususn
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


Universitas Sumatera Utara

2.1.3.Kriteria Pengetahuan
Penilaian – penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. Kriteria untuk
menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori:
a. Tingkat pengetahuan baik apabila skor atau nilai

: (76-100%)

b. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor atau nilai : (56-75%)
c. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau nilai : (< 56%)

2.1.4.Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2005):
1. Cara Tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode
penemuan statistik dan logis. Cara – cara penemuan pengetahuan

pada priode ini meliputi :
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak bisa
dicoba kemungkinan yang lain.
b. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
c. Melalui jalan fikiran
Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia
harus menggunakan jalan fikirnya serta penalarannya.
d. Cara Kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari – hari, banyak sekali kebiasaan –
kebiasaan dan tradisi – tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan – kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun –
temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan – kebiasaan

Universitas Sumatera Utara


ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber
pengetahuan

tersebut

dapat

berupa

pemimpin



pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan
pemegang pemeritahan. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan.

2. Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih
sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu :
a. Metode berpikir induktif
Mula – mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala –
gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan
atau diklasifikasikan, akhirnya diambil kesimpulan umum.
b. Metode berpikir deduktif
metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.

2.1.5.Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
1) Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2003) :
a) Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh
Notoatmojo (2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap
usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada
anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan GBHN Indonesia
mendefinisikan lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar

untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam serta diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Universitas Sumatera Utara

b) Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Dengan adanya pengetahuan yang tinggi
didukung minat yang cukup dari seseorang, sangatlah mungkin
seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang
diharapkan.
c) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang
(Middle Brook, 1974) yang dikutip oleh Azwar (2009), mengatakan
bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek
psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut.
Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi
yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga

akan lebih mendalam dan lama membekas.
d) Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.
Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya,
makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan
koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

2) Faktor Eksternal menurut Notoatmodjo (2003), antara lain :
a) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekunder, keluarga
dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding
dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk kebutuhan

sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
b) Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai
pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal
serta memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk
menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya digunakan
melalui media masa.
c) Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan
sikap pribadi atau sikap seseorang.

2.2. Remaja
2.2.1. Pengertian Remaja
Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas

dan adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari
masa anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu berubahan
alat kelamin dari tahap anak ke dewasa (Soetjiningsih, 2010).
Sedangkan yang dimaksud dengan istilah adolescence, dulu merupakan
sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan
perubahan psikologis yang menyertai pubertas. Walaupun begitu, akselerasi
pertumbuhan somatik yang merupakan bagian dari perubahan fisik pada
puberitas, disebut sebagai pacu tumbuh adolescence growth spurt
(Soetjiningsih, 2010). Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut

Universitas Sumatera Utara

adolescence, berasal dari kata Latin adolescere yang artinya tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana
terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder,
tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta

kognitif (Soetjiningsih, 2010).
Menurut Soetjiningsih (2010) berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu:
- Pada buku-buku pediatri, remaja pada umumnya didefinisikan dengan
mereka yang telah berumur 10-18 tahun bagi anak perempuan dan 12-20
tahun bagi anak laki-laki.
- Menurut undang-undang No 4 tahun 1979 remaja adalah individu yang
belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
- Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah
mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat
untuk tinggal.
- Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja
apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 untuk anak perempuan
dan 19 tahun untuk anak laki-laki.
- Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan
psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:
- Masa remaja awal/dini (Early adolescence): umur 11-13 tahun
- Masa remaja pertengahan (Middle adolescence): umur 14-16 tahun
- Masa remaja lanjut (Late adolescence): umur 17-20 tahun

Universitas Sumatera Utara

2.3. Dismenore
2.3.1. Pengertian Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” yang berarti sulit
atau menyakitkan atau tidak normal. “Meno” berarti bulan dan “rrhea” yang
berarti aliran. Sehingga dismenore didefinisikan sebagai aliran menstruasi
yang sulit atau nyeri haid (Calis, 2011).
Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada
24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24 –
36 jam meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama. Kram
tersebut terutama dirasakan didaerah perut bagian bawah tetapi dapat
menjalar kepunggung atau permukaan dalam paha , yang terkadang
menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan nyeri tersebut
(Hendrik, 2006).

2.3.2. Epidemiologi
Dismenorea dapat dialami lebih dari setengah wanita yang sedang
menstruasi, dan prevalensinya sangat bervariasi. Berdasarkan data dari
berbagai negara, angka kejadian dismenorea di dunia cukup tinggi.
Diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenorea dalam
sebuah siklus menstruasi (Calis, 2011).
Pasien melaporkan nyeri saat haid, dimana sebanyak 12% nyeri haid
sudah parah, 37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri haid masih ringan (Calis,
2011).
Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami
dismenorea dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat,yang
menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan ini akan
menurunkan kualitas hidup pada individu masing-masing. Bahkan di
perkirakan para perempuan di Amerika kehilangan 1,7 juta hari kerja setiap
bulan akibat dismenorea(Calis, 2011). Di Pakistan diperkirakan 57% pelajar
yang mengalami dismenore mempunyai efek terhadap pekerjaan mereka
(Tariq, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Di Indonesia angka kejadian dismenorea primer sebesar 54,89%
sedangkan sisanya adalah penderita tipe sekunder. Dismenorea menyebabkan
14% dari pasien remaja sering tidak hadir di sekolah dan tidak menjalani
kegiatan sehari-hari (Calis, 2011).

2.3.3. Etiologi
Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab
dismenore primer,tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya
beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer,
antara lain:
a. Faktor kejiwaan : pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,
apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses
haid, mudah timbul dismenore (Abedian, 2011).
b. Faktor konstitusi : faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut
di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktorfaktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat
mempengaruhi timbulnya dismenore.
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis : salah satu teori yang paling tua untuk
menerangkan terjadinya dismenore primer ialah stenosis kanalis servikalis.
Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi
stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap
sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita
menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam
hiperantefleksi.Sebaliknya terdapat banyak wanita tanpa keluhan
dismenore,walaupun ada stenosis servikalis da uterus terletak dalam
hiperantefleksi atau hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau
polip endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-otot uterus
berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
d. Faktor endokrin, pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi
pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.
Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan

Universitas Sumatera Utara

kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang melakukan penelitian
pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon estrogen merangsang
kontraktilitas uterus, sedangkan hormon progesteron menghambat atau
mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan fakta mengapa
tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan disfungsional anovulatoar, yang
biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya
progesteron.
e. Faktor alergi, teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi
antara dismenore dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith
menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid (Simanjuntak, 2008).

Penyebab dari dismenore sekunder biasanya disebabkan oleh kelainankelainan organik, misalnya :
a. Rahim kurang sempurna karena ukurannya terlalu kecil
b. Posisi rahim yang tidak normal
c. Adanya tumor dalam rongga rahim , misalnya myoma uteri
d. Adanya tumor dalam rongga panggul, terutama tumor fibroid, yang
letaknya dekat permukaan selaput lendir rahim, adanya selaput lendir
rahim di tempat lain (Endometriosis), bisa ditemukan di dalam selaput
usus, di jaringan payudara atau di tempat lain. Pada waktu haid,
jaringan selaput lendir yang di luar rahim juga seperti ikut terlepas dan
berdarah seperti jaringan aslinya di dalam rahim.
e. Penyakit-penyakit tubuh lain seperti tuberkulosa, kurang darah
(anemia), buang air besar kurang lancar (constipation), postur tubuh
yang terlalu kurus(Yatim, 2001).

2.3.4. Klasifikasi
Dismenore diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Dismenore primer
Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
alat – alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008). Dismenore primer

Universitas Sumatera Utara

ini tidak berhubungan dengan penyebab fisik yang nyata (Morgan dkk,
2009). Dismenore primer biasanya terjadi 6 bulan sampai 12 bulan
setelah menarche (Holder, 2011). Oleh karena itu, siklus haid pada
bulan pertama setelah menars umumnya berjenis anovulatoar (tidak
disertai dengan pengeluaran ovum) yang tidak disertai dengan rasa
nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama
dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam
(Simanjuntak, 2008). Biasanya 8-72 jam (Holder, 2011). Sifat rasa
nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut
bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha
(Simanjuntak, 2008). Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa
mual,muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Polat,
2009).
b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang dijumpai dengan adanya
kelainan pada alat-alat genital yang nyata (Simanjuntak, 2008).
Dismenore sekunder terjadi akibat berbagai kondisi patologis seperti
endometriosis, salfingitis, adenomiosis uteri, dan lain-lain (Schwartz,
2005). Dismenore sekunder sering terjadi pada usia >30 tahun, dimana
rasa nyeri semakin bertambah seiring bertambahnya umur dan
memburuk seiring dengan waktu (Benson dan Martin, 2009).
Karakteristik nyeri berbeda – beda pada setiap siklus haid dimana nyeri
haid terjadi dengan kelainan patologis panggul (Simanjuntak, 2008).

Dismenore diklasifikasikan juda secara klinis,yaitu :
1) Ringan
Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari
2) Sedang
Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan
kerjanya

Universitas Sumatera Utara

3) Berat
Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, diare,
dan rasa tertekan (Manuaba, 2001).
2.3.5. Patofisiologi
Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin
tertentu,prostaglandin-F2 α, dari sel-sel endomerium uterus. Prostaglandin-F2
α adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos miometrium dan
konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah hipoksia uterus yang
secara normal terjadi pada haid, sehingga timbul rasa nyeri hebat (Corwin,
2009).

2.3.6.Diagnosis Dismenore
2.3.6.1.Diagnosis Dismenore Primer
Pada gadis perawan yang mengalami nyeri kram ringan cukup
dilakukan pemeriksaan menyeluruh serta pemeriksaan genitalia untuk
menyingkirkan kelainan duktus Mülleri obstruktif. Pada pasien yang lebih
tua,terutama yang mengalami dismenore berat, sebaliknya dilakukan
pemeriksaan pelvis menyeluruh (Schwartz, 2005).
2.3.6.2.Diagnosis Dismenore Sekunder
1. Ultrasonografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam
anatomi rahim, misalnya posisi, ukuran, dan luas ruangan dalam rahim
2. Histerosalphingografi : untuk mencari tahu apakah terdapat kelainan dalam
rongga rahim, seperti polypendometrium, myoma submukcosa, atau
adenomyosis
3. Histerokopi : untuk membuat gambar dalam rongga rahim, seperti polyp
atau tumor lain.
4. Laparoskopi : untuk melihat kemungkinan adanya endometriosis, dan
penyakit-penyakit laindalam rongga panggul (Yatim, 2001).

Universitas Sumatera Utara

2.4. Menarche
Menarche adalah siklus menstruasi pertama sekali yang dialami wanita.
Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang merangsang sel target
ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang
selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan
proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan
sistem second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma
sel ovarium sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar
payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi
yang tidak dibuahi akan memicu terjadinya menstruasi (Guyton, 2008).
Menurut Manuaba (2010) menarke merupakan menstruasi pertama yang
berlangsung sekitar umur 10-11 tahun.
Rangsangan panca indra diblok puberitas inhibitor (nukleus amigdale)
melalui stria terminalis, menuju hipotalamus sehingga terhindar dari puberitas
prekok. Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH
minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh-kembang alat seks
sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk
menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut
endometrium, tanpa disertai “ovulasi” untuk lebih mematangkan uterus
dengan endometrium dan alat seks sekunder.
Menarche sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan
yang terjadi pada seorang gadis yang sedang menginjak dewasa. Perubahan
timbul karena serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh.
Pusat pengendali yang utama adalah bagian otak, disebut hypothalamus, yang
berkerja sama dengan kelenjar bawah otak mengendalikan urutan – urutan
rangkaian perubahan itu.(Derek dan Jones, 2005).

Universitas Sumatera Utara

2.5. Vitamin E
2.5.1. Pengertian Vitamin E
Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Nama
lain dari vitamin E adalah tokoferol. Keaktifan vitamin E dalam beberapa
senyawa tokoferol berbeda. Bentuk α-, -, dan δ-tokoferol menunjukkan
keaktifan vitamin E yang paling tinggi. Struktur kimia tokoferol adalah
sebagai berikut, α-tokoferol alam memutar bidang polarisasi ke kanan,
sedangkan α-tokoferol buatan adalah resemik (DL). Tokoferol lainnya (beta,
gama dan delta) kurang penting karena potensi hayatinya rendah (Sudjadi,
2008).

2.5.2. Peranan Vitamin E dalam Pengobatan Dismenore Primer
Vitamin E dapat mengurangi nyeri haid, melalui hambatan terhadap
biosintesis prostaglandin dimana vitamin E akan menekan aktivitas enzim
fosfolipase A dan siklooksigenase melalui hambatan aktivitas posttranslasi
siklooksigenase sehingga akan menghambat produksi prostaglandin.
Sebaliknya vitamin E juga meningkatkan produksi prostaksiklin dan PGE2
yang berfungsi sebagai vasodilator yang bisa merelaksasi otot polos uterus
(Dawood, 2006).

Universitas Sumatera Utara