Manfaat Vitamin E Sebagai Pengobatan Dismenore Primer Pada Remaja Perempuan Pubertas

(1)

MANFAAT VITAMIN E SEBAGAI PENGOBATAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PEREMPUAN PUBERTAS

 

 

TESIS

WAGITO 067103012/IKA

   

 

 

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

MANFAAT VITAMIN E SEBAGAI PENGOBATAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PEREMPUAN PUBERTAS

 

 

 

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) dalam Program Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Kesehatan Anak-Spesialis pada

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

WAGITO 067103012/IKA

 

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

Judul Tesis : Manfaat Vitamin E Sebagai Pengobatan Dismenore Primer Pada Remaja Perempuan Pubertas

Nama Mahasiswa : Wagito Nomor Induk Mahasiswa : 067103012

Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

      Menyetujui Komisi Pembimbing

dr. H. Hakimi, SpA(K) Ketua

dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP PPDS

Prof.dr.H.Munar Lubis, SpA(K) dr. H.Zainuddin Amir, SpP(K) Tanggal Lulus : 2 Juni 2010


(4)

PERNYATAAN

MANFAAT VITAMIN E SEBAGAI PENGOBATAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PEREMPUAN PUBERTAS

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, April 2010


(5)

Telah diuji pada Tanggal: 2 Juni 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : dr. H. Hakimi, Sp.A(K) ... Anggota :

1. dr. Hj. Melda Deliana, Sp.A(K) ... 2. Prof. dr. H.M. Sjabaroeddin Loebis, Sp.A(K) ... 3. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K) ... 4. dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG(K) ...


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YMK yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan magister Kedokteran Klinik Konsentrasi Ilmu Kesehatan Anak di FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama dr. H. Hakimi, SpA(K) dan dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K), yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK-USU, dan dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K), sebagai Sekretaris Program Studi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. DR. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA(K) dan Prof. dr. H. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,


(7)

4. Prof. H. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H.Adam Malik Medan periode 2003 sampai 2006, dan dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode 2006 sampai sekarang yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

5. Prof. dr. H.M. Sjabaroeddin Loebis Sp.A(K), dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K), dr. Lily Irsa, Sp.A(K), dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG(K), dr. Muhammad Ali, Sp.A(K), dr. Siska Mayasari Lubis, Sp.A, dr. Rina Amalia C. Saragih, M.Ked(Ped), Sp.A yang sudah membimbing saya dalam penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.

7. Kepala yayasan pesantren Ar-rhaudatul Hasanah, kepala sekolah SMP/SMA Pencawan dan Palapa, dan kepala yayasan Perguruan S.Parman atas keramah tamahannya selama penelitian.

8. Teman-teman yang tidak mungkin bisa saya lupakan yang telah membantu saya dalam keseluruhan penelitian maupun penyelesaian tesis ini, bang Darmadi, Bang Pranoto, Astri, Juliana, Maqda, Nanda, Dina, Muhammad


(8)

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.

Kepada yang sangat saya cintai dan hormati, orangtua saya Alm. Salam dan Almh. Sow Giok Sim atas pengertian serta dukungan yang sangat besar, terima kasih karena selalu mendo’akan saya. Jasa-jasa nya tidak akan saya lupakan dalam membimbing saya sewaktu hidup. Begitu juga abang-abang saya Suandi dan Wadi yang telah memberikan bantuan moril dan materil, serta adik saya Tomy Wijaya dan Lisa yang selalu mendo’akan dan memberikan dorongan selama mengikuti pendidikan ini. Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan. Terima kasih juga saya sampaikan kepada istri tercinta Yenni dan anak saya Earlene Faustina yang telah mendukung saya berkat doa dan dorongan selama mengikuti pendidikan ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, 20 November 2009


(9)

DAFTAR ISI

Lembaran Persetujuan i

Lembar Pernyataan ii

Ucapan Terima Kasih iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Singkatan xi

Daftar Lambang xii

Abstrak xiii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Hipotesis 2

1.4. Tujuan Penelitian 2

1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja 4

2.2. Patofisiologi Dismenore Primer 6

2.3. Diagnosis Dismenore Primer 8

2.4. Pengobatan Dismenore Primer 9

2.5 Peranan Vitamin E dalam Pengobatan Dismenore Primer 11

2.6. Kerangka Konseptual 13

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain 14

3.2. Tempat dan Waktu 14

3.3. Populasi dan Sampel 14

3.4. Perkiraan Besar Sampel 14

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15

3.5.1. Kriteria Inklusi 15

3.5.2. Kriteria Eksklusi 15

3.6. Persetujuan / Informed Consent 16

3.7. Etika Penelitian 16

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian 16

3.9. Identifikasi Variabel 18

3.10. Definisi Operasional 18

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data 21


(10)

BAB 4. HASIL 22

BAB 5. PEMBAHASAN 28

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Kesimpulan 33

6.3. Saran 33

Ringkasan 34

Daftar Pustaka 38

Lampiran

1. Surat Pernyataan Kesediaan 41

2. Lembar Penjelasan 42

3. Lembar kuesioner 43

4. Pain Rating Scales 44

5. Catatan Harian Nyeri 45

6. Persetujuan Komite Etik 46


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan gambaran klinis dismenore primer dan sekunder 9

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian 23

Tabel 4.2. Derajat nyeri awal 24

Tabel 4.3. Derajat nyeri setelah 1 bulan pengobatan 24 Tabel 4.4. Derajat nyeri setelah 2 bulan pengobatan 25 Tabel 4.5. Derajat nyeri setelah 3 bulan pengobatan 25

Tabel 4.6. Durasi nyeri 26


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kadar hormon dan perubahan endometrium

selama siklus menstruasi 6

Gambar 2.2. Patofisiologi dismenore primer 8 Gambar 2.3. Algoritma pengobatan dismenore primer 11 Gambar 2.4. Struktur molekul komponen vitamin E 12

Gambar 2.5. Kerangka konsep penelitian 13


(13)

DAFTAR SINGKATAN

CDC : Centers for disease control and prevention

COX-2 : Cyclo-oxygenase-2

FSH : Follicle stimulating hormone

GnRH : Gonadotropin releasing hormone

HCG : Human chorionic gonadotropin

IMT : Indeks massa tubuh

LH : Luteinizing hormone

NHANES : National Health and Nutrition Examination Survey

OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid PG : Prostaglandin

PGE2 : Prostaglandin E2 PGF2α : Prostaglandin F2α PGG2 : Prostaglandin G2 PGH2 : Prostaglandin H2

SPSS : Statistical Package for Social Science


(14)

DAFTAR LAMBANG

°C : derajat celsius IU : internasional unit ml : mililiter

mg : miligram kg : kilogram m : meter

zα : Deviat baku normal untuk α zβ : Deviat baku normal untuk β

n : Jumlah subjek / sampel α : Kesalahan tipe I β : Kesalahan tipe II > : Lebih besar dari < : Lebih kecil dari ≥ : Lebih besar dari ≤ : Lebih kecil dari


(15)

ABSTRAK

Latar belakang Dismenore primer sering dijumpai pada remaja perempuan pubertas. Ketidakhadiran di lingkungan kerja dan sekolah berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi. Vitamin E merupakan salah satu pengobatan alternatif pada dismenore primer.

Tujuan Meneliti manfaat vitamin E sebagai pengobatan dismenore primer. Metode Penelitian dilakukan secara acak tersamar ganda sejak Agustus sampai Oktober 2009. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat 200 IU vitamin E atau plasebo dua kali perhari, mulai dari 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi sebanyak 2 kali sehari. Pengobatan dilakukan selama 3 bulan.

Hasil Seratus enam belas penderita dismenore primer diikutkan dalam penelitian ini, dengan randomisasi sederhana dibagi menjadi dua kelompok, setiap kelompok terdiri dari 58 orang. Tidak dijumpai perbedaan bermakna pada derajat dan durasi nyeri saat awal dan setelah 1 bulan pengobatan. Setelah pengobatan selama 2 dan 3 bulan, dijumpai perbedaan bermakna pada derajat nyeri (p=0.013 dan p=0.0001, berturut-turut), dan durasi nyeri antara kedua kelompok (p=0.025 dan p=0.007, berturut-turut).

Kesimpulan Vitamin E bermanfaat sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas setelah 2 dan 3 bulan pengobatan.

Kata kunci : vitamin E, dismenore primer, remaja perempuan pubertas.


(16)

ABSTRACT

Background Primary dysmenorrhoea is common among adolescents girl.

Absenteeism from work and school were associated with the severity of symptoms. Vitamin E is one of alternative treatment in primary dysmenorrhoea.

Objective To investigate the effectiveness of vitamin E as a treatment of primary dysmenorrhoea.

Methods We conducted a randomized, double blind, clinical trial on August 2009 until October 2009. Participants were divided in two groups, each group received 200 units of vitamin E or placebo twice a day, it began two days before menstruation and continued until the third day of menstruation. Treatment was continued over three consecutive menstrual periods.

Results One hundred sixteen primary dysmenorrhoea patients were enrolled to the study, with simple randomization divided in two group with each group had fifty eight patients. There were no statistically significant difference on the degree and duration of pain at baseline and after 1 month treatment between groups. After treatment for 2 and 3 months, there were statistically significant difference on the degree (p=0.013 and p=0.0001, respectively) and duration of pain (p=0.025 and p=0.007, respectively) between groups.

Conclusion Vitamin E is effective in treatment of primary dysmenorrhoea

among pubertal adolescent girl after 2 and 3 months treatment.


(17)

ABSTRAK

Latar belakang Dismenore primer sering dijumpai pada remaja perempuan pubertas. Ketidakhadiran di lingkungan kerja dan sekolah berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi. Vitamin E merupakan salah satu pengobatan alternatif pada dismenore primer.

Tujuan Meneliti manfaat vitamin E sebagai pengobatan dismenore primer. Metode Penelitian dilakukan secara acak tersamar ganda sejak Agustus sampai Oktober 2009. Sampel penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapat 200 IU vitamin E atau plasebo dua kali perhari, mulai dari 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi sebanyak 2 kali sehari. Pengobatan dilakukan selama 3 bulan.

Hasil Seratus enam belas penderita dismenore primer diikutkan dalam penelitian ini, dengan randomisasi sederhana dibagi menjadi dua kelompok, setiap kelompok terdiri dari 58 orang. Tidak dijumpai perbedaan bermakna pada derajat dan durasi nyeri saat awal dan setelah 1 bulan pengobatan. Setelah pengobatan selama 2 dan 3 bulan, dijumpai perbedaan bermakna pada derajat nyeri (p=0.013 dan p=0.0001, berturut-turut), dan durasi nyeri antara kedua kelompok (p=0.025 dan p=0.007, berturut-turut).

Kesimpulan Vitamin E bermanfaat sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas setelah 2 dan 3 bulan pengobatan.

Kata kunci : vitamin E, dismenore primer, remaja perempuan pubertas.


(18)

ABSTRACT

Background Primary dysmenorrhoea is common among adolescents girl.

Absenteeism from work and school were associated with the severity of symptoms. Vitamin E is one of alternative treatment in primary dysmenorrhoea.

Objective To investigate the effectiveness of vitamin E as a treatment of primary dysmenorrhoea.

Methods We conducted a randomized, double blind, clinical trial on August 2009 until October 2009. Participants were divided in two groups, each group received 200 units of vitamin E or placebo twice a day, it began two days before menstruation and continued until the third day of menstruation. Treatment was continued over three consecutive menstrual periods.

Results One hundred sixteen primary dysmenorrhoea patients were enrolled to the study, with simple randomization divided in two group with each group had fifty eight patients. There were no statistically significant difference on the degree and duration of pain at baseline and after 1 month treatment between groups. After treatment for 2 and 3 months, there were statistically significant difference on the degree (p=0.013 and p=0.0001, respectively) and duration of pain (p=0.025 and p=0.007, respectively) between groups.

Conclusion Vitamin E is effective in treatment of primary dysmenorrhoea

among pubertal adolescent girl after 2 and 3 months treatment.


(19)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dismenore adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi.1,2 Kejadian dismenore berkisar 45% sampai 75% dari seluruh remaja perempuan pubertas, dimana ketidakhadiran di sekolah atau lingkungan kerja berkisar 13% sampai 51% dengan 5% sampai 14% ketidakhadiran tersebut disebabkan beratnya gejala yang terjadi.3 Studi epidemiologi di Mesir melaporkan kejadian dismenore pada 75% remaja perempuan pubertas dengan jumlah ketidakhadiran di sekolah sebesar 20,3% yang dihubungkan dengan beratnya gejala.4

Dismenore dibagi menjadi primer dan sekunder. Dismenore primer terjadi segera setelah menarche biasanya pada 6 sampai 12 bulan pertama dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan patologis panggul.5-8 Beberapa literatur merekomendasikan penggunaan obat analgesik, obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), penghambat cyclo-oxygenase-2 (COX-2) dan oral kontrasepsi yang terbukti efektif dalam mengurangi rasa nyeri.9-12 Pengobatan seperti latihan fisik, pemanasan daerah pelvis, intervensi tingkah laku, dan suplemen diet atau obat tradisional juga memberikan hasil yang memuaskan.11,12


(20)

2

Vitamin E merupakan salah satu pengobatan alternatif yang terbukti bermanfaat dalam mengurangi nyeri yang terjadi pada dismenore primer tanpa menimbulkan efek samping.13,14 Mekanisme kerja vitamin E dalam dismenore adalah dengan cara menghambat pelepasan asam arakidonat dan konversi dari asam arakidonat menjadi prostaglandin (PG) melalui enzim

phospholipase A2 dan cyclo-oxygenase.15,16 Vitamin E yang tersedia di pasaran berupa kapsul lunak yang berisi α-tocopherol 100 IU dan 200 IU. Sampai saat ini vitamin E belum menjadi standar pengobatan dismenore primer.15

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan yaitu: Apakah pemberian vitamin E bermanfaat sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas?

1.3. Hipotesis

Vitamin E bermanfaat sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas.


(21)

3

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek terapi vitamin E dalam mengurangi durasi dan beratnya dismenore yang terjadi

1.5. Manfaat Penelitian

1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti dalam hal pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas 2. Di bidang pelayanan masyarakat: meningkatkan usaha pelayanan

kesehatan remaja khususnya di bidang endokrinologi anak dan memberikan alternatif pengobatan dismenore primer yang dapat di jangkau masyarakat

3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap standar pelayanan kesehatan di bidang endokrinologi remaja, khususnya dalam pengobatan kelainan pubertas remaja perempuan


(22)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Siklus Menstruasi Remaja

Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi, keadaan penyakit, fungsi endokrin, atau stres dapat berpengaruh terhadap menstruasi yang normal.1 Salah satu tanda perkembangan pubertas adalah menarche. Dari data Third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) umur rata-rata menarche pada anak remaja Amerika adalah 12,43 tahun.17-19 Walaupun hampir 90% remaja perempuan mencapai menarche saat stadium pubertas menurut Tanner stadium 4, masih dijumpai rata-rata perbedaan 2 tahun antara awal perkembangan payudara dengan terjadinya menarche.1,20

Menstruasi merupakan suatu hal yang berulang, akibat adanya interaksi hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofise dan ovarium. Lamanya siklus menstruasi adalah jumlah hari mulai hari pertama keluarnya darah sampai menstruasi pada siklus berikutnya. Rata-rata lama siklus menstruasi 21 sampai 35 hari dengan rata-rata keluarnya darah 3 sampai 7 hari dan kehilangan darah 30 sampai 40 ml setiap hari.11,20-22

Siklus menstruasi dapat dibedakan menjadi 2 fase yakni fase folikular atau proliferatif dan fase luteal atau sekresi. Fase folikular atau proliferatif


(23)

5

disebut juga fase estrogen, dimulai pada hari ke-5 setelah menstruasi dan berlangsung selama 11 hari. Pelepasan gonadotropin releasing hormone

(GnRH) dari hipotalamus menstimulasi kelenjar hipofise mensekresi

luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang kemudian menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium. Folikel ini dominan menghasilkan estrogen yang merangsang pertumbuhan endometrium. Sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan cepat sehingga memicu terjadinya ovulasi.11,20-22

Fase luteal atau sekresi disebut juga fase progesterone, terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama 12 hari.11 Karakteristiknya dijumpai adanya korpus luteum. Korpus luteum ini mensekresi progesteron dalam jumlah yang banyak dan sedikit estrogen. Progesteron bekerja berlawanan dengan efek estrogen, yakni menghambat proliferasi dan menghasilkan perubahan glandular untuk menerima implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Bila tidak terjadi pembuahan dan produksi human chorionic gonadotropin (HCG), korpus luteum tidak akan bertahan. Regresi dari korpus luteum ini mengakibatkan penurunan progesteron dan estrogen yang memicu penipisan lapisan endometrium sehingga terjadi menstruasi.20-22 Gambar 2.1 memperlihatkan perubahan kadar hormon dan endometrium yang terjadi selama siklus menstruasi yang normal.


(24)

6

Gambar 2.1. Kadar hormon dan perubahan endometrium selama siklus menstruasi11

2.2. Patofisiologi Dismenore Primer

Dismenore primer adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang diinduksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis.2,7,8,10 Pada remaja dengan dismenore primer akan dijumpai peningkatan produksi prostaglandin oleh endometrium. Pelepasan prostaglandin terbanyak selama menstruasi didapati pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi.2,7,11

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenore adalah usia yang lebih muda saat terjadinya menarche, periode


(25)

7

menstruasi yang lebih lama, banyaknya darah yang keluar selama menstruasi, perokok, riwayat keluarga dengan dismenore. Obesitas dan penggunaan alkohol juga dihubungkan dengan terjadinya dismenore primer.7,8 Wang L dkk melaporkan hubungan yang bermakna antara stres dengan peningkatan insiden beratnya gejala dismenore yang terjadi.23

Prostaglandin F2α (PGF2α) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya dismenore primer. Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokontriksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal. Pelepasan enzim ini menyebabkan pelepasan enzim phospholipase A2 yang berperan pada konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat. Selanjutnya menjadi PGF2α dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase dengan perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi.8,11,20,24 Hubungan antara prostaglandin, aktivitas miometrium, iskemik uterus dengan terjadinya nyeri dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.


(26)

8

Gambar 2.2. Patofisiologi dari dismenore primer8

2.3. Diagnosis Dismenore Primer

Anamnesis yang diperlukan mencakup usia saat terjadinya menarche, keteraturan menstruasi, lamanya periode menstruasi, perkiraan perdarahan yang terjadi, perdarahan di antara siklus menstruasi dan beratnya nyeri. Disamping itu juga hubungannya dengan aktivitas fisik dan sosial, serta riwayat seksualitas sebelumnya.7 Nyeri yang terjadi harus dijelaskan mengenai tipe, lokasi, penjalaran, dan hubungannya dengan gejala lain.8

Dismenore primer umumnya terjadi dalam 6 sampai 12 bulan setelah

menarche. Nyeri kram di perut bawah dan menjalar ke arah paha dan daerah pinggang merupakan gejala yang tersering. Sakit kepala, mual, konstipasi atau diare, dan muntah kadang dapat terjadi. Karakteristik nyeri dijumpai pada hari pertama dari menstruasi, bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi. Gejala puncak dalam 24 jam dan menghilang setelah 2 hari.3,5,7,11 Perbedaan gambaran klinis dismenore primer dan sekunder seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut:


(27)

9

Tabel 2.1. Perbedaan gambaran klinis dismenore primer dan sekunder3

Dismenore primer Dismenore sekunder

Onset singkat setelah menarche Onset dapat terjadi kapan saja setelah

menarche (khasnya setelah 25 tahun)

Nyeri kram di perut bawah atau pelvis Waktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang dengan awal keluarnya darah selama 8-72 jam siklus menstruasi

Pola nyeri sama setiap siklus Memburuk setiap waktu, dapat unilateral, dapat memburuk pada waktu berkemih

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia diare, mual dan muntah dapat dijumpai dan menorragia

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis Dijumpai abnormalitas pelvis patologis

Pemeriksaan laboratorium dan radiologis tidak dibutuhkan dalam mendiagnosis dismenore primer. Pemeriksaan yang mendetail hanya dilakukan bila dari gejala klinis disangkakan suatu dismenore sekunder.8

2.4. Pengobatan Dismenore Primer

Tujuan pengobatan dismenore primer adalah mengurangi nyeri atau gejala yang timbul oleh karena peningkatan produksi prostaglandin,3 sehingga pemberian obat yang menghambat sintesis prostaglandin dan mempunyai efek analgesik merupakan pilihan.7

Pengobatan dengan menggunakan analgesik, OAINS dan penghambat spesifik COX-2 bekerja dengan mengurangi aktivitas

cyclo-oxygenase sehingga menghambat produksi prostaglandin, sedangkan

kontrasepsi oral bekerja dengan menghambat terjadinya ovulasi.3,7,14 Penghambat spesifik COX-2 yang sudah dilaporkan adalah rofecoxib25 dan


(28)

10

valdecoxib.26 Pada pemberian kontrasepsi oral dosis rendah menunjukkan perbaikan dismenore dihubungkan dengan rasa nyeri yang terjadi.27,28

Pengobatan lain yang umum dipakai adalah latihan fisik, pemanasan daerah pelvis, intervensi tingkah laku, suplemen diet atau obat tradisional.3,8,11,29 Latihan fisik dapat meningkatkan aliran darah ke daerah pelvis sehingga menstimulasi pelepasan β endorfin yang bekerja sebagai analgesik nonspesifik. Penempelan panas dengan suhu 39°C selama 12 jam terbukti sama efektifnya dengan penggunaan ibuprofen.3,8,14

Studi acak tersamar ganda manfaat obat tradisional cina (Si Wu Tang) di Taiwan mendapatkan hasil tidak berbeda bermakna dibanding plasebo dalam mengurangi dismenore yang terjadi.30 Pengobatan dismenore secara akupunktur terbukti efektif pada penderita yang sudah tidak respons terhadap OAINS dan kontrasepsi oral.31-32 Algoritma pengobatan pada dismenore primer ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.


(29)

11

Gambar 2.3. Algoritma pengobatan dismenore primer12

2.5. Peranan Vitamin E dalam Pengobatan Dismenore Primer

Vitamin E adalah pemutus rantai antioksidan yang larut dalam lemak, dengan aktivitas antioksidan yang terdiri dari 4 komponen tocopherols (α, , ,δ) dan 4 komponen tocotrienols (α, , ,δ) dengan struktur komponen dan aktifitas antioksidan yang dilihat pada gambar dibawah ini. Komponen yang paling banyak ditemukan secara alamiah adalah α-tocopherol yang bekerja mencegah terjadinya peroksida dari asam lemak jenuh.15,33


(30)

12

Gambar 2.4. Struktur molekul komponen vitamin E15

Vitamin E bekerja dengan mempengaruhi pelepasan asam arakidonat dari fosfolipid dan konversi menjadi prostaglandin terhambat melalui enzim

phospholipase A2 dan cyclooxygenase. Prostaglandin F2α adalah hormon yang paling berperan dalam menyebabkan dismenore karena terjadi vasokonstriksi dan kontraksi miometrium.15,24 Vitamin E juga berperan dalam menghambat protein kinase C yang merupakan suatu protein yang mengatur kerja enzim phospholipase A2.16


(31)

2.6. Kerangka Konseptual 2.6. Kerangka Konseptual

Gambar 2.5. Kerangka konsep penelitian Gambar 2.5. Kerangka konsep penelitian

Keterangan gambar: Keterangan gambar:

Æ hal yang diteliti Æ hal yang diteliti

Fosfolipid

Asam arakidonat

PG F2α PG E2 Kontraksi miometrium Vasokonstriksi pembuluh darah

Vasopresin

Obstruksi Serviks

Faktor tidak diketahui

Iskemik

Uterus

Dismenore

Psikologis Usia menarche

Faktor genetik Obesitas

Konsumsi alkohol atau rokok

Enzim fosfolipid A2

Enzim cyclo-oxygenase-2 OAINS

Penghambat COX-2

Vitamin E

Primer

Sekunder

- Onset singkat setelah menarche

- Nyeri kram perut bawah/ pelvis - Pola nyeri sama tiap siklus - Nyeri paha dan pinggang, sakit kepala, diare, mual dan muntah - Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis


(32)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Desain

Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda untuk melihat manfaat pemberian vitamin E dalam pengobatan dismenore primer pada remaja perempuan pubertas dibandingkan dengan plasebo.

3.2. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di empat SMP/SMU di Kotamadya Medan yaitu pesantren Ar-raudhatul Hasanah, Pencawan, Palapa, dan Perguruan S.Parman mulai bulan Agustus sampai Oktober 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target adalah anak perempuan pubertas pelajar SMP dan SMU yang menderita dismenore. Populasi terjangkau adalah anak perempuan pubertas pelajar SMP dan SMU yang menderita dismenore di Kotamadya Medan, Sumatera Utara. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis 2 proporsi kelompok independen:34


(33)

15

n1 =n2 = (Zα√2PQ + Zβ√P1Q1 + P2Q2 )2

(P1 – P2)2

n1 = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok A

n2 = jumlah subyek yang masuk dalam kelompok B

α = kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) Æ Zα = 1,96

β = kesalahan tipe II = 0,2 (power 80%) Æ Zβ = 0,842 P1 = proporsi kesembuhan di kelompok A = 0,5

Q1 = 1 – P1 = 0,5

P2 = proporsi kesembuhan di kelompok B = 0,75

Q2 = 1 – P2 = 0,25

P = P1+P2 = 0,625

2

Q = 1 – P = 0,375

Dengan menggunakan rumus di atas didapat jumlah sampel untuk masing-masing kelompok sebanyak 58 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi

1. Pelajar SMP dan SMU berusia 12 sampai 18 tahun 2. Memenuhi kriteria diagnosis dismenore primer 3. Siklus menstruasi yang teratur dalam 6 bulan terakhir 4. Lamanya setiap siklus menstruasi 21 sampai 35 hari 5. Penderita dengan status gizi baik

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Menggunakan obat analgesik saat terjadinya dismenore 2. Penderita dismenore dengan status gizi obesitas


(34)

16

3. Penderita dismenore dengan status gizi kurang 3. Riwayat kelainan patologis panggul

3.6. Persetujuan/Informed Consent

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemberian vitamin E.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian Cara Kerja

1. Pasien di survey terlebih dahulu dengan kuesioner.

2. Pasien yang memenuhi kriteria diagnostik untuk dismenore primer dimasukkan ke dalam penelitian.

3. Diberikan catatan harian nyeri selama 3 bulan dan dijelaskan kepada anak dan orang tua.

4. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang mendapat vitamin E dan kelompok plasebo. Pembagian kelompok dengan


(35)

17

randomisasi sederhana. Pemeriksaan dilakukan pada saat penelitian dimulai.

5. Dicatat data antropometrik meliputi berat badan dan tinggi badan. 6. Masing – masing kelompok dilakukan pemeriksaan terhadap durasi

dan beratnya dismenore dengan pain rating scales.

7. Kelompok pertama (A) mendapat vitamin E 200 IU dua kali perhari saat pagi dan malam hari, diberikan pada 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi selama 3 bulan.

8. Kelompok kedua (B) mendapat plasebo yang berisi saccarum lactis

dua kali perhari saat pagi dan malam hari, diberikan pada 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi selama 3 bulan. 9. Vitamin E dan plasebo dimasukkan ke dalam kapsul dengan warna

dan bentuk yang sama. Peneliti dan pasien tidak mengetahui obat yang diberikan.

10. Masing-masing kelompok menulis catatan harian yang telah diberikan untuk mencatat durasi dan beratnya serangan dismenore per bulan selama 3 bulan.

11. Pemeriksaan dilakukan tiap bulan untuk melihat durasi dan beratnya dismenore.


(36)

12. Pasien dibolehkan meminum obat ibuprofen 200 mg setiap 8 jam apabila dismenore masih berlanjut setelah hari ke-5 dan dicatat dalam catatan harian.

Alur Penelitian

Vitamin E 2x200 IU 2 hari sebelum menstrusi

sampai hari ketiga menstruasi (5 hari)

Plasebo (5 hari)

Tingkatan nyeri Durasi nyeri

Dismenore

Tingkatan nyeri Durasi nyeri

18

3 siklus menstruasi

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Jenis terapi

Vitamin E Nominal

Plasebo Nominal

Variabel tergantung Skala

Tingkatan nyeri Ordinal


(37)

19

3.10. Definisi Operasional

1. Dismenore primer adalah nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dengan gejala berupa nyeri kram di perut bawah menjalar ke arah paha dan pinggang dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi. 2. Vitamin E merupakan obat yang berupa kapsul lunak yang berisi α

-tocopherol 200 IU dan diberikan pada 2 hari sebelum terjadinya menstruasi sampai hari ketiga menstruasi sebanyak 2 kali sehari.

3. Status gizi dinilai dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) yang dihitung dari berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2). Nilai yang didapat diplotkan dalam kurva pertumbuhan menurut centers for disease control and prevention

(CDC) tahun 2000. Obesitas bila IMT ≥ persentil ke-95, overweight bila IMT antara persentil ke 85 sampai < 95, gizi baik bila IMT antara persentil ke 5 sampai < 85, dan gizi kurang bila IMT < persentil ke-5. 4. Pain rating scales adalah skala penilaian tingkat nyeri yang berupa 4

buah penilaian antara lain: wajah, pendeskripsian, nomor atau garis lurus. Batas paling kanan merupakan nyeri yang terberat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan salah satu dari 4 skala yang tersedia.


(38)

20

5. Tingkatan nyeri dibedakan menjadi ringan dengan nilai antara 0 sampai 3, sedang dengan nilai 4 sampai 6, dan berat dengan nilai 7 sampai 10. Tingkatan nyeri dinilai dengan pain rating scales yang diperiksa sebelum dan sesudah pengobatan selama 3 bulan.

6. Durasi nyeri yang terjadi dicatat dalam jumlah hari nyeri yang terjadi selama masa menstruasi yang di tulis dalam catatan harian pasien.


(39)

21

3.11. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Data dianalisis dengan uji kai-kuadrat untuk melihat perbandingan keberhasilan pengobatan. Untuk menilai tingkatan nyeri digunakan Mann-Whitney U-test dan durasi nyeri digunakan uji-t independen. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 15.0 dengan tingkat kemaknaan P < 0,05.


(40)

BAB 4. HASIL

Penelitian dilaksanakan di empat SMP/SMA yaitu Pesantren Ar-raudhatul Hasanah, SMP/SMU Pencawan, Palapa, dan Perguruan S.Parman di Kotamadya Medan. Di keempat lokasi tersebut, diperiksa sebanyak 750 pelajar, dan dijumpai sebanyak 540 penderita dismenore, di antaranya 349 penderita tidak memenuhi kriteria inklusi dan 75 di antaranya menolak ikut dalam penelitian ini, dan sisanya 116 anak diikutkan dalam penelitian. Kemudian secara randomisasi sederhana, dibagi dua kelompok yaitu masing-masing terdiri dari 58 penderita yang mendapat pengobatan vitamin E ataupun plasebo.


(41)

750 pelajar SMP/SMU

23

Vitamin E

n = 58

Plasebo

Mengikuti penelitian dan pemantauan dilakukan

selama 3 bulan n = 58 Mengikuti penelitian dan

pemantauan dilakukan selama 3 bulan

n = 58

n= 58 116 penderita

dismenenore primer

349 tidak memenuhi kriteria inklusi 75 menolak ikut penelitian

540 penderita dismenore

Gambar 4.1. CONSORT diagram

Distrubusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok perlakuan terlihat pada Table 4.1. Besar sampel pada kedua kelompok sama masing-masing 58 orang, dengan rata-rata umur pada kelompok vitamin E 194.9 bulan dan kelompok plasebo 190.0 bulan. Tingkat pendidikan untuk kelompok vitamin E terbanyak pada tingkat SMA kelas 2 (62.1%), dan kelompok plasebo tingkat pendidikan tertinggi terbanyak pada tingkat SMA


(42)

24

kelas 1 (62.1%). Gejala ikutan tersering yang dijumpai saat terjadinya dismenore yakni sakit kepala. Sakit kepala pada kelompok vitamin E dijumpai 12 orang (20.7%) dan plasebo sebanyak 10 orang (17.2%). Jumlah anak yang menggunakan obat penghilang rasa sakit selama terjadinya nyeri hanya 2 orang (3.4%) pada kelompok vitamin E dan 3 orang (5.2%) pada kelompok plasebo.

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik

Vitamin E n=58

Plasebo n=58 Tingkat pendidikan, n (%)

SMP kelas 1 SMP kelas 2 SMP kelas 3 SMA kelas 1 SMA kelas 2

Umur (bulan), rerata (SD) Berat badan (kg), rerata (SD) Tinggi badan (cm), rerata (SD) Usia menarche (bulan), rerata (SD) Lama siklus menstruasi (hari), rerata (SD) Gejala ikutan saat dismenore, n (%) Sakit kepala

Mual dan muntah Diare

Komsumsi obat, n (%)

3 (5.2) 9 (15.5) 9 (15.5) 1 (1.7) 36 (62.1) 194.9 (14.90) 38.9 (3.05) 148.6 (9.89) 133.0 (13.84) 28.7 (1.92) 12 (20.7) 0 3 (5.2) 2 (3.4) 0 0 9 (15.5) 36 (62.1) 13 (22.4) 190.0 (10.72) 36.7 (4.20) 150,5 (8.28) 131.6 (13.66) 29.2 (2.07) 10 (17.2) 2 (3.4) 1 (1.8) 3 (5.2)

Dari hasil pemeriksaan awal derajat nyeri dismenore tidak dijumpai perbedaan bermakna antara kedua kelompok, begitu juga pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan (Tabel 4.2 dan Tabel


(43)

25

4.3). Perbedaan bermakna terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan (Tabel 4.4 dan Tabel 4.5).

Tabel 4.2. Derajat nyeri awal

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 9 (15.5) 33 (56.9) 16 (27.6) 13 (22.4) 35 (60.3) 10 (17.2) 0.338

Tabel 4.3. Derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 20 (34.5) 32 (55.2) 6 (10.3) 15 (25.9) 36 (62.1) 7 (12.1) 0.599


(44)

26

Tabel 4.4. Derajat nyeri setelah 2 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 26 (44.8) 30 (51.7) 2 (3.4) 13 (22.4) 37 (63.8) 8 (13.8) 0.013

Tabel 4.5. Derajat nyeri setelah 3 bulan mendapat pengobatan

Derajat nyeri Vitamin E n (%) Plasebo n (%) P Ringan Sedang Berat 35 (60.3) 22 (37.9) 1 (1.7) 14 (24.1) 37 (63.8) 7 (12.1) 0.0001

Dari tabel di atas terlihat penurunan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan vitamin E. Terjadi peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan sebanyak 34.5%, sedangkan pada kelompok plasebo sebanyak 25.9%. Tidak dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut. Sedangkan pada pengobatan setelah 2 dan 3 bulan, terdapat penurunan derajat nyeri dengan peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan sebanyak 44.8% dan 60.3%. Pada


(45)

27

kelompok plasebo derajat nyeri ringan dijumpai sebanyak 22.4% dan 24.1%, dijumpai perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut.

Pada durasi nyeri yang terjadi tidak didapati perbedaan yang bermakna pada pemeriksaan awal dan setelah 1 bulan pengobatan, namun dijumpai perbedaan bermakna terhadap durasi nyeri setelah 2 dan 3 bulan mendapatkan pengobatan (Tabel 4.6).

Tabel 4.6. Durasi nyeri

Durasi nyeri

Vitamin E (hari)

Plasebo (hari)

P

Awal

1 bulan pengobatan 2 bulan pengobatan 3 bulan pengobatan

2.1 (0.84) 1.6 (0.73) 1.4 (0.67) 1.2 (0.71)

2.1 (0.88) 1.9 (0.95) 1.7 (0.89) 1.6 (0.91)

0.967 0.140 0.025 0.007 Nilai dalam rerata (SD)


(46)

BAB 5. PEMBAHASAN

Dismenore merupakan masalah menstruasi yang sering dikeluhkan oleh remaja perempuan pubertas. Gejala yang terjadi berhubungan dengan ketidakhadiran di sekolah dan lingkungan kerja.8 Pada studi prevalensi di Amerika terhadap pelajar suku hispanik, kejadian dismenore dilaporkan sebanyak 85% pada 3 bulan terakhir siklus mentruasi dengan ketidakhadiran di sekolah sebanyak 38%.35 Studi di Ethiopia melaporkan prevalensi dismenore sebanyak 72% dari 622 pelajar yang diperiksa dengan ketidakhadiran di sekolah sebanyak 48%.36 Pada penelitian ini dari 750 pelajar yang diperiksa, dijumpai 540 penderita (72%) yang mengalami dismenore. Ketidakhadiran di sekolah hanya dilaporkan sebanyak 10.4% dari seluruh penderita dismenore yang diperiksa.

Menarche merupakan awal terjadinya menstruasi pada perempuan pubertas. Usia menarche menggambarkan banyak aspek kesehatan meliputi usia kematangan seksual, status pertumbuhan dan nutrisi, dan kondisi lingkungan.17 Rata-rata usia menarche dilaporkan 0.3 tahun lebih muda untuk perempuan perkotaan dibandingkan perdesaan pada studi di Ethiopia.36 Studi deskriptif di Hongkong dan survey cross sectional di Malaysia mendapatkan rata-rata usia menarche pada remaja pubertas adalah 12.3 tahun.37,38 Penelitian ini mendapatkan usia rata-rata menarche pada kelompok vitamin E


(47)

29

dan plasebo adalah 12.1 tahun dan 11.9 tahun. Lebih cepatnya usia

menarche pada kedua kelompok tidak diteliti apakah disebabkan oleh pengaruh perbedaan suku dan faktor lingkungan.

Lama setiap siklus menstruasi normal adalah 21 sampai 35 hari. Hanya <0.5% perempuan mempunyai lama siklus menstruasi <21 hari dan <1% mempunyai lama siklus menstruasi >35 hari.20 Studi deskriptif di Hongkong mendapatkan setelah 3 tahun mengalami menarche, 86.9% remaja pubertas memilki lama siklus menstruasi normal 21 sampai 35 hari.37 Pada penelitian ini dimasukkan kriteria inklusi yakni penderita dengan lama setiap siklus menstruasinya dalam rentang normal yakni 21 sampai 35 hari. Hasil yang didapatkan pada kelompok vitamin E dan plasebo adalah 28.7 hari dan 29.2 hari.

Status gizi mempengaruhi terjadinya dismenore pada remaja pubertas. Obesitas dihubungkan dengan terjadinya dismenore primer.7,8,39 Namun beberapa penelitian tidak mendapatkan adanya hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore primer.37,40 Penelitian ini memasukkan kriteria inklusi yakni penderita dengan status gizi baik dimana penilaiannya menggunakan indeks massa tubuh (IMT) antara persentil ke 5 sampai <85.

Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada dismenore adalah nyeri kram di perut bawah yang menjalar ke arah paha dan daerah pinggang. Dapat dijumpai juga sakit kepala, mual, konstipasi atau diare, dan muntah.


(48)

30

Karakteristik nyeri dijumpai pada hari pertama dari menstruasi, bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi. Gejala puncak dalam 24 jam dan menghilang setelah 2 hari.3,5,7,11 Studi cross sectional di Thailand mendapatkan gejala terbanyak yang di keluhkan oleh penderita dengan dismenore adalah berupa nyeri kram di perut bawah sebanyak 78%, nyeri pinggang sebanyak 58.9%, dan adanya perubahan tingkah laku sebanyak 56.9%. Gejala ikutan terbanyak berupa kelelahan, diare dan sakit kepala berturut-turut adalah 42.9%, 26.2% dan 18.7%.39 Pada penelitian ini semua penderita mengalami nyeri perut bawah dengan gejala ikutan terbanyak adalah sakit kepala yakni sebanyak 12 orang (20.7%) pada kelompok vitamin E dan 10 orang (17.2%) pada kelompok plasebo.

Penelitian mengenai penggunaan vitamin E sebagai pengobatan dismenore telah dilaporkan manfaatnya di Iran, dimana vitamin E terbukti efektif dalam mengurangi gejala dan derajat nyeri yang terjadi akibat dismenore13,14

Pada penelitian ini, dari penilaian derajat nyeri awal tidak dijumpai perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Berdasarkan pemeriksaan derajat nyeri terbanyak dijumpai pada derajat nyeri sedang, yakni sebanyak 33 orang (56.9%) pada kelompok vitamin E dan 35 orang (60.3%) pada kelompok plasebo. Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 1 bulan mendapat pengobatan juga tidak dijumpai perbedaan bermakna antara


(49)

31

kedua kelompok namun telah dijumpai penurunan derajat nyeri berat yakni dari 16 orang (27.6%) menjadi 6 orang (10.3%) pada kelompok vitamin E dan 10 orang (17.2%) menjadi 7 orang (12.1%) pada kelompok plasebo.

Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 2 bulan mendapat pengobatan, derajat nyeri terbanyak adalah derajat nyeri sedang yakni sebanyak 30 orang (51.7%) pada kelompok vitamin E dan 37 orang (63.8%) pada kelompok plasebo. Peningkatan jumlah penderita dengan derajat nyeri ringan masing-masing di jumpai pada kelompok vitamin E dan plasebo yakni sebanyak 26 orang (44.8%) dan 13 orang (22.4%). Pada pemeriksaan derajat nyeri setelah 3 bulan mendapat pengobatan, penderita terbanyak adalah derajat nyeri ringan yakni 35 orang (60.3%) pada kelompok vitamin E dan derajat nyeri sedang yakni 37 orang (63.8%) pada kelompok plasebo. Perbedaan bermakna secara statistik terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan.

Pada pemeriksaan durasi nyeri yang terjadi, tidak didapati perbedaan yang bermakna pada pemeriksaan awal dan setelah 1 bulan mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan awal, durasi nyeri yang terjadi 2.1 hari (SD 0.84) pada kelompok vitamin E dan 2.1 hari (SD 0.88) pada kelompok plasebo. Sedangkan setelah 1 bulan mendapat pengobatan durasi nyeri yang terjadi 1.6 hari (SD 0.73) dan 1.9 hari (SD 0.95) pada kelompok vitamin E dan plasebo. Perbedaan bermakna terlihat setelah 2 dan 3 bulan mendapat


(50)

32

pengobatan. Dimana durasi nyeri turun menjadi 1.4 hari (SD 0.67) dan 1.2 hari (SD 0.71) pada 2 dan 3 bulan pengobatan pada kelompok vitamin E, sedangkan pada kelompok plasebo durasi nyeri turun menjadi 1.7 hari (SD 0.89) dan 1.6 hari (SD 0.91) pada 2 dan 3 bulan setelah pengobatan.

Dari penelitian ini masih dijumpai beberapa kekurangan antara lain kurangnya pengawasan terhadap kepatuhan penderita memakan obat yang telah diberikan. Pemantauan hanya dilakukan pada jumlah obat yang diberikan kepada penderita, hal ini ditunjukan dengan tidak adanya obat yang dikembalikan oleh penderita selama penelitian ini dilaksanakan. Penelitian ini tidak menjelaskan mengapa baru terlihat perbedaan bermakna setelah 2 dan 3 bulan mendapat pengobatan vitamin E baru bermanfaat dalam mengurangi durasi dan beratnya dismenore yang terjadi.


(51)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dismenore primer sering dijumpai pada remaja perempuan pubertas. Vitamin E dosis 200 IU yang diberikan dua kali perhari yang diberikan pada 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ketiga menstruasi terbukti bermanfaat dalam mengurangi durasi dan beratnya dismenore yang terjadi setelah pemberian selama 2 dan 3 bulan pengobatan. Vitamin E dapat dijadikan salah satu alternatif pengobatan dismenore primer pada remaja pubertas.

6.2. SARAN

Diharapkan kepada sekolah-sekolah menengah dan lanjutan atas untuk melakukan penyuluhan mengenai kesehatan remaja pubertas mengingat tingginya prevalensi dismenore pada remaja pubertas. Bila perlu diadakan kerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan mengenai masalah kesehatan remaja khususnya masalah gangguan menstruasi pada remaja.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Fleischman A, Gordon C. Adolescent menstrual abnormalities. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-5. New York: Informa;2007.h.349-63

2. Speroff L, Fritz MA, penyunting. Clinical gynecologic andocrinology and fertility. Edisi ke-7. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins;2005.h.531-46

3. Proctor M, Farquhar C. Diagnosis and management of dysmenorrhoea. BMJ. 2006;332:1134-8

4. El-Gilany AH, Badawi K, El-Fedawy S. Epidemiology of dysmenorrhoea among adolescent students in Mansoura, Egypt. East Mediter Health J. 2005;11:155-63

5. Reddish S. Dysmenorrhoea. Aust Fam Phys. 2006;36(11):842-9

6. Foster CM. Adolescent menstrual abnormalities. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-3. New York: Markel Dekker Inc;1996.h.223-33

7. Calis KA. Dysmenorrhea. Diunduh dari:

http://www.emedicine.com/med/topic606.htm bulan September 2008

8. Lefebvre G, Pinsonneault O, Antao V, Black A, Burnett M, Feldman K, dkk. Primary dysmenorrhea consensus guideline. J Obstet Gynaecol Can. 2005;27(12):1117-30

9. Creighton SM. Gynecology. Dalam: Brook CGD, Clayton PE, Brown RS, Savage MO, penyunting. Clinical pediatric endocrinology. Edisi ke-5. USA: Blackwell;2005.h.211-7

10. Polaneczky MM, Siap GB. Menstrual disorders in the adolescent: dysmenorrhea and dysfunctional uterine bleeding. Pediatrics in Review. 1992;13:83-7

11. Mayo JL. A healthy menstrual cycle. Clin Nutri Ins. 1997;5(9):1-8

12. Nasir L, Bope ET. Management of pelvic pain from dysmenorrhea or endometriosis. J Am Board Fam Pract. 2004;17:s43-7

13. Ziaei S, Faghihzadeh S, Sohrabvand F, Lamyian M, Emamgholy T. A randomised placebo-controlled trial to determine the effect of vitamin E in treatment of primary dysmenorrhoea. BJOG. 2001;108:1181-3

14. Ziaei S, Zakeri M, Kazemnejad A. A randomised controlled trial of vitamin E in the treatment of primary dysmenorrhoea. BJOG. 2005;112:466-9 15. Brigelius-Flohe R, Traber MG. Vitamin E: function and metabolism.

FASEB J. 1999;13:1145-55

16. Wu D, Mura C, Beharka AA, Han SN, Paulson KE, Hwang D, dkk. Age-associated increase in PGE2 synthesis and COX activity in murine macrophages is reversed by vitamin E. Am J Physiol. 1998;275:C661-8


(53)

39

17. Chumlea WC, Schubert CM, Roche AF, Kulin HE, Lee PA, Himes JH, dkk. Age at menarche and racial comparisons in US girls. Pediatrics. 2003;111:110-3

18. Anderson SE, Dallal GE, Must A. Relative weight and race influence average age at menarche: results from two nationally representative surveys of US girls studied 25 years apart. Pediatrics. 2003;111:844-50 19. Wu T, Mendola P, Buck GM. Ethnic differences in the presence of

secondary sex characteristics and menarche among US girls: the third national health and nutrition examination survey, 1988-1994. Pediatrics. 2002;110:752-757

20. Braverman PK, Sondhelmer SJ. Menstrual disorders. Pediatrics in Review. 1997;18:17-26

21. Khan-Sabir N,Carr BR. The normal menstrual cycle and the control of ovulation. Diunduh dari: http/www.endotext.com bulan September 2008 22. Jabbour HN, Kelly RW, Fraser HM, Critchley HOD. Endocrine regulation

of menstruation. Endocrine Reviews. 2006;27(1):17-46

23. Wang L, Wang X, Wang W, Chen C, Ronnennberg AG, Guang W, dkk. Stress and dysmenorrhoea: a population based prospective study. Occup Environ Med. 2004;61:1021-6

24. McLachlan RI, Healy DL, Burger HG. The ovary: basic principles and concepts. Dalam: Felig P, Baxter JD, Broadus AE, Frohman LA, penyunting. Endocrinology and metabolism. Edisi ke-2. Philadelphia: Mc Graw Hill;2002.h.951-83

25. Morrison BW, Daniels SE, Kotey P, Cantu N, Seidenberg B. Rofecoxib, a specific cyclooxygenase-2 inhibitor, in primary dysmenorrhea: a rondomized controlled trial. Obstet Gynecol. 1999;94:504-8

26. Daniels SE, Talwalker S, Torri S, Snabes MC, Recker DP, Verburg KM. Valdecoxib, a cyclooxygenase-2-specific inhibitor, is effective in treating primary dysmenorrhea. Obstet Gynecol. 2002;100:350-8

27. Davis AR, Westhoff C, O’Connell K, Gallagher N. Oral contraceptives for dysmenorrhea in adolescent girls a rondomized trial. Obstet Gynecol. 2005;106:97-104

28. Legro RS, Pauli JG, Kunselman AR, Meadows JW, Kesner JS, Zaino RJ, dkk. Effects of continuous versus cyclical oral contraception: a randomized controlled trial. J Clin Endocrinol Metab. 2008;93(2):420-9 29. Proctor ML, Murphy PA. Herbal and dietary therapies for primary and

secondary dysmenorrhoea (review). The Cochrane Collaboration. 2008;1-25

30. Liang Yeh LL, Liu JY, Lin KS, Liu YS, Chiou JM, Liang KY, dkk. A randomised placebo-controlled trial of a tradisional chinese herbal formula in the treatment of primary dysmenorrhoea. Plos One. 2007;2:e719-29


(54)

40

31. Junizar G, Sulianingsih, Widya DK. Pengobatan dismenore secara akupunktur. Cermin Dunia Kedokteran. 2001;133:50-3

32. Lorno V, Burani R, Bianchini B, Minelli E, Martinelli F, Ciatto S. Acupuncture treatment of dysmenorrhea resistant to conventional medical treatment. eCAM. 2008;5:227-230

33. Bendich A, Machlin LJ. Safety of oral intake of vitamin E. Am J Clin Nutr. 1988;48:612-9

34. Madiyono B, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2008. h.302-30

35. Banikarim C, chacko MR, Kelder SH. Prevalence and impact of dysmenorrheal on Hispanic female adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med.2000;154:1226-9

36. Zegeye DT, Megabiaw B, Mulu A. Age at menarche and the menstrual pattern of secondary school adolescents in northwest Ethiopia. BMC Women’s Health. 2009;9:29-36

37. Chan SC, Yiu KW, Yuen PM, Sahota DS, Chung KH. Menstrual problems and health-seeking behavior in Hong Kong Chinese girls. Hong Kong Med J.2009;15(1):18-23

38. Lee LK, Chen PCY, Lee KK, Kaur J. Menstruation among adolescent girls in Malaysia: a cross-sectional school survey. Singapore Med J.2006;47(10):869-74

39. Tangchai K, Titapant V, Boriboonhirunsarn D. Dysmenorrhea in thai adolescents: prevalence, impact and knowledge of treatment. J Med Assoc Thai.2004;87(suppl 3):s69-73

40. Singh A, Kiran D, Singh H, Nel B, Singh P, Tiwari P. Prevalence and severity of dysmenorrheal: a problem related to menstruation, among first and second year female medical students. Indian J Physiol Pharmacol.2008;52(4):389-97


(55)

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Kelas : Alamat Rumah : Alamat Sekolah :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitan “ Manfaat vitamin E sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja pubertas“. Dengan kesadaran serta kerelaan sendiri saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.

Medan, ……… Peneliti,

(dr. Wagito)


(56)

42

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN Kepada Yth Bapak/ Ibu……

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter Wagito, bertugas di divisi Endokrin Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang manfaat vitamin E sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja pubertas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak Bapak / Ibu menderita dismenore primer yang dapat berdampak pada jumlah ketidakhadiran di sekolah. Untuk itu, kami akan mengobati anak Bapak / Ibu dengan memberikan obat. Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian vitamin E selama 2-4 bulan akan memberikan efek yang baik dalam mengurangi jumlah dan beratnya gejala dismenore yang terjadi. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di luar negeri. Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pemberian catatan harian nyeri dan kuisoner untuk mengetahui anak yang menderita dismenore. Pada anak yang menderita dismenore, akan diberikan obat selama 3 bulan, obat dimakan pada 2 hari sebelum datangnya menstruasi sampai hari ke tiga menstruasi. Pemantauan ulangan dilakukan setiap bulan sampai bulan ketiga dan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan kuisoner dibandingkan dengan pengukuran sebelum diberi obat.

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Bapak/ Ibu serta putri anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Bapak/ Ibu dapat menghubungi Peneliti bila ingin menanyakan masalah kesehatan putra / putri anda atau masalah lain seputar penelitian ini melalui:

Dr. Wagito

Divisi Endokrinologi - Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RS H.Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Telp. 8365663


(57)

43

Lampiran 3

Lembar Kuesioner 1. Data Pribadi

Nama: ... Tanggal pemeriksaan: ... Alamat :... Tempat/tanggal lahir: ... Berat badan: ...kg Tinggi badan: ...cm

Status nutrisi : Obesitas/ Over weight/ Normal weight/ Under weight Saat ini duduk di kelas: ...

2. Data Menstruasi

1. Usia saat menstruasi yang pertama sekali ... tahun

2. Apakah siklus menstruasi anda teratur [ ] ya [ ] tidak 3. Bila jawaban anda ya, ... bulan anda telah mendapat menstruasi. 4. Lamanya setiap siklus menstruasi ...hari

5. Lamanya keluar darah dalam setiap menstruasi ...hari 6. Tanggal menstruasi yang terakhir ...

7. Apakah dijumpai nyeri selama menstruasi [ ] ya [ ] tidak 8. Lama waktu mulai dari menstruasi yang pertama sampai timbulnya

nyeri menstruasi ...bulan

9. Apakah nyeri yang timbul pada hari pertama menstruasi

[ ] ya [ ] tidak 10. Bila jawaban anda tidak, mulai timbul nyeri ...hari sebelum menstruasi

atau ...hari setelah menstruasi

11. Jumlah hari nyeri yang terjadi setiap bulan ... hari 12. Apakah nyeri yang timbul selalu sama setiap bulannya

[ ] ya [ ] tidak 13. Dimanakah lokasi nyeri yang paling anda rasakan

[ ] perut bawah [ ] perut atas

14. Adakah penjalaran nyeri sampai ke paha dan pinggang

[ ] ya [ ] tidak 15. Apakah dijumpai gejala sakit kepala saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak 16. Apakah dijumpai gejala mual saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak 17. Apakah dijumpai gejala muntah saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak 18. Apakah dijumpai gejala diare saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak

19. Apakah ada memakan obat penghilang rasa sakit selama terjadinya nyeri

[ ] ya [ ] tidak


(58)

44

Lampiran 4

Pain Rating Scales

Silakan gunakan salah satu dari skala dibawah ini untuk menunjukkan rata-rata tingkat nyeri yang anda alami dalam 24 jam terakhir. Silahkan tunjukkan hanya satu wajah, atau deskripsikan, atau nomor atau tunjukkan pada satu garis lurus. Dengan perhatian bahwa batas paling kanan merupakan nyeri yang terberat. Tidak ada nyeri yang lebih berat dari pada nyeri yang terjadi pada batas paling kanan. Dengan kata lain, tidak ada nilai 15 pada skala nyeri dari 0 sampai 10. Anda dapat menggunakan salah satu dari empat skala yang disediakan.


(59)

45

Lampiran 5

Catatan Harian Nyeri

NAMA : ALAMAT :

USIA : SEKOLAH/KELAS :

BB/TB : TEK. DARAH :

BULAN :

TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MENSTRUASI

DURASI NYERI DISMENORE MINUM OBAT/TIDAK ABSEN

SEKOLAH/TDK

TANGGAL 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 MENSTRUASI

DURASI NYERI DISMENORE MINUM OBAT/TIDAK ABSEN


(60)

46

Lampiran 6


(61)

47

Lampiran 7

Riwayat Hidup Nama lengkap : Wagito

Tanggal lahir : 25 Agustus 1976 Tempat lahir : Tanjung Balai

Alamat : Jln. Kalkun no.12A Medan Nama istri : Yenni

Nama anak : Earlene Faustina Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SDN 112304 Padang Halaban, Labuhan Batu, tamat tahun 1988

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Tri Tunggal, Tanjung Balai, tamat tahun 1991

3. Sekolah Menengah Atas di SMU St.Thomas II, Medan, tamat tahun 1994

4. Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2001 Riwayat Pekerjaan

1. Dokter PTT di Puskesmas Pematang Bandar, Simalungun, tahun 2002-2005

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK USU : 01-05-2006 s/d 30-06-2006 2. Pendidikan Tahap I : 01-07-2006 s/d 30-06-2007 3. Pendidikan Tahap II : 01-07-2007 s/d 30-06-2008 4. Pendidikan Tahap III : 01-07-2008 s/d 30-06-2009 5. Pendidikan Tahap IV : 01-07-2009 s/d 30-06-2010

6. Tesis : Mei 2010


(1)

LEMBAR PENJELASAN

Kepada Yth Bapak/ Ibu……

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter Wagito, bertugas di divisi Endokrin Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang manfaat vitamin E sebagai pengobatan dismenore primer pada remaja pubertas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak Bapak / Ibu menderita dismenore primer yang dapat berdampak pada jumlah ketidakhadiran di sekolah. Untuk itu, kami akan mengobati anak Bapak / Ibu dengan memberikan obat. Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian vitamin E selama 2-4 bulan akan memberikan efek yang baik dalam mengurangi jumlah dan beratnya gejala dismenore yang terjadi. Hanya saja penelitian tersebut dilaksanakan di luar negeri. Saat ini saya mencoba untuk melakukan penelitian ini.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, pemberian catatan harian nyeri dan kuisoner untuk mengetahui anak yang menderita dismenore. Pada anak yang menderita dismenore, akan diberikan obat selama 3 bulan, obat dimakan pada 2 hari sebelum datangnya menstruasi sampai hari ke tiga menstruasi. Pemantauan ulangan dilakukan setiap bulan sampai bulan ketiga dan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan kuisoner dibandingkan dengan pengukuran sebelum diberi obat.

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Bapak/ Ibu serta putri anda bebas menolak ikut atau mengundurkan diri dalam penelitian ini. Semua data penelitian akan diperlakukan secara rahasia, sehingga tidak memungkinkan orang lain mengetahui data penderita. Semua biaya penelitian akan ditanggung oleh peneliti. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Bapak/ Ibu dapat menghubungi Peneliti bila ingin menanyakan masalah kesehatan putra / putri anda atau masalah lain seputar penelitian ini melalui:

Dr. Wagito

Divisi Endokrinologi - Dep. Ilmu Kesehatan Anak FKUSU-RS H.Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Telp. 8365663


(2)

Lembar Kuesioner

1. Data Pribadi

Nama: ... Tanggal pemeriksaan: ... Alamat :... Tempat/tanggal lahir: ... Berat badan: ...kg Tinggi badan: ...cm

Status nutrisi : Obesitas/ Over weight/ Normal weight/ Under weight Saat ini duduk di kelas: ...

2. Data Menstruasi

1. Usia saat menstruasi yang pertama sekali ... tahun

2. Apakah siklus menstruasi anda teratur [ ] ya [ ] tidak 3. Bila jawaban anda ya, ... bulan anda telah mendapat menstruasi. 4. Lamanya setiap siklus menstruasi ...hari

5. Lamanya keluar darah dalam setiap menstruasi ...hari 6. Tanggal menstruasi yang terakhir ...

7. Apakah dijumpai nyeri selama menstruasi [ ] ya [ ] tidak 8. Lama waktu mulai dari menstruasi yang pertama sampai timbulnya

nyeri menstruasi ...bulan

9. Apakah nyeri yang timbul pada hari pertama menstruasi

[ ] ya [ ] tidak 10. Bila jawaban anda tidak, mulai timbul nyeri ...hari sebelum menstruasi

atau ...hari setelah menstruasi

11. Jumlah hari nyeri yang terjadi setiap bulan ... hari 12. Apakah nyeri yang timbul selalu sama setiap bulannya

[ ] ya [ ] tidak 13. Dimanakah lokasi nyeri yang paling anda rasakan

[ ] perut bawah [ ] perut atas

14. Adakah penjalaran nyeri sampai ke paha dan pinggang

[ ] ya [ ] tidak 15. Apakah dijumpai gejala sakit kepala saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak 16. Apakah dijumpai gejala mual saat terjadinya dismenore

[ ] ya [ ] tidak 17. Apakah dijumpai gejala muntah saat terjadinya dismenore


(3)

Pain Rating Scales

Silakan gunakan salah satu dari skala dibawah ini untuk menunjukkan rata-rata tingkat nyeri yang anda alami dalam 24 jam terakhir. Silahkan tunjukkan hanya satu wajah, atau deskripsikan, atau nomor atau tunjukkan pada satu garis lurus. Dengan perhatian bahwa batas paling kanan merupakan nyeri yang terberat. Tidak ada nyeri yang lebih berat dari pada nyeri yang terjadi pada batas paling kanan. Dengan kata lain, tidak ada nilai 15 pada skala nyeri dari 0 sampai 10. Anda dapat menggunakan salah satu dari empat skala yang disediakan.


(4)

Catatan Harian Nyeri

NAMA : ALAMAT :

USIA : SEKOLAH/KELAS :

BB/TB : TEK. DARAH :

BULAN :

TANGGAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MENSTRUASI

DURASI NYERI DISMENORE MINUM OBAT/TIDAK ABSEN

SEKOLAH/TDK

TANGGAL 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 MENSTRUASI

DURASI NYERI DISMENORE MINUM OBAT/TIDAK


(5)

(6)

Riwayat Hidup

Nama lengkap

: Wagito

Tanggal lahir

: 25 Agustus 1976

Tempat lahir

: Tanjung Balai

Alamat

: Jln. Kalkun no.12A Medan

Nama istri

: Yenni

Nama anak

: Earlene Faustina

Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SDN 112304 Padang Halaban, Labuhan Batu, tamat

tahun 1988

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Tri Tunggal, Tanjung Balai, tamat

tahun 1991

3. Sekolah Menengah Atas di SMU St.Thomas II, Medan, tamat tahun

1994

4. Fakultas Kedokteran USU Medan, tamat tahun 2001

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter PTT di Puskesmas Pematang Bandar, Simalungun, tahun

2002-2005

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK USU : 01-05-2006 s/d 30-06-2006

2. Pendidikan Tahap I

: 01-07-2006 s/d 30-06-2007

3. Pendidikan Tahap II

: 01-07-2007 s/d 30-06-2008

4. Pendidikan Tahap III

: 01-07-2008 s/d 30-06-2009

5. Pendidikan Tahap IV

: 01-07-2009 s/d 30-06-2010