Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu
perusahaan
dalam
melaksanakan
seluruh
kegiatannya,
baik
perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hal
yang penting yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan
dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana
operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga
tergantung pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Timbulnya kebutuhan akan
profesionalisme untuk membantu organisasi dalam melaksanakan tujuannya
menunjukkan semakin berperannya sumber daya manusia dalam mencapai
keberhasilan organisasi dan semakin meningkatnya perhatian terhadap manajemen
sumber daya manusia.
Akibat kondisi persaingan bisnis yang semakin kompleks, maka dalam
organisasi perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga
diperlukan para profesional yang memahami sumber daya manusia, baik mencari
sumber, merekrut, menilai dan mengembangkan sumber daya manusia di dalam
perusahaan. Agar daur hidup organisasi dapat tumbuh dan berkembang, maka
salah satu fokus utama di dalam organisasi adalah bagaimana kita mengolah
sumber daya manusia mulai dari tahapan rekrutmen sampai dengan tahapan
pensiun ataupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan berbagai sasarannya serta
kemampuannya menghadapi berbagai tantangan, baik yang sifatnya eksternal
maupun internal, sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola sumber daya
manusia. Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada
dalam perusahaan memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Jadi manusia
dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala
inovasi akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
Semangat kerja yang tinggi akan meningkatkan kehidupan perusahaan.
Loyalitas dan semangat kerja dapat dilihat dari mereka merasa senang dengan
pekerjaannya. Mereka akan memberikan lebih banyak perhatian, imajinasi dan
keterampilan dalam pekerjaannya. Dengan demikian diperlukan suatu motivator
bagi karyawan yang berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan
terpenuhinya kebutuhan tersebut maka karyawan akan bersedia bekerja dan
melaksanakan
tugasnya dengan
baik.
Mereka akan
lebih
memusatkan
perhatiannya terhadap tugasnya, sehingga hasil pekerjaan yang dicapai dapat
meningkat. Untuk itulah dibutuhkan suatu dorongan bagi karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan. Dorongan itulah yang disebut
motivasi.
Motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi
kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan
tenaga kerja dalam dalam suatu organisasi. Karena manusia merupakan unsur
terpenting, paling utama dan paling menentukan bagi kelancaran jalannya
administrasi dan manjemen, maka soal-soal yang berhubungan dengan konsepsi
Universitas Sumatera Utara
motivasi patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap orang yang
berkepentingan dengan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan usaha
kerjasama manusia. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan
setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas
kerja yang tinggi.
Peran motivasi kerja dalam menggerakkan fungsi manajemen sumber daya
manusia adalah membuat manusia bertindak atau berperilaku dalam cara-cara
manajemen sumber daya manusia guna menggerakkan tenaga kerja sampai pada
tujuan yang telah ditentukan. Kekuatan motivasi dari sumber daya manusia sangat
dipengaruhi oleh faktor extrinsic (motivasi yang timbul oleh dorongan yang
ditimbulkan dari dalam dirinya) dan lingkungan. Sedangkan aspek lainnya adalah
faktor pemeliharaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi
yang dapat mendorong prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Hasibuan (2005:146) tujuan motivasi yaitu dapat meningkatkan
moral
dan
kepuasan
kerja
karyawan,
meningkatkan
produktivitas,
mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan
tenaga kerja, mendapatkan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan
loyalitas, kreatifitas, partisipasi karyawan, mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Motivasi sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Motivasi yang tinggi
akan menghasilkan produktivitas tinggi dan motivasi yang rendah akan
menurunkan produktivitas. Dengan adanya pemberian motivasi yang sesuai dan
Universitas Sumatera Utara
mendukung, maka akan memberikan jalan bagi karyawan untuk merefleksikan
segenap potensinya dan menjadi suatu rangsangan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Apabila tidak adanya pemberian motivasi yang sesuai dan
mendukung, maka karyawan menjadi malas, lemah dan bahkan dapat menjadi
bosan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas
kerja.
Motivasi bagi karyawan merupakan proses pemutusan yang harus terusmenerus berlangsung dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang relevan dengan usaha-usaha memperbaiki produktivitas kerja
karyawan serta produktivitas organisasi secara keseluruhan.Pimpinan perlu
menumbuhkan iklim kerja yang sehat di mana hak dan kewajiban karyawan diatur
sedemikian rupa selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab karyawan.
Iklim kerja yang sehat dapat mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak
karyawan maupun pihak pengusaha sehingga mampu menumbuhkan motivasi
kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka menciptakan
ketentraman kerja dan kelangsungan usaha ke arah peningkatan produksi dan
produktivitas kerja.
Produktivitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa
dengan sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dimiliki. Usaha untuk
mengembangkan etos kerja produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan
produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas
masyarakat secara keseluruhan. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi, maka
pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat kerja dan disiplin kerja.
Universitas Sumatera Utara
Semangat kerja merupakan sikap mental yang mampu memberikan dorongan bagi
seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat dan baik. Semangat kerja
karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas
kerja. Disiplin kerja merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia
yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi
kerja yang dapat dicapainya. Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan
antara lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya.
Salah satu badan usaha usaha milik negara adalah PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan yang merupakan salah satu dari 14 perusahaan PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) di Indonesia yang bergerak dalam usaha
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha
perkebunan mencakup pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Sebagai
perusahaan agri bisnis pengeloaan usaha dengan prioritas prioritas hulu tentulah
menjadi andalan dengan semaksimal mungkin mencapai apa yang dapat
dihasilkan oleh lahan dan tanaman di atasnya. Di PTPN III dengan komoditi
andalannya sawit dan karet dengan segala kemampuan yang ada telah mendekati
keberhasilan puncak, dimana produktivitas rata-rata sawit sudah mendekati
produksi dengan tingkat rendemen rata-rata 23-25 %. Untuk karet 1700 ton karet
kering/ha.
Tidak hanya sebatas menjadi perusahaan yang berprestasi, keinginan PTPN
III untuk menjadi perusahaan bisnis yang mampu berdaya saing tinggi, telah
mendorong terciptanya perencanaan program transformasi bisnis. Visi yang
dicanangkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah “menjadi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata
kelola bisnis terbaik”. Maksud dari kinerja prima yaitu setiap karyawan
mempunyai target akan segala pekerjaannya. Setiap karyawan yang bekerja telah
memiliki metode yang harus diikuti, bekerja sesuai dengan acuan yang ada.
Kinerja prima juga dimaksudkan untuk melindungi karyawan dalam sistem
manajemen K3 yaitu Keselamatan Kesehatan Kerja. Setiap pekerjaan yang telah
dilaksanakan akan dievaluasi untuk melihat sejauh apa kinerja perusahaan.
PTPN III mengawali program transformasi bisnis tersebut dengan penetapan
paradigma bisnis baru untuk menggugah kesadaran seluruh warga perusahaan
akan tanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III. Sesuai dengan Pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan
usaha dibidang agrobisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat. PTPN III merupakan perusahaan perkebunan yang menjadi
induk perusahaan (holding) untuk perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya
diseluruh BUMN.
Masalah yang sering dihadapi pimpinan organisasi adalah bagaimana
mencari cara yang paling terbaik yang harus ditempuh agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawannya. Agar secara sadar dan bertanggungjawab
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, karena setiap karyawan mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda sehingga pimpinan harus mengerti
dan memahami kebutuhan serta keinginan para anggotanya. Apabila kebutuhan
serta keinginan karyawan sudah terpenuhi, maka mereka akan melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaannya dengan baik serta akan lebih bersemangat dalam bekerja sehingga
karyawan tersebut memiliki kesanggupan atas tugas yang dibebankan,
kesanggupan untuk bekerja sama serta sanggup menaati peraturan berorganisasi.
Dari pra survey yang telah penulis lakukan, penulis melihat bahwa
produktivitas kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
masih harus ditingkatkan lagi, hal ini dapat dilihat dari kegiatan karyawan seharihari dalam melakukan tugas dan pekerjaannya, masih ada karyawan yang datang
terlambat dari jam masuk yang telah ditentukan. Tanpa adanya produktivitas kerja
karyawan sebagai pelaku utama dalam kegiatan produksi, hal tersebut mustahil
dapat tercapai. Dari kondisi tersebut perlu dikaji apakah motivasi kerja karyawan
yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan
produktivitas tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut : “Apakah motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan?”
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara
signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
Diharapkan dapat menjadi masukan dan rujukan untuk dibaca sebagai
bahan referensi mahasiswa/i dimasa mendatang.
2. Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan menegenai peranan
motivasi kerja dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
sehingga terjadi pertimbangan dalam melaksanakannya.
3. Peneliti
Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai
peranan
motivasi
kerja
dalam
upaya
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suatu
perusahaan
dalam
melaksanakan
seluruh
kegiatannya,
baik
perusahaan yang bergerak dibidang industri, perdagangan maupun jasa akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu hal
yang penting yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan
dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana
operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga
tergantung pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Timbulnya kebutuhan akan
profesionalisme untuk membantu organisasi dalam melaksanakan tujuannya
menunjukkan semakin berperannya sumber daya manusia dalam mencapai
keberhasilan organisasi dan semakin meningkatnya perhatian terhadap manajemen
sumber daya manusia.
Akibat kondisi persaingan bisnis yang semakin kompleks, maka dalam
organisasi perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga
diperlukan para profesional yang memahami sumber daya manusia, baik mencari
sumber, merekrut, menilai dan mengembangkan sumber daya manusia di dalam
perusahaan. Agar daur hidup organisasi dapat tumbuh dan berkembang, maka
salah satu fokus utama di dalam organisasi adalah bagaimana kita mengolah
sumber daya manusia mulai dari tahapan rekrutmen sampai dengan tahapan
pensiun ataupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan organisasi mencapai tujuan berbagai sasarannya serta
kemampuannya menghadapi berbagai tantangan, baik yang sifatnya eksternal
maupun internal, sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola sumber daya
manusia. Manusia sebagai asset yang akan mengelola sumber daya yang ada
dalam perusahaan memerlukan manusia yang baik kualitasnya. Jadi manusia
dapat dipandang sebagai faktor penentu karena ditangan manusialah segala
inovasi akan direalisir dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan.
Semangat kerja yang tinggi akan meningkatkan kehidupan perusahaan.
Loyalitas dan semangat kerja dapat dilihat dari mereka merasa senang dengan
pekerjaannya. Mereka akan memberikan lebih banyak perhatian, imajinasi dan
keterampilan dalam pekerjaannya. Dengan demikian diperlukan suatu motivator
bagi karyawan yang berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan
terpenuhinya kebutuhan tersebut maka karyawan akan bersedia bekerja dan
melaksanakan
tugasnya dengan
baik.
Mereka akan
lebih
memusatkan
perhatiannya terhadap tugasnya, sehingga hasil pekerjaan yang dicapai dapat
meningkat. Untuk itulah dibutuhkan suatu dorongan bagi karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan. Dorongan itulah yang disebut
motivasi.
Motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi
kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan
tenaga kerja dalam dalam suatu organisasi. Karena manusia merupakan unsur
terpenting, paling utama dan paling menentukan bagi kelancaran jalannya
administrasi dan manjemen, maka soal-soal yang berhubungan dengan konsepsi
Universitas Sumatera Utara
motivasi patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap orang yang
berkepentingan dengan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan usaha
kerjasama manusia. Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan
setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas
kerja yang tinggi.
Peran motivasi kerja dalam menggerakkan fungsi manajemen sumber daya
manusia adalah membuat manusia bertindak atau berperilaku dalam cara-cara
manajemen sumber daya manusia guna menggerakkan tenaga kerja sampai pada
tujuan yang telah ditentukan. Kekuatan motivasi dari sumber daya manusia sangat
dipengaruhi oleh faktor extrinsic (motivasi yang timbul oleh dorongan yang
ditimbulkan dari dalam dirinya) dan lingkungan. Sedangkan aspek lainnya adalah
faktor pemeliharaan budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi
yang dapat mendorong prestasi kerja yang tinggi.
Menurut Hasibuan (2005:146) tujuan motivasi yaitu dapat meningkatkan
moral
dan
kepuasan
kerja
karyawan,
meningkatkan
produktivitas,
mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan
tenaga kerja, mendapatkan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan
loyalitas, kreatifitas, partisipasi karyawan, mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Motivasi sangat mempengaruhi produktivitas kerja. Motivasi yang tinggi
akan menghasilkan produktivitas tinggi dan motivasi yang rendah akan
menurunkan produktivitas. Dengan adanya pemberian motivasi yang sesuai dan
Universitas Sumatera Utara
mendukung, maka akan memberikan jalan bagi karyawan untuk merefleksikan
segenap potensinya dan menjadi suatu rangsangan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Apabila tidak adanya pemberian motivasi yang sesuai dan
mendukung, maka karyawan menjadi malas, lemah dan bahkan dapat menjadi
bosan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas
kerja.
Motivasi bagi karyawan merupakan proses pemutusan yang harus terusmenerus berlangsung dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang relevan dengan usaha-usaha memperbaiki produktivitas kerja
karyawan serta produktivitas organisasi secara keseluruhan.Pimpinan perlu
menumbuhkan iklim kerja yang sehat di mana hak dan kewajiban karyawan diatur
sedemikian rupa selaras dengan fungsi, peranan dan tanggung jawab karyawan.
Iklim kerja yang sehat dapat mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak
karyawan maupun pihak pengusaha sehingga mampu menumbuhkan motivasi
kerja yang searah antara karyawan dan pengusaha dalam rangka menciptakan
ketentraman kerja dan kelangsungan usaha ke arah peningkatan produksi dan
produktivitas kerja.
Produktivitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa
dengan sumber daya atau faktor-faktor produksi yang dimiliki. Usaha untuk
mengembangkan etos kerja produktif pada dasarnya mengarah pada peningkatan
produktivitas yang bukan saja produktivitas individu melainkan juga produktivitas
masyarakat secara keseluruhan. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi, maka
pimpinan perusahaan harus memperhatikan semangat kerja dan disiplin kerja.
Universitas Sumatera Utara
Semangat kerja merupakan sikap mental yang mampu memberikan dorongan bagi
seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat dan baik. Semangat kerja
karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas
kerja. Disiplin kerja merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia
yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi
kerja yang dapat dicapainya. Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan
antara lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya.
Salah satu badan usaha usaha milik negara adalah PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan yang merupakan salah satu dari 14 perusahaan PT
Perkebunan Nusantara (PTPN) di Indonesia yang bergerak dalam usaha
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha
perkebunan mencakup pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Sebagai
perusahaan agri bisnis pengeloaan usaha dengan prioritas prioritas hulu tentulah
menjadi andalan dengan semaksimal mungkin mencapai apa yang dapat
dihasilkan oleh lahan dan tanaman di atasnya. Di PTPN III dengan komoditi
andalannya sawit dan karet dengan segala kemampuan yang ada telah mendekati
keberhasilan puncak, dimana produktivitas rata-rata sawit sudah mendekati
produksi dengan tingkat rendemen rata-rata 23-25 %. Untuk karet 1700 ton karet
kering/ha.
Tidak hanya sebatas menjadi perusahaan yang berprestasi, keinginan PTPN
III untuk menjadi perusahaan bisnis yang mampu berdaya saing tinggi, telah
mendorong terciptanya perencanaan program transformasi bisnis. Visi yang
dicanangkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah “menjadi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata
kelola bisnis terbaik”. Maksud dari kinerja prima yaitu setiap karyawan
mempunyai target akan segala pekerjaannya. Setiap karyawan yang bekerja telah
memiliki metode yang harus diikuti, bekerja sesuai dengan acuan yang ada.
Kinerja prima juga dimaksudkan untuk melindungi karyawan dalam sistem
manajemen K3 yaitu Keselamatan Kesehatan Kerja. Setiap pekerjaan yang telah
dilaksanakan akan dievaluasi untuk melihat sejauh apa kinerja perusahaan.
PTPN III mengawali program transformasi bisnis tersebut dengan penetapan
paradigma bisnis baru untuk menggugah kesadaran seluruh warga perusahaan
akan tanggung jawab pembangunan masa depan PTPN III. Sesuai dengan Pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan
usaha dibidang agrobisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat. PTPN III merupakan perusahaan perkebunan yang menjadi
induk perusahaan (holding) untuk perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya
diseluruh BUMN.
Masalah yang sering dihadapi pimpinan organisasi adalah bagaimana
mencari cara yang paling terbaik yang harus ditempuh agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawannya. Agar secara sadar dan bertanggungjawab
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, karena setiap karyawan mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda sehingga pimpinan harus mengerti
dan memahami kebutuhan serta keinginan para anggotanya. Apabila kebutuhan
serta keinginan karyawan sudah terpenuhi, maka mereka akan melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaannya dengan baik serta akan lebih bersemangat dalam bekerja sehingga
karyawan tersebut memiliki kesanggupan atas tugas yang dibebankan,
kesanggupan untuk bekerja sama serta sanggup menaati peraturan berorganisasi.
Dari pra survey yang telah penulis lakukan, penulis melihat bahwa
produktivitas kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
masih harus ditingkatkan lagi, hal ini dapat dilihat dari kegiatan karyawan seharihari dalam melakukan tugas dan pekerjaannya, masih ada karyawan yang datang
terlambat dari jam masuk yang telah ditentukan. Tanpa adanya produktivitas kerja
karyawan sebagai pelaku utama dalam kegiatan produksi, hal tersebut mustahil
dapat tercapai. Dari kondisi tersebut perlu dikaji apakah motivasi kerja karyawan
yang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan
produktivitas tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut : “Apakah motivasi kerja berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan?”
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara
signifikan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
Diharapkan dapat menjadi masukan dan rujukan untuk dibaca sebagai
bahan referensi mahasiswa/i dimasa mendatang.
2. Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan menegenai peranan
motivasi kerja dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan,
sehingga terjadi pertimbangan dalam melaksanakannya.
3. Peneliti
Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai
peranan
motivasi
kerja
dalam
upaya
meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara