PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG | Khoerunnisa | Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan 11179 23469 1 SM

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBASIS TIK UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS II SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG

Syifa Khoerunnisa, Susilailiy Rahmawati, Muhamad Chamdani
Universitas Sebelas Maret Surakarta
syifa.khoerunnisa317@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran
ARIAS berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II Sekolah Dasar. Media
yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi “Dokumen Keluarga
Sebagai Sumber Belajar” adalah media pembelajaran berupa power point dan video
pembelajaran. Power point mampu menjadi media yang lebih merangsang anak untuk
mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji, sedangkan video mampu
menjadi media yang memberikan pesan dan informasi yang dapat diterima secara lebih
merata kepada siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Karangtanjung dengan subjek
penelitian kelas II yang berjumlah 28 siswa. Data yang digunakan adalah data hasil belajar
IPS siswa kelas II, yang diperoleh dengan memberikan tes tulis berbentuk pilihan ganda

sebanyak 10 soal yang diberikan kepada siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini teridiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Metode analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan analisis data statistik
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS
berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II SDN 1 Karangtanjung Tahun
Ajaran 2017/2018.
Kata Kunci: Model ARIAS, Pembelajaran Berbasis TIK

PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan menjadi komponen utama bagi setiap
manusia didalam suatu masyarakat. Pendidikan dianggap penting dan menjadi suatu
kebutuhan bagi setiap manusia. Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Berbicara tentang pendidikan, tentu tidak akan terlepas dan selalu mengarah pada belajar
dan pembelajaran. Menurut Warsita (dalam Rusman, 2013: 93) “Pembelajaran adalah suatu
usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan

peserta didik.” Adapun tujuan mata pelajaran IPS menurut Permendiknas No. 24 Tahun
2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, 2)
memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki komitmen dan
294

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global. Berdasarkan tujuan tersebut, barulah guru dapat menentukan
usaha-usaha yang harus dilakukan agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SDN 1 Karangtanjung, dalam proses
pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah, tanya
jawab, dan pemberian tugas. Guru hanya menyampaikan pelajaran IPS melalui buku dan
mentransfer pada siswa. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh pada setiap pembelajaran IPS
karena sudah terbiasa akan cara penyampaian pelajaran IPS seperti itu. Hal inilah yang

menyebabkan hasil belajar IPS kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung rendah. Siswa
membutuhkan sesuatu yang baru, sehingga akan tertarik dalam mengikuti pembelajaran
IPS. Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar agar lebih menarik. Salah satunya yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS
berbasis TIK.
Model ARIAS memiliki lima komponen yaitu assurance, relevance, interest, Assassment, dan
satisfaction yang merupakan hasil modifikasi yang dilakukan dengan penambahan satu
komponen yaitu evaluasi/ penilaian (Assassment) dan penggantian nama confidence
menjadi assurance, attention menjadi interest, sehingga didapatkan kata ARIAS sebagai
akronim. Makna dari akronim ARIAS adalah kegiatan pembelajaran yang pertama yaitu
menanamkan rasa yakin atau percaya pada siswa, kegiatan pembelajarannya berkaitan
dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan memelihara minat/ perhatian siswa, yang
diakhiri dengan kegiatan evaluasi untuk menumbuhkan rasa bangga serta penguatan pada
siswa.
Alasan peneliti menggunakan model ARIAS yaitu seperti yang dikemukakan oleh Rahman &
Sofan (2014: 54) bahwa model ARIAS merupakan model yang mudah untuk dikolaborasikan
dengan strategi, model, metode, maupun media dirancang untuk mempengaruhi motivasi
berprestasi dan hasil belajar. Peneliti menggunakan model ARIAS berbasis TIK dengan
media power point dan video pembelajaran untuk memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Media pembelajaran tersebut memiliki kelebihan yaitu mampu menjadi

media yang lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan
ajar yang tersaji, sedangkan video mampu menjadi media yang memberikan pesan dan
informasi yang dapat diterima secara lebih merata kepada siswa. Hal inilah yang
mendorong, peneliti untuk menggunakan media power point dan video pembelajaran dalam
materi IPS mengenai “Dokumen Keluarga Sebagai Sumber Belajar”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran ARIAS
berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 1 Karangtanjung dengan subjek penelitian kelas II yang
berjumlah 28 siswa. Data yang digunakan adalah data hasil belajar IPS siswa kelas II, yang
diperoleh dengan memberikan tes tulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal yang
diberikan kepada siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
teridiri dari (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) tes. Sugiyono (2013) mengemukakan
“Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
295

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21


tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data” (hlm: 308). Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan test, observasi, dan wawancara yang dilaksanakan selama dan setelah
pembelajaran.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis
deskriptif kualitatif untuk menganalisis penerapan model ARIAS berbasis TIK dalam proses
belajar mengajar IPS dan analisis data statistik deskriptif untuk menganalisis data kuantitatif
berupa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi 3 alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data.
Menurut Sugiyono, 2013 (mengutip pendapat Miles dan Huberman, 1984) menyebutkan tiga
langkah pengolahan data kualitatif, yakni:
1. Reduction Data (Reduksi Data)
Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Mereduksi data
artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika
diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)

Informasi yang terkumpul menjadi suatu kesimpulan berdasarkan reduksi data.
Informasi tersebut kemudian disajikan dalam suatu bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya,
maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami dan ditarik suatu kesimpulan tentang fakta yang terjadi dilapangan dan tindak
lanjut melalui langkah atau solusi yang dilakukan.
3. Verification (Penarikan Kesimpulan)
Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang objektif dan valid.
Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan
tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat
sementara, dan akan berubah sewaktu-waktu bila ditemukan bukti yang mendukung
tahap pengumpulan data berikutnya.
Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau
gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa dalam
penerapan model ARIAS berbasis TIK dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas II
SD Negeri 1 Karangntanjung beserta kendala dan solusinya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian yang dikembangkan
oleh Arikunto (2010) dengan langkah atau alur penelitian dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi tindakan yang dapat dijadikan rencana tindakan
berikutnya.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti merencanakan akan melaksanakan 3

siklus dengan menggunakan prosedur penelitian Arikunto (2010) yang terdiri atas empat
komponen yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.
296

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I merupakan tindakan yang dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari
identifikasi yang telah dilakukan, kegiatan ini meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan
tindakan, pelaksanaa tindakan, observasi, refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini merupakan tahap awal dari rencana tindakan kelas. Perencanaan disusun
berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang telah diajukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I didasarkan pada rencana awal yang telah disusun.
Dalam hal ini, peneliti mempunyai beberapa peran yaitu sebagai perencana, pengajar,
observer, motivator, dan evaluator. Proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan
menggunakan model ARIAS berbasis TIK, pada pertemuan ke-1 siswa berdiskusi

tentang pengertian dokumen pribadi dan keluarga, contoh dokumen pribadi dan
keluarga. Pertemuan ke-2 siswa akan berdiskusi pentingnya merawat dokumen.
b. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti
melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan tersebut. Pada
dasarnya observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator, baik yang ditimbulkan oleh
tindakan terencana maupun akibatnya.
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan berupa perubahan
yang lebih baik dari proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Setelah diadakannya
tindakan ini, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan sebelum (rencana) dan
sesudah (hasil) dilaksanakannya tindakan. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan selanjutnya.
c.

Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan analisis, pemaknaan, dan evaluasi. Setelah memperoleh data,
peneliti menganalisis dan mekmanai data tersebut. Dari hasil analisis dan pemaknaan,
peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui apakah perlu diadakannya perubahan

atau perbaikan sebelum diadakannya tindakan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar
pemikiran untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya. Evaluasi merupakan kegiatan
terakhir dari refleksi yang terakhir. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau
pengaruh setelah diadakan tindakan. Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti
membandingkan kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Dari
hasil tersebut, peneliti dan observer mengadakan diskusi untuk memaknai data yang
diperoleh, sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II ini kinerja guru dan siswa di dalam proses pembelajaran diharapkan
mengalami perubahan atau perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Kemudian pada
siklus II ini peneliti menekankan pada perbaikan dari siklus I. Pada siklus II ini
297

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

diharapkan kendala yang muncul pada siklus I dapat diatasi dan hasilnya jauh lebih baik.
Sehingga indikator kinerja yang peneliti harapkan dapat tercapai.

a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah yang disempurnakan atas masalah-masalah yang muncul pada
siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Seperti siklus I, pada siklus II dalam proses pembelajaran peneliti
menerapkan model ARIAS berbasis TIK dengan media power point dan video
pembelajaran, yang membedakan dari siklus I terletak pada submateri yang dibahas.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari
tindakan tersebut. Observer maupun pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk
mengadakan refleksi.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II
apakah ada peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
menerapkan model ARIAS berbasis TIK pada pokok bahasan dokumen sebagai sumebr
belajar, hal itu dapat dilihat pada hasil belajar siswa selama pembelajaran. Peneliti
melakukan refleksi atas masalah-masalah yang muncul dengan penyempurnaan tindakan

pada siklus berikutnya sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai.
3. Siklus III
Pada siklus III ini kinerja guru dan siswa di dalam proses pembelajaran diharapkan
mengalami perubahan atau perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus II. Kemudian pada
siklus III ini peneliti menekankan pada perbaikan dari siklus II. Pada siklus III ini
diharapkan kendala yang muncul pada siklus I dan siklus II dapat diatasi dan hasilnya
jauh lebih baik. Sehingga indikator kinerja yang peneliti harapkan dapat tercapai.
a. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah yang disempurnakan atas masalah-masalah yang muncul pada
siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah disusun
sebelumnya. Seperti siklus I dan siklus II, pada siklus II dalam proses pembelajaran
peneliti juga menerapkan model ARIAS berbasis TIK, namun yang membedakan dari
siklus I dan II terletak pada submateri yang dibahas. Adapun kegiatan guru dan siswa
pada siklus III dalam penerapan langkah-langkah menerapkan model ARIAS berbasis
TIK masih mengacu pada siklus I dan siklus II.
298

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi
dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari
tindakan tersebut. Observer maupun pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk
mengadakan refleksi. Observer melakukan observasi terhadap kinerja guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dan siswa
ketika menerapkan model ARIAS berbasis TIK, agar indikator kinerja dapat tercapai
sesuai yang diharapkan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus III digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan
siklus II apakah ada peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan menerapkan model ARIAS berbasis TIK pada pokok bahasan dokumen
sebagai sumber belajar, hal itu dapat dilihat pada hasil belajar siswa selama
pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi atas masalah-masalah yang muncul dengan
penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya sehingga kriteria keberhasilan dapat
tercapai.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung memiliki karakteristik berbeda-beda tetapi
secara umum siswa kelas II berada pada fase operasional konkrit. Masa ini anak sudah
dapat berfikir logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah dan secara umum
karakteristik anak pada usia SD ini memiliki rasa ingin tahu tinggi, senang bermain,
bergembira/riang, suka tantangan-tangan baru serta belajar dengan cara bekerja.
Peneliti bermaksud melaksanakan penelitian guna meningkatkan pembelajaran di
kelas II SD Negeri 1 Karangtanjung khususnya pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini
dilaksanakan secra kolaboratif yaitu bekerjasama dengan guru kelas II SD Negeri 1
Karangtanjung dengan menerapkan model ARIAS berbasis TIK dalam peningkatan
pembelajaran IPS khususnya pada materidokumen sebagai sumber belajar.
Sebelum melaksanakan siklus I peneliti mengadakan pretes (tes awal), pelaksanaan
pretes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa akan
konsep masalah sosial. Berdasarkan hasil pretes diketahui bahwa nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu masih dibawah KKM 70. Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi
data sebelum tindakan berdasarkan hasil nilai pretes.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretes PraSiklus Siswa pada Mata Pelajaran
IPS Kelas II
Interval
30-40
50-60
70-80
90-100
Jumlah
Rata-rata nilai

Frekuensi
3
14
10
1
28
60

Nilai tertinggi

90

Nilai terendah
Siswa tuntas
Siswa belum tuntas

30
11
17

Persentase
10,71%
50%
35,71%
3,57%
100%

39,29%
60,71%

299

Kriteria
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes pada pretes menunjukkan bahwa rata-rata 60 dan
siswa yang tuntas sebanyak 11 atau 39,29%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak
17 siswa atau 60,71%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal diperoleh suatu gambaran
bahwa siswa kelas II belum memenuhi Upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran. Oleh
karena itu perlu adanya tindakan yaitu dengan penerapan model ARIAS berbasis TIK pada
pembelajaran IPS kelas II.
KKM pada mata pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes awal siswa
pada mata pelajaran IPS, tampaknya masih banyak kekurangan dan kelemahan yang harus
diperbaiki khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Siklus I Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Interval
30-40
50-60
70-80
90-100
Jumlah
Rata-rata nilai
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Siswa tuntas
Siswa belum tuntas

Frekuensi
1
7
14
4
28
70
90
40
18
10

Persentase
3,57%
25%
50%
14,29%
100%

Kriteria
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas

64,29%
35,71%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes siklus I menunjukkan bahwa rata-rata 70 dan
siswa yang tuntas sebanyak 18 atau 64,29%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak
10 siswa atau 35,71%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal pretest kedu didapat suatu
gambaran bahwa siswa kelas II ada beberapa yang belum memenuhi KKM pada mata
pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes pada siklus pertama mata
pelajaran IPS, tampaknya masih ada kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki
khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya. Upaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses
pembelajaran.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Siklus II Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Interval
30-40
50-60
70-80
90-100
Jumlah
Rata-rata nilai
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Siswa tuntas
Siswa belum tuntas

Frekuensi
1
5
17
5
28
77,5
100
40
23
5

Persentase
3,57%
17,85%
60,71%
17,85%
100%

Kriteria
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas

82,14%
17,86%

Berdasarkan tabel tersebut, hasil tes siklus II menunjukkan bahwa rata-rata 77,5
dan siswa yang tuntas sebanyak 23 atau 82,14%, sedangkan siswa yang belum tuntas
300

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

sebanyak 5 siswa atau 17,86%. Disimpulkan bahwa pada saat tes awal siklus kedua didapat
suatu gambaran bahwa siswa kelas II ada beberapa yang belum memenuhi KKM pada mata
pelajaran IPS sub materi dokumen sebagai sumber belajar. Tes pada siklus kedua mata
pelajaran IPS, tampaknya masih ada kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki
khususnya pada pelaksanaan pembelajarannya. Upaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui perbaikan proses
pembelajaran.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Siklus III Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Interval
30-40

Frekuensi
0

Persentase
0%

Kriteria
Belum Tuntas

50-60
70-80
90-100
Jumlah
Rata-rata nilai
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Siswa tuntas
Siswa belum tuntas

2
16
10
28
85
100
60
26
2

7,14%
57,15%
35,71%
100%

Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas

92,86%
7,14%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pembelajaran
oleh siswa pada siklus III. Adapun skor rata-rata akhir dari siklus III diperoleh rata-rata akhir
adalah 85.
Jumlah siswa yang tuntas sejumlah 26 siswa dengan presentase 92,86% dan yang belum
tuntas sejumlah 2 siswa dengan presentase 7,14%.
Tabel 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Tiap Siklus
No.
1.
2.
3.

Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III

Persentase Ketuntasan Pembelajaran IPS
Rata-rata
64,29%
82,14%
92,86%

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar IPS pada setiap siklusnya
selalu mengalamai peningkatan yaitu mulai dari siklus I presentase ketuntasanya 64,29%,
siklus yaitu II 82,14% dan siklus III yaitu 92,86%. Persentase tersebut menunjukkan
adanya peningkatan ketuntasan pembelajaran dari siklus I belum mencapai target indikator
kinerja penelitian. Persentase tersebut meningkat dengan lebih baik dari siklus I dan siklus II
dan telah mencapai target indikator kinerja penelitian. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa persentase ketuntasan hasil belajar IPS mengalami peningkatan dari siklus I sampai
siklus III.
Berdasarkan tabel diatas maka diagram perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar
IPS pada tiap siklus adalah sebagai berikut:

301

INOVASI PENDIDIKAN
Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
100,00%

92,86%
80,00%

82,14%
64,29%

60,00%
40,00%

Pra Siklus
Siklus I

39,29%

Siklus II

20,00%

Siklus III

0,00%
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 2. Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPS Kelas II
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa ketuntasan siswa pada pra siklus mencapai
39,29%, silus I 64,29 % siklus II mencapai 82,14% dan siklus III mencapai 92, 86%. Hasil
tersebut mengalami kenaikan dari siklus I sampai siklus III.
KESIMPULAN
Penerapan model ARIAS berbasis TIK pada pembalajaran IPS dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tahap Assurance; menanamkan rasa percaya diri
siswa, melakukan apersepsi, dan mempersiapkan power point dan video pembelajaran (2)
Tahap Relevance; menyampaikan tujuan (kebermanfaatan) pembelajaran IPS serta
melakukan persiapan menggunakan media power point dan video pembelajaran, (3) Tahap
Interest; pelaksanaan penggunaan media power point dan video pembelajaran (siswa
mengamati penayangan materi dokumen sebagai sumber belajar menggunakan media
power point dan video pembelajaran serta mencari informasi dengan membaca buku). (4)
Tahap Assassment; melaksanakan diskusi kelas (5) Tahap Satisfaction; pemberian
penguatan/ penghargaan kelompok, mengadakan evaluasi (kuis), dan menyimpulkan
kegiatan pembelajaran IPS beserta mengevaluasi penggunaan media audio visual.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Peningkatan Proses dan Hasil
Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN 2 Kalipuru Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi
Tidak Dipublikasikan, PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahman, M., dan Sofan A. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfa.

302