Indonesia Vocational Education Strengthe. pdf

Karya Tulis Ilmiah Ekonomi Islam
Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST); Upaya Strategis

Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) dalam
Menciptakan Sumber Daya Manusia dan Pemenuhan Tenaga Kerja Perbankan
Syariah di Indonesia

Diusulkan Oleh:
Muhamad Firmansyah

5551120623

2012

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas/Institut/Politeknik
e. Alamat email
3. Anggota Kelompok
4. Dosen Pembimbing

: Indonesia Vocational Education
Strenthening (INVEST); Upaya
Strategis Membentuk Sekolah
Menengah Kejuruan Ekonomi Islam
(SMKEI) dalam Menciptakan Sumber
Daya Manusia dan Pemenuhan Tenaga
Kerja Perbankan Syariah di Indonesia

2.


: Muhamad Firmansyah
: 5551120623
: Manajemen
: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
: muhamadfirmansyah99@gmail.com
:: Yanto Azie Setya, SE., M.Si.
Serang, 11 Februari 2015

Ketua Jurusan Manajemen

Ketua Kelompok

(Bambang Mahmudi, SE., MM.)
NIP. 196704122002121002

(Muhamad Firmansyah)
NIM. 5551120623

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan


Dosen Pembimbing

(Dr. H. Agus Ismaya Hasanudin, SE., SH., M.Si.)
NIP. 197710232002121001

(Yanto Azie Setya, SE., M.Si.)
NIP. 197710072005011000

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
2.1 Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST) ......................... 5
2.2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ........................................................... 5
2.3 Kajian Islam tentang Sumber Daya Manusia (SDM) .................................. 6
BAB 3 METODOLOGI PENULISAN .................................................................... 8
3.1 Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 8
3.2 Teknik Pengolahan Data .............................................................................. 8
3.3 Teknik Analis Data ...................................................................................... 8
BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................... 9
4.1 Analisis Kondisi Perbankan Syariah di Indonesia ........................................ 9
4.2 Analisis Kondisi SDM dan Tenaga Kerja Perbankan Syariah di Indonesia 10

iii

4.3 Analisis Tingkat Permintaan SDM dan Tenaga Kerja pada Industri
Perbankan Syariah.................................................................................... 12
4.4 Efektifitas Upaya Strategis pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan

Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strengthening
(INVEST) ................................................................................................. 14
BAB 5 PENUTUP................................................................................................ 18
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
5.2 Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 22

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan para Pegawai Bank Syariah ........................... 3
Tabel 2. Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia .............. 10
Tabel 3. Data Kebutuhan Tenaga Kerja ................................................................. 12

v

DAFTAR GAMBAR


Gambar 1. Skema Kerja Sama pembentukan SMKEI melalui program INVEST . 15

vi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang nomor No. 10 Tahun 1998). Dari pengertian bank menurut
Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank
lainnya hanya kegiatan pendukung.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional
semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan berhasil mendorong

pertumbuhannya secara lebih cepat. Perbankan syariah menunjukkan progress
perkembangannya yang impresif, dengan pertumbuhan aset rata-rata selama 5 tahun
terakhir lebih dari 46% pertahun (Bank Indonesia, 2012). Berdasarkan data Statistik
Perbankan Syariah (Bank Indonesia, 2012), total asset industri perbankan syariah per
akhir Februari 2012 telah mencapai Rp. 149,32 triliun, total pembiayaan yang
disalurkan sebesar Rp. 106,53 triliun, Dana Pihak Ketiga Rp. 116,87 triliun dan
jumlah kantor 2.380 kantor, yang terdiri dari 1.421 kantor Bank Umum Syariah
(BUS), 378 kantor Unit Usaha Syariah (UUS) dan 374 kantor Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS).
Akan tetapi, walaupun industri perbankan syariah menunjukan pertumbuhan
yang impresif, timbul kendala yang cukup berarti yaitu kurangnya persediaan SDM
Ekonomi Syariah untuk ditempatkan di daerah. Selain itu masalah lainnya adalah gap

1

yang cukup besar antara kebutuhan SDM Ekonomi Syariah oleh industri dengan
keluaran (output) dari perguruan tinggi. Menurut ketua umum ASBISINDO (Asosiasi
Bank Syariah Indonesia), Yuslam Fauzi, kebutuhan terhadap SDM perbankan syariah
rata-rata 11.000 orang per tahun. Sedangkan perguruan tinggi di Indonesia baru bisa
menghasilkan lulusan bidang ekonomi dan keuangan syariah sekitar 3.750 orang per

tahun. Terjadinya jurang kebutuhan SDM Syariah ini dikarenakan masih kurangnya
jumlah perguruan tinggi yang membuka program studi ekonomi maupun keuangan
syariah. Tercatat sampai tahun 2012 baru ada 20 perguruan tinggi dalam negeri yang
membuka program studi ekonomi dan keuangan syariah. Lulusan perguruan tinggi
ekonomi syariah yang memiliki keterampilan serta integritas yang baik sangat
mendesak dibutuhkan mengingat sebanyak 90% tenaga kerja di bank syariah tidak
memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah.
Berdasar data dari Bank Indonesia, bahwa rata-rata latar belakang pendidikan
pada lembaga-lembaga keuangan syariah 59% adalah lulusan S1 yang juga
mendominasi pekerja/karyawan pada Lembaga Keuangan Syariah, diurutan yang
kedua ada dari lulusan D3 dengan 23%, diurutan yang ketiga dari SMU dengan 18%.
Sedangkan sisanya yaitu 2% adalah lulusan pasca sarjana. Hal ini menunjukan bahwa
lulusan Sekolah Menengah dapat memenuhi permintaan kebutuhan tenaga kerja
lembaga keuangan syariah khususnya bank syariah, dalam hal ini Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dirasa mampu memenuhi permintaan akan tenaga kerja perbankan
syariah, karena lulusan SMK terampil dan siap pakai, sebagaimana ditegaskan di
pasal 15 UUSPN, SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Nantinya melalui program
Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST) yang berlangsung sejak


2008 hingga 2013 yang memnghabiskan dana sebesar US$115 juta yang US$80 juta
diantaranya adalah pinjaman Asian Development Bank ada upaya strategis yaitu
membentuk Sekolah Menengah Kejuruan berbasis Ekonomi Islam (SMKEI) yang
nantinya lulusan SMKEI tidak hanya dapat memenuhi permintaan industri perbankan
syariah tetapi juga lembaga lainnya.

2

Dari penjelasan diatas timbul gap riset. Dimana akibat adanya selisih atau gap
antara permintaan dan penawaran ini, pertumbuhan industri perbankan syariah
berpotensi akan mengalami kendala, antara lain :
1. Operasional bank syariah yang semakin kompleks tidak berkembang karena SDM
belum memiliki keahlian dan pengetahuan yang handal tentang keuangan syariah.
2. Ekspansi usaha yang membutuhkan SDM yang tinggi tidak dapat terealisasi
karena tidak didukung SDM yang memiliki background keuangan syariah.
3. Pemenuhan SDM di masing-masing level (lower, middle maupun top
management) tidak terpenuhi.

Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan para Pegawai Bank Syariah
Thn


SLTA

D3

S1

S1

S1

S1

S1

S1

S2

Ekonomi Hukum FISIP Pertanian Teknik Syariah

2009

6,2

18,7

38,0

6,2

5,2

4,9

7,6

9,1

4,1

2009

5,3

12,1

39,1

7,2

6,8

6,3

9,2

8,6

5,3

Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2010
Dari data diatas, hal ini yang mendasari keinginan penulis untuk melakukan
penulisan

dengan

judul.

“Indonesia

Vocational

Education

Strengthening

(INVEST); Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi
Islam (SMKEI) dalam Menciptakan Sumber Daya Manusia dan Pemenuhan
Tenaga Kerja Perbankan Syariah di Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kondisi perbankan syariah di Indonesia.
2. Bagaimanakah kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja yang
dimiliki perbankan syariah.

3

3. Bagaimanakah tingkat permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga
kerja pada industri perbankan syariah.
4. Bagaimanakah Upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan
Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST).

1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah, sebagai
berikut.
1. Mengetahui kondisi industri perbankan syariah di Indonesia
2. Mengetahui kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja yang dimiliki
perbankan syariah.
3. Mengetahui tingkat permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja
pada industri perbankan syariah.
4. Mengetahui apakah upaya Strategis Membentuk Sekolah Menengah Kejuruan
Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST)
efektif.

1.4 Manfaat Penulisan
Tulisan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan
khasanah ilmu pengetahuan Ekonomi Islam khususnya masalah lembaga ekonomi
syariah serta perangkatnya

4

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Indonesia Vocational Education Strengthening (INVEST).
Sejalan dengan pengembangan sekolah menengah kejuruan (SMK) berupa
rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) dari tahun 2008-2013, Direktorat
Pembinaan SMK pinjaman dari Asian Development Bank menyelenggarakan program
Indonesia Vocational Education Strengthening Project yang mencakup pembinaan 90
SMK Model dan 230 SMK Aliansi. Dimana Kementerian Pendidikan dan Kebudayan
bekerjasama dengan ADB dalam program ini. Program ini

menghabiskan dana

sebesar US$115 juta yang US$80 juta diantaranya adalah pinjaman Asian
Development Bank Pinjaman ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan
kesempatan bekerja bagi lulusan SMK, proyek INVEST ini mempunyai 2 indikator
output utama dari proyek ini, yaitu (i) pengembangan SMK Model dan SMK Aliansi
dan (ii) pelatihan guru.

2.2 Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan
kejuruan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN, merupakan
pendidikan menengah yang memepersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut menjadi tujuan umum
dan tujuan khusus.
Tujuan umum Sekolah Menengah Kejuruan adalah :
a. Menyiapkan peserta didik dapat menjalani kehidupan yang layak;
b. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik;
c. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga Negara yang mandiri dan
bertanggung jawab;
d. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman
budaya bangsa Indonesia; dan

5

e. Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat,
memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
Tujuan khusus Sekolah Menengah Kejuruan adalah :
a. Menyiapkan Peserta didik agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industry sebagai tenaga
kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang
diminati;
b. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang
keahlian yang diminatinya, dan
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi

2.3 Kajian Islam Tentang Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia memegang peranan yang penting dan sesuai dengan
konsepsi dasar fiqih muamalah dalam ekonomi Islam. Pada hakekatnya tidak akan
ada aturan yang berjalan tanpa struktur fisik yaitu para pelaku dan penyelenggara
kegiatan ekonomi itu sendiri. Menurut Wilson Gustiawan (2011), sumber daya
manusia inilah yang akan memberi makna pada ekonomi syariah dengan komitmen
dan

konsisten

mengaplikasikannya

dalam

kehidupan.

Merekalah

dengan

membumikan ekonomi syariah yang dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan hal-hal diatas kemudian dikembangkan kajian
sumber daya manusia dari kacamata Islam, yang lazim diperkenalkan dengan istilah
sumber daya insani. Karakteristik Sumber Daya Insani dalam kajian sumber daya
manusia, manusia sebagai sumber daya penggerak suatu proses produksi, harus
mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang diilhami dari shifatul anbiyaa‟ atau
sifat-sifat para nabi. Sifat-sifat tersebut mencakup : shiddiq (benar), itqan
(profesional), fathonah (cerdas), amanah (jujur/dapat dipercaya), dan tabligh
(mengajak pada kebenaran).
Kunci keberhasilan dalam dunia bisnis Islami adalah dua faktor yaitu adalah

6

kejujuran dan keahlian. Syekh Yusuf al Qardhawi, dalam bukunya Musykilah al Faqr
wa Kaifa „alaa Jahara al Islam, dikutip dari Gustiawan (2008), mengatakan al
amanah/kejujuran merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling
menonjol dari orang-orang yang beriman. Al Quran dalam Surat An Nisaa ayat 58,
mencontohkan bagaimana seharusnya penempatan pegawai dilakukan. Dalam surat
tersebut ditegaskan bahwa seseorang tidak boleh berkhianat dalam menunaikan
amanahnya dan harus selalu berbuat adil.
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S. An-Nissa: 58).

Dalam ayat diatas manusia diminta untuk menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya berarti bahwa jika hendak memberikan amanat atau suatu
pekerjaan haruslah diberikan kepada ahlinya, yaitu orang yang benar-benar
mempunyai keahlian dibidang tersebut.

7

BAB 3
METODOLOGI PENULISAN

3.1. Teknik Pengambilan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal data-data dari
internet, karya ilmiah, hasil survei, buku referensi atau artikel–artikel dari sumber
yang terpercaya.
3.2. Teknik Pengolahan Data

DATA

Data

PENGOLAHAN

INFORMASI

HASIL

: data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal datadata dari internet, karya ilmiah, hasil survei, buku referensi ataau
artikel-artikel dari sumber yang terpercaya

Pengolahan : menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan
permasalahan.
Informasi

: hasil pengolahanyang menghasilkan informasi-informasi yang
dibutuhkan yang akan diambil intisarinya.

Hasil

: penyajian dalam bentuk karya tulis ilmiah

3.3. Teknik Analisis Data
Analisis mengenai sekolah vokasi melalui Program INVEST sebagai upaya
stertegis Membentuk SMKEI dalam menciptakan SDM dan pemenuhan tenaga kerja
perbankan syariah di Indonesia dalam mengimbangi pertumbuhan industri perbankan
syariah yang melebihi rata-rata perbankan nasional.

8

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kondisi Perbankan Syariah di Indonesia
Selama 2 dekade terakhir, sejak didirikannya bank syariah pertama di
Indonesia pada tahun 1991, industri perbankan syariah tumbuh pesat melampau ratarata industri perbankan nasional. Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Bank
Indonesia, total aset perbankan syariah per Februari 2012 telah mencapai Rp. 149,3
triliun, dengan pertumbuhan rata-rata selama 5 tahun sebesar 59% dan pertumbuhan
tahun 2011 sebesar 48,6%. Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut mampu
meningkatkan pangsa pasar bank syariah menjadi sebesar 4,02 persen dari total aset
perbankan. Ismal (2012) memperkirakan pangsa pasar perbankan syariah akan dapat
mencapai 5% pada awal tahun 2013 dan menjadi 15% antara tahun 2015 hingga
tahun 2020.
Pertumbuhan yang pesat di sisi aset ternyata didukung juga oleh pertumbuhan
jaringan kantor. Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia menunjukkan bahwa
dalam 5 tahun terakhir total jaringan kantor tumbuh signifikan dengan pertumbuhan
rata-rata tahunan sebesar 34% dari 782 kantor pada tahun 2007 menjadi 2.380 kantor
pada akhir Februari 2012, yang terdiri dari 1.421 kantor Bank Umum Syariah dan
585 kantor Unit-usaha Syariah. Disamping itu juga terdapat lebih dari 374 kantor
Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah.
Pertumbuhan industri perbankan syariah yang pesat tersebut diiringi oleh
berbagai tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama yang menjadi
fokus perhatian pada thesis ini adalah penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang profesional di industri perbankan syariah. Sementara itu lembaga pendidikan
formal dan non-formal belum mampu menyediakan supply sesuai jumlah yang
dibutuhkan, sehingga terjadi supply gap, baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Saat ini rata-rata kebutuhan SDM syariah lebih kurang 10.000 orang per tahun.
Sementara itu sektor pendidikan formal yang menyediakan program studi ekonomi/
keuangan/ perbankan syariah masih sangat terbatas.

9

Kenyataan di lapangan yang dihadapi adalah sumber daya Manusia perbankan
syariah mayoritas adalah para bankir profesional dengan latar belakang pendidikan
umum lalu diberikan pelatihan mengenai sisi syariah dalam waktu singkat. Karena
tidak sepenuhnya mendapatkan paradigma syariah, visi dan missi, kepribadian serta
penghayatan dan semangat syariah, selanjutnya mereka kesulitan mengembangkan
produk karena memang memerlukan komptensi khusus.

4.2 Analisis Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tenaga Kerja
Perbankan Syariah di Indonesia
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, bahwa rata-rata latar belakang
pendidikan pada lembaga-lembaga keuangan syariah 59% adalah lulusan S1 yang
juga mendominasi pekerja/karyawan pada Lembaga Keuangan Syariah, diurutan yang
kedua ada dari lulusan D3 dengan 23%, diurutan yang ketiga dari SMU dengan 18%.
Sedangkan sisanya yaitu 2% adalah lulusan pasca sarjana.
Tabel 2. Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia
Sumber Daya Manusia

Kondisi

Keterangan

1. 18% SMU

Dominasi lulusan sarjana

Pendidikan

2. 21% D3

dalam lembaga keuangan

Karyawan

3. 59% S1

syariah Indonesia

Latar Belakang

4. 2% S2
Karakteristik
Keilmuan Karyawan

a. 10% Ilmu Syariah
b. 90% Ilmu Konvensional

Belum ada lulusan
lembaga pendidikan
ekonomi Islam**

Sumber Karyawan

1. 20% Fresh Graduate PT

Kecenderungan

Perbankan Syariah

2. 70% Bank Konvensional

konvensional yang kuat

3. 5% Bank Syariah lainya

dalam perkembangan

4. Sumber lain

perbankan syariah

10

Sumber: Kajian Kondisi dan Kebutuhan SDM Perbankan Syariah di Indonesia,
FEUI, hingga saat ini belum ada penelitian yang lebih kontemporer untuk
mengetahui kondisi SDM dalam Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia
**Saat ini telah ada lulusan lembaga pendidikan ekonomi Islam
Analisis selanjutnya, dari karakteristik keilmuan para karyawannya maka
didapati bahwasanya hanya 10% saja karyawan di lembaga keuangan syariah yang
mempunyai latar belakang keilmuan ekonomi syariah. Sedangkan sisanya yaitu 90%
adalah karyawan dengan latar belakang pendidikan ekonomi konvensional.
Selanjutnya, prosentase terbesar yaitu 70% karyawan bank syariah adalah
pindahan/mutasi dari bank konvensional. Hal ini jelas berkorelasi dengan analisis
sebelumnya mengenai karakteristik keilmuan karyawan yang mencapai level 90%
untuk karyawan dengan karakteristik keilmuan ekonomi konvensional. Adapun
diurutan selanjutnya ada fresh graduate dari PT dengan proporsi 20%. Diurutan
ketiga ada 5% yaitu karyawan pindahan/mutasi dari bank syariah lainnya. Dan 5%
berasal dari sumber-sumber lainnya.
Kelangkaan SDM yang berkualitas juga berpengaruh terhadap kemampuan
bank syariah dalam inovasi produk dan service yang mampu mencerminkan keunikan
ekonomi syariah untuk ditawarkan kepada msyarakat. Seharusnya lembaga keuangan
syariah mampu menawarkan produk-produk syariah yang murni syariah based, dan
bukan menawarkan produk syariah yang diadopsi dari produk bank konvensional.
Tanpa SDM yang professional dan mumpuni dibidangnya, tantangan kompleksitas
produk keuangan syariah dan tuntutan masyarakat yang semakin luas akan sulit
dijawab oleh industri perbankan syariah. Pada gilirannya, kelangkaan ini berpotensi
menahan laju pertumbuhan ekonomi syariah ke depan.
Dalam jangka panjang upaya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
perbankan syariah agar lebih sustainable, diperlukan upaya sungguh-sungguh dari
perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Perguruan tinggi harus focus untuk
mengem-bangkan program studi ekonomi/keuangan syariah, baik jenjang S1, S2
maupun S3.
Namun sejauh ini kapasitas dari lembaga pendidikan yang ada belum dapat

11

memenuhi kebutuhan riil tersebut. Sebagian besar bank-bank Syariah memenuhi
kebutuhan SDM Islami dengan merekrut dari lembaga pendidikan umum dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang perbankan syariah melalui
pelatihan yang dilakukan secara singkat.
Jasman Ginting Munthe (2012: 41) survey yang dilakukan diperoleh lebih
kurang 14 Perguruan Tinggi Umum (PTU) negeri dan swasta dan 44 Perguruan
Tinggi Agama Islam (PTAI) yang memiliki program studi ekonomi/ keuangan/
perbankan Syariah baik untuk jenjang strata-1, strata-2, dan strata-3. Disamping itu
juga terdapat lebih kurang 15 lembaga pendidikan dan pusat-pusat pelatihan yang
menyelenggarakan kursus, seminar dan pendidikan perbankan Syariah. Lembagalembaga tersebut menjadi supplier utama SDM syariah yang dibutuhkan perbankan
Syariah.

Namun

demikian

kemampuan

lembaga-lembaga

tersebut

untuk

menghasilkan SDM syariah yang berkualitas masih sangat terbatas, baik dari sisi
kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu keberadaan lembaga pendidikan yang
akan menyediakan SDM syariah merupakan hal yang sangat mendesak. Hal ini akan
jauh menjadi lebih baik apabila pengajaran mata kuliah ekonomi dan perbankan
syariah dijadikan kebijakan pendidikan nasional Indonesia, dengan membuka
program studi ekonomi/keuangan Syariah pada berbagai perguruan tinggi serta
lembaga pendidikan non-formal yang ada.

4.3 Analisis Tingkat Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tenaga
Kerja pada Industri Perbankan Syariah.
Tabel 3. Data Kebutuhan Tenaga Kerja
Nara Sumber
Muliaman D Hadad,
Ketua Umum
Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES).

Informasi
"Kalau industri tumbuh cepat
daya serap tenaga kerja juga
cepat. Berdasar perhitungan
dalam 5 tahun ke depan ada
kebutuhan 40 ribu karena
pertumbuhan SDM per
tahunnya 23 persen”

Sumber Media
Republika, Kamis, 21
Januari 2010, 03:27 WIB
(Respati, 2010)

12

“Saat ini ada kesenjangan
antara SDM perbankan
konvensional dengan
perbankan syariah. Hingga
2015
mendatang kebutuhan tenaga
kerja perbankan syariah
mencapai 46.000 orang, saat
ini hanya ada 25.000 saja.”
Zulkifli Zaini, Direktur Zulkifli menegaskan pihaknya
Utama Bank Mandiri.
memperkirakan perbankan
syariah akan membutuhkan 40
hingga 50 ribu tenaga kerja
dalam kurun waktu 4 hingga 5
tahun kedepan.
Yuslam Fauzi, Direktur “...kebutuhan SDM yang
Utama Bank Syariah
mencapai 11.600 tiap
Mandiri.
tahunnya. "11.600 kebutuhan
pegawai bank syariah tiap
tahunnya hingga 2016, baru
4.000 sampai 5.000 yang
sanggup disupply perguruan
tinggi di Indonesia
Drs Muhammad Firda
“Dengan mengacu pada
M.Si, Kepala Biro Bina perkembangan bank syariah
Perekonomian Provinsi selama ini, maka berimbas
Sulawesi Selatan
pada peningkatan tenaga
kerja yang dibutuhkan. Dari
pencapaian-pencapain tersebut,
maka Sulsel masih kekurangan
20 ribu tenaga kerja di bidang
perbankan syariah,”
Tabel 3 tersebut, memaparkan data kebutuhan
Harjum Muharam,
Ketua Laboratorium
Manajemen FEB
UNDIP.

Suaramerdeka.com, 26
Juni 2012 11:35 WIB
(Satriawan, 2012)

Merdeka.com, Sabtu, 4
Agustus 2012 20:06:00
(Pratomo, 2012)

Merdeka.com Kamis, 22
November 2012 16:55:20
(Wiyanti, 2012)

Koran Sindo, Rabu, 19
Desember 2012 − 15:30
WIB (Amir, 2012)

perbankan syariah, yang

disampaikan oleh berbagai praktisi perbankan syariah; Ketua Umum Masyarakat
Ekonomi Syariah (MES), Ketua Laboratorium Manajemen FEB UNDIP, Direktur
utama Bank Mandiri, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, danKepala Biro Bina
Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan.
Dari Tabel 3, data kebutuhan tenaga kerja, yang merupakan informasi
bersumber dari berbagai praktisi perbankan syariah, dapat kita ketahui bahwa untuk
jangka waktu 4 sampai lima tahun lagi masih dibutuhkan 40.000 hingga 50.000
tenaga kerja dalam industri perbankan syariah di seluruh Indonesia atau dalam jangka
13

pendek dibutuhkan sekitar 11. 600 tenaga kerja setiap tahunnya dan secara spesifik
dibutuhkan sekitar 20.000 tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Selatan. Masih adanya
kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan.

4.4 Efektifitas Upaya Strategis pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan
Ekonomi Islam melalui Indonesia Vocational Education Strenthening
(INVEST).
Lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam menciptakan sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan selain itu lembaga pendidikan juga dibutuhkan
dalam penciptaan tenaga kerja. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia sedang menggecarkannya pendidikan vokasi,
dimana nantinya output dari pendidikan vokasi adalah menciptakan tenaga kerja yang
terampil dan kompeten sesuai bidangnya. Pemerintah melalui Kemendikbud RI
bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) menjalankan program
Indonesia Vocational Education Strenthening (INVEST) dalam menciptakan Sekolah

Menengah Kejuruan, sekolah yang masuk dalam program ini mencapai 90 SMK dari
33 provinsi se-Indonesia termasuk 230 SMK Aliansi dimana terdiri dari bidang seni,
teknik, pertanian, kelautan, dan kesehatan yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan
tenaga kerja di industri bidang-bidang tersebut.
Selama 2 dekade terakhir, sejak didirikannya bank syariah pertama di
Indonesia pada tahun 1991, industri perbankan syariah tumbuh pesat melampau ratarata industri perbankan nasional. Industri perbankan syariah menunjukkan progress
perkembangannya yang impresif, dengan pertumbuhan aset rata-rata selama 5 tahun
terakhir lebih dari 46% pertahun (Bank Indonesia, 2012). Namun, pertumbuhan ini
tidak diikuti oleh pertumbuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, masih
kurangnya lembaga-lembaga pendidikan ekonomi Islam membuat perbankan syariah
sebagian besar masih menggunakan tenaga kerja mutasi dari bank-bank
konvensioanal dikarenakan masih sedikit perguruan tinggi yang membuka program
studi ekonomi Islam. Oleh karena itu penting adanya pembentukan lembaga
pendidikan ekonomi Islam terutama sekolah vokasi (kejuruan) dalam menciptakan

14

sumber daya insani dan pemenuhan tenaga kerja industri perbankan syariah di
indonesia.

Kementerian Kebudayaan
dan Pendidikan Dasar
dan Menengah

Kementerian
Agama

Ikatan Ahli
Ekonomi Islam
(IAEI)

Islamic
Development
Bank

Indonesia Vocational Eduction Strenthening
(INVEST)

Sekolah Menengah
Kejuruan Ekonomi Islam
(SMKEI)

Sumber Daya Insani

Tenaga Kerja

Perguruan Tinggi

Perbankan Syariah

Industri Keuangan Syariah
Lainnya
Gambar 1. Skema Kerjasama Pembentukan SMKEI melalui Program INVEST
(Sumber: Penulis)

15

Pembentukan sekolah vokasi bidang ekonomi Islam yakni Sekolah Menengah
Kejuruan Ekonomi Islam (SMKEI) merupakan upaya strategis yang dapat dilakukan
dalam hal menciptakan SDM yang berkompeten dibidangnya terutama dalam
pemenuhan permintaan tenaga kerja di industry perbankan syariah tidak hanya itu
lulusan atau output dari SMKEI ini tidak hanya terbatas dalam pemenuhan tenaga
kerja di industri perbankan syariah namun lembaga keuangan syariah lainnya dan
tidak hanya itu mereka juga bisa melanjutkan jenjang pendidikannya ke perguruan
tinggi negeri maupun swasta yang menyediakan program studi atau jurusan yang
sama. Namun, usaha tersebut dirasa kurang efektif apabila tidak ada kerjasama antar
lembaga terkait dan stakeholder yang berkepentingan didalamnya. Dan rencana ini
akan berjalan efektif dan berhasil apabila adanya dukungan dan kerja sama yang baik
antar lembaga terkait dan stakeholder yang berkepentingan dalam menanganinya.
Pemerintah melalui Kemendikbud RI pernah melakukan upaya tersebut
melalu program INVEST dan revitalisasi sekolah-sekolah vokasi. Namun, hanya
sekolah yang dibawah naungan Kemendikbud RI saja yang terdampak oleh program.
Oleh karena itu Kementerian Agama, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) bekerja
sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta
Islamic Development Bank untuk mensuksekan upaya strategis tersebut.

Dari Gambar 1, mejelaskan upaya strategis membentuk SMKEI melalui
program INVEST dalam menciptakan SDM dan pemenuhan tenaga kerja perbankan
syariah di Indonesia. Dalam gambar penulis menjelaskan, Kementerian Agama,
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan
dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Islamic Development Bank sebagai pihakpihak yang akan bekerja sama dalam program pembentukan SMKEI melalui INVEST
dalam hal ini Kementerian Agama sebagi penanggung jawab utama dan yang
mempunyai kebijakan tertinggi terkait program ini agar tidak adanya tumpang tindih
dan lempar tanggung jawab dikarenakan sekolah yang berbasis keagamaan
dibawawah naungan Kementerian Agama, yang nantinya akan mengeluarkan
kebijakan, kurikulum, pendanaan serta sistem dan regulasi terkait SMKEI, Ikatan

16

Ahli Ekonomi Islam (IAEI) sebagai pihak yang membantu dalam pengusulan standar
kurikulum serta muatan mata pelajaran sesuai kebutuhan industri perbankan syariah
dan lembaga keuangan syariah lainnya dan tidak menutup kemungkinan untuk dapat
berperan aktif, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
(dahulu Kemendikbud) sebagai pihak yang pernah melakukan program INVEST yang
dapat memberikan saran-saran dan masukan kepada Kemenag, serta kerjasama
kepada pihak bank, yaitu Islamic Development Bank yang akan memberikan
pinjaman lunak terkait pendanaan program INVEST, melihat program INVEST
sebelumnya yang membutuhkan dana yang sangat besar, dan agar tidak
mengeluarkan anggaran yang sangat besar maka dilakukan seperti program INVEST
sebelumnya yaitu menempel pada sekolah yang sudah ada, yaitu sekolah-sekolah
dibawah naungan Kemenag.

17

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut;
1. Rata-rata sebagian besar tenaga kerja perbankan syariah bukan berasal dari SDM
yang memiliki keilmuan syariah ini disebabkan pertumbuhan industri perbankan
syariah yang diatas rata-rata perbankan nasioanal tidak dibarengi pencetakan
SDM syariah, dikarenakan masih sedikitnya lembaga-lembaga pendidikan
ekonomi Islam khususnya sekolah vokasional.
2. INVEST hanya merupakan wadah sebagai upaya strategis dalam membentuk
SMKEI dan upaya ini akan efektif jika lembaga-lembaga terkait dapat bekerja
sama secara sinergis.
3. SMKEI memang dibentuk dengan tujuan, dapat menciptakan SDM dan
pemenuhan tenaga kerja perbankan syariah di Indoneisa yang terampil, kompeten
dan siap dengan kebutuhan dunia kerja. Namun, disini tidak menutup
kemungkinan bahwa lulusan dari SMKEI dapat memenuhi kebutuhan tenaga
kerja di Lembaga Keuangan Syariah (LKS) lainnya serta lembaga-lembaga terkait
tentang ekonomi islam atau syariah, dan tidak hanya itu saja lulusan dari SMKEI
juga

dapat

melanjutkan

ke

perguruan

tinggi

untuk

menambah

ilmu

pengetahuannya.

5.2 Saran
Berdasarkan karya tulis yang berhasil penulis buat adapun saran yang penulis
berikan, sebagai berikut;
1. Nantinya ketika sekolah vokasi khususnya SMKEI sudah berjalan dengan baik,
maka pertumbuhan sekolah vokasi harus selalu tumbuh di Indonesia mengikuti
pertumbuhan pada industri perbankan syariah agar terpenuhinya kebutuhan
tenaga kerja industri perbankan syariah.

18

2. Harus adanya sinergitas antara pihak-pihak terkait, yakni; Kementerian Agama,
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) serta Kementerian Kebudayaan dan
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam penyusunan dan keterjagaan kurikulum
pendidikan yang sustainable bagi SMKEI serta regulasi sistem sekolah yang
kompeten, melihat kondisi kurikulum di Indonesia yang setiap ganti pemerintahan
maka kurikulum pun ikut berganti, yang menyebabkan kebingungan bagi dunia
pendidikan.
3. Kurikulum yang dibuat harus disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja terutama
industri perbankan syariah dan umumnya bagi lembaga keuangan syariah serta
berbasis pada praktik, karena output dari SMKEI adalah tenaga siap pakai sesuai
bidang tertentu.

19

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis., Nur Rianto Al Arif, M. (2013). Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi
Islam di Perguruan Tinggi dengan Kebutuhan SDM pada Industri Keuangan
Syariah di Indonesia. Jurnal Inferensi, 7(1), 1-26.
El Hida, Ramdhania. (2012). Indonesia Butuh 200.000 Tenaga Ekonomi Syariah.
http://finance.detik.com/read/2012/09/30/155909/2046271/4/indonesia-butuh200000-tenaga-ekonomi-syariah, diakses tanggal 28 Januari 2015 pukul 21.26
WIB.
Ginting Munthe, Jasman. 2012. Proyeksi Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Perbankan Syariah Dan Skenario Pemenuhannya. Jakarta, Universitas
Indonesia. Tesis.
Lestari Zainal Ridho, Sari. (2013). Perbankan Syariah dan Pengangguran: Suatu
Aplikasi Empiris Teori Search and Matching Model. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 17(1), 156-157.
Maknun, Johar. t.t. Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Boarding
School Berbasis Kearifan Lokal. n.p, JPTA FPTK, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mandiri Syariah. (2012). Perlu 60 Ribu SDM Syariah.
htttp://www.syariahmandiri.co.id/2012/05/perlu-60-ribu-sdm-syariah-2/,
diakses pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 21.26 WIB.
Mawahidun Idhom, Addi. (2012). Ada 90 SMK Percontohan di Bantul.
http://m.tempo.co/read/news/2012/09/29/079432652/Ada-90-SMKPercontohan-di-Bantul, Diakses tanggal 11 Februari 2014 pukul 14.28 WIB.
Purwanto, Didik. (2012). Tiga Masalah Terbesar di Bank Syariah.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/08/13/15282835/Tiga.Masalah.
Terbesar.di.Bank.Syariah, diakses pada tanggal 28 Januari 2015 pukul 20.37
WIB.
Retnosari, Erfina. (2013). Sumber Daya Insani.

20

http://eaffinretnosari.blogspot.com/2013/06/sumber-daya-insani.html, diakses
tanggal 31 Januari 2015 pukul 18.39 WIB.
Vendy. Vicky. 2009. Vocational Senior Secondary School Of Sharia Economics;
Upaya Strategis untuk Pendidikan Ekonomi Syariah Lebih Dini dan Unggul di
Pondok Pesantren Sekaligus Membantu Rencana Depdiknas dalam Upayanya
Meningkatkan Jumlah Sekolah Berbasis SMK di Indonesia. Surabaya,
Universitas Airlangga. Karya Tulis Ilmiah.

21

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Penulis

Nama

: Muhamad Firmansyah

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 02 Oktober 1994
NIM

: 5551120623

Perguruan Tinggi

: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Karya Ilmiah yang pernah Ditulis :
PERAN KOPERASI MAHASISWA DALAM MENEGAKKAN KEMBALI
KOPERASI

INDONESIA

SEBAGAI

SOKO

GURU

PEREKONOMIAN

INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015.

Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih :
Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Perkoperasian Kategori Mahasiswa oleh Dekopin
Wilayah Provinsi Banten.

22

Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jabatan Fungsional
NIP/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telepon/Fax
Nomor HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Fax
Alamat e-mail

Yanto Azie Setya, SE.,M.Si (Laki – laki)
Lektor
197210072005011002/ 0007107705
Pandeglang, 07 Oktober 1977
Komp. Bumi Mutiara Serang A 8/9 RT 001/004,
Banjaragung, Cipocok Jaya, Serang, Banten
0254280173
081584394298
Jl. Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan Serang
0254 – 280 330
andikahf@gmail.com

23

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1