SILABUS SAP Mata Kuliah Kapita Selekta P

1
SILABUS
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
Program Strata Satu (S-1 ) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) – Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan – Kode : PAI-32 – Bobot : 2 sks – Semester Genap 2017-2018
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP : 19611110 199001 1001 – email : damhorila@yahoo.co.id
KOMPETENSI
DASAR
Mahasiswa semakin
mengapresiasi
secara
komprehensif
mengenai suatu
problematika
pendidikan di
Indonesia; agar
memiliki
kompetensi
sebagai guru mata
pelajaran
Pendidikan Agama

Islam plus
sebagai manajer
madrasah atau
sekolah yang selalu
siap mengambil
keputusan secara
cepat lagi tepat
untuk mencapai
tujuan pendidikan.

HASIL BELAJAR
Mahasiswa dapat :
1 . Memahami suatu
problematika
pendidikan di
Indonesia.
2. Memiliki sikap
kritis, obyektif,
responsif,
konstruktif,

inovatif terhadap
suatu
problematika
pendidikan di
Indonesia.
3. Memiliki
ketrampilan
meneliti suatu
problematika
pendidikan di
Indonesia.

INDIKATOR HASIL
BELAJAR
Mahasiswa dapat :
1. Mengekspresikan
perilaku yang
signifikan di bidang
kode etik
mahasiswa.

2. Mengekspresikan
perilaku belajar
yang signifikan di
bidang kehadiran,
dan kreativitas
ilmiah.
3. Mendeskripsikan
secara komprehensif
suatu problematika
pendidikan di
Indonesia secara
komprehensif
melalui pendekatan
multidisipliner.
4. Mempublikasikan
hasil penelitian
atas suatu
problematika
pendidikan di
Indonesia ke

dalam forum
ilmiah dan/atau
media ilmiah.

MATERI
PEMBELAJARAN
1. Berbagai problem
pendidikan di
Indonesia pada
jalur pendidikan
informal, formal,
dan nonformal.
2. Berbagai problem
pendidikan
Islamiy di
Indonesia pada
jalur pendidikan
informal, formal
dan nonformal.


PENGALAMAN
BELAJAR
1. Kontinuitas mentaati
kode etik mahasiswa
demi efektivitas
perkuliahan.
2. Mendengarkan ceramah
dosen.
3. Dialog secara akademis
antara dosen mahasiswa,
dan antar mahasiswa.
4. Menelaah rujukan
ilmiah, membuat
resume isi dan resume
pendapat pakar.
5. Mengobservasi
penyelenggaraan
pendidikan pada
jalur informal, formal,
nonformal untuk

mendalami suatu
problem pendidikan.
6. Menulis hasil observasi
tersebut untuk
dipresentasikan ke
dalam forum ilmiah
dan/atau
dipublikasikan melalui
media ilmiah.

PENILAIAN
1. Observasi
frekwensi
kehadiran
mahasiswa
dalam acara
perkuliahan.
2. Observasi
kreatifitas
mahasiswa

dalam acara
perkuliahan :
tanya jawab,
dialog, debat,
diskusi,
presentasi.
3. Observasi
realisasi tugas
individual dan
kelompok.
4. Observasi
realisasi Ujian
Tengah
Semester dan
Ujian Akhir
Semester.

SUMBER
BELAJAR
1. Perpustakaan.

2. Internet.
3. Jurnal ilmiah.
4. Majalah.
5. surat kabar.
6. Praktisi pendidikan.
7. Pakar pendidikan.
8. Institusi pendidikan.
9. Instansi terkait.

2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
IAIN Tulungagung – Program Strata Satu (S-1) – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) – Semester Genap 2017-2018M
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan – Kode Mata Kuliah : PAI-32 – Bobot 2 sks
Dosen : Drs. H. Ali Rohmad, M.Ag – NIP. 196111101990011001
KE TEMA PERKULIAHAN
01 a. Recek tulisan tangan.
b. Recek bacaan al-Qur’an.
c. Niat hadir di STAIN-TA.
d. Silabus dan SAP

02

Mata kuliah KSP
(pengantar)

03

Demokrasi Pendidikan

04

Problematika Kuantitas dan
Kualitas Pendidikan

05

Problematika Relevansi
Pendidikan

06


Problematika Standarisasi
Pendidikan pada Madrasah
dan Sekolah

07

Problematika
Kepemimpinan Kepala
Madrasah dan
Sekolah

TUJUAN
Semakin memperkokoh kerja sama
sekaligus persaingan antara
dosen dengan mahasiswa dan
antar mahasiswa demi efisiensi
dan efektivitas perkuliahan
Semakin memahami pengertian
KSP, landasan, tujuan, sasaran,

manfaat.
Semakin memahami hubungan hak
dan kewajiban negara RI dengan
warga negara di bidang pendidikan.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.

SUBYEK
Dosen
Mahasiswa

Dosen
Mahasiswa
Dosen
Mahasiswa
Penyaji-K.1
Pembanding-K.2
Dosen

Penyaji-K.2
Pembanding-K.3
Dosen

Penyaji-K.3
Pembanding-K.4
Dosen

Penyaji-K.4
Pembanding-K.5

3
08

Problematika Pengabdian
Guru PAI pada Madrasah
dan Sekolah

09

Problematika Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan dan Pembelajaran
PAI pada Madrasah dan
Sekolah

10

Problematika Kedisiplinan
Siswa pada Madrasah dan
Sekolah

11

Problematika Pengembangan
SaranaPrasarana pada
Madrasah dan Sekolah

12

Problematika Pengembangan
Kerja Sama pada Madrasah
dan Sekolah

13

Problematika Pembinaan
kesadaran Siswa Madrasah
dan Sekolah Mengenai ZatZat Berbahaya pada
Makanan dan Minuman

Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.

Penyaji-K.5
Pembanding-K.6
Dosen

Penyaji-K.6
Pembanding-K.7
Dosen

Penyaji-K.7
Pembanding-K.8
Dosen

Penyaji-K.8
Pembanding-K.9
Dosen

Penyaji-K.9
Pembanding-K.10
Dosen

Penyaji-K.10
Pembanding-K.1
Dosen

4
14

Kekerasan di Lingkungan
Madrasah dan Sekolah

15

Problematika Akreditasi
pada Madrasah dan Sekolah

16

Muhāsabah Perjalanan
Perkuliahan Satu Semester

Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami seputar tema
tsb dari sudut das Sollen, das Sein,
fenomena, jenis problem, kerugian,
skala problem, kategori problem,
penyebab, alternatif solusi,
implementasi dari setiap solusi,
implikasi dari setiap solusi,
penanggung-jawab.
Semakin memahami kelebihan dan
kekurangan perjalanan perkuliahan

Dosen
Mahasiswa

Dosen
Mahasiswa

Dosen
Mahasiswa

Catatan :
A. Deskripsi : Kapita Selekta Pendidikan merupakan bagian dari komponen nama Mata

Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB) yang relatif signifikan bagi pengembangan wawasan
dan skills para mahasiswa dalam konteks pendidik profesional di bidang Pendidikan Agama
Islam dengan pemberian penekanan (stressing) pada urgensi apresiasi secara komprehensif
mengenai problematika pendidikan di Indonesia; agar ketika mereka menjadi sarjana
memiliki kompetensi sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam plus sebagai
manajer madrasah atau sekolah yang selalu siap mengambil keputusan secara cepat lagi
tepat untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. Tujuan : mahasiswa semakin menguasai problematika pendidikan di Indonesia secara

komprehensif dari aspek das Sollen, das Sein, fenomena, nama problem, kategorikarakteristik problem, skala problem, kerugian, penyebab, alternatif solusi, implementasi
dari setiap solusi, implikasi dari setiap solusi, dan penanggung-jawab.

C. Kode etik dosen dan kode etik mahasiswa menjadi perekat kerja-sama antar dosen, antara

dosen dengan mahasiswa dan antar mahasiswa, sekaligus menjadi peroket persaingan antar
mereka.

D. Perkuliahan juga mengacu pada libur nasional dan cuti bersama (dalam file pdf).
E. Mata kuliah yang diampu oleh dosen mata kuliah ini pada semester ini pada Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung sebagai termaktub dalam Rekap Jadwal
Mengajar Dosen Semester Genap Tahun Akademik 2017-2018, adalah seperti di bawah ini.

5

No
01
02
03
04
05
06
07
08

Hari
Senin
Senin
Selasa
Selasa
Rabu
Kamis
Kamis
Jum’at

Jam WIB
07.00 – 08.40
14.40 – 16.20
07.00 – 08.40
08.40 – 10.20
07.00 – 08.40
08.40 – 10.20
10.20 – 12.00
14.40 – 16.20

Mata Kuliah
FPI – TBIN-2a
KSP – PAI-4i
KSP – PAI-4a
KSP – PAI-4d
FPI – TBIN-2b
KSP – PAI-4f
KSP – PAI-4e
FPI – TBIN-2c

Tempat

F. Aktivitas mahasiswa perminggu dihitung berdasarkan 1 sks = 50 menit kegiatan terjadwal
bersama dosen, 60 menit tugas terstruktur, 60 menit tugas mandiri.

G. Perkuliahan direalisasikan dengan ceramah, dialog, diskusi, pemberian tugas, dan ujian.

Untuk diskusi terdiri dari dosen sebagai moderator, kelompok mahasiswa sebagai penyaji,
kelompok mahasiswa sebagai pembanding, dan kelompok mahasiswa sebagai peserta.

H. Setiap realisasi dialog, diskusi, tanya jawab, ujian tengah semester, dan ujian akhir

semester; mahasiswa harus menyebutkan/menuliskan nomor urut sebagai termaktub dalam
daftar hadir mahasiswa.

I. Contoh Daftar Rujukan :
01. Al-Qur’ān al-Karīm.
02. Al-Sunnah nabi saw.
03. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Angkasa, Bandung.
04. Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta.
05. Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.

06. Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan, Balai Pustaka, Jakarta.
07. Ahmad Arifi, Politik Pendidikan Islam, Teras, Yogyakarta.
08. Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, Teras, Yogyakarta.
09. A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
10. Darmaningtyas, Pendidikan Rusak-Rusakan, LkiS, Yogyakarta.
11. Djohar, Pendidikan Strategik : Alternatifuntuk Pendidikan Masa Depan, Lesfi,
Yogyakarta.

12. E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.
13. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
14. E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
15. H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
16. Kartini Kartono, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional Beberapa
Kritik dan Sugesti, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
17. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku : UUD 1945; UU No. 23-2002 :
Perlindungan Anak; UU No. 20-2003 : Sisdiknas; UU No. 14-2005 : Gurdos; UU RI
No. 14 – 2008 : Keterbukaan Informasi Publik, PP No. 19-2005 : SNP sebagai telah
diubah dengan PP nomor 32-2013; dst.

6
18. M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, CV. Pedoman Ilmu

Jaya, Jakarta.
19. Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Logos, Ciputat.
20. Mochtar Buchori, Transformasi Pendidikan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
21. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
22. Mudjia Rahardjo (ed.), Quo Vadis Pendidikan Islam, UIN-Malang Press.
23. Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta.
24. Musthofa Rembangi, Pendidikan Transformatif, Teras, Yogjakarta.
25. Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta, PT. Tiara Wacana,
Yogyakarta.
26. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
27. Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional, Teras, Yogyakarta.
28. Nur Ahid, Problematika Madrasah Aliyah di Indonesia, STAIN Kediri Press.
29. Sam M. Chan dan Tuti T. Sam, Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi
Daerah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
30. Sayling Wen, Future ofEducation (Masa Depan Pendidikan), Lucky Publisher, Batam.
31. St.Vembriarto, Kapita Selekta Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta.
32. dan lain-lain yang dipandang relevan tema perkuliahan.

J. Tugas terstruktur
1. Wajib : diskusi
Tugas individual : membaca rujukan ilmiah terkait dengan masing-masing tema
perkuliahan (sebelum dibahas di kelas), dan menyusun suatu pertanyaan analitis untuk
disampaikan dalam forum diskusi kelas, dan/atau menyusun suatu pemikiran yang
relevan untuk disampaikan dalam forum diskusi kelas.
Tugas kelompok penyaji: berkoordinasi internal masing-masing kelompok, membaca
rujukan ilmiah terkait dengan tema perkuliahan yang menjadi bagian kelompok,
membuat ringkasan isi dan ringkasan pendapat (das Sollen, das Sein, fenomena, nama
problem, kategori-karakteristik problem, skala problem, kerugian, penyebab, alternatif
solusi, implementasi dari setiap solusi, implikasi dari setiap solusi, penanggung-jawab)
sebagai paparan ilmiah dengan tulisan tangan di atas kertas folio bergaris memakai
model catatan kaki, mempresentasikan ringkasan dalam forum diskusi kelas sesuai
urutan waktu yang ditentukan sekaligus merespon pertanyaan, pemikiran, kritik dan
saran dari peserta. Kalimat yang dibikin oleh kelompok ditulis dengan tinta warna
hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis dengan tinta warna biru.
Tugas kelompok pembanding : berkoordinasi internal masing-masing kelompok,
menelaah hasil kerja kelompok penyaji untuk diperoleh sisi perbedaan pemikiran
berdasarkan rujukan ilmiah dengan sajian tulisan tangan di atas kertas folio bergaris
memakai model catatan kaki, mempresentasikan dalam forum diskusi kelas sesuai
urutan waktu yang ditentukan sekaligus merespon pertanyaan, pemikiran, kritik dan
saran dari peserta. Kalimat yang dibikin oleh kelompok ditulis dengan tinta warna
hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis dengan tinta warna biru.
Hasil kerja kelompok penyaji dan kelompok pembanding yang disertai foto-copy
rujukan ilmiah (semisal : halaman judul buku ilmiah yang memuat identitas penulis dan
penerbit serta tahun penerbitan, halaman yang dikutip diberi stabilo warna kuning-muda

7
pada bagian teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut sesuai nomor
catatan kaki), dijilid-dibendel, dan diserahkan pada dosen paling lambat sehari sebelum
hari H diskusi.

2. Sunnah : presentasi/publikasi karya ilmiah dan donor darah suka rela
a. Secara individual, mahasiswa yang telah mempresentasikan hasil karya ilmiahnya
dalam forum ilmiah atau telah mempublikasikan hasil karya ilmiahnya melalui
media ilmiah, disilakan menunjukkan bukti dan data pendukung kepada dosen
untuk mendapatkan penilaian.

b. Secara individual, mahasiswa yang telah rutin mendonorkan darahnya melalui

Palang Merah Indonesia (PMI), disilakan menunjukkan “Kartu Donor” kepada
dosen.

3. Mubah : pembuatan resume
Secara individual, mahasiswa membaca rujukan ilmiah terkait dengan masing-masing
tema perkuliahan, kemudian membuat resume pendapat dalam file Word, dapat dengan
model seperti di bawah ini.
Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, 2nd ed, Pustaka Setia, Bandung,
2009.

page
499

500
dst

ringkasan

Diri/self : kompisi pikiran dan perasaan yang menjadi kesadaran seseorang
mengenai eksistensi individualitasnya, pengamatannya tentang apa yang
merupakan miliknya, pengertiannya mengenai siapakah dia itu, dan
perasaannya tentang sifat-sifatnya, kualitasnya, dan segala miliknya.
Selftidak ada atau belum ada pada saat manusia dilahirkan, atau pada waktu
masih kanak-kanak. Selfitu selanjutnya lahir dan terbentuk sebagai hasil dari
hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.



K. Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara berurutan. Soal nomor 1-2-3 untuk
UTS, dan soal nomor 4-5-6 untuk UAS. Jawaban bersifat analitis berdasarkan data rujukan
ilmiah melalui “kutipan langsung” model catatan kaki, sehingga “teks kutipan” tidak
bercampur-baur dengan “teks anda” sebagai latihan mencegah diri sendiri dari tindakan
plagiasi. Antar paragraf diberi jarak satu baris tanpa tulisan, dan paragraf terakhir sebagai
kesimpulan yang hanya terdiri dari satu kalimat. Kalimat yang dibikin oleh mahasiswa
ditulis dengan tinta warna hitam, sedang kalimat yang dikutip dari rujukan ilmiah ditulis
dengan tinta warna biru.
Foto copy data rujukan ilmiah terlampir (misal: halaman judul buku ilmiah yang memuat
identitas penulis, judul, penerbit, kota penerbit, tahun diterbitkan); diberi stabilo warna
kuning-muda pada bagian teks yang dikutip dan di sebelah kanan luar diberi nomor urut
sesuai nomor catatan
kaki.

8

Hasil UTS dan UAS ditulis dengan tangan masing-masing mahasiswa pada kertas folio
bergaris, kemudian dijilid-dibendel bersama lampiran. Hasil UTS dikumpulkan dalam
perkuliahan yang ke 06, dan hasil UAS dikumpulkan dalam perkuliahan yang ke 12.
Pada sampul depan hasil UTS dan UAS harus disertai identitas diri mahasiswa secara
lengkap : nama, NIM, kelas, dan nomor urut sebagai termaktub dalam daftar hadir.
Bacalah dengan cermat berita mengenai kasus suap dan/atau korupsi di bawah ini :

Dekan Diduga Korupsi, Mahasiswa Ancam Pindah Kampus
http://regional.liputan6.com/read/3236785/dekan-diduga-korupsi-mahasiswa-ancampindah-kampus?utm_source=lpfeed&utm_medium=lpfeed&utm_campaign=rss – diakses
24-01-2018
Liputan6.com, Kendari - Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) Sulawesi Tenggara
memanas. Kondisi ini dipicu adanya dugaan korupsi yang dilakukan salah seorang dekan di
universitas tersebut. Dekan itu dituding menggelapkan anggaran praktik mahasiswa saat
menggelar kegiatan di Bandung, Jawa Barat awal Januari lalu.
Ulah sang dekan ini memicu ribuan mahasiswa dari lima universitas di Sulawesi Tenggara
mendatangi kampus UMK, Selasa, 23 Januari 2018. Mereka menuntut rektor mencopot
dekan itu.
Tuduhan korupsi terhadap dekan tersebut bukan tanpa sebab. Hal ini karena dekan dianggap
tidak transparan mengenai pengelolaan biaya perkuliahan. Ketika mempertanyakan alokasi
anggaran biaya perjalanan Studi Kerja Lapangan (SKL) di Bandung, yang sebesar Rp 16
juta, sang dekan berang.
Tidak hanya mahasiswa yang kecewa atas tindakan sang dekan, ada delapan dosen yang
memilih mundur. Alasannya sama, karena dekan tidak transparan selama memimpin
fakultas, serta perlakuan tidak santun yang ditunjukkan kepada dosen-dosennya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, Muhammad Nur membenarkan jika ada
delapan dosen mengundurkan diri. Dia mengaku sudah mengambil sikap terhadap sejumlah
laporan mahasiswa dan dosen terkait sikap dekan.
"Saat ini, semua laporan ini sudah kami serahkan ke Dewan Muhammadiyah Sulawesi
Tenggara, mereka yang akan putuskan apakah dekan akan dipindahkan atau tidak," ujar
Muhammad Nur.
Keputusan akan dipertahankan atau tidak dekan yang diduga korupsi tersebut akan melalui
proses rapat pada Kamis, 25 Januari 2018. Rapat ini bakal diikuti dewan Muhammadiyah
Sulawesi Tenggara.

9
Di depan mahasiswa, Rektor UMK Muhammad Nur, menyatakan siap menerima kembali
delapan dosen yang sudah mengundurkan diri. Pihaknya mengakui, Universitas
Muhammadiyah masih membutuhkan tenaga pendidik.
"Kami siap menerima kembali mereka, kami membuka diri. Mudah-mudahan ini hanya
keputusan sesaat mereka sehingga mereka bisa segera kembali beraktivitas," ujar
Muhammad Nur.
Namun, mahasiswa menilai rektor bersikap tidak tegas. Menurut Tata, salah seorang
mahasiswa, rektor seharusnya memanggil kembali dosen mereka yang sudah keluar.
"Tidak gampang mencari dosen dengan kemampuan bagus, kalau kampus sungguh-sungguh
memperhatikan dosen dan tidak memihak dekan, harusnya dipertahankan," ujar Tata.
Tidak hanya dosen yang hengkang dari UMK, tetapi mahasiswa pun memilih pindah.
Tercatat, ada belasan mahasiswa kampus UMK yang memilih meninggalkan kampus dan
pindah ke kampus lain.
Keputusan pindah ini, diakui mahasiswa, karena jengkel atas sikap dekan dan kampus yang
tidak tegas terhadap dekan itu. Padahal, mahasiswa sudah membawa bukti-bukti terkait
dugaan penggelapan anggaran praktik mahasiswa dan aksi kekerasan, tetapi kampus lambat
memutuskan sikap.
"Daripada kita terus digantung dengan keputusan yang tidak jelas, lebih baik kami pindah
saja," tegas Sofyan, salah satu mahasiswa.

)0(

122 Kepala Desa Jadi Tersangka Korupsi

https://antikorupsi.org/id/news/122-kepala-desa-jadi-tersangka-korupsi - diakses 25-012018
Friday, 9 December, 2016 - 14:59
Antikorupsi.org, Jakarta, 9 Desember 2016 – Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat
sebanyak 122 Kepala Desa atau Ketua Asosiasi Kepala Desa menjadi tersangka kasus
korupsi. Hal itu sekaligus menunjukkan bahwa kepala desa menjadi aktor yang paling
sering ditetapkan sebagai tersangka korupsi.
Peneliti ICW, Tama Satrya Langkun mengatakan, jumlah kasus dugaan korupsi yang terjadi
di tingkat desa mengkhawatirkan. “Dalam pantauan kami ada 133 kasus,” ujarnya dalam
diskusi ‘Mengawal Dana Desa’ di Kalibata, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.
Dari 133 kasus tersebut, sebanyak 186 tersangka telah ditetapkan. Aktor selain Kepala Desa
yang telah ditetapkan mencakup aparat desa, pelaksana kegiatan ekonomi desa, kelompok
tani, dan warga. Terdapat juga rekanan atau penyedia barang dan jasa, pendamping, dan
fasilitator PNPM.

10
Aktor terbanyak kedua yang ditetapkan menjadi tersangka korupsi yaitu aparat desa, yang
meliputi sekretaris desa, bendahara, dan kelengkapan desa. Jumlah keseluruhan aktor aparat
desa yang tercatat menjadi tersangka korupsi sebanyak 26 orang.
Modus yang paling sering digunakan yaitu penggelapan dan penyalahgunaan anggaran.
“Penggelapan ada 64 orang, anggaran yang disalahgunakan sebanyak 21 orang,” imbuh
Tama.
Adapun potensi kerugian negara dalam kasus korupsi di tingkat desa mencapai jumlah 205
Milyar.
Menanggapi hal tersebut, Tama mengatakan, perhatian lebih terhadap desa saat ini
diperlukan. “Desa itu battlefield program dari pemerintah atau swasta, juga tempat
perebutan sumberdaya.”
Keberadaan UU Desa menurutnya akan memberikan implikasi luas terhadap desa di
Indonesia yang mencapai jumlah 74 ribu.
Untuk itu Tama menggarisbawahi pentingnya peran masyarakat sipil dalam hal tersebut.
“Masyarakat sipil bisa melakukan pengawasan terhadap dana desa.”
Diskusi ‘Mengawal Dana Desa’ merupakan rangkaian peringatan Hari Antikorupsi
Internasional (HAKI) 2016. Hadir pembicara lain dalam diskusi tersebut yaitu Budiman
Sudjatmiko, Anggota Komisi II DPR RI, dan Wawan Wardiana, Plh. Deputi Pencegahan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

)0(

KPK: Suap Bupati Jombang untuk Tetapkan Jabatan Kadinkes
Definitif
https://news.detik.com/berita/3849444/kpk-suap-bupati-jombang-untuk-tetapkan-jabatankadinkes-definitif - diakses 05-02-2018
Minggu 04 Februari 2018, 16:58 WIB
Jakarta - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko diduga menerima Rp 200 juta dari
Inna Sulestyowati, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkab Jombang.
Pemberian suap itu diduga agar Nyono mengangkat Inna sebagai Kadinkes Pemkab
Jombang definitif.
"Diduga pemberian uang dari IS (Inna Sulestyowati) kepada NSW (Nyono Suharli
Wihandoko) agar Bupati menetapkannya dalam jabatan Kepala Dinas Kesehatan definitif,"
ucap Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta
Selatan, Minggu (4/2/2018).
Syarif menyebut duit itu berasal dari kutipan jasa pelayanan kesehatan atau dana kapitasi.
Duit itu dikumpulkan sejak Juni 2017 sekitar total Rp 434 juta dengan pembagian 1 persen
untuk Paguyuban Puskesmas se-Jombang, 1 persen untuk Kadinkes, dan 5 persen untuk
Bupati.

11

"Atas dana tersebut, IS telah menyerahkan kepada NSW sebesar Rp 200 juta pada
Desember 2017," ucap Syarif.
Selain itu, ada pemberian lainnya dari Inna kepada Nyono sebesar Rp 75 juta. Uang itu
berasal dari pungutan liar (pungli) yang dilakukan Inna dari penerbitan izin operasional
sebuah rumah sakit swasta di Jombang.
"Dari pungli tersebut diduga telah diserahkan kepada NSW pada 1 Februari 2018 sebesar
Rp 75 juta. Diduga sekitar Rp 50 juta telah digunakan NSW untuk membayar iklan terkait
rencananya maju dalam pilkada Bupati Jombang 2018," kata Syarif.
Nyono telah ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, sedangkan Inna dijerat sebagai
pemberi suap. KPK menyayangkan kepala daerah petahana masih melakukan praktikpraktik suap seperti ini.

)0(

Mental Politik Transaksional
http://news.metrotvnews.com/editorial-media-indonesia/nbw32G6b-mental-politiktransaksional - diakses 05-02-2018
Rabu, 24 Jan 2018 08:29 WIB
POLITIK negeri ini masih tidak beranjak dari urusan kekuasaan semata. Perebutan jabatan
serta kursi kepemimpinan tetap mengemuka, sedangkan politik gagasan dan kerakyatan
makin terpinggirkan. Praktik politik semacam itu tidak terkecuali terjadi di tubuh partai
politik.
Padahal, kehidupan partai merupakan entitas politik untuk mengartikulasikan kepentingan
rakyat. Kehadiran partai politik menjadi elemen yang sangat menentukan terhadap
penyelenggaraan negara untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang prorakyat.
Jika sebelumnya konflik berkepanjangan di Partai Golkar dan Partai Persatuan
Pembangunan, kini giliran Partai Hati Nurani Rakyat dilanda konflik internal.
Aksi saling pecat berlangsung antara kubu Oesman Sapta Odang dan Syarifuddin Sudding.
Sudding menggalang 27 DPD dan 401 DPC untuk menggelar musyawarah nasional luar
biasa yang direstui Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto. Mereka memecat
Oesman Sapta dan menggantinya dengan Daryatmo.
Namun, Oesman Sapta melawan, mengumpulkan 17 DPD Hanura dan menyatakan menolak
hasil munaslub. Kemelut menyebar ke daerah. Saling pecat dan klaim terjadi antarpengurus
daerah. Bahkan, aksi saling lapor pun menjadi bagian drama konflik. Oesman Sapta
dilaporkan ke polisi dengan dugaan menggelapkan uang partai lebih dari Rp 200 miliar.
Oesman Sapta membalasnya dengan melaporkan tiga orang yang menudingnya itu, yakni
Ari Mularis, Sudewo, dan Dadang Rusdiana. Namun, yang lebih penting, konflik Hanura
membuka ceruk yang lebih dalam perihal kebiasaan partai politik. Dana Rp 200 miliar yang
disimpan Oesman Sapta itu berasal dari mahar politik para kandidat kepala daerah yang
didukung Hanura pada Pilkada 2018.

12

Dana sebesar itu merupakan mahar politik dengan nilai terbesar yang pernah ada. Fakta itu
menegaskan pelaku politik transaksional masih leluasa beraksi di negeri ini, bebas
membajak demokrasi untuk kepentingan elite dan kroni mereka semata. Inilah ancaman
nyata bagi demokrasi, saat uang menjadi penentu utama dalam proses kepemimpinan.
Dengan pola rekrutmen yang berfondasi pada akar transaksional tersebut, hampir pasti para
calon kepala daerah ketika terpilih nanti tidak akan mementingkan masyarakat yang sudah
memilih mereka. Sebaliknya, mereka akan mengupayakan berbagai cara untuk
mengembalikan uang yang sudah dikeluarkannya lewat, apalagi kalau bukan korupsi.
Ini semestinya diperlakukan sebagai perilaku politik menyimpang yang seharusnya dengan
tegas diberantas. Badan Pengawas Pemilu mestinya proaktif untuk mengusut pidana pemilu
ini. Apalagi UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
menegaskan mahar politik dilarang.
Undang-undang tersebut juga membubuhkan sanksi tegas bagi pelaku praktik uang mahar.
Dalam Pasal 47 UU disebutkan tiga bentuk sanksi. Pertama, jika terbukti dengan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, parpol yang bersangkutan dilarang mengajukan
calon pada periode berikutnya di daerah yang sama. Kedua, terkait dengan pembayaran
mahar atau imbalan tersebut, KPU dapat membatalkan penetapan calon kepala daerah.
Ketiga, parpol atau gabungan parpol yang terbukti menerima imbalan atau mahar akan
didenda 10 kali lipat dari nilai imbalan yang diterima.
Jika perilaku lancung praktik mahar politik tidak dituntaskan dan tidak masuk proses
hukum, demokrasi transaksional yang mendominasi. Sebaliknya, politik gagasan lamakelamaan punah. Selain itu, kontestasi politik sekadar menjadi ajang untuk melahirkan para
koruptor.

)0(

Sinopsis atas berita mengenai kasus suap dan/atau korupsi :
Melalui berbagai media massa cetak dan elektronik hampir setiap hari dikabarkan
kasus-kasus suap dan/atau korupsi. Kasus suap dilakukan oleh pihak penyuap
kepada pihak yang disuap dengan besaran mulai dari jutaan rupiah sampai milyaran
rupiah, agar keinginan pihak penyuap dipenuhi, semisal ketika pihak penyuap
menginginkan jabatan tertentu. Kasus korupsi dilakukan oleh pejabat tertentu untuk
keuntungan diri sendiri individu, keuntungan individu dan keluarga, keuntungan
individu dan keluarga serta kelompok orang tententu (kroni). Para penyuap dan para
koruptor di Indonesia yang telah ditangkap oleh aparat penegak hukum, ternyata
mayoritas dari mereka adalah muslīm-muslīmah lulusan jalur pendidikan formal;
baik dari penyandang gelar sarjana, magister, maupun doktor.
Soal UTS-UAS :
Apabila yang dijadikan sebagai top-leader dari suatu sekolah negeri, madrasah
negeri, perguruan tinggi negeri adalah pihak penyuap, maka :

13
1. Bagaimana kecenderungan pola kepemimpinan ybs dalam memperjuangkan visi
dan missi di organisasi pendidikan tsb.
2. Bagaimana kecenderungan manajemen ybs dalam mengeksekusi Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di organisasi pendidikan tsb.
3. Bagaimana kecenderungan manajemen ybs dalam membina profesionalisme
para pendidik dan tenaga kependidikan di organisasi pendidikan tsb.
4. Bagaimana kecenderungan manajemen ybs dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik untuk mengembangkan kompetensi para pelajar di organisasi
pendidikan tsb.
5. Bagaimana kecenderungan manajemen ybs dalam mengembangkan sekaligus
memanfaatkan sarana dan prasarana di organisasi pendidikan tsb.
6. Bagaimana kecenderungan kepercayaan masyarakat (public trust) dalam skala
lokal, regional, nasional, dan internasional terhadap organisasi pendidikan yang
dipimpin oleh ybs.
L. Materi kuliah yang dalam bentuk file dapat dicopy oleh seluruh mahasiswa melalui seorang
perwakilan dari setiap kelas pada perkuliahan perdana.

M. Bila diperlukan, mahasiswa dapat berkonsultasi dengan dosen di kampus.
Tulungagung, 01 Pebruari 2018
Dosen,