Audit Terhadap Siklus Pendapatan Penguji (13)
BELA PRATIWI
2014017060/4A2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN:
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau satu siklus kegiatan
perusahaan. Piutang pada umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok:
1. Piutang usaha
2. Piutang nonusaha
Beberapa transaksi yang mempengaruhi piutang usaha:
1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customers. Jurnal untuk
mencatat transaksi ini adalah:
Piutang Usaha
xx
Pendapatan penujualan
xx
2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Retur Penjualan
xx
Piutang Usaha
xx
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untk mencatat transaksi ini
adalah:
Kas
xx
Piutang Usaha
xx
4. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat trnsaksi ini adalah:
a. Cadangan Kerugian Piutang
Piutang Usaha
xx
xx
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha
Di Neraca Adalah Sebagai Berikut:
1. Piutang usaha harus disajikan dineraca sebesar jumlah yang dioerkirakan saat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus
dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang tersebut adalah
jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan
rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada
tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari
piutang usaha.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha Adalah:
Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
1. Memperoleh
keyakinan
tentang
keandalan
catatan
akuntansi
yang
bersangkutan dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha.
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Konfirmasi piutang usaha
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca. Auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha.
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Konfirmasi piutang usaha
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atau piutang usaha yang dicantumkan di
neraca. Auditor dapat dapat melakukan pengujian substantif berikut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha
b. Konfirmasi piutang usaha
5.
Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di
neraca. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
a. Prosedur audit awal
b. Pengujian analitik
c. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha
d. Konfirmasi piutang usaha
e. Penilaian terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang.
f. Pembandingan penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi
berterima umum
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca.
Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
1.
Prosedur audit awal
a. Urut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang
usaha
d. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang
usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal
yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutanag di dalam buku besar ke buku
pembantu piutang yang bersangkutan
2.
Prosedur analitik
Ratio = Formula
-
Tingkat perputaran piutang usaha = Pendapatan penjualan bersih + Rerata
piutang usaha
-
Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar = Saldo piutang usaha + Aktiva
lancar
-
Rate of return on net sales = Laba bersih + Pendapatan penjualan bersih
-
Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih =
Kerugian piutang usaha + Pendapatan penjualan
-
Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya
tidak tertagih = Kerugian piutang usaha + Piutang usaha yang
sesungguhnya tidak tertagih
3.
Prosedur audit terhadap transaksi rinci
a. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
b. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: Faktur
penjualan, Laporan pengiriman barang, dan Order penjualan
c. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: Bukti kas
masuk, Memo kredit untuk retur penjualan atau Penghapusan piutang
d. Lakukan verifikasi pisah batas (Cutoff) transaksi penjualan dan retur
penjualan
- Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal
neraca
- Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal
neraca
- Lakukan verifikasi pisah batas (Cutoff) transaksi penerimaan kas
4.
Pengujian terhadap saldo akun rinci
a. Lakukan konfirmasi piutang
- Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
- Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur
- Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha
- Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari
debitur yang terjadi setelah tanggal neraca
- Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha
- Periksa jawaban konfirmasi bank
- Mintalah surat representasi piutang dari klien
b. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha
yang dibuat oleh klien
- Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh
klien
- Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oelh klien
- Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca
tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca
tahun sebelumnya
- Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa
5.
Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan akun dalam laporan
keuangan
Bandingkan penyajian piutang usaha dengna penyajian menurut prinsip
akuntansi berterima umum
- Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva
tidak lancar
- Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan
piutang nonusaha
- Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan,
piutangyang telah dianjakkan ke perusahaan anjak piutang
Sumber: Mulyadi, Auditing, Buku 2 Edisi 6, Penerbit Salemba Empat
2014017060/4A2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN:
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa
yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau satu siklus kegiatan
perusahaan. Piutang pada umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok:
1. Piutang usaha
2. Piutang nonusaha
Beberapa transaksi yang mempengaruhi piutang usaha:
1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customers. Jurnal untuk
mencatat transaksi ini adalah:
Piutang Usaha
xx
Pendapatan penujualan
xx
2. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:
Retur Penjualan
xx
Piutang Usaha
xx
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untk mencatat transaksi ini
adalah:
Kas
xx
Piutang Usaha
xx
4. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat trnsaksi ini adalah:
a. Cadangan Kerugian Piutang
Piutang Usaha
xx
xx
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Piutang Usaha
Di Neraca Adalah Sebagai Berikut:
1. Piutang usaha harus disajikan dineraca sebesar jumlah yang dioerkirakan saat
ditagih dari debitur pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus
dicantumkan pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang tersebut adalah
jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan
rinciannya di neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada
tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari
piutang usaha.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha Adalah:
Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
1. Memperoleh
keyakinan
tentang
keandalan
catatan
akuntansi
yang
bersangkutan dengan piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
Auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha.
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Konfirmasi piutang usaha
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam neraca. Auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha.
c. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha.
d. Konfirmasi piutang usaha
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atau piutang usaha yang dicantumkan di
neraca. Auditor dapat dapat melakukan pengujian substantif berikut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha
b. Konfirmasi piutang usaha
5.
Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di
neraca. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
a. Prosedur audit awal
b. Pengujian analitik
c. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha
d. Konfirmasi piutang usaha
e. Penilaian terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang.
f. Pembandingan penyajian piutang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi
berterima umum
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di
neraca.
Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha
1.
Prosedur audit awal
a. Urut saldo piutang yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun piutang di dalam buku besar
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang
usaha
d. Usut saldo awal akun piutang usaha dan akun cadangan kerugian piutang
usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang ke dalam jurnal
yang bersangkutan
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol piutanag di dalam buku besar ke buku
pembantu piutang yang bersangkutan
2.
Prosedur analitik
Ratio = Formula
-
Tingkat perputaran piutang usaha = Pendapatan penjualan bersih + Rerata
piutang usaha
-
Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar = Saldo piutang usaha + Aktiva
lancar
-
Rate of return on net sales = Laba bersih + Pendapatan penjualan bersih
-
Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih =
Kerugian piutang usaha + Pendapatan penjualan
-
Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya
tidak tertagih = Kerugian piutang usaha + Piutang usaha yang
sesungguhnya tidak tertagih
3.
Prosedur audit terhadap transaksi rinci
a. Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun piutang usaha ke
dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
b. Periksa pendebitan akun piutang ke dokumen pendukung: Faktur
penjualan, Laporan pengiriman barang, dan Order penjualan
c. Periksa pengkreditan akun piutang ke dokumen pendukung: Bukti kas
masuk, Memo kredit untuk retur penjualan atau Penghapusan piutang
d. Lakukan verifikasi pisah batas (Cutoff) transaksi penjualan dan retur
penjualan
- Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal
neraca
- Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal
neraca
- Lakukan verifikasi pisah batas (Cutoff) transaksi penerimaan kas
4.
Pengujian terhadap saldo akun rinci
a. Lakukan konfirmasi piutang
- Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
- Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur
- Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha
- Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari
debitur yang terjadi setelah tanggal neraca
- Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha
- Periksa jawaban konfirmasi bank
- Mintalah surat representasi piutang dari klien
b. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha
yang dibuat oleh klien
- Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh
klien
- Periksa penentuan umur piutang usaha yang dibuat oelh klien
- Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca
tahun yang diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca
tahun sebelumnya
- Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa
5.
Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan akun dalam laporan
keuangan
Bandingkan penyajian piutang usaha dengna penyajian menurut prinsip
akuntansi berterima umum
- Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva
tidak lancar
- Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan
piutang nonusaha
- Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan,
piutangyang telah dianjakkan ke perusahaan anjak piutang
Sumber: Mulyadi, Auditing, Buku 2 Edisi 6, Penerbit Salemba Empat