Pelayanan Sosial Bagi Keluarga Miskin Melalui Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Baru

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelayanan Sosial dan Fungsi Pelayanan Sosial
2.1.1 Pengertian Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial (Social Service) merupakan istilah yang tidak mudah
untuk di jelaskan (Romanyshyn,1971;Wickenden, 1976). Pertama-tama, kesulitannya
karena kata service mempunyai berbagai arti seperti pekerjaan atau kewajiban yang
dilakukan untuk pemerintah, perusahaan, atau militer. Kata ini juga dapat berarti
bagian dari suatu organisasi pemerintah seperti Civil Service dan Diplomatic Service.
Kata service juga dapat diartikan perawatan dan perbaikan kendaraan dan mesin
secara reguler; dan juga digunakan sebagai pukulan awal dalam tenis atau
badminton. Kata ini juga sering diartikan sebagai jasa seperti dalam goods and
services, yaitu barang dan jasa dan sebagainya.
Selain itu, pengertian pelayanan sosial tidak sama untuk negara yang
berbeda. Diinggris, misalnya , istilah itu digunakan untuk semua pelayanan (services)
dan manfaat (benefits) yang berorientasi orang (wickenden,1976).Spicker (1995),
seorang penuis inggris, menyatakan bahwa pelayanan sosial meliputi jaminan sosial,
perumahan, kesehatan, pekerjaan sosial, dan pendidikan (sebagai lima besar). Ini
merupakan pelayanan sosial secara luas. Hal ini hampir sama dengan apa yang
dikemukakan oleh Kahndan Kamerman (1976) yang menyatakan bahwa lima
pelayanan sosial dasar adalah pendidikan, transfer penghasilan (yang sering disebut

sebagai jaminan sosial), kesehatan, perumahan, dan pelatihan kerja. Kahn dan
Kamerman selanjutnya menyatakan bahwa sistem keenam yang baru muncul adalah
pelayanan sosial personal (personal social services) atau disebut juga sebagai
pelayanan sosial umum (general social services) Spicker juga menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara

kadang-kadang lima pelayanan sosial tersebut diperluas yang meliputi pelayanan lain
seperti pekerjaan, pelayanan nasihat dan penjagaan ketertiban. Dikatakan oleh
spicker bahwa penggunaan istilah pelayanan sosial tidak konsisten dan berada dari
satu negara dengan negara lainnya.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dapat terlihat dalam rumusan
Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2009 tentang ketentuanketentuan pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 2 Ayat 1 : “kesejahteraan sosial adalah
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi
oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, sosial yang sebaik-baiknya bagi diri
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban
manusia sesuai dengan pancasila”.
Romanyshyn (1971) memberikan arti pelayanan sosial sebagai usahausaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian

sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui (1) sumber-sumber sosial
pendukung, dan (2) proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu
dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial
yang normal. Pengertian yang dikemukakan oleh Romanyshyn ini mendekati
pengertian dan fungsi pekerjaan sosial.
Dari berbagai pengertian diatas dapat terlihat ruang lingkup pengertian
kesejahteraan sosial yang sebenarnya sangat meluas dan melingkupi berbagai aspek
kehidupan. Dalam kesejahteraan sosial juga terdapat usaha kesejahteraan sosial,
dimana pelayanan sosial juga termasuk dari salah satu didalamnya. Pelayanan sosial
diartikan dalam dua macam, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a) Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup
fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam bidang
pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja, dan sebagainya.
b) Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan
kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan
kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak
terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya.

Maka dapat diartikan bahwa pelayanan sosial adalah kegiatan-kegiatan
atau program-program yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial
dimana Sepanjang kegiatan-kegiatan itu diarahkan pada tujuan-tujuan kesejahteraan
sosial, maka kegiatan-kegiatan itu dikatakan sebagai pelayanan sosial. Pada
umumnya baik kualitas maupun kuantitas dari pada pelayanan sosial akan berbedabeda sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemakmuran suatu negara dan juga
sesuai dengan faktor sosiokultur dan politik yang juga menentukan masalah prioritas
pelayanan.
Pendampingan sosial merupakan salah satu strategi pelayanan. Sesuai
dengan prinsip pekerjaan sosial, yakni “membantu orang agar mampu membantu
dirinya sendiri’, pendampingan terhadap klien merupakan partisipasi nyata sebagai
wujud kepedulian terhadap mereka. Dalam konteks ini, peranan seorang pekerja
sosial diwujudkan dalam kapasitasnya sebagai pendamping, bukan sebagai
penyembuh atau pemecah masalah secara langsung. Pendamping sosial hadir sebagai
agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi
klien. Dengan demikian, pendampingan sosial dapat diartikan sebagai interaksi
dinamis antara klien dan pekerja sosial untuk secara bersama menghadapi beragam

Universitas Sumatera Utara

masalah yang dihadapi klien.Yang dikaji menggunakan pendekatan Pelayanan Sosial

menurut Sulistyani (2010:83) yaitu:
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapankecakapan ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan dasar
sehingga mengambil peran dalam pembangunan
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada
kemandiran.
2.1.2 Fungsi-fungsi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial dapat dikategorikan dalam berbagai cara tergantung dari
tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan fungsi
pelayanan sosial sebagai berikut :
a. Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat
b. Pengembangan sumber-sumber manusiawi
c. Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan
penyesuaian sosial.
d. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat untuk tujuan
pembangunan
e. Penyediaan dan penyelenggaraan struktur kelembagaan untuk
tujuan agar pelayanan-pelayanan


yang terorganisasi dapat

berfungsi (Muhidin, 19992:42)

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan dimaksudkan
untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda melalui
program-program pemeliharaan, pendidikan (non formal) dan pengembangan.
Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitas mempunyai
tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual
maupun didalam kelompok/keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi
masalah-masalahnya.
Dengan adanya berbagai kesenjangan, maka pelayanan sosial disini
mempunyai fungsi sebagai “akses” untuk menciptakan hubungan bimbingan yang
sehat antara berbagai program, sehingga program-program pelayanan tersebut dapat
berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya.
2.2 Kemiskinan atau Keluarga Miskin
2.2.1 Pengertian Kemiskinan atau Keluarga Miskin

Berbicara tentang kemiskinan berarti berbicara tentang harkat dan
martabat manusia. Jika ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba
mencari solusi atas masalah kemiskinan, dapat dikemukakan bahwa kemiskinan
merupakan masalah pribadi, keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Demikian
halnya dengan negara, baik ditingkat pusat maupun daerah, melalui berbagai
kementerian, dinas maupun badan memiliki berbagai program penanggulangan
masalah kemiskinan.
Kemiskinan identik dengan suatu penyakit. Oleh karena itu langkah
pertama penanggulangan masalah kemiskinan adalah memahami kemiskinan sebagai
suatu masalah. Masalah kemiskinan dipandang dalam dua aspek yakni sebagai suatu
kondisi dan sebagai suatu proses. Dipandang dari kemiskinan sebagai suatu kondisi

Universitas Sumatera Utara

adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup dibawah atau
lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara kemiskinan sebagai suatu proses
adalah proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok
orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap

layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia
Castells (1998) mengemukakan kemiskinan adalah suatu tingkat
kehidupan yang berada dibawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia
dapat bertahan hidup. Adapun standar kebutuhan minimum dimaksud pada
umumnya ditetapkan berdasarkan kebutuhan pokok pangan. Hal ini berarti bahwa
justru kondisi miskin itulah yang kemudian mengakibatkan manusia memasuki
kehidupan dengan standar tertentu yang dianggap layak dari segi kemanusiaan.
Dengan demikian keluarga miskin adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik minimumnya sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia.
2.2.2 Ciri-ciri Kemiskinan
Suatu studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan, yakni :
1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki
faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup luas, modal yang
memadai, ataupun ketrampilan yang memadai untuk melakukan suatu
aktivitas ekonomi sesuai dengan mata pencahariannya.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang
untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.

Universitas Sumatera Utara


3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sempat tamat
SD, atau hanya tamat SD. Kondisi seperti ini akan berpengaruh terhadap
wawasan mereka. Beberapa penelitian antara lain menyimpulkan bahwa
waktu mereka pada umumya habis tersisa semata-mata hanya untuk
mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar atau
meningkatkan ketrampilan.
4. Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan
kategori setengah menganggur. Pendidikan dan ketrampilan yang sangat
rendah mengakibatkan akses masyarakat yang miskin ke dalam berbagai
sektor formal bagaikan tertutup rapat. Akibatnya mereka terpaksa
memasuki sektor-sektor informal.
5. Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi
tidak memiliki ketrampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu
kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari yang makin deras.
2.2.3 Jenis-jenis Kemiskinan
Sebagai konsep yang multi dimensi, suatu fakta tentang kemiskinan
dapat diidentifikasi dalam berbagai jenis kemiskinan. Hal ini dapat terjadi jika kita
melakukan tinjauan dari berbagai aspek atau sudut pandang atas satu fakta tentang
kemiskinan itu. Dengan demikian kemiskinan yang secara nyata dialami seseorang

atau sekelompok orang secara pasti dapat dikategorikan ke dalam salah satu jenis
dari pasangan itu dan memang hanya salah satu dari dua jenis kemiskinan itu.
Dengan kata lian, jenis kemiskinan dalam satu pasangan bersifat eksklusif. Sifat
pasangan tersebut identik dengan mata uang yang berbeda satu sama lain. Dengan
demikian berikut merupakan jenis-jenis kemiskinan :

Universitas Sumatera Utara

1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi, dimana seseorang atau sekelompok
orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga orang tersebut
memiliki taraf kehidupan yang rendah, dianggap tidak layak serta tidak sesuai
dengan harkat dan martabat sebagai manusia.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif dikenal jika kita melakukan kajian atas kemiskinan
berdasarkan bagaimana kita memandang dan mengkajinya. Lebih khusus
lagi, kemiskinan relatif justru ditemukan jika kajian kita tentang kemiskinan
tersebut didasarkan pada komparasi kondisi kehidupan antara seseorang
dengan orang lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain.
3. Kemiskinan Massa

Kemiskinan massa dapat diartikan sebagai kemiskinan yang dialami secara
massal penduduk dalam suatu lingkungan wilayah.
4. Kemiskinan Non Massa
Secara umum kemiskinan non massa adalah lawan dari kemiskinan massa.
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kemiskinan non massa adalah
kemiskinan yang dihadapi oleh segelintir orang.
5. Kemiskinan Alamiah
Kemiskinan alamiah ditemukan jika kajian tentang kemiskinan itu didasarkan
atas faktor-faktor penyebab kemiskinan itu terjadi. Dimana kemiskinna yang
terjadi sebagai konsekwensi dari kondisi alam dimana seseorang atau
sekelompok orang tersebut bermukim.

Universitas Sumatera Utara

6. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultur atau kemiskinan budaya dalam kasus ini budaya
diidentifikasi sebagai faktor penyebab terjadinya kemiskinan tersebut. Hal ini
merupakan konsekwensi logis dari fakta, bahwa membicarakan budaya
sesungguhnya kita telah memasuki wilayah dengan unsur-unsur yang sangat
sensitif dan sangat berpeluang menimbulkan polemik.

7. Kemiskinan terinovasi
Kemiskinan terinovasi merupakan bentuk dan kondisi khusus dari
kemiskinan kultural. Ciri khusus kemiskinan terinovasi adalah telah
terinternalisasi nilai-nilai negatif dalam diri seseorang atau sekelompok orang
dalan memandang diri dan kebutuhannya, sehinga mereka menganggap
kehidupan dengan segala kondisinya sebagai sesuatu yang tidak dapat
berubah.
8. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural juga ditemukan jika masalah kemiskinan dikaji dari
segi faktor-faktor penyebab kemiskinan itu. Konsep kemiskinan struktural
antara lain mendeskripsikan bahwa struktur sosial masyarakat itu sedemikian
rupa,

sehingga

menghambat

masyarakat

tersebut

mengembangkan

kahidupannya.
9. Kemiskinan situasional
Kemiskinan situasional adalah kondisi kehidupan masyarakat yang tidak
layak disebabkan oleh situasi yang ada. Lebih tegasnya, situasi yang ada di
lingkungan mana dan saat mana seseorang atau sekelompok orang itu hidup
sedemikian rupa sehingga tidak kondusif bagi mereka untuk memenuhi
kebutuhan.

Universitas Sumatera Utara

10. Kemiskinan buatan
Kemiskinan buatan merupakan konsep yang ditemukan jika kajian
kemiskinan dititikberatkan pada aspek penyebab. Dimana konsep kemiskinan
buatan secara khusus ingin memberikan pesan, agar seseorang atau
sekelompok orang, terutama mereka yang mengalami kehidupan yang
dikategorikan miskin tidak dengan mudah menyalahkan alam sebagai
penyebab kemiskinan yang mereka alami.
2.3 Program Pemerintah Dalam Mengatasi Masalah Kemiskinan.
Pola perekonomian subsistem yang berarti bahwa aktivitas ekonomi,
khususnya pertanian hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar yang diterapkan
secara turun-temurun oleh pada umumnya rakyat indonesia pun terusik secara
mendasar. Ketidak seimbangan jumlah penduduk indonesia dengan jumlah aparatur
penjajah dijadikan dasar untuk melakukan pembeda-bedaan rakyat secara umum
hukum.
Kemiskinan terutama sebagai akibat ketimpangan ekonomi yang terjadi
di antara masyarakat indonesia merupakan fakta yang sudah sangat tua. Ketimpangan
itu semakin nyata lagi, saat mana beberapa nama pengusaha Indonesia tercantum
dalam deretan daftar orang terkaya di Asia. Sejak awal pembangunan, pemerintah
Indonesia tentu sudah mengetahui fakta kemiskinan yang senantiasa eksis sejak
zaman penjajahan.
Melihat fakta yang ada, sangatlah menarik untuk melakukan kajian
dalam bentuk penelitian seputar program yang telah ditetapkan dalam mengatasi
masalah kemiskinan. Oleh karena itu, pada uraian berikut akan disajikan beberapa

Universitas Sumatera Utara

program pemberdayaan masyarakat yang secara khusus ditetapkan dalam upaya
mengatasi masalah kemiskinan.
Dengan demikian berikut program-program pemerintah dalam mengatasi
masalah kemiskinan:
a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri).
PNPM mandiri dapat diartikan sebagai program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
b. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dilatarbelakangi upaya
mempertahankan tingkat konsumsi Rumah Tangga Sasaran
sebagai akibat adanya kebijakan kenaikan harga BBM.
c. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dikenal dengan CSR
(Corporate

Social

Responsibility)

adalah

suatu

bentuk

tanggungjawab perusahaan dalam bentuk keterlibatan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
yang ada disekitarnya
d. Program Asuransi Kesejahteraan Sosial (AsKessos)
Program asuransi kesejahteraan sosial adalah suatu bentuk
perlindungan yang dipersiapkan guna menghadapi kejadiankejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila terjadi
kerugian-kerugian dapat dibebankan kepada anggota yang
mengikuti

program

asuransi

kesejahteraan

sosial,

yang

Universitas Sumatera Utara

dikumpulkan dari kontribusi bersama dan merupakan sumber bagi
pembayaran klaim.
e. Program Keluarga Harapan
PKH merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan, yang
memberikan bantuan tunai Kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM).
f. Program Beras Untuk Rakyat Miskin (Raskin)
Program beras untuk rakyat miskin (Raskin) merupakan
pemenuhan kebutuhan pangan yang menjadi hak setiap warga
negara, maka pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan dan
penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin
(raskin).
2.4 Program Keluarga Harapan (PKH)
2.4.1 Latar Belakang Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH serupa dengan program di negara lain yang dikenal dengan istilah
Conditional Cash Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program diberikan
dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada
saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. Di Indonesia, PKH sudah
berjalan sejak 2007, menurut Mensos cukup berhasil dilihat dari tingkat partisipasi
anak usia sekolah yang pergi ke sekolah terus meningkat, begitu juga dengan
partisipasi ibu hamil yang memeriksakan kandungannya sehingga berdampak pada
menurunnya angka kematian ibu dan anak.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat mencantumkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa seluruh peserta PKH merupakan penerima jasa kesehatan gratis yang
disediakan oleh program Jamkesmas dan program lain yang diperuntukkan bagi
orang tidak mampu. Bagi Peserta PKH yang tidak mempunyai kartu Jamkesmas,
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menunjukkan kartu PKH asli dan
menyerahkan foto copy kartu PKH karena peserta PKH secara tidak langsung
merupakan peserta Jamkesmas, sehingga memiliki hak yang sama dengan peserta
Jamkesmas lain dibidang kesehatan. Kartu PKH bisa digunakan sebagai alat identitas
untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi warga rumah tangga sangat miskin
(RTSM).
Program Keluarga Harapan di Bidang kesehatan ini sangat besar
manfaatnya, pihak yang tidak memahami dan tidak bertindak konsisten dengan
kenyataan bahwa sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh mutu gizi,
kesehatan, dan pendidikan di usia dini dan di masa pertumbuhan anak. Kesehatan
terintegrasi dengan berbagai sektor, karena kesehatan tidak akan lepas dari keadaan
sosial masyarakat, terutama dalam hal perekonomian. Status ekonomi menjadi
tonggak utama yang menyokong kesehatan itu sendiri, karena itu dalam upaya
peningkatan

status

kesehatan

sangat

diperlukan

adanya

kerjasama

yang

berkesinambungan, baik dalam pelaksanaan maupun dalam hal pengawasan.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah salah satu Program yang
terintegrasi antara kesehatan dengan sosial. PKH memberikan bantuan tunai
bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Peserta PKH adalah
masyarakat yang masuk ke dalam kriteria miskin yang telah ditetapkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) dan memiliki tanggungan ibu hamil, bayi usia di bawah 5 tahun
di dalam satu rumah tangga sangat miskin (RTSM).

Universitas Sumatera Utara

Program ini dilakukan untuk mengurangi angka kemiskinan dan memutus rantai
kemiskinan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta merubah perilaku
Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang relatif kurang mendukung peningkatan
kesejahteraan.
PKH dirancang untuk membantu penduduk miskin kluster pertama yakni Bantuan
dan Perlindungan Sosial Kelompok Sasaran. Dalam jangka pendek PKH akan
memberikan income effect kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) melalui
pengurangan beban pengeluaran rumah tangga, sedangkan untuk jangka panjang,
program ini akan memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan
kualitas kesehatan atau nutrisi, pendidikan, dan kapasitas pendapatan anak di masa
depan (price effect). Dengan adanya PKH diharapkan RTSM memilikiakses yang
lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar, yaitu kesehatan, pangan dan
gizi termasuk menghilangkan kesenjangan sosial, ketidakberdayaan dan keterasingan
sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin.
Program

keluarga

Harapan

(PKH)

merupakan

suatu

program

penanggulangan kemiskinan. Kedudukan PKH merupakan bagian dari programprogram penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah koordinasi Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah.
Struktur organisasi PKH terdiri dari Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan
(UPPKH)

Pusat,

Unit

Pelaksana

Program

Keluarga

Harapan

(UPPKH)

Kabupaten/kota, dan Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH)
Kecamatan. UPPKH Kecamatan melaporkan setiap bulan kepada UPPKH
Kabupaten/kota, yang nantinya akan dilaporkan kepada UPPKH Pusat yang berada
di Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

PKH merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, aktor
utamanya adalah dari Dinas Sosial, kemudian dibantu oleh BPS, Dinas Pendidikan,
Dinas Kesehatan, PT. Pos Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informasi, Kantor
PKH kecamatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan Masyarakat. Dengan
demikian, PKH membuka peluang terjadinya sinergi antara program yang
mengintervensi sisi pelayaanan (supply) dan Rumah Tangga Sangat Miskin (demand)
dengan tetap mengoptimalkan desentralisasi, koordinasi antar sektor, koordinasi
antar tingkat pemerintahan, serta antar pemangku kepentingan (stakeholder).
Kota medan sumatera utara melaksanakan Program Keluarga Harapan
(PKH), untuk mengurangi tingkat kemiskinan serta meningkatkan kesejateraan
keluarga, yang salah satunya dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa
komponen yang menjadi fokus utama dalam bahasan ini adalah bidang kesehatan dan
pendidikan. Dinas Sosial 2016 jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di
Kota Medan yang aktif menerima Program Keluarga Harapan yaitu 14.366 RTSM.
Dengan 21 kecamatan yang berhasil disalurkan dari tahun 2008 hingga 2016 saat ini.
dan salah satu kecamatan di Kota Medan yang masih aktif menerima Program
Keluarga Harapan (PKH)dan mengikuti pelayanan FDS di Kecamatan Medan Baru
adalah berjumlah 108 KPM.
Sumber dana PKH berasal dari APBN dan APBD untuk operasional
manajemen guna kelancaran pelaksanaan di Kabupaten/kota. APBN digunakan untuk
bantuan kepada peserta dan gaji dari operator dan pendamping PKH. APBD
Kabupaten digunakan untuk operasional PKH seperti rakor, rapat evaluasi,
kebutuhan lapangan seperti ATK, dan lain-lain. Pencairan dana dilakukan melalui
PT. Pos setiap 3 bulan. Untuk pembiayaan pelayanan bidang kesehatan dari peserta
PKH, klaim dimasukkan kedalam pembiayaan Jamkesmas, karena peserta PKH

Universitas Sumatera Utara

secara tidak langsung merupakan peserta Jamkesmas, sehingga memiliki hak yang
sama dengan peserta Jamkesmas lain dibidang kesehatan.
Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan dampak positif kepada
masyarakat Kota Medan Baru. Program ini meningkatkan akses kesehatan bagi
peserta dan memiliki cara yang berbeda dengan bantuan tunai lainnya atau program
jaminan lainnya, karena peserta PKH memiliki kewajiban-kewajiban bidang
kesehatan yang dibebankan kepada peserta dan harus dijalankan sebagai syarat.
Program Keluarga Harapan (PKH) ini memiliki kelebihan apabila dibandingkan
dengan program bantuan sosial lainnya, karena program ini memiliki kewajiban yang
harus dilakukan oleh peserta PKH dan peserta juga didampingi oleh pendamping,
sehingga peserta PKH dapat terpantau dengan baik melalui pendamping disetiap
wilayah.
2.4.5

Pengertian Program Keluarga Harpan (PKH)
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang

memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika
mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.
Program Keluarga Harapan merupakan program perlindungan sosial
yang termasuk dalam klaster pertama bagi strategi penanggulangan kemiskinan di
Indonesia. Kesinambungan dari program ini akan memberikan kontribusi dalam
mempercepat

pencapaian

Tujuan

Pembangunan

Millenium

(Millenium

DevelopmentGoals). Ada lima komponen tujuan MDGs yang didukung melalui
PKH, yaitu:
1.

Penanggulangan kemiskinan ekstrim dan kelaparan.

Universitas Sumatera Utara

2.

Pencapaian pendidikan dasar.

3.

Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

4.

Pengurangan angka kematian anak.

5.

Peningkatan kesehatan ibu (Kemensos, 2013:1).

2.4.6

Sasaran Program Keluarga Harapan (PKH)
Sasaran atau Penerima bantuan PKH adalah Rumah Tangga Sangat

Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15
tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan
adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang
bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/ bibi, atau kakak perempuan
dapat menjadi penerima bantuan). Dengan cakupan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, angka partisipasi sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah
menengah atas dan disabilitas. Jadi, pada kartu kepesertaan PKH pun akan tercantum
nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang
yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya
tercantum di Kartu PKH.
Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama
mereka menerima bantuan, mereka akan: (1) Menyekolahkan anak 7-15 tahun serta
anak usia 16-18 tahun namun belum selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar;
(2) Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur
kesehatan PKH bagi anak; dan (3) Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan
diri dan janinnya ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan PKH bagi
lbu Hamil.
2.4.7

Komponen Yang Menjadi Fokus Program Keluarga Harapan (PKH)

Universitas Sumatera Utara

Rendahnya penghasilan menyebabkan keluarga sangat miskin tidak
mampu memenuhi kebu-tuhan kesehatan dan pendidikan, bahkan untuk tingkat
minimal sekalipun. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil yang tidak memadai berakibat
pada buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan seringkali menyebabkan
tingginya kematian bayi. Rendahnya kondisi kesehatan keluarga sangat miskin juga
berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia
0-5 tahun. (Aspek Kesehatan) Pedoman Umum PKH 2016.
Berdasarkan laporan Education for All Global Monitoring Report yang
dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks
pembangunan rendah. Karenanya, Mendorong anak untuk tetap bersekolah pada usia
remaja menjadi hal mendasar. Keikutsertaan mereka yang berada di luar sistem
sekolah pun harus menjadi perhatian utama. Hal ini karena meningkatnya resiko
anak putus sekolah rentan menjadi korban eksploitasi, termasuk perdagangan anak.
Bahkan mereka rentan pula terhadap pelanggaran hukum dari penyalahgunaan obat
terlarang sampai dengan kriminalitas. Pada usia ini mereka rawan terjangkit
HIV/AIDS. Kondisi sosial dan budaya di Indonesia ikut andil meningkatkan resiko
tersebut, terutama terhadap para remaja putri. Sampai saat ini tingkat partisipasi anak
dalam bersekolah, baik di satuan pendidikan formal maupun informal masih rendah.
(Aspek Pendidikan) Pedoman Umum PKH 2016.
Program pemberdayaan masyarakat melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran memang seringkali berlangsung lambat, tetapi perubahan yang terjadi
akan bertahan lama. Proses belajar dalam pemberdayaan bukanlah proses
“menggurui”, melainkan menumbuhkan semangat belajar bersama yang mandiri dan
partisipatif. (Family Development Session) Pedoman Umum PKH 2016.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Program PelayananFamily Development Session (FDS)
2.5.1 Pengertian Family Development Session (FDS)
Pertemuan peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau lebih dikenal
dengan Family Development Session (FDS) merupakan proses belajar peserta PKH
berupa pemberian dan pembahasan informasi praktis di bidang kesehatan,
pendidikan, ekonomi dan kesejahteran keluarga yang disampaikan melalui
peretemuan kelompok bulanan (Kemensos, 2016:28).
FDS merupakan program pengembangan dari PKH yang nantinya
diharapkan dapat membantu pendamping PKH dalam meningkatkan kapasitas diri
dan mengubah pola hidup keluarga yang miskin menjadi keluarga yang mapan.
Program FDS ini adalah Program pemberdayaan masyarakat melalui proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memang seringkali berlangsung lambat, tetapi
perubahan yang terjadi akan bertahan lama. Proses belajar dalam pemberdayaan
bukanlah proses “menggurui”, melainkan menumbuhkan semangat belajar bersama
yang mandiri dan partisipatif (Mead, dalam Mardikanto & Soebiato, 2013:68-69)
Pedoman Umum PKH dan FDS 2016.
2.5.2 Tujuan Program FDS.
Setiap program mempunya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Adapun
tujuandari FDS antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan praktis mengenai kesehatan, pola asuh dalam
keluarga, ekonomi, dan kesejahteraan keluarga.
2. Meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat
dengan memberikan kontribusi perubahan kepada masyarakat (empowerment).

Universitas Sumatera Utara

3. Menjaga dan memperkuat perubahan perilaku positif terkait pendidikan,
kesehatan dan kesadaran dalam pertemuan kelompok peserta PKH.
4. Meningkatkan keterampilan orangtua dalam pola pengasuhan anak.
5. Meningkatkan kemampuan peserta untuk mengenali potensi yang ada pada
dirinya dan lingkungannya agar dapat digunakan dalam peningkatan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
6. Memberikan pemahaman kepada peserta untuk menemukan potensi lokal agar
dapat dikembangkan secara ekonomi (Kemensos, 2016:28-29).
2.7.3 Mekanisme Pelaksanaan FDS
Program FDS menggunakan strategi pelaksanaan kegiatan secara
partisipatif. Strategi ini bertujuan agar peserta dapat mengetahui teknik-teknik
partisipasi dalam menyelenggarakan pertemuan, kegiatan ataupun musyawarah
warga guna memaksimalkan penyerapan materi demi hasil yang disasar dalam
kegiatan FDS. Adapun mekanisme pelaksanaan FDS antara lain:
a. Program FDS ini ditujukan kepada para peserta PKH yang memasuki masa
transisi dan dapat dimungkinkan untuk graduasi.
b. Setiap kelompok diskusi FDS dapat berjumlah 10-15 rumah tangga anggota
PKH yang tempat tinggalnya berdekatan.
c. Fasilitator dalam kegiatan FDS, yaitu pendamping PKH. Sebelum melakukan
fasilitasi FDS, pendamping PKH harus mengikuti diklat FDS terlebih dahulu.
d. Waktu dan lokasi pembelajaran ditentukan oleh kesepakatan antara
pendamping dan peserta PKH. Setiap pembelajaran memiliki durasi 120
menit dengan agenda pembukaan, ulasan materi sebelumnya, penyampaian
materi dan tanya jawab. Lokasi pembelajaran dapat dilakukan secara

Universitas Sumatera Utara

bergantian dari satu rumah ke rumah peserta PKH lainnya (Kemensos,
2013:1-2).
2.5.4 MATERI PEMBELAJARAN FAMILY DEVELOPMENT SESSION (FDS)
Berikut materi pembelajaran FDS terdiri dari 4 modul yang terbagi
menjadi beberapa sesi yaitu :
1.

MODUL PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN ANAK
a. Sesi Menjadi Orangtua Yang Lebih Baik
Dalam sesi ini memberikan pembelajaran bahwa orang tua memiliki

pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku anak sehingga diperlukan pemahaman
orang tua terhadap perilaku mendidik anak serta konsekuensi dari perilaku positif
dan negatif, dari orang tua terhadap anak. Dalam sesi ini pendamping secara aktif
mengajak para peserta pelatihan untuk melakukan simulasi ‘menggenggam pasir”
yang sesuai dengan modul sesi. Dalam simulasi “menggenggam pasir” ini
dimaksudkan bahwa dalam mengasuh anak itu, tidak boleh mengekang anak terlalu
berlebihan, diibaratkan seperti menggenggam pasir di tangan, pasir itu akan semakin
lama semakin sedikit dan habis saat digenggam dengan erat.
b. Sesi Memahami Perilaku Anak
Dalam sesi ini orang tua diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk
meningkatkan perilaku baik anak dan juga diberikan pembelajaran tentang metode
yang tepat dalam mengurangi perilaku buruk anak Disebutkan bahwa, ada 2 (dua)
cara yaitu: (1) Cara meningkatkan perilaku baik anak, dengan memberikan pujian
pada perilaku baik yang sudah dilakukan anak, dan juga memberikan apresiasi
terhadap perilaku baik yang sudah dilakukan anak, misalnya dengan memberikan
hadiah ketika anak bisa mendapatkan nilai baik di sekolah. (2) Cara mengurangi

Universitas Sumatera Utara

perilaku buruk anak, dengan memberikan batasan-batasan tertentu pada anak namun
tidak mengurangi hak mereka sebagai anak, misalnya membatasi anak menonton
acara televisi dengan memberikan jadwal dan mendampingi mereka ketika menonton
acara di televisi.
c. Sesi Memahami Cara Anak Usia Dini Belajar
Dalam sesi ini orang tua di berikan gambaran bahwa bermain sebagai sebuah media
untuk anak belajar sesuatu dan juga mengajarkan kepada orang tua tentang berbagai
kegiatan bermain sebagaimana kegiatan tersebut nantinya dapat membantu proses
pengembangan kemampuan bahasa anak Dunia anak-anak adalah dunia bermain,
maka seharusnya orang tua bisa memenuhi hak mereka. Kemampuan berbahasa yang
baik, juga dapat membantu anak-anak dalam belajar, semakin tinggi kemampuan
anak dalam berbahasa dan berkomunikasi, semakin tinggi pula tingkat kecerdasan
anak. Untuk itu, orang tua harus mampu mengarahkan anak mereka agar bisa
bermain sekaligus belajar berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
d. Membantu Anak Sukses Di Sekolah
Dalam sesi ini orang tua di berikan wawasan tentang pentingnya pendidikan anak
sejak usia dini dan membantu anak untuk sukses disekolah Pada sesi ini, para peserta
diajak untuk mengajak anak mereka yang masih berumur 3 sampai 5 tahun (jika
ada). Pendamping biasanya dibantu oleh guru sekolah PAUD desa setempat dalam
menjelaskan dan mempraktekkan bersama-sama, bagaimana cara memberikan
pembelajaran yang baik bagi anak yang masih berusia dini.

Universitas Sumatera Utara

2.

MODUL PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN USAHA
a. Sesi Mengelola Keuangan Keluarga

Membantu peserta mengatur pengeluaran agar seimbang dengan pendapatan, dimana
sesi ini mencakup cara-cara seperti: menghitung rata-rata pendapatan dan
pengeluaran bulanan serta membuat anggaran bulanan berdasarkan prioritas
pengeluaran, mengendalikan pengeluaran sesuai anggaran tersebut. Pada modul
pengelolaan keuangan keluarga, para peserta lebih banyak diajak untuk berinteraksi
melalui pelatihan-pelatihan soal yang diberikan dan dikerjakan dirumah hasil dari
pelatihan soal yang dikerjakan dirumah (PR). Dengan sering memberikan simulasi
dan latihan-latihan soal menghitung keuangan, diharapkan nantinya peserta bisa
terbiasa menyeimbangkan keuangan keluarga dengan belajar menghitung pemasukan
dan pengeluaran keluarga.
b. Sesi Cermat Meminjam Dan Menabung
Membangun keterampilan meminjam uang secara terencana dan hati-hati agar tidak
lantas terjebak hutang, sesi ini berusaha memberikan wawasan tentang tempat
meminjam yang tepat dan juga berusaha membangkitkan kesadaran peserta akan
pentingnya menabung secara rutin dan disiplin sebagai salah satu cara untuk
mengurangi kemungkinan berhutang kembali. Kebutuhan hidup yang semakin lama
semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan pemasukan yang bertambah,
maka kita untuk mencari tambahan dana untuk menutupi kekurangan keuangan
dalam keluarga. Berhutang adalah salah satu cara cepat dalam mengatasi hal tersebut.
Dalam sesi ini, pendamping menyampaikan bagaimana cara meminjam / berhutang
dengan bijak, tanpa harus merugikan keuangan keluarga nantinya. Dengan berhitung
cermat, mempertimbangkan dengan matang biaya-biaya yang harus dibayar, serta

Universitas Sumatera Utara

memulai menyusun rencana untuk menabung adalah beberapa cara yang
disampaikan dalam pelatihan agar para peserta benar-benar bisa keluar dari
permasalahan keuangan keluarga, sedikit demi sedikit.
c. Sesi memulai Usaha
Dalam

sesi

ini

peserta

dibantu

memahami

dasar-dasar

untuk

memulai

mengembangkan, dan memantau keberlanjutan usaha agar dapat menjadi sumber
pendapatan keluarga. Dimana langkah perencanaan usaha yang dipelajari meliputi:
mengindentifikasi,

mengembangkan,

dan

menilai

kelayakan

ide

usaha,

merencanakan keuangan dan pemasaran usaha serta mengelola usaha Dalam modul
pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha RTSM di berikan pengetahuan dasar
untuk mengasah ketrampilan dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran sehingga
mampu mengurangi permasalahan keuangan dalam keluarga serta mampu
merencanakan sebuah usaha demi tercapainya kehidupan ekonomi yang mandiri.
3.

PERLINDUNGAN ANAK

Maraknya kasus kejahatan terhadap anak belakangan ini membuat khawatir banyak
pihak. Untuk itu, pemerintah sangat aktif meng-kampanyekan gerakan anti kekerasan
dan kejahatan pada anak. Salah satunya melalui sosialisasi di masyarakat, termasuk
melalui pelatihan FDS yang disampaikan oleh pendamping FDS-PKH di Desa
Manduro. Diharapkan, nantinya informasi tentang apa dan bagaimana tindak
kejahatan dan kekerasan terhadap anak ini bisa dipahami dan diterapkan dari
lingkungan paling kecil, yaitu keluarga. Adapun materi tentang perlindungan anak
dibagi menjadi 2 sesi, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Pencegahan Kekerasan Terhadap anak
Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual, psikologi,
termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang mengancam integritas tubuh dan
merendakan martabat anak (Buku Pintar peserta PKH).
b. Pencegahan Penelantaran dan Eksploitasi Terhadap Anak
Penelantaran adalah tidak dilakukannya kewajiban dan tanggung jawab orang tua
dalam memenuhi kebutuhan dasar anak termasuk kasih sayang dan perhatian
terhadap anak. Sedangkan eksploitasi anak adalah pemanfaatan anak untuk
memperoleh keuntungan materill maupun immaterill (Buku Modul Perlindungan
Anak). Kasus kekerasan pada anak yang marak belakangan ini juga menjadi topik
bahasan dalam pelatihan FDS dalam sesi Kekerasan Terhadap Anak disini
pendamping menjelaskan tentang akibat dan dampak dari kekerasan terhadap anak,
yang terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: (1) Dampak fisik , misalnya memar pada tubuh,
luka luar maupun luka dalam, lebam pada wajah, dan sebagainya. (2) Dampak nonfisik (psikis), misalnya anak menjadi penakut, kurang percaya diri, anak menjadi
emosional, dan tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, adalah beberapa contoh
yang disampaikan oleh pendamping.
4.

KESEHATAN DAN GIZI

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang
lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan pada masyarakat. Setiap
tahunnya diseluruh dunia diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada tahun pertama
kehidupannya dan dua pertiganya meninggal pada bulan pertama. Penyebab
kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan

Universitas Sumatera Utara

persalinan, seperti Asfiksia, Sepsis, dan Komplikasi Berat Lahir Rendah (Depkes RI,
tahun 2008). Untuk itu, pengetahuan tentang kesehatan ibu dan bayi menjadi sangat
penting untuk disampaikan, terutama pada masyarakat yang dirasa sangat minim
informasi tentang hal tersebut, dan peserta PKH menjadi salah satu sasaran dalam
menginformasikan hal ini. Materi tentang kesehatan ibu dan anak ini terbagi menjadi
8 (delapan) sub bagian yaitu:
a. Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan
Agar anak menjadi pintar dan tumbuh optimal, keluarga perlu memperhatikan masa
penting dalam pertumbuhan, yakni 1000 hari pertama kehidupan, dimulai selama
kehamilan 9 bulan sampai dengan 2 tahun pertama sejak anak dilahirkan. Seribu hari
pertama merupakan periode penting di mana gangguan yang muncul pada masa ini
akan berakibat secara menetap dan tidak dapat diperbaiki. Peserta PKH diharapkan
dapat memahami pentingnya memperhatikan perilaku-perilaku sehat dan gizi bagi
ibu dan anak khususnya dalam masa penting 1000 hari mulai dari ibu hamil sampai
anak berusia 24 bulan.
b. Gizi Ibu Hamil
Anak sehat di tentukan semenjak bayi tersebut di dalam kandungan, dimana hal
tersebut di tentukan oleh bagaimana sang ibu mengkonsumsi makan sehari-hari, ibu
hamil wajib memperhatikan makan-makan yang baik untuk tumbuh kembang si bayi,
dari situlah materi ini di berikan agar peserta FDS dapat mengetahui gizi seimbang
untuk kandungannya dan tidak lupa meminum tablet tambah darah.
c. Pelayanan ibu hamil
Peserta FDS memahami pentingnya makan makanan bergizi seimbang, minum
Tablet Tambah Darah (TTD) dan melakukan 4 kunjungan kehamilan ke bidan.

Universitas Sumatera Utara

d. Persalinan dan Masa Nifas
Peserta FDS dapat memahami pentingnya melahirkan di fasilitas dan sarana
kesehatan, dan juga memahami semua penyebab persalinan yang beresiko.
e. Air Susu Ibu
ASI adalah hal yang penting untuk bayi dimana bayi membutuhkan asi sampai usia 6
bulan tanpa makanan atau minuman pendamping, ASI saja sudah cukup untuk
memenuhi gizi bayi dimana nantinya diharapkan peserta dapat mengetahui
pentingnya asi bagi bayi sampai umur 2 tahun.
f. Makanan Pendamping ASI
Dimana peserta diharapkan mampu memahami pentingnya memberikan makanan
pendamping bagi bayi setelah bertahap dimulai sejak bayi berusia 6 bulan.
g. BAB di jamban dan cuci tangan pakai sabun
Diharapkan peserta FDS memahami pentinganya BAB di jamban, dan menjelaskan
bahwa membangun jamban itu tidak selalu mahal, serta pentingnya mencuci tangan
khususnya di lima waktu penting.
h. Kesakitan Pada Anak
Para peserta FDS dapat mengenal kesakitan yang dapat menyebabkan gangguan gizi
pada anak dan bagaimana cara mencegah dan menanggulanginya.
Dari semua materi pelatihan FDS terlihat, bahwa tujuan yang hendak
dicapai yaitu, masyarakat miskin, di Kelurahan Titi Rantai khususnya, diharapkan
siap menjadi masyarakat yang mandiri. Untuk melihat lebih lanjut proses

Universitas Sumatera Utara

pemberdayaan yang dilakukan UPPKH melalui kegiatan FDS, peneliti menggunakan
teori pemberdayaan yang mencakup proses pemberdayaan melalui kegiatan FDS,
diantaranya yaitu:
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Pada tahap
ini pihak pemberdaya/aktor/pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan
prakondisi, supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan
yang efektif. Pada tahap ini pemberdaya harus mampu meningkatkan
kesadaran para RTSM peserta PKH akan pentingnya kegiatan pemberdayaan
dalam hal pengasuhan anak,pendidikan dan kesehatan. Untuk menunjang
semua kegiatan ini, UPPKH Kecamatan Medan Baru, melalui Dinas Sosial
Kota Medan, sudah menugaskan para pendamping FDS di Kecamatan Medan
Baru untuk dapat melaksanakan kegiatan pemberdayaan melalui program
FDS. Dengan semua pengalaman di lapangan, ditambah dengan pelatihanpelatihan yang sudah diikuti oleh pendamping, maka diharapkan kegiatan
FDS di wilayah Kecamatan Medan Baru yang dilaksanakan di Kelurahan Titi
Rantai nantinya bisa berjalan dengan baik dan sesuai sasaran program
2. Tahap Transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapankecakapan, keterampilan, agar terbuka wawasan, sehingga dapat mengambil
peran di dalam pembangunan. Pada tahap kedua ini terjadi keterbukaan
wawasan dan menguasai kecakapan-ketrampilan dasar yang mereka
butuhkan. Dalam tahap ini masyarakat hanya dapat memberikan peran
partispasi yang rendah. Seperti di Kelurahan Pestisah Hulu Kecamatan
Medan Baru, para RTSM yang masuk dalam kegiatan FDS pada awalnya

Universitas Sumatera Utara

sulit untuk datang dalam pertemuan, namun kini sudah terlihat kemajuan
dengan semakin menurunnya jumlah peserta tidak hadir dalam pertemuan.
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantar pada
kemandirian. Dalam tahap ini akan terlihat inovasi-inovasi yang akan
dimunculkan oleh para peserta FDS dan juga pendamping, seperti yang
terlihat di Desa Manduro, ketika peneliti mengamati proses pemberdayaan,
disana terlihat para RTSM antusias dalam menjawab soal-soal yang di
berikan, mereka juga terlihat mulai percaya diri, kemampuan baca tulisnya
pun mulai meningkat,meskipun sesekali masih harus mengeja huruf dan
angka yang dibaca. Tak hanya sampai disitu saja, perbaikan dan
perkembangan SDM para peserta pelatihan FDS sedikit demi sedikit semakin
meningkat, bahkan sudah mulai membentuk inisiatif dari beberapa anggota
peserta FDS untuk mempraktekkan materi-materi yang sudah diajarkan,
dalam kehidupan di keluarganya maupun turut menyampaikannya pada
lingkungan sekitar. Mereka mengaku merasakan perbedaan yang lebih baik,
ketika mendapatkan banyak ilmu dan informasi dari pelatihan FDS. Bahkan
perbedaan itu terasa juga di kehidupan bermasyarakat mereka. Hal baik untuk
menularkan dan mengajarkan ilmu yang didapat setelah mengikuti pelatihan
FDS juga dilakukan beberapa ibu peserta yang lain. Mereka semakin percaya
diri ketika mengikuti pertemuan ibu-ibu yang lainnya, seperti pertemuan
PKK, arisan RT, dan sebagainya. Kalau dulu mereka hanya datang dan
kemudian duduk diam sebagai pendengar saja, sekarang mereka sudah mulai
berani berbicara dan mengungkapkan pendapat mereka di depan umum.

Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Pemikiran
Pelayanan sosial bagi keluarga miskin melalui program keluarga harapan
(PKH) di kota medan memiliki peran penting dalam mengatasi kemiskinan yang ada
di kota medan terlebih khusus Kecamatan Medan Baru. Program keluarga harapan
(PKH) yang dilaksanakan di kecamatan Medan baru Kelurahan Titi Rantai terdiri
dari (Kel.Padang Bulan, Kel.darat dan Kel.Titi Rantai) yang dilakukan dalam rangka
memberikan pelayanan sosial Kesehatan dan Pendidikan serta memberikan
pelayanan pemberdayaan kepada masyarakat melalui program Family Development
Session (FDS)yaitu bagaimana mengubah pola pikir keluarga sangat miskin untuk
bisa menjalani kehidupan keluarga yang sederhana dan mapan.Kecamatan Medan
Baru merupakan wilayah yang masih aktif menerima program keluarga harapan
(PKH) dan aktif melaksanakan FDS. Kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
yakni berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin
paragraf 4 penyediaan pelayanan pendidikan dan paragfraf 5 penyediaan pelayanan
kesehatan serta paragraf 7 Pelayanan Sosial Pasal 18 ayat (1) : pemerintah dan
pemerintah daerah bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan sosial. Program
ini dilaksanakan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia terutama pada keluarga miskin.
Skematika kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang
menerangkan hubungan atau konsep-konsep atua veriabel-variabel penelitian
menjadi sesuatu yang berbentuk skema, artinya yang ada veriabel-varibel penelitian
menjadi sesuatu yang berbentuk skema (siagian, 2011:132). Untuk itu skematisasi
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Pelayanan Sosial Bagi Keluarga
Miskin Melalui Program Keluarga
Harapan Di Kecamatan Medan Baru

Pelayanan Sosial PKH :
Family Development Session
(FDS)

Kel.Titi Rantai
Kelurahan Titi Rantai

Kel. Padang Bulan
Kel.darat

2.9

Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.7.1 Defenisi Konsep
Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan
dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan lain-lain yang sejenis. Konsep
diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang
mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan
sejumlah pengertian yang digunakan serta mendasar dan menyamakan persepsi
tentang apa yang akan di teliti serta menghindari salah pengertian yang dapat
mengaburkan tujuan penelitian (Siagian, 2011:134).
Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan
digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :
1.

Pelayanan sosial adalah kegiatan-kegiatan atau program-program yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dimana

Universitas Sumatera Utara

Sepanjang kegiatan-kegiatan itu diarahkan pada tujuan-tujuan
kesejahteraan sosial, maka kegiatan-kegiatan itu dikatakan sebagai
pelayanan sosial.
2.

Keluarga Miskin adalah keluarga yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan fisik minimumnya sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebgai manusia.

3.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang
memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
(RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan
upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu
pendidikan dan kesehatan.

4.

Kecamatan Medan Baru Kelurahan Titi Rantai adalah lokasi yang
digunakan peneliti untuk melakukan penelitiankarena kecamatan
Medan Baru Kelurahan Titi Rantai merupakan wilayah yang masih
aktif menerima bantuan program keluarga harapan (PKH) dan FDS
dilaksanakan di kelurahan tersebut yang dihadiri oleh 3 kelurahan
lainnya.

2.7.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional sering disebut sebagai proses operasionalisasi
konsep, yang berarti konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep
sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud
operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci,
sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat
dan terbuka (Siagian 2011:141)

Universitas Sumatera Utara

Adapun yang menjadi defenisi operasional dal