Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Disusun Oleh :

GRACE LELIHARNI DAMANIK

090902057

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Grace Leliharni Damanik

Nim : 090902057

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

Dalam pembangunan di Indonesia masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang ditandai oleh masih besarnya jumlah penduduk miskin, pengangguran, keterbelakangan, dan keterpurukan. Tingginya angka penduduk miskin menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya manusia dan menjadikan semakin lemahnya daya saing bangsa. Memperhatikan kondisi diatas, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan program yang merupakan pengembangan dari sistem jaminan sosial yang dapat meringankan dan membantu rumah tangga sangat miskin dalam hal mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar dengan harapan program ini dapat mengurangi kemiskinan di Negara kita. Program tersebut adalah Program Keluarga Harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang yang dilihat dari 3 aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi.

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memberi gambaran atau melukiskan kenyataan yang ada tentang masyarakat atau sekelompok orang tertentu di lapangan secara analisis yang prosesnya meliputi penguraian hasil observasi dari satu gejala yang diteliti atau lebih, dengan populasi sebanyak 164 orang . Dalam hal ini, seluruh populasi diambil datanya. Teknik analisis data menggunakan tabel tunggal dan dijelaskan secara kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert untuk mengukur persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap Program Keluarga Harapan dengan nilai 0,87 yang dilihat dari pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan serta tujuan dan manfaatnya. Sikap masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan adalah positif dengan nilai 0,91 dilihat dari penilaian dan tanggapan masyarakat yang setuju dengan dilaksanakannya Program Keluarga Harapan dan menilai program ini bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan adalah positif dengan nilai 0,92 yang dilihat dari keterlibatan dan keaktifan masyarakat dalam setiap kegiatan pertemuan dan pelaksanaaan kewajiban masyarakat sebagai peserta dari Program Keluarga Harapan. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang adalah positif.

.


(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

Grace Leliharni Damanik 090902057

ABSTRACT

Response Community To Execution Of Family Expectation Program In Kecamatan Medan Selayang

In community development in Indonesia, poverty is one of the main problem that marked by amount of impecunious society, unemployment, backwardness and powerless. The height number of impecunious society cause degradation of human resource happened and make energy emulation of nation progressively weaken. By paying attention from the condition above, the government released policy of program which represent development of social security system able to lighten and assist household very impecunious to getting access service of health and elementary education with the expectation of this program can decrease poverty in our state. The program is Family Expectation Program. This study aims to know the response community to execution of Family Expectation Program In Kecamatan Medan Selayang which seen from 3 aspects that is perception, participation and attitude.

This is a descriptive study which aims to give a sense or delineating exixsting reality of the community or group of people certain in field in the analysis that process is covering the decipherment the observation of one symptom observed or more, with population of as many as 164 people. In this case, data from all population is taken. Data analysis techniques using a single table and described in qualitative and quantitative analysis by using a Likert scale to measure perceptions, attitudes and participation of the community to the Family Expectation Program.

Results of data analysis showed that the community have a positive perception to Family Expectation Program with the value of 0,87 which seen from knowledge of community about Family Expectation Program and also the target and benefits from this program. Community attitude to Family Expectation Program is positive with a value of 0,91 seen from comments and assessment of community who agree with implementation of Family Expectation Program and assess this program useful for increasing the prosperity of community. Participation of community to Family Expectation Program is positive with a value of 0,92 which seen from involvement and livelines of community in each activity of meeting and obligation of community as participant of Family Expectation Program. Based on the results of data analysis can be concluded that the response of community to the Family Expectation Program is positive.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sangat teristimewa penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Maha Pengasih atas berkat dan anugerah, kasih setia, kekuatan, semangat dan kesempatan yang selalu diberikanNya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Medan Selayang”.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi S.Sos,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu dan tenaga yang secara ikhlas untuk membimbing dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis, selama masa perkuliahan.


(5)

5. Seluruh Staff pendidikan dan administrasi FISIP USU, yang membantu segala hal yang dibutuhkan penulis dalam hal administrasi, yaitu Kak Zuraida , Bang Ria Lesmana, dan Kak Deby.

6. Seluruh Staff dan Pegawai di Kecamatan Medan Selayang , dan kepada

Ibu Roslina Harahap selaku pendamping masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh masyarakat penerima bantuan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang yang telah bersedia membantu dan bekerjasama dengan menjadi responden dalam penelitian penulis.

8. Ibu Ivo Nilasari selaku Koordinator Program Keluarga Harapan Wilayah Sumatera Utara dan juga sebagai supervisor penulis ketika melaksanakan kegiatan PKL di Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis tentang Program Keluarga Harapan.

9. Terima kasih yang luar biasa dan paling istimewa buat orangtua penulis, skripsi ini penulis persembahkan buat Ayah tersayang St. Manahan Damanik dan buat Mamatersayang Deliana Saragih, yang sudah mendidik dan membesarkan penulis sampai saat ini, kalian selalu mendukung, memberi semangat dan tidak pernah berhenti mendoakan penulis. Semoga harapan, perjuangan, dan doa kalian akan terus memacu penulis untuk dapat menjadi yang terbaik bagi kalian.


(6)

10.Terima kasih kepada abang saya Bastian R.A Damanik dan juga Dwina Gita Natalia Damanik dedek yang paling penulis sayangi yang memberikan doa dan motivasi semangat untuk penulis, terimakasih juga kepada pariban - pariban ku, Bang Juli, Bang Ober, dan Bang Pando yang selalu menghibur dan menyemangati penulis ketika sedang galau dalam menyelesaikan skripsi meskipun hanya lewat facebook, hehee.. dan seluruh Keluarga Damanik

dan juga Keluarga Saragih Sidauruk terimakasih atas inspirasi, motivasi, dukungan semangat dan juga doa yang kalian berikan kepada penulis.

11.Sahabat – sahabat dan juga orang yang sangat penulis kasihi, Margareth Marpaung, Lidya Ria Sinaga, Selvi Putri Agustina, Hotriana Saragih, Shinta Priani Marpaung, Revelino, Richie Sinaga, Bang Erik Tampubolon, Bang Dodo Alfrensius (terimakasih abang sudah banyak memberikan dde bahan referensi dalam mengerjakan skripsi ini), dan yang teristimewa Chandra Wibawa (terimakasih buat semangat, waktu, kasih dan dukungan yang selalu kamu berikan buat ku ya chan, semua itu sangat berarti bagiku dan semoga kamu juga tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ^^). Kalian semua selalu mendoakanku dan juga yang menjadi semangat dan inspirasi bagi penulis. Kalian adalah malaikat-malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk membawa kebahagiaan dan senyuman didalam hidupku.

12.Trio Angels 2009, Frisca Winati Sianturi dan Meilisa Krista Shinta Uli Batubara , terimakasih ya nang buat semua yang kalian berdua berikan kepadaku, masa-masa yang indah yang kita lalui bertiga, persahabatan yang begitu hangat, cerita suka dan duka, hal-hal yang konyol dan gila ataupun petualangan yang telah kita lalui bersama 3,5 tahun ini. Tiga macan gak akan aku lupakan pokoknya hhehee…


(7)

13.Untuk semua pejuang-pejuang Kessos 2009, yang sedang menempuh perjuangan akhir, dan juga sedang bergelut dengan dinamika perkuliahan di kampus FISIP, Josua, Gomos, Gaw Evi, Gaw Jane, Nesry, Dinal, Juli, Raihana, Henny, Tedi, Octo (si birong :p), Bang Dani, Bang Eko, Teja,

dan teman teman Kessos 2009 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu semoga tetap semangat yah kawan – kawan. Spesial buat sahabat-sahabat ku yang pertama, ketika aku memasuki dunia kampus Franky Febrian & Sryenda Marcelina aku bangga bisa bertemu dan mengenal kalian berdua, semoga kita dapat selalu menjaga persahabatan ini.

14.Untuk seluruh kakak dan abang senior yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan yang tak ternilai, Kak Evi 08, Kak Oci 08, Kak Jinong 08, Kak Tia 08, Bang Rio 07, Bang Agus 08, Bang Ramot 05, Bang Kiel 05, Bang Rahmat 06, Bang Hammad 06, Bang Mantho 06, dan

Bang Agung Putra Bangsa Bangun 05 terimakasih buat waktu kebersamaan yang dengan tulus kau berikan kepadaku selama ini, dan adik – adik junior 2010, 2011, 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman penulis. Maka dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Medan, Februari 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah.……….. 1

1.2 Perumusan masalah………... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………. 8

1.3.1 Tujuan Penelitian…….……… 8

1.3.2 Manfaat Penelitian……..………. 8

1.4 Sistematika Penulisan………... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA……….. 10

2.1 Respon……… 10

2.2 Masyarakat………..……… 15

2.2.1 Pengertian Masyarakat………... 15

2.2.2 Asal Masyarakat………. 16

2.3 Jaminan Sosial………. 17

2.4 Program Keluarga Harapan……….... 19

2.4.1 Pengertian Program……… 19

2.4.2 Latar Belakang Program Keluarga Harapan……... 21


(9)

2.4.4 Pengorganisasian ……… 24

2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan.. 25

2.4.6 Besar Bantuan Program Keluarga Harapan………….. 29

2.4.7 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan………. 30

2.5 Kesejahteraan Sosial………...….. 31

2.6 Kerangka Pemikiran……….. 32

2.7 Definisi Konsep dan Defenisi Operasional……...………… 35

2.7.1 Definisi Konsep………..….. 35

2.7.2 Definisi Operasional………... 36

BAB III : METODE PENELITIAN……… 38

3.1 Tipe Penelitian………...……… 38

3.2 Lokasi Penelitian………..……. 38

3.3 Populasi……….….…... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 39

3.5 Teknik Analisis Data………...………..………. 40


(10)

4.1 Sejarah Kecamatan Medan Selayang………... 43

4.2 Letak dan Batas Wilayah………... 44

4.3 Keadaan Geografis……….. 44

4.4 Keadaan Demografis………... 44

4.4.1 Luas dan Pembagian Wilayah.………. 44

4.4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk……….……... 46

4.4.3 Sex Ratio ………..…..……. 47

4.4.4 Tenaga Kerja………...……..………. 48

4.4.5 Agama……….……….……….…………... 49

4.4.6 Suku Bangsa……….……….…….. 50

4.5 Sarana dan Prasarana Kecamatan Medan Selayang…….… 51

4.5.1 Sarana Rumah Ibadah……….…. 51

4.5.2 Sarana Pendidikan……….... 52

4.5.3 Sarana Kesehatan………. 53

4.6 Sistem Pemerintahan………... 53

BAB V : ANALISA DATA………... 55

5.1 Karakteristik Identitas Responden……… 56


(11)

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 57

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama………. 57

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….……... 59

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa... 60

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak... 61

5.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan….... 62

5.1.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan Perbulan………... 63

5.2 Respon Masyarakat Terhadap Program Keluarga Harapan………..………. 64

5.2.1 Persepsi Responden Terhadap Program Keluarga Harapan………..………. 64

5.2.2 Sikap Responden Terhadap Program Keluarga Harapan………..………. 71

5.2.3 Partisipasi Responden Terhadap Program Keluarga Harapan………..………. 80

5.3 Analisa Data Kuantitatif Terhadap Program Keluarga Harapan………..………. 85


(12)

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Keluarga

Harapan……….……….. 86

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Keluarga Harapan……….. 88

5.3.3 Partisipasi Responden Terhadap Program Keluarga Harapan……….. 89

BAB VI : PENUTUP……….….... 92

6.1 Kesimpulan……….….…. 92

6.2 Saran……….………... 93


(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia………..…………. 56 Diagram 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama…………...…… 57

Diagram 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan………...……….…..59 Diagram 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa……..…... 60 Diagram 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak…....….… 61 Diagram 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan………..….… 62 Diagram 5.7 Diagram Distribusi Berdasarkan Jumlah Penghasilan

Perbulan………..………..…. 63 Diagram 5.8 Sumber Informasi Tentang Program Keluarga Harapan..…. 65 Diagram 5.9 Pengetahuan Responden Tentang Kapan Program Keluarga

Harapan Dilaksanakan…………..………. 66 Diagram 5.10 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Keluarga

Harapan……….. 67 Diagram 5.11 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Keluarga

Harapan……….…… 68 Diagram 5.12 Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Yang Diadakan


(14)

Diagram 5.13 Tanggapan Responden Tentang Pelaksanaan Program Keluarga Harapan……….……. 71

Diagram 5.14 Tanggapan Responden Tentang Pemilihan Peserta Program Keluarga Harapan………..……...…. 72

Diagram 5.15 Tanggapan Responden Tentang Pembentukan Kelompok Ibu Penerima Program Keluarga Harapan………...…….... 73

Diagram 5.16 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Waktu Pencairan Dana Bantuan Program Keluarga Harapan………...………. 74

Diagram 5.17 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Jumlah Pencairan Dana Dengan Ketetapan Yang Ditentukan…….……...…… 75

Diagram 5.18 Tanggapan Responden Tentang Diadakan Komunikasi Antara Pendamping Dengan Masyarakat………...….….. 76

Diagram 5.19 Setuju Tidaknya Responden Tentang Kesesuaian Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Dengan Kebutuhan Masyarakat………...………….. 78

Diagram 5.20 Setuju Tidaknya Responden Tentang Keberhasilan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat………...………….. 79

Diagram 5.21 Keaktifan Responden Dalam Mengikuti Kegiatan Pertemuan Yang Diadakan………..………… 80


(15)

Diagram 5.22 Keaktifan Responden Dalam Memberikan Tanggapan Atau Saran Dalam Kegiatan Pertemuan Yang Diadakan……...… 81

Diagram 5.23 Keaktifan Responden Dalam Memenuhi Kewajiban Sebagai Peserta Program Keluarga Harapan………...…… 82

Diagram 5.24 Penilaian Responden Secara Umum Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan……….………….. 84

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Bagan Alur Pemikiran……….…..34


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Kecamatan Medan Selayang.…...…… 45

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Selayang………...…. 46

Tabel 4.3 Sex Ratio Atau Perbandingan Jumlah Penduduk………….. 47

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kecamatan Medan Selayang

Berdasarkan Pekerjaan………..……… 48

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kecamatan Medan Selayang

Berdasarkan Agama………...……… 49

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kecamatan Medan Selayang

Berdasarkan suku Bangsa………..……… 50


(17)

Tabel 4.8 Sarana Pendidikan di Kecamatan Medan Selayang……..…. 52

Tabel 4.9 Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Selayang……...…. 53

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabel Penskoran Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

Lampiran 3 Surat Keputusan (SK) komisi Pembimbing Penelitian Proposal/ Penelitian Skripsi

Lampiran 4 Lembaran Kegiatan Bimbingan Proposal Penelitian / Skripsi

Lampiran 5 Berita Acara Seminar Proposal Penelitian

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian


(18)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Grace Leliharni Damanik

Nim : 090902057

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

Dalam pembangunan di Indonesia masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang ditandai oleh masih besarnya jumlah penduduk miskin, pengangguran, keterbelakangan, dan keterpurukan. Tingginya angka penduduk miskin menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya manusia dan menjadikan semakin lemahnya daya saing bangsa. Memperhatikan kondisi diatas, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan program yang merupakan pengembangan dari sistem jaminan sosial yang dapat meringankan dan membantu rumah tangga sangat miskin dalam hal mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar dengan harapan program ini dapat mengurangi kemiskinan di Negara kita. Program tersebut adalah Program Keluarga Harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang yang dilihat dari 3 aspek yaitu persepsi, sikap dan partisipasi.

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memberi gambaran atau melukiskan kenyataan yang ada tentang masyarakat atau sekelompok orang tertentu di lapangan secara analisis yang prosesnya meliputi penguraian hasil observasi dari satu gejala yang diteliti atau lebih, dengan populasi sebanyak 164 orang . Dalam hal ini, seluruh populasi diambil datanya. Teknik analisis data menggunakan tabel tunggal dan dijelaskan secara kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert untuk mengukur persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap Program Keluarga Harapan dengan nilai 0,87 yang dilihat dari pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan serta tujuan dan manfaatnya. Sikap masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan adalah positif dengan nilai 0,91 dilihat dari penilaian dan tanggapan masyarakat yang setuju dengan dilaksanakannya Program Keluarga Harapan dan menilai program ini bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan adalah positif dengan nilai 0,92 yang dilihat dari keterlibatan dan keaktifan masyarakat dalam setiap kegiatan pertemuan dan pelaksanaaan kewajiban masyarakat sebagai peserta dari Program Keluarga Harapan. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang adalah positif.

.


(19)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

Grace Leliharni Damanik 090902057

ABSTRACT

Response Community To Execution Of Family Expectation Program In Kecamatan Medan Selayang

In community development in Indonesia, poverty is one of the main problem that marked by amount of impecunious society, unemployment, backwardness and powerless. The height number of impecunious society cause degradation of human resource happened and make energy emulation of nation progressively weaken. By paying attention from the condition above, the government released policy of program which represent development of social security system able to lighten and assist household very impecunious to getting access service of health and elementary education with the expectation of this program can decrease poverty in our state. The program is Family Expectation Program. This study aims to know the response community to execution of Family Expectation Program In Kecamatan Medan Selayang which seen from 3 aspects that is perception, participation and attitude.

This is a descriptive study which aims to give a sense or delineating exixsting reality of the community or group of people certain in field in the analysis that process is covering the decipherment the observation of one symptom observed or more, with population of as many as 164 people. In this case, data from all population is taken. Data analysis techniques using a single table and described in qualitative and quantitative analysis by using a Likert scale to measure perceptions, attitudes and participation of the community to the Family Expectation Program.

Results of data analysis showed that the community have a positive perception to Family Expectation Program with the value of 0,87 which seen from knowledge of community about Family Expectation Program and also the target and benefits from this program. Community attitude to Family Expectation Program is positive with a value of 0,91 seen from comments and assessment of community who agree with implementation of Family Expectation Program and assess this program useful for increasing the prosperity of community. Participation of community to Family Expectation Program is positive with a value of 0,92 which seen from involvement and livelines of community in each activity of meeting and obligation of community as participant of Family Expectation Program. Based on the results of data analysis can be concluded that the response of community to the Family Expectation Program is positive.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah fenomenal yang terjadi di setiap belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perhatian pada masalah kemiskinan menjadi hal yang sangat penting, karena masalah kemiskinan, yang terjadi sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.

Dalam pembangunan di Indonesia masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang ditandai oleh masih besarnya jumlah penduduk miskin, pengangguran, keterbelakangan, dan keterpurukan. Dalam sidang Kabinet Paripurna 13 Januari 2009, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat memaparkan Isu Strategis Kesejahteraan Rakyat. Salah satu isu yang memerlukan perhatian adalah Isu Penanggulangan Kemiskinan dan Pengurangan Pengangguran.

Isu penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran menjadi isu yang utama dan sangat penting karena pada Maret 2012 jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup banyak, yakni mencapai 29,13 juta orang (11,96%), sementara itu jumlah pengangguran pada tahun 2012 mencapai 7,61 juta orang

(6,32%)

diakses pada tanggal 29-10-2012 pukul 10.00 WIB).

Belum lagi ketika meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri sejalan naiknya harga minyak dunia, yang berlanjut pada krisis pangan dan gejolak ekonomi global telah memberi andil terhadap tingginya angka penduduk miskin di Indonesia.


(21)

Tingginya angka penduduk miskin akan menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya manusia dan menjadikan semakin lemahnya daya saing bangsa. Masyarakat miskin umumnya menjadi lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan sosial ekonomi sehinggga tertinggal jauh dari masyarakat lain yang mempunyai potensi lebih tinggi. Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaaan pembangunan nasional.

Kondisi kemiskinan yang dialami suatu masyarakat seringkali telah berkembang dan bertali-temali dengan berbagai faktor lain yang membentuk jaringan kemiskinan yang dalam proses berikutnya dapat memperteguh kondisi kemiskinan itu sendiri. Faktor-faktor yang diidentifikasi membentuk jaringan atau perangkap kemiskinan tersebut adalah: kelemahan fisik, isolasi, kerentanan, dan ketidakberdayaan.

Faktor kelemahan fisik dapat disebabkan karena kondisi kesehatan dan faktor gizi buruk, sehinggga dapat mengakibatkan produktivitas kerja yang rendah. Faktor isolasi terkait dengan lingkup jaringan ineteraksi sosial yang terbatas, serta akses terhadap informasi, peluang ekonomi dan fasilitas pelayanan yang terbatas pula. Faktor kerentanan terkait dengan tingkat kemampuan yang rendah dalam menghadapi kebutuhan dan persoalan mendadak. Faktor ketidakberdayaan terkait dengan akses dalam pengambilan keputusan, akses terhadap penguasaan sumber daya dan posisi tawar. (Chamber dalam Soetomo, 2006:285).

Masalah kemiskinan pada dasarnya juga sangat terkait dengan tingkat pendidikan, kesehatan, dan nutrisi. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.


(22)

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang tidak mudah diatasi, namun dengan pendekatan yang tepat kemiskinan akan lebih mudah ditangani.

Pembangunan selama ini yang lebih ditujukan pada sisi supply atau pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan belum memberikan dampak yang efektif terhadap peningkatan kualitas sumberdaya manusia, khususnya masyarakat yang tergolong miskin. Rendahnya tingkat pendidikan sebuah rumah tangga sangat miskin menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan kesehatan dan pendidikan anak-anaknya. Keluarga ini pun tidak mampu menjaga kesehatan ibu mengandung sehingga mengakibatkan tingginya resiko kematian ibu saat melahirkan, dan buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan.

Anak-anak keluarga miskin juga banyak yang putus sekolah atau bahkan sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah karena harus bekerja membantu mencari nafkah. Tidak adanya intervensi kebijakan untuk perbaikan pendidikan, kesehatan dan nutrisi keluarga miskin akan mengakibatkan kualitas generasi penerus keluarga miskin selalu rendah dan akhirnya senantiasa terjerat pada lingkaran setan

kemiskinan.

Menyikapi fenomena tersebut, pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kebutuhan untuk membangun Program Jaringan Pengaman sosial untuk membantu secara langsung masyarakat yang membutuhkan. Misalnya saja program pendidikan perlindungan sosial adalah untuk memelihara jasa pelayanan kepada keluarga miskin dengan pembebasan terhadap pembayaran uang sekolah.


(23)

Dalam sektor kesehatan, program jaringan pengaman sosial mencakup empat aktivitas utama, yaitu: memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin, memberikan bantuan pelayanan kehamilan, kelahiran, dan pengasuhan anak juga memberikan makanan tambahan bagi bayi serta bagi anak sekolah dari keluarga miskin (Soemitro, 2002:31).

Permasalahan kemiskinan tersebut memerlukan penanganan secara sungguh-sungguh untuk menghindari kemungkinan merosotnya mutu generasi (lost generation) di masa mendatang. Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis telah dilaksanakan program jaringan pengaman sosial (JPS) yang dirancang khusus untuk membantu masyarakat miskin. Dalam upaya mengurangi kemiskinan perlu dilakukan pendekatan kemanusiaan yang menekankan pemenuhan kebutuhan dasar, pendekatan kesejahteraan melalui peningkatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif, serta penyediaan jaminan sosial dan perlindungan. Pengentasan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu yang melibatkan semua pihak baik pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, maupun masyarakat miskin sendiri agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.

Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait dengan tingkat pendidikan dan kesehatan. Rendahnya penghasilan keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, untuk tingkat minimal sekalipun. Pemeliharaan kesehatan ibu sedang mengandung pada keluarga sangat miskin sering tidak memadai sehingga sehingga menyebabkan buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan kematian bayi.


(24)

Jumlah kematian bayi di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 34 kasus per 1000 pada kelompok penduduk berpendapatan terendah. Sedangkan menurut BPS pada tahun 2005 angka kematian ibu di Indonesia juga tinggi, yaitu mencapai 262/100.000 kelahiran hidup atau tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya kehadiran tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan yang tidak tersedia pada saat dibtuhkan tindakan, atau masih banyaknya rumah tangga miskin yang lebih memilih tenaga kesehatan tradisional daripada tenaga medis lainnya. Rendahnya kondisi kesehatan keluarga sangat miskin berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0-5 tahun.

Pada tahun 2002-2005, terdapat kecenderungan bertambahnya kasus gizi kurang yang meningkat dari 18,35 persen pada tahun 2002 menjadi 19,24 persen pada tahun 2005. Gizi kurang berdampak buruk pada produktivitas dan daya tahan tubuh seseorang sehingga menyebabkan terperangkap dalam siklus kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah karena sakit dapat menyebabkan anak putus sekolah atau setidaknya kurang berprestasi di sekolah.

Ada juga sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin sama sekali tidak pernah mengenyam bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah. Meskipun angka partisipasi sekolah dasar tinggi, namun masih banyak anak keluarga miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP/MTs.

gizi/1998-2005/ diakses pada tangggal 29-10-2012 pukul 10.20 WIB).


(25)

Dengan memperhatikan kondisi yang seperti di atas, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan program yang merupakan pengembangan sistem perlindungan sosial yang dapat meringankan dan membantu rumah tangga sangat miskin dalam hal mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar dengan harapan program ini akan dapat mengurangi kemiskinan di Negara kita. Dalam kerangka percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan sistem jaminan sosial, pemerintah meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH). Program ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan utama pembangunan yaitu masih besarnya jumlah penduduk miskin serta rendahnya kualitas SDM.

Program Keluarga Harapan adalah asistensi sosial kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memenuhi kualifikasi tertentu (RTM kronis, rentan terhadap goncangan) dengan memberlakukan persyaratan tertentu yang dapat mengubah prilaku individu maupun masyarakat. Program Keluarga Harapan sebagai perlindungan sosial merupakan upaya dalam mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat yang tidak memiliki kekuatan, sehingga diperlukan penguatan atau pemberdayaan agar warga tersebut memiliki daya untuk keluar dari lingkaran kemiskinannya .

Program Keluarga Harapan ini mulai diberlakukan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 yang meliputi tiga Kabupaten/Kota yakni Medan, Nias dan Tapanuli Tengah sebagai daerah percontohan dengan total 33 kecamatan. Sumatera Utara dijadikan salah satu daerah sasaran Program Keluarga Harapan mengingat kondisi kemiskinan di daerah ini masih cukup tinggi, dimana menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara pada tahun 2010 terdapat sekitar 11.31% atau setara 1,5 juta jiwa dari total 13,248 juta jiwa penduduk dalam garis kemiskinan.


(26)

Khusus untuk Kota Medan, ada 11 Kecamatan yang telah memberlakukan Program Keluarga Harapan ini. Salah satunya adalah Kecamatan Medan Selayang. Di Kecamatan ini masih terdapat tingkat kemiskinan yang relatif tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan pada tahun 2008 dari 84.148 jiwa total jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Medan Selayang ini, terdapat 10.575 jiwa atau sekitar 12,56% merupakan jumlah penduduk miskin. Dengan adanya kucuran bantuan Program Keluarga Harapan ini diharapkan sedikit banyak dapat mengurangi beban rumah tangga sangat miskin yang menjadi penerima Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang dalam mengakses pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang. Maka penulis menyusun penelitian ini dengan judul “ Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang ?”


(27)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut :

a. Secara akademik, memberikan kontribusi keilmuwan tentang respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang.

b. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan konsep-konsep, teori, dan model pemecahan masalah kemiskinan bidang Program Keluarga Harapan khususnya di Kecamatan Medan Selayang.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.


(28)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, kerangka pemikiran, definisi konsep, dan definisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi serta teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang deskripsi lokasi penelitian atau sejarah singkat dan gambaran umum dari lokasi penelitian.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Respon adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Dengan kata lain respon merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan.

Menurut Louis Thursone, (dalam Azwar, 2007:25) respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, pemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengungkapan sikap dapat diketahui melalui :

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atau situasi lain.


(30)

Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif apabila dilihat melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau justru menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon , yaitu :

a. Variabel struktural , yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik.

b. Variabel fungsional yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu. (Cruthefield, dalam Rahmat , 2004: 51-59).

Secara umum dapat dikatakan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yaitu :

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dlihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan , dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk, dan ciri ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian.


(31)

Situasi merupakan faktor yg turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensorik information).

Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai gejala suatu yang dialami manusia. Berdasarkan uraian diatas, William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar kata yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian yang lainnya. Diperolehnya dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994 : 179).

Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan . Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.

Fenomena lain yang terkait dengan pengindraan adalah ilusi. Ilusi muncul akibat keterbatasan indra kita, dan ilusi bukanlah suatu tipuan ataupun persepsi yang salah. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention) . Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi.


(32)

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah : 1. Motif dan kebutuhan.

2. Preparatory set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3. Minat (interest).

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : 1. Intensitas dan ukuran.

2. Kontras dengan hal hal yang baru. 3. Pengulangan.

4. Pergerakan. (Adi.1994 : 107).

Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena sensor channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

Mengenai sikap Thursone (Dalam Azwar, 2007) mengatakan sikap adalah derajat efek positif atau negatif yang dikaitkan dengan objek psikologis . Objek psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan , intuisi, pekerjaan, atau profesi, dan ide yang dapat dibedakan dalam perasaan positif atau negatif. Sikap adalah tendensi untuk berekasi dalam suka atau tidak suka terhadap suatu objek sikap yang merupakan emosi yang diarahkan oleh seseorang kepada orang lain., benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif atau negatif.


(33)

Rokeach (Dalam Wagito, 2003) memberikan pengertian tentang sikap yaitu sikap merupakan predisposing , untuk merespon , untuk berprilaku . Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berprilaku. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.

Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan. Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta atau ikut serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran, minat, dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Partisipasi saja tidak cukup sebagai strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga hasil yang diharapkan dari program pembangunan masyarakat kita dapat memperoleh keuntungan-keuntungan antara lain :

a. Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting bagi pembangunan.


(34)

b. Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam membangun.

c. Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

d. Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang terbatas .

e. Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah. Partisipasi sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan dan perluasannya.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran . Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada progam tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa diperlukan dalam mengukur respon.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian masyarakat

Kata masyarakat dalam bahasa inggris society yang berasal dari kata socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan dengan demikian, mengalami pengaruh dan


(35)

mempengaruhi orang lain. Masyarakat merupakan salah satu santunan sosial, sistem sosial atau kesatuan hidup manusia.

Ada beberapa pengertian masyarakat :

a. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

b. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

c. Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama dalam waktu yang relative lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

Ada beberapa komponen masyarakat diantaranya :

a. Populasi dengan aspek aspek genetik dan demografik.

b. Kebudayaan sebagai produk dari aktifitas cipta rasa, karsa dan karya manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai , yaitu sistem peralatan (teknologi) , ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian, dan kepercayaan sistem bahasa.

2.2.2 Asal masyarakat

Beberapa penyelidikan telah dilakukan untuk mendapat jawaban tentang asal masyarakat , tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan dengan benar dari mana asal mula masyarakat. Asal mula masyarakat hanya dapat dijelaskan dari beberapa perkiraan semata. Antara lain orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup


(36)

seorang diri, hidup dalam gua, di pulau sunyi tetapi manusia akan tertarik kepada hidup bersama dalam masyarakat, karena :

a. Hasrat yang berdasarkan naluri atau kehendak di luar pengawasan akal untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

b. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama, yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung bersama-sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan seharihari dengan tenaga bersama.

c. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon , yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya mencari teman untuk hidup bersama lebih suka daripada hidup sendiri.

d. Menurut Bergson , manusia hidup bersama bukan karena persamaan melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan, dan sebagainya. Pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika , yang mencoba melihat kebenaran alam kenyataan dengan mengadakan perbedaan

dan perbandingan.

keluarga, masyarakat/6 Juni 2008/ diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 11.00 WIB).

2.3 Jaminan Sosial

Jaminan sosial (social security) adalah sistem atau skema pemberian tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan (Suharto, 2007 : 15).Sebagai pelayanan sosial publik, jaminan sosial merupakan perangkat Negara yang didesain untuk menjamin bahwa setiap orang sekurang-kurangnya memiliki pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.


(37)

Jaminan sosial merupakan sektor kunci dari sistem Negara kesejahteraan berdasarkan prinsip bahwa Negara harus berusaha dan mampu menjamin adanya jaring pengaman pendapatan (financial safety net) atau pemeliharaan pendapatan (income maintenece) bagi mereka yang tidak memiliki sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Suharto, 2007 : 16).

Dalam undang-undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditegaskan, jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, yang dimaksudkan adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya sistem jaminan sosial dirancang untuk mampu menyinkronisasikan penyelenggaraan berbagai bentuk jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh peserta.

Program jaminan sosial diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi sosial, bantuan sosial, dan atau tabungan wajib yang bertujuan untuk dapat memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk, guna memenuhi kebutuhan dasar yang layak (UU.No 40:11-12).


(38)

2.4 Program Keluarga Harapan 2.4.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai :

a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai

b. Kegiatan yang diambil untuk mencapai kegiatan

c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui d. Perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan

e. Strategi pelaksanaan

Selanjutnya program dapat diartikan serangkaian tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memecahkan satu atau beberapa masalah atau mencapai satu atau beberapa tujuan. Program juga sering dimaksudkan sebagai tindakan antisipasi atas suatu keadaan yang ada atau diperkirakan ada, sehingga keadaan tersebut tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kehidupan manusia (Gittinger, 2005:195).

Apa yang dikemukakan Gittinger marajuk pada proses manajemen pembangunan. Pengertian yang dirumuskan menunjukkan bahwa program tersebut memiliki sifat mengikat, dalam arti wajib dilakukan. Program tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai alternative yang dianggap tepat dalam memecahkan suatu masalah atau mencapai tujuan. Dengan demikian program merupakan suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka memecahkan suatu masalah-masalah kemiskinan yang semakin marak dan untuk mencapai suatu tujuan yang baik.


(39)

Lebih lanjut Gittinger mengemukakan bahwa menetapkan suatu program merupakan suatu alternatif terbaik untuk lebih mudah mencapai suatu tujuan atau melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian dalam merumuskan program setidaknya terkandung beberapa komponen berikut :

a. Dipahami bagaimana kondisi yang sedang berlangsung. b. Dipahami masalah-masalah yang sedang ada dan mengancam.

c. Dipahami kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan, keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan dari kelompok sasaran program.

d. Tersedia data mengenai potensi, kelemahan, peluang dan tantangan internal dan eksternal.

e. Ditetapkan kondisi yang diinginkan.

f. Ditetapkan target-target capaian dalam masa tertentu (Gittinger,2005 :217) Apa yang dikemukakan oleh Gittinger menunjukkan bahwa merumuskan suatu program merupakan keputusan dan jalan terbaik dalam mencapai sesuatu dan memecahkan suatu masalah.

Dengan adanya program diharapkan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah, lebih terkonsentrasi, dan akan lebih efisien dan efektif. Adanya program menjadikan suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan secara lebih sistematis. Sebaliknya, tanpa program maka setiap kegiatan tidak akan terorganisir, sehingga akan menghabiskan lebih banyak sumber daya.

Kadariah mengemukakan bahwa program adalah seperangkat proyek-proyek yang terkordinir. Sehingga proyek adalah unit terkecil dari suatu kegiatan. Dengan demikian, proyek adalah bagian dari program. Dalam program berbagai kegiatan diatur dari berbagai sudut, seperti kapan dilaksanakan, dan bagaimana hubungan atau koordinasi dari kegiatan-kegiatan atau proyek-proyek itu (Kadariah,2007: 23).


(40)

2.4.2 Latar Belakang Program Keluarga Harapan

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan yang memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga sangat miskin (RTSM). Anggarannya berasal dari APBN dimana kedudukan Program Keluarga Harapan merupakan bagian dari program-program penanggulangan kemiskinan lainnya.

Program Keluarga Harapan berada di bawah koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik di Pusat maupun di daerah. Program Keluarga Harapan merupakan program lintas Kementrian dan lembaga, karena aktor utamanya adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Komunikasi dan Informatika, dan Badan Pusat Statistik.

Program Keluarga Harapan diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gorontalo Juli 2007. Pada tahap awal, Program Keluarga Harapan dilaksanakan di tujuh provinsi melibatkan 500.000 kepada rumah tangga yang sangat miskin (RTSM). Tujuh provinsi yaitu: Gorontalo, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Tahun 2007 merupakan tahap awal pengembangan program atau tahap uji coba. Tujuan uji coba adalah untuk menguji berbagai instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, seperti antara lain metode penentuan sasaran, verifikasi persyaratan, mekanisme pembayaran, dan pengaduan masyarakat, apabila tahap uji coba ini berhasil, maka Program Keluarga Harapan akan dilaksanakan setidaknya sampai dengan tahun 2015. Hal ini sejalan dengan komitmen pencapaian Millenium Development Goals(MDGs).


(41)

Selama periode tersebut, target peserta secara bertahap akan ditingkatkan hingga mencakup seluruh RTSM dengan anak usia pendidikan dasar dan ibu hamil/nifas.

Pada tahun 2008, pelaksanaan Program Keluarga Harapan ditambah lagi menjadi 13 provinsi. Enam tambahan itu adalah: Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. Program Keluarga Harapan sudah dilaksanakan di 72 kabupaten di 13 provinsi, dengan penerima 700 ribu RTSM pada tahun 2008. Program Keluarga Harapan sebenamya telah dilaksanakan di berbagai negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat.

Program ini "bukan" dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Program Keluarga Harapan lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Program Keluarga Harapan adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin yang merupakan program pemerintah yang tertuang dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Tahun 2005 s/d 2025 (Undang Undang N0. 17 tahun 2007).

Sebagai imbalannya Rumah Tangga Sangat Miskin diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan jika mereka memenuhi persyaratan yang


(42)

terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

(http://www.depsos.go.id/Mari Kita Mengenal Program PKH/30 Juni 2007/ diakses pada tanggal 02-10-2012 pukul 10.30 WIB ).

2.4.3 Tujuan Program Keluarga Harapan

Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sangat miskin, sedangkan untuk jangka panjang, dengan mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil, dan perbaikan gizi, hal ini diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas:

(1) Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM; (2) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

(3) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM;

(4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,

khususnya bagi RTSM.


(43)

2.4.4 Pengorganisasian

Program Keluarga Harapan dilaksanakan oleh UPPKH Pusat, UPPKH Kabupaten/Kota dan Pendamping Program Keluarga Harapan. Masing-masing pelaksana memegang peran penting dalam menjamin keberhasilan Program Keluarga Harapan.

1. UPPKH Pusat (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Pusat) - merupakan badan yang merancang dan mengelola persiapan dan pelaksanaan program. UPPKH Pusat juga melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi di tingkat daerah serta menyediakan bantuan yang dibutuhkan.

2. UPPKH Kab/Kota (Unit Pelaksana Program Keluaraga Harapan Kab/Kota) - melaksanakan program dan memastikan bahwa alur informasi yang diterima dari kecamatan ke pusat dapat berjalan dengan baik dan lancar. UPPKH Kab/Kota juga berperan dalam mengelola dan mengawasi kinerja pendamping serta memberi bantuan jika diperlukan.

3. Pendamping - merupakan pihak kunci yang menjembatani penerima manfaat dengan pihak-pihak lain yang terlibat di tingkat kecamatan maupun dengan program di tingkat kabupaten/kota. Tugas Pendamping termasuk didalamnya melakukan sosialisasi, pengawasan dan mendampingi para penerima manfaat dalam memenuhi komitmennya. Jumlah pendamping disesuaikan dengan jumlah peserta Program Keluarga Harapan yang terdaftar di setiap kecamatan. Sebagai acuan, setiap pendamping mendampingi kurang lebih 375 RTSM peserta Program Keluarga Harapan. Selanjutnya tiap-tiap 3-4 pendamping akan dikelola oleh satu koordinator pendamping.


(44)

Pendamping menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan kegiatan di lapangan, yaitu mengadakan pertemuan dengan Ketua Kelompok, berkunjung dan berdiskusi dengan petugas pemberi pelayanan kesehatan, pendidikan, pemuka daerah maupun dengan peserta itu sendiri.

Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan terdapat Tim Koordinasi yang membantu kelancaran program di tingkat provinsi dan PT Pos yang bertugas menyampaikan informasi berupa undangan pertemuan, perubahan data, pengaduan dan seterusnya serta menyampaikan bantuan ke tangan penerima manfaat langsung. Selain tim ini, juga terdapat lembaga lain di luar struktur yang berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan Program Keluarga Harapan, yaitu lembaga pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan di tiap kecamatan dimana Program Keluarga

Harapan dilaksanakan.

2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

1. Pemilihan dan Penetapan Peserta

Target penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta Program Keluarga Harapan adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar.


(45)

Verifikasi status kemiskinan rumah tangga dilakukan melalui survey terhadap calon peserta. Verifikasi dilakukan oleh BPS dengan data dasar penerima diambil dari data Subsidi langsung Tunai (SLT) kategori sangat miskin. Informasi yang diperoleh dari survey di atas akan digunakan untuk mengurutkan RTSM berdasarkan tingkat kemiskinannya yang lebih pantas menerima bantuan Program Keluarga Harapan tersebut. Setelah RTSM tersebut terpilih maka seluruh data peserta Program Keluarga Harapan akan ditetapkan dan menjadi data dasar utama UPPKH dan merupakan daftar resmi peserta Program Keluarga Harapan.

2.Pertemuan Awal

Tahap awal pelaksanaan Program Keluarga Harapan dimulai dengan pengiriman pemberitahuan terpilihnya RTSM sebagai peserta Program Keluarga Harapan, yang disertai format perbaikan data RTSM, pernyatan persetujuan memenuhi ketentuan Program Keluarga Harapan, dan undangan untuk memenuhi pertemuan awal oleh PT.POS.

Pertemuan awal dikordinasikan oleh UPPKH Kecamatan dengan mengundang petugas puskesmas dan sekolah di kecamatan tersebut. Tujuan pertemuan awal adalah menginformasikan dan menjelaskan tujuan, ketentuan, mekanisme, sangsi, serta hak dan kewajiban peserta Program Keluarga Harapan.

3. Pembayaran

Bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta Program Keluarga Harapan dan mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan kartu Program Keluarga Harapan yang tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak. Kartu Program


(46)

Keluarga Harapan dikirim ke setiap peserta oleh pendamping sebelum pembayaran pertama dilakukan. Pembayaran bantuan dilakukan oleh PT.POS setiap empat bulan (kwartal) pada tanggal yang ditentukan oleh masing-masing desa/kelurahan.

4. Pembentukan Kelompok Ibu Penerima Bantuan

Setelah pembayaran pertama dilakukan, UPPKH kecamatan menfasilitasi pertemuan kelompok ibu peserta Program Keluarga Harapan. Setiap 15-20 RTSM disarankan memiliki ketua kelompok yang berfungsi sebagai kontak bagi UPPKH untuk setiap kegiatan seperti antara lain sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, penyelesaian masalah dan sebagainya selama program berlangsung.

5.Verifikasi Komitmen

Verifikasi komitmen pada prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran (enrollment) dan kehadiran (attendance) baik di sekolah untuk komponen pendidikan maupun puskesmas dan jaringannya untuk komponen kesehatan. Kepada pihak pelaksana pelayanan pendidikan, baik itu adalah sekolah/madrasah/penyelenggara Paket A/Paket B sangat diharapkan peran aktifnya untuk menarik kembali anak-anak RTSM, khususnya yang belum menyelesaikan pendidikan dasar namun telah meninggalkan bangku sekolah atau bekerja, untuk kembali sekolah.

Verifikasi dilaksanakan setiap 3 bulan, hasil verifikasi menjadi dasar pembayaran bantuan yang diterimakan peserta PKH. Verifikasi untuk pembayaran tahap awal dilakukan dengan menerbitkan daftar siswa yang terdaftar di sekolah dan anak usia 0-6 tahun, ibu hamil dan ibu nifas yang terdaftar di puskesmas yang terdekat dengan tempat tinggal peserta Program Keluarga Harapan.


(47)

Selanjutnya adalah verifikasi terhadap kehadiran yang dilakukan oleh pihak penyedia layanan, yaitu sekolah dan puskesmas beserta jaringannya.

6. Penangguhan dan Pembatalan

Penangguhan dan pembatalan peserta Program Keluarga Harapan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Penangguhan Sementara, berlaku apabila:

- Peserta Program Keluarga Harapan tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut);

- Peserta Program Keluarga Harapan tidak mengambil pembayaran untuk 1 kali siklus pembayaran (4 bulan berturut-turut). Apabila rumah tangga yang bersangkutan ingin menjadi peserta kembali, mereka harus mendaftar kembali ke UPPKH Kecamatan atau melalui perwakilan ketua kelompok ibu yang sudah terbentuk. Selanjutnya, petugas UPPKH Kab/Kota dan Kecamatan akan mengunjungi rumah keluarga tersebut untuk menilai kelayakannya. Dasar penilaian kelayakan menggunakan indikator yang digunakan pada saat pemilihan peserta PKH.

b. Pembatalan, ini dapat terjadi apabila:

- RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta Program Keluarga Harapan, melalui antara lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecekan berkala (spot check), - Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut-turut (8 bulan) RTSM tidak memenuhi komitmen dan melakukan klaim terhadap bantuan. RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak dapat diajukan kembali sebagai penerima bantuan.


(48)

2.4.6 Besar Bantuan Program Keluarga Harapan

Besaran bantuan tunai untuk peserta Program Keluarga Harapan bervariasi tergantung jumlah anggota keluarga yang diperhitungkan dalam penerimaan bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Besaran bantuan ini di kemudian hari bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan.

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per tahun

Skenario Bantuan Bantuan per RTSM per

tahun

Bantuan tetap Rp. 200.000

Bantuan bagi RTSM yang memiliki:

a. Anak usia di bawah 6 tahun Rp. 800.000 b. Ibu hamil/menyusui

c. Anak usia SD/MI

d. Anak usia SMP/MTs

Rata-rata bantuan per RTSM

Bantuan minimum per RTSM

Bantuan maksimum per RTSM

Rp. 800.000

Rp. 400.000

Rp. 800.000

Rp. 1.390.000

Rp. 600.000


(49)

Bantuan terkait kesehatan berlaku bagi RTSM dengan anak di bawah 6 tahun dan ibu hamil/nifas. Besar bantuan ini tidak dihitung berdasarkan jumlah anak. Besar bantuan adalah 16% rata-rata pendapatan RTSM per tahun. Batas minimum dan maksimum adalah antara 15-25% pendapatan rata-rata RTSM per tahun.

pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).

2.4.7 Sasaran Penerima Program Keluarga Harapan

Sasaran atau penerima bantuan Program Keluarga Harapan adalah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas dan berada pada lokasi terpilih. Penerima bantuan adalah lbu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada lbu maka: nenek, tante/bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan). Jadi, pada kartu kepesertaan Program Keluarga Harapan pun akan tercantum nama ibu/wanita yang mengurus anak, bukan kepala rumah tangga. Untuk itu, orang yang harus dan berhak mengambil pembayaran adalah orang yang namanya tercantum di Kartu Program Keluarga Harapan.

Calon Penerima terpilih harus menandatangani persetujuan bahwa selama mereka menerima bantuan, mereka akan:

1) Menyekolahkan anak 7-15 tahun serta anak usia 16-18 tahun namun belum selesai pendidikan dasar 9 tahun wajib belajar

2) Membawa anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi anak


(50)

3) Untuk ibu hamil, harus memeriksakan kesehatan diri dan janinnya ke fasilitas kesehatan sesuai dengan prosedur kesehatan Program Keluarga Harapan bagi lbu Hamil.

2.5 Kesejahteraan Sosial

Masalah kesejahteraan sosial tidak bisa ditangani oleh sepihak dan tanpa teroganisir secara jelas kondisi sosial yang dialami masyarakat. Perubahan sosial yang secara dinamis menyebabkan penanganan masalah sosial ini harus direncanakan dengan matang dan berkesinambungan. Karena masalah sosial akan selalu ada dan muncul selama pemerintahan masih berjalan dan kehidupan manusia masih ada.

Kesejahteraan sosial mencakup penyediaan pertolongan dan proses-proses yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhandan pencegahan masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan perbaikan kualitas hidup itu meliputi pelayanan-pelayanan sosial bagi individu-individu dan keluarga-keluarga juga usaha-usaha untuk memperkuat atau memperbaiki lembaga-lembaga.

Kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi yang dapat dari rumusan Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keterlantaran baik anak maupun lanjut usia, kecacatan, ketunasusilaan, bencana alam, dan bencana sosial.

Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh pasal 28H ayat (1), (2) dan (3) perubahan kedua pasal 34 ayat (1) dan (2) perubahan UUD 1945. Menurut catatan Departemen Sosial, pada tahun 2003 jumlah anak terlantar sekitar 4,12 juta jiwa dan


(51)

jumlah penyandang cacat tercatat 1,66 juta jiwa serta jumlah fakir miskin yang ditangani berjumlah sekitar 14,53 juta jiwa. Penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) khususnya fakir miskin bila dilakukan tidak tepat akan berakibat pada kesenjangan sosial yang semakin meluas, dan berdampak pada lemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat mendorong terjadinya konflik sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan Republik Indonesia.

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam upaya mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis Pemerintah telah melaksanakan program jaringan pengaman sosial (JPS) yang dirancang khusus untuk membantu secara langsung masyarakat miskin yang membutuhkan. Program Keluarga Harapan merupakan suatu program yang dimaksudkan sebagai upaya untuk membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk miskin sekaligus upaya memotong rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. Program ini merupakan bantuan tunai bersyarat yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan dan kesehatan.

Tujuan utama dari Program Keluarga Harapan adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs. Secara khusus, tujuan PKH terdiri sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.

Secara khusus, tujuan Program Keluarga Harapan terdiri atas : • Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM.


(52)

• Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM.

• Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM.

• Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.khususnya bagi RTSM.

Masyarakat penerima bantuan dari program ini adalah rumah tangga sangat miskin (RTSM) dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan Program Keluarga Harapan. Rumah tangga yang berpotensi dipilih sebagai peserta adalah rumah tangga dengan kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari: ibu hamil, ibu nifas, dan atau anak-anak yang berusia dibawah atau lebih dari 15 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan dasar. Respon masyarakat adalah tingkah laku balasan tindakan yang berupa wujud dari persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat, dimana persepsi itu meliputi pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan dan apa tujuan, manfaat dan atensi dari Program Keluarga Harapan.

Sikap meliputi tentang penilaian masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan, penolakan atau penerimaan, dan mengharapkan atau menghindari dari Program Keluarga Harapan. Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan, memelihara, menilai, frekwensi, dan kualitas. Masyarakat dapat memahami akan nilai positif dan negatif yang telah dilaksanakan oleh Program Keluarga Harapan di dalam masyarakat dan bekerja sama di dalam pelaksanaannya.


(53)

Untuk memperjelas alur pemikiran, penulis membuat bagan yang menggambarkan isi dari pemikiran di atas :

Bagan 1

Bagan Alur Pemikiran

Program Keluarga Harapan

Masyarakat

Respon Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

Partisipasi, meliputi : 1.Melaksanakan Program Keluarga Harapan 2.Memelihara program agar dapat berjalan dengan baik 3.Menikmati hasil dan manfaat dari Program Keluarga Harapan

Persepsi, meliputi :

1.Pengetahuan masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan 2.Pengetahuan masyarakat terhadap tujuan dan manfaat Program Keluarga Harapan

3.Atensi atau suatu proses

penyeleksian masyarakat

Sikap, meliputi : 1.Penilaian masyarakat tentang Program Keluarga Harapan 2.Penolakan atau penerimaan masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan 3.Sikap mengharapkan atau menghindari Program Keluarga Harapan


(54)

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional 2.7.1 Definisi Konsep

Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenisnya. Definisi konsep memiliki tujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009 : 112).

Adapun yang menjadi konsep yang diangkat dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Respon adalah suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik, pemahaman yang mendetail, penilaian , pengaruh, penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena.

2. Masyarakat Miskin adalah kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM), jika mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan.

4. Kesejahteraan Sosial adalah sebagai tata kehidupan dan penghidupan yang diliputi oleh rasa aman dari berbagai ancaman, tentram lahir dan batin serta mencapai standar hidup kesehatan yang memuaskan.


(55)

2.7.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memliki rujukan – rujukan empiris. Definisi operasional bertujuan untuk memudahkan untuk penelitian dilapangan. Maka perlu operasi analisasi dari konsep-konsep untuk menggambarkan apa yang harus diamati (Silalahi, 2009 : 120)

Melihat transformasi yang berlaku, maka definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian, 2011 : 141).

Adapun menjadi definisi operasional dalam respon masyarakat terhadap pelaksanaan program keluarga harapan di Kecamatan Medan Selayang dapat diukur dari :

1. Persepsi atau pemahaman masyarakat tentang program pelayanan sosial : a. Pengetahuan masyarakat tentang Program Keluarga Harapan. b. Pengetahuan masyarakat tentang bagaimana Program Keluarga

Harapan.

c. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat Program Keluarga Harapan.

d. Atensi suatu proses penyeleksian masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan.


(56)

2. Sikap masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur melalui :

a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarakat tentang Program Keluarga Harapan.

b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa masyarakat tersebut menolak atau menerima program tersebut.

c. Mengharap atau menghindari adalah kesiapan masyarakat untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan Program Keluarga Harapan, dalam hal ini dapat diketahui apakah masyarakat mengharapkan atau menghindari program tersebut.

3. Partisipasi masyarakat terhadap Program Keluarga Harapan dapat diukur melalui :

a. Melaksanakan adalah masyarakat berperan serta dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

b. Memelihara adalah masyarakat berperan serta dalam memelihara Program Keluarga Harapan agar dapat berjalan sesuai dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

c. Menikmati adalah masyarakat berperan serta dalam menikmati hasil Program Keluarga Harapan dimana masyarakat tinggal dan menerima dan merasakan manfaat dari Program Keluarga Harapan.


(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkan secara akurat ( Silalahi, 2009:28).

Penelitian ini menggambarkan metode deskriptif, yaitu membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Kecamatan Medan Selayang ini merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kota Medan yang ikut aktif dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Medan.

3.3 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya


(58)

memiliki ciri-ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi,2009:253). Secara ideal, satu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi. Jumlah keseluruhan pada penelitian ini adalah 164 orang dan semua populasi ini diambil datanya agar menghasilkan data yang representative

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan

Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library research) . data akan digali dan diolah dari berbagai sumber kepustakaan, antara lain dari buku-buku ilmiah, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

2. Studi lapangan (field research)

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada penerima bantuan Program Keluarga Harapan yang dijadikan responden.


(59)

c. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian. Untuk menganalisa data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif dengan menggunakan skala Likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon. Pertama-tama ditentukan beberapa alternatif kategori respons atau seri item respons (compiling possible scale item) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif untuk di respon oleh responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untuk masing-masing pernyataan (Silalahi,2009 : 229). Peneliti membagi item respon tersebut menjadi tiga alternatif.

Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon negatif menuju respon yang positif, yakni:

a. Skor tidak tahu (negatif) adalah -1 b. Skor kurang tahu (netral) adalah 0 c. Skor tahu (positif) adalah 1


(1)

Maka, hasil keseluruhan antara persepsi, sikap, partisipasi yaitu 0,9. Karena

berada di antara 0,33 sampai 1 maka Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan

Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang adalah positif.

(Jadi, Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Medan Selayang adalah positif karena berada di antara 1 sampai dengan 0,33).


(2)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap

pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang dapat dilihat

dari tiga aspek yaitu :

1. Dari aspek persepsi, hasil analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat

memiliki persepsi yang positif tentang Program Keluarga Harapan. Dimana

melalui kegiatan sosialisasi dari Kecamatan dan dari kegiatan pertemuan bulanan

yang dilaksanakan dengan pendamping, masyarakat yang menjadi peserta dari

Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang merasa mudah

mengerti dan memahami tentang informasi dan juga proses kegiatan dari

Program Keluarga Harapan serta tujuan dan manfaat dari program tersebut.

2. Dari aspek sikap, hasil analisis data dapat diketahui bahwa masyarakat memiliki

sikap yang positif. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang memberikan

penilaian yang baik terhadap pelaksanaan Program Keluarga Harapan dan

masyarakat menerima pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan

Medan Selayang. Masyarakat merasakan dampak langsung yang positif dari

bantuan Program Keluarga Harapan dalam kehidupan mereka sehari-hari yang


(3)

3. Dari aspek partisipasi, hasil analisis data menunjukan bahwa masyarakat

memiliki partisipasi yang positif. Dilihat dari keterlibatan dan keaktifan

masyarakat terhadap setiap kegiatan pertemuan bulanan yang dilaksanakan

dengan pendamping. Masyarakat juga aktif dalam memberikan tanggapan atau

saran dalam kegiatan pertemuan tersebut dan masyarakat aktif dalam

melaksanakan kewajiban nya sebagai peserta dari Program Keluarga Harapan di

Kecamatan Medan Selayang.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka

penulis memberikan saran- saran sebagai berikut :

1. Kegiatan pertemuan bulanan yang dilaksanakan dalam Program Keluarga

Harapan antara masyarakat dengan pendamping masyarakat diharapkan dapat

berlangsung secara rutin yakni satu bulan sekali. Hal ini bertujuan agar

masyarakat mengetahui tentang perkembangan informasi mengenai Program

Keluarga Harapan. Dan juga agar pendamping masyarakat dapat mengetahui

setiap perkembangan yang dialami masyarakat dan memberikan solusi ataupun

masalah yang tengah dihadapi masyarakat dalam mengikuti Program Keluarga

Harapan.

2. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

diharapkan dapat berjalan lebih baik lagi dalam memenuhi kebutuhan dasar


(4)

3. Masyarakat peserta Program Keluarga Harapan di Kecamatan Medan Selayang

diharapkan agar selalu aktif mengikuti kegiatan pertemuan bulanan yang

diadakan dan benar melakukan kewajiban nya sebagai peserta Program Keluarga

Harapan dengan menggunakan bantuan Program Keluarga Harapan yang

mereka terima untuk kesehatan dan pendidikan karena secara tidak langsung

dengan adanya program ini dapat memutus rantai kemiskinan keluarga penerima


(5)

D AFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto.1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-dasar Pemikiran, Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada.

Adi, Isbandi Rukminto.2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas: Pengantar pada pemikiran dan pendekatan praktis. Edisi Revisi 2003, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta: Universitas Indonesia.

Azwar, S. 2007.Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi II. Cetakan X, Yogyakarta: Pustaka Belajar

Departemen Sosial R.I. 2011. Pedoman Umum PKH (Program Keluarga Harapan). Dit. Jamkesos, Ditjen.Banjamsos

Departemen Sosial R.I. 2010. Buku Kerja Pendamping PKH (Program Keluarga Harapan). Dit. Jamkesos, Ditjen.Banjamsos

Departemen Sosial R.I. 2010. Pedoman Operasional Kelembagaan PKH Daerah. Dit. Jamkesos, Ditjen.Banjamsos

Departemen Sosial R.I. 2009. Pedoman Operasional Sistem Informasi Manajemen PKH Kab/Kota. Dit. Jamkesos, Ditjen.Banjamsos

Gittinger, J, Price.2005. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pembangunan, Jakarta: Universitas Indonesia Press:

Kadariah. 2007. Ekonomi Perencanaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta: Universitas Indonesia

Rahmat, Jalauddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan: Grasindo Monoratama

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi, Medan: Grasindo Monoratama

Silalahi, Ulber.2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung: P.T. Refika Aditama

Soemitro, Sutyastie dkk. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta


(6)

Suharto, Edi.2005. Membangun masyarakat, Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan dan pekerjaan Sosial. Bandung: P.T Rafika Aditama

Suharto, Edi. 2007. Jaminan Kesejahteraan Sosial Bagi Pekerja Di Sektor Informal. Depsos.R.I. Dit. Jamkessos, Ditjen. Banjamsos

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor:40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor:11/2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta : CV Andi Offset

Sumber lain :

2008/ diakses pada tanggal 05-10-2012 pukul 11.00 WIB).

diakses pada tanggal 29-10-2012 pukul 10.00 WIB).

gizi/1998-2005/ diakses pada tangggal 29-10-2012 pukul 10.20 WIB).

(http://www.depsos.go.id/Mari Kita Mengenal Program PKH/30 Juni 2007/ diakses pada tanggal 02-10-2012 pukul 10.30 WIB ).

diakses pada tanggal 02-10-2012 pukul 13.00 WIB).

pada tanggal 05-10-2012 pukul 14.00 WIB).


Dokumen yang terkait

Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

9 730 139

Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor

61 267 133

Program Keluarga Harapan (Studi Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Padang Bulan Selayang II Kecamatan Medan Selayang )

5 47 93

Efektifitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kecamatan Medan Johor

20 128 113

Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan

0 6 113

Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon - Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 51

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

1 0 10

Respon Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Terhadap Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Desa Landuh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

1 1 15

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

0 0 17