Penerapan Bisnis pada Kue Bawang Rebon Krezio
BAB II
: PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan secara ringkas profil
perusahaan, biodata pemilik, struktur organisasi, aspek pasar, aspek
produksi, analisis SDM, rencana pengembangan usaha, analisis
keuangan, pemanfaatan IT dan analisis resiko usaha.
BAB III : PENUTUP
Sebagai bab terakhir dari paper ini, maka penulis akan mengambil
kesimpulan apakah perencanaan bisnis ini layak untuk direalisasikan
atau tidak, dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi
pelaku bisnis serta bagi para pembaca paper.
BAB II
PERENCANAAN BISNIS KUE BAWANG REBON
KREZIO
Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama
pemilik, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat perusahaan, nomor
telepon, faximile, E-mail, NPWP serta perizinan perusahaan dimana dalam data
Universitas Sumatera Utara
perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau
jasa apa saja yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data
dari perusahaan yang penulis rencanakan:
A. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan
: Kue Bawang Rebon KREZIO
2. Bidang Usaha
: Industri Rumahan
3. Jenis Produk / Jasa
: Makanan Ringan Sehat
4. Alamat Perusahaan
: Jl. Karet Raya No.19A Perumnas
Simalingkar Medan- Sumatera Utara
5. Nomor Telepon
: 0857 6110 7337
6. Alamat E-mail
: My_sheenta@yahoo.co.id
7. Bentuk Badan Hukum
: Usaha Dagang
8. Mulai Berdiri
: 07 Januari2013
B. Biodata Pemilik/ Pengurus
1. Nama
: Sinta Klini Br Trgn
2. Jabatan
: Pimpinan
3. Tempat/ Tanggal lahir
: Kabanjahe, 13 April 1991
4. Alamat Rumah
:Jl.Karet Raya No.19A Perumnas
Simalingkar Medan
5. Nomor Telepon
: 085761107337
6. Alamat E-mail
: she.nta.klini@gmail.com
Universitas Sumatera Utara
7. NIM
: 092101118
8. Program Studi
: D-III Keuangan
1. Nama
: Sari Br Tarigan
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: Berastagi, 04 November 1989
4. Alamat Rumah
: Jl.Karet Raya No.19A Simalingkar
5. Nomor Telepon
: 087748483514
6. Alamat E-mail
: sari3nna@gmail.com
7. Pendidikan Terakhir
: D-III
1. Nama
: Stella Yolanda
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: Kabanjahe, 18 Februari 1992
4. Alamat Rumah
: Jl. Mesjid Syuhada No. 40A Pasar VI
5. Nomor Telepon
: 085270542424
6. Alamat E-mail
: StellaElaLa@yahoo.com
7. NIM
: 090503251
8. Program Studi
: S-1 Akuntansi
1. Nama
: Rea Angelia Sinulingga
Universitas Sumatera Utara
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: 26 April 1991
4. Alamat Rumah
: Jl.Bahagia No. 37 Padang Bulan Medan
5. Nomor Telepon
: 085262312027
6. Alamat E-mail
: sinulinggarea@yahoo.co.id
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
C. Struktur Organisasi
SINTA KLINI BR TRGN
Pimpinan
SARI BR TARIGAN
Anggota
STELLA YOLANDA
Anggota
REA ANGELIA
Anggota
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Usaha Kue Bawang Rebon Krezio
Stuktur organisasi yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Karena dengan adanya struktur organisasi kita dapat membedakan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Dalam melaksanakan pengorganisasian (organizing), ada dua kegiatan
penting yang harus dilakukan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Menentukan bentuk/ struktur organisasi perusahaan
Bentuk/ struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kegiatan
yang dijalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus menentukan struktur
organisasi yang terbaik untuk menjalankan kegiatan kearah pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
b. Menentukan wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada setiap orang yang
bekerja di perusahaan, terutama kepada managernya.
Untuk saat ini dalam struktur organisasi kami masih hanya 4 orang
termasuk penulis yang terlibat dalam penggelolaan perencanaan ini. Kedepannya
akan lebih banyak lagi tenaga kerja yang akan diserap. Penulis yakin ketika usaha
ini telah berjalan akan menjadi usaha yang berkembang dan menjadi perusahaan
yang besar.
D. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Pada bagian ini
menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu
dilakukan menyangkut produk (Output), terutama pada usaha manufaktur dan
industri pengolahan adalah:
a. Dimensi Produk
Universitas Sumatera Utara
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang
meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan
baku rebon ini disajikan dalam bentuk keripik (gorengan).
Wujud produk (tangible product): karakteristik yang dimiliki kue
bawang rebon ini yaitu mutunya yang dijamin halal dan bentuknya
yang unik yang dapat menarik perhatian konsumen.
Gambar 2.2 : Gambar Kue Bawang Rebon Krezio
b. Nilai/ Manfaat Produk
Universitas Sumatera Utara
Produk Kue Bawang Rebon yang ditawarkan memiliki manfaat yang
positif bagi kesehatan konsumen. Inti produk (core Product): manfaat
yang diberikan dari kue bawang rebon ini adalah makanan ringan yang
banyak digemari masyarakat karena memiliki banyak kandungan gizi
yang bermanfaat bagi kesehatan serta rasanya yang gurih dan lezat.
Selain itu baik dikonsumsi setiap hari karena tidak mengandung zat
kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
c. Kegunaan/Fungsi Produk
Produk kue bawang rebon merupakan Shoppinggoods, yaitu produkproduk yang dibedakan oleh konsumen berdasarkan kualitas, harga,
trend, dan gaya. Karena harga yang cukup terjangkau dan rasa yang
lezat dan gurih membuat kue bawang rebon berfungsi juga sebagai
cemilan sehat keluarga.
2. Keunggulan produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain:
a. Tim ini terdiri dari manajemen dan produksi dengan latar belakang
pendidikan yang mendukung.
b. Produk kue bawang rebon kami memiliki rasa yang berbeda, renyah,
gurih dan menarik untuk dicoba.
c. Sekarang jangkauan pemasarannya sudah dapat ditemukan di daerahdaerah tempat pengecer mendistribusikannya.
d. Harga yang sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
e. Proses penjualan yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
3. Gambaran Pasar
Ditinjau dari jumlah konsumen, daya beli dan minat konsumen terhadap
makanan ringan, khususnya makanan ringan yang mengenyangkan, sehat, enak,
gurih, aman dan tentu saja harga yang terjangkau oleh semua konsumen. Bisnis
makanan ringan cukup menjanjikan selama menjalankan bisnis makanan ini
dengan serius, maka menghasilkan keuntungan yang besar. Maka penulis optimis
bahwa kue bawang rebon yang dipasarkan akan terjual.
Para pesaing sangat banyak menyediakan beberapa makanan yang
berbeda-beda, namun untuk menghasilkan makanan ringan yang cocok dengan
selera
konsumen
sangat
sedikit,
karena
kebanyakan
pedagang
hanya
mengandalkan harga yang murah saja tanpa memikirkan cita rasa keaslian dari
makanan tersebut. Bisnis yang saya rencanakan ini akan terus memberikan
pelayanan yang terbaik bagi para konsumen, terus meningkatkan penjualan
dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang diinginkan, memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang alami dan berbeda dari
kue bawang lainnya sehingga menciptakan loyalitas bagi para konsumen.
4. Target Pasar atau Segmen pasar yang Dituju
Segmentasi kue bawang rebon terdiri dari beberapa kelompok pelanggan
yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Segmentasi yang akan dibahas
pada produk kue bawang rebon adalah segmentasi berdasarkan demografis.
Dalam segmentasi demografis, dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras dan kewarganegaraan. Variabel-variabel demografis merupakan dasar
yang paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
a. Jenis Kelamin
Pria dan wanita cenderung memiliki sikap dan perilaku yang berbeda
tapi dalam hal mengkonsumsi makanan ringan ini tidak ada perbedaan,
karena kue bawang rebon ini dikonsumsi untuk semua jenis kelamin.
b. Penghasilan
Segmentasi kue bawang rebon menurut penghasilan merupakan praktik
lain yang bertahan lama. Karena penghasilan tidak selalu menjadi
sasaran utama bagi pengkonsumsian kue bawang rebon tersebut.
Karena harganya yang bisa dijangkau dari penghasilan terendah
sampai penghasilan tertinggi sekalipun.
c. Generasi
Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal.
Jadi dalam hal ini setiap generasi bebas mengkonsumsi kue bawang
rebon tersebut.
5. Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat
ini. Penulis sangat yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan
yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian
Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk
jenis makanan yang unik.
Melalui analisis perkembangan pasar yang penulis lakukan pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi dari trend perkembangan
Universitas Sumatera Utara
pasar ini. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat
pertumbuhan
ekonomi
di
Indonesia
sedang
membaik
dan
ini
sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena
apabila tingkat pendapatan masyarakat baik maka tingkat konsumsi dari
masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Keinginan masyarakat untuk
mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk
mengkonsumsi produk dari usaha penulis.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha
penulis, dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan baku
penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku
penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha penulis. Dari segi tingkat
suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun,
dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan
mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal
untuk pendirian usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat
suku bunga. Dengan modal sendiri ini kami sangat yakin akan dapat
mengembangkan usaha ini menjadi perusahaan yang besar.
6. Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan
dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan
dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang
rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas
produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per
periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari atau jam). Untuk perencanaan
Universitas Sumatera Utara
strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 5 tahun
ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun
Penjualan (Unit)
2013
57.600
2014
63.360
2015
69.696
2016
76.666
2017
84.332
Tabel 2.1: Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan
Bulan
Penjualan
Pendapatan
Januari
4.800
14.400
Februari
4.800
14.400
Maret
4.800
14.400
April
4.800
14.400
Mei
4.800
14.400
Juni
4.800
14.400
Juli
4.800
14.400
Agustus
4.800
14.400
September
4.800
14.400
Oktober
4.800
14.400
November
4.800
14.400
Desember
4.800
14.400
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
57.600
172.800
Tabel 2.2: Ramalan Penjualan Tahun 2013
7. Analisis Pesaing
Strategi pemasaran perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan
alat analisis SWOT menurut Kottler (1997:399) yang terdiri atas:
Produk (Product)
Starategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk yang ditawarkan merupakan
produk kue bawang yang memiliki rasa yang berbeda dari kue bawang lainnya
yaitu rebon dan produk ini memiliki kualitas terbaik dan menyehatkan. Joewono
(2005) menyatakan inovasi produk bisa dilakukan dalam banyak versi. Mulai dari
sekedar ganti kemasan, menghadirkan produk dengan ukuran kemasan yang
berbeda atau memasarkan produk yang sama sekali baru.
Harga (Price)
Starategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari
segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada
produk dengan harga yang lebih murah namun tetap sehat dan rasa yang enak.
Kotler (2000) mendefinisikan harga adalah jumlah nilai yang konsumen
pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli
dan produsen. Harga produk tidak lebih murah dari pada produk pesaing, karena
Universitas Sumatera Utara
harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi yaitu
Rp 3.000.
Promosi (Promotion)
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen
melalui cara personal selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat
konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung kue bawang
yang kita jual. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih mudah dan cepat mengenal
kue bawang rebon yang kita tawarkan.
Sistem Distribusi (Placement)
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kue bawang rebon kita
untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara
langsung ke konsumen. Menjual melalui retailer (Pedagang kecil) yang ada
disekitar tempat jualan.
Orang ( People)
Orang merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat
meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak
langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai
pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan
sikap ramah, sopan dan bersahabat.
Proses (Process)
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik
ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat
Universitas Sumatera Utara
melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha di tuntut
untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, rasa, langkah
kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
Bentuk Fisik (Physical Evidence)
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual
produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Kemasan produk berisi nama
berikut alamat usaha. Kemasan terbuat dari kantong plastik yang ramah
lingkungan. Ini akan menghemat ongkos produksi serta indikator kepedulian
terhadap lingkungan. Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa,
pesaing dari usaha kue bawang rebon ini bukan dari produk yang sejenis
melainkan pesaing yang bersifat substitusi yakni usaha kue-kue basah dan usaha
pisang goreng.
E. Aspek Produksi
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan penolong merupakan bagian utama
untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
supplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan dan persediaan
bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari):
No.
Uraian
Kebutuhan
Perhari
Biaya
Jumlah Harga
(Rupiah)
1
Tepung Terigu
6 Kg
7.000
42.000
2
Tepung Kanji
6 Kg
6.000
36.000
Universitas Sumatera Utara
3
Bawang Merah
3 Kg
5.000
15.000
4
Bawang Putih
½ Kg
7.000
7.000
5
Udang Rebon
2 Kg
20.000
40.000
6
Telur
20 Butir
800
16.000
7
Daun Seledri
½ Kg
5.000
5.000
8
Minyak Makan
3 Liter
11.000
33.000
9
Plastik Kemasan
1,5 Kg
8.000
12.000
10
Bumbu
5 Bungkus
3.000
15.000
Total
221.000
Tabel 2.3: Bahan Baku dan Bahan Penolong
2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.
Bentuk proses biasa digambarkan dalam bentuk keterangan dari awal pemilihan
bahan-bahan baku sampai kue bawang rebon siap untuk di bungkus. Setelah itu
kue bawang rebon siap untuk di jual ke konsumen. Prosesnya sebagai berikut:
Bahan Kue Bawang Rebon:
6 Kg Tepung Terigu
6 Kg Tepung Kanji
3 Kg Bawang Merah
½ Kg Bawang Putih
2 Kg Udang Rebon
20 Butir Telur
Universitas Sumatera Utara
½ Kg Daun Seledri
3 L Minyak Makan
1 L Air
2 sdm Garam
10 Bungkus Masako
Cara Membuat Kue Bawang Rebon
a. Rebus bawang merah, bawang putih, udang rebon, daun seledri selama 20
menit.
b. Blender bawang merah, bawang putih, udang rebon dan daun seledri yang
sudah direbus sebelumnya hingga halus.
c. Campurkan tepung terigu, tepung kanji, telur, dan bumbu. Aduk hingga
adonan kalis.
d. Ambil sedikit adonan, bulatkan dengan diameter ± 7 cm.
e. Giling adonan dengan menggunakan ampia dan potong adonan.
f. Goreng pada minyak panas hingga warna kuning kecoklatan, tiriskan,
angkat.
3. Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
No.
Nama Peralatan
Jumlah
Harga
Jumlah Harga
Universitas Sumatera Utara
1
Kompor Gas
1
350.000
350.000
2
Tabung Gas
1
100.000
100.000
3
Gas
1
75.000
75.000
4
Blender
1
150.000
150.000
5
Ampia
2
200.000
400.000
6
Kuali
2
50.000
100.000
7
Baskom
2
10.000
20.000
8
Pisau
2
15.000
30.000
9
Nampan
2
15.000
30.000
Total
1.255.000
Tabel 2.4 : Peralatan Produk
4. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi
listrik, air, telepon, internet dan lain-lain.
Jenis Biaya
Jumlah Biaya
1. Listrik
Rp 30.000
2. Air
Rp 20.000
3. Telepon
Rp 50.000
Total Biaya Sarana penunjang
Rp 100.000
Tabel 2.5: Sarana Penunjang
F. Analisis SDM
Universitas Sumatera Utara
Usaha kue bawang rebon ini membutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan/ skill yang berkualitas. Pekerja tetap yang dibutuhkan oleh
perusahaan kue bawang rebon adalah 4 orang yang terdiri dari Pimpinan, Staf
Pengembangan, Staf Pemasaran dan Staf Keuangan. Karena dalam usaha ini
pemilik ini juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan
pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik
melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan.
Pemilik usaha sangat membutuhkan para pekerja yang jujur, ramah, dan
baik agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli kue bawang
rebon tersebut. Dalam penerapan strategi organisasi, SDM juga sangat
diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha
ini. Strategi yang ditetapkan adalah dengan memberikan motivasi dan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi serta jujur dan rajin bekerja.
G. Rencana Pengembangan Pasar
1. Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk menarik lebih banyak lagi
konsumen dan mempertahankan konsumen tersebut agar tidak memilih membeli
jenis makanan ringan lain. Produk yang ditawarkan perusahaan ini pasti memiliki
kendala dalam berubahnya selera pasar. Hal ini menjadi sorotan penting untuk
terus berinovasi agar mempertahankan eksistensi produk yang dihasilkan.
2. Strategi Organisasi
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan
karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi
yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi. Meningkatkan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
memotivasi dan melibatkan karyawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk.
3. Strategi Pemasaran
Pemasaran juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Marketing
menjadi salah satu strategi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan
ekspansi perusahaan. Strategi marketing yang akan dilakukan untuk sementara ini
adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur dan
membagikannya kepada masyarakat umum. Agar kue bawang rebon yang
dihasilkan lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat umum.
4. Strategi Keuangan
Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah armada untuk
mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan
yang selama ini didapat. Dengan pemanfaatan kas secara baik, akan meningkatkan
perkembangan dan berekspansi dalam bidang usaha industri makanan ini.
H. Analisis Keuangan
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
Universitas Sumatera Utara
bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3
kategori yakni:
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim
wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No.SE
31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal
ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang
menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/ Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1991 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan
dari program Pembninaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan
utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian
masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di
sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan
koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
bantuan pinjaman untuk modal kerja/ pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan
laba BUMN. Namun untuk bisnis Kue Bawang Rebon ini, kami menggunakan
dana dari kami sendiri, agar tanggung jawab dan pembagian hasil nantinya jauh
lebih mudah, adapun bila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara
pendanaan yang tertera diatas biasa terjadi bahan pertimbangan kami, untuk lebih
mengembangkan usaha ini.
1. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana
yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk
di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow.
Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha
secara finansial sebagai berikut:
A. Sumber Pendanaan
Uraian
Persentase (%)
1. Modal Sendiri
Jumlah
12.000.000
12.000.000
0
0
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)
12.000.000
Tabel 2.6: Sumber Pendanaan
B. Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi
Uraian
Jumlah
Peralatan
1.255.000
Jumlah
1.255.000
Tabel 2.7: Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang
dikeluarkan akan kembali. Untuk mengetahui berapa lama modal usaha Kue
Bawang Rebon Krezio ini akan kembali, maka perhitungan BEP nya adalah:
Estimasi dalam 1 bulan
Quantity (240 x 20 hari)
= 4.800 kemasan
Total Fixed cost
= 6.455.000
Total Variable Cost
= 4.420.000
Penjualan
= Quantity x Price
= 4800 x 3.000
= 14.400.000
BEP
=
Total Fixed Cost
Penjualan- Total Variable Cost
=
6.455.000
14.400.000 – 4.420.000
= 0,64
Universitas Sumatera Utara
3. Rencana Arus Kas
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)
KUE BAWANG REBON KREZIO
TAHUN 2013
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
A. PENERIMAAN
Penjualan
14.400
14.400 14.400 14.400
Sub Total Penjualan
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
Pembelian Bahan Baku
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
Pembelian Peralatan
1.255
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gaji Pimpinan
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
B. PENGELUARAN
Universitas Sumatera Utara
Gaji Karyawan
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Biaya Pemasaran
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Biaya Transportasi
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
Sub Total Pengeluaran
11.025
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
C. SELISIH KAS
3.375
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
D. SALDO KAS AWAl
12.000
15.375
20.005
24.635
29.265
33.895
38.525
43.155
47.785 52.415
57.045 61.675
E. SALDO KAS AKHIR
15.375
20.005
24.635
29.265
33.895
38.525
43.155
47.785
52.415 57.045
61.675 66.305
Listrik, Air, Telepon
Tabel 2.8: Rencana Arus kas
Universitas Sumatera Utara
LAPORAN CASH OUTFLOW
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya/bulan
Biaya/Tahun
%
2014
2015
2016
2017
(Rp)
(Rp)
Naik
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Biaya Bahan Baku dan Penolong
Seluruh Bahan
Untuk 240
53.040.000
1%
58.344.000
64.178.400
70.596.240
77.655.864
58.344.000
64.178.400
70.596.240
77.655.864
kemasan
Total Biaya Bahan Baku dan
53.040.000
Penolong
Biaya Overhead
Listrik dan Air
50.000
600.000
1%
660.000
726.000
798.600
878.460
Telepon
50.000
600.000
1%
660.000
726.000
798.600
878.460
1.320.000
1.452.000
1.597.200
1.756.920
26.400.000
29.040.000
31.944.000
35.138.400
Total Biaya Overhead
1.200.000
Biaya Tenaga Kerja
Pimpinan
1 Orang
2.000.000
24.000.000
1%
Universitas Sumatera Utara
Karyawan
3 Orang
3.000.000
36.000.000
Total Tenaga Kerja
60.000.000
Total Cash Outflow
114.240.000
1%
39.600.000
43.560.000
47.916.000
52.707.600
66.000.000
72.600.000
79.860.000
87.846.000
125.664.000 138.230.400
152.053.440
167.258.784
Tabel 2.9: Laporan Cash Outflow
Universitas Sumatera Utara
PROYEKSI ARUS KAS 5 TAHUN KEDEPAN
KUE BAWANG REBON KREZIO
2013-2017
URAIAN
2013
2014
2015
2016
2017
A. Cash Inflow (Penjualan)
172.800.000
190.080.000
209.088.000
229.996.800
252.996.480
B. Cash Out Flow
114.240.000
125.664.000
138.230.400
152.053.440
167.258.784
C. Arus Kas Bersih (A-B)
58.560.000
64.416.000
70.857.600
77.943.360
85.737.696
D. Saldo Kas Awal
12.000.000
70.560.000
134.976.000
205.833.600
283.776.960
E. Saldo Kas Akhir
70.560.000
134.976.000
205.833.600
283.776.960
369.514.656
Tabel 2.10: Proyeksi Arus Kas
Universitas Sumatera Utara
I. Pemanfaatan IT
Dalam meningkatkan produk kue bawang rebon pemilik usaha juga perlu
memperhatikan pemanfaatan IT. Hal ini dilakukan agar kue bawang rebon dapat
berkembang dengan cepat dan dapat mempertahankan produknya di lingkungan
masyarakat. Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini,
informasi teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis.
Yang menjadi acuan adalah sejauh mana teknologi dapat digunakan dan apa yang
perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memeberi dampak terhadap
strategi bisnis dan selalu terlibat berbagai perencanaan serta pengkajian strategi
bisnis.
Dalam pemanfaatan IT, kedepannya Kue Bawang Rebon Krezio akan
menggunakan jaringan internet. Termasuk didalamnya situs jejaring sosial seperti
facebook, twitter. Selain itu IT juga mempermudah dalam penyusunan rencana
keuangan dan dapat meningkatkan komunikasi antara sesama pegawai.
J. Analisis Resiko Usaha
1. Analisis Resiko Usaha
a. Adanya perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
b. Dari segi keamanan, masih banyak ancaman-ancaman dari pihak
tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
c. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu
bencana alam seperti banjir dan gempa.
Universitas Sumatera Utara
d. Ketidaktersediaannya bahan baku dan bahan penolong untuk
menghasilkan produk usaha.
e. Munculnya usaha yang sama.
f. Penurunan daya beli masyarakat.
2. Antisipasi Resiko Usaha
a. Membuat riset terhadap konsumen apakah ada keluhan terhadap kue
bawang rebon yang dibeli konsumen.
b. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen mencari
inovasi baru terhadap kue bawang rebon baik rasa maupun kemasan
untuk mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang
inovatif.
c. Tetap melakukan promosi sehingga mendapat pelanggan baru.
d. Memperluas saluran distribusi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
: PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan secara ringkas profil
perusahaan, biodata pemilik, struktur organisasi, aspek pasar, aspek
produksi, analisis SDM, rencana pengembangan usaha, analisis
keuangan, pemanfaatan IT dan analisis resiko usaha.
BAB III : PENUTUP
Sebagai bab terakhir dari paper ini, maka penulis akan mengambil
kesimpulan apakah perencanaan bisnis ini layak untuk direalisasikan
atau tidak, dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi
pelaku bisnis serta bagi para pembaca paper.
BAB II
PERENCANAAN BISNIS KUE BAWANG REBON
KREZIO
Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama
pemilik, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat perusahaan, nomor
telepon, faximile, E-mail, NPWP serta perizinan perusahaan dimana dalam data
Universitas Sumatera Utara
perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau
jasa apa saja yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data
dari perusahaan yang penulis rencanakan:
A. Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan
: Kue Bawang Rebon KREZIO
2. Bidang Usaha
: Industri Rumahan
3. Jenis Produk / Jasa
: Makanan Ringan Sehat
4. Alamat Perusahaan
: Jl. Karet Raya No.19A Perumnas
Simalingkar Medan- Sumatera Utara
5. Nomor Telepon
: 0857 6110 7337
6. Alamat E-mail
: My_sheenta@yahoo.co.id
7. Bentuk Badan Hukum
: Usaha Dagang
8. Mulai Berdiri
: 07 Januari2013
B. Biodata Pemilik/ Pengurus
1. Nama
: Sinta Klini Br Trgn
2. Jabatan
: Pimpinan
3. Tempat/ Tanggal lahir
: Kabanjahe, 13 April 1991
4. Alamat Rumah
:Jl.Karet Raya No.19A Perumnas
Simalingkar Medan
5. Nomor Telepon
: 085761107337
6. Alamat E-mail
: she.nta.klini@gmail.com
Universitas Sumatera Utara
7. NIM
: 092101118
8. Program Studi
: D-III Keuangan
1. Nama
: Sari Br Tarigan
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: Berastagi, 04 November 1989
4. Alamat Rumah
: Jl.Karet Raya No.19A Simalingkar
5. Nomor Telepon
: 087748483514
6. Alamat E-mail
: sari3nna@gmail.com
7. Pendidikan Terakhir
: D-III
1. Nama
: Stella Yolanda
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: Kabanjahe, 18 Februari 1992
4. Alamat Rumah
: Jl. Mesjid Syuhada No. 40A Pasar VI
5. Nomor Telepon
: 085270542424
6. Alamat E-mail
: StellaElaLa@yahoo.com
7. NIM
: 090503251
8. Program Studi
: S-1 Akuntansi
1. Nama
: Rea Angelia Sinulingga
Universitas Sumatera Utara
2. Jabatan
: Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir
: 26 April 1991
4. Alamat Rumah
: Jl.Bahagia No. 37 Padang Bulan Medan
5. Nomor Telepon
: 085262312027
6. Alamat E-mail
: sinulinggarea@yahoo.co.id
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
C. Struktur Organisasi
SINTA KLINI BR TRGN
Pimpinan
SARI BR TARIGAN
Anggota
STELLA YOLANDA
Anggota
REA ANGELIA
Anggota
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Usaha Kue Bawang Rebon Krezio
Stuktur organisasi yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Karena dengan adanya struktur organisasi kita dapat membedakan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai. Dalam melaksanakan pengorganisasian (organizing), ada dua kegiatan
penting yang harus dilakukan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Menentukan bentuk/ struktur organisasi perusahaan
Bentuk/ struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kegiatan
yang dijalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus menentukan struktur
organisasi yang terbaik untuk menjalankan kegiatan kearah pencapaian tujuan
yang telah ditentukan.
b. Menentukan wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada setiap orang yang
bekerja di perusahaan, terutama kepada managernya.
Untuk saat ini dalam struktur organisasi kami masih hanya 4 orang
termasuk penulis yang terlibat dalam penggelolaan perencanaan ini. Kedepannya
akan lebih banyak lagi tenaga kerja yang akan diserap. Penulis yakin ketika usaha
ini telah berjalan akan menjadi usaha yang berkembang dan menjadi perusahaan
yang besar.
D. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Pada bagian ini
menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu
dilakukan menyangkut produk (Output), terutama pada usaha manufaktur dan
industri pengolahan adalah:
a. Dimensi Produk
Universitas Sumatera Utara
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang
meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan
baku rebon ini disajikan dalam bentuk keripik (gorengan).
Wujud produk (tangible product): karakteristik yang dimiliki kue
bawang rebon ini yaitu mutunya yang dijamin halal dan bentuknya
yang unik yang dapat menarik perhatian konsumen.
Gambar 2.2 : Gambar Kue Bawang Rebon Krezio
b. Nilai/ Manfaat Produk
Universitas Sumatera Utara
Produk Kue Bawang Rebon yang ditawarkan memiliki manfaat yang
positif bagi kesehatan konsumen. Inti produk (core Product): manfaat
yang diberikan dari kue bawang rebon ini adalah makanan ringan yang
banyak digemari masyarakat karena memiliki banyak kandungan gizi
yang bermanfaat bagi kesehatan serta rasanya yang gurih dan lezat.
Selain itu baik dikonsumsi setiap hari karena tidak mengandung zat
kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
c. Kegunaan/Fungsi Produk
Produk kue bawang rebon merupakan Shoppinggoods, yaitu produkproduk yang dibedakan oleh konsumen berdasarkan kualitas, harga,
trend, dan gaya. Karena harga yang cukup terjangkau dan rasa yang
lezat dan gurih membuat kue bawang rebon berfungsi juga sebagai
cemilan sehat keluarga.
2. Keunggulan produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain:
a. Tim ini terdiri dari manajemen dan produksi dengan latar belakang
pendidikan yang mendukung.
b. Produk kue bawang rebon kami memiliki rasa yang berbeda, renyah,
gurih dan menarik untuk dicoba.
c. Sekarang jangkauan pemasarannya sudah dapat ditemukan di daerahdaerah tempat pengecer mendistribusikannya.
d. Harga yang sangat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
e. Proses penjualan yang cepat.
Universitas Sumatera Utara
3. Gambaran Pasar
Ditinjau dari jumlah konsumen, daya beli dan minat konsumen terhadap
makanan ringan, khususnya makanan ringan yang mengenyangkan, sehat, enak,
gurih, aman dan tentu saja harga yang terjangkau oleh semua konsumen. Bisnis
makanan ringan cukup menjanjikan selama menjalankan bisnis makanan ini
dengan serius, maka menghasilkan keuntungan yang besar. Maka penulis optimis
bahwa kue bawang rebon yang dipasarkan akan terjual.
Para pesaing sangat banyak menyediakan beberapa makanan yang
berbeda-beda, namun untuk menghasilkan makanan ringan yang cocok dengan
selera
konsumen
sangat
sedikit,
karena
kebanyakan
pedagang
hanya
mengandalkan harga yang murah saja tanpa memikirkan cita rasa keaslian dari
makanan tersebut. Bisnis yang saya rencanakan ini akan terus memberikan
pelayanan yang terbaik bagi para konsumen, terus meningkatkan penjualan
dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang diinginkan, memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang alami dan berbeda dari
kue bawang lainnya sehingga menciptakan loyalitas bagi para konsumen.
4. Target Pasar atau Segmen pasar yang Dituju
Segmentasi kue bawang rebon terdiri dari beberapa kelompok pelanggan
yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Segmentasi yang akan dibahas
pada produk kue bawang rebon adalah segmentasi berdasarkan demografis.
Dalam segmentasi demografis, dibagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras dan kewarganegaraan. Variabel-variabel demografis merupakan dasar
yang paling popular untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
a. Jenis Kelamin
Pria dan wanita cenderung memiliki sikap dan perilaku yang berbeda
tapi dalam hal mengkonsumsi makanan ringan ini tidak ada perbedaan,
karena kue bawang rebon ini dikonsumsi untuk semua jenis kelamin.
b. Penghasilan
Segmentasi kue bawang rebon menurut penghasilan merupakan praktik
lain yang bertahan lama. Karena penghasilan tidak selalu menjadi
sasaran utama bagi pengkonsumsian kue bawang rebon tersebut.
Karena harganya yang bisa dijangkau dari penghasilan terendah
sampai penghasilan tertinggi sekalipun.
c. Generasi
Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal.
Jadi dalam hal ini setiap generasi bebas mengkonsumsi kue bawang
rebon tersebut.
5. Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat
ini. Penulis sangat yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan
yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian
Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk
jenis makanan yang unik.
Melalui analisis perkembangan pasar yang penulis lakukan pertumbuhan
ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi dari trend perkembangan
Universitas Sumatera Utara
pasar ini. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat
pertumbuhan
ekonomi
di
Indonesia
sedang
membaik
dan
ini
sangat
mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena
apabila tingkat pendapatan masyarakat baik maka tingkat konsumsi dari
masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Keinginan masyarakat untuk
mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk
mengkonsumsi produk dari usaha penulis.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha
penulis, dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan baku
penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku
penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha penulis. Dari segi tingkat
suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun,
dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan
mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal
untuk pendirian usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat
suku bunga. Dengan modal sendiri ini kami sangat yakin akan dapat
mengembangkan usaha ini menjadi perusahaan yang besar.
6. Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan
dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan
dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang
rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas
produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per
periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari atau jam). Untuk perencanaan
Universitas Sumatera Utara
strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 5 tahun
ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun
Penjualan (Unit)
2013
57.600
2014
63.360
2015
69.696
2016
76.666
2017
84.332
Tabel 2.1: Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan
Bulan
Penjualan
Pendapatan
Januari
4.800
14.400
Februari
4.800
14.400
Maret
4.800
14.400
April
4.800
14.400
Mei
4.800
14.400
Juni
4.800
14.400
Juli
4.800
14.400
Agustus
4.800
14.400
September
4.800
14.400
Oktober
4.800
14.400
November
4.800
14.400
Desember
4.800
14.400
Universitas Sumatera Utara
Jumlah
57.600
172.800
Tabel 2.2: Ramalan Penjualan Tahun 2013
7. Analisis Pesaing
Strategi pemasaran perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan
alat analisis SWOT menurut Kottler (1997:399) yang terdiri atas:
Produk (Product)
Starategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati
konsumen untuk membelinya. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk yang ditawarkan merupakan
produk kue bawang yang memiliki rasa yang berbeda dari kue bawang lainnya
yaitu rebon dan produk ini memiliki kualitas terbaik dan menyehatkan. Joewono
(2005) menyatakan inovasi produk bisa dilakukan dalam banyak versi. Mulai dari
sekedar ganti kemasan, menghadirkan produk dengan ukuran kemasan yang
berbeda atau memasarkan produk yang sama sekali baru.
Harga (Price)
Starategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari
segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada
produk dengan harga yang lebih murah namun tetap sehat dan rasa yang enak.
Kotler (2000) mendefinisikan harga adalah jumlah nilai yang konsumen
pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli
dan produsen. Harga produk tidak lebih murah dari pada produk pesaing, karena
Universitas Sumatera Utara
harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi yaitu
Rp 3.000.
Promosi (Promotion)
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen
melalui cara personal selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat
konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung kue bawang
yang kita jual. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih mudah dan cepat mengenal
kue bawang rebon yang kita tawarkan.
Sistem Distribusi (Placement)
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kue bawang rebon kita
untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara
langsung ke konsumen. Menjual melalui retailer (Pedagang kecil) yang ada
disekitar tempat jualan.
Orang ( People)
Orang merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat
meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak
langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai
pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan
sikap ramah, sopan dan bersahabat.
Proses (Process)
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik
ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat
Universitas Sumatera Utara
melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha di tuntut
untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, rasa, langkah
kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
Bentuk Fisik (Physical Evidence)
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual
produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Kemasan produk berisi nama
berikut alamat usaha. Kemasan terbuat dari kantong plastik yang ramah
lingkungan. Ini akan menghemat ongkos produksi serta indikator kepedulian
terhadap lingkungan. Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa,
pesaing dari usaha kue bawang rebon ini bukan dari produk yang sejenis
melainkan pesaing yang bersifat substitusi yakni usaha kue-kue basah dan usaha
pisang goreng.
E. Aspek Produksi
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan penolong merupakan bagian utama
untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
supplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan dan persediaan
bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari):
No.
Uraian
Kebutuhan
Perhari
Biaya
Jumlah Harga
(Rupiah)
1
Tepung Terigu
6 Kg
7.000
42.000
2
Tepung Kanji
6 Kg
6.000
36.000
Universitas Sumatera Utara
3
Bawang Merah
3 Kg
5.000
15.000
4
Bawang Putih
½ Kg
7.000
7.000
5
Udang Rebon
2 Kg
20.000
40.000
6
Telur
20 Butir
800
16.000
7
Daun Seledri
½ Kg
5.000
5.000
8
Minyak Makan
3 Liter
11.000
33.000
9
Plastik Kemasan
1,5 Kg
8.000
12.000
10
Bumbu
5 Bungkus
3.000
15.000
Total
221.000
Tabel 2.3: Bahan Baku dan Bahan Penolong
2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan
proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud.
Bentuk proses biasa digambarkan dalam bentuk keterangan dari awal pemilihan
bahan-bahan baku sampai kue bawang rebon siap untuk di bungkus. Setelah itu
kue bawang rebon siap untuk di jual ke konsumen. Prosesnya sebagai berikut:
Bahan Kue Bawang Rebon:
6 Kg Tepung Terigu
6 Kg Tepung Kanji
3 Kg Bawang Merah
½ Kg Bawang Putih
2 Kg Udang Rebon
20 Butir Telur
Universitas Sumatera Utara
½ Kg Daun Seledri
3 L Minyak Makan
1 L Air
2 sdm Garam
10 Bungkus Masako
Cara Membuat Kue Bawang Rebon
a. Rebus bawang merah, bawang putih, udang rebon, daun seledri selama 20
menit.
b. Blender bawang merah, bawang putih, udang rebon dan daun seledri yang
sudah direbus sebelumnya hingga halus.
c. Campurkan tepung terigu, tepung kanji, telur, dan bumbu. Aduk hingga
adonan kalis.
d. Ambil sedikit adonan, bulatkan dengan diameter ± 7 cm.
e. Giling adonan dengan menggunakan ampia dan potong adonan.
f. Goreng pada minyak panas hingga warna kuning kecoklatan, tiriskan,
angkat.
3. Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan
juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu
berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
No.
Nama Peralatan
Jumlah
Harga
Jumlah Harga
Universitas Sumatera Utara
1
Kompor Gas
1
350.000
350.000
2
Tabung Gas
1
100.000
100.000
3
Gas
1
75.000
75.000
4
Blender
1
150.000
150.000
5
Ampia
2
200.000
400.000
6
Kuali
2
50.000
100.000
7
Baskom
2
10.000
20.000
8
Pisau
2
15.000
30.000
9
Nampan
2
15.000
30.000
Total
1.255.000
Tabel 2.4 : Peralatan Produk
4. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkitan dengan tata letak (lay-out) yang
termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi
listrik, air, telepon, internet dan lain-lain.
Jenis Biaya
Jumlah Biaya
1. Listrik
Rp 30.000
2. Air
Rp 20.000
3. Telepon
Rp 50.000
Total Biaya Sarana penunjang
Rp 100.000
Tabel 2.5: Sarana Penunjang
F. Analisis SDM
Universitas Sumatera Utara
Usaha kue bawang rebon ini membutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan/ skill yang berkualitas. Pekerja tetap yang dibutuhkan oleh
perusahaan kue bawang rebon adalah 4 orang yang terdiri dari Pimpinan, Staf
Pengembangan, Staf Pemasaran dan Staf Keuangan. Karena dalam usaha ini
pemilik ini juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan
pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik
melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan.
Pemilik usaha sangat membutuhkan para pekerja yang jujur, ramah, dan
baik agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli kue bawang
rebon tersebut. Dalam penerapan strategi organisasi, SDM juga sangat
diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha
ini. Strategi yang ditetapkan adalah dengan memberikan motivasi dan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi serta jujur dan rajin bekerja.
G. Rencana Pengembangan Pasar
1. Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan
kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari
produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk menarik lebih banyak lagi
konsumen dan mempertahankan konsumen tersebut agar tidak memilih membeli
jenis makanan ringan lain. Produk yang ditawarkan perusahaan ini pasti memiliki
kendala dalam berubahnya selera pasar. Hal ini menjadi sorotan penting untuk
terus berinovasi agar mempertahankan eksistensi produk yang dihasilkan.
2. Strategi Organisasi
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan
karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi
yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi. Meningkatkan prestasi kerja dapat dilakukan dengan
memotivasi dan melibatkan karyawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk.
3. Strategi Pemasaran
Pemasaran juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Marketing
menjadi salah satu strategi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan
ekspansi perusahaan. Strategi marketing yang akan dilakukan untuk sementara ini
adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur dan
membagikannya kepada masyarakat umum. Agar kue bawang rebon yang
dihasilkan lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat umum.
4. Strategi Keuangan
Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah armada untuk
mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan
yang selama ini didapat. Dengan pemanfaatan kas secara baik, akan meningkatkan
perkembangan dan berekspansi dalam bidang usaha industri makanan ini.
H. Analisis Keuangan
Salah satu komponen yang mendukung pembangunan nasional adalah
tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
Universitas Sumatera Utara
bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3
kategori yakni:
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan
b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang
Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim
wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No.SE
31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal
ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang
menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/ Kepala Badan Pembina BUMN
No. Kep.216/M-PBUMN/1991 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan
dari program Pembninaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari
penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan
utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian
masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil Koperasi (PUKK) dan Bina
Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk
mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan di
sektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan
koperasi diberi kesempatan untuk melakukan perluasan usahanya, berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
bantuan pinjaman untuk modal kerja/ pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan
laba BUMN. Namun untuk bisnis Kue Bawang Rebon ini, kami menggunakan
dana dari kami sendiri, agar tanggung jawab dan pembagian hasil nantinya jauh
lebih mudah, adapun bila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara
pendanaan yang tertera diatas biasa terjadi bahan pertimbangan kami, untuk lebih
mengembangkan usaha ini.
1. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana
yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk
di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow.
Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha
secara finansial sebagai berikut:
A. Sumber Pendanaan
Uraian
Persentase (%)
1. Modal Sendiri
Jumlah
12.000.000
12.000.000
0
0
2. Pinjaman
Jumlah (1+2)
12.000.000
Tabel 2.6: Sumber Pendanaan
B. Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi
Uraian
Jumlah
Peralatan
1.255.000
Jumlah
1.255.000
Tabel 2.7: Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang
dikeluarkan akan kembali. Untuk mengetahui berapa lama modal usaha Kue
Bawang Rebon Krezio ini akan kembali, maka perhitungan BEP nya adalah:
Estimasi dalam 1 bulan
Quantity (240 x 20 hari)
= 4.800 kemasan
Total Fixed cost
= 6.455.000
Total Variable Cost
= 4.420.000
Penjualan
= Quantity x Price
= 4800 x 3.000
= 14.400.000
BEP
=
Total Fixed Cost
Penjualan- Total Variable Cost
=
6.455.000
14.400.000 – 4.420.000
= 0,64
Universitas Sumatera Utara
3. Rencana Arus Kas
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)
KUE BAWANG REBON KREZIO
TAHUN 2013
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
14.400 14.400
A. PENERIMAAN
Penjualan
14.400
14.400 14.400 14.400
Sub Total Penjualan
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
14.400
Pembelian Bahan Baku
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
4.420
Pembelian Peralatan
1.255
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Gaji Pimpinan
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
B. PENGELUARAN
Universitas Sumatera Utara
Gaji Karyawan
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
3.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Biaya Pemasaran
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Biaya Transportasi
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
Sub Total Pengeluaran
11.025
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
9.770
C. SELISIH KAS
3.375
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
4.630
D. SALDO KAS AWAl
12.000
15.375
20.005
24.635
29.265
33.895
38.525
43.155
47.785 52.415
57.045 61.675
E. SALDO KAS AKHIR
15.375
20.005
24.635
29.265
33.895
38.525
43.155
47.785
52.415 57.045
61.675 66.305
Listrik, Air, Telepon
Tabel 2.8: Rencana Arus kas
Universitas Sumatera Utara
LAPORAN CASH OUTFLOW
Jenis Biaya
Jumlah
Biaya/bulan
Biaya/Tahun
%
2014
2015
2016
2017
(Rp)
(Rp)
Naik
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Biaya Bahan Baku dan Penolong
Seluruh Bahan
Untuk 240
53.040.000
1%
58.344.000
64.178.400
70.596.240
77.655.864
58.344.000
64.178.400
70.596.240
77.655.864
kemasan
Total Biaya Bahan Baku dan
53.040.000
Penolong
Biaya Overhead
Listrik dan Air
50.000
600.000
1%
660.000
726.000
798.600
878.460
Telepon
50.000
600.000
1%
660.000
726.000
798.600
878.460
1.320.000
1.452.000
1.597.200
1.756.920
26.400.000
29.040.000
31.944.000
35.138.400
Total Biaya Overhead
1.200.000
Biaya Tenaga Kerja
Pimpinan
1 Orang
2.000.000
24.000.000
1%
Universitas Sumatera Utara
Karyawan
3 Orang
3.000.000
36.000.000
Total Tenaga Kerja
60.000.000
Total Cash Outflow
114.240.000
1%
39.600.000
43.560.000
47.916.000
52.707.600
66.000.000
72.600.000
79.860.000
87.846.000
125.664.000 138.230.400
152.053.440
167.258.784
Tabel 2.9: Laporan Cash Outflow
Universitas Sumatera Utara
PROYEKSI ARUS KAS 5 TAHUN KEDEPAN
KUE BAWANG REBON KREZIO
2013-2017
URAIAN
2013
2014
2015
2016
2017
A. Cash Inflow (Penjualan)
172.800.000
190.080.000
209.088.000
229.996.800
252.996.480
B. Cash Out Flow
114.240.000
125.664.000
138.230.400
152.053.440
167.258.784
C. Arus Kas Bersih (A-B)
58.560.000
64.416.000
70.857.600
77.943.360
85.737.696
D. Saldo Kas Awal
12.000.000
70.560.000
134.976.000
205.833.600
283.776.960
E. Saldo Kas Akhir
70.560.000
134.976.000
205.833.600
283.776.960
369.514.656
Tabel 2.10: Proyeksi Arus Kas
Universitas Sumatera Utara
I. Pemanfaatan IT
Dalam meningkatkan produk kue bawang rebon pemilik usaha juga perlu
memperhatikan pemanfaatan IT. Hal ini dilakukan agar kue bawang rebon dapat
berkembang dengan cepat dan dapat mempertahankan produknya di lingkungan
masyarakat. Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini,
informasi teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis.
Yang menjadi acuan adalah sejauh mana teknologi dapat digunakan dan apa yang
perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memeberi dampak terhadap
strategi bisnis dan selalu terlibat berbagai perencanaan serta pengkajian strategi
bisnis.
Dalam pemanfaatan IT, kedepannya Kue Bawang Rebon Krezio akan
menggunakan jaringan internet. Termasuk didalamnya situs jejaring sosial seperti
facebook, twitter. Selain itu IT juga mempermudah dalam penyusunan rencana
keuangan dan dapat meningkatkan komunikasi antara sesama pegawai.
J. Analisis Resiko Usaha
1. Analisis Resiko Usaha
a. Adanya perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
b. Dari segi keamanan, masih banyak ancaman-ancaman dari pihak
tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
c. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu
bencana alam seperti banjir dan gempa.
Universitas Sumatera Utara
d. Ketidaktersediaannya bahan baku dan bahan penolong untuk
menghasilkan produk usaha.
e. Munculnya usaha yang sama.
f. Penurunan daya beli masyarakat.
2. Antisipasi Resiko Usaha
a. Membuat riset terhadap konsumen apakah ada keluhan terhadap kue
bawang rebon yang dibeli konsumen.
b. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen mencari
inovasi baru terhadap kue bawang rebon baik rasa maupun kemasan
untuk mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang
inovatif.
c. Tetap melakukan promosi sehingga mendapat pelanggan baru.
d. Memperluas saluran distribusi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara