Perencanaan Bisnis “Keripik Udang Rebon”

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PERENCANAAN BISNIS “KERIPIK UDANG REBON”

TUGAS AKHIR

OLEH:

NELLA ARMAYANTI 092101104 D-III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

NAMA : NELLA ARMAYANTI

NIM : 092101104

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG

REBON”

Tanggal : ... Juli 2012 Dosen Pembimbing

NIP. 19660406 199303 1 013 (Drs. Amlys S Silalahi, M.Si)

Tanggal : ... Juli 2012 Ketua Program Studi D-III Keuangan

NIP. 19591229 198903 1 002

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si)

Tanggal : ... Juli 2012 Dekan

NIP. 19550810 198303 1 004 (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

NAMA : NELLA ARMAYANTI

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 092101104

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS ”KERIPIK UDANG

REBON”

Medan, 10 Juli 2012 Penulis


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Amlys S Silalahi, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam penyelesaian tugas akhir pada penulis, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Marwidis dan Ibunda Yefni Waryetti yang telah memberikan segalanya kepada ananda, dari kasih


(5)

sayang, perhatian, do’a, dan pengorbanan serta dorongan semangat sehingga penulis dapat penyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. Kakak dan Adikku Riri Anggriani Syafitri, Muhammad Ihsan & Widya Arianti, terima kasih atas motivasi dan bantuannya kepada penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

8. Sahabat-sahabatku yang tersayang Kiki Rizky Ananda, Imma Yuniar, Sinta Klini, Juni Farida, dan teman - teman keuangan khususnya stambuk ‘09 yang mendukung dalam penulisan Tugas Akhir ini terima kasih atas kasih sayang kalian. Buat teman-teman magang kelompok 9 (Juliardi, Suriani, & Juni) yang memberikan kritik dan saran kepada penulis pada Tugas akhir ini.

9. Buat mas Dedi Kurniawan, yang mendukung dan memberi semangat dalam penulisan Tugas Akhir ini, terima kasih atas kasih sayangnya.

Semoga Allah Swt dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik dalam waktu mengalami kesulitan maupun rintangan, berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca demi perbaikan – perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, 10 Juli 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Alasan Pemilihan Judul ... 5

1.3 Perumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 7

1.5 Rencana Penulisan ... 7

BAB II PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON ... 9

2.1 Data Perusahaan ... 9

2.2 Biodata Pemilik / Pengurus Perusahaan ... 10

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 12

2.4 Aspek Pasar & Pemasaran ... 13

2.4.1 Produk yang Dihasilkan ... 13

2.4.2 Keunggulan Produk ... 14

2.4.3 Gambaran Pasar ... 15

2.4.4 Target Pasar / Segmen Pasar yang Dituju ... 15


(7)

2.4.6 Proyeksi Penjualan ... 18

2.4.7 Analisis Pesaing ... 18

2.5 Aspek Produksi ... 21

2.5.1 Bahan Baku & Bahan Penolong ... 21

2.5.2 Proses Produksi ... 21

2.5.3 Alat Produksi ... 22

2.5.4 Sarana Penunjang ... 23

2.6 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) ... 24

2.7 Rencana Pengembangan Pasar ... 25

2.8 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 26

2.9 Analisis Keuangan ... 27

2.9.1 Proyeksi Keuangan ... 29

2.9.2 Proyeksi Penjualan ... 30

2.9.3 Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama) ... 32

2.9.4 Rekapitulasi Biaya – Biaya ... 33

BAB III PENUTUP ... 38

3.1 Kesimpulan ... 38

3.2 Saran ... 38


(8)

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 1.1 Jadwal Penyusunan Tugas Akhir ... 8

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Udang Rebon ... 13

Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon ... 20

Tabel 2.3 Perencanaan Bahan Baku ... 21

Tabel 2.4 Peralatan yang dibituhkan ... 23

Tabel 2.5 Sarana Penunjang ... 24

Tabel 2.6 Sumber Pendanaan ... 29

Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan ... 30

Tabel 2.8 Proyeksi Penjualan Per Hari ... 30

Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan Per Bulan ... 30

Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan ... 31

Tabel 2.11 Rekapitlasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel ... 33

Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman & Bunga Pinjaman ... 34

Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value ... 35

Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio ... 36


(9)

DAFTAR GAMBAR

HAL


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat besar. Dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, juga berperan dalam pendistribusian hasil – hasil pembangunan. Krisis ekonomi yang diawali dengan krisis moneter yang terjadi di indonesia menunjukkan bahwa UKM relatif lebih bertahan dalam menghadapi krisis tersebut, daripada usaha skala besar yang mengalami kebangkrutan.

Pengembangan UKM pada saat ini sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi yang lainnya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek sosial dan budaya di masing – masing daerah, mengingat usaha kecil dan menengah pada umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung.

Upaya pengembangan UKM dapat disinergikan dengan industri besar melalui pola kemitraan, dan juga akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun daerah. Partisipasi pihak terkait perlu terus ditumbuh kembangkan agar UKM bisa lebih bertahan dalam perekonomian nasional. Dampak globalisasi mengakibatkan banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar yang merupakan ancaman bagi


(11)

UKM. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, makan kemandirian UKM diharapkan dapat tercapai di masa mendatang.

Konsumen bebas memilih produk yang dibutuhkan atau yang diinginkan, memutuskan tempat pembelian, bagaimana caranya, banyaknya pembelian, kapan membeli, dan alasan membeli. Pemasar sebagai pihak yang menawarkan berbagai produk harus dapat menganalisa faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian dengan merancang strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam produk adalah kualitas produk. Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Oleh karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Bisnis yang bergerak dalam usaha makanan ringan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah bisnis keripik udang rebon.

Perusahaan kecil seharusnya memahami perilaku konsumen, karena akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan


(12)

produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003)

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi terutama oleh faktor pribadi yang dilihat dari karakter individu yaitu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti situasi ekonomi, kepribadian dan konsep diri, sedangkan faktor psikologis yaitu faktor paling mendasar dari individu yang akan mempengaruhi pilihan pembelian seseorang yang dilihat dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap.

Keputusan pembelian ada pada diri konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya, dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih baik dengan harga yang lebih murah (Sumarwan, 2003).

Konsumen memutuskan membeli suatu produk dapat dilihat dari segi situsi ekonomi, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap. Ketika konsumen akan bertindak sesuai dengan keinginannya, maka keputusan konsumen terhadap pembelian suatu produk akan semakin kuat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu memberikan perilaku yang mungkin muncul dalam pembelian suatu produk.

Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu perhatian yang khusus dan didukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi jaringan bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saiang usaha, yaitu jaringan pasar.


(13)

Seorang wirausahawan (Enterpreneur) adalah seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber – sumber daya yang diperlukan sehingga sumber – sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.

Bisnis keripik udang rebon ini merupakan salah satu bisnis yang telah berkembang dibeberapa daerah di Indonesia. Salah satunya kota Medan. Dalam proses produksinya keripik udang rebon merupakan home industry sehingga tidak perlu tempat khusus. Indonesia kaya akan hasil alamnya, yang terkadang menjadikannya memiliki nilai jual yang rendah. Banyaknya ketidaktahuan masyarakat dalam pengelolahan udang rebon ini yang sedikit sulit untuk diolah menjadi suatu makanan yang enak untuk dikonsumsi. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual dari udang rebon adalah dengan menjadikannya keripik udang rebon. Dengan menjadikannya keripik, maka nilai udang rebon pun nantinya dapat meningkat. Begitu banyak manfaat dari udang rebon ini, sehingga kini banyak masyarakat yang mencari untuk dikonsumsi dalam bentuk makanan ringan seperti keripik. Ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dimasa yang akan datang.

Ketersediaan bahan baku dan kandungan gizi didalamnya membuat prospek pengelolaan keripik udang rebon ini mendapat respon yang baik dari masyarakat. Hal ini didukung juga dengan pola konsumsi masyarakat yang mulai


(14)

memperhatikan kandungan gizi makanan dan juga menginginkan makanan yang tidak menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya, serta tidak menggunakan zat pewarna buatan.

Segmentasi pasar khususnya makanan erat kaitannya dengan penilaian konsumen terhadap keamanan produk dan nilai fungsionalnya untuk kesehatan. Keripik udang rebon memiliki umur simpan yang relatif lama sampai berbulan – bulan, sehingga mempunyai prospek ekonomi yang bagus.

1.2 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Ketika menjelang usia remaja atau menjelang dewasa, sebahagian besar ada yang sudah berfikir untuk mencari nafkah sendiri untuk mengurangi sedikit dari beban orang tua. Misalnya saja dengan bekerja paruh waktu atau dengan memulia usaha kecil – kecilan yang menghasilkan, minimal sudah bisa untuk membiayai diri kita sendiri.

Pemuda “anak muda” pada umumnya memiliki ciri – ciri fisik yang kuat, lebih kreatif, penuh semangat dan energik, dan mempunyai ide baru yang lebih modern dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan berani mengambil resiko.

Dengan adanya perkembangan anak muda yang masa sekarang ini mempunyai keinginan untuk berwirausaha merupakan salah satu kabar yang menggembirakan walaupun masih belum terlalu banyak. Disaat bangsa indonesia sedang mengalami krisis moneter dan krisis global, dan berbagai macam krisis lainnya. Bisnis dikalangan anak muda tentunya menjadi secercah solusi bagi masalah


(15)

bangsa indonesia yang saat ini tingkat penganggurannya sangat tinggi. Dengan munculnya pebisnis muda akan membuka kesempatan kerja bagi mereka yang belum mempunyai pekerjaan.

Masa muda merupakan masa gemilang atau saat yang tepat untuk berkreasi dengan melakukan banyak hal – hal yang positif tentunya. Hal ini juga nantinya akan membawa mereka kepada suatu perubahan dalam hidup serta dapat memberikan pengalaman – pengalaman yang akan mengubah pola pikir untuk lebih maju lagi. Salah satu yang bisa menjadi pilihan yaitu dengan menjalankan bisnis, membuka suatu usaha yang membuka peluang kerja bagi orang banyak nantinya. Pada saat seperti inilah kita dapat menunjukkan kemandirian dan rasa tanggung jawab kepada orang tua maupun orang – orang disekitar. Maka dari itulah saya ingin memulai suatu usaha walaupun masih bisa dibilang usaha kecil – kecilan.

1.3 PERUMUSAN MASALAH

Jika kita terbisa setiap bulan mendapat kiriman dari orang tua, suatu saat nanti kita memutuskan untuk tidak lagi menerima kiriman uang saku dengan bermaksud untuk mengurangi beban orang tua, pasti di awal kita akan merasa tidak nyaman dan gelisah. Tidak nyaman dikarenakan sudah harus berpikir keras bagaimana untuk bertahan hidup dengan hasil jerih payah sediri. Hal ini merupakan sesuatu yang baru, kebiasaan baru yang beresiko tinggi dan pastinya sangat asing. Keadaan ini biasanya disebut dengan keluar dari zona aman (comfort zone). Kemauan yang keras untuk bisa berdiri di kaki sendiri inilah yang akan menjadi pendorong besar untuk


(16)

menjalankan bisnis. Bagi yang belum pernah memulai bisnis, pastilah diawal akan merasa sedikit canggung.

Maka dalam perumusan masalah ini mulai dari perencanaan usaha sampai dengan proses realisasi usaha, dengan ini penulis ingin membahas masalah terebut dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul “PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON”.

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dari penelitian ini :

1. Rencana bisnis merupakan bukti dari inisiatif kita , karena akan menunjukkan bahwa kita mempunyai disiplin untuk memfokuskan energi, pada sutau proyek penting untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan mandiri.

2. Menjadi pemegang kendali atas wirausaha kita. Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Sebagai alat komunikasi terhadap rencana utama.

2. Rencana bisnis kita adalah jantung, jiwa operasional dan perangkat dokumen yang paling penting yang nantinya akan kita berikan kepada setiap lembaga peminjam dana ataupun investor potensial.

1.5 RENCANA PENULISAN

1. JADWAL SURVIE / OBSERVASI

Tempat : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan Waktu : April 2012 sampai dengan Mei 2012


(17)

Berikut ini adalah penjelasan dari jadwal survei / observasi penulis:

Tabel 1.1

Jadwal Penelitaian dan Penyusunan Tugas Akhir

No Keterangan Maret April Mei Juni

I II III IV I II III IV I - IV I - IV

1 Pengajuan Judul Tugas

Akhir

2 Pengajuan Dosen

Pembimbing 3 Pengerjaan Tugas

Akhir

4 Bimbingan Tugas

Akhir

5 Penyelesaian Laporan


(18)

BAB II

PERENCANAAN BISNIS KERIPIK UDANG REBON

Dalam suatu perusahaan memiliki data perusahaan yang meliputi nama pemilik, susunan pemegang saham, struktur organisasi, bentuk kepemilikan bisnis, alamat perusahaan, nomor telepon, faximile, e-mail, NPWP serta perizinan perusahaan yang mana dalam data perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau jasa apa yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan:

2.1 DATA PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : Keripik Udang Rebon “NAY” 2. Bidang Usaha : Industri Rumahan

3. Jenis Produk / Jasa : Makanan Ringan

4. Alamat Perusahaan : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan 5. Nomor Telepon : 081361922055

6. Alamat Email

7. Situs Web

8. Bank Perusahaan : Bank Mandiri 9. Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang 10. Mulai berdiri : 1 Januari 2013


(19)

2.2 BIODATA PEMILIK / PENGURUS PERUSAHAAN

1. Nama : Nella Armayanti

2. Jabatan : Pimpinan

3. T.Tgl Lahir : Medan, 19 Juni 1991

4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan 5. Nomor Telepon : 081361922055

6. Alamat Email

7. Pendidikan Terakhir : Diploma III

1. Nama : Riri Anggriani 2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Medan, 2 Januari 1990

4. Alamat Rumah : Jl. Denai Gg.Galon No.1 Medan 5. Nomor Telepon : 081261940001

6. Alamat Email


(20)

1. Nama : Panji Lesmana 2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Medan, 31 Januari 1989

4. Alamat Rumah : Jl.Sumber Amal No.23 Marendal 5. Nomor Telepon : 083197732779

6. Alamat Email

7. Pendidikan Terakhir : SMA

1. Nama : Winda Gusti Ningsih 2. Jabatan : Anggota

3. T.Tgl Lahir : Padang, 21 Mei 1991 4. Alamat Rumah : Jl.Menteng Raya Gg.budi 5. Nomor Telepon : 082163884422

6. Alamat Email


(21)

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Keripik Udang Rebon

Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena dengan struktur organisasi dapat memahami bagian dan kerja masing – masing setiap anggota yang mana ini juga mencerminkan sikap profesionalisme suatu perusahaan atau organisasi.

Untuk saat ini dalam struktur organisasi terdiri dari 4 orang termasuk penulis yang terlibat dalam pengelolaan rencana ini. Diharapkan di masa mendatang tenaga kerja untuk bisnis keripik udang rebon ini akan lebih banyak lagi, serta seluruh anggota dapat memberikan ide – ide yang nantinya berguna untuk kemajuan perusahaan.

PIMPINAN

NELLA ARMAYANTI

ANGGOTA

PANJI LESMANA

ANGGOTA

RIRI ANGGRIANI

ANGGOTA


(22)

2.4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 2.4.1 Produk yang Dihasilkan

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002). Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:

1. Dimensi Produk

Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri – ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku udang rebon ini disajikan dalam bentuk keripik, dengan lebih menonjolkan rasa dari udang rebonnya. 2. Nilai/Manfaat Produk

Produk keripik udang rebon ini yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen yang merupakan manfaat inti dari produk keripik udang rebon. dari bahan bakunya udang rebon memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat. Produk keripik udang rebon ini sendiri juga memiliki protein benefit (manfaat potensial) seperti menjaga lingkungan dan mempedulikan kesehatan pelanggan.


(23)

Tabel 2.1 Kandungan gizi udang rebon per 100 g

Kandungan Gizi Udang Rebon kering Udang Rebon Basah

Energi(kkal) 299 81

Protein (g) 59,4 16,2

Lemak (g) 3,6 1,2

Karbohidrat (g) 3,2 0,7

Kalsium (mg) 2.306 757

Fosfor (mg) 265 292

Besi (mg) 21,4 2,2

Vitamin A (SI) 0 60

Vitamin B1 (mg) 0,06 0,04

Air (g) 21,6 79,0

Sumber:direktorat gizi Depkes, 1992

3. Kegunaan/Fungsi Produk

Produk Konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik udang rebon merupakan produk yang dapat dinikmati kapan saja, bisa dimakan saat santai, dan bisa juga dijadikan pelengkap saat makan.

2.4.2 Keunggulan Produk

Keunggulan kompetitif produk kami antara lain: 1. Rasanya yang sangat renyah dan gurih.

2. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong konsumen. 3. Lebih mengunggulkan rasa dari udang rebon.

4. Dalam proses produksi tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna makanan yang pada saat ini banyak digunakan pemilik usaha kecil supaya produknya lebih menarik peminat dari segi warna yang mencolok.


(24)

5. Tidak banyak masyarakat yang bisa mengolah udang rebon ini menjadi makanan, karena biasanya udang rebon digunakan untuk pembuatan terasi dan abon.

2.4.3 Gambaran Pasar

Pada tahapan ini menceritakan gambaran pasar, mulai dari gambaran pasar bisnis secara ringkas serta data penjualan beberapa tahun terakhir.

• Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.

• Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan proyeksi permintaan.

2.4.4 Target Pasar atau Segmen Pasar yang Dituju

Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat – sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri – ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri – ciri yang sama dengan pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran (Situmorang, 2008).

Dalam suatu perusahaan pasti akan memiliki target atau segmentasi pasar yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh perusahaan. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana penulis dapat memasarkan produk keripik udang rebon ke beberapa tempat misalnya saja kedai/warung, di koperasi-koperasi, bahkan dapat dipasarkan di supermaket-supermaket jika sudah memiliki


(25)

izin usaha. Perusahaan yakin akan melangkah ke bisnis ini karena telah melihat target pasar sebelumnya melalui berbagai media cetak dan elektronik.

Disini penulis juga memilki target atau segmen pasar yang dituju yaitu penduduk dari Medan Denai yang berkisar lebih kurang 10.000 jiwa. Selain dari penduduk Medan Denai sendiri target pasar yang dituju adalah masyarakat kota Medan yang berkunjung ke tempat usaha ini. Usaha keripik udang rebon ini juga berdekatan dengan salah satu sekolah sehingga para pelajar menjadi salah satu target pasar. Dalam segmen pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjiakan dan demografi yang baik untuk usaha ini.

2.4.5 Target Perkembangan Pasar

Masyarakat indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini, termasuk keripik udang rebon. Dengan demikian, perusahaan yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia ysng cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk yang unik.

Dari analisis perkembangan pasar yang dilakukan beberapa bulan yang lalu, pertumbuhan ekonomi seperti inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi trend perkembangan pasar. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat


(26)

pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena tingkat pendapatan yang baik maka minat masyarakat untuk membeli suatu produk/barang juga akan semakin tinggi.

Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan perusahaan. Dikarenakan inflasi tinggi makan akan berimbas pada bahan baku penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha. Namun ketika inflasi turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada harga produk usaha penulis. Sedangkan inflasi 5 tahun terakhir mengalami penurunan, Penurunan berasal dari inflasi inti dan inflasi pangan. Inflasi inti turun dari posisi 6 persen pada 2007 menjadi 4-5 persen pada April 2012. Sedangkan harga-harga bahan pangan (volatile food) turun dari 12 persen pada 2007 menjadi sekitar 7 persen saat ini (Tempo, Jakarta).

Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha dijalankan mendapat pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini merupakan usaha dari modal sendiri dan usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat suku bunga.


(27)

2.4.6 Proyeksi Penjualan

Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua peralatan dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkat yang rinci semuanya akan mengacu pasa hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biaya dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk petencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.

2.4.7 Analisis Pesaing

Menurut Syafrizal Helmi (2009), ada lima kekuatan pesaing yaitu :

1. Ancaman masuknya pendatang baru

Pendatang baru dalam industri perdagangan biasanya dapat mengancam para pesaing yang ada. Karena pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, serta sering kali pula memiliki sumber daya yang besar. Beberapa hambatan memasuki suatu industri adalah :

a. Skala Ekonomi (Economics of Scale)

b. Diferensiasi Produk (Product Differentiation) c. Persyaratan Modal (Capital Requirement) d. Biaya Peralihan Pemasok (Switching Cost) e. Akses ke Saluran Industri


(28)

f. Kebijakan Pemerintah

2. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang ada

Rivalitas (Rivalry) dikalangan pesaing yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik – taktik seperti persaingan harga, peran iklan, industri produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepara pelanggan, intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti :

a. Adanya beberapa pesaing yang seimbang b. Pertumbuhan industri yang lambat

c. Kurangnya diferensiasi atau switching cost d. Pertambahan kapasitas yang tinggi

e. Pesaing yang berbeda – beda

f. Hambatan pengunduran diri yang tinggi

3. Tekanan dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang substitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan – perusahaan. Ancama dari produk susbtitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikit switching cost dan jika produk sustitusi tersebut mempunyai harga lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tinggi dari produk – produk makanan ringan yang lain.


(29)

4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan meminta kualitas yang tinggi dan pelayanan yang terbaik. Hal ini membuat persaingan antara perusahaan dalam industri rumah tangga yang sama. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi :

a. Pembeli membeli dalam jumlah besar

b. Produk yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi. c. Penjual memperoleh laba yang rendah

5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat menekan perusahaan yang ada dalam suatu industri dengan cara menaikkan harga serta menutunkan kualitas barang yang dijualnya. Tetapi kami menjual produk dengan harga yang tetap apabila terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok kami akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon supaya pelanggan tidak merasa terbebani dalam membeli produk, dan akan menaikkan harga produk apabila harga kebutuhan pokok sudah terlalu tinggi, perusahaan nantinya akan kembali menyesuaikan harga produk yang akan dipasarkan.

Salah satu contoh yaitu usaha kerupuk adapun keunggulan dan kelemahan dari produk kompetitor sebagai berikut:


(30)

Tabel 2.2 Usaha Pesaing dari Keripik Udang Rebon

PESAING KELEMAHAN KEUNGGULAN

Usaha Kerupuk

1. Cepat masuk angin. 2. Lebih banyak

menggunakan zat pewarna.

3. Menggunakan penyedap.

1. Harga lebih ekonomis. 2. Gurih dan lebih ringan

untuk dijual.

3. Tidak menggunakan zat pewarna makanan.

2.5 ASPEK PRODUKSI

2.5.1 Bahan Baku dan Bahan Penolong

Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari) :

Tabel 2.3 Rencana Bahan Baku Keripik Udang Rebon

No. Bahan Baku Banyak @ Jumlah Harga

1. Minyak Goreng 4 Kg 10.000 40.000

2. Tepung Terigu 5 Kg 7.000 35.000

3. Udang Rebon 1 Kg 10.000 10.000

4. Garam/Bumbu – bumbu ½ Kg 9.500 9.500


(31)

2.5.2 Proses Produksi

Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan – tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses produk keripik udang rebon ini dibahas dalam bentuk resep. Resep pembuatan keripik udang rebon yaitu:

Resep Keripik Udang Rebon

• Tepung roti • Udang kecepe

• Garam/bumbu-bumbu

Cara Membuat

• Semua bumbu digiling sampai halus.

• Tepung dan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan tadi dijadikan satu, lalu tambahkan air, diaduk hingga rata.

• Lalu ambil adonan 1 sendok makan, masukkan udang kecepe kedalam sendok tadi lalu masukkan kedalam minyak goreng yang sudah dipanaskan.


(32)

Gambar 2.1 Contoh hasil olahan keripik udang rebon

2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan

Baik untuk perencanaan pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.

Tabel 2.4 Peralatan yang dibutuhkan

Nama Peralatan Merk Jumlah

Unit Harga

Jumlah Harga

1. Kompor + Gas Rinai 3 200.000 600.000

2. Kuali Maxim 2 200.000 400.000

3. Teflon Maxim 1 160.000 160.000

4. Timbangan Tanita 1 150.000 150.000

5. Baskom Ultra 3 15.000 45.000

6. Sudip 555 2 20.000 40.000

7. Sendok Doll 3 8.000 24.000


(33)

Bahan pembantu dari keripik udang rebon ini yaitu: • Seperangkat alat pengemas = Rp 150.000,-

• Alat pembungkus & Merk = Rp 61.250,- per hari. Dimana dari masing – masing unit produk dikenakan biaya Pembungkus & Merk sebanyak Rp 350,- per Unitnya.

2.5.4 Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet dan lain-lainnya (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan) :

Tabel 2.5 Sarana Penunjang

Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Listrik Rp. 150.000

2. Air Rp. 150.000

Total Biaya Sarana Penunjang Rp. 300.000 Sumber : Penulis (2012)

2.6 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA

Kompetensi adalah ciri – ciri yang harus dimiliki oleh seseorang sehingga dia dapat mencapai performasi prima dalam suatu bidang pekerjaan (Hutagalung, 2010). Pada indikator kompetensi karyawan, kita harus melihat 3 (tiga) hal sisi, yaitu sisi pertumbuhan, efisiensi, dan stabilitas.


(34)

Di sisi pertumbuhan, akan memantau durasi kerja, tingkat pendidikan dan biaya pelatihan masyarakat. Selain itu tingkat turn over karyawan dan juga kemampuan meraih pelanggan juga bisa termonitor. Sementara itu di sisi efisiensi, harus dilihat proporsi para professional (karyawan dengan keahlian tertentu). Begitu juga dengan nilai tambah per karyawan dan professional serta keuntungan yang dihasilkan oleh masing – masing pada bagian tersebut. Adapun sisi stabilitas akan terlihat dari turn over professional di suatu perusahaan. Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal – hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja.

Karena dalam usaha ini pemilik merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan. Sehingga untuk saat ini usaha pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan dikarenakan masih dapat mengelola usaha ini sendiri.

2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR 2.7.1 Strategi Produksi

Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang telah dihasilkan. Namun akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang. Apabila inflasi sedang tinggi maka pemilik akan mengurangi produksi dari keripik udang rebon dengan mempertahankan harga produk seperti biasanya yaitu Rp.3000,- hal ini dilakukan untuk menghindarkan


(35)

perusahaan dari kerugian serta tetap dapat memuaskan konsumen dari produk yang telah dihasilkan.

2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM

Dalam penerapan strategi organisasi dan sumber daya manusia (SDM) juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi kepada karyawan serta memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Dengan begitu kemungkinan usaha keripik udang rebon ini nantinya akan lebih maju.

2.7.3 Strategi Marketing

Strategi yang akan dilakukan oleh usaha ini dalam bidang marketing yaitu dengan memperkenalkan produk kepada konsumen lain melalui internet seperti: Facebook, Twitter, dan blog yang dimiliki usaha keripik udang rebon itu sendiri, dan metode yang paling sederhana dalam strategi marketing adalah dengan melakukan promosi dari mulut ke mulut. Perusahaan meyakini walaupun strategi ini sangat sederhana namun efektifitas penyampaian pesannya juga cukup signifikan, dengan strategi ini diharapkan permintaan konsumen akan meningkat terhadap produk yang ditawarkan.


(36)

2.7.4 Strategi Keuangan

Dalam pengembangan usaha, pemilik nantinya akan menambah armada untuk mengembangkan usaha dengan menggunakan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan – keuntungan penjualan.

2.8 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Dalam persaingan bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, informasi teknologi merupakan peran yang sangat penting dalam pengembangan bisnis. Yang menjadi titik poin adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui, bisnis mengenai teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap strategi bisnis dan selalu terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian strategi bisnis. Pemanfaatan sistem teknologi informasi memberikan lima peran utama di dalam organisasi:

a. Meningkatkan komunikasi, yaitu mengintegrasikan penggunaan sistem teknologi informasi dengan menggunakan email dan media lainnya.

b. Meningkatkan efektivitas, yaitu menyediakan informasi bagi para manajer di organisasi untuk mendukung dalam proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif yang didasarkan dengan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga mendapat hasil produk yang akurat dan bebas dari cacat produksi sesuai dengan sasaran produksi yang diinginkan.

c. Meningkatkan efisiensi, yaitu menggantikan manusia dengan teknologi dalam proses produksi.


(37)

d. Meningkatkan kompetitif, yaitu sistem teknologi informasi yang digunakan untuk keunggulan kompetisi.

e. Meningkatkan kolaborasi yaitu dalam pemanfaatan informasi teknologi, keripik udang rebon nantinya akan menggunakan jaringan internet untuk memasarkan usaha ini, memiliki blog yang dapat dikunjungi oleh siapa saja.

2.9 ANALISIS KEUANGAN

Salah satu komponen yang menjadi pendukung pembangunan nasional adalah dengan tersedianya lembaga intermediasi yang mempunyai fungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun dalam bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu :

a. Membentuk Bank tunduk pada Undang – Undang Pokok Perbankan.

b. Membentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang – Undang Koperasi. c. Lembaga keuangan mikro lainnya yang belum diatur Undang – Undang.

Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini pembinaan usaha kecil dan operasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No.316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN / Kepala Badan Pembinaan BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana


(38)

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun – tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan Program Pembinaan Usaha Kecil Koperasi (PUKK) dan Bina Lingkungan dilaksanakan di dalam lingkup masyarakat yang bertujuan untuk mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat, melalui pemerataan disektor ekonomi dimana anggota masyarakat golongan pengusaha kecil dan koperasi diberikan kesempatan untuk melakukan perluasan terhadap usahanya, berdasarkan bantuan pinjaman untuk modal kerja / pinjam lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN. Namun untuk bisnis keripik udang rebon ini kami menggunakan dana sendiri, agar tanggungjawab dan pembagian hasilnya nanti jauh lebih mudah, adapun apabila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera diatas bisa menjadi bahan pertimbangan kami.

2.9.1 Proyeksi Keuangan

Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperhatikan potensi dana yang dimliki, kebutuhan dana eksternal perhitungan kelayakan usaha, termasuk didalamnya 3 (tiga) performa laporan keuangan : neraca, rugi – laba, cash flow. secara ringkas dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut :


(39)

• Sumber Pendanaan

Sumber dana dari usaha keripik udang rebon ini direncanakan sekitar 50% atau sebesar Rp. 5.000.000,- merupakan modal sendiri dan sisanya sekitar 50% lagi atau sebesar Rp.5.000.000,- merupakan kredit bank dengan tingkat bunga 12% per tahun.

2.6 Sumber Pendanaan

Uraian Jumlah Dana Jumlah

Modal Sendiri 5.000.000,- 5.000.000,- Pinjaman 5.000.000,- 5.000.000,-

Total Rp 10.000.000,-

Sumber : Penulis (2012) • Kebutuhan Pembiayaan

Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan

Uraian Jumlah

Peralatan 1.419.000 Jumlah Rp. 1.419.000

Sumber : Tabel 2.4

2.9.2 Proyeksi Penjualan

Berikut adalah proyeksi penjualan keripik udang rebon per hari :

Tabel.2.8. Proyeksi Penjualan Per Hari

No. Nama Produk Banyak Unit @ Jumlah Harga

1. Keripik Udang Rebon 175 3000 Rp.525.000

Sumber : Penulis (2012)

Proyeksi keuntungan dari penjualan keripik uadang rebon.

Keuntungan per hari = Pendapatan penjualan per hari – Biaya bahan baku per hari = 525.000 – 94.500


(40)

Berikut ini adalah proyeksi penjualan Keripik Udang Rebon dalam satu tahun kedepan :

Tabel 2.9 Proyeksi Penjualan per bulan Keripik Udang Rebon

No. Bulan

Ke- Unit

Pendapatan * (Rp)

Biaya Bahan Baku** (Rp)

1. I 2,800 8,400,000 1,512,000

2. II 2,800 8,400,000 1,512,000

3. III 2,800 8,400,000 1,512,000

4. IV 2,800 8,400,000 1,512,000

5. V 2,800 8,400,000 1,512,000

6. VI 2,800 8,400,000 1,512,000

7. VII 2,800 8,400,000 1,512,000

8. VIII 2,800 8,400,000 1,512,000

9. IX 2,800 8,400,000 1,512,000

10. X 2,800 8,400,000 1,512,000

11. XI 2,800 8,400,000 1,512,000

12. XII 2,800 8,400,000 1,512,000

Total 33,600 100,800,000 18,144,000

Sumber : Penulis (2012)

Keterangan :

∗ Pendapatan = Unit yang Terjual x Harga Per Unit

Dimana harga per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.3000,-

** Biaya Bahan Baku = Unit yang Terjual x Biaya Bahan Baku Per Bungkus Dimana biaya bahan baku per unit dari keripik udang rebon adalah Rp.540,- Tahun I diperkirakan dapat terjual sebanyak 33.600 unit / bungkus. Dimana dalam 1 minggu ada 4 hari kerja. Pada tahun – tahun berikutnya bila ditargetkan tiap tahun terdapat kenaikan penjualan sebanyak 10%.


(41)

Maka proyeksi penjualan 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.10 Proyeksi Penjualan 5 Tahun kedepan Usaha Keripik Udang Rebon

No. Tahun Target Penjualan

(Unit)

Harga Per Unit (Rp)

Penjualan (Rp)

1. 2013 33,600 3,000 100,800,000

2. 2014 36,960 3,000 110,880,000

3. 2015 40,656 3,000 121,968,000

4. 2016 44,722 3,000 134,166,000

5. 2017 49,144 3,000 147,432,000


(42)

2.9.3 Keterangan Data Proyeksi Penjualan Tahun I (Pertama)

Investasi Rp. 10.000.000,- Penjualan Rp.100.800.000 Penggunaan Dana

• Bahan Baku Rp.18.144.000

• Perlengakapan Rp. 1.419.000

• Total Beban

-Gaji Pimpinan Rp. 1.600.000 -Gaji Anggota (3 orang) Rp. 2.400.000 -Biaya Listrik & Air Rp. 300.000 -Biaya Pemasaran Rp. 400.000 -Biaya Transportasi Rp. 400.000 -Biaya Pembungkus & Merk Rp. 980.000

Rp.5.100.000


(43)

2.9.4 Rekapitulasi Biaya - biaya

Tabel 2.11 Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun

Jenis Biaya 2013 2014 2015 2016 2017

A. Biaya Tetap

Gaji Pimpinan 19,200,000 21,120,000 23,232,000 25,555,200 28,110,720 Gaji Karyawan 28,800,000 31,680,000 34,848,000 38,332,800 42,166,080 Biaya Pemasaran 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 1,600,000 Biaya Listrik 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 Biaya Air 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000

B. Biaya Variabel

Biaya Bahan Baku 18,144,000 19,958,400 21,954,240 24,150,960 26,568,000 Biaya Pembungkus & Merk 11,760,000 12,936,000 14,229,600 15,653,400 17,220,000 Biaya Transportasi 4,800,000 5,280,000 5,808,000 6,388,800 7,027,680 Total A + B 87,904,000 96,174,400 105,271,840 115,281,160 126,292,480


(44)

Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman Dan Bunga Pinjaman Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Cicilan Bunga 12%

Pengembalian pinjaman

Jumlah pinjaman

Sisa kredit

0 - - - - 5,000,000

1 1,387,049 600,000 787,049 787,049 4,212,951 2 1,387,049 505,554 881,495 1,668,544 3,331,456 3 1,387,049 399,775 987,274 2,655,818 2,344,182 4 1,387,049 281,302 1,105,747 3,761,565 1,238,435 5 1,387,049 148,614 1,238,435 5,000,000 0

Keterangan:

I. Tingkat bunga 12% per tahun II. Jangka waktu pinjaman 5 tahun III. Jumlah pinjaman 5,000,000,-


(45)

Untuk menghitung besarnya Net Present Value (NPV), perlu dibuat tabel persiapan perhitungan sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value (NPV) Usaha Keripik Udang Rebon

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

1. Pendapatan

Hasil Produksi 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000 Gross Benefit 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000

2. Investasi Awal 5,000,000 0 0 0 0 0

3. Operating Cost 0 87,904,000 96,174,400 105,271,840 115,281,160 126,292,480

Kredit Bank

a. Pokok Pinjaman 0 852,282 920,465 994,102 1,073,630 1,159,522

b. Bunga Bank 0 400,000 331,817 258,180 178,652 92,760

Total Cost 0 89,156,282 97,426,682 106,524,122 116,533,442 127,544,762 4. Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238 5. Net Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238

6. D.F 12% 1.0000 0.8928 0.7971 0.7117 0.6355 0.5674

7. Present Value -5,000,000 10,395,511 12,254,072 10,991,408 11,209,304 11,379,342

NPV = (-5,000,000 + 10,395,511 + 12,254,072 + 10,991,408 + 11,209,304 + 11,379,342) NPV = Rp 51,229,637


(46)

Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Net benefit

D.F 254%

Present value

D.F 255%

Present kredit 0 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1 11,643,718 0.2825 3,289,186 0.2817 3,279,921 2 15,373,318 0.0798 1,226,764 0.0793 1,219,863 3 15,443,878 0.0225 348,134 0.0224 345,200 4 17,638,558 0.0064 112,318 0.0063 111,058 5 20,055,238 0.0018 36,075 0.0018 35,570


(47)

Waktu pengembalian biaya usaha Keripik Udang Rebon yang direncanakan ini terlihat dalam table persiapan perhitungan Break Even Point berikut:

Tabel 2.15 Persiapan Perhitungan Break Even Point

Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Total

Cost Benefit

D.F

12% TC B

0 5,000,000 0 1.0000 5,000,000 0

1 89,156,282 100,800,000 0.8928 79,598,729 89,994,240 2 97,426,682 112,800,000 0.7971 77,658,808 89,912,880 3 106,524,122 121,968,000 0.7117 75,813,218 86,804,626 4 116,533,442 134,172,000 0.6355 74,057,002 85,266,306 5 127,544,762 147,600,000 0.5674 72,368,898 83,748,240 384,496,655 435,726,292


(48)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, dimana NPV = Rp 51,229,637 (Lebih besar dari nol), IRR = 254,6% lebih besar dari (D.F = 12%), dan Net B/C Ratio = 16,03 (Lebih besar dari satu) maka perencanaan usaha keripik udang rebon ini “Layak” untuk dikerjakan. Dilihat dari kemampuan mengembalikan biaya (BEP), perencanaan usaha keripik udang rebon ini dalam pengembalian biaya (BEP) tidaklah lama, tepatnya 4,4 tahun.

Berdasarkan pada hasil perhitungan kelayakan investasi, aspek pemasaran dan aspek produksi, maka usaha rumah tangga keripik udang rebon ini layak untuk dikembangkan.

3.2 Saran

Atas dasar ini pula didasarkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan terutama kepada lembaga perbankan, kiranya dapat membantu usaha ini melalui kredit perbankan. Pemerintah daerah dapat membantu kelancaran usaha ini dalam bentuk izin usaha, maupun kemudahan – kemudahan lainnya.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial Management. Jakarta : Edisi Kesebelas, Salemba Empat.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan, Medan : USU Press.

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Nafrin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Edisi Ketiga, Salemba Empat.

Riani, Asri Laksmi, Dkk. 2005. Dasar – Dasar Kewirausahaan. Surakarta : Sebelas Maret University.

Saydam, Gouzali. 2006. Panduan Lengkap Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Bogor : Kencana.

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasarann yang Efektif dan Profitable. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan. Medan : USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tjiptono, Fandy. 2002. Staregi Pemasaran. Yogyakarta : Edisi Kesebelas, Andi. Zimmerer, Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.


(1)

Tabel 2.12 Jumlah Pengembalian Pokok Pinjaman Dan Bunga Pinjaman Usaha Keripik Udang Rebon Tahun Cicilan Bunga

12%

Pengembalian pinjaman

Jumlah pinjaman

Sisa kredit

0 - - - - 5,000,000

1 1,387,049 600,000 787,049 787,049 4,212,951 2 1,387,049 505,554 881,495 1,668,544 3,331,456 3 1,387,049 399,775 987,274 2,655,818 2,344,182 4 1,387,049 281,302 1,105,747 3,761,565 1,238,435 5 1,387,049 148,614 1,238,435 5,000,000 0

Keterangan:

I. Tingkat bunga 12% per tahun II. Jangka waktu pinjaman 5 tahun III. Jumlah pinjaman 5,000,000,-


(2)

Untuk menghitung besarnya Net Present Value (NPV), perlu dibuat tabel persiapan perhitungan sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 2.13 Persiapan Perhitungan Net Present Value (NPV) Usaha Keripik Udang Rebon

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

1. Pendapatan

Hasil Produksi 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000 Gross Benefit 0 100,800,000 112,800,000 121,968,000 134,172,000 147,600,000

2. Investasi Awal 5,000,000 0 0 0 0 0

3. Operating Cost 0 87,904,000 96,174,400 105,271,840 115,281,160 126,292,480

Kredit Bank

a. Pokok Pinjaman 0 852,282 920,465 994,102 1,073,630 1,159,522 b. Bunga Bank 0 400,000 331,817 258,180 178,652 92,760 Total Cost 0 89,156,282 97,426,682 106,524,122 116,533,442 127,544,762 4. Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238 5. Net Benefit -5,000,000 11,643,718 15,373,318 15,443,878 17,638,558 20,055,238

6. D.F 12% 1.0000 0.8928 0.7971 0.7117 0.6355 0.5674

7. Present Value -5,000,000 10,395,511 12,254,072 10,991,408 11,209,304 11,379,342

NPV = (-5,000,000 + 10,395,511 + 12,254,072 + 10,991,408 + 11,209,304 + 11,379,342) NPV = Rp 51,229,637


(3)

Tabel 2.14 Persiapan Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio Usaha Keripik Udang Rebon

Tahun Net benefit

D.F 254%

Present value

D.F 255%

Present kredit 0 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1.0000 -5,000,000 1 11,643,718 0.2825 3,289,186 0.2817 3,279,921 2 15,373,318 0.0798 1,226,764 0.0793 1,219,863 3 15,443,878 0.0225 348,134 0.0224 345,200 4 17,638,558 0.0064 112,318 0.0063 111,058 5 20,055,238 0.0018 36,075 0.0018 35,570


(4)

Waktu pengembalian biaya usaha Keripik Udang Rebon yang direncanakan ini terlihat dalam table persiapan perhitungan Break Even Point berikut:

Tabel 2.15 Persiapan Perhitungan Break Even Point

Usaha Keripik Udang Rebon Tahun Total

Cost Benefit

D.F

12% TC B

0 5,000,000 0 1.0000 5,000,000 0

1 89,156,282 100,800,000 0.8928 79,598,729 89,994,240 2 97,426,682 112,800,000 0.7971 77,658,808 89,912,880 3 106,524,122 121,968,000 0.7117 75,813,218 86,804,626 4 116,533,442 134,172,000 0.6355 74,057,002 85,266,306 5 127,544,762 147,600,000 0.5674 72,368,898 83,748,240 384,496,655 435,726,292


(5)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, dimana NPV = Rp 51,229,637 (Lebih besar dari nol), IRR = 254,6% lebih besar dari (D.F = 12%), dan Net B/C Ratio = 16,03 (Lebih besar dari satu) maka perencanaan usaha keripik udang rebon ini “Layak” untuk dikerjakan. Dilihat dari kemampuan mengembalikan biaya (BEP), perencanaan usaha keripik udang rebon ini dalam pengembalian biaya (BEP) tidaklah lama, tepatnya 4,4 tahun.

Berdasarkan pada hasil perhitungan kelayakan investasi, aspek pemasaran dan aspek produksi, maka usaha rumah tangga keripik udang rebon ini layak untuk dikembangkan.

3.2 Saran

Atas dasar ini pula didasarkan kepada pihak – pihak yang berkepentingan terutama kepada lembaga perbankan, kiranya dapat membantu usaha ini melalui kredit perbankan. Pemerintah daerah dapat membantu kelancaran usaha ini dalam bentuk izin usaha, maupun kemudahan – kemudahan lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham, Joel F. Houston. 2010. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial Management. Jakarta : Edisi Kesebelas, Salemba Empat.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang (dan) Frida Ramadini. 2010. Kewirausahaan, Medan : USU Press.

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Nafrin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Edisi Ketiga, Salemba Empat.

Riani, Asri Laksmi, Dkk. 2005. Dasar – Dasar Kewirausahaan. Surakarta : Sebelas Maret University.

Saydam, Gouzali. 2006. Panduan Lengkap Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Bogor : Kencana.

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasarann yang Efektif dan Profitable. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. Bisnis : Perencanaan dan Pengembangan. Medan : USU Press.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Tjiptono, Fandy. 2002. Staregi Pemasaran. Yogyakarta : Edisi Kesebelas, Andi. Zimmerer, Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.