Analisis Preferensi Konsumen Dali (Susu Kerbau) (Kasus: Pasar Tradisional Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh
tubuh manusia. Susu merupakan sumber protein hewani yang baik bagi tubuh dan
termasuk dalam makanan empat sehat lima sempurna. Susu mengandung zat-zat
seperti vitamin,kalsium, dan mineral lainnya yang berguna bagi tubuh untuk
kesehatan manusia.Hampir semua kandungansusuternak perah, mempunyai
proporsi yang beragam jumlahnya (Khomsan, 2004).
Dinas Pertanian (2016) menyatakan kebutuhan untuk konsumsi susu nasional
sebesar 2.738.510 ton pada tahun 2015, dengan konsumsi per kapita 11,01
kg/kapita/tahun pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan ketersediaan produksi
susu

dalam

negeri


yang

mencapai

805.363

ton

selama

tahun

2015

(Dinas Peternakan, 2016), dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan
pemenuhan susu sebesar 1.933.147 ton pada tahun 2015. Adanya kekurangan
pemenuhan susu nasional, menyebabkan perlu adanya alternatif baru ternak
penghasil susu, sebagai tambahan sumber pemenuhan susu nasional.
Pembahasan kerbau sebagai kandidat penghasil susu dimulai pada Kongres
Internasional Ternak Perah di Paris pada tahun 1984 yang kemudian menaikkan

popularitas kerbau. Hal ini diawali dari penyampaian potensi kerbau untuk
menghasilkan

susu

pada

Kongres

Internasional

Ternak

Perah

yang

diselenggarakan sebelumnya di India, kemudian diikuti dengan banyaknya

1

Universitas Sumatera Utara

2

penelitian tentang kerbau pada beberapa negara lain. Adanya teknologi baru yang
diciptakan untuk pengolahan susu kerbau menjadi salah satu alasan untuk
meningkatkan produksi susu kerbau yang dihasilkan.Berikut disajikan data jumlah
kerbau di Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2014.
Tabel 1.1. Jumlah Kerbau Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2014
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

31.
32.
33.

Kabupaten
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhanbatu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan

Pakpak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Padang Lawas Utara
Padang Lawas
Labuhanbatu Selatan
Labuhanbatu Utara
Nias Utara
Nias Barat
Sibolga
Tanjungbalai
PematangSiantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padangsidimpuan
Gunung Sitoli
Sumatera Utara
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2014


Jumlah (Ekor)
157
1516
513
8096
8591
10455
113
821
5453
2626
3538
2890
1715
70
10910
1510
24153
431

498
4700
5463
223
233
35
5
0
7
159
6
281
114
180
18
95480

2
Universitas Sumatera Utara


3

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui 5 kabupaten/ kota jumlah kerbau tertinggi
yaitu Samosir (24.153), Humbang Hasundutan (10.910), Toba Samosir (10.455),
Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah (8.096).Kabupaten Tapanuli Utara
merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah kerbau yang cukup tinggi yaitu
8.591 pada tahun 2014. Sibolga merupakan kota dengan jumlah kerbau terendah
pada tahun yang sama.Pada Tabel 1.2 dapat dilihat jumlah kerbau pada tahun
2011-2014 yang mengalami peningkatan dan penurunan jumlah ternak yang
cukup signifikan di Kabupaten Tapanuli Utara. Jumlah produksi susu kerbau di
Kabupaten Tapanuli Utara mengalami penurunan setiap tahunnya seperti pada
Tabel 1.3.
Tabel 1.2. Populasi Kerbau Kabupaten Tapanuli Utara 2011-2014
Tahun
Jumlah (Ekor)
2011
9.249
2012
9.341
2013

9.243
2014
8.591
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara, 2015
Tabel 1.3. Produksi Susu Kerbau Kabupaten Tapanuli Utara 2012-2013
Tahun
2011
2012
2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara, 2015

Jumlah (L)
408.001
233.724,08
2231.269

Komposisi susu kerbau secara umum sama dengan susu sapi dan ruminansia
lainnya yakni adanya air, protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral, tetapi
dengan proporsi yang berbeda. Ciri khas susu kerbau yang berwarna lebih putih
daripada susu sapi dikarenakan tidak adanya β karoten dalam susu kerbau, karena

sudah diubah secara sempurna menjadi vitamin A dalam susu. Susu kerbau juga

3
Universitas Sumatera Utara

4

mempunyai kadar lemak dan kadar solid non fat (SNF) yang lebih tinggi
dibandingkan susu sapi. Tingginya kadar nutrisi dalam susu kerbau, menyebabkan
para pemerah susu kerbau mengupayakan untuk membuat produk pasca panen
seperti dali/dadih di Sumatera Utara, dangke dan jadih di Sulawesi, serta susu
goreng di NTT (Wisnu, 2002).
Selain itu, susu kerbau juga merupakan bahan baku produk makanan
lainnya.Berbagai

macam

produk

susu

yang

sudah

dikenal

dikalangan

masyarakatadalah es krim, susu bubuk, susu kental, mentega dan yoghurt.
MasyarakatKabupaten Tapanuli Utara telah melakukan diversifikasi bahan
pangan hewani berbasis susu kerbausepertidaliyang dipasarkan di pasar
tradisional setempat. Diversifikasi bahan pangan ini dilakukan dengan harapan
dapat menutupi kekurangan produksi susu (asal sapi dan kambing) didalam negeri
dan mengurangi impor susu dari negara lain yang menguras devisanegara
(Nababan, 2012).
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan adalah
dengan melihat atribut yang melekat pada produk tersebut.Atribut produk
merupakan unsur-unsur yang melekat pada produk yang dianggap penting oleh
konsumen sebagai penentu keputusan konsumen untuk membeli atau tidak.
Atribut produk ada berbagai jenis seperti pada produk susu kerbau bisa dapat
berupa warna, rasa, aroma, kemasan, harga, ketahanan produk dan hal lainnya.
Setelah adanya atribut yang ditentukan, dilakukan evaluasi untuk dapat membuat
peringkat atas atribut yang menjadi dasar nilai keputusan konsumen untuk
membeli. Atribut produk ini sangat penting karena dapat mempengaruhi minat
akan selera konsumen terhadap suatu produk.Sehingga para produsen dapat
4
Universitas Sumatera Utara

5

menentukan produk apa yang akan dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen
sehingga pangsa pasar dapat terus berkembang.
Penurunan jumlah produksi susu kerbau di daerah penelitian dikarenakan
kurangnya pengembangan potensi produk ini. Pengembangan produk ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan mengetahui preferensi
konsumen terhadap produk ini berdasarkan atributnya agar sesuai dengan yang
konsumen harapkan.Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai preferensi konsumen terhadap dali (susu kerbau) berdasarkan
atributnya. Dengan mengetahui kombinasi atribut dali yang sesuai dengan
keinginan konsumen diharapkan dapat mengembangkan produk baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kombinasi level atribut dali(susu kerbau) yang paling sesuai
dengan preferensi konsumen di daerah penelitian?
2. Bagaimana urutan atribut produk berdasarkan tingkat kepentingan menurut
preferensi konsumen produk dali( susu kerbau)?
3. Bagaimana tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint?

5
Universitas Sumatera Utara

6

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis dan mengetahuikombinasi level atribut dali (susu kerbau)
yang paling sesuai dengan preferensi konsumendi daerah penelitian.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui urutan atribut produk berdasarkan tingkat
kepentingan menurut preferensi konsumen dali(susu kerbau).
3. Untuk mengetahui tingkat keakuratan prediksi antara hasil estimasi dengan
hasil aktual pada prosesconjoint.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Pelaku Usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pengembangan
usahanya.
3. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dalam
pengembangan pelaku usaha.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan maupun bahan pustaka yang
dapat digunakan untuk penelitian sejenis.

6
Universitas Sumatera Utara