Analisis Preferensi Konsumen Dali (Susu Kerbau) (Kasus: Pasar Tradisional Siborongborong Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara)

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Dali(Susu Kerbau)
Secara umum, kandungansusu kerbau sama dengan susu sapi dan ruminan
lainnya, yakni air, protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral, hanya saja
dengan proporsi yang berbeda-beda. Susu kerbau umumnya lebih kaya lemak
daripada susu sapi, sedangkan komponen gizi lainnya relatif sama. Meskipun
demikian, susu kerbau memiliki ciri khas seperti tidak adanya kandungan karoten
yang membuat warna susu lebih putih daripada susu sapi. Selain itu, susu kerbau
relatif tidak mengandung kasein bebas, mengandung lebih sedikit nitrogen dan
asam sialat tapi lebih banyak mengandung mineral Ca dan P (Wisnu, 2002).
Dalam Daftar Analisis Bahan Makanan menurut Nio (1992), kandungan zat gizi
dalam susu kerbau (g/100g) adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Susu Kerbau
Kandungan

(g/100g)


Protein

6,3

Lemak

12

Karbohidrat

7,1

Vitamin A

24 SI

Thiamin

0,04 mg


Ca

216 mg

Fe

0,2 mg

Kalori

162

7
Universitas Sumatera Utara

8

Berdasarkan tabel di atas maka manfaat zat-zat gizi yang tekandung dalam susu
adalah sebagai berikut :

1. Protein
Protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup.Protein mempunyai beberapa
fungsi yaitu membentuk jaringan baru selama pertumbuhan dan perkembangan
tubuh, memelihara jaringan tubuh, menyediakan asam amino yang diperlukan
untuk membentuk enzim pencernaan dan metabolism serta antibodi yang
diperlukan, mengatur keseimbangan air, mempertahankan kenetralan (asam-basa)
tubuh (Khomsan, 2004).
2. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk berbagai senyawa
tubuh, bahan pembentuk asam amino essensial, metabolisme normal lemak,
menghemat protein, meningkatkan pertumbuhan bakteri usus, mempertahankan
gerak usus (terutama serat), meningkatkan konsumsi protein, mineral dan vitamin
B (Khomsan, 2004).
3. Lemak
Sebagaimana halnya dengan karbohidrat, fungsi lemak sangat penting yaitu
menyediakan energi untuk membantu memenuhi kebutuan tubuh.Menurut
bobotnya, energi yang diperoleh dari lemak dua kali lebih banyak daripada
karbohidrat atau protein.Lemak adalah pembawa vitamin A, D, E, dan K yang
larut dalam lemak (Suhardjo, 1996).
4. Kalsium

Kalsium diperlukan untuk membantu mengentalkan darah dan penyerapan
vitamin

B12.Selain

itu,

kalsium

juga

memegang

peranananpenting

8
Universitas Sumatera Utara

9


dalammembantu otot berkontraksi dan relaksasi. Hal ini dapat menjaga
keteraturan kerja jantung dan paru-paru (Suhardjo, 1996).
Susu kerbau merupakan susu yang dihasilkan oleh kerbau betina lokal yang
disapih setelah 4 bulan pasca kelahiran anak kerbau. Susu ini tidak mengalami
banyak pengolahan, setelah susu diperah kemudian langsung dicampurkan dengan
bahan pengawet alami seperti sari nenas maupun sari tanaman sisal atau aloalodan garam. Setelah itu susu kemudian dibagi kedalam beberapa mangkok
sesuai ukuran yang diinginkan dan langsung dimasak selama kurang lebih 5 menit
yang kemudian didinginkan dan ditunggu hingga beku seperti tahu kurang lebih
selama 5 sampai 10 menit.
2.1.2 Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial (individu dan kelompok) untuk mendapatkan apa
yang manusia butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran
(Kotler, 2007).
Sebagai jantung marketing, bauran pemasaran minimal mencakup empat hal :
-

Produk dan jasa yang dihasilkan


-

Harga yang ditawarkan untuk sebuah produk yang dihasilkan

-

Strategi

promosi

yang

ditempuh

dapat

meningkatkanawarenessatas

barang/jasa yang dihasilkan ditengah-tengah persaingan

-

Strategi pendistribusian produk

9
Universitas Sumatera Utara

10

Untuk itu, strategi bauran pemasaran dirumuskan minimal mencakup empat hal di
atas.
a. Bauran Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan/keinginan pasar yang bersangkutan.
b. Bauran Harga
Harga adalah satuan lain (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan/penggunaan suatu barang/jasa.
c. Bauran Promosi
Promosi adalah aktivasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
d. Bauran Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumensehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan
saat dibutuhkan).
2.1.3 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan
proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan,
menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau

10
Universitas Sumatera Utara

11

ideuntuk


memuaskan

kebutuhan

serta

dampak

proses-proses

tersebut

terhadapkonsumen dan masyarakat (Hawkins, et al, 2001).
Definisi perilaku konsumen menurut Supranto (2007) ada tiga hal penting, yaitu :
1. Perilaku konsumen bersifat dinamis sehingga susah ditebak / diramalkan
2. Melibatkan interaksi, kognisi, afeksi, perilaku, dan kejadian di sekitar /
lingkungan konsumen.
3. Melibatkan pertukaran seperti menukar milik penjual dengan uang milik
pembeli.
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka olehseseorang terhadap
produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi.Preferensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produkyang ada (Kotler, 1997).
Menurut Nicholson (2002), hubungan preferensi diasumsikanmemiliki tiga sifat
dasar, yaitu :
1. Kelengkapan (completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orangselalu harus
bisa menspesifikasikan apakah :
1) A lebih disukai daripada B
2) B lebih disukai daripada A, atau
3) A dan B sama-sama disukai.
Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalammenentukan
pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan manayang lebih buruk,
dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihandi antara dua alternatif.
11
Universitas Sumatera Utara

12


2. Transitivitas (transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih
menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan
demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinyayang saling
bertentangan.
3. Kontinuitas (continuity)
Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala
kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen
Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan
organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang,
jasa, gagasan atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan
memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, merencanakan saluran,
menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain (Kotler,2007).
Produk sebagai barang dan jasa yang terdiri dari atribut-atribut termasuk kemasan,
warna, harga, kualitas, dan merek ditambah pelayanan dan reputasi penjual, yang
ditawarkan perusahaan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Diferensiasi produk adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaanperbedaan yang berarti pada produk yang ditawarkan (kemasan produk, harga

12
Universitas Sumatera Utara

13

produk, merek produk) untuk membedakan produk perusahaan dengan produk
pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan konsumen bahwa
produk

tersebut

mempunyai

nilai

tambah

yang

diharapkan

oleh

konsumen.Perusahaan juga harus dapat mendiferensiasikan produknya agar dapat
menghadapi persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan yang
memproduksi barang sejenis.
Variabel utama diferensiasi produk menurut (Kotler, 2007) adalah sebagai
berikut:
1. Bentuk (Form)
Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.
2. Keistimewaan/fungsi (Feature)
Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang
melengkapi fungsi dasar produk.
3. Kualitas kinerja (Performance Quality)
Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi
dan ditetapkan dalam empat tingkatan kualitas yaitu: rendah, rata-rata, tinggi, atau
sangat tinggi.
4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)
Kualitas kesesuain mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi
identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
5. Daya tahan (Durability)
Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal
dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa produk.

13
Universitas Sumatera Utara

14

6. Keandalan (Reliability)
Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam
suatu periode waktu tertentu.
7. Mudah diperbaiki (Repairability)
Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.
8. Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.Penampilan
harus memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru.Namun, penampilan yang
menarik tidak selalu menggambarkan kualitas yang baik.
9. Rancangan (Design)
Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan
fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya
persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk
membedakan produk dari produk lainnya yang sejenis.
2.2.3 Karakteristik Konsumen yang Berhubungan Dengan Keputusan
Membeli
Menurut Kotler (2007) karateristik konsumen dapat disebut sebagai faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sebagai
berikut :
a. Usia
Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek tertentu. Dari segi
pemasaran, semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen.

14
Universitas Sumatera Utara

15

b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.Pemasar
berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas
rata-rata pada produk dan jasa mereka.
c. Gaya Hidup
Pola kehidupan sesorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan
opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
2.2.4Atribut Produk
Atribut produk merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu produk yang
dianggap penting oleh konsumen dalam menentukan keputusan untuk membeli
produk tersebut atau tidak.Jenis atribut produk ini didasarkan atas produk yang
ada seperti warna, rasa, kemasan, harga, ukuran dan atribut lainnya. Setelah
atribut ditentukan dilakukan estimasi yang nantinyaakan diperoleh peringkat dan
dapat diketahui nilai atribut yang diinginkan konsumen. Peringkat tertinggi
menunjukkan atribut yang paling dianggap penting oleh konsumen dalam
memutuskan untuk membeli produk (Tjiptono, 2008).
Tingkat kepentingan dan nilai dari setiap atribut yang diperoleh dapat digunakan
oleh produsen untuk dapat mengembangkan produknya baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.

15
Universitas Sumatera Utara

16

2.2.5Analisis Conjoint (Considered Jointly)
Analisis Conjoint adalah teknik multivariat yang digunakan secara khusus
untukmengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap suatu produk atau jasa
danuntuk membantu mendapatkan kombinasi atau kandungan atribut-atribut
suatuproduk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai
konsumen.Atributatributmerupakan elemen – elemen yang terdapat pada suatu
produk yangberfungsi mendeskripsikan karakter produk tersebut (Hair et al.,
2006).
Dalam pemasaran, analisis conjointmerupakan teknik yang sangat baik
untukmenjawab

dua

pertanyaan.Pertama,

bagaimana

tingkat

kepentingan

sekumpulanatribut merek?Kedua, dalam pengembangan produk baru, model
produk manayang paling disukai konsumen?Analisis conjoint tergolong metode
tidaklangsung

(indirect

method).Kesimpulan

diambil

berdasarkan

respon

subjekterhadap perubahan sejumlah atribut. Karena itu, perlu dipastikan terlebih
dahuluapa saja atribut suatu produk atau merek (Simamora, 2005).
Model Analisis Conjoint

U (X) = ∑�
� ∑� ��� ���

Dimana :
U (X) = keseluruhan utilitas dari alternatif
aij = j = 1,2 ki dari i atribut ( l = 1,2,.... m)
ki = no level pada atribut i
m = no atribut
Xij = 1 apabila level j dari atribut ; dan 0 kalau tidak dipilih

16
Universitas Sumatera Utara

17

Pentingnya atribut dinyatakan dalam :
Ii = {max (aij) – min (aij)} , untuk masing – masing i
Pentingnya atribut ini dinormalkan dalam kaitannya dengan kepentingan relatif
dengan atribut yang lain, Wi :
Wi=
Sehingga,

��

��
� ��



� �� = �

Model yang dipergunakan adalah :



U = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
Dimana :
X1, X2 = variabel dummy untuk atribut 1
X3, X4 = variabel dummy untuk atribut 2
X5, X6 = variabel dummy untuk atribut 3
Manfaat dari penggunaan analisis konjoin ini sangat diperlukan oleh produsen
agar dapat mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau
mengembangkan suatu produk. Menurut Green & Krieger (1991) analisis ini
dapat juga dimanfaatkan untuk:
1. Merancang harga
2. Memprediksi tingkat penjualan atau penggunaan produk (market share), uji
coba konsep produk baru.
3. Segmentasi preferensi
4. Merancang strategi promosi

17
Universitas Sumatera Utara

18

Pada dasarnya, tujuan conjoint analysisadalah untuk mengetahui bagaimana
persepsi seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu / banyak
bagian.Hasil utama conjoint analysis adalah suatu bentuk (desain) produk barang /
jasa / objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden.
Proses dasar conjoint analysis:
1. Menentukan Perancangan Atribut dan Level
Menentukan faktor sebagai atribut spesifik kemudian level sebagai bagian-dari
faktor sebuah objek. Dalam analisis ini, perancangan atribut yang berpengaruh
merupakan bagian dari mengidentifikasi atribut dengan tingkatan, masing-masing
dipergunakan untuk membuat stimuli.
2. Mendesain Stimuli
Kombinasi antara faktor dengan level disebut satu stimuli. Ada dua cara
merancang kombinasi taraf atribut yaitu pendekatan kombinasi berpasangan dan
kombinasi lengkap.
3. Mengumpulkan pendapat responden terhadap setiap stimuli yang ada.
Responden akan memberikan rating terhadap stimuliyang ada. Penilaian rating
menggunakan skala ordinal yang terukur berupa skala likert dengan angka 1=
sangat tidak suka sekali, 2 = tidak suka sekali, 3 = cukup suka, 4 = suka sekali, 5
= sangat suka sekali. Dari stimuli yang terbentuk, proses kemudian dilanjutkan
dengan proses conjoint. Pendapat setiap responden ini disebut sebagai utilityyang
dinyatakan dengan angka dan menjadi dasar perhitungan conjoint.

18
Universitas Sumatera Utara

19

4. Melakukan proses conjoint dengan masukan data yang ada

Dari pendapat responden atas sekian stimuli yang telah dikumpulkan dilakukan
proses conjoint dengan bantuan perangkat lunak SPSS untuk memprediksi
kombinasi atribut produk yang diinginkan responden. Output yang dihasilkan dari
proses analisis conjoint berupa nilai utility dan nilai kepentingan. Nilai utility
merupakan nilai yang menunjukkan kecenderungan pemilihan konsumen terhadap
kombinasi stimuli yang disukai. Nilai kepentingan merupakan nilai yang
menunjukkan atribut produk yang paling penting sehingga mendasari konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan.
5. Uji Keakuratan
Dari hasil conjoint yakni untuk mengukur tingkat ketepatan prediksi dari hasil
analisis dimana hasil conjoint tidak berbeda jauh dengan pendapat responden yang
sebenarnya. Tingkat uji keakuratan dicerminkan dengan adanya korelasi yang
tinggi dan siginifikan antara hasil estimasi dengan aktual. Sementara itu untuk
menguji hasil conjoint dilakukan dengan sejumlah holdout samplesebagai penguji
hasil apakah proses conjoint yang menggunakan sampel tersebut bisa selaras jika
digunakan pada populasi.
Secara teoritis jumlah stimuli akan sangat banyak jika faktor dan level juga
bervariasi. Untuk jumlah stimuli yang terlalu banyak bisa dilakukan pengurangan
stimuli dengan ketentuan stimuli minimal :

Minimum stimuli = jumlah level – jumlah faktor + 1

19
Universitas Sumatera Utara

20

Asumsi pada analisis conjoint berbeda dengan analisis multivariat lainnya, proses
conjoint tidak membutuhkan uji asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, dan
lainnya (Santoso, 2012) .
2.3 Penelitian Terdahulu
Ester Septiani Pasaribu (2014) meneliti tentang Analisis Conjoint Terhadap
Preferensi Konsumen Pada Buah Durian Di Kota Medan.Penelitianini dilakukan
untuk menghimpun informasi menyangkut preferensi konsumenatau optimalisasi
utilitas atribut produk untuk komoditas prioritas / unggulanbuah durian. Atribut
yang diamatimencakup atribut bobot buah, bentuk buah, warna kulit buah, warna
daging buah, tekstur daging buah, cita rasa dan aroma. Hasil penelitian
menunjukkan

bahwa

konsumenmengekspresikan

preferensinya

terhadap

buah durian yang berbobot 3 – 5 kg (besar) (nilai kepentingan relatif = 10, 635%)
dengan bentuk bulat telur (nilai kepentingan relatif = 13,583%) dan warna kulit
buah hijau kekuningan (nilai kepentingan relatif = 12,530%) serta warna daging
buah kuning tembaga (nilai kepentingan relatif = 18,208%). Tekstur daging buah
yang diinginkan adalah pulen (lembut dan kering) (nilai kepentingan relatif =
16,101%) dengan citarasa manis legit (nilai kepentingan relatif = 23,204%) dan
beraroma sedang (nilai kepentingan relatif = 5,739%).
Della Agustina Sarumaha (2015) dimana penelitiannya berjudul “Analisis
Conjoint Terhadap Preferensi Konsumen Produk Minyak Goreng Kelapa Sawit Di
Kota Medan” bertujuan untuk memahami dan mengetahuipreferensi konsumen
terhadap kombinasi atribut produk minyak goreng.Atribut yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kejernihan, warna, pemanasan, penirisan, kemasan, informasi
gizi, ukuran, harga, promosi dan tempat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
20
Universitas Sumatera Utara

21

warna merupakanatribut terpenting dibandingkan dengan atribut lainnya dengan
nilai relativeimportance sebesar 15,758 %.Atribut terpenting kedua yaitu harga
dengan nilairelative importance 13,303%.Kemasan menempati ranking ketiga
dengannilai relative importance sebesar 10,895%, tempat sebagai atribut
keempatdengan nilai relative importance sebesar 10,806%, dan secara berurutan
nilai relative importance atributnya adalah ukuran (10,370%), promosi
(10,305%), harga (10,303%), kejernihan (10,050%), pemanasan (6,236%), dan
penirisan (6,124%).
2.4 Kerangka Pemikiran
Dalam membuat keputusan pembelian dali(susu kerbau), konsumen dihadapkan
padasikap pemilihan / preferensi terhadap dali(susu kerbau) yang akan dibeli.
Pada dalimelekat karakteristik yang dalam penelitian ini disebut dengan
atributdali(susu kerbau). Selera konsumen ini dipengaruhi oleh atribut – atribut
yang melekat padasusu kerbau tersebut. Atribut yang diidentifikasi mempengaruhi
preferensi konsumen yaitu dari segi warna, rasa, kemasan, komposisi, daya tahan,
aroma khas, tekstur, harga dan pemasaran.
Penyampaian produk hingga sampai ke tangan konsumen dilakukanmelalui
kegiatan pemasaran. Dalam memasarkan dali ini perlu adanyastrategi khusus dari
produsen untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap daliyang menjadi
selera konsumen sehingga produk yang ditawarkan dapat diterima di
pasar.Preferensi konsumen terhadap dali (susu kerbau) ini dianalisis dengan
analisis conjoint,yaitu suatu teknik statistik multivariate yang berguna dalam
menganalisispreferensi

konsumen.

Konsumen

memilih

daliberdasarkan

kombinasiatribut–atribut yang ada pada produk sesuai dengan keingininan
21
Universitas Sumatera Utara

22

konsumen. Selera konsumeninilah yang akan mempengaruhi preferensi konsumen
sehingga pada akhirnyakonsumen pun memutuskan untuk melakukan pembelian
terhadap dali(susu kerbau).Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka
pemikiran penelitian dapat dilihat dalam skema berikut yang terdapat pada
Gambar 1.

Atribut Dali (Susu Kerbau) :
-

Produk Dali
(Susu Kerbau)

-

Warna
Rasa
Kemasan
Pemasaran
Komposisi
Daya Tahan

-Tekstur
- Harga
-

Analisis
Conjoint

Keputusan Konsumen
untuk Membeli

Preferensi

Keterangan :
= Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Pengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

22
Universitas Sumatera Utara

23

2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ada hubungan yang kuat antara antara hasil (desain) conjoint dengan preferensi
konsumendali(susu kerbau) di daerah penelitian.

23
Universitas Sumatera Utara