PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGAWASAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PROVINSI SUMATERA UTARA

Jurnal Ekonom, Vol 15, No 4, Oktober 2012

PENGARUH PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH,
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KINERJA
PEMERINTAH DAERAH DENGAN PENGAWASAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Nopriansyah Putra*, Erlina**, Tapi Anda Sari**
*Alumni S2 Akuntansi USU
**Dosen FEB USU
Abstract: The objective of the study was to get empirical evidence whether there
was the influence of regional financial management, accountability, and
transparency on regional government’s performance and whether supervision
could moderate the influence of regional financial management, accountability,
and transparency on regional government’s performance. The data were primary
data by using questionnaires and conducting a survey. The gathered data were
analyzed by using multiple linear regression tests for statistical analysis and
residual test for testing moderating variable. The result of the study showed that,
partially, regional financial management and accountability had positive and
significant influence on regional government’s performance, while transparency
had negative but significant influence on regional government’s performance.

Simultaneously regional financial management, accountability, and transparency
had significant influence on regional government’s performance.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
apakah ada pengaruh manajemen keuangan daerah, akuntabilitas, dan transparansi
kinerja pemerintah daerah dan apakah pengawasan bisa memoderasi pengaruh
pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas, dan transparansi kinerja pemerintah
daerah . Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier
berganda untuk analisis statistik dan uji residual untuk menguji variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian, pengelolaan keuangan daerah dan
akuntabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah
daerah, sementara transparansi memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah. manajemen secara simultan keuangan daerah,
akuntabilitas, dan transparansi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
pemerintah daerah.
Kata kunci: Manajemen Keuangan Daerah, Akuntabilitas,
Pengawasan, Kinerja Pemerintah Daerah
PENDAHULUAN
Dalam era otonomi daerah ini,
masyarakat semakin menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan

lebih dapat menyampaikan aspirasi yang
salah
satunya
perbaikan
terhadap
pengelolaan keuangan daerah pada instansi

instansi
pemerintah.
Pengelolaan
keuangan daerah merupakan salah satu
bagian yang mengalami perubahan
mendasar dengan ditetapkannya Undang –
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintah daerah dan Undang – Undang

Transparansi,

No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Kedua Undang – Undang ini telah
memberikan kewenangan yang luas kepada
pemerintah daerah dalam mengatur sumber
dana, menentukan arah, tujuan, dan target
pengguna anggaran.
Dalam situasi tertentu akan menjadi
salah satu kendala teknis bagi eksekutif
dalam pengelolaan keuangan daerah.
Newkirk (1986 : 23) dalam Syahrida (2009)
menegaskan bahwa dari sekian banyak
problem yang ada pada pemerintah daerah

166

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 4, Oktober 2016

salah satunya adalah tentang akuntansi.
Pernyataan
ini
menandakan

bahwa
pengelola keuangan daerah pada masing –
masing satuan kerja perlu dilakukan secara
cermat guna dapat menyelesaikan problem
akuntansi dan dapat melakukan penyajian
informasi keuangan secara memadai.
Mardiasmo (2004: 35) menegaskan bahwa
sistem pertanggungjawaban keuangan suatu
institusi dapat berjalan dengan baik, bila
terdapat mekanisme pengelolaan keuangan
yang baik pula. Ini berarti pengelolaan
keuangan daerah yang tercermin dalam
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah) memiliki posisi strategis dalam
mewujudkan manajemen pemerintahan
yang akuntabel.
Peraturan Pemerintah Nomor 58
tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah yang dijabarkan oleh Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 merupakan pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Terkait dengan hal
tersebut maka pemerintah daerah perlu
mempersiapkan instrument yang tepat
untuk melakukan pengelolaan / manajemen
asset secara profesional, transparan,
akuntabel, mulai dari tahap perencanaan,
pendistribusian dan pemanfaatan serta
pengawasannya.
Isu tentang kinerja pemerintah
daerah dewasa ini menjadi sorotan publik
karena belum menampakkan hasil yang
baik yang dirasakan oleh rakyat. Rakyat
menuntut pemerintah mempunyai kinerja
yang baik dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai perwujudan
konsep otonomi daerah. (Mahsun (2006:4)
mengatakan bahwa kinerja itu sendiri
adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan
dengan hasil kerja. Pemerintah dikatakan

mempunyai kinerja baik apabila pemerintah
tersebut mampu mengelola pemerintahan
sehingga dapat memberikan kesejahteraan
kepada masyarakatnya secara keseluruhan.
Tuntutan akan kinerja yang baik ini terjadi
hampir di semua pemerintahan seiring
dengan konsep otonomi daerah dan
penetapan peraturan perundang-undangan
terkait pengelolaan pemerintahan termasuk
juga di Provinsi Sumatera Utara.
Pemerintahan Provinsi Sumatera
Utara merupakan salah satu pemerintahan
yang menjadi sorotan publik seiring dengan
proses pembangunan yang dilakukan.

167

Tahun 2014 ini Provinsi Sumatera Utara
mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari Badan Pemeriksa Laporan

Keuangan (BPK) atas pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan berupa Laporan
Keuangan Pemerintahan. Opini BPK ini
merupakan salah satu ukuran kinerja dalam
bidang pengelolaan keuangan, sehingga
dapat
dikatakan
kinerja
keuangan
pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah
baik.
Wiranto (2012:1) mengatakan
bahwa Good Governance dapat dipahami
sebagai implementasi otoritas politik,
ekonomi, dan administratif dalam proses
manajemen sebagai urusan publik pada
berbagai level dalam suatu negara. Good
Governance memiliki beberapa indikator
seperti, transparan, akuntabel dan sejajar
serta mampu mempromosikan penegakan

hukum.
Pengukuran
kinerja
instansi
pemerintah memiliki kaitan erat dengan
akuntabilitas dan transparansi. Untuk
memantapkan mekanisme akuntabilitas,
diperlukan manajemen kinerja yang baik.
Pemahaman mengenai konsep kinerja
organisasi publik dapat dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu melihat kinerja organisasi
publik dari perspektif birokrasi itu sendiri,
dan melihat kinerja organisasi publik dari
perspektif kelompok sasaran atau pengguna
jasa organisasi publik. Khusus mengenai
organisasi publik berkaitan erat dengan
produktifitas,
kualitas
layanan,
responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas,

serta persamaan pelayanan (Mardiasmo,
2006).
Penerapan
berbagai
aturan
perundang-undangan yang ada terkait
dengan penerapan konsep akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan
diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan
pemerintah daerah yang baik dan berpihak
kepada rakyat. Implementasi akuntabilitas
dan
tranparansi
dalam
pengelolaan
keuangan daerah ini diharapkan mampu
meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
Berdasarkan fenomena tersebut
maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul

“Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas Dan Transparansi Terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah Dengan
Pengawasan Sebagai Variabel Moderating
Pada Provinsi Sumatera Utara”..

Nopriansyah Putra, Erlina, Tapi Anda Sari: Pengaruh Pengelolaan…
a. Apakah pengelolaan keuangan daerah,
akuntabilitas
dan
transparansi,
berpengaruh
terhadap
kinerja
pemerintah daerah secara parsial dan
simultan?
b. Apakah
pengawasan
memoderasi
pengaruh pengelolaan keuangan daerah,

akuntabilitas dan transparansi terhadap
kinerja pemerintah daerah?
Berbagai
penelitian
mengenai
aspek
yang
berhubungan
dengan
pengelolaan keuangan daerah telah sering
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya
antara lain Ratih (2012) melakukan
penelitian tentang pengaruh pemahaman
sistem
akuntansi
keuangan
daerah,
penatausahaan keuangan daerah dan
pengelolaan barang milik daerah terhadap
kinerja SKPD pada pemerintahan provinsi
Kepulauan Riau. Adapun perbedaan antara
penelitian terdahulu dengan penelitian
sekarang adalah sebagai berikut :
a. Variabel Penelitian
Ratih (2012) mengamati 3 variabel
independen, yaitu Pemahaman Sistem
Akuntansi
Keunagan
Daerah,
Penatausahaan Keuangan Daerah, dan
Pengelolaan Barang Milik Daerah serta
1 variabel dependen yaitu Kinerja
SKPD. Sedangkan penelitian ini
mengamati 3 variabel independen yaitu
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
Akuntabilitas dan Transparansi, serta 1
variabel dependen yaitu Kinerja
Pemerintah Daerah, serta 1 variabel
moderating yaitu Pengawasan.
b. Waktu Penelitian
Ratih (2012) memiliki tahun amatan
2012, sedangkan penelitian ini tahun
amatannya adalah 2016.
c. Tempat Penelitian
Ratih (2012) melakukan penelitian di
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,
sedangkan penelitian ini dilakukan di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
d. Judul Penelitian
Ratih (2012) dengan judul Pengaruh
Pemahaman
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah,
Penatausahaan
Keuangan Daerah dan Pengelolaan
Barang Milik Daerah Terhadap Kinerja
SKPD pada Pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau. Sedangkan penelitian
ini dengan judul Pengaruh Pengelolaan
Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan

Transparansi
Terhadap
Kinerja
Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan
Sebagai Variabel Moderating Pada
Provinsi Sumatera Utara.
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah sama
seperti halnya dengan pemerintah pusat,
pemerintah daerah baik tingkat provinsi,
kota/kabupaten pun juga menyusun
perencanaan dan pengelolaan anggaran
yang akan dilaksanakan dalam satu tahun
kedepan. Peraturan Pemerintah Dalam
Negeri (Permendagri) 13 Tahun 2006
disebutkan bahwa semua penerimaan
daerah dan pengeluaran daerah harus
dicatat dan dikelola dalam APBD.
Penerimaan dan pengeluaran daerah
tersebut adalah dalam rangka pelaksanaan
tugas – tugas desentralisasi. Sedangkan
penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan
dengan pelaksanaan dekonsentrasi atau
tugas pembantuan tidak dicatat dalam
APBD.
Akuntabilitas
Akbar (2012) mengatakan bahwa
akuntabilitas (accountability) secara harfiah
dapat
diartikan
sebagai
pertanggungjawaban, namun penerjemahan
secara sederhana ini dapat mengaburkan
arti kata accountability itu sendiri bila
dikaitkan dengan pengertian akuntansi dan
manajemen.
Transparansi
Annisaningrum
(2010:2),
transparansi adalah memberikan informasi
keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan
bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang – undangan.
Penyelenggaraan
pemerintahan
yang
transparan akan memiliki kriteria yaitu :
adanya
pertanggungjawaban
terbuka,
adanya aksesibilitas terhadap laporan
keuangan, adanya publikasi laporan
keuangan, hak untuk tahu hasil audit dan
ketersediaan informasi kinerja.

168

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 4, Oktober 2016

Kinerja
“Menurut Mahsun (2006:4) kinerja
adalah kemmapuan kerja yang ditunjukkan
dengan hasil kerja. Kinerja adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan
suatu
kegiatan/problem/kebijaksanaan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam perumusan
skema strategis (strategic planning) suatu
organisasi (Bastian, 2010:274). Dalam PP
No. 58 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 35
menyatakan kinerja adalah keluaran/hasil
dari kegiatan/program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan
anggaran dengan kuantitas dan kualitas
yang terukur.
Pengawasan
Pengawasan merupakan tahap
integral dengan keseluruhan tahap pada
penyusunan
dan
pelaporan
APBD.
Pengawasan diperlukan pada setiap tahap
bukan hanya pada tahap evaluasi saja
(Mardiasmo, 2001) Pengawasan yang
dilakukan oleh dewan dimulai pada saat
penyusunan APBD, pelaksanaan APBD,
perubahan APBD dan pertanggungjawaban
APBD (Modjo, 2007).
Adapun penelitian terdahulu yang
adalah
Tuasikal
(2007)
melakukan
penelitan tentang pengaruh pemahaman
sistem akuntansi pengelolaan keuangan
daerah serta implementasinya terhadap
satuan kerja di Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku. Hasil penelitan ini
menunjukkan bahwa secara parsial
menunjukkan bahwa pemahaman system
akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah
berpengaruh terhadap kinerja SKPD.
Secara simultan menunjukkan bahwa
pemahaman system akuntansi keuangan
daerah dan pengelolaan keuangan daerah
berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja.
Haykal (2007) melakukan penelitan
tentang analisis peran dan fungsi SKPD
dalam pengelolaan keuangan daerah serta
pengaruhnya terhadap kinerja SKPD (Studi
kasus pada Pemkab Aceh Timur). Hasil
penelitan tersebut bahwa perencanaan
anggaran,
penyusunan
anggaran,
pelaksanaan anggaran dan pelaporan
anggaran berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja SKPD.

169

Pangastuti
(2008)
melakukan
penelitan tentang pengaruh partisipasi
penganggaran dan kejelasan sasaran
anggaran terhadap kinerja manajemen
pemerintah daerah dengan komitmen
organisasi sebagai moderator (Studi pada
Kabupaten Timor Tengah Utara). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa partisipasi
penganggaran
berpengaruh
secara
signifikan terhadap kinerja manajerial.
Syahrida
(2009)
melakukan
penelitian tentang pengaruh pemahaman
system akuntansi keuangan daerah dan
pengelolaan keuangan daerah terhadap
kinerja SKPD di Provinsi Sumatera Utara.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa secara parsial pemahaman system
akuntansi keuangan daerah berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kinerja
manajerial SKPD, sedangkan pengelolaan
keuangan daerah tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD.
Nasution
(2009)
melakukan
penelitian tentang pengaruh penyajian
neraca SKPD dan aksesibilitas Laporan
Keuangan SKPD terhadap Transparansi dan
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
SKPD. Hasil penelitian ini menunjukkan
secara parsial dan simultan penyajian
neraca SKPD dan aksesibilitas laporan
keuangan berpengaruh secara positif dan
signifikan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah.
Pasaribu
(2011)
melakukan
penelitan tentang pengaruh penyajian
laporan keuangan SKPD dan aksesibilitas
laporan
keuangan
SKPD
terhadap
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan SKPD. Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa penyajian laporan
keuangan SKPD dan aksesibilitas laporan
keuangan
SKPD
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD,
secara parsial menunjukkan bahwa
aksesibiitas laporan keuangan berpengaruh
positip terhadap akuntabilitas laporan
keuangan SKPD.
Garini (2011) melakukan penelitian
tentang
pengaruh
transparansi
dan
akuntabilitas terhadap kinerja instansi
pemerintah pada Dinas Kota Bandung.
Hasil penelitiannya menunjukkan secara
simultan
dan
parsial
akuntabilitas

Nopriansyah Putra, Erlina, Tapi Anda Sari: Pengaruh Pengelolaan…
memberikan kontribusi atau pengaruh
positif terhadap kinerja dinas di kota
Bandung.
Nuraini
(2012)
melakukan
penelitian tentang model pengelolaan
keuangan instansi dalam mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas keuangan
negara di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
PNJ telah menyajikan laporan keuangan
sesuai peraturan Menteri Keuangan.
Selanjutnya PNJ telah menyajikan laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) sebagai perwujudan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Suparno
(2012)
melakukan
penelitian tentang akuntabiilitas keuangan
daerah terhadap pengelolaan keuangan
daerah. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa secara simultan akuntabilitas
keuangan daerah, kejujuran, tranparansi,
dan pengawasan berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan keuangan daerah dan
secara parsial akuntabilitas keuangan
daerah tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Ratih (2012) melakukan penelitan
tentang pengaruh pemahaman sistem
akuntansi keuangan daerah, penatausahaan
keuangan daerah dan pengelolaan barang
milik daerah terhadap kinerja SKPD pada
pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemahaman sistem akuntansi keuangan
daerah, penatausahaan keuangan daerah dan
pengelolaan
barang
milik
daerah
berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja SKPD.
Kerangka Konseptual
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Akuntabilitas

Transparansi

Kinerja
Pemerintah
Daerah
Pengawasan

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Hipotesis penelitian adalah :
a. Pengelolaan
keuangan
daerah,
akuntabilitas
dan
transparansi

berpengaruh
terhadap
kinerja
pemenerintah daerah secara parsial dan
simultan.
b. Pengawasan
dapat
memoderasi
pengaruh pengelolaan keuangan daerah,
akuntabilitas dan transparansi terhadap
kinerja pemerintah daerah.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini
adalah
penelitian kausal yaitu untuk melihat
hubungan beberapa variabel yang belum
pasti, Umar (2008) menyebutkan desain
kausal berguna untuk menganalisis
bagaimana suatu variabel mempengaruhi
variabel lain, dan juga berguna pada
penelitian yang bersifat eksperimen,
dimana
variabel
independennya
diperlakukan secara terkendali oleh peneliti
untuk melihat dampaknya pada variabel
dependen secara langsung.
Penelitian
dilakukan
di
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara,
alasan dipilihnya lokasi penelitian pada
Provinsi Sumatera Utara. Di lingkungan
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara
dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) masih terdapat beberapa
yang belum dapat dan masih sulit
menyesuaikan perubahan peraturan dalam
pengelolaan keuangan daerah termasuk
pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK), di 34 SKPD
dengan populasi sebanyak 68 orang.
Penelitian ini adalah penelitian secara
sensus. Dalam penelitian ini, seluruh
populasi dijadikan sampel, dengan kata lain
ini adalah penelitian sensus.
Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan data primer
yang dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner.
Kuesioner
didistribusikan
langsung kepada responden dengan harapan
untuk memperoleh tingkat pengembalian
kuesioner yang tinggi. Setiap responden
yang sudah diidentifikasi diberikan

170

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 4, Oktober 2016

kuesioner dan tiga hari kemudian akan
dijemput, dengan maksud jika responen
memerlukan penjelasan lebih lanjut terkait
kuesioner akan bisa diberikan oleh peneliti.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Sebelum dilakukan analisis
regresi berganda terlebih dahulu dilakukan
uji kualitas insrument pengamatan, uji
normalitas dan uji asumsi klasik.
Pengolahan datan menggunakan software
SPSS (Statistical Package for Social
Sciense). Model analisis regresi berganda
dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y = a+b1x1+b2x2+b3x3+b4z
Keterangan:
a= Konstanta
B1,b2,b3= Koefisien Regresi
x1= Pengelolaan Keuangan Daerah
x2= Akuntabilitas
x3= Transparansi
z= Pengawasan
= Error term
Sedangkan pengujian hipotesis 2
dilakukan dengan analisis residual, dengan
persamaan sebagai berikut :
Z = a+b1x1+b2x2+b3x3+b4z
{} = a+by
Variabel pengawasan dikatakan
moderasi jika signifikan dengan koefisien
regresi variabel y adalah dibawah 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas seluruh butir
pertanyaan penelitian ini dinyatakan valid.
Uji reliabilitas yang menyatakan bahwa
juga instrumen variabel pada penelitian ini
reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas adalah sebagai
berikut:

171

Gambar 4.1. Grafik PP-Plot
Dari hasil histogram diatas
diketahui bahwa distribusi data tersebut
tidak menceng ke kiri atau menceng ke
kanan maka data tersebut adalah
berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance
(Constant)
PKD
.815
AK
.814
TR
.894

VIF
1.226
1.228
1.118

Berdasarkan hasil pengolahan data
di atas diketahui bahwa nilai VIF > 10 dan
nilai tolerance < 0,1 sehingga disimpulkan
bahwa
model
tidak
terjadi
multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas adalah
sebagai berikut:

Nopriansyah Putra, Erlina, Tapi Anda Sari: Pengaruh Pengelolaan…
menolak Ho dan menerima Ha. Uji
terhadap pengaruh variabel Transparansi
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
menunjukkan adanya pengaruh signifikan
dan negatif. Hal ini dapat diketahui dari t
hitung menunjukkan nilai negatif lebih
besar dari t tabel (-0,68 > - 0,25).
Berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis
menolak Ho dan menerima Ha.
Uji F
Hasil Uji F dapat ditunjukkan pada
tabel berikut ini:

Gambar 4.2. Grafik Scatterplot
Gambar
diatas
menunjukkan
penyebaran titik-titik data menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik
tidak mengumpul di atas atau di bawah, dan
tidak membentuk pola tertentu sehingga
dapat menunjukkan di dalam model tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji t
Hasil uji t dapat ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Uji t
Model
1

(Constant)
PKD
AK
TR

T

Sig.

3.401
1.521
1.185
-.068

.001
.134
.241
.946

Tabel 4.3. Hasil Uji F
Model
F

Sig.

1

.019a

2.030

Tabel diatas terlihat bahwa besaran
nilai F hitung (2,030) lebih besar dari F
tabel (2,00) dengan tingkat signifikan
sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini
menunjukkan uji hipotesis menerima Ha dan
menolak H0, sehingga dapat diketahui
bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas dan Transparansi secara
simultan berpengaruh terhadap Kinerja
Pemerintah pada Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara.
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil koefisien determinasi adalah:
Tabel 4.4. Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Adjusted R
Model
R
R Square Square
1

Hasil uji terhadap pengaruh
variabel Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
menunjukkan adanya pengaruh signifikan
dan positif. Hal ini dapat diketahui dari t
hitung lebih besar dari t tabel (1.52 > 0.25).
berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis
menolak Ho dan menerima Ha. Uji
terhadap pengaruh variabel Akuntabilitas
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
menunjukkan adanya pengaruh signifikan
dan positif. Hal ini dapat diketahui dari t
hitung lebih besar dari t tabel (1,18 > 0,25).
Berdasarkan hal tersebut maka uji hipotesis

Regression
Residual
Total

.879a

.772

.742

Pada tabel, koefisien determinasi
(R2) menunjukkan bahwa nilai R sebesar
0,879 yang berarti korelasi hubungan antara
variabel
dependen
dengan
variabel
independen sangat erat karena R > 87%
(0,87). Variabel yang lebih dari dua maka
yang digunakan adalah Adjust R Square
(Situmorang et al, 2010). Penelitian ini
menggunakan lebih dari dua variabel, maka
yang digunakan adalah Adjusted R Square
sebesar 0,742 yang mengindikasikan bahwa
74,2 % variabel dependen (kinerja
pemerintah daerah) dipengaruhi oleh

172

Jurnal Ekonom, Vol 19, No 4, Oktober 2016

variabel independen (pengelolaan keuangan
daerah, akuntabilitas dan transparansi),
sedangkan sisanya sebesar 25,8 %
dijelaskan oleh variabel lain diluar model
estimasi yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Uji Residual
Tabel 4.5. Hasil Uji Residual
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model

B

Std.
Error

1

11.481
.148
.053
.225

4.735
.111
.120
.153

(Constant)
PKD
AK
TR

Sig.
.018
.188
.661
.147

a. Dependent Variable: PNG (Pengawasan)

Model
1

Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
(Constant) 31.182 .302
Abs_res
-.011
.264

Sig.
.000
.967

a. Dependent Variable: KPD
Tabel menujukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,967 lebih besar dari
0,05 dengan nilai koefisien -0,11, maka
variabel Pengawasan tidak terbukti sebagai
variabel
moderating
yang
dapat
memperkuat
ataupun
memperlemah
pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah,
Akuntabilitas, dan Transparansi terhadap
Kinerja Pemerintah Daerah. Maka dengan
demikian Ha ditolak dan Ho diterima.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil analisis secara
simultan maka pengelolaan keuangan
daerah, akuntabilitas dan transparansi
secara simultan berpengaruh siginifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
2. Secara parsial pengelolaan keuangan
daerah,
akuntabilitas
mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel kinerja pemerintah
daerah, sedangkan variabel transparansi

173

berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja pemerintah daerah.
3. Berdasarkan hasil pengujian moderating
dengan uji residual Pengawasan tidak
terbukti sebagai variabel moderating
yang dapat memperkuat ataupun
memperlemah pengaruh Pengelolaan
Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan
Transparansi
Terhadap
Kinerja
Pemerintah Daerah.
SARAN
1. Penilaian kinerja sebaiknya ditunjang
dengan data kuantitatif antara lain
menghitung pencapaian kinerja yang
terdapat di LAKIP Pemerintah Daerah
dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD)
2. Kepada Pemerintah daerah yaitu SKPD
dalam rangka pengelolaan keuangan
daerah, akuntabilitas dan transparansi
yang baik, harus kiranya mendapat
pengawasan dari pihak terkait, sehingga
pelaksanaan kegiatan dalam hal
pengelolaan
keuangan
daerah,
akuntabilitas dan transparansi dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
DAFTAR RUJUKAN
Adventana, G.A dan Kurniawan C.H. 2014.
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pemerintah
Provinsi DIY dalam Implementasi
SAP Berbasis Akrual Menurut PP
No. 71 Tahun 2010”. e-Journal
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Yogyakarta.
Ardiansyah, dan Atmini Sari. 2013.
“Factors affecting The Affecting
The Readiness Of PP No.71 Tahun
2010
about
Government
Accounting Standards (Case Study
on Working Units in KPPN
Malang’s Working Area)”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB Malang
Universitas Brawijaya. Malang.
Azhar.
2007.
“Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Keberhasilan
Penerapan Permendagri No. 13
pada Pemerintah Kota Banda
Aceh”. Tesis, Sekolah Pasca
Sarjana
Universitas
Sumatera
Utara. Medan.

Nopriansyah Putra, Erlina, Tapi Anda Sari: Pengaruh Pengelolaan…
Bastian, I. 2006. Sistem Akuntansi Sektor
Publik. Erlangga. Jakarta.
Bilondatu, Tetiyanti, Noholo Sahmin, dan
Lukum Amir. 2015. “Pengaruh
Tingkat Pemahaman dan Pelatihan
Aparatur
Pemerintah
Daerah
terhadap
Penerapan
Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Berbasis Akrual dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah (Studi pada
Pemerintah Kota Gorontalo)”. eJournal
Universitas
Negeri
Gorontalo. Gorontalo.
Blondal, Jon R. 2003. “Accrual Accounting
and Budgetting : Key Issues and
Recent Development”. OECD
Journal on Budgetting, Vol. 3, No.
1 Paris. Perancis.
Darma, E.S. 2004. “Pengaruh Kejelasan
Sasaran dan Sistem Pengendalian
Akuntansi
terhadap
Kinerja
Manajerial dengan Komitmen
Organisasi
sebagai
Variabel
Pemoderasi
pada
Pemerintah
Daerah (Studi Empiris pada
Kabupaten dan Kota Se Provinsi
Daerah Istimewa Jogyakarta)”.
Simposium Nasional Akuntansi VII.
Bali.
Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen.
Edisi : 2. USU Press. Medan.
Ganesan, Shankar dan Barton A.W. 1996.
“The Impact of Staffing Policies on
Retail Buyer Job Attitudes and
Behavior”. Journal of Retailing, 72
(1).
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Edisi I. UNDIP. Semarang.
Halen, dan Astuti D.D. 2013. “Pengaruh
Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan
Pendampingan
Aparatur
Pemerintah
Daerah
Terhadap
Penerapan Accrual Basic dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah di
Kabupaten Jember (Studi Kasus
pada
Dinas
Pemerintahan
Kabupaten Jember)”. Relasi Jurnal
STIE Mandala Jember. Jember.
Ikhsan, Arfan dan Ishak Muhammad. 2008.
Akuntansi Keperilakuan. Salemba
Empat. Jakarta.

Keneth, C.L dan Jane P.L. 2005. Sistem
Informasi Manajemen Mengelola
Perusahaan Digital. Edisi 8. Andi.
Yogyakarta.
Kementerian
Keuangan
Republik
Indonesia. 2014. Modul Gambaran
Umum Akuntansi Berbasis Akrual.
Jakarta.
Kusuma, M.I.Y dan Fuad. 2013. “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat
Penerapan
Akuntansi
Akrual
pada
Pemerintah”.
Diponegoro Journal of Accounting.
Semarang.
Norfaliza. 2015. “Analisis Faktor Kesiapan
Pemerintah dalam Menerapkan
Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual (Studi Kasus pada SKPD
Kabupaten Rokan Hilir)”. Jom
Fekon Vol. 2 No. 2 Universitas
Riau. Pekan Baru.
Nufus, Khayatun. 2014. “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah pada
Pemerintah Kota Baubau”. Jurnal
Liquidity Vol. 3 No. 1 Januari-Juni
2014 hlm 11-18. Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2015 tentang Kode dan Data
Wilayah
Administrasi
Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
Putra, I.W.G, dan Dodik Ariyanto. 2015.
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual”. eJurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana 13.1 (2015): 14-32. Bali.
Simanjuntak, B.H. 2010. “Penerapan
Akuntansi Berbasis Akrual di
Sektor Pemerintahan Indonesia”.
Kongres XI Ikatan Akuntansi
Indonesia. Jakarta.
Sugiarto, E.S, dan Alfian Mohammad.
2014. “Faktor-faktor Pendukung
atas
Keberhasilan
Penerapan
Akuntansi Berbasis Akrual pada
Pemerintah di Kota Solo”. 3rd
Ekonomics & Business Research
Festival Universitas Sebelas maret.
Surakarta.

174

Dokumen yang terkait

Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value For Money, Kejujuran, Transparansi dan Pengawasan Terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kajian Pada Pemerintah Kota Dumai)

32 167 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 95 93

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 18

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 44

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

3 8 3

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara

0 0 36