Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era otonomi daerah ini, masyarakat semakin menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan lebih dapat menyampaikan aspirasi yang
salah satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan daerah pada instansi –
instansi pemerintah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian
yang mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang – Undang No. 33
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Kedua Undang – Undang ini telah memberikan kewenangan yang luas
kepada pemerintah daerah dalam mengatur sumber dana, menentukan arah,
tujuan, dan target pengguna anggaran.
Dalam situasi tertentu akan menjadi salah satu kendala teknis bagi
eksekutif dalam pengelolaan keuangan daerah. Newkirk (1986 : 23) dalam
Syahrida (2009) menegaskan bahwa dari sekian banyak problem yang ada pada
pemerintah daerah salah satunya adalah tentang akuntansi. Pernyataan ini
menandakan bahwa pengelola keuangan daerah pada masing – masing satuan
kerja perlu dilakukan secara cermat guna dapat menyelesaikan problem akuntansi
dan dapat melakukan penyajian informasi keuangan secara memadai. Mardiasmo
(2004: 35) menegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban keuangan suatu
institusi dapat berjalan dengan baik, bila terdapat mekanisme pengelolaan
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang baik pula. Ini berarti pengelolaan keuangan daerah yang tercermin
dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) memiliki posisi
strategis dalam mewujudkan manajemen pemerintahan yang akuntabel.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang dijabarkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 merupakan pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Terkait
dengan hal tersebut maka pemerintah daerah perlu mempersiapkan instrument
yang tepat untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah secara profesional,
transparan, akuntabel, serta pengawasannya.
Isu tentang kinerja pemerintah daerah dewasa ini menjadi sorotan publik
karena belum menampakkan hasil yang baik yang dirasakan oleh rakyat. Rakyat
menuntut pemerintah mempunyai kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai perwujudan konsep otonomi daerah. (Mahsun
(2006:4) mengatakan bahwa kinerja itu sendiri adalah kemampuan kerja yang
ditunjukkan dengan hasil kerja. Pemerintah dikatakan mempunyai kinerja baik
apabila pemerintah tersebut mampu mengelola pemerintahan sehingga dapat
memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya secara keseluruhan. Tuntutan
akan kinerja yang baik ini terjadi hampir di semua pemerintahan seiring dengan
konsep otonomi daerah dan penetapan peraturan perundang-undangan terkait
pengelolaan pemerintahan termasuk juga di Provinsi Sumatera Utara.
Pemerintahan
Provinsi
Sumatera
Utara
merupakan
salah
satu
pemerintahan yang menjadi sorotan publik seiring dengan proses pembangunan
yang dilakukan. Tahun 2014 ini Provinsi Sumatera Utara mendapat opini Wajar
Universitas Sumatera Utara
Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Laporan Keuangan (BPK) atas
pertanggungjawaban
pengelolaan
keuangan
berupa
Laporan
Keuangan
Pemerintahan. Opini BPK ini merupakan salah satu ukuran kinerja dalam bidang
pengelolaan keuangan, sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan pemerintah
Provinsi Sumatera Utara sudah baik.
Wiranto (2i012:1) mengatakan bahwa Good Governance dapat dipahami
sebagai implementasi otoritas politik, ekonomi, dan administratif dalam proses
manajemen sebagai urusan publik pada berbagai level dalam suatu negara. Good
Governance memiliki beberapa indikator seperti, transparan, akuntabel dan sejajar
serta mampu mempromosikan penegakan hukum.
Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh
pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan,
maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian
melebihi dari apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus.
Apabila pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari
apa yang direncanakan, maka kinerjanya tidak baik. Pengukuran kinerja instansi
pemerintah terdiri dari kinerja keuangan dan kinerja non keuangan, kinerja
keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan,
sedangkan kinerja non keuangan dapat diukur dari fasilitas - fasilitas yang
diberikan kepada masyarakat yaitu : fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sarana
lainnya.
Pemahaman mengenai konsep kinerja organisasi publik dapat dilakukan
dengan 2 pendekatan, yaitu melihat kinerja organisasi publik dari perspektif
Universitas Sumatera Utara
birokrasi itu sendiri, dan melihat kinerja organisasi publik dari perspektif
kelompok sasaran atau pengguna jasa organisasi publik. Khusus mengenai
organisasi publik berkaitan erat dengan produktifitas, kualitas layanan,
responsivitas,
responsibilitas,
akuntabilitas,
serta
persamaan
pelayanan
(Mardiasmo, 2006). Penerapan berbagai aturan perundang-undangan yang ada
terkait dengan penerapan konsep akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan
keuangan diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang baik
dan berpihak kepada rakyat. Implementasi akuntabilitas dan tranparansi dalam
pengelolaan keuangan daerah ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja
pemerintah daerah.
Berdasarkan
fenomena
tersebut
maka
peneliti
termotivasi
untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas Dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan
Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
a.
Apakah pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi,
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah secara parsial dan simultan?
b.
Apakah pengawasan memoderasi pengaruh pengelolaan keuangan daerah,
akuntabilitas dan transparansi terhadap kinerja pemerintah daerah?
Universitas Sumatera Utara
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian
ini adalah :
a.
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah ada pengaruh pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi terhadap kinerja pemerintah
daerah.
b.
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pengawasan dapat memoderasi
terhadap pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi
terhadap kinerja pemerintah daerah.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
manfaat yang berarti yaitu :
a.
Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang
ilmu akuntansi khususnya akuntansi sektor publik mengenai pengelolaan
keuangan daerah;
b.
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dalam bidang pengelolaan
keuangan milik daerah;
c.
Bagi pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Provinsi Sumatera Utara
diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran di dalam pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.Originalitas
Berbagai
penelitian
mengenai
aspek
yang
berhubungan
dengan
pengelolaan keuangan daerah telah sering dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya antara lain Ratih (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh
pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah
dan pengelolaan barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada pemerintahan
provinsi Kepulauan Riau. Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang adalah sebagai berikut :
a.
Variabel Penelitian
Ratih (2012) mengamati 3 variabel independen, yaitu Pemahaman Sistem
Akuntansi Keunagan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah, dan Pengelolaan
Barang Milik Daerah serta 1 variabel dependen yaitu Kinerja SKPD. Sedangkan
penelitian ini mengamati 3 variabel independen yaitu Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi, serta 1 variabel dependen yaitu Kinerja
Pemerintah Daerah, serta 1 variabel moderating yaitu Pengawasan.
b.
Waktu Penelitian
Ratih (2012) memiliki tahun amatan 2012, sedangkan penelitian ini tahun
amatannya adalah 2016.
c.
Tempat Penelitian
Ratih (2012) melakukan penelitian di Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,
sedangkan penelitian ini dilakukan di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
d.
Judul Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Ratih (2012) dengan judul Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang
Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan
Riau. Sedangkan penelitian ini dengan judul Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian tedahulu dengan penelitian sekarang
Perbedaan
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Variabel Dependen
Kinerja SKPD
Kinerja
Daerah
Variabel Independen
- Pemahaman Sistem
Akuntansi Keuangan
Daerah
- Pengelolaan Keuangan
Daerah
- Penatausahaan Keuangan
Daerah
Pemerintah
- Akuntabilitas
- Transparansi
- Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Variabel Moderating
Tidak Ada
Pengawasan
Lokasi Penelitian
Kepulauan Riau
Provinsi Sumatera Utara
Judul Penelitian
Pengaruh
Pemahaman
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah,
Penatausahaan Keuangan
Daerah dan Pengelolaan
Barang
Milik
Daerah
Terhadap Kinerja SKPD
pada Pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau.
Pengaruh
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
Akuntabilitas
dan
Transparansi
Terhadap
Kinerja
Pemerintah
Daerah
Dengan
Pengawasan
Sebagai
Variabel Moderating Pada
Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam era otonomi daerah ini, masyarakat semakin menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan lebih dapat menyampaikan aspirasi yang
salah satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan daerah pada instansi –
instansi pemerintah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian
yang mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkannya Undang – Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang – Undang No. 33
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Kedua Undang – Undang ini telah memberikan kewenangan yang luas
kepada pemerintah daerah dalam mengatur sumber dana, menentukan arah,
tujuan, dan target pengguna anggaran.
Dalam situasi tertentu akan menjadi salah satu kendala teknis bagi
eksekutif dalam pengelolaan keuangan daerah. Newkirk (1986 : 23) dalam
Syahrida (2009) menegaskan bahwa dari sekian banyak problem yang ada pada
pemerintah daerah salah satunya adalah tentang akuntansi. Pernyataan ini
menandakan bahwa pengelola keuangan daerah pada masing – masing satuan
kerja perlu dilakukan secara cermat guna dapat menyelesaikan problem akuntansi
dan dapat melakukan penyajian informasi keuangan secara memadai. Mardiasmo
(2004: 35) menegaskan bahwa sistem pertanggungjawaban keuangan suatu
institusi dapat berjalan dengan baik, bila terdapat mekanisme pengelolaan
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang baik pula. Ini berarti pengelolaan keuangan daerah yang tercermin
dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) memiliki posisi
strategis dalam mewujudkan manajemen pemerintahan yang akuntabel.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang dijabarkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 merupakan pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Terkait
dengan hal tersebut maka pemerintah daerah perlu mempersiapkan instrument
yang tepat untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah secara profesional,
transparan, akuntabel, serta pengawasannya.
Isu tentang kinerja pemerintah daerah dewasa ini menjadi sorotan publik
karena belum menampakkan hasil yang baik yang dirasakan oleh rakyat. Rakyat
menuntut pemerintah mempunyai kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai perwujudan konsep otonomi daerah. (Mahsun
(2006:4) mengatakan bahwa kinerja itu sendiri adalah kemampuan kerja yang
ditunjukkan dengan hasil kerja. Pemerintah dikatakan mempunyai kinerja baik
apabila pemerintah tersebut mampu mengelola pemerintahan sehingga dapat
memberikan kesejahteraan kepada masyarakatnya secara keseluruhan. Tuntutan
akan kinerja yang baik ini terjadi hampir di semua pemerintahan seiring dengan
konsep otonomi daerah dan penetapan peraturan perundang-undangan terkait
pengelolaan pemerintahan termasuk juga di Provinsi Sumatera Utara.
Pemerintahan
Provinsi
Sumatera
Utara
merupakan
salah
satu
pemerintahan yang menjadi sorotan publik seiring dengan proses pembangunan
yang dilakukan. Tahun 2014 ini Provinsi Sumatera Utara mendapat opini Wajar
Universitas Sumatera Utara
Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Laporan Keuangan (BPK) atas
pertanggungjawaban
pengelolaan
keuangan
berupa
Laporan
Keuangan
Pemerintahan. Opini BPK ini merupakan salah satu ukuran kinerja dalam bidang
pengelolaan keuangan, sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan pemerintah
Provinsi Sumatera Utara sudah baik.
Wiranto (2i012:1) mengatakan bahwa Good Governance dapat dipahami
sebagai implementasi otoritas politik, ekonomi, dan administratif dalam proses
manajemen sebagai urusan publik pada berbagai level dalam suatu negara. Good
Governance memiliki beberapa indikator seperti, transparan, akuntabel dan sejajar
serta mampu mempromosikan penegakan hukum.
Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh
pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan,
maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian
melebihi dari apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus.
Apabila pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari
apa yang direncanakan, maka kinerjanya tidak baik. Pengukuran kinerja instansi
pemerintah terdiri dari kinerja keuangan dan kinerja non keuangan, kinerja
keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan,
sedangkan kinerja non keuangan dapat diukur dari fasilitas - fasilitas yang
diberikan kepada masyarakat yaitu : fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sarana
lainnya.
Pemahaman mengenai konsep kinerja organisasi publik dapat dilakukan
dengan 2 pendekatan, yaitu melihat kinerja organisasi publik dari perspektif
Universitas Sumatera Utara
birokrasi itu sendiri, dan melihat kinerja organisasi publik dari perspektif
kelompok sasaran atau pengguna jasa organisasi publik. Khusus mengenai
organisasi publik berkaitan erat dengan produktifitas, kualitas layanan,
responsivitas,
responsibilitas,
akuntabilitas,
serta
persamaan
pelayanan
(Mardiasmo, 2006). Penerapan berbagai aturan perundang-undangan yang ada
terkait dengan penerapan konsep akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan
keuangan diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang baik
dan berpihak kepada rakyat. Implementasi akuntabilitas dan tranparansi dalam
pengelolaan keuangan daerah ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja
pemerintah daerah.
Berdasarkan
fenomena
tersebut
maka
peneliti
termotivasi
untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas Dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Dengan
Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara”.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
a.
Apakah pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi,
berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah secara parsial dan simultan?
b.
Apakah pengawasan memoderasi pengaruh pengelolaan keuangan daerah,
akuntabilitas dan transparansi terhadap kinerja pemerintah daerah?
Universitas Sumatera Utara
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian
ini adalah :
a.
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah ada pengaruh pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi terhadap kinerja pemerintah
daerah.
b.
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pengawasan dapat memoderasi
terhadap pengelolaan keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi
terhadap kinerja pemerintah daerah.
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
manfaat yang berarti yaitu :
a.
Bagi ilmu pengetahuan diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang
ilmu akuntansi khususnya akuntansi sektor publik mengenai pengelolaan
keuangan daerah;
b.
Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dalam bidang pengelolaan
keuangan milik daerah;
c.
Bagi pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Provinsi Sumatera Utara
diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran di dalam pengelolaan
keuangan daerah, akuntabilitas dan transparansi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.Originalitas
Berbagai
penelitian
mengenai
aspek
yang
berhubungan
dengan
pengelolaan keuangan daerah telah sering dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya antara lain Ratih (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh
pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah, penatausahaan keuangan daerah
dan pengelolaan barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada pemerintahan
provinsi Kepulauan Riau. Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang adalah sebagai berikut :
a.
Variabel Penelitian
Ratih (2012) mengamati 3 variabel independen, yaitu Pemahaman Sistem
Akuntansi Keunagan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah, dan Pengelolaan
Barang Milik Daerah serta 1 variabel dependen yaitu Kinerja SKPD. Sedangkan
penelitian ini mengamati 3 variabel independen yaitu Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi, serta 1 variabel dependen yaitu Kinerja
Pemerintah Daerah, serta 1 variabel moderating yaitu Pengawasan.
b.
Waktu Penelitian
Ratih (2012) memiliki tahun amatan 2012, sedangkan penelitian ini tahun
amatannya adalah 2016.
c.
Tempat Penelitian
Ratih (2012) melakukan penelitian di Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,
sedangkan penelitian ini dilakukan di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
d.
Judul Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Ratih (2012) dengan judul Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah, Penatausahaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Barang
Milik Daerah Terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Kepulauan
Riau. Sedangkan penelitian ini dengan judul Pengaruh Pengelolaan Keuangan
Daerah, Akuntabilitas dan Transparansi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Dengan Pengawasan Sebagai Variabel Moderating Pada Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian tedahulu dengan penelitian sekarang
Perbedaan
Penelitian Terdahulu
Penelitian Sekarang
Variabel Dependen
Kinerja SKPD
Kinerja
Daerah
Variabel Independen
- Pemahaman Sistem
Akuntansi Keuangan
Daerah
- Pengelolaan Keuangan
Daerah
- Penatausahaan Keuangan
Daerah
Pemerintah
- Akuntabilitas
- Transparansi
- Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Variabel Moderating
Tidak Ada
Pengawasan
Lokasi Penelitian
Kepulauan Riau
Provinsi Sumatera Utara
Judul Penelitian
Pengaruh
Pemahaman
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah,
Penatausahaan Keuangan
Daerah dan Pengelolaan
Barang
Milik
Daerah
Terhadap Kinerja SKPD
pada Pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau.
Pengaruh
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
Akuntabilitas
dan
Transparansi
Terhadap
Kinerja
Pemerintah
Daerah
Dengan
Pengawasan
Sebagai
Variabel Moderating Pada
Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara