Mean Platelet Volume pada Anak Sindrom Nefrotik Relaps Sering

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sindrom nefrotik (SN) merupakan manifestasi glomerulopati yang paling
sering ditemukan pada anak yang ditandai dengan temuan klinis proteinuria,
hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia.1,2 Pada anak, SN adalah
penyakit

ginjal

umum

yang

dikaitkan

dengan


peningkatan

risiko

berkembangnya komplikasi tromboemboli, termasuk trombosis vena dan
arteri, yang dapat mengancam jiwa dan secara signifikan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas.3-5
Insidensi SN terjadi 2 sampai 3 kasus per 100 000 anak dibawah 16
tahun setiap tahunnya di negara barat dan lebih tinggi lagi di negara kurang
maju.2,6 Sedangkan menurut penelitian di Jakarta melaporkan 6 orang anak
menderita SN diantara 100 000 anak yang berusia dibawah 14 tahun per
tahunnya.7 Sindrom nefrotik dapat menyerang semua umur, tetapi terutama
menyerang anak-anak yang berusia antara 2 sampai 6 tahun.6 Anak laki-laki
lebih sering menderita kelainan ini dibandingkan dengan anak perempuan
dengan perbandingan 2:1.1 Sedangkan insidensi terjadi risiko tromboemboli
yaitu 20 sampai 37% pada orang dewasa, dan sekitar 1 sampai 27% pada
anak, tergantung pada etiologi dan keparahan dari SN.4 Berdasarkan data
kunjungan pasien rawat jalan di Poli Nefrologi Anak RSUP Haji Adam Malik

 



Universitas Sumatera Utara

pada tahun 2014 dijumpai kasus SN baru sebanyak 28 orang dan pada
tahun 2015 dijumpai 35 orang kasus SN baru.
Pada kebanyakan anak SN idiopatik respons terhadap pengobatan
steroid, tetapi sekitar 60 sampai 80% kasus berkembang menjadi relaps dan
sebagian dari kasus terjadi relaps sering atau dependen steroid sehingga
membutuhkan steroid dosis tinggi untuk mencapai remisi. Pada episode
relaps ditemukan peningkatan jumlah trombosit dibandingkan dengan fase
inisial dimana SN relaps sering membutuhkan pengobatan steroid jangka
panjang sehingga akan meningkatkan risiko trombosis. Suatu penelitian di
Bandung Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 pada anak yg berusia 1
sampai 14 tahun yang didiagnosa SN relaps sering dan SN relaps jarang
ditemukan bahwa trombositosis lebih banyak terjadi pada SN relaps sering
sehingga dibutuhkan tindakan pencegahan untuk terjadinya trombosis.8
Trombosit memainkan peran penting dalam patogenesis trombosis di
berbagai keadaan patologis. Aktivasi trombosit menyebabkan perubahan
pada jumlah, bentuk, volume dan tingkat agregasi.9 Mean platelet volume

(MPV) adalah suatu penilaian ukuran trombosit yang menjadi indikator
indirek penting dari aktivasi trombosit.3,10-12 Marker fungsi trombosit yang lain
adalah platelet distribution width (PDW) yang secara langsung mengukur
variabilitas ukuran trombosit.13 Pada subjek normal, PDW berkorelasi linier
dengan MPV, dimana peningkatan PDW ditandai sebagai peningkatan
MPV.14 Pengukuran MPV dapat dianggap sebagai alat yang menjanjikan

 


Universitas Sumatera Utara

untuk memprediksi risiko terjadinya trombosis dan merupakan metode yang
mudah,

sederhana,

murah

dan


secara

otomatis

dihasilkan

pada

pemeriksaan darah lengkap.10,11,15 Beberapa bukti yang timbul membuktikan
bahwa MPV yang meningkat mungkin berhubungan dengan prognosis yang
kurang baik dan ukuran trombosit yang lebih besar secara signifikan
diprediksi sebagai komplikasi tromboemboli.11 Beberapa studi telah banyak
menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara MPV dengan infark
miokard, penyakit serebrovaskular, diabetes, ulcerative colitis, pankreatitis
akut, celiac disease dan artritis reumatoid. Namun data pada pasien SN
masih kurang.12
Penelitian terdahulu membandingkan SN sensitif steroid (SNSS) dan
focal segmental glomerulosclerosis (FSGS) dengan anak sehat sebagai
kontrol dimana ditemukan MPV signifikan meningkat pada pasien SN

dibandingkan

kontrol

dan

MPV

pada

FSGS

signifikan

meningkat

dibandingkan SNSS.3 Namun belum ada penelitian yang menunjukkan
pemantauan nilai MPV awal terapi dan setelah mendapat terapi alternate
dose pada anak SN relaps sering, maka itu kami melakukan penelitian
tersebut. Dimana pada pasien relaps sering memiliki risiko tromboemboli

karena sering terjadi trombositosis.

 


Universitas Sumatera Utara

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan : Apakah ada perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah
pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering

1.3.

Hipotesis

Ada perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate

dose pada anak SN relaps sering

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1.

Tujuan Umum : Mengetahui perbedaan nilai MPV awal terapi
dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN
relaps sering

1.4.2.

Tujuan Khusus :
1. Mengetahui perbedaan nilai trombosit awal terapi dan setelah
pemberian terapi alternate dose pada SN relaps sering
2. Mengetahui perbedaan nilai PDW awal terapi dan setelah
pemberian terapi alternate dose pada SN relaps sering
3. Mengetahui hubungan nilai trombosit dan MPV awal terapi
dan setelah pemberian terapi alternate dose pada SN relaps
sering


 


Universitas Sumatera Utara

4. Mengetahui hubungan nilai PDW dan MPV awal terapi dan
setelah pemberian terapi alternate dose pada SN relaps
sering

1.5

Manfaat Penelitian

1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti
mengenai adanya perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah
pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering
2. Di bidang pelayanan masyarakat : dengan mengetahui perbedaan nilai
MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak
SN relaps sering diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam hal pencegahan risiko tromboemboli yang sering terjadi sebagai

komplikasi pada anak SN relaps sering
3. Di bidang pengembangan penelitian : memberikan kontribusi ilmiah
mengenai perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi
alternate dose pada anak SN relaps sering sebagai risiko tromboemboli
pada anak SN relaps sering

 


Universitas Sumatera Utara