Analisis Bank Yang Melakukan Merger Di Indonesia (Studi Kasus Pt. Bank Mandiri Tbk. Dan Pt. Permatabank Tbk.) Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian
yang pada umumnya membandingkan variabel yang berkaitan dengan dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika
ilmiah. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif berupa data yang
diukur dalam skala numeric (angka) berupa laporan tahunan perusahaan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bank Mandiri dan Bank Permata melalui Internet
yaitu dengan alamat website www.bankmandiri.co.id, www.permatabank.co.id
dan www.idx.co.id. Penelitian direncanakan dari bulan Maret 2014 sampai Juni
2014.
3.3 Batasan Operasional
1. Subjek perusahaan pada penelitian ini adalah PT. Bank Mandiri Tbk dan
PT Bank Permata Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan
laporan tahunan pada website PT. Bank Mandiri Tbk yaitu :
www.bankmandiri.co.id

dan


PT

Bank

Permata

Tbk

yaitu

www.permatabank.co.id dan www.idx.co.id

Universitas Sumatera Utara

3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah:
3.4.1 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber diluar bank.
��� =

Modal Bank
Total ATMR

x 100%

3.4.2 Return On Asset (ROA)

Return on Asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan total asset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba
sebelum pajak terhadap total asset bank tersebut. Semakin besar nilai ROA, maka
semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang didapat perusahaan
semakin besar.

3.4.3 Return on Equity


��� =

Laba setelah Pajak
Total Aset

x 100%

Return on Equity (ROE) mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang
tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain rasio ini mengukur berapa
rupiah keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri.

��� =

���� ������ ������� �����
����� ������

x 100%

Universitas Sumatera Utara


3.4.4 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) mengukur kemampuan pemilik perusahaan dengan
equity yang dimiliki, untuk membayar hutang kepada kreditor.
��� =

Total Hutang
x 100%
Total Ekuitas

3.4.5 Total Debt To Total Capital Assets (DTAR)
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk
menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
���� =

Total Hutang
x 100%
Total Aktiva

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel

Variabel

Pengukuran

Skala

CAR

Modal Bank
CAR =
x100%
Total ATMR

Rasio

ROA =
ROA

ROE =
ROE


Laba sebelum Pajak
x 100%
Total Aset

���� ������ ������� �����
x100%
����� ������

DER =
DER

DTAR

Rasio

Total Hutang
x 100%
Total Ekuitas


���� =

Total Hutang
x 100%
Total Aktiva

Rasio

Rasio

Rasio

Sumber: Data Penelitian, diolah

Universitas Sumatera Utara

3.5 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter
sedangkan sumber data adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi
pustaka, internet, jurnal, dan lain-lain. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan tahunan bank (annual report) dan laporan keuangan
(financial statement) dari website Bank Mandiri dan PermataBank.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder
yang dipublikasikan oleh IDX tentang perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, studi pustaka dari berbagai literatur, dan jurnal atau bukubuku yang berkaitan dengan instansi perusahaan terkait serta laporan tahunan
bank (annual report) dan laporan keuangan (financial statement) dari website
Bank Mandiri dan PermataBank.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Paired-Sample t Test
Paired-Sample t Test merupakan Uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan
(berhubungan). Maksudnya adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua
perlakuan yang berbeda. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau
rasio.

Universitas Sumatera Utara

Nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu:
H 0 : Tidak terdapat peningkatan kinerja antara PT. Bank Mandiri Tbk. dan
PT. PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger.
H 1 : Terdapat peningkatan kinerja antara PT. Bank Mandiri Tbk. dan PT.
PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger.
Kriteria Pengujian:
1. Berdasarkan nilai t:
H 0 diterima, jika nilai t hitung < nilai t tabel
H 1 diterima, jika nilai t hitung > nilai t tabel
2. Berdasarkan nilai probabilitas:
Ho diterima, jika nilai probabilitas (α) > 0.05
H 1 diterima, jika nilai probabilitas (α) < 0.05

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Bank Mandiri
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Exim dan Bapindo, bergabung menjadi Bank
Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 150 tahun
yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan
dunia perbankan di Indonesia.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische
Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.
Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya pada
tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank
Dagang Negara, sebuah bank Pemerintah yang berhubungan erat dengan bidang
industri pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
(sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum
Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965

Universitas Sumatera Utara


Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti
nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Kemudian pada tahun 1968 BNI
Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya, menjadi sebuah bank milik Pemerintah
yang mandiri.
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (BankExim) berawal dari perusahaan
dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada
tahun 1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun
1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara
Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 BNI Unit II
dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah BNI Unit II Divisi Expor-Impor,
yang akhirnya menjadi BankExim. Spesialisasi usaha BankExim adalah
melakukan pembiayaan terhadap kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara
(BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri
Negara adalah mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai
bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan bank
Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan
nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor
manufaktur, transportasi dan pariwisata. Bank ini juga ditunjuk untuk melakukan
promosi untuk menarik investasi asing. Untuk memberi layanan terpadu, Bapindo
mulai menawarkan jasa layanan perbankan umum pada tahun 1986.

Universitas Sumatera Utara

Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 150 tahun. Masingmasing dari empat bank bergabung telah memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi, dan bagi perkembangan perusahaan yang terkemuka di
Indonesia.
Konsolidasi dan Integrasi
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri memutuskan untuk menutup 194
kantor cabang yang lokasinya saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah
karyawan dari jumlah gabungan sebanyak 26.600 karyawan menjadi 17.620
karyawan. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh
kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri berhasil
mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan
core banking system dari keempat bank legacy sebelumnya yang saling terpisah.
Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa mengalami perbaikan
terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp1,18 Triliun di tahun 2000 hingga
mencapai Rp5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat
prestasi penting dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003
sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar lembar saham.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri harus menghadapi permasalahan yang
mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan
meningkatnya kredit bermasalah, tercermin dari rasio Non Performing Loan
(NPL) net konsolidasi yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004 menjadi 15,34%

Universitas Sumatera Utara

di tahun 2005. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank
Mandiri secara signifikan dari sebelumnya sebesar Rp5,3 Triliun di tahun 2004,
menjadi Rp603 Miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar
80%. Dari sisi kepercayaan investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga
mengalami penurunan dari Rp2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp1.110
pada November 2005.
Visi dan Misi Perusahaan
Dalam Rencana Jangka Panjang Bank Mandiri 2010-2014, terdapat
penajaman Visi dan Misi Bank Mandiri dengan memposisikan diri sebagai
lembaga keuangan. Visi dan Misi Bank Mandiri adalah sebagai berikut:
Visi:
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu
progresif
Misi:
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2. Mengembangkan sumber daya manusia professional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, Bank
Mandiri mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang

Universitas Sumatera Utara

Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi
pemegang saham.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi, serta keberhasilan strateginya,
Bank Mandiri telah merumuskan dan mengimplementasikan budaya perusahaan
yang disebut dengan TIPCE yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam
hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
2. Iintegrity
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat
serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
3. Professionalism
Berkomitmen untuk be ke rja tuntas d an akurat atas dasar kompetensi
terbaik dengan penuh tanggung jawab.
4. Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling
menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
5. Excellence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terusmenerus.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Data Perusahaan Anak
Tabel 4.1
Data Perusahaan Anak Bank Mandiri
No
1

2

Nama Perusahaan
Anak
Bank Mandiri Europe
Limited London
(BMEL)
Mandiri International
Remittance (MIR)

3

Bank Syariah Mandiri

4
5

Mandiri Sekuritas
Bank Sinar Harapan Bali
(BSHB)
Mandiri Tunas Finance

6

Jenis Usaha

Kedudukan

Perbankan

London

Jasa
Pengiriman
Uang
Perbankan
Syariah
Sekuritas
Perbankan

Kuala
Lumpur

100%

Jakarta

99,99%

Jakarta
Denpasar

95,69%
81,46%

Jakarta

51,00%

Jakarta

51,00%

Jakarta
Jakarta

99,9% (Mandiri
Sekuritas)
60,00%

Jakarta

60,00%

Pembiayaan
Otomotif
7
AXA Mandiri Financial Asuransi
Services
Jiwa
8
Mandiri Investasi
Manajer
Investasi
9
Mandiri AXA General
Asuransi
Insurance
Umum
10 Asuransi Jiwa InHealth
Asuransi
Indonesia
Kesehatan
Sumber: www.bankmandiri.co.id

Presentase
Pemilikan
100%

4.1.3. Sejarah PermataBank
PT PermataBank Tbk (“PermataBank”) merupakan hasil merger lima bank
dibawah pengawasan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu
PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Ekspress, PT Bank
Artamedia, dan PT Bank Patriot di tahun 2002.
Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk
mengambil alih PermataBank dan memulai proses transformasi organisasi. Lebih
lanjut, sebagai wujud komitmen mereka terhadap PermataBank, kepemilikan

Universitas Sumatera Utara

gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun
2006 dan selanjutnya terus mendukung Bank.
PT Astra International Tbk adalah perusahaan terkemuka di Indonesia yang
memiliki pengalaman kuat di pasar domestik, sementara Standard Chartered
Bank adalah bank internasional terkemuka dengan keahlian dan pengalaman
global. Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis ini menjadi salah
satu kekuatan utama dan keunikan PermataBank dalam industri perbankan di
Indonesia.
Dalam perjalanannya, PermataBank memiliki visi untuk menjadi pelopor
dalam memberikan solusi keuangan yang inovatif; dan seperangkat nilai yang
disebut

PRICE

(Partnership,

Responsiveness,

Innovation,

Caring

and

Excellence), yang menjadi dasar kepercayaan bagi PermataBank dan sebagai
panduan bagi para PermataBanker dalam bekerja dan berprilaku.
Di tahun 2013, PermataBank mempertahankan fokusnya pada pertumbuhan
bisnis retail banking dan wholesale banking dan memperkuat kerangka kerja
operasional sementara terus memperhatikan kemungkinan dampak dari ekonomi
global. Sebagai hasilnya, kinerja di seluruh segmen bisnis meningkat baik secara
finansial maupun non-finansial dan PermataBank meningkatkan posisinya
menjadi Bank ke-tujuh terbesar dalam industri perbankan nasional dari sisi total
aset.
Didukung 332 perkantoran (termasuk cabang, sub cabang, mobile cash,
cash office, dan cabang Syariah), 272 office channeling Syariah, 904 kepemilikan
ATM di 58 kota di seluruh Indonesia dengan akses lebih dari 50.000 ATM yang

Universitas Sumatera Utara

terhubung dengan VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan
ATM Prima, PermataBank yakin untuk dapat mewujudkan komitmennya dalam
menawarkan solusi perbankan yang paling inovatif dengan kualitas layanan yang
sempurna yang mampu memenuhi kebutuhan seluruh nasabah.
Visi,

Nilai-nilai

dan

Komitmen

Terhadap

Pemangku

Kepentingan

(Stakeholders)
Visi
Pelopor dalam memberikan solusi finansial yang inovatif
Nilai-nilai:
1. Partnership
Kami saling memahami dan bersama-sama membangun hubungan yang
kokoh dengan pihak internal dan eksternal berlandaskan rasa saling
menghormati.
2. Responsiveness
Kita bekerja dengan cepat, akurat, dan efektif dalam memberikan layanan yang
terbaik dan tepat waktu
3. Innovation
Kita selalu berpikir inovatif untuk meningkatkan cara kita bekerja, membuatnya
lebih mudah, lebih baik dan lebih cepat
4. Caring
Kita menaruh perhatian dan menghargai customer, rekan kerja, masyarakat,
investor dan regulator

Universitas Sumatera Utara

5. Excellence
Kita memberikan layanan prima kepada customer dan memicu kinerja yang
prima dalam pekerjaan sehari-hari

Komitmen Terhadap Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
1. Nasabah (Customers)
Berkomitmen untuk melampaui harapan nasabah.
2. Karyawan (Our People)
Berinvestasi pada SDM dan memungkinkan mereka untuk belajar,
bertumbuh dan membuat perbedaan.
3. Masyarakat (Communities)
Bertanggung jawab dan berkomitmen pada komunitas.
4. Pemegang Saham (Shareholders)
Berkomitmen untuk melebihi ekspektasi nasabah.
5. Regulator (Regulators)
Menjadi teladan dalam tata kelola perusahaan dan standar etika dalam
melakukan bisnis.

Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Data Anak Perusahaan & Afiliasi
Tabel 4.2
Data Perusahaan Anak & Afiliasi PermataBank
No
1

Nama Perusahaan
PT Sahabat Finansial

Bidang Usaha

Kepemilikan

Status Operasi

Pembiayaan
Konsumen

99,998%

Masih
Beroperasi

Gedung BRI II
Tower Lt. 25
Jl. Jend. Sudirman
Kav. 42-46
Jakarta

Modal Ventura

4,02 %

Masih
Beroperasi

Jl. Diponegoro No
150
Komplek IDT/Ruko
Genteng Biru
Blok
B
23-24

Keluarga

2

PT

Sarana

Bali

Alamat

Ventura

Denpasar, Bali
3

PT

Aplikanusa

Komunikasi

1,90 %

Masih
Beroperasi

Jl. MH. Thamrin
Kav.3
Menara Thamrin Lt.
12
Jakarta 10250

Investasi

0,91 %

Masih
Beroperasi

Setiabudi 2 Building,
Suite 502 A
Jl. H.R. Rasuna Said
Kav. 62
Kuningan
Jakarta 12920

Pasar Modal

1,00 %

Masih
Beroperasi

Gedung Bursa efek
Indonesia
Tower I Lt. 5
Jl. Jend. Sudirman
Kav. 52-53
Jakarta 12190

Lintasarta

4

PT Sarana Bersama
Pengembangan
Indonesia

5

PT Kustodian Sentral
efek
Indonesia (KSeI)

Sumber: Laporan Tahunan PermataBank, 2013

Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1. Paired-Sample t Test Bank Mandiri

Paired-Sample t Test merupakan Uji yang digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan
(berhubungan). Tabel Paired Sample Statistik ini meliputi nilai rata-rata (mean),
jumlah data (N) dan standar deviasi dan standar error mean dari variabel
independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Debt to
Equity Ratio (DER) dan Total Debt To Total Capital Assets (DTAR) Bank Bumi
Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Exim), Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo) sebelum dan sesudah merger ke dalam Bank
Mandiri. Hasil Paired Sample Statistik akan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Paired Samples Statistics
Pair 1

Pair 2

Pair 3

Pair 4

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

ROA sebelum merger (%)

-25,2658

12

45,00612

12,99215

ROA sesudah merger (%)

1,9608

12

1,14964

,33187

ROE sebelum merger (%)

-48,6708

12

73,46216

21,20670

ROE sesudah merger (%)

17,6625

12

10,62437

3,06699

DER sebelum merger (%)

679,5617

12

1169,96152

337,73880

DER sesudah merger (%)

1342,9733

12

552,62663

159,52957

DTAR sebelum merger (%)

115,4517

12

34,64169

10,00019

DTAR sesudah merger (%)

92,3117

12

2,20930

,63777

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa:
1. Jumlah data dari masing-masing variabel ROA, ROE, DER, DTAR
sebelum dan sesudah merger adalah 12.

Universitas Sumatera Utara

2. Rata-rata (mean) ROA sebelum merger adalah -25,2658 dengan standar
deviasi 45,00612. Sedangkan rata-rata (mean) ROA sesudah merger
adalah 1,9608 dengan standar deviasi 1,14964.
3. Rata-rata (mean) ROE sebelum merger adalah -48,6708 dengan standar
deviasi 73,46216. Sedangkan rata-rata (mean) ROE sesudah merger adalah
17,6625 dengan standar deviasi 10,62437.
4. Rata-rata (mean) DER sebelum merger adalah 679,5617 dengan standar
deviasi 1169,96152. Sedangkan rata-rata (mean) DER sesudah merger
adalah 1342,9733 dengan standar deviasi 552,62663.
5. Rata-rata (mean) DTAR sebelum merger adalah 115,4517 dengan standar
deviasi 34,64169. Sedangkan rata-rata (mean) DTAR sesudah merger
adalah 92,3117 dengan standar deviasi 2,20930.
Tabel 4.4
Paired Samples Correlations

Pair 1

Pair 2

Pair 3

Pair 4

ROA sebelum merger (%) & ROA
sesudah merger (%)
ROE sebelum merger (%) & ROE
sesudah merger (%)
DER sebelum merger (%) & DER
sesudah merger (%)
DTAR sebelum merger (%) & DTAR
sesudah merger (%)

N

Correlation

Sig.

12

-,277

,383

12

-,136

,673

12

,134

,678

12

-,353

,261

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Hasil uji Paired Samples Correlations menunjukkan bahwa:
1. Korelasi antara ROA sebelum merger dan ROA sesudah merger adalah
sebesar -0,277 dengan Sig. sebesar 0,383. Hal ini menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

korelasi antara ROA sebelum merger dan ROA sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
2. Korelasi antara ROE sebelum merger dan ROE sesudah merger adalah
sebesar -0,136 dengan Sig. sebesar 0,673. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara ROE sebelum merger dan ROE sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
3. Korelasi antara DER sebelum merger dan DER sesudah merger adalah
sebesar -0,134 dengan Sig. sebesar 0,678. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara DER sebelum merger dan DER sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
4. Korelasi antara DTAR sebelum merger dan DTAR sesudah merger adalah
sebesar -0,353 dengan sig sebesar 0,261. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara DTAR sebelum merger dan DTAR sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda t-test sampel
yaitu Paired-Sample T Test. Uji beda t-test ini digunakan untuk analisis dengan
melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh
tertentu. Kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah jika
probabilitas atau Sig. > 0.05, maka H 0 diterima dan jika probabilitas atau Sig.<
0.05, maka H 0 ditolak. Model hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Mandiri Tbk.
dan PT. PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger.

Universitas Sumatera Utara

H 1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Mandiri Tbk. dan PT.
PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger. Berikut ini adalah
hasil pengujian dengan taraf signifikansi (α) = 0,05:
Tabel 4.5
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
Mean

Pair ROA sebelum merger (%)
1

- ROA sesudah merger (%)

Pair ROE sebelum merger (%)
2

- ROE sesudah merger (%)

Pair DER sebelum merger (%)
3
Pair
4

- DER sesudah merger (%)

Std.

Std. Error

Deviation

Mean

of the Difference
Lower

Upper

t

df

Sig. (2tailed)

-27,22667

45,33838

13,08806

-56,03330

1,57996

-2,080

11

,062

-66,33333

75,64673

21,83733

-114,39698

-18,26969

-3,038

11

,011

-663,41167 1225,07961 353,65002 -1441,79012 114,96678

-1,876

11

,087

2,259

11

,045

DTAR sebelum merger
(%) - DTAR sesudah

23,14000

35,48098

10,24248

,59646

45,68354

merger (%)

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas merupakan hasil uji beda antara ratio variabel
ROA, ROE, DER dan DTAR Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara
(BDN), Bank Ekspor Impor (Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
sebelum dan sesudah merger ke dalam Bank Mandiri. Tingkat kepercayaan atau α
= 5%, t-tabel adalah 2,201 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan antara
ratio ROE, ROA, DER, dan DTAR sebelum dan sesudah merger jika t-hitung <
2,201 atau t-hitung > -2,201. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan
sig. (2-tailed) dengan α, jika sig (2-tailed) > 5%, maka dikatakan bahwa:
1. Return on Assets (ROA) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,062) > α (0,05) dan t hitung adalah -2,080 dimana

Universitas Sumatera Utara

t hitung (-2,080) < t tabel (-2,201) maka H 1 ditolak dan H 0 diterima. Artinya,
terdapat perbedaan yang tidak signifikan variabel ratio ROA sebelum dan
sesudah merger. Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), Return on Assets
(ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
profitabilitas

mengukur

kemampuan

perusahaan

menghasilkan

keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham
tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan
telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi
untuk menghasilkan keuntungan.
2. Return on Equity (ROE) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,011) < α (0,05) dan t hitung adalah -3,038 dimana
t hitung (-3,038) > t tabel (-2,201) maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Artinya,
terdapat perbedaan yang signifikan variabel ratio ROE sebelum dan
sesudah merger. Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara
jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain
pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di
dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
3. Debt to Equity Ratio (DER) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,087) > α (0,05) dan t hitung adalah -1,876 dimana
t hitung (-1,876) < t tabel (-2,201) maka H 1 ditolak dan H 0 diterima. Artinya,
terdapat perbedaan yang tidak signifikan variabel ratio DER sebelum dan

Universitas Sumatera Utara

sesudah merger. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara
total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya
dengan menggunakan modal yang ada.
4. Debt to Total Assets Ratio (DTAR) sebelum dan sesudah merger
menunjukkan angka signifikansi (0,045) < α (0,05) dan t hitung adalah
2,259 dimana t hitung (2,259) > t tabel (2,201) maka H 1 diterima dan H 0
diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan variabel ratio
DTAR sebelum dan sesudah merger. Debt to Total Assets Ratio (DTAR)
adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
solvabilitas

perusahaan.

Tingkat

solvabilitas

perusahaan

adalah

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang
perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti
perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk
membayar hutang-hutangnya. Rasio ini menunjukkan besarnya total
hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi
perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Paired-Sample t Test PermataBank
Tabel Paired Sample Statistik ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data
(N) dan standar deviasi dan standar error mean dari variabel independen yaitu
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Debt To Total Capital Assets
(DTAR) PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Ekspress,
PT Bank Artamedia, PT Bank Patriot sebelum dan sesudah merger ke dalam
PermataBank. Hasil Paired Sample Statistik akan ditunjukkan dalam Tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.6
Paired Samples Statistics
Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

CAR sebelum merger (%)

-25,5160

10

77,85831

24,62096

CAR sesudah merger (%)

45,8100

10

55,34714

17,50230

ROA sebelum merger (%)

-7,1270

10

10,12439

3,20161

ROA sesudah merger (%)

5,4390

10

7,62620

2,41162

ROE sebelum merger (%)

-1,4750

10

263,81935

83,42700

ROE sesudah merger (%)

49,5550

10

73,50502

23,24433

DER sebelum merger (%)

-1039,9510

10

3200,43416

1012,06614

DER sesudah merger (%)

690,8990

10

1849,39559

584,83024

DTAR sebelum merger (%)

107,4660

10

19,12786

6,04876

DTAR sesudah merger (%)

92,9750

10

3,86325

1,22167

Pair 1

Pair 2

Pair 3

Pair 4

Pair 5

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa:
1. Jumlah data dari masing-masing variabel CAR, ROA, ROE, DER, DTAR
sebelum dan sesudah merger adalah 10.

Universitas Sumatera Utara

2. Rata-rata (mean) CAR sebelum merger adalah -25,5160 dengan standar
deviasi 77,85831. Sedangkan rata-rata (mean) CAR sesudah merger adalah
45,8100 dengan standar deviasi 55,34714.
3. Rata-rata (mean) ROA sebelum merger adalah -7,1270 dengan standar
deviasi 10,12439. Sedangkan rata-rata (mean) ROA sesudah merger
adalah 5,4390 dengan standar deviasi 7,62620.
4. Rata-rata (mean) ROE sebelum merger adalah -1,4750 dengan standar
deviasi 263,81935. Sedangkan rata-rata (mean) ROE sesudah merger
adalah 49,5550 dengan standar deviasi 73,50502.
5. Rata-rata (mean) DER sebelum merger adalah -1039,9510 dengan standar
deviasi 3200,43416. Sedangkan rata-rata (mean) DER sesudah merger
adalah 690,8990 dengan standar deviasi 1849,39559.
6. Rata-rata (mean) DTAR sebelum merger adalah 107,4660 dengan standar
deviasi 19,12786. Sedangkan rata-rata (mean) DTAR sesudah merger
adalah 92,9750 dengan standar deviasi 3,86325.
Tabel 4.7
Paired Samples Correlations
Pair 1

CAR sebelum merger (%) & CAR
sesudah merger (%)

Pair 2

ROA sebelum merger (%) & ROA
sesudah merger (%)

Pair 3

ROE sebelum merger (%) & ROE
sesudah merger (%)

Pair 4

DER sebelum merger (%) & DER
sesudah merger (%)

Pair 5

DTAR sebelum merger (%) & DTAR
sesudah merger (%)

N

Correlation

Sig.

10

,272

,448

10

,439

,204

10

-,286

,424

10

-,081

,824

10

,819

,004

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

Hasil uji Paired Samples Correlations menunjukkan bahwa:
1. Korelasi antara CAR sebelum merger dan CAR sesudah merger adalah
sebesar -0,272 dengan Sig. sebesar 0,448. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara CAR sebelum merger dan CAR sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
2. Korelasi antara ROA sebelum merger dan ROA sesudah merger adalah
sebesar 0,439 dengan Sig. sebesar 0,204. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara ROA sebelum merger dan ROA sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
3. Korelasi antara ROE sebelum merger dan ROE sesudah merger adalah
sebesar -0,286 dengan Sig. sebesar 0,424. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara ROE sebelum merger dan ROE sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
4. Korelasi antara DER sebelum merger dan DER sesudah merger adalah
sebesar -0,081 dengan Sig. sebesar 0,824. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara DER sebelum merger dan DER sesudah merger adalah
rendah dan tidak signifikan.
5. Korelasi antara DTAR sebelum merger dan DTAR sesudah merger adalah
sebesar 0,819 dengan Sig. sebesar 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi antara DTAR sebelum merger dan DTAR sesudah merger adalah
tinggi dan signifikan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda yaitu PairedSample T Test. Uji beda t-test ini digunakan untuk analisis dengan melibatkan dua

Universitas Sumatera Utara

pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh tertentu. Kriteria
pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah jika probabilitas atau
Sig. > 0.05, maka H 0 diterima dan jika probabilitas atau Sig. < 0.05, maka H 1
diterima. Model hipotesis yang digunakan adalah:
H 0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Mandiri Tbk.
dan PT. PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger.
H 1 : Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara PT. Bank Mandiri Tbk. dan PT.
PermataBank Tbk sebelum dan sesudah melakukan merger. Berikut ini adalah
hasil pengujian dengan taraf signifikansi (α) = 0,05:
Tabel 4.8
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig.
95% Confidence Interval of
Mean

Pair CAR sebelum merger (%) 1

CAR sesudah merger (%)

Pair ROA sebelum merger (%) 2

ROA sesudah merger (%)

Pair ROE sebelum merger (%) 3

ROE sesudah merger (%)

Pair DER sebelum merger (%) 4
Pair
5

DER sesudah merger (%)

Std.

Std. Error

Deviation

Mean

t

df

the Difference
Lower

Upper

(2tailed)

-71,32600

82,36347

26,04561

-130,24527

-12,40673

-2,739

9

,023

-12,56600

9,63528

3,04694

-19,45866

-5,67334

-4,124

9

,003

-51,03000

293,39876

92,78083

-260,91483

158,85483

-,550

9

,596

-4466,44450

1004,74450

-1,431

9

,186

2,96054

26,02146

2,843

9

,019

-1730,85000

3824,09743 1209,28579

DTAR sebelum merger (%)
- DTAR sesudah merger

14,49100

16,11847

5,09711

(%)

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)
Tabel 4.8 diatas merupakan hasil uji beda antara variabel ratio CAR, ROA,
ROE, DER dan DTAR PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank

Universitas Sumatera Utara

Prima Ekspress, PT Bank Artamedia, PT Bank Patriot sebelum dan sesudah
merger ke dalam PermataBank. Tingkat kepercayaan atau α = 5%, t-tabel adalah
2,262 maka dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan antara ratio CAR, ROE,
ROA, DER, dan DTAR sebelum dan sesudah merger jika t-hitung < 2,262 atau thitung > -2,262. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan

sig. (2-

tailed) dengan α, jika sig (2-tailed) > 5%, maka dikatakan bahwa:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan sesudah merger
menunjukkan angka signifikansi (0,023) < (0,05) dan t hitung adalah 2,739 dimana t hitung (-2,739) > t tabel (-2,262) maka H 1 diterima dan H 0
ditolak. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan variabel ratio CAR
sebelum dan sesudah merger. CAR mengalami peningkatan karena
dengan melakukan merger maka akan terjadi peningkatan dana
perusahan.
2. Return on Assets (ROA) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,003) < (0,05) dan t hitung adalah -4,124 dimana t hitung
(-4,124) > t tabel (-2,262) maka H 1 diterima dan H 0 ditolak. Artinya,
terdapat perbedaan yang signifikan variabel ratio ROA sebelum dan
sesudah merger. Menurut Mardiyanto (2009: 196) ROA adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Menurut
Dendawijaya (2003: 120) rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat

Universitas Sumatera Utara

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula
posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.
3. Return on Equity (ROE) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,596) > (0,05) dan t hitung adalah -0,550 dimana t hitung
(-0,550) < t tabel (-2,262) maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Artinya,
terdapat perbedaan yang tidak signifikan variabel ratio ROE sebelum dan
sesudah merger. Semakin rendah Return on Equity (ROE) dapat
menunjukan bahwa Bank Permata belum mampu mengelola modalnya
sendiri untuk mendapatkan laba yang optimal. Namun sebaliknya
semakin tinggi Return on Equity (ROE) menunjukan bahwa bank tersebut
mampu mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan laba yang
optimal.
4. Debt to Equity Ratio (DER) sebelum dan sesudah merger menunjukkan
angka signifikansi (0,186) > (0,05) dan t hitung adalah -1,431 dimana t hitung
(-1,431) < t tabel (-2,262) maka H 0 diterima dan H 1 ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan DER yang signifikan
sebelum dan sesudah melakukan merger. Artinya, terdapat perbedaan
yang tidak signifikan variabel ratio DER sebelum dan sesudah merger.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang
(hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan
kemampuan

perusahaan

untuk

memenuhi

kewajibannya

dengan

menggunakan modal yang ada.

Universitas Sumatera Utara

5. Debt to Total Assets Ratio (DTAR) sebelum dan sesudah merger
menunjukkan angka signifikansi (0,019) < (0,05) dan t hitung adalah 2,843
dimana t hitung (2,843) > t tabel (2,262) maka H 1 diterima dan H 0 ditolak.
Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan variabel ratio DTAR
sebelum dan sesudah merger. Debt to Total Assets Ratio (DTAR) adalah
salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas
perusahaan.

Tingkat

solvabilitas

perusahaan

adalah

kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan
tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan tersebut
memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Rasio ini menunjukkan besarnya total hutang terhadap
keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini
merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi
perusahaan.
4.4 Pembahasan
4.3.1. Faktor-faktor yang
melakukan merger

menyebabkan

perusahaan

di

Indonesia

Faktor atau alasan utama perusahaan lebih melakukan merger adalah
sebagai strategi utama perusahaan dalam pengembangan perusahaannya, karena
dengan strategi tersebut perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru
karena bisnis share perusahaan telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan
perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud, untuk meningkatkan nilai
perusahaan yang bergabung, Selain itu meningkatan SDM perusahaan,

Universitas Sumatera Utara

peningkatan kemampuan dalam hal pemasaran, skill manajerial, riset,
perpindahan atau transfer teknologi, dan adanya efisiensi biaya produksi
perusahaan. agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, serta terus tumbuh
dan berkembang. Bagi pihak manajemen, keputusan akuisisi yang tepat, akan
mampu meningkatkan harga saham perusahaan juga akan memberikan
kesejahteraan bagi pemegang saham. Atas hal tersebut manajemen akan
memperoleh insentif atau bonus atas keputusan akuisisi tersebut. Hal tersebut
dikarenakan manajer yang bertindak sebagai pengambil keputusan dapat
mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan.
4.3.2. Perbedaan kinerja keuangan PT. Bank Mandiri Tbk. sebelum dan
sesudah melakukan merger
4.3.3. Kinerja Keuangan BBD, BDN, Bank Exim, Bapindo dan Bank
Mandiri
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kinerja Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Exim) dan Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo) sebelum dan setelah meger menjadi Bank Mandiri periode
tahun 1993-2010.
Tabel 4.9
Rasio Keuangan BBD, BDN, Bank Exim, Bapindo dan Bank Mandiri
sebelum dan setelah merger Tahun 1996-2010
No

Nama Bank

Periode
waktu

ROA

ROE

DER

DTAR

1

Bank Bumi Daya
(BBD)

1996
1997
1998

0.27%
0.48%
-39.57%

4.22%
5.00%
-127.81%

1471.97%
938.34%
-422.96%

93.64%
90.37%
130.96%

2

Bank Dagang
Negara (BDN)

3

Bank Ekspor Impor
(Exim)

1996
1997
1998
1996
1997

0.72%
0.75%
-79.30%
0.77%
-12.62%

11.72%
17.31%
-106.59%
13.06%
-150.26%

1525.79%
2212.07%
-234.41%
1588.55%
-1290.36%

93.85%
95.67%
174.40%
94.08%
108.40%

Universitas Sumatera Utara

4

Bank Pembangunan
Indonesia
(Bapindo)

5

Bank Mandiri

1998
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

-144.91%
0.04%
0.62%
-30.44%
n/a
0,8
1,5
2,3
2,8
3,1
0,5
1,1
2,3
2,5
3,13
3,50

-158.91%
0.33%
14.64%
-106.76%
n/a
8,1
21,5
26,2
23,6
22,8
2,5
10,0
15,8
18,1
30,26
33,09

-209.66%
777.63%
2248.53%
-450.75%
2.445,74
1.676,41
2.333,78
1.634,62
1.123,01
895,20
1.034,54
915,59
991,12
1.074,67
1.021,89
969,11

191.19%
88.61%
95.74%
128.51%
96,07
94,37
95,89
94,23
91,82
89,95
91,19
90,15
90,84
91,49
91,09
90,65

Sumber: Data Penelitian yang diolah
Keterangan:
ROA = Return on Assets

DER = Debt to Equity Ratio

ROE = Return on Equity

DTAR = Debt to Total Assets Ratio

Pada Tabel 4.9 dapat dilihat kondisi utang bank Bank Bumi Daya (BBD),
Bank Dagang Negara (BDN) pada tahun 1996-1997 sudah mendekati nilai
aktivanya (assets) dan pada pada puncaknya tahun 1998 saat krisis berlangsung
nilai utang melebihi nilai aktivanya. Kondisi ini menggambarkan Bank Bumi
Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN) merupakan bank yang tidak sehat.
Walaupun Bank BDN masih lebih baik dibandingkan Bank BBD.
Diantara keempat bank tersebut di atas yang dilihat dari kinerja keuangan
ROA dan ROE, Bank Ekspor Impor (Exim) merupakan bank yang lebih baik
kinerjanya dibandingkan ketiga bank lainnya sejak tahun 1996 – 1997. Sedangkan
DER dan DTAR keempat bank tersebut hampir sama setiap tahunnya.
Return on Assets ( ROA )

Universitas Sumatera Utara

Rasio imbal hasil aset (ROA) mencerminkan kemampuan Bank untuk
menghasilkan keuntungan dari aset yang dimiliki. Rasio ini dihitung berdasarkan
laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aset Bank dalam periode yang
sama. Kondisi ROA yang ditunjukkan Bank Ekspor Impor (Exim) dan Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo) tidak jauh berbeda dengan Bank Bumi Daya
(BBD) dan Bank Dagang Negara (BDN) memiliki kinerja yang buruk (tidak
sehat). Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) merupakan bank yang paling
tidak sehat dibandingkan dengan ketiga bank BUMN. Kendati demikian setelah
merger ke dalam Bank Mandiri kondisi ROA mengalami peningkatan sampai
tahun 2004 lalu terjadi penurunan pada tahun 2005 lalu kembali mengalami
peningkatan dan penurunan pada tahun-tahun berikutnya.
Return on Equity ( ROE )
Semakin rendah Return on Equity (ROE) dapat menunjukan bahwa bank
belum mampu mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan laba yang
optimal. Namun sebaliknya semakin tinggi Return on Equity (ROE) menunjukan
bahwa bank tersebut mampu mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan
laba yang optimal. Apabila kita lihat pada Tabel 4.9, kinerja keuangan yang
dihasilkan oleh Bank Exim dan Bank Bapindo tidak jauh berbeda dengan Bank
BBD dan Bank BDN yaitu bank yang memiliki kinerja yang buruk (tidak sehat).
Bank Bapindo merupakan bank yang paling tidak sehat dibandingkan dengan
ketiga bank BUMN. Hal ini dapat dilihat dari ROE Bank Bapindo tahun 1996.
Walaupun pada tahun 1997 terjadi peningkatan yang cukup besar pada ROE

Universitas Sumatera Utara

menjadi sebesar 14.64%. Setelah mergerpun kondisi ROE cukup baik dimana
peningkatan yang terjadi tidak jauh berbeda.
Debt to Equity Ratio ( DER ) dan Debt to Total Assets Ratio ( DTAR )
Hasil DER dan DTAR menunjukkan tidak terdapat hasil yang signifikan
terhadap kinerja bank sebelum dan setelah merger. Angka DER yang besar pada
bank dikarenakan tabungan dan deposito dianggap sebagai hutang. Makin besar
angka DER suatu perusahaan maka manajemennya harus makin kerja keras untuk
menjaga arus kas perusahaan. Resiko yang makin tinggi diharapkan memberikan
laba yang juga lebih tinggi. High Risk High Return. Hal ini bagi investor saham
fundamental diperhitungkan sebagai pertimbangan saat membeli atau menjual
saham. Dengan tingkat resiko yang makin tinggi maka investor fundamental akan
menawar makin rendah harga sahamnya. Sebaliknya makin rendah angka DER
suatu perusahaan investor fundamental akan menghargai makin tinggi karena
tingkat resikonya yang lebih rendah. Kinerja Bank Mandiri setelah merger tidak
berdampak positif atau dapat dikatakan tidak sehat jika dilihat dari rasio keuangan
yang telah dikemukakan sebelumnya.

4.3.4. Perbedaan kinerja keuangan PT. PermataBank Tbk. sebelum dan
sesudah melakukan merger
4.3.5. Kinerja Keuangan Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Ekspress,
Bank Artamedia, Bank Patriot dan PermataBank
Pemerintah akhirnya tiba pada keputusan final untuk melakukan
restrukturisasi lima bank swasta nasional yang bermasalah dengan tujuan untuk
menyelamatkan perbankan nasional secara umum, karena dengan menyelamatkan

Universitas Sumatera Utara

satu atau dua bank yang bermasalah, maka efek domino dari kemungkinan adanya
likuidasi

bank

dapat

dihindarkan.

Restrukturisasi

dilakukan

dengan

menggabungkan lima bank atau dengan mekanisme merger. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan merger merupakan langkah yang paling dimungkinkan dan
biaya yang dibutuhkan relatif lebih rendah.
Sebelumnya, kelima bank yang berada dalam penguasaan BPPN sudah
diputuskan untuk segera digabungkan menjadi satu. Kelimanya adalah Bank
Artamedia, Bank Bali, Bank Patriot, Bank Prima Ekspress, dan Bank Universal.
Keputusan itu tentu sudah melalui proses pertimbangan dan pengkajian yang
mendalam dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi maupun nonekonominya.
Sebab keputusan yang diambil ini tetap akan melibatkan keuangan negara yang
tidak sedikit, ditengah terbatasnya keuangan negara. Baik untuk menyelamatkan
bank maupun menutup sejumlah bank, pemerintah menghabiskan dana ratusan
triliun rupuah. Memang dana ini tidak semuanya hilang, karena pemerintah
meminta jaminan aset dari bank atau pemilik banknya.
Tabel 4.10 menunjukkan kinerja keuangan PT Bank Bali Tbk, PT Bank
Universal Tbk, PT Bank Prima Ekspress, PT Bank Artamedia, PT Bank Patriot
dan PermataBank dari tahun 1999-2013.
Tabel 4.10
Rasio Keuangan Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Ekspress, Bank
Artamedia, Bank Patriot dan PermataBank Tahun 1996-2013
No

Nama Bank

Periode
waktu

CAR

ROA

ROE

DER

DTAR

1

Bank Bali

1999
2000

(240,23)
23,51

(32,60)
( 9,45 )

52,63
276,96

(264,33)
(3148,55)

160,85
103,28

2

Bank Universal

1999
2000

3,04
( 4,82 )

(13,27)
(0,06)

(666,94)
(1,21)

4045,44
(4290,87)

97,59
102,39

Universitas Sumatera Utara

3

Bank Prima
Ekspress

4

Bank Artamedia

5

Bank Patriot

6

PermataBank

1999
2000

(2,85)
(6,67)

(5,99)
0,48

284,02
(18,26)

(4841,74)
(3940,66)

102,11
102,60

1999
2000

7,04
24,13

(3,16)
1,11

(92,78)
28,16

2840,44
2439,15

96,60
96,06

(43,08)
(15,23)

(7,35)
(0,98)

107,24
15,43

(1559,12)
(1679,27)

106,85
106,33

13,3
10,4
10,8
11,4
9,9
13.5
13.3
10.8
14,1
12,2

0,87
(3,03)
1,87
2,21
1,17
1.2
1.9
1.7
1,9
1,4

22,32
(69,27)
32,94
26,93
11,83
13.1
18.1
12.4
13,3
21,5

(4414,57)
2321,90
1594,41
1256,60
1252,33
793,39
905,43
1.321,24
1.056,92
821,34

102,32
95,87
94,10
92,63
92,61
89,92
89,92
91,95
91,25
89,18

1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

Sumber: Data Penelitian, diolah
Keterangan:
CAR = Capital adequacy ratio
ROA = Return on Assets

DER = Debt to Equity Ratio

ROE = Return on Equity

DTAR = Debt to Total Assets Ratio

Penggabungan dari lima bank dibawah pengelolaan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) yaitu Bank Artamedia, Bank Bali, Bank Patriot,
Bank Prima Ekspress, dan Bank Universal, dimana Bank Bali telah ditunjuk
menjadi Bank Rangka (Platfrom Bank) dan pada tanggal 18 Februari 2002
berganti nama menjadi PermataBank, sedangkan keempat bank lainnya sebagai
bank yang menggabungkan diri. Terpilihnya Bank Bali yang bertindak sebagai
kerangka merger ini, karena hasil financial dan legal due diligence (penelitian
mendalam) menunjukkan jika bank tersebut dipilih menjadi kerangka merger,

Universitas Sumatera Utara

maka biayanya paling murah. Hal ini disebabkan, karena Bank Bali dari sisi
kekuatan modal dan kinerja keuangannya lebih baik dibandingkan dengan bank
yang lain sehingga dipilih sebagai kerangka bank dalam proses merger ini (Bisnis
Indonesia, 2002).
Kinerja PermataBank menunjukkan hasil yang baik dan terus mengalami
peningkatan di tengah kondisi perekonomian yang kurang kondusif. Bank
memberikan perhatian yang tinggi agar pertumbuhan kredit dapat terus didukung
oleh likuiditas dan permodalan yang kuat, dan dengan kualitas kredit yang terjaga.
Di tahun 2010, PermataBank bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra
mengembangkan peluang karir di bidang perbankan kepada para mereka yang
tuna netra, sebagai bagian dari komitmen PermataBank terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan. Perkembangan usaha semakin baik dan berkembang dari bulan
ke bulan selama tahun 2010. Pencapaian kinerja keuangan sampai dengan
Desember 2010 melebihi pencapaian bulan yang sama di tahun 2009. Berdasarkan
pencapaian tersebut, PermataBank tetap mempertahankan posisinya dalam
kelompok 10 bank nasional terbesar di Indonesia.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital adequacy ratio memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri bank di samping memperoleh danadana dari sumber di luar bank. Tinggi rendahnya CAR suatu bank akan
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu besarnya modal yang dimiliki bank dan
jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang dikelola bank tersebut

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bali sebesar 25,4 %
dibandingkan dengan bank yang lain, yaitu Bank Universal yang minus sebesar
16,6 %. Pada akhir tahun 2010, CAR PermataBank tercatat sebesar 14,1%,
melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% . CAR
PermataBank untuk tahun 2001-2010 masing-masing sebesar13,3, 10, 4%, 10,8%,
11,4%, 9,9%, 13,5%, 13,3%, 10,8% dan 14,1%.
Kenaikan CAR ini disebabkan oleh peningkatan modal inti yang berasal
dari Penawaran Umum Terbatas IV dan peningkatan modal pelengkap karena
penerbitan MTN subordinasi sebesar Rp700,0 miliar. Dengan memperhitungkan
beban modal untuk risiko operasional sejak tahun 2010, CAR konsolidasi tercatat
sebesar 15,10%. Tingkat CAR ini jauh di atas CAR minimum 8% sebagaimana
ketentuan Bank Indonesia.
Return on Assets ( ROA )
Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan antara ROA dan kinerja
PermataBank sebelum dan sesudah melakukan merger. Rasio imbal hasil aset
(ROA) mencerminkan kemampuan Bank untuk menghasilkan keuntungan dari
aset yang dimiliki. Rasio ini dihitung berdasarkan laba sebelum pajak dibagi
dengan rata-rata total aset Bank dalam periode yang sama. Pada tahun 2002 ROA
PermataBank minus 69,27%. Imbal hasil aset (ROA) adalah 1,9% di tahun 2010
meningkat dari 1,4% di tahun 2009 karena rasio pertumbuhan laba bersih jauh
melebihi rasio pertumbuhan aset.
Return on Equity ( ROE )

Universitas Sumatera Utara

Semakin rendah Return on Equity (ROE) dapat menunjukan bahwa
PermataBank belum mampu mengelola modalnya sendiri untuk mendapatkan laba
yang optimal. Namun sebaliknya semakin tinggi Return on Equity (ROE)
menunjukan bahwa bank tersebut mampu mengelola modalnya sendiri untuk
mendapatkan laba yang optimal. Imbal hasil ekuitas (ROE) tercatat sebesar 21,5%
di tahun 2010 meningkat dari 13,3% di tahun 2009, terutama dipicu oleh
pertumbuhan yang tajam dalam laba bersih setelah pajak kendati ekuitas juga
mengalami peningkatan setelah Penawaran Umum Terbatas IV.

Debt to Equity Ratio ( DER ) dan Debt to Total Assets Ratio ( DTAR )
Khusus untuk bidang perbankan angka DER bisa mencapai di atas 7, sesuai
dengan peraturan yang ada. Angka DER yang besar pada bank dikarenakan
tabungan dan deposito dianggap sebagai hutang. Makin besar angka DER suatu
perusahaan maka manajemennya harus makin kerja keras untuk menjaga arus kas

Universitas Sumatera Utara

perusahaan. Resiko yang makin ting