Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel Gigi Pada Perendaman Dengan Susu Sapi Dan Saliva Buatan Setelah Demineralisasi Gigi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minuman ringan merupakan minuman tanpa alkohol yang mengandung asam,
bahan pemanis serta bahan perasa alami maupun buatan.1 Asam yang terkandung
dalam minuman ringan pada umumnya memiliki pH di bawah 4 yang dapat
menyebabkan demineralisasi enamel gigi.1-4 Akhir-akhir ini masyarakat sering
mengonsumsi minuman ringan dan jus buah.5 Hal ini sesuai dengan laporan dari
Industry Update (2012) bahwa penjualan air minuman dalam kemasan tumbuh
rata-rata 12,3% selama tahun 2005-2012, penjualan minuman teh siap saji tumbuh
rata-rata 8% per tahun. Jenis minuman ringan lainnya, seperti jus dan sari buah,
minuman berkarbonasi, hingga minuman energi yang juga mengalami peningkatan.6
Peningkatan konsumsi minuman ringan tidak hanya terjadi di Indonesia namun
terjadi secara global. Di Amerika Serikat konsumsi minuman ringan sebanyak 225,5
juta liter per tahun pada tahun 2003 meningkat hingga 1,34 milyar liter pada tahun
2009.5
Demineralisasi merupakan suatu proses pelepasan atau pelarutan mineral
hidroksiapatit dari enamel yang menyebabkan pembentukan pori-pori kecil pada
permukaan enamel.7 Mineral yang terdapat pada enamel gigi sebagian besar terdiri
dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (Ca10(PO4)6F2).1 Hidroksiapatit
memiliki pH kritis 5,5 sedangkan fluorapatit memiliki pH kritis yang lebih rendah
yaitu 4,5.1,3,8 Demineralisasi terjadi akibat dua hal yaitu demineralisasi akibat asam
dari hasil fermentasi bakteri yang terjadi dalam proses karies dan demineralisasi yang
terjadi akibat asam dari bahan kimia yang apabila terus berlanjut dapat
mengakibatkan erosi.1
Penelitian yang dilakukan oleh Seow dan Thong (2005) tentang efek erosi
minuman diperoleh hasil bahwa minuman yang memiliki pH rendah mampu
mengikis dan melunakkan permukaan enamel. Minuman asam merupakan faktor
utama penyebab erosi gigi yang umum dialami oleh anak-anak dan remaja saat ini.3
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minuman ringan merupakan minuman tanpa alkohol yang mengandung asam,
bahan pemanis serta bahan perasa alami maupun buatan.1 Asam yang terkandung
dalam minuman ringan pada umumnya memiliki pH di bawah 4 yang dapat
menyebabkan demineralisasi enamel gigi.1-4 Akhir-akhir ini masyarakat sering
mengonsumsi minuman ringan dan jus buah.5 Hal ini sesuai dengan laporan dari
Industry Update (2012) bahwa penjualan air minuman dalam kemasan tumbuh
rata-rata 12,3% selama tahun 2005-2012, penjualan minuman teh siap saji tumbuh
rata-rata 8% per tahun. Jenis minuman ringan lainnya, seperti jus dan sari buah,
minuman berkarbonasi, hingga minuman energi yang juga mengalami peningkatan.6
Peningkatan konsumsi minuman ringan tidak hanya terjadi di Indonesia namun
terjadi secara global. Di Amerika Serikat konsumsi minuman ringan sebanyak 225,5
juta liter per tahun pada tahun 2003 meningkat hingga 1,34 milyar liter pada tahun
2009.5
Demineralisasi merupakan suatu proses pelepasan atau pelarutan mineral
hidroksiapatit dari enamel yang menyebabkan pembentukan pori-pori kecil pada
permukaan enamel.7 Mineral yang terdapat pada enamel gigi sebagian besar terdiri
dari hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) dan fluorapatit (Ca10(PO4)6F2).1 Hidroksiapatit
memiliki pH kritis 5,5 sedangkan fluorapatit memiliki pH kritis yang lebih rendah
yaitu 4,5.1,3,8 Demineralisasi terjadi akibat dua hal yaitu demineralisasi akibat asam
dari hasil fermentasi bakteri yang terjadi dalam proses karies dan demineralisasi yang
terjadi akibat asam dari bahan kimia yang apabila terus berlanjut dapat
mengakibatkan erosi.1
Penelitian yang dilakukan oleh Seow dan Thong (2005) tentang efek erosi
minuman diperoleh hasil bahwa minuman yang memiliki pH rendah mampu
mengikis dan melunakkan permukaan enamel. Minuman asam merupakan faktor
utama penyebab erosi gigi yang umum dialami oleh anak-anak dan remaja saat ini.3
Universitas Sumatera Utara