Analisis Strategi Pengembangansupply Chain Komoditas Karet Di Pt. Perkebunan Nusantara Iii Kebun Membang Muda Chapter III VI

1) Rantai pasok komoditas karet tersinergi dengan baik.
2) Strategi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok karet adalah strategi
SO.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yang artinya menurut Sudjana
(2005) adalah pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti.
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Membang
Muda, Labuhan Batu Utara. Alasan pemilihan daerah penelitian ini adalah karena daerah
penelitian merupakan salah satu sentra produksi komoditas karet, peneliti memiliki akses
ke daerah tersebut, serta waktu dan biaya penelitian.
3.2. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive yang artinya menurut
Sudjana (2005) adalah pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti.
Sampel pada penelitian ini adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun
Membang Muda, Labuhan Batu Utara. Responden PTPN III Membang Muda sebanyak
enam orang. Responden yang dimaksud


aadalah seperti kepala bagian komersil,

Universitas Sumatera Utara

pengadaan dan penjualan PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III), kepala pabrik
Membang Muda PTPN III, kepala bagian tanaman kebunmembangmudaPTPN
III,kepalabagiantanaman PTPN IIIdan kepala bagian teknik dan produksi PTPN III.
Pengambilan sampel untuk PTPN III Kebun MembangMuda menggunakanteknik
purposive

sampling

yaitupertimbanganbahwa

PTPN

III

MembangMudayang


mengetahuitentangmeningkatankinerjarantaipasok.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer didapat dari observasi atau pengamatan langsung di obyek penelitian, serta
wawancara mendalam (indepth interview) denganresponden. Data sekunder diperoleh dari
PT. Perkebunan Nusantara III, instansi pemerintah seperti Badan Pusat Statisik Sumatera
Utara, dan literature yang mendukung.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk tujuan penelitian pertama yaitu dengan mendeskripsikan rantai pasok komoditi
karet, dijelaskan sesuai dengan keadaan yang ada di daerah penelitian. Dilakukan dengan
mengidentifikasi pelaku-pelaku yang terlibat dalam rantai pasok karet serta hubungan yang
terjadi antara pelaku. Hubungan tersebut menunjukkan aliran informasi dan barang serta
cara kerja yang terjadi dalam sistem.
Untuk tujuan penelitian kedua yaitu menganalisis strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja rantai pasokkaret di daerahpenelitiandengananalisis SWOT. Analisis
SWOT digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan internal maupun eksternal
perusahaan guna merumuskan faktor-faktor strategi. Identifikasi dengan analisis SWOT
adalah sebagai berikut:
a)Strength (Kekuatan internal)


Universitas Sumatera Utara

Kekuatan berupa sumber daya, keterampilan, atau keunggulan lain sampel terhadap
pesaing dan kebutuhan akan pasar.
b)Weakness (Kelemahan internal)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan sampel dalam sumber daya,
keterampilan, atau kemampuan lain yang menghalangi kinerja efektif dari sampel tersebut.
c)Opportunities (Peluang lingkungan eksternal)
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan bagi sampel, baik dari segi segmen pasar,
perubahan dalam keadaan bersaing, perubahan teknologi, hingga hubungan pembelipemasok.
d)Threats (Ancaman lingkungan eksternal)
Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi sampel, yaitu berupa
rintangan-rintangan bagi posisi sekarang atau yang diinginkan.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada di posisi mana, dapat dilihat pada
Gambar 4.
PELUANG

3. Mendukung Strategi

1.


Turn-around

Mendukung
Strategi Growth

KEKUATAN

KELEMAHAN

4. Mendukung Strategi

2.Mendukung

Defensif

Diversifikasi

ANCAMAN
Sumber : Fredy Rangkuty (2009)


Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.Diagram Analisis SWOT
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Usaha tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, usaha ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk/jasa).
Kuadran 3 : Usaha menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal usaha
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih. Misalnya, Apple
menggunakan stratregi peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan
dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri micro
computer .

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, usaha tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Langkah-langkah pembuatan SWOT, sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan penelitian/objek penelitian
Langkah yang paling awal dalam membuat SWOT adalah dengan menentukan tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi peran petani dalam pengembangan karet.
2) Menentukan faktor-faktor lingkungan/pengaruh

Universitas Sumatera Utara

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan karet pada PT.
Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda akan ditemukan beberapa variabel
yang akan menentukan pengembangan dan peningkatan kinerja rantai pasok pada
karet.
3) Menentukan faktor strategis
Setelah diperoleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kinerja
rantai pasok karet, kemudian dipilih faktor-faktor yang secara signifikan dapat
mempengaruhi pengembangan kinerja rantai pasok karet. Faktor ini disebut sebagai
faktor strategis. Pemilihannya ditentukan berdasarkan pengamatan langsung ke lokasi

penelitian.
4) Klasifikasi faktor strategis menjadi faktor internal dan faktor eksternal

Setelah diketahui faktor-faktor strategis, selanjutnya diklasifikasikan menjadi 2 bagian,
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh PT. Perkebunan III Kebun Membang Muda terkait dalam
pengembangan kinerja rantai pasok karet, sedangkan faktor internal adalah faktor yang
dapat dikendalikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda.
5) Penentuan faktor S,W,O, dan, T berdasarkan Skor
Setelah diklasifikasikan faktor-faktor internal dan eksternal, kemudian disusun
kuisioner yang akan ditanyakan kepada responden untuk memperoleh penilaian setiap
faktor. Skor masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 sampai dengan 1. Setelah
diperoleh skor setiap faktor dari setiap responden, kemudian dicari nilai ratarata
aritmatika dari seluruh responden sehingga dapat ditentukan apakah faktor tersebut
termasuk kedalam faktor eksternal (peluang dan ancaman) atau faktor internal

Universitas Sumatera Utara

(kekuatan dan kelemahan). Pada internal 1 dan 2 termasuk kelemahan, 3 dan 4 adalah
kekuatan. Pada eksternal 1 dan 2 termasuk ancaman, 3 dan 4 termasuk peluang.

6) Penentuan bobot
Setelah diperoleh skor tiap faktor kemudian dilakukan pembobotan setiap faktor.
Pembobotan ini dilakukan dengan cara teknik komparasi berpasangan dengan
memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty (1998). Metode ini menggunakan
model Pairwise Comparision Scale yaitu dengan membandingkan faktor yang satu
dengan faktor lainnya dalam satu hirarki berpasangan, sehingga diperoleh nilai
kepentingan dari masing-masing faktor. Rincian nilai kepentingan tersebut ditentukan
berdasarkan kemampuan responden untuk membedakan nilai antar faktor yang
dipasangkan. Semakin besar kemampuan responden untuk membedakan, maka akan
semakin rinci juga pembagian nilanya. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari
skala banding berpasangan yang ditemukan oleh Saaty (1998) dengan skala nilai yang
dimodifikasi hanya menggunakan skala nilai 1 sampai 3 sebagai berikut:
1 = kedua faktor sama pentingnya
2 = satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya
3

= satu faktor mutlak lebih penting dari pada faktor lainnya

7) Matriks perbandingan seluruh faktor untuk tiap responden.
Setelah diperoleh nilai kepentingan masing-masing faktor dari tiap responden

selanjutnya dibuat matriks penilaian tiap responden yang akan menjadi bobot dari tiap
faktor.
8) Matriks perbandingan seluruh faktor untuk seluruh responden
Setelah diperoleh matriks perbandingan penilaian tiap faktor dari setiap responden,
kemudian dicari nilai rata-rata geometris perbandingan dari seluruh responden dengan
rumus:

Universitas Sumatera Utara

Dimana :

� = ���1 ∗ �2 ∗ �3 … … … . . .∗ ��

n = Jumlah responden
X1 = Nilai faktor ke-i untuk responden 1
X2 = Nilai faktor ke-i untuk responden 2
X3 = Nilai faktor ke-i untuk responden 3
Xn = Nilai faktor ke-i untuk responden n
9) Normalisasi dan rata-rata bobot
Setelah diketahui nilai rata-rata geometris, kemudian nilai rata-rata tersebut

dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor strategis. Nilai
inilah yang akan menjadi bobot faktor-faktor strategis petani.
10) Menentukan skor terbobot dan prioritas
Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, dicari skor terbobot dengan cara
mengalikan skor dari tiap faktor dengan bobot yang akan diperoleh dalam tiap faktor.
Nilai dari skor terbobot ini digunakan untuk mengetahui bagaimana reaksi petani
terhadap faktor strategis eksternal dan faktor strategis internalnya.
11) Penyusunan strategi dengan menggunakan matriks SWOT
Selanjutnya menyusun faktor-faktor strategis dengan menggunkan matriks SWOT
Tabel. 6.Matriks SWOT
INTERNAL STRENGHTS (S)
Tentukan faktor – faktor
EKSTERNAL
kekuatan internal
OPPURTINITIES (O)
STRATEGI S-O
Tentukan
faktor Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan
peluang internal

untuk
memanfaatkan
peluang
TREAT (T)
STRATEGI S-T
Tentukan
faktor Ciptakan Strategi yang
ancaman internal
menggunakan kekuatan

WEAKNESS (W)
Tentukan faktor – faktor
kekuatan internal
STRATEGI W-O
Ciptakan Strategi yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI W-T
Ciptakan Strategi yang
meminimalkan

Universitas Sumatera Utara

untuk
ancaman

mengatasi kelemahan
untuk
menghindari peluang

Keterangan :
1) Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2) Strategi ST
Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
3) Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.

4) Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penelitian ini maka dibuat
definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1. Definisi
1) Usaha perkebunan adalah segala kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan
berbagai faktor produksi untuk menghasilkan karet.

Universitas Sumatera Utara

2) Supply chain atau rantai pasok adalah semua kegiatan yang melibatkan semua pihak
baik yang memproduksi maupun menyalurkan karet, mulai dari pemasok bahan baku
sampai pada konsumen akhir.
3) Proses pengolahanadalah proses pengolahan kembali karet setelah dipanen di
perkebunan.
4) Pedagang perantara adalah pedagang yang menyampaikan produk karet ke tangan
konsumen.
5) Konsumen adalah orang yang membeli produk karet dari PTPN III.
6) Strength adalah kekuatan berupa sumber daya, keterampilan, atau keunggulan lain
sampel terhadap pesaing dan kebutuhan akan pasar.
7) Weakness adalah kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan sampel dalam
sumber daya, keterampilan, atau kemampuan lain yang menghalangi kinerja efektif
dari sampel tersebut.
8) Opportunities adalah peluang merupakan situasi yang menguntungkan bagi sampel,
baik dari segi segmen pasar, perubahan dalam keadaan bersaing, perubahan teknologi,
hingga hubungan pembeli-pemasok.
9) Threats adalah ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi sampel,
yaitu berupa rintangan-rintangan bagi posisi sekarang atau yang diinginkan.
10) Strategi rantai pasok adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply
chain yang menciptakan rosnsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir
dengan kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut.
3.5.2. Batasan Operasional
1) Sampel penelitian adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Membang
Muda Kabupaten Labuhan batu Utara.
2) Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
Kebun Membang Muda terletak di Desa Perkebunan Membang Muda, Kecamatan Kualuh
Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara. Kebun Membang Muda terletak ± 65 Km dari Kota
Kisaran dan ± 64 Km dari Kota Rantauprapat, memiliki luas areal kebun seluruhnya =
2.953,06 Ha, termasuk Perumahan, Rawa, Areal Tanaman dan Pabrik. Dominasi tanaman

Universitas Sumatera Utara

di Kebun Membang Muda adalah tanaman karet dengan luas areal = 1.394,60 Ha. Terdiri
dari 1.130,15 Ha (TBM) sedangkan untuk tanaman Kelapa Sawit Luas areal = 1.308,81 Ha
Sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat disekitar Kebun Membang
Muda untuk menjalin hubungan baik dan memastikan bahwa kebeadaan kegiatan di
perkebunan tidak mengganggu aktifitas kehidupan sosial masyarakat disekitar Kebun
Membang Mudah dengan mengidentifikasikan desa-desa disekitar.
Tabel 9. Desa-desa di Sekitar Kebun Membang Muda
No
Nama Desa
Luas (��� )
1
Desa Parpaudangan
20
2
Kel. Aek Kanopan
2,46
3
Kel. Aek Kanopan Timur
6,06
4
Kel. Gunting Saga
10

Jumlah Penduduk
3.895
14.087
6.750
6.422

4.2. Karakteristik Sampel
Sampel yang dimaksud disini adalah PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang
Muda. PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang perkebunan dengan komoditi karet dan kelapa sawit yang bertujuan
untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
PT. Perkebunan Nusantara III, termasuk di dalamnya Kebun Membang Muda juga
memiliki beberapa sistem manajemen, untuk mendukung kelancaran bisnis perkebunan,
diantaranya:
1) Sistem Manajemen Mutu (SMM.ISO 9001:2008)
2) Sistem Manajemen Lingungan (SML.ISO 14001)
3) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
4) RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil)
5) Ls.Pro PUSTANI SNI Jakarta, setelah audit KAN (Komite Agreditasi Nasional)
Tata nilai PT. Perkebunan Nusantara III meliputi:

Universitas Sumatera Utara

1) Proactivity
2) Excellence
3) Team Work
4) Innovation
5) Responsibility
Kebun Membang Muda memilik Pabrik Pengolahan Karet (PPK). PPK Kebun Membang
Muda ada dua jenis pengolahan:
1) Pengolahan crumb rubber
a) Pabrik pengolahan crumb rubber mulai beroperasi pada tahun 1971 dengan hasil
produksi SIR 10 dan SIR 20
b) Desain dan standar pabrik adalah sebagai berikut:
Kapasitas olah pabrik : 30 ton kk/hari
Kebutuhan air

: 30 m3/ton/kk

Kebutuhan listrik

: 200 kwh/ton kk

Kebutuhan solar

: 56 liter/ton kk

Pengeringan

: thermal oil heater

Sasaran olah SIR 20

: 90%

SIR 10

: 10%

2) Pengolahan lateks pekat (LCB)
a) Pabrik pengolahan lateks pekat mulai beroperasi pada tahun 1972 dengan hasil
produksi lateks pekat 88%, serum lump 7%, serum scunder 3%, sediment 1%, dan
losis 1%.
b) Desain dan standar pabrik adalah sebagai berikut:
Kapasitas olah pabrik : 28 ton kk/hari
Kebutuhan air

: 20 m3/ton/kk

Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan listrik

: 185 kwh/ton kk

4.3. Karakteristik Responden
No.
1
2
3
4
5
6

Nama

Umur
(Tahun)

Posisi

Miswarindra

Stafbagian pengadaan dan penjualan
PTPN III
Dewanta
Manager Personalia
Erwin Lubis
Masinis KepalaPabrik Membang Muda
Junaidi Wongso Manager KebunMembang Muda
Waris
Staf bagiantanaman PTPN III
Abet N. Ginting Staf bagian teknik dan pengolahan PTPN
III
Rata-rata

45
33
54
52
48
35
44,5

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Rantai Pasok Komoditas Karet
Rantai pasok (supply chain) adalah seluruh kegiatan yang melibatkan berbagai pihak, baik
yang memproduksi dan atau yang menyalurkan barang/jasa mulai dari pemasok bahan
baku sampai kepada konsumen akhir. Sesuai dengan rencana penelitian, maka rantai

Universitas Sumatera Utara

pasokpada penelitian ini difokuskan hanya membahas mengenai sasaran rantai pasok,
struktur rantai pasokdan manajemen rantai pasok.
Struktur rantai pasok komoditas karet di daerah penelitian melibatkan pelaku-pelaku yang
dibatasi mulai dari pemasok bahan baku, petani, pengolah karet,dimana setiap pihak saling
berinteraksi dan terdapat hubungan timbal balik. Dalam penelitian ini, industri
pengolahankaret merupakan konsumen akhir.
Kolaborasi manajemenrantai pasokmerupakan bentuk kerjasama dari dua atau lebih
perusahaan dalam kegiatan aliran barang yang mempunyai tujuan yang sama. Dalam
manajemenrantai pasokdibahas mengenai kemitraan dan kesepakatan kontraktual. Adapun
tujuan dari sebuah kemitraan rantai pasok adalah untuk meningkatkan pendapatan yang
merata di setiap pelaku rantai pasok.
5.1.1. Sasaran Rantai Pasok
Sasaran rantai pasok adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan manajemen rantai
pasok. Aspek ini menjelaskan tujuan utama dari rantai pasok karet yang dilakukan oleh
PT. Perkebunan Nusantara III (PTPN III) Kebun Membang Muda, di Labuhanbatu Utara.
Sasaran rantai pasok dapat dilihat dari sisi sasaran pasar. Hasil dari analisis sasaran rantai
pasok akan menjadi salah satuaspek acuan apakah rantai pasok berjalan baik atau tidak.
Sasaran pasar produk karet di Kebun Membang Muda ditujukan untuk pasar domestik dan
pasar internasional. Hal ini dikarenakan Kebun Membang Muda merupakan penghasil
getah karetyang tergabung dalam PT. Perkebunan Nusantara III yang memasok getah karet
secara kontiniu, sehingga pasokan getah karet mampu memenuhi permintaan konsumen.
5.1.2. Struktur Rantai Pasok
Struktur rantai pasok suatu komoditi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, jumlah
anggota yang membentuk rantai pasok, peran yang dimiliki olehmasing-masing anggota,

Universitas Sumatera Utara

karakteristik produk yang dihasilkan, dan jarak antara onfarm dan pasar. Anggota rantai
pasok adalah pihak-pihak yangterlibat dalam aliran produk, aliran finansial, dan aliran
informasi. Anggota rantaipasok karet dalam penelitian ini terdiri dari pemasok bahan baku,
bagian produksi PTPN III Kebun Membang Muda, bagian komersil PTPN III,dan
konsumen. Konsumen akhir merupakansumber informasi yang menjadi penentu kualitas
dan kuantitas produk.

Pemasok Bahan Baku

Bagian Produksi PTPN III Kebun Memabang Muda

Bagian Komersil PTPN III

Konsumen
Gambar5. Struktur Rantai Pasok Karet
Pemasok Bahan Baku
Pemasok bahan baku pada rantai komoditas karet merupakan pelaku yang tidak terlibat
langsung dalam produksi karet namun berperan serta dalam proses produksi sebagai
penyedia bahan baku dan alat-alat pertanian. Bahan baku dalam hal ini meliputi bibit,
pupuk, dan bahan kimia digunakan untuk menunjang kegiatan usahatani karet.
Pemasok bibit untuk Kebun Membang Muda adalah dari PTPN III itu sendiri. Bibit
dipasok dariPusat Penelitian (Puslit) PTPN III di Sei Putih.
Untuk pemasok pupuk disajikan pada Tabel 10. Pengadaan pupuk dilakukan setiap enam
bulan sekali.Jumlah terbesar yang pernah dipasok adalah 54.000 ton dan terkecil adalah
6.000 ton. Pengadaan pupuk dilakukan oleh kantor direksi PTPN III yang kemudian
dikirim kepada Kebun Membang Muda sejumlah yang dibutuhkan kebun.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 10. Pemasok Pupuk PTPN III
No
Pemasok
1. CV. Bina Karya Pratama

No.
Pemasok
13. CV. Biogreen Mitra Sukses

2.

PT. Indograha Nusa Sarana

14. PT. Meroke Tetap Jaya

3.

PT. Dupan Anugerah Lestari

15. PT. Dairi Naduma Karina

4.

PT. Betha Tri Adhi

16. PT. Permata Agro Persada

5.

PT. Sri Rezeki Fertilizer

17. PT. Darma Dwijaya

6.

PT. Permata Agro Persada

18. PT. Bukit Prima Niaga

7.

PT. Randhoetata Cemerlang

19. PT. Petro Kimia Gresik

8.

PT. Saraswanti Anugerah Makmur

20. PT. Mega Eltra

9.

PT. Dupan Anugerah Lestari

21. PT. Darma Dwijaya

10. PT. Pupuk Kalimantan Timur

22. CV. Nusa Abadi Jaya

11. PT. Petrokimia Gresik

23. PT. Galatta Lestarindo

12. PT. Mest Indonesity

Untukpemasok bahan kimia disajikan pada Tabel 11. Pengadaan bahan kimia dilakukan
oleh kantor direksi PTPN III yang kemudian dikirim kepada Kebun Membang Muda
sejumlah yang dibutuhkan kebun.
Tabel 11. Pemasok Bahan Kimia PTPN III
No.
Perusahaan
Jenis
1
PD. Mitra Jaya
2
CV. Wira Lestari
Herbisida
3
PD. Kencana Agung
Insektisida
4
CV. Gunung Agung Krakatau
5
CV. Bima Sakti
Redontisida
6
PT. Radiva Putra Agung
Pupuk organik
7
CV. Persada Indonesia
Herbisida
8
PT. Tritama Eka Mandiri
Herbisida
9
PT. Wahana Agro Fertila
Fungisida
10 CV. Anugerah Agung Abadi Fungisida

Bahan Kimia
Heksa
Ally 20 WG
Orthene 75 SP
SM Therpentin
Brodifalcum 0,005%
Humega liquid
Starane 480 EC
Glifosat 480/490SL
Marfu-p
Greemi-6

Jumlah
7.880 kg
2.046 kg
1.290 kg
6.000 ltr
17.660 ltr
125.500 ltr
4.030 ltr
112.050 ltr
61.150 kg
98.250 kg

Bagian Produksi PTPN III Kebun Membang Muda
Bagian produksi PTPN III Kebun Membang Muda merupakan pelaku dalam rantai yang
mengawali kegiatan rantai pasok karet.Bagian produksi dibagi menjadi budidaya karet dan
pengolahan karet.

Universitas Sumatera Utara

Kegiatan budidaya yang dilakukan adalah persiapan lahan, pengajiran dan pembuatan
lubang tanam, penanaman tanaman penutup tanah,penanaman karet,pemeliharaan
tanaman, dan pemanenan.
Kegiatan pengolahan karet dilakukan setelah panen karet. Kegiatan pengolahan karet
dilakukan di Pabrik Pengolahan Karet (PPK) Kebun Membang Muda. Terdapat dua jenis
pengolahan yang dilakukan di PPK Kebun Membang Muda, yaitu pengolahan crumb
rubber produk SIR 10 dan SIR 20 dan pengolahan lateks pekat.Hasil produksi PPK Kebun
Membang Muda disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12.Data Produksi Pabrik Pengolahan Karet Kebun Membang Muda
Produksi (Kg.Karet Kering)
No. Produk PPK KMMDA
2013
2014
2015
1.

2.

Lateks Pekat
a) L. Pekat
(%)
b) Serum Lump
(%)
c) Serum Sekunder
(%)
d) Sediment
(%)
Total
(%)
Losis
(%)
Jumlah
(%)
Crumb Rubber
Low Grade
SIR-20

2,066,597
88.60
141,481
6.07
47,183
2.02
53,579
2.30
2,308,840
98.99
23,596
1.01
2,332,436
100

2,486,003
88.75
167,791
5.99
56,873
2.03
61,851
2.21
2,772,518
98.98
28,710
1.02
2,801,228
100

2,609,863
87.57
201,970
6.78
60,076
2.02
79,441
2.67
2,951,350
99.03
28,951
0.97
2,980,301
100

9,128,440

8,053,920

4,822,701

Bagian produksimemiliki peran penting karena kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pasokan
karetke tingkat konsumen sangat ditentukan olehnya. Dengan kata lain, proses

Universitas Sumatera Utara

produksimenjadi kegiatan penentu keberhasilan usaha agribisnis, sehingga perlu
dijalankansecara efektif dan efisien. Efektivitas pada proses produksi dibutuhkan dalam
halmulai dari alokasi sumberdaya yang tepat, perencanaan proses produksi yangbaik,
hingga implementasi dengan baik dan benar. Efisiensi produksi dapatdicapai dengan
melakukan perencanaan dan proses produksi dengan tepat

danmeminimumkan

pemborosan yang terjadi selama proses produksi.
Kebun Membang Muda memproduksi dan langsung memasok ke perusahaan mitra.
Sehingga, karet yang diproduksi dapat memenuhi kualitas yang diinginkan konsumen.
Selain itu,cuaca di Labuhanbatu Utara tidak berubah dengan cepat dandapat diprediksi,
sehingga produk karet dapat dipasok ke perusahaan secara rutin.
Bagian Komersil PTPN III
Bagian komersil PTPN III terletak di kantor direksi di Medan. Distribusi merupakan
bagian dari komersil. Distribusi dari Kebun Membang Muda ke pelanggan diatur oleh
kantor direksi. Prosesnya yaitu calon pelanggan memesan produk melalui kantor direksi.
Setelah itu kantor direksi membuat delivery order atau ‘surat jalan’ yang ditujukan ke
PTPN III Kebun Membang Muda. Setelah Kebun Membang Muda menerima delivery
order, bagian produksi memproduksi produk sesuai pesanan. Jangka waktu yang diberikan
kantor direksi kepada Kebun Membang Muda sesuai dengan kapasitas olah PPK per
harinya. Sesuai dengan jangka waktu yang telah diberikan, penyerahan produk dilakukan
di Kebun Membang Muda. Bagian komersil PTPN III melakukan penjemputan produk ke
Kebun Membang Muda yang kemudian akan didistribusikan langsung ke pelanggan.
Konsumen
Konsumen adalah anggota rantai pasok karet terakhir danmenjadi tujuan akhir rantai pasok
dalam penelitian ini. Tujuan rantai pasok adalah memenuhipermintaan konsumen sesuai

Universitas Sumatera Utara

dengan kualifikasi yang diinginkan konsumen. Dalam rantai pasok karet, konsumen
melakukan pembelian melalui kantor direksi, memenuhi perjanjian sesuai kontrak dan
berhak menerima dan memberikan informasi mengenai produk yang telah dibeli dan
pelayanan yang diberikan pelaku rantai pasok sebelumnya.
Konsumen akhir produk karet merupakan konsumen yang kritis, sehingga kualitas menjadi
alasan utama pembelian karet merek tertentu. Selain kualitas, konsumen juga
menginginkan karet selalu tersedia saat dibutuhkan dan harga produk yang terjangkau.
Untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut, dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi
yang baik antar pelaku rantai pasok.
5.1.3. Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan produk hingga sampai konsumenyang dilakukan secara
terintegrasi oleh pelaku-pelaku rantai pasok. Manajemenrantai pasok terdiri dari pemilihan
mitra, kesepakatan kontraktual, sistemtransaksi, dan kolaborasi rantai pasok.
Pemilihan Mitra
Kerjasama kemitraan merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebihyang betujuan
memberikan keuntungan satu sama lain. Pemilihan kemitraanadalah salah satu faktor yang
mendukung kesuksesan rantai pasok. Pemilihanmitra dalam rantai pasok karetyang terjalin
adalah pemilihan mitra pada pemasok bahan baku.
Kemitraan PTPN III Kebun Membang Muda dengan pemasok bahan baku seperti pupuk,
pestisida, dan alat pertanian diatur oleh kantor direksi atau bagian komersil, yaitu PTPN III
pusat. Pemilihan mitra dilakukan dengan dua sistem, yaitu dengan penunjukan langsung
oleh perusahaan dan sistem pelelangan. Untuk pengadaan barang dengan pengeluaran <
Rp 200.000.000 akan dilakukan penunjukkan langsung oleh perusahaan tanpa ada kriteria
khusus. Jika pengeluaran≥ Rp 200.000.000 akan dilakukan sistem pelelangan. Sistem

Universitas Sumatera Utara

pelelangan dilakukan sesuai dengan Rencana Anggaran Perusahaan (RAP), dilihat jumlah
kebutuhan seluruh kebun yang tergabung dalam peusahaan, kemudian dilakukan
pelelangan secara online. Mitra pemasok bahan baku yang dipilih adalah yang menjual
bahan baku dengan kuantitas terbanyak dengan harga terendah. Untuk bahan baku benih
diperoleh dari Pusat Penelitian (Puslit) PTPN III di Sei Putih.
Bagian Produksi tidak melakukan pemilihan mitra untuk memasarkan hasil produksinya
dikarenakan hasil produksi akan dijual apabila ada pesanan konsumen. Pemesanan
konsumen dijembatani oleh PT. Karisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). PTPN
III harus menjalani kemitraan terlebih dahulu dengan PT. KPBN, kemudian PT. KPBN
yang akan mendata semua pembeli hasil perkebunan.
Kesepakatan Kontraktual
Kesepakatan kontraktual merupakan perjanjian, baik secara formal maupuninformal, antar
pihak-pihak yang bermitra atau bekerja sama dengan tujuan menjaga integrasi rantai
pasok, mendapatkan keuntungan, dan saling menutupiketerbatasan masing-masing pihak.
Kontrak berisi hal-hal yang telah disepakati antar pihak, diantaranya batasan dan tanggung
jawab kedua pihak.
Kesepakatan petani dengan pemasok bahan baku dilakukan secara formal, yaitu secara
tertulis. Hal-hal yang tercantum dalam kesepakaran adalah mutu produk, sistem
pembayaran, sistem penyerahan, harga, dan batas waktu pembayaran dan penyerahan
produk.

Sistem Transaksi
PTPN III Kebun Memang Muda memiliki kinerja yang diatur dari kantor direksi. Pesanan
yang diterima didasarkan pada pemberitahuan dari kantor direksi. Pengiriman pesanan

Universitas Sumatera Utara

yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu pendek, yaitu 1-2 hari. Waktu yang
dibutuhkan oleh konsumen dari mulai melakukan pemesanan sampai menerimanya sesuai
dengan isi kontrak antara kedua pihak. Biasanya pembayaran dilakukan oleh konsumen
selambat-lambatnya 15 hari setelah kontrak disahkan, kemudian perusahaan melakukan
penyerahan barang selambat-lambatnya 15 hari setelah dilakukan pembayaran oleh
konsumen.Sistem transaksi yang berlaku antara PTPN III dan pelanggan dilakukan sesuai
kontrak, biasanya melalui transfer melalui bank.
Kolaborasi Rantai Pasok
Kolaborasi yang baik antara pelaku rantai pasok merupakan salah satu faktor tercapainya
tujuan rantai pasok, yakni memenuhi permintaan konsumen. Untuk memenuhi permintaan
konsumen, dibutuhkan kolaborasi dalam pembagian informasi (information sharing)
secara timbal balik di setiap pelaku rantai pasok. Informasi diawali dari konsumen yang
kemudian disampaikan kepada PTPN III,selanjutnya kepada pemasok bahan baku, dan
berlaku kebalikannya.
5.2. Strategi Pengembangan di PT. Perkebunan III Kebun Membang Muda
5.2.1 Analisis Kondisi Eksisting dari Faktor-faktor Strategis Dianalisis dengan
Menggunakan Skor
Faktor strategis yang mempengaruhi pengembangan komoditi dibagi atas faktor internal dan
eksternal.Faktor internal merupakan faktor yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda, sedangkan faktor eksternal
merupakan peluang dan ancaman yang diluar kendali dari PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Membang Muda.
5.2.1.1 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Internal Dianalisis dengan Skor

Universitas Sumatera Utara

Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan kinerja rantai pasok
karet oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan
observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut.
Tabel 13. Penentuan Skor Faktor Internal
No

Uraian

1
2

Kualitas Produk
Produk Jadi
Penguasaan terhadap
3
Budidaya Karet
4
Kebijakan Harga
Peningkatan Kinerja
5
Pelayanan
6
Program Pengembangan
Sarana Pendukung dan
7
Infrastruktur
8
Luas Lahan
9
Permodalan
10
Serangan HPT
11
Lama Usaha
Penerapan Teknik dan
12
Budidaya
13
Variasi Produk
14
Pelatihan
Sumber : Lampiran 2

Skor

Hasil Penilaian

3
4

Kekuatan
Kekuatan

Sumber
Keterangan
PTPN III
PTPN III

3

Kekuatan

PTPN III

4

Kekuatan

PTPN III

4

Kekuatan

PTPN III

4

Kekuatan

PTPN III

4

Kekuatan

PTPN III

4
4
4
4

Kekuatan
Kekuatan
Kekuatan
Kekuatan

PTPN III
PTPN III
PTPN III
PTPN III

2

Kelemahan

PTPN III

2
2

Kelemahan
Kelemahan

PTPN III
PTPN III

Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor internal yang mempengaruhi peningkatan
rantai pasok karet terdapat 11 kekuatan dan 3 kelemahan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Variasi Produk

Produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda
memiliki 2 (dua) jenis produk yaitu Crumb Rubber dan Lateks Pekat.
Jenis karet Crumb Rubber yang diproduksi ada dua jenis yaitu SIR-10 dan SIR-20.SIR
adalah Standard Indonesian Rubber, dimana Nilai PRI (Plasticity Retention Indexatau
indeks ketahanan plastisitas).yang telah ditentukan Standart Indonesia Rubber (SIR)
untuk karet remah SIR 20 yaitu minimal 50, mempunyai kadar kotoran maksimal 0,20
%, dan kadar abu maksimal 1,00 %. Dan untuk karet remah SIR 10 yaitu minimal 60,

Universitas Sumatera Utara

mempunyai kadar kotoran maksimal 0,10 %, dan kadar abu maksimal 0,75 %. Nilai
PRI dapat memberikan gambaran mengenai ketahanan oksidasi dari karet yang
bersangkutan dalam proses pengerjaan selanjutnya.
2) Kualitas Produk.

Kualitas produk `yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda
memiliki kualitas produk yang sesuai dengan persepsi pelanggan.Produk yang
diproduksi harus sesuai dengan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan
pelanggan karena pelanggan PT. Perkebunan Nusantara III merupakan pelanggan besar
yang mempunyai kriteria kualitas produk sesuai dengan ISO 9001:2008. Kualitas
produk memang harus diutamakan dan diperhatian setiap perusahaan agar kepercayaan
pelanggan untuk bermitra dengan perusahaan tersebut tetap terjalan.
3) Produk Jadi

Produk jadi yang dihasilkan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda
adalah tepat waktu dan tepat jumlah.Tepat waktu yang dimaksud disini adalah produk
yang selesai harus sesuai waktu yang telah ditentukan pelanggan dan biasanya waktu
dalam produk selesai dihasilkan tertulis pada kontrak yang telah disepakati antara
pembeli dengan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda.Tepat jumlah
yang dimaksud disini adalah produk yang dihasilkan harus sesuai dengan RKAP
(Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan). Jadi saat pembeli meminta jumlah produk,
kantor direksi yang mengatur pembelian produk mengirimkan delivery order kepada
masing – masing kebun sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki masing –
masing kebun.
4) Penguasaan terhadap budidaya karet

Penguasaan terhadap budidaya karet yang dimiliki oleh para pekerja yang ada di PT.
Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda, adalah menguasai dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Dimana para pekerja mengetahui bagaimana dalam budidaya karet dengan baik yang
dimulai dari pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, sampai proses
penderesan. Karena penguasaan terhadap budidaya karet itu penting diketahui dengan
baik karena pengetahuan tentang budidaya karet berpengaruh terhadap kualitas karet
yang berhubungan dengan kemitraan perusahaan yang akan dijalin.
5) Peningkatan Kinerja Pelayanan

Sejak PT. Perkebunan Nusantara III awal beroperasi kinerja pelayanan yang diterapkan
oleh perusahaan bisa dikatakan sudah bagus.Seiring dengan lamanya perusahaan
beroperasi kinerja pelayanan mengalami peningkatan jika dibandingkan dari awal
beroperasinya PTPN III.Program program yang mengenai kinerja pelayanan untuk
ditingkatkan

harus

dibuat

agar

perusahaan

mengalami

perkembangan

yang

signifikan.Program-program yang berhubungan dengan peningkatan kinerja pelayanan
di buat oleh perusahaan sudah berjalan dengan yang diharapkan.
6) Kebijakan Harga

Setiap perusahaan harus membuat kebijakan harga produk perusahaan itu sendiri
dimana maksudnya perusahaan menetapkan patokan harga jual produk yang dihasilkan,
agar perusahaan mendapat margin keuntungan.Dalam penetapan harga karet, PT.
Perkebunan Nusantara III mengikuti harga Sicom Singapore dan harga Tocom
Thailand.
7) Program Pengembangan
Untuk meningkatkan produksi karet, diperlukan adanya program yang dilakukan oleh pihak
yang memiliki kekuatan. Sehingga para petani yang berbudidaya karet dapat meningkatkan
produktivitas dan mutu karetnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada PTPN
III, terdapat program pengembangan karet yang telah dilaksanakan. Program ini adalah
Peningkatan Produksi Tanaman Karet, melalui produktivitas dan mutu, dengan kegiatan
Peningkatan Produktivitas melalui Gerakan Pengelolaan Tanaman Karet.

Universitas Sumatera Utara

8) Pelatihan

Pelatihan merupakan program yang dilakukan oleh PTPN III yang bertujuan untuk
memberi arahan kepada para pekerja dalam hal budidaya dan pengolahan menjadi
produk siap jual.Contoh pelatihan umumnya seperti Sekolah Lapang, Demplot,
Ceramah, dan pembekalan pekerja.Di PTPN III mengadakan pelatihan berupa ceramah
dimana seperti kegiatan memberikan arahan atau tanya jawab kepada pekerja yang
melaksanakan budidaya karet.
9) Sarana Pendukung dan Infrastruktur

Sarana pendukung dan infrastruktur yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III
sudah memadai dalam menunjang proses produksi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun
Membang Muda. Prasarana transportasi merupakan salah satu pendukung untuk bisa
tumbuh dan berinteraksi dengan wilayah lain. Kondisi jalan menuju PT. Perkebunan
Nusantara IIIsudahdiaspal dan jalan menuju lahan berupa jalan beraspal.
10) Penerapan Teknik dan Budidaya

Penerapan teknik dan budidaya yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Membang Muda menggunakan teknologi dan secara konvensional.Teknologi
yang digunakan adalah teknologi yang standar dalam pengolahan getah karet dalam
menghasilkan produk yang dipasarkan. Secara konvensional disini maksudnya adalah
ada beberapa kegiatan yang diharuskan menggunakan teknologi sederhana seperti
cangkul,alat deres, dll.
11) Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda
adalah seluas 1394,60 Ha. Luas lahan memiliki pengaruh terhadap jumlah hasil
produksi, semakin luas lahan yang dimiliki semakin banyak juga hasil produksi.
12) Pemodalan

Universitas Sumatera Utara

Pemodalan adalah suatu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan.Tanpa
didukung pemodalan yang baik perusahaan tidak dapat berkembang atau berjalan
dengan baik.Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dimana yang dimaksud dengan BUMN adalah Modal Perusahaan
mayoritas berasal dari pemerintah. Dan perusahaan PTPN III modal seluruhnya berasal
dari pemerintah.

13) Serangan HPT

Faktor serangan hama penyakit merupakan faktor yang penting di dalam proses
budidaya tanaman karet. Serangan Hama penyakit harus diatasi dan dikendalikan
seminimal mungkin agar volume dan mutu karet baik. Berdasarkan hasil wawancara,
serangan hama penyakit di daerah penelitian adalah < 1% sehingga dapa dikatakan
serangan hama penyakit terbilang kecil dan tidak menjadi salah satu faktor kelemahan
PTPN III.
14) Lama Usaha

Lama usaha juga merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan suatu
perusahaan. Semakin lama suatu usaha perusahaan beroperasi maka perusahaan itu
sudah mantap dalam menyusun strategi penjualan ataupun dalam pengendalian kendala
yang dialami suatu perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara, PT. Perkebunan
Nusantara III telah berdiri sejak tahun 1996 yang artinya telah berdiri selama 20 tahun
sehingga dapat dikatakan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Membang Muda
tergolong lama beroperasi.
5.2.1.2 Analisis Kondisi Eksisting Faktor Eksternal Dianalisis dengan Skor

Universitas Sumatera Utara

Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman dalam peningkatan kinerja rantai pasok karet
oleh PT. Perkebunan Nusantara III. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi
yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal tersebut.
Tabel 14. Penentuan Skor Faktor Eksternal
No

Uraian

1

Harga
Jarak Pabrik ke Gudang
2
(Jarak Aliran Barang)
3
Kemitraan
4
Ketersediaan Pasokan
5
Persaingan
6
Permintaan Produk
Sumber : Lampiran 3

Skor

Hasil Penilaian

1

Ancaman

Sumber
Keterangan
PTPN III

2

Ancaman

PTPN III

4
4
4
4

Peluang
Peluang
Peluang
Peluang

PTPN III
PTPN III
PTPN III
PTPN III

Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil penilaian faktor eksternal yang mempengaruhi
peningkatan kinerja rantai pasok karet terdapat 4 peluang dan 2 ancaman. Hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Harga

Harga produk crumb rubber Sir 10 $1,44/kg (Rp. 18.720/kg) , harga produk crumb
rubber Sir 20 $1,22/kg (Rp. 15.860/kg) , harga lateks pekat $1,59/liter (Rp.
20.670/liter) . Ancaman disini maksudnya hanya pengisian parameter saja, harga terus
berfluktuatif. Selama PT. Perkebunan Nusantara III mampumemenuhi syarat yang
diminta oleh pembeli, PT. Perkebunan Nusantara III tidak perlu mengkhawatirkan hal
ini.
2) Kemitraan
Kemitraan adalah merupakan kerjasama antara dua pihak atau lebihyang bertujuan

memberikan keuntungan satu sama lain. Pemilihan kemitraanadalah salah satu faktor
yang mendukung pengembangan usaha. Dalam hal kemitraan, PTPN III memiliki
kemitraan dengan pembeli dan berkelanjutan. Namun dalam hal pemilihan
kemitraannya, PTPN III tidak melakukannya sendiri. Pemilihan kemitraan dengan

Universitas Sumatera Utara

pembeli diatur oleh PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), dimana
PT. KPBN mengatur kemitraan dengan pembeli untuk seluruh PTPN.
3) Ketersediaan Pasokan
Dalam hal ketersediaan pasokan PT. Pekebunan Nusantara III Kebun Membang muda
sudah mampu memenuhi volume produk yang diminta oleh pembeli.Dan juga mampu
menepati batas waktu dalam pemenuhan permintaan produk sesuai dengan kontrak yang
telah disepakatai oleh kedua belah pihak.
4) Persaingan
Karet merupakan salah satu bahan baku yang banyak dibutuhkan yang dapat diolah
menjadi berbagai macam produk yang artinya permintaan karet cukup tinggi. Itu mengapa
permintaan karet di pasar dunia cukup tinggi.Namun, ketersediaan karet di pasar dunia
juga cukup tinggi, dikarenakan banyaknya negara produsen karet. Hal ini lah yang
menuntut PTPN III untuk mampu membaca perkembangan pangsa pasar dan persaingan
yang cukup tinggi.Dalam hal ini PTPN III sudah mampu bersaing dengan menjaga
kualitas, dan memenhui pasokan kebutuhan pasar karet.
5) Permintaan produk
Perrmintaan produk karet yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III tinggi
dimaana maksud permintaan produk yang tinggi, produk yang diminta mencapai
kapasitas maksimum produksi produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III
dan permintaan produk selalu berkelanjutan.
6) Jarak pabrik ke gudang ( Jarak aliran barang)
Jarak pabrik pengolahan produksi karet ke gudang penyimpanan sebelum dialirkan ke
pembeli cukup jauh, dimana pabrik pengolahan produksi berada di Aek Kanopan,
Labuhan Batu Utara sedangkan gudang penyimpanan berada di Belawan tetapi sejauh ini
hal mengenai jarak pabrik pengolahan produksi ke gudang penyimpanan tidak menjadi
masalah dilihat dari sudah lamanya PT. Perkebunan Nusantara III beroperasi.

Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Pembobotan Faktor – Faktor Strategis
Nilai penting dari faktor-faktor strategis dianalisis dengan menggunakan pembobotan.
Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan, berikut hasil
pembobotan faktor - faktor internal disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 15. Tabel IFAS
No
Faktor Internal
1
Variasi Produk
2
Kualitas Produk
3
Produk Jadi
4
Penguasaan Terhadap Budidaya Karet
5
Peningkatan Kinerja Pelayanan
6
Kebijakan Harga
7
Program Pengembangan
8
Pelatihan
9
Sarana Pendukung dan Infrastruktur
10
Penerapan Teknik dan Budidaya
11
Luas Lahan
12
Permodalan
13
Serangan HPT
14
Lama Usaha
Sumber : Lampiran 10

Bobot
0.07
0.11
0.10
0.08
0.07
0.07
0.07
0.06
0.06
0.07
0.05
0.10
0.06
0.04

Tabel 15 menunjukkan kualitas produk memiliki bobot yang paling besar dari pada fakorfaktor lain sebesar 0,11. Faktor ini merupakan faktor internal yang sangat penting, karena
kualitas produk dapat menentukan reputasi perusahaan, semakin bagus kualitas produk
yang dihasilkan, maka dapat meningkatkan reputasi perusahaan, kualitas produk juga
dapat meningkatkan pangsa pasar sehingga perusahaan yang menghasilkan produk dengan
kualitas baik akan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
Kemudian diikuti oleh faktor permodalan dan produk jadi yang memiliki bobot sebesar
0,10. Permodalan adalah hal yang krusial yang harus dipersiapkan sebelum membuka
sebuah usaha. Banyaknya modal dapat mempengaruhi sentimasi pasar terhadap produk
kita, semakin besar modal maka akan semakin jauh lebih besar keuntungannya. Produk

Universitas Sumatera Utara

Jadi merupakan faktor yang penting dikarenakan jumlah produk yang diproduksi harus
tepat jumlah sesuai anggaran perusahaan dan permintaan pasar, dan juga tepat waktu
sesuai dengan kebutuhan. Untuk penguasaan terhadap budidaya karet dengan bobot 0,08,
faktor ini cukup penting, dikarenakan para pekerja ataupun petani harus mengerti dan
menguasai bagaimana budidaya karet dimulai dari pengolahan tanah sampai proses
pemanenan. Proses budidaya harus dilakukan dengan tepat agar hasil produksi dari
tanaman karet menjadi bagus dan memiliki kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan,.
Faktor peningkatan kinerja pelayanan, variasi produk, kebijakan harga, program
pengembangan, penerapan teknik dan budidaya memiliki bobot sebesar 0,07.Salah satu
aspek penting dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah pelayanan terhadap konsumen,
untuk itu kinerja pelayanan harus selalu ditingkatkan agar konsumen selalu merasa puas
dan terus bermitra dengan perusahaan. Banyaknya variasi produk yang dihasilkan oleh
perusahaan maka akan berpengaruh terhadap luasnya cakupan konsumen untuk bekerja
sama dengan perusahaan, semakin bervariasi produk yang dihasilkan maka semakin
banyak juga konsumen yang didapat. Suatu perusahaan yang ingin usahanya terus berjalan
dengan baik, harus memilki suatu kebijakan harga yang tepat, dimana suatu kebijakan
harga berfungsi untuk menentukan harga dasar suatu produk yang dijual yang
dibandingkan dengan harga pasar, agar harga produk yang dijual tetap bisa bersaing di
pasar dan perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai yang diinginan. Hal yang harus di
perhatikan suatu perusahaan adalah membuat program-program pengembangan agar
terjadi peningkatan kinerja dalam perusahaan tesebeut.Program pengembangan yang
dijalankan harus di sesuaikan dengan perkembangan pasar yang terjadi.Dengan terus
berkembangnya teknologi yang ada, perusahaan perkebunanjuga harus mengembangkan
teknologi yang dimilikinya, khususnya dalam teknik dan budidaya.Hal ini bertujuan agar
perushaan dapat menjaga pa\sar produknya agar tetap bersaing. Faktor pelatihan, sarana

Universitas Sumatera Utara

pendukung dan infrastruktur, dan serangan HPT memiliki bobot sebesar 0,06. Pelatihan
pekerja ataupun karyawan merupakan faktor yang cukup penting, dikarenakan, agak
perusahaan memiliki pekerja yang berkompeten.Memiliki pekerja yang berkompeten
adalah faktor utama bagi perusahaan agar bisa mencapai tujuan perusahaan dengan resiko
yang minim. Aspek sarana pendukung dan infratruktur berhubungan dengan hasil produksi
yang dihasilkan, oleh karena itu perusahaan yang memilki sarana pendukung dan
infrastruktur yang baik maka akan mendukung kinerja karyawan dalam proses pengelolaan
produk yang akan dihasilkan. Faktor serangan hama dan penyakit tumbuhan adalah salah
satu hal yang harus diperhatikan dengan baik, karena faktor ini dapat mempengaruhi hasil
produksi tanaman. Langkah-langkah pengendalian serangan hama dan penyakit yang tepat,
maka akan meminimalisir serangan hama dan penyakit tanaman.Faktor luas lahan
memiliki bobot sebesar 0,05. Dalam suatu perusahaan perkebunan, faktor luas lahan
merupakan suatu faktor yang berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi. Semakin luas
lahan yang dimiliki suatu perusahaan perkebunan maka volume hasil panen yang di
hasilkan akan semakin tinggi. Faktor lama usaha memiliki bobot sebesar 0,04. Semakin
lama suatu usaha beroperasi maka perusahaan tersebut dapat mengetahaui langkah-langkah
yang tepat dalam pencepaian target, penanggulangan resiko dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
Perhitungan bobot faktor eksternal peningkatan produksi karet dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Tabel EFAS
No
Faktor – Faktor Eksternal
1
Harga
2
Kemitraan
3
Ketersediaan Pasokan
4
Persaingan
5
Permintaan Produk
6
Jarak Pabrik ke Gudang (Jarak Aliran Barang)
Sumber : Lampiran 11

Bobot
0.16
0.14
0.20
0.20
0.19
0.10

Universitas Sumatera Utara

Tabel 16 menunjukan faktor ketersediaan pasokan dan persaingan memiliki bobot yang
tertinggi sebesar 0,20. Faktor ketersediaan pasokan merupakan hal yang penting bagi
perusahaan dalam pemenuhan permintaan produk, tanpa ketersediaan pasokan, proses
distribusi barang ke pembeli tidak berjalan lancar. Faktor persaingan juga merupakan salah
satu faktor penting, dikarenakan bila perusahaan yang ingin bisnis atau usahanya tetap
berlanjut maka perusahaan tersebut harus mengikuti persaingan yang ada. Faktor
permintaan produk memiliki bobot sebesar 0,19, Faktor permintaan produk adalah salah
satu hal yang menjadikan perusahaan dapat menjalankan operasional usahaanya.
Banyaknya permintaan produk akan berhubungan dengan banyaknya produk yang
dihasilkan sehingga semakin banyaknya produk yang diproduksi akan membuat
perusahaan itu berkembang. Faktor harga memiliki bobot sebesar 0,16, Faktor harga satu
hal yang menjadi penentu yang rentan. Setiap perusahaan harus menyesuaikan harga
setiap produk yang diualnya dengan harga yang berlaku di pasar. Penentuan harga jual
juga di pengaruhi oleh biaya produksi, maka biaya-biaya produksi juga harus seefisien
mungkin agar harga jual produk tetap bisa memberikan keuntungan dan juga bisa bersaing
di pasar. Faktor kemitraan memiliki bobot sebesar 0,14. Kemitraan dalam suatu
perusahaan harus dijalin dengan berbagai perusahaan yang berhubungan dengan produk
yang dijual oleh perusahaan tersebut. Kemitraan juga berpengaruh terhadap perkembangan
perusahaan, karena apabila suatu perusahaan menjalin kemitraan dengan banyak
perusahaan lain , maka perusahaan tersebut akan berkembang secara pesat. Faktor jarak
pabrik ke gudang (jarak aliran barang) memiliki bobot sebesar 0,10. Jarak pabrik ke
gudang (jarak aliran barang) menentukan kualitas barang yang dialirkan ke tangan
pembeli. Jarak pabrik harus disesuaikan dengan ciri barang yang di produksi. Jarak
berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, jika semakin jauh maka
biaya yang diperlukan untuk aliran barang juga semakin tinggi.

Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Penentuan Strategi Peningkatan Produksi Karet
Tabel 17. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal
Faktor Internal
Bobot
Skor
1
Kekuatan
A
Kualitas Produk
0,11
3
B
Produk Jadi
0,10
4
C
Penguasaan terhadap budidaya
0,08
3
karet
D
Peningkatan Kinerja Pelayanan
0,07
4
E
Kebijakan Harga
0,07
4
F
Program Pengembangan
0,07
4
G
Sarana
Pendukung
dan
0,06
4
Infrastruktur
H
Luas Lahan
0,05
4
I
Permodalan
0,10
4
J
Serangan HPT
0,06
4
K
Lama Usaha
0,04
4
Jumlah
2
Kelemahan
A
Variasi Produk
0,07
2
B
Pelatihan
0,06
2
C
Penerapan teknik dan budidaya
0,07
2
Jumlah
Selisih skor Kekuatan dan Kelemahan

Skor Terbobot
0,33
0,4
0,24
0,28
0,28
0,28
0,24
0,2
0,4
0,24
0,16
3,05
0,14
0,12
0,14
0,4
2,6