T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran PHBS Rumah Tangga Warga Dusun Deres yang Bekerja sebagai Pemulung di TPA Blondo dengan Kejadian ISPA T1 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1
2.1.1

Konsep Perilaku
Definisi Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan jika dilihat dari segi biologis.
Oleh sebab itu semua makhluk hidup berperilaku karena mereka
mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 114 dalam Muliawan, 2008). Definisi
lain menyebutkan perilaku merupakan respon atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku
merupakan

respon


atau

reaksi

seseorang

terhadap

stimulus/rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme (Robert Kwick, 1974 dalam
Nanda 2015). Kemudian, organisme tersebut merespon, maka teori
Skinner

ini disebut

“S-O-R”

atau stimulus-organisme-respon


(Skinner, 1938 dalam Nanda, 2015).
2.1.2

Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu

respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus)

9

10
dari luar subyek tersebut. Skinner, 1938 yang dikutip dari Soekidjo
Notoadmodjo, 2003 : 118 dalam Muliawan, 2008 mengemukakan
perilaku merupakan hasil dari hubungan antara perangsang
(stimulus) dengan tanggapan (respon) dari respon. Perilaku
membedakan adanya dua respon, yakni :
1.

Respondent response atau reflexive response
Respondent response yaitu respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan

tertentu.

Respondent

response

(respondent behavior) ini mencakup emosi respon atau
emotional behavior.
2.

Operant response atau instrumental response
Operant

response

perkembangannya

yaitu

diikuti

respon
oleh

yang

timbul

perangsang

dan

tertentu.

Perangsang tersebut mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan. Operant response atau
instrumental response berbentuk dua macam yaitu :
2.1) Betuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi di

dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat
oleh orang lain.
2.2) Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi
secara langsung atau yang dapat dilihat oleh orang lain.

11
2.1.3

Pengertian Perilaku kesehatan
Perilaku

kesehatan

adalah

suatu

respon


seseorang

(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 117
dalam Muliawan, 2008).
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI 2002 : 3 dalam
Muliawan, 2008).
2.1.4

Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Beckermemuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan,

dan membedakannya menjadi tiga, (Soekidjo Notoadmodjo, 2010
dalam Maaruf, 2014)yaitu :
1)

Perilaku sehat (health behavior)

Perilaku

sehat

adalah

perilaku-perilaku

atau

kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, antara lain :
a.

Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)

b.


Kegiatan fisik secara teratur dan cukup

c.

Tidak merokok dan meminum minuman keras serta
menggunakan narkoba

d.

Istirahat yang cukup

12
e.

Pengendalian atau manajemen stress

f.

Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk
kesehatan


2)

Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan

seseorang

yang

sakit

dan

terkena

masalah

kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari

penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan
lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada
beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain :
a. Didiamkan saja (no action)
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan
sendiri (self treatment/self medication).
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi 2,
yakni : tradisional dan pelayanan kesehatan modern atau
professional.
3)

Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai
peran (roles), yang mencakup hak-haknya (rights), dan
kewajiban sebagai orang sakit (the sick role behavior).
Perilaku peran orang sakit antara lain :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

13

b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas
kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan
c. Mengetahui

haknya

sebagai

pasien

antara

lain

memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
d. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain
memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai

kemampuan

dan

pengetahuannya

tentang

masalah kesehatannya

2.1.5
1)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar

kesadaran

sebagai

hasil

pembelajaran,

yang

menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu

menolong

dirinya

sendiri

(mandiri)

di

bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Definisi lain
menyebutkan bahwa PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

14
Kesehatan

di

masyarakat

(Pusat

Promosi

Kesehatan

Kemenkes RI, 2016).
2)

Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok
yang

dijalankan

telah

sesuai

dengan

rencana

dan

menghasilkan dampak yang diharapkan(Depkes RI 2002 : 21,
dalam Muliawan 2008). Indikator merupakan suatu alat ukur
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan
dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).

2.1.6
1)

PHBSPada Tatanan Rumah Tangga
Definisi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota keluarga agar sadar, mau dan mampu
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit
dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat (Dinkes Propinsi Jawa
Tengah, 2006 : 3, dalam Mulyawan, 2008).
2)

Indikator PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
Menurut Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2006 : 3 dalam

Mulyawan, 2008, indikator PHBS pada tatanan rumah tangga

15
adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang
membatasi

fokus

perhatian

untuk

menilai

keadaan

atau

permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS tatanan
rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu :
1.

KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

2.

Gizi

3.

Kesehatan lingkungan

4.

Gaya hidup

5.

Upaya kesehatan masyarakat
Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di

Jawa Tengah terdapat 16 variabel, yang terdiri dari 10 indikator
nasional dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.
2.1) Indikator Nasional
1.

Bagi ibu hamil pertolongan persalinan dilakukan oleh
tenaga/petugas kesehatan

2.

Bagi rumah tangga yang memiliki bayi, bayi mendapat ASI
eksklusif (0-6 bulan)

3.

Anggota

rumah

tangga

mengonsumsi

beranekaragam

makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
4.

Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air
bersih

5.

Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat

16
6.

Anggota rumah tangga menempati rumah minimal 9 m2 per
orang

7.

Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air

8.

Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik/olahraga

9.

Anggota rumah tangga tidak merokok

10.

Anggota rumah tangga menjadi pesrta JPK (Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan)

2.2) Indikator Lokal Jawa Tengah
1.

Penimbangan balita

2.

Anggota rumah membuang sampah pada tempat yang
semestinya

3.

Anggota rumah tangga terbiasa mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAB

4.

Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan Narkoba

5.

Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari

6.

Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) (Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tatanan Rumah Tangga Dinkes Jateng 2010, dalam Auliya
2012).
Menurut (Tim Field Lab UNS 2013), khusus di Jawa Tengah

indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis

17
Daerah (UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator
yang dapat digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai
berikut :
Tabel 2.1 PHBS Tatanan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah
No
Indikator
I
KIA dan Gizi
1
Persalinan
oleh Nakes

2

K4

3

ASI Eksklusif

4

Penimbangan
Balita

5

Gizi

II
6

Kesehatan
Lingkungan
Air bersih

7

Jamban sehat

8
9
III
10

Sampah
Lantai rumah
Gaya Hidup
Aktivitas fisik

11

Tidak

Pertanyaan Indikator
Pertolongan
oleh
tenaga
kesehatan
(bidan,dokter) dan bagi rumah tangga yang
tidak/belum pernah hamil/mengerti kalau
hamil harus diperiksa oleh tenaga kesehatan
Memeriksakan kehamilan minimal 4×
selama kehamilan dan bagi rumah tangga
yang tidak mempunyai ibu hamil, mengerti
maksud dari K4 (memeriksakankehamilan
minimal 4×)
Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 06 bulan tanpa makanan tambahan lain dan
bagi rumah tangga yang tidak mempunyai
bayi mengerti tentang ASI eksklusif
Balita ditimbang secara teratur dan bagi
rumah tangga yang tidak mempunyai balita
mengerti tentang penimbangan balita
contohnya di posyandu
Mengonsumsi beraneka ragam makanan
dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang
(mengganti menu makanan setiap hari)

Menggunakan air bersih untuk keperluan
sehari-hari
Menggunakan jamban sehat (leher angsa
dengan
septictank
dan
terjaga
kebersihannya)
Membuang sampah pada tempatnya
Menggunakan lantai rumah kedap air
Melakukan
olahraga/aktivitas
fisik
(bersepeda, berjalan kaki, mencangkul,
menyapu, dan kegiatan rumah tangga
lainnya)
Anggota rumah tangga tidak ada yang

18
merokok
12
13

14

IV

15

16

merokok atau tidak merokok di dalam
rumah, dan rumah bebas dari asap rokok
Cuci tangan
Mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan dan sesudah BAB
Kesehatan
Menggosok gigi minimal 2x sehari (masinggigi dan mulut masing anggota keluarga memiliki 1 sikat
gigi)
Tidak miras/ Anggota rumah tangga tidak meminum
narkoba
minuman
keras/miras
dan
tidak
menyalahgunakan narkoba
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Dana sehat
Anggota rumah tangga menjadi peserta
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
misalnya dana sehat
PSN
Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan gerakan 3M (Menguras,
Menutup, dan Mengubur) minimal seminggu
sekali
(Tim Field Lab UNS, 2013)

2.3) Tinjauan Tentang 16 indikator PHBS Jawa Tengah
2.3.1 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya.
Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih yaitu dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada
pelayanan spesialis jika terjadi komplikasi. Setiap kehamilan
memerlukan perhatian, karena akan selalu ada risiko buruk
terhadap ibu, bayi atau keduanya. Banyak bahaya, penyakit atau
bahkan kematian yang sesungguhnya dapat dicegah (Kemenkes,
2010).

19
Jika melakukan empat kali pemeriksaan kehamilan kepada
petugas kesehatan terlatih, persalinan dilakukan di tempat yang
memiliki fasilitas peralatan cukup serta ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter, dan atau bidan dan dilakukan
pemeriksaan secara berkala terhadap ibu dan bayi selama 24 jam
setelah kelahiran. Jika ibu sudah siap akan melahirkan, ia
dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang ia pilih sendiri untuk
membantunya selama proses dan sesudah kelahiran. Secara
khusus pendamping dapat membantu dalam tiga hal, yaitu memberi
makan dan minum, membantu teknik pernafasan yang sesuai
dengan tahapan proses kelahiran, serta membantu mengurangi
rasa sakit dan ketidaknyamanan sesuai dengan nasihat penolong
persalinan terlatih (Kemenkes, 2010).
2.3.2 Pemeriksaan Kehamilan Minimal 4 Kali (K4)
Setiap

kehamilan

adalah

istimewa.

kehamilan yang sehat dan aman semua

Untuk

menjamin

ibu hamil harus

memeriksakan kehamilannya paling sedikit empat kali. Ibu hamil
beserta

keluarganya

harus

mampu

mengenali

tanda-tanda

persalinan dan tanda bahaya kehamilan. Mereka harus memiliki
rencana

persalinan

dan

pencegahan

mendapatkan pelayanan serta pertolongan
(Kemenkes, 2010).

komplikasi

untuk

tenaga kesehatan

20
Ketika kehidupan ibu muda mulai aktif, mereka memerlukan
informasi tentang kehamilan dan risiko penyakit menular seksual,
termasuk HIV. Mereka hendaknya mampu mengenal gejala awal
kehamilan. Bila ternyata hamil, mereka harus dibantu untuk
mendapatkan perawatan kehamilan sejak awal kehamilan dari
petugas kesehatan terlatih. Ia harus belajar juga tentang tahaptahap kehamilan yang normal dan bagaimana cara merawat
kesehatan

diri

sendiri

serta bayinya

selama

hamil,

selain

mengetahui pula tanda bahaya kehamilan (Kemenkes, 2010).
Ibu hamil sekurang-kurangnya melakukan empat kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan
terlatih. Pemeriksaan kehamilan yang pertama harus dilakukan
sesegera mungkin. Sebaiknya dilakukan pada trimester pertama
kehamilan. Pemeriksaan kedua pada trimester kedua dan dua kali
pemeriksaan pada trimester ketiga (Kemenkes, 2010).
2.3.3 Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif
ASI merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi
usia 0-6 bulan. Tidak perlu makanan dan minuman lain, bahkan air
pun tidak diperlukan oleh bayi pada periode ini. ASI merupakan
makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengandung sel darah
putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal

21
serta

melindungi

terhadap

penyakit.

keseimbangan gizi sempurna untuk

ASI

mengandung

bayi, berbeda dengan susu

formula, susu bubuk atau susu hewan (Kemenkes, 2010).
Bayi usia0–6 bulan tidak memerlukan air atau makanan
lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air anggur, air beras, susu lain,
atau bubur), bahkan walaupun berada di daerah yang beriklim
panas

sekalipun,

ASI

sudah

dianggap

memenuhi

seluruh

kebutuhan bayi (Kemenkes, 2010).
ASI mudah dicerna bayi. Berbeda dengan susu formula
yang berasal dari susu hewan yang lambat dan lebih dicerna.
Dibandingkan dengan susu formula. ASI dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit, karena ASI mengandung antibodi untuk
kekebalan anak. Zat antibodi ini tidak terdapat dalam jenis susu
yang lain (Kemenkes, 2010).
Memberikan cairan dan makanan lain selain ASI kepada
bayi usia 0–6 bulan, akan meningkatkan risiko diare dan penyakit
lainnya. Air dan cairan atau makanan lainnya mungkin tercemar,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan diare (Kemenkes, 2010).

22
2.3.4 Penimbangan Balita Secara Teratur
Seorang anak seharusnya tumbuh dan bertambah berat
badannya dengan pesat. Sejak lahir sampai dengan usia dua
tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur untuk mengetahui
pertumbuhannya. Setelah balita ditimbang selanjutnya akan dicatat
di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku KMS (Kartu
Menuju Sehat). Dari buku tersebut akan terlihat perkembangannya
naik atau tidak naik (Aldila, 2015).
Penimbangan balita sangat bermanfaat untuk mengetahui
apakah balita memiliki tumbuh kembang sehat,

selain itu

mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita. Balita
dengan berat badan selama dua bulan berurut-urut tidak naik, balita
yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi
buruk dapat segera dirujuk ke puskemas (Aldila, 2015).
1.3.5

Mengonsumsi Beraneka Ragam Makanan Dalam Jumlah

Cukup Dengan Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes,
2014).

23
Mengonsumsi beranekaragam makanan dalam prinsip ini
selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi
makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan secara teratur. Berbagai makanan yang
dikonsumsi beragam baik antar kelompok pangan (makanan pokok,
lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan
(Kemenkes, 2014).
Contoh - contoh kelompok pangan:
1.

Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi
jalar, jagung, talas, sagu, sukun.

2.

Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas,
daging, susu dan kacang-kacangan serta hasil olahannya
(tahu dan tempe).

3.

Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya.

4.

Buah-buahan adalah buah yang berwarna (Kemenkes, 2014).

2.3.6 Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air bersih dapat menghindarkan keluarga dari
penyakit.Kebutuhan akan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan tercukupi dan

memahami bagaimana cara untuk

menghindarkan diri dari kuman. Tempat air harus ditutup agar air
tetap bersih dan dikuras minimal satu kali seminggu. Sumber air
bersih dari sistem perpipaan, sumur pompa, serta sumur gali harus

24
memiliki konstruksi yang baik dan terpelihara.

Air untuk minum

harus diolah terlebih dahulu agar bibit penyakit mati. Pengolahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memasak sampai
mendidih, menjemur di bawah terik matahari (sodis), membubuhkan
disinfektan, menyaring dengan saringan pasir (bio sand filter)
(Kemenkes, 2014).
Keluarga dan masyarakat dapat memelihara sumber air
dengan cara :
1.

Membuat sumur gali berbibir dengan lantai yang kedap air,
sumur diberi tutup, dan memasang pompa tangan atau
pompa listrik.

2.

Menghindarkan pencemaran sumber air dari tinja dan air
buangan rumah tangga.

3.

Membuat jamban dengan jarak minimum 10 meter jauhnya
dari sumur gali.

4.

Gayung, tali, dan ember untuk menyimpan air sebaiknya
diletakkan di tempat yang bersih dan tidak di tanah.

5.

Kandang binatang peliharaan tidak dibuat di dekat sumber air
dan tempat tinggal keluarga.

6.

Hindarkan penggunaan pestisida atau bahan kimia di dekat
sumber air.

7.

Rumah harus dihindarkan dari genangan air/comberan.

25
Keluarga dapat menjaga kebersihan air di rumah dengan
cara:
1.

Menyimpan air minum di bak yang bersih dan tertutup.

2.

Mengambil air bersih dari bak hanya dengan gayung yang
bersih.

3.

Memasang kran di bak air dan membersihkan tempat
penampungan air minimal satu kali seminggu.

4.

Melarang siapa pun memasukkan tangan ke dalam bak atau
langsung minum dari bak.

5.

Menjauhkan binatang dari penyimpanan air
(Kemenkes,2014).

2.3.7 Penggunaan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan

kotoran

jongkok/tempat

duduk

penampungan

kotoran

manusia
yang
dan

yang

terdiri

dilengkapi
air

untuk

atas

dengan

ruang
tempat

membersihkannya.

Penggunaan jamban bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap
bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran
sumber air yang ada di sekitarnya (Aldila, 2014).
Selain itu jamban juga mencegah datangnya lalat atau
serangga yang membawa bibit penyakit. Jamban harus sering
dibersihkan, lubangnya harus selalu ditutup untuk mencegah bau

26
dan masuknya lalat (jika jambannya bukan jamban leher angsa),
dan tersedia sabun untuk cuci tangan. Jika tidak ada jamban, tinja
harus

dikubur. Keberadaan jamban harus dipelihara agar tetap

bersih dan sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak
ada genangan air. Di dalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak
ada serangga dan tikus berkeliaran. Jamban harus memiliki syarat
kesehatan, diantaranya:
1.

Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter).

2.

Tidak berbau

3.

Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

4.

Tidak mencemari tanah sekitarnya

5.

Mudah dibersihkan dan aman digunakan

6.

Dilengkapi dinding dan atap pelindung

7.

Penerangan dan ventilasi yang cukup

8.

Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

9.

Tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Aldila, 2015).

2.3.8 Pembuangan Sampah
Rumah harus mempunyai tempat pembuangan sampah dan
pembuangan air limbah yang aman untuk mencegah penyakit.
Setiap keluarga harus mempunyai tempat pembuangan sampah
agar sampah rumah tangga dapat dikelola lebih lanjut. Sebisa

27
mungkin mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga dengan melakukan 3R:Reduce, Reuse, Recycle
(Mengurangi, Memanfaatkan kembali, Mendaur ulang), misalnya
dengan membuat pupuk kompos (Kemenkes, 2014).
Pemeliharaan kebersihan rumah tangga dan sekitarnya,
yang bebas dari tinja, sampah dan air limbah, membantu
pencegahan penyakit seperti diare, demam berdarah, dan malaria.
Air limbah rumah tangga dapat dibuang secara aman dengan
membuat

saluran

pembuangan

yang

tertutup

dan

tidak

menimbulkan genangan air di sekitarnya sehingga tidak menjadi
tempat berkembang biak serangga atau mencemari lingkungan dan
air bersih (Kemenkes, 2014).
2.3.9 Penggunaan Lantai Rumah Kedap Air
Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 dalam
Aldila 2015, tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai
rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang tidak
kedap air dan didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat
meningkatkan kelembaban dan kepengapan ruang yang pada
akhirnya mempermudah peningkatan jumlah mikroorganisme yang
berdampak pada penularan penyakit. Lantai tanah atau semen
yang sudah rusak dapat menimbulkan debu dan terjadinya
kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau semen

28
yang rusak, selain itu mengeluarkan gas-gas seperti redon
(Kusnoputranto 2000 dalam Aldila 2015).
Rumah dengan kondisi lantai yang

tidak permanen

mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit pernapasan,
karena debu yang dihasilkan dari lantai tanah terhirup dan
menempel pada saluran pernapasan. Akumulasi debu tersebut
akan menyebabkan elastisitas paru menurun dan menyebabkan
kesukaran bernapas (Nurjazuli 2009 dalam Aldila 2015).
2.3.10 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas
fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru dan organ tubuh
lainnya. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas
fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (Aldila, 2015).
Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mmepertahankan
hidup)

dan

meningkatkan

kemampuan

gerak

(yang

berarti

meningkatkan kualitas hidup). Olah raga merupakan alat untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani,

29
rohani, dan sosial. Beberapa keuntungan dengan melakukan
aktivitas fisik secara teratur diantanya:
1.

Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosisi, kanker,
tekanan darah tinggi, kencing manis, dll

2.

Berat badan terkendali

2.

Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

3.

Bentuk tubuh menjadi bagus

4.

Lebih percaya diri

5.

Lebih bertenaga dan bugar

6.

Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
(Aldila, 2015).

2.3.11 Perilaku Merokok
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah
tidak ada anggota keluarga yang merokok. Namun dalam
kenyataannya, meski semua orang tahu akan bahaya

yang

ditimbulkan akibat rokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan
tampaknya

merupakan

perilaku

yang

masih

ditolerir

oleh

masyarakat (BKKBN, 2007).
Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan

30
tar yang bersifat karsinogenik. Beberapa risiko kesehatan bagi
perokok berdasarkan hasil Survei Sosial EkonomiNasional tahun
2004 antara lain :
 Menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik dan
emfisima pada tahun 2001,
 Merokok merupakan penyebab dari sekitar 5% stroke di
Indonesia.
 Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau
penundaan kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko
impotensi sebesar 50%.
 Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun
terkena asap rokok dirumah atau di lingkungannya beresiko
mengalami proses kelahiran yang bermasalah.
 Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok
mempunyai risiko kanker paru sebesar 20–30% lebih tinggi
daripada mereka yang pasangannya bukan perokok dan juga
risiko mendapatkan penyakit jantung.
 Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0–14 tahun tinggal
dengan perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru
yang

lambat,

dan

lebih

mudah

terkena

infeksi

pernafasan, infeksi telinga dan asma (BKKBN, 2007).

saluran

31
2.3.12 Perilaku Mencuci Tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu
menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat
membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor maka tubuh
akan sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan

dapat

berfungsi

untuk

menghilangkan/mengurangi

mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Dengan
menggunakan sabun, kuman yang menempel di tangan dapat mati
terbunuh (Aldila, 2015).
Kebiasaan cuci tangan sebelum makan menggunakan air
dan sabun memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan
pencegahan

penyakit.

Karena

dengan

mencuci

tangan

menggunakan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna
mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti
virus, bakteri, dan parasit lainnya pada kedua tangan. Berbagai
penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan menggunakan
sabun diantaranya diare, kolera, disentri, typus, kecacingan,
penyakit kulit, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan ISPA (Aldila, 2015).
Beberapa waktu yang tepat untuk mencuci tangan diantaranya:

32
1.

Saat tangan terasa kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun, dll)

2.

Setelah buang air besar

3.

Setelah menceboki bayi atau anak

4.

Sebelum makan dan menyuapi anak

5.

Sebelum memegang makanan

6.

Sebelum menyusui bayi

7.

Sebelum menyuapi anak

7.

Setelah bersin, batuk, dan membuang ingus

8.

Setelah bermain, memegang, dan

memberi makan hewan

peliharaan (Aldila, 2015).
2.3.13 Kesehatan Gigi dan Mulut
Menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap hari dengan
benar merupakan tindakan pencegahan paling utama terhadap
penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi dan penyakit
periodontal. Untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka
tindakan paling tepat untuk dilaksanakan adalah menyikat gigi.
Menyikat gigi sebaiknya dilakukan secara teratur 2 kali sehari yaitu
pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur (PPGI NTT, 2016).
Menurut studi kasus yang diterbitkan di Nursing Study and
Practice, menemukan bahwa sikat gigi sering mengandung bakteri
dan virus penyebab penyakit yang dapat menular ketika sikat gigi

33
tersebut dipakai oleh orang lain. Oleh karena itu dianjurkan untuk
tidak bergantian dalam memakai sikat gigi atau satu orang harus
memakai satu sikat gigi (Moestavi, 2016).

2.3.14 MengonsumsiMinuman Keras dan Narkoba
Kandungan minuman beralkohol yaitu metanol bila dicerna
tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun,
berbahaya bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan
saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan, terang dr.
Eka Viora. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa, dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.J (K) menyatakan bahwa
pada dasarnya kebiasaan minum minuman beralkohol sangat
merugikan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri
dapat menurunkan kemampuan berpikir dan gangguan perilaku.
Jika konsumsi berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang
kesadaran, kejang, hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya
yang disebabkan oleh alkohol diantaranya, tukak lambung,
kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat
(Kemenkes, 2016).
2.3.15 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa

34
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu
setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan

terhadap

kesehatannya,

dan

negara

bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
(Depkes, 2016).
Jaminan Kesehatan nasional (JKN) BPJS, mempunyai multi
manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai
manfaat secara komprehensif; yakni pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh
besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang
diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care)
(Depkes, 2016).
2.3.16 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Untuk mencegah anak-anak dan anggota keluarga lainnya
terserang penyakit demam berdarah (DBD), maka dapat dilakukan
3M Plus:
a.

Menguras

dan

menyikat

dinding

tempat-tempat

penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
b.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.

35
c.

Menguburkan,

mengumpulkan,

memanfaatkan,

atau

menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung
air hujan, seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.
d.

Plus.
1.

Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, dan
tempat-tempat lainnya seminggu sekali.

2. Memperbaiki

saluran

dan

talang

air

yang

tidak

lancar/rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon,
dan lain-lain misalnya dengan tanah.
4. Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air, seperti pelepah pisang atau tanaman
lainnya

termasuk

tempat-tempat

lain

yang

dapat

menampung air hujan di pekarangan, kebun, dan lain-lain.
5. Melakukan

larvasidasi,

yaitu

membubuhkan

bubuk

pembunuh nyamuk (abate atau lainnya) di tempat-tempat
yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
6. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
7. Memasang kawat kasa di jendela dan tempat yang
terbuka.
8. Pencahayaan

dan

(Kemenkes, 2014).

ventilasi

rumah

harus

memadai

36
2.2

Tinjauan Mengenai pemulung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemulung adalah

orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut
serta memanfaatkan barang bekas (seperti puntung rokok) dengan
menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali
menjadi barang komoditas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pemulung adalah orang yang mengumpulkan bahan-bahan
bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa
dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempattempat produksi (daur ulang) (Wurdjinem, 2001 dalam Taufik,
2013). Jika dilihat tempat pemulung bekerja sangat tidak memenuhi
standar kesehatan dan lingkungan terkesan kumuh. Faktor yang
ikut menentukan seseorang bekerja sebagai pemulung antara lain
dalah tingkat pendidikan yang rendah serta keterbatasan pada
modal maupun skill yang mereka miliki (Taufik, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas maka pemulung diartikan
sebagai orang yang berkerja dengan mencari, memungut, dan
mengumpulkan

barang-barang

bekas

yang

masih

bisa

dimanfaatkan untuk menjualnya kepada pengusaha yang akan
disalurkan

ke

tempat-tempat

produksi

mengolahnya menjadi barang komoditas.

(daur

ulang)

untuk

37
2.3 Tinjauan Tentang TPA
TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap
terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan,

pemindahan/pengangkutan,

pengolahan

dan

pembuangan. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara
aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya.

Karenanya

diperlukan

penyediaan

fasilitas

dan

perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai
dengan baik (SATKER PLPP Jateng). TPAadalah sarana fisik untuk
berlangsungnya

kegiatan

pembuangan

akhir

sampah.

TPA

merupakan mata rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan
sebagai sarana untuk menimbun atau mengolah sampah. Proses
sampah itu sendiri mulai dari timbulnya di sumber – pengumpulan –
pemindahan/pengangkutan – pengolahan – pembuangan (TPA
Wisata Edukasi Talangangung, 2016).
2.3.1 Gambaran Mengenai TPA Blondo
TPA Blondo adalah salah satu lokasi pembuangan akhir
sampah yang berlokasi di Dusun Blondo, Desa Kandangan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Lokasi TPA berjarak
kurang lebih 2,5 km dari jalan regional Semarang–Bawen. Batasbatas lokasi TPA Blondo adalah Desa Lemah Ireng dan Desa
Karangan di sebelah utara, Desa Harjosari di sebelah barat, dan
Desa Kandangan di sebelah timur dan Selatan. Akses menuju

38
TPAberupa jalan aspal dengan kondisi cukup baik meskipun di
beberapa titik terdapat lubang di tengah jalan. Penduduk terdekat
dari lokasi TPA berjarak kurang lebih 600 meter. TPA Blondo
direncanakan menggunakan lahan seluas kurang lebih 9 hektar.
Sedangkan sekarang yang digunakan baru sekitar 5 hektar (Dinas
Cipta Karya Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Semarang,
2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan
di Dusun Deres, warga di sekitar TPA Blondo yang bekerja
sebagaipemulung berjumlah 62 orang menurut data Kepala Dusun
Deres. Namun ketika penelitian dilakukan, peneliti mendapatkan
data yaitu warga yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo
berjumlah 49 orang, sedangkan 13 orang sisanya bekerja di TPA
Semarang dan bekerja bukan sebagai pemulung di TPA Blondo
namun sebagai staff di kantor TPA Blondo. TPABlondo memiliki
dampak positif dan negatif bagi warga. Dampak positif yang utama
adalah menjadikan TPA sebagai lahan pekerjaan. Sedangkan
dampak negatifnya yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
seperti ISPA, diare, gatal-gatal, dan sesak nafas yang dapat dilihat
pada tabel 1.1. Selain itu dampak negatif TPA adalah timbulnya bau
yang tidak sedap, terdapat banyak sampah yang berserakan di
pinggir-pinggir jalan sekitar TPA, dan hilangnya estetika atau unsur
keindahan.

39

2.4

Tinjauan Mengenai ISPA

2.4.1 Definisi ISPA
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah,
biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, di dalam pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2008).

2.4.2 Klasifikasi ISPA
Menurut Ditjen P2PL 2009 dan Depkes 2002 dalam Aldila
2015, penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya :
a.

ISPA Ringan
ISPA ringan memiliki satu atau lebih tanda dan gejala seperti
batuk, pilek (mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung),
serak (bersuara parau ketika berbicara atau menangis), sesak
yang disertai atau tanpa disertai panas atau demam (> 370 C),
keluarnya cairan dari telinga yang lebih dari 2 minggu tanpa
ada rasa sakit pada telinga.

40

b.

ISPA Sedang
ISPA sedang memiliki tanda dan gejala seperti ISPA ringan
namun ditambah satu atau lebih gejala berikut seperti
pernapasan yang cepat lebih dari 50 kali/menit atau lebih
(tanda utama) pada umur

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Kuliah di PTN Kini Lebih Mahal

0 87 1