T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran PHBS Rumah Tangga Warga Dusun Deres yang Bekerja sebagai Pemulung di TPA Blondo dengan Kejadian ISPA T1 BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
2.1.1
Konsep Perilaku
Definisi Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan jika dilihat dari segi biologis.
Oleh sebab itu semua makhluk hidup berperilaku karena mereka
mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 114 dalam Muliawan, 2008). Definisi
lain menyebutkan perilaku merupakan respon atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku
merupakan
respon
atau
reaksi
seseorang
terhadap
stimulus/rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme (Robert Kwick, 1974 dalam
Nanda 2015). Kemudian, organisme tersebut merespon, maka teori
Skinner
ini disebut
“S-O-R”
atau stimulus-organisme-respon
(Skinner, 1938 dalam Nanda, 2015).
2.1.2
Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus)
9
10
dari luar subyek tersebut. Skinner, 1938 yang dikutip dari Soekidjo
Notoadmodjo, 2003 : 118 dalam Muliawan, 2008 mengemukakan
perilaku merupakan hasil dari hubungan antara perangsang
(stimulus) dengan tanggapan (respon) dari respon. Perilaku
membedakan adanya dua respon, yakni :
1.
Respondent response atau reflexive response
Respondent response yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan
tertentu.
Respondent
response
(respondent behavior) ini mencakup emosi respon atau
emotional behavior.
2.
Operant response atau instrumental response
Operant
response
perkembangannya
yaitu
diikuti
respon
oleh
yang
timbul
perangsang
dan
tertentu.
Perangsang tersebut mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan. Operant response atau
instrumental response berbentuk dua macam yaitu :
2.1) Betuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi di
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat
oleh orang lain.
2.2) Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi
secara langsung atau yang dapat dilihat oleh orang lain.
11
2.1.3
Pengertian Perilaku kesehatan
Perilaku
kesehatan
adalah
suatu
respon
seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 117
dalam Muliawan, 2008).
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI 2002 : 3 dalam
Muliawan, 2008).
2.1.4
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Beckermemuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan,
dan membedakannya menjadi tiga, (Soekidjo Notoadmodjo, 2010
dalam Maaruf, 2014)yaitu :
1)
Perilaku sehat (health behavior)
Perilaku
sehat
adalah
perilaku-perilaku
atau
kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, antara lain :
a.
Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)
b.
Kegiatan fisik secara teratur dan cukup
c.
Tidak merokok dan meminum minuman keras serta
menggunakan narkoba
d.
Istirahat yang cukup
12
e.
Pengendalian atau manajemen stress
f.
Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk
kesehatan
2)
Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan
seseorang
yang
sakit
dan
terkena
masalah
kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari
penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan
lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada
beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain :
a. Didiamkan saja (no action)
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan
sendiri (self treatment/self medication).
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi 2,
yakni : tradisional dan pelayanan kesehatan modern atau
professional.
3)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai
peran (roles), yang mencakup hak-haknya (rights), dan
kewajiban sebagai orang sakit (the sick role behavior).
Perilaku peran orang sakit antara lain :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
13
b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas
kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan
c. Mengetahui
haknya
sebagai
pasien
antara
lain
memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
d. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain
memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai
kemampuan
dan
pengetahuannya
tentang
masalah kesehatannya
2.1.5
1)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar
kesadaran
sebagai
hasil
pembelajaran,
yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu
menolong
dirinya
sendiri
(mandiri)
di
bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Definisi lain
menyebutkan bahwa PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
14
Kesehatan
di
masyarakat
(Pusat
Promosi
Kesehatan
Kemenkes RI, 2016).
2)
Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok
yang
dijalankan
telah
sesuai
dengan
rencana
dan
menghasilkan dampak yang diharapkan(Depkes RI 2002 : 21,
dalam Muliawan 2008). Indikator merupakan suatu alat ukur
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan
dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
2.1.6
1)
PHBSPada Tatanan Rumah Tangga
Definisi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga agar sadar, mau dan mampu
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit
dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat (Dinkes Propinsi Jawa
Tengah, 2006 : 3, dalam Mulyawan, 2008).
2)
Indikator PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
Menurut Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2006 : 3 dalam
Mulyawan, 2008, indikator PHBS pada tatanan rumah tangga
15
adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang
membatasi
fokus
perhatian
untuk
menilai
keadaan
atau
permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS tatanan
rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu :
1.
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2.
Gizi
3.
Kesehatan lingkungan
4.
Gaya hidup
5.
Upaya kesehatan masyarakat
Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di
Jawa Tengah terdapat 16 variabel, yang terdiri dari 10 indikator
nasional dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.
2.1) Indikator Nasional
1.
Bagi ibu hamil pertolongan persalinan dilakukan oleh
tenaga/petugas kesehatan
2.
Bagi rumah tangga yang memiliki bayi, bayi mendapat ASI
eksklusif (0-6 bulan)
3.
Anggota
rumah
tangga
mengonsumsi
beranekaragam
makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
4.
Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air
bersih
5.
Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
16
6.
Anggota rumah tangga menempati rumah minimal 9 m2 per
orang
7.
Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air
8.
Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik/olahraga
9.
Anggota rumah tangga tidak merokok
10.
Anggota rumah tangga menjadi pesrta JPK (Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan)
2.2) Indikator Lokal Jawa Tengah
1.
Penimbangan balita
2.
Anggota rumah membuang sampah pada tempat yang
semestinya
3.
Anggota rumah tangga terbiasa mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAB
4.
Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan Narkoba
5.
Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari
6.
Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) (Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tatanan Rumah Tangga Dinkes Jateng 2010, dalam Auliya
2012).
Menurut (Tim Field Lab UNS 2013), khusus di Jawa Tengah
indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis
17
Daerah (UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator
yang dapat digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai
berikut :
Tabel 2.1 PHBS Tatanan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah
No
Indikator
I
KIA dan Gizi
1
Persalinan
oleh Nakes
2
K4
3
ASI Eksklusif
4
Penimbangan
Balita
5
Gizi
II
6
Kesehatan
Lingkungan
Air bersih
7
Jamban sehat
8
9
III
10
Sampah
Lantai rumah
Gaya Hidup
Aktivitas fisik
11
Tidak
Pertanyaan Indikator
Pertolongan
oleh
tenaga
kesehatan
(bidan,dokter) dan bagi rumah tangga yang
tidak/belum pernah hamil/mengerti kalau
hamil harus diperiksa oleh tenaga kesehatan
Memeriksakan kehamilan minimal 4×
selama kehamilan dan bagi rumah tangga
yang tidak mempunyai ibu hamil, mengerti
maksud dari K4 (memeriksakankehamilan
minimal 4×)
Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 06 bulan tanpa makanan tambahan lain dan
bagi rumah tangga yang tidak mempunyai
bayi mengerti tentang ASI eksklusif
Balita ditimbang secara teratur dan bagi
rumah tangga yang tidak mempunyai balita
mengerti tentang penimbangan balita
contohnya di posyandu
Mengonsumsi beraneka ragam makanan
dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang
(mengganti menu makanan setiap hari)
Menggunakan air bersih untuk keperluan
sehari-hari
Menggunakan jamban sehat (leher angsa
dengan
septictank
dan
terjaga
kebersihannya)
Membuang sampah pada tempatnya
Menggunakan lantai rumah kedap air
Melakukan
olahraga/aktivitas
fisik
(bersepeda, berjalan kaki, mencangkul,
menyapu, dan kegiatan rumah tangga
lainnya)
Anggota rumah tangga tidak ada yang
18
merokok
12
13
14
IV
15
16
merokok atau tidak merokok di dalam
rumah, dan rumah bebas dari asap rokok
Cuci tangan
Mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan dan sesudah BAB
Kesehatan
Menggosok gigi minimal 2x sehari (masinggigi dan mulut masing anggota keluarga memiliki 1 sikat
gigi)
Tidak miras/ Anggota rumah tangga tidak meminum
narkoba
minuman
keras/miras
dan
tidak
menyalahgunakan narkoba
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Dana sehat
Anggota rumah tangga menjadi peserta
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
misalnya dana sehat
PSN
Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan gerakan 3M (Menguras,
Menutup, dan Mengubur) minimal seminggu
sekali
(Tim Field Lab UNS, 2013)
2.3) Tinjauan Tentang 16 indikator PHBS Jawa Tengah
2.3.1 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya.
Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih yaitu dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada
pelayanan spesialis jika terjadi komplikasi. Setiap kehamilan
memerlukan perhatian, karena akan selalu ada risiko buruk
terhadap ibu, bayi atau keduanya. Banyak bahaya, penyakit atau
bahkan kematian yang sesungguhnya dapat dicegah (Kemenkes,
2010).
19
Jika melakukan empat kali pemeriksaan kehamilan kepada
petugas kesehatan terlatih, persalinan dilakukan di tempat yang
memiliki fasilitas peralatan cukup serta ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter, dan atau bidan dan dilakukan
pemeriksaan secara berkala terhadap ibu dan bayi selama 24 jam
setelah kelahiran. Jika ibu sudah siap akan melahirkan, ia
dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang ia pilih sendiri untuk
membantunya selama proses dan sesudah kelahiran. Secara
khusus pendamping dapat membantu dalam tiga hal, yaitu memberi
makan dan minum, membantu teknik pernafasan yang sesuai
dengan tahapan proses kelahiran, serta membantu mengurangi
rasa sakit dan ketidaknyamanan sesuai dengan nasihat penolong
persalinan terlatih (Kemenkes, 2010).
2.3.2 Pemeriksaan Kehamilan Minimal 4 Kali (K4)
Setiap
kehamilan
adalah
istimewa.
kehamilan yang sehat dan aman semua
Untuk
menjamin
ibu hamil harus
memeriksakan kehamilannya paling sedikit empat kali. Ibu hamil
beserta
keluarganya
harus
mampu
mengenali
tanda-tanda
persalinan dan tanda bahaya kehamilan. Mereka harus memiliki
rencana
persalinan
dan
pencegahan
mendapatkan pelayanan serta pertolongan
(Kemenkes, 2010).
komplikasi
untuk
tenaga kesehatan
20
Ketika kehidupan ibu muda mulai aktif, mereka memerlukan
informasi tentang kehamilan dan risiko penyakit menular seksual,
termasuk HIV. Mereka hendaknya mampu mengenal gejala awal
kehamilan. Bila ternyata hamil, mereka harus dibantu untuk
mendapatkan perawatan kehamilan sejak awal kehamilan dari
petugas kesehatan terlatih. Ia harus belajar juga tentang tahaptahap kehamilan yang normal dan bagaimana cara merawat
kesehatan
diri
sendiri
serta bayinya
selama
hamil,
selain
mengetahui pula tanda bahaya kehamilan (Kemenkes, 2010).
Ibu hamil sekurang-kurangnya melakukan empat kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan
terlatih. Pemeriksaan kehamilan yang pertama harus dilakukan
sesegera mungkin. Sebaiknya dilakukan pada trimester pertama
kehamilan. Pemeriksaan kedua pada trimester kedua dan dua kali
pemeriksaan pada trimester ketiga (Kemenkes, 2010).
2.3.3 Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif
ASI merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi
usia 0-6 bulan. Tidak perlu makanan dan minuman lain, bahkan air
pun tidak diperlukan oleh bayi pada periode ini. ASI merupakan
makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengandung sel darah
putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal
21
serta
melindungi
terhadap
penyakit.
keseimbangan gizi sempurna untuk
ASI
mengandung
bayi, berbeda dengan susu
formula, susu bubuk atau susu hewan (Kemenkes, 2010).
Bayi usia0–6 bulan tidak memerlukan air atau makanan
lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air anggur, air beras, susu lain,
atau bubur), bahkan walaupun berada di daerah yang beriklim
panas
sekalipun,
ASI
sudah
dianggap
memenuhi
seluruh
kebutuhan bayi (Kemenkes, 2010).
ASI mudah dicerna bayi. Berbeda dengan susu formula
yang berasal dari susu hewan yang lambat dan lebih dicerna.
Dibandingkan dengan susu formula. ASI dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit, karena ASI mengandung antibodi untuk
kekebalan anak. Zat antibodi ini tidak terdapat dalam jenis susu
yang lain (Kemenkes, 2010).
Memberikan cairan dan makanan lain selain ASI kepada
bayi usia 0–6 bulan, akan meningkatkan risiko diare dan penyakit
lainnya. Air dan cairan atau makanan lainnya mungkin tercemar,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan diare (Kemenkes, 2010).
22
2.3.4 Penimbangan Balita Secara Teratur
Seorang anak seharusnya tumbuh dan bertambah berat
badannya dengan pesat. Sejak lahir sampai dengan usia dua
tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur untuk mengetahui
pertumbuhannya. Setelah balita ditimbang selanjutnya akan dicatat
di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku KMS (Kartu
Menuju Sehat). Dari buku tersebut akan terlihat perkembangannya
naik atau tidak naik (Aldila, 2015).
Penimbangan balita sangat bermanfaat untuk mengetahui
apakah balita memiliki tumbuh kembang sehat,
selain itu
mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita. Balita
dengan berat badan selama dua bulan berurut-urut tidak naik, balita
yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi
buruk dapat segera dirujuk ke puskemas (Aldila, 2015).
1.3.5
Mengonsumsi Beraneka Ragam Makanan Dalam Jumlah
Cukup Dengan Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes,
2014).
23
Mengonsumsi beranekaragam makanan dalam prinsip ini
selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi
makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan secara teratur. Berbagai makanan yang
dikonsumsi beragam baik antar kelompok pangan (makanan pokok,
lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan
(Kemenkes, 2014).
Contoh - contoh kelompok pangan:
1.
Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi
jalar, jagung, talas, sagu, sukun.
2.
Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas,
daging, susu dan kacang-kacangan serta hasil olahannya
(tahu dan tempe).
3.
Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya.
4.
Buah-buahan adalah buah yang berwarna (Kemenkes, 2014).
2.3.6 Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air bersih dapat menghindarkan keluarga dari
penyakit.Kebutuhan akan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan tercukupi dan
memahami bagaimana cara untuk
menghindarkan diri dari kuman. Tempat air harus ditutup agar air
tetap bersih dan dikuras minimal satu kali seminggu. Sumber air
bersih dari sistem perpipaan, sumur pompa, serta sumur gali harus
24
memiliki konstruksi yang baik dan terpelihara.
Air untuk minum
harus diolah terlebih dahulu agar bibit penyakit mati. Pengolahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memasak sampai
mendidih, menjemur di bawah terik matahari (sodis), membubuhkan
disinfektan, menyaring dengan saringan pasir (bio sand filter)
(Kemenkes, 2014).
Keluarga dan masyarakat dapat memelihara sumber air
dengan cara :
1.
Membuat sumur gali berbibir dengan lantai yang kedap air,
sumur diberi tutup, dan memasang pompa tangan atau
pompa listrik.
2.
Menghindarkan pencemaran sumber air dari tinja dan air
buangan rumah tangga.
3.
Membuat jamban dengan jarak minimum 10 meter jauhnya
dari sumur gali.
4.
Gayung, tali, dan ember untuk menyimpan air sebaiknya
diletakkan di tempat yang bersih dan tidak di tanah.
5.
Kandang binatang peliharaan tidak dibuat di dekat sumber air
dan tempat tinggal keluarga.
6.
Hindarkan penggunaan pestisida atau bahan kimia di dekat
sumber air.
7.
Rumah harus dihindarkan dari genangan air/comberan.
25
Keluarga dapat menjaga kebersihan air di rumah dengan
cara:
1.
Menyimpan air minum di bak yang bersih dan tertutup.
2.
Mengambil air bersih dari bak hanya dengan gayung yang
bersih.
3.
Memasang kran di bak air dan membersihkan tempat
penampungan air minimal satu kali seminggu.
4.
Melarang siapa pun memasukkan tangan ke dalam bak atau
langsung minum dari bak.
5.
Menjauhkan binatang dari penyimpanan air
(Kemenkes,2014).
2.3.7 Penggunaan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan
kotoran
jongkok/tempat
duduk
penampungan
kotoran
manusia
yang
dan
yang
terdiri
dilengkapi
air
untuk
atas
dengan
ruang
tempat
membersihkannya.
Penggunaan jamban bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap
bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran
sumber air yang ada di sekitarnya (Aldila, 2014).
Selain itu jamban juga mencegah datangnya lalat atau
serangga yang membawa bibit penyakit. Jamban harus sering
dibersihkan, lubangnya harus selalu ditutup untuk mencegah bau
26
dan masuknya lalat (jika jambannya bukan jamban leher angsa),
dan tersedia sabun untuk cuci tangan. Jika tidak ada jamban, tinja
harus
dikubur. Keberadaan jamban harus dipelihara agar tetap
bersih dan sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak
ada genangan air. Di dalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak
ada serangga dan tikus berkeliaran. Jamban harus memiliki syarat
kesehatan, diantaranya:
1.
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
2.
Tidak berbau
3.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4.
Tidak mencemari tanah sekitarnya
5.
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7.
Penerangan dan ventilasi yang cukup
8.
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9.
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Aldila, 2015).
2.3.8 Pembuangan Sampah
Rumah harus mempunyai tempat pembuangan sampah dan
pembuangan air limbah yang aman untuk mencegah penyakit.
Setiap keluarga harus mempunyai tempat pembuangan sampah
agar sampah rumah tangga dapat dikelola lebih lanjut. Sebisa
27
mungkin mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga dengan melakukan 3R:Reduce, Reuse, Recycle
(Mengurangi, Memanfaatkan kembali, Mendaur ulang), misalnya
dengan membuat pupuk kompos (Kemenkes, 2014).
Pemeliharaan kebersihan rumah tangga dan sekitarnya,
yang bebas dari tinja, sampah dan air limbah, membantu
pencegahan penyakit seperti diare, demam berdarah, dan malaria.
Air limbah rumah tangga dapat dibuang secara aman dengan
membuat
saluran
pembuangan
yang
tertutup
dan
tidak
menimbulkan genangan air di sekitarnya sehingga tidak menjadi
tempat berkembang biak serangga atau mencemari lingkungan dan
air bersih (Kemenkes, 2014).
2.3.9 Penggunaan Lantai Rumah Kedap Air
Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 dalam
Aldila 2015, tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai
rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang tidak
kedap air dan didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat
meningkatkan kelembaban dan kepengapan ruang yang pada
akhirnya mempermudah peningkatan jumlah mikroorganisme yang
berdampak pada penularan penyakit. Lantai tanah atau semen
yang sudah rusak dapat menimbulkan debu dan terjadinya
kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau semen
28
yang rusak, selain itu mengeluarkan gas-gas seperti redon
(Kusnoputranto 2000 dalam Aldila 2015).
Rumah dengan kondisi lantai yang
tidak permanen
mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit pernapasan,
karena debu yang dihasilkan dari lantai tanah terhirup dan
menempel pada saluran pernapasan. Akumulasi debu tersebut
akan menyebabkan elastisitas paru menurun dan menyebabkan
kesukaran bernapas (Nurjazuli 2009 dalam Aldila 2015).
2.3.10 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas
fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru dan organ tubuh
lainnya. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas
fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (Aldila, 2015).
Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mmepertahankan
hidup)
dan
meningkatkan
kemampuan
gerak
(yang
berarti
meningkatkan kualitas hidup). Olah raga merupakan alat untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani,
29
rohani, dan sosial. Beberapa keuntungan dengan melakukan
aktivitas fisik secara teratur diantanya:
1.
Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosisi, kanker,
tekanan darah tinggi, kencing manis, dll
2.
Berat badan terkendali
2.
Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
3.
Bentuk tubuh menjadi bagus
4.
Lebih percaya diri
5.
Lebih bertenaga dan bugar
6.
Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
(Aldila, 2015).
2.3.11 Perilaku Merokok
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah
tidak ada anggota keluarga yang merokok. Namun dalam
kenyataannya, meski semua orang tahu akan bahaya
yang
ditimbulkan akibat rokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan
tampaknya
merupakan
perilaku
yang
masih
ditolerir
oleh
masyarakat (BKKBN, 2007).
Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan
30
tar yang bersifat karsinogenik. Beberapa risiko kesehatan bagi
perokok berdasarkan hasil Survei Sosial EkonomiNasional tahun
2004 antara lain :
Menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik dan
emfisima pada tahun 2001,
Merokok merupakan penyebab dari sekitar 5% stroke di
Indonesia.
Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau
penundaan kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko
impotensi sebesar 50%.
Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun
terkena asap rokok dirumah atau di lingkungannya beresiko
mengalami proses kelahiran yang bermasalah.
Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok
mempunyai risiko kanker paru sebesar 20–30% lebih tinggi
daripada mereka yang pasangannya bukan perokok dan juga
risiko mendapatkan penyakit jantung.
Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0–14 tahun tinggal
dengan perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru
yang
lambat,
dan
lebih
mudah
terkena
infeksi
pernafasan, infeksi telinga dan asma (BKKBN, 2007).
saluran
31
2.3.12 Perilaku Mencuci Tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu
menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat
membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor maka tubuh
akan sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan
dapat
berfungsi
untuk
menghilangkan/mengurangi
mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Dengan
menggunakan sabun, kuman yang menempel di tangan dapat mati
terbunuh (Aldila, 2015).
Kebiasaan cuci tangan sebelum makan menggunakan air
dan sabun memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan
pencegahan
penyakit.
Karena
dengan
mencuci
tangan
menggunakan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna
mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti
virus, bakteri, dan parasit lainnya pada kedua tangan. Berbagai
penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan menggunakan
sabun diantaranya diare, kolera, disentri, typus, kecacingan,
penyakit kulit, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan ISPA (Aldila, 2015).
Beberapa waktu yang tepat untuk mencuci tangan diantaranya:
32
1.
Saat tangan terasa kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun, dll)
2.
Setelah buang air besar
3.
Setelah menceboki bayi atau anak
4.
Sebelum makan dan menyuapi anak
5.
Sebelum memegang makanan
6.
Sebelum menyusui bayi
7.
Sebelum menyuapi anak
7.
Setelah bersin, batuk, dan membuang ingus
8.
Setelah bermain, memegang, dan
memberi makan hewan
peliharaan (Aldila, 2015).
2.3.13 Kesehatan Gigi dan Mulut
Menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap hari dengan
benar merupakan tindakan pencegahan paling utama terhadap
penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi dan penyakit
periodontal. Untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka
tindakan paling tepat untuk dilaksanakan adalah menyikat gigi.
Menyikat gigi sebaiknya dilakukan secara teratur 2 kali sehari yaitu
pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur (PPGI NTT, 2016).
Menurut studi kasus yang diterbitkan di Nursing Study and
Practice, menemukan bahwa sikat gigi sering mengandung bakteri
dan virus penyebab penyakit yang dapat menular ketika sikat gigi
33
tersebut dipakai oleh orang lain. Oleh karena itu dianjurkan untuk
tidak bergantian dalam memakai sikat gigi atau satu orang harus
memakai satu sikat gigi (Moestavi, 2016).
2.3.14 MengonsumsiMinuman Keras dan Narkoba
Kandungan minuman beralkohol yaitu metanol bila dicerna
tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun,
berbahaya bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan
saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan, terang dr.
Eka Viora. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa, dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.J (K) menyatakan bahwa
pada dasarnya kebiasaan minum minuman beralkohol sangat
merugikan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri
dapat menurunkan kemampuan berpikir dan gangguan perilaku.
Jika konsumsi berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang
kesadaran, kejang, hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya
yang disebabkan oleh alkohol diantaranya, tukak lambung,
kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat
(Kemenkes, 2016).
2.3.15 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa
34
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu
setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan
terhadap
kesehatannya,
dan
negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
(Depkes, 2016).
Jaminan Kesehatan nasional (JKN) BPJS, mempunyai multi
manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai
manfaat secara komprehensif; yakni pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh
besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang
diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care)
(Depkes, 2016).
2.3.16 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Untuk mencegah anak-anak dan anggota keluarga lainnya
terserang penyakit demam berdarah (DBD), maka dapat dilakukan
3M Plus:
a.
Menguras
dan
menyikat
dinding
tempat-tempat
penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
b.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
35
c.
Menguburkan,
mengumpulkan,
memanfaatkan,
atau
menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung
air hujan, seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.
d.
Plus.
1.
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, dan
tempat-tempat lainnya seminggu sekali.
2. Memperbaiki
saluran
dan
talang
air
yang
tidak
lancar/rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon,
dan lain-lain misalnya dengan tanah.
4. Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air, seperti pelepah pisang atau tanaman
lainnya
termasuk
tempat-tempat
lain
yang
dapat
menampung air hujan di pekarangan, kebun, dan lain-lain.
5. Melakukan
larvasidasi,
yaitu
membubuhkan
bubuk
pembunuh nyamuk (abate atau lainnya) di tempat-tempat
yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
6. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
7. Memasang kawat kasa di jendela dan tempat yang
terbuka.
8. Pencahayaan
dan
(Kemenkes, 2014).
ventilasi
rumah
harus
memadai
36
2.2
Tinjauan Mengenai pemulung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemulung adalah
orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut
serta memanfaatkan barang bekas (seperti puntung rokok) dengan
menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali
menjadi barang komoditas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pemulung adalah orang yang mengumpulkan bahan-bahan
bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa
dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempattempat produksi (daur ulang) (Wurdjinem, 2001 dalam Taufik,
2013). Jika dilihat tempat pemulung bekerja sangat tidak memenuhi
standar kesehatan dan lingkungan terkesan kumuh. Faktor yang
ikut menentukan seseorang bekerja sebagai pemulung antara lain
dalah tingkat pendidikan yang rendah serta keterbatasan pada
modal maupun skill yang mereka miliki (Taufik, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas maka pemulung diartikan
sebagai orang yang berkerja dengan mencari, memungut, dan
mengumpulkan
barang-barang
bekas
yang
masih
bisa
dimanfaatkan untuk menjualnya kepada pengusaha yang akan
disalurkan
ke
tempat-tempat
produksi
mengolahnya menjadi barang komoditas.
(daur
ulang)
untuk
37
2.3 Tinjauan Tentang TPA
TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap
terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan,
pengolahan
dan
pembuangan. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara
aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya.
Karenanya
diperlukan
penyediaan
fasilitas
dan
perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai
dengan baik (SATKER PLPP Jateng). TPAadalah sarana fisik untuk
berlangsungnya
kegiatan
pembuangan
akhir
sampah.
TPA
merupakan mata rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan
sebagai sarana untuk menimbun atau mengolah sampah. Proses
sampah itu sendiri mulai dari timbulnya di sumber – pengumpulan –
pemindahan/pengangkutan – pengolahan – pembuangan (TPA
Wisata Edukasi Talangangung, 2016).
2.3.1 Gambaran Mengenai TPA Blondo
TPA Blondo adalah salah satu lokasi pembuangan akhir
sampah yang berlokasi di Dusun Blondo, Desa Kandangan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Lokasi TPA berjarak
kurang lebih 2,5 km dari jalan regional Semarang–Bawen. Batasbatas lokasi TPA Blondo adalah Desa Lemah Ireng dan Desa
Karangan di sebelah utara, Desa Harjosari di sebelah barat, dan
Desa Kandangan di sebelah timur dan Selatan. Akses menuju
38
TPAberupa jalan aspal dengan kondisi cukup baik meskipun di
beberapa titik terdapat lubang di tengah jalan. Penduduk terdekat
dari lokasi TPA berjarak kurang lebih 600 meter. TPA Blondo
direncanakan menggunakan lahan seluas kurang lebih 9 hektar.
Sedangkan sekarang yang digunakan baru sekitar 5 hektar (Dinas
Cipta Karya Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Semarang,
2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan
di Dusun Deres, warga di sekitar TPA Blondo yang bekerja
sebagaipemulung berjumlah 62 orang menurut data Kepala Dusun
Deres. Namun ketika penelitian dilakukan, peneliti mendapatkan
data yaitu warga yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo
berjumlah 49 orang, sedangkan 13 orang sisanya bekerja di TPA
Semarang dan bekerja bukan sebagai pemulung di TPA Blondo
namun sebagai staff di kantor TPA Blondo. TPABlondo memiliki
dampak positif dan negatif bagi warga. Dampak positif yang utama
adalah menjadikan TPA sebagai lahan pekerjaan. Sedangkan
dampak negatifnya yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
seperti ISPA, diare, gatal-gatal, dan sesak nafas yang dapat dilihat
pada tabel 1.1. Selain itu dampak negatif TPA adalah timbulnya bau
yang tidak sedap, terdapat banyak sampah yang berserakan di
pinggir-pinggir jalan sekitar TPA, dan hilangnya estetika atau unsur
keindahan.
39
2.4
Tinjauan Mengenai ISPA
2.4.1 Definisi ISPA
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah,
biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, di dalam pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2008).
2.4.2 Klasifikasi ISPA
Menurut Ditjen P2PL 2009 dan Depkes 2002 dalam Aldila
2015, penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya :
a.
ISPA Ringan
ISPA ringan memiliki satu atau lebih tanda dan gejala seperti
batuk, pilek (mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung),
serak (bersuara parau ketika berbicara atau menangis), sesak
yang disertai atau tanpa disertai panas atau demam (> 370 C),
keluarnya cairan dari telinga yang lebih dari 2 minggu tanpa
ada rasa sakit pada telinga.
40
b.
ISPA Sedang
ISPA sedang memiliki tanda dan gejala seperti ISPA ringan
namun ditambah satu atau lebih gejala berikut seperti
pernapasan yang cepat lebih dari 50 kali/menit atau lebih
(tanda utama) pada umur
LANDASAN TEORI
2.1
2.1.1
Konsep Perilaku
Definisi Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan jika dilihat dari segi biologis.
Oleh sebab itu semua makhluk hidup berperilaku karena mereka
mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 114 dalam Muliawan, 2008). Definisi
lain menyebutkan perilaku merupakan respon atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku
merupakan
respon
atau
reaksi
seseorang
terhadap
stimulus/rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme (Robert Kwick, 1974 dalam
Nanda 2015). Kemudian, organisme tersebut merespon, maka teori
Skinner
ini disebut
“S-O-R”
atau stimulus-organisme-respon
(Skinner, 1938 dalam Nanda, 2015).
2.1.2
Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu
respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus)
9
10
dari luar subyek tersebut. Skinner, 1938 yang dikutip dari Soekidjo
Notoadmodjo, 2003 : 118 dalam Muliawan, 2008 mengemukakan
perilaku merupakan hasil dari hubungan antara perangsang
(stimulus) dengan tanggapan (respon) dari respon. Perilaku
membedakan adanya dua respon, yakni :
1.
Respondent response atau reflexive response
Respondent response yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan
tertentu.
Respondent
response
(respondent behavior) ini mencakup emosi respon atau
emotional behavior.
2.
Operant response atau instrumental response
Operant
response
perkembangannya
yaitu
diikuti
respon
oleh
yang
timbul
perangsang
dan
tertentu.
Perangsang tersebut mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan. Operant response atau
instrumental response berbentuk dua macam yaitu :
2.1) Betuk pasif
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi di
dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat
oleh orang lain.
2.2) Bentuk aktif
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi
secara langsung atau yang dapat dilihat oleh orang lain.
11
2.1.3
Pengertian Perilaku kesehatan
Perilaku
kesehatan
adalah
suatu
respon
seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 117
dalam Muliawan, 2008).
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan
proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI 2002 : 3 dalam
Muliawan, 2008).
2.1.4
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Beckermemuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan,
dan membedakannya menjadi tiga, (Soekidjo Notoadmodjo, 2010
dalam Maaruf, 2014)yaitu :
1)
Perilaku sehat (health behavior)
Perilaku
sehat
adalah
perilaku-perilaku
atau
kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, antara lain :
a.
Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)
b.
Kegiatan fisik secara teratur dan cukup
c.
Tidak merokok dan meminum minuman keras serta
menggunakan narkoba
d.
Istirahat yang cukup
12
e.
Pengendalian atau manajemen stress
f.
Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk
kesehatan
2)
Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau
kegiatan
seseorang
yang
sakit
dan
terkena
masalah
kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari
penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan
lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada
beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain :
a. Didiamkan saja (no action)
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan
sendiri (self treatment/self medication).
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke
fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi 2,
yakni : tradisional dan pelayanan kesehatan modern atau
professional.
3)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai
peran (roles), yang mencakup hak-haknya (rights), dan
kewajiban sebagai orang sakit (the sick role behavior).
Perilaku peran orang sakit antara lain :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
13
b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas
kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan
c. Mengetahui
haknya
sebagai
pasien
antara
lain
memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
d. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain
memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai
kemampuan
dan
pengetahuannya
tentang
masalah kesehatannya
2.1.5
1)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar
kesadaran
sebagai
hasil
pembelajaran,
yang
menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu
menolong
dirinya
sendiri
(mandiri)
di
bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Definisi lain
menyebutkan bahwa PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
14
Kesehatan
di
masyarakat
(Pusat
Promosi
Kesehatan
Kemenkes RI, 2016).
2)
Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok
yang
dijalankan
telah
sesuai
dengan
rencana
dan
menghasilkan dampak yang diharapkan(Depkes RI 2002 : 21,
dalam Muliawan 2008). Indikator merupakan suatu alat ukur
menunjukkan suatu keadaan atau kecenderungan keadaan
dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
2.1.6
1)
PHBSPada Tatanan Rumah Tangga
Definisi PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga agar sadar, mau dan mampu
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit
dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat (Dinkes Propinsi Jawa
Tengah, 2006 : 3, dalam Mulyawan, 2008).
2)
Indikator PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga
Menurut Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2006 : 3 dalam
Mulyawan, 2008, indikator PHBS pada tatanan rumah tangga
15
adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang
membatasi
fokus
perhatian
untuk
menilai
keadaan
atau
permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS tatanan
rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu :
1.
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2.
Gizi
3.
Kesehatan lingkungan
4.
Gaya hidup
5.
Upaya kesehatan masyarakat
Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di
Jawa Tengah terdapat 16 variabel, yang terdiri dari 10 indikator
nasional dan 6 indikator lokal Jawa Tengah.
2.1) Indikator Nasional
1.
Bagi ibu hamil pertolongan persalinan dilakukan oleh
tenaga/petugas kesehatan
2.
Bagi rumah tangga yang memiliki bayi, bayi mendapat ASI
eksklusif (0-6 bulan)
3.
Anggota
rumah
tangga
mengonsumsi
beranekaragam
makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang
4.
Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air
bersih
5.
Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
16
6.
Anggota rumah tangga menempati rumah minimal 9 m2 per
orang
7.
Anggota rumah tangga menggunakan lantai rumah kedap air
8.
Anggota rumah tangga melakukan aktivitas fisik/olahraga
9.
Anggota rumah tangga tidak merokok
10.
Anggota rumah tangga menjadi pesrta JPK (Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan)
2.2) Indikator Lokal Jawa Tengah
1.
Penimbangan balita
2.
Anggota rumah membuang sampah pada tempat yang
semestinya
3.
Anggota rumah tangga terbiasa mencuci tangan sebelum
makan dan sesudah BAB
4.
Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan Narkoba
5.
Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari
6.
Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) (Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tatanan Rumah Tangga Dinkes Jateng 2010, dalam Auliya
2012).
Menurut (Tim Field Lab UNS 2013), khusus di Jawa Tengah
indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana teknis
17
Daerah (UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator
yang dapat digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai
berikut :
Tabel 2.1 PHBS Tatanan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah
No
Indikator
I
KIA dan Gizi
1
Persalinan
oleh Nakes
2
K4
3
ASI Eksklusif
4
Penimbangan
Balita
5
Gizi
II
6
Kesehatan
Lingkungan
Air bersih
7
Jamban sehat
8
9
III
10
Sampah
Lantai rumah
Gaya Hidup
Aktivitas fisik
11
Tidak
Pertanyaan Indikator
Pertolongan
oleh
tenaga
kesehatan
(bidan,dokter) dan bagi rumah tangga yang
tidak/belum pernah hamil/mengerti kalau
hamil harus diperiksa oleh tenaga kesehatan
Memeriksakan kehamilan minimal 4×
selama kehamilan dan bagi rumah tangga
yang tidak mempunyai ibu hamil, mengerti
maksud dari K4 (memeriksakankehamilan
minimal 4×)
Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 06 bulan tanpa makanan tambahan lain dan
bagi rumah tangga yang tidak mempunyai
bayi mengerti tentang ASI eksklusif
Balita ditimbang secara teratur dan bagi
rumah tangga yang tidak mempunyai balita
mengerti tentang penimbangan balita
contohnya di posyandu
Mengonsumsi beraneka ragam makanan
dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang
(mengganti menu makanan setiap hari)
Menggunakan air bersih untuk keperluan
sehari-hari
Menggunakan jamban sehat (leher angsa
dengan
septictank
dan
terjaga
kebersihannya)
Membuang sampah pada tempatnya
Menggunakan lantai rumah kedap air
Melakukan
olahraga/aktivitas
fisik
(bersepeda, berjalan kaki, mencangkul,
menyapu, dan kegiatan rumah tangga
lainnya)
Anggota rumah tangga tidak ada yang
18
merokok
12
13
14
IV
15
16
merokok atau tidak merokok di dalam
rumah, dan rumah bebas dari asap rokok
Cuci tangan
Mencuci tangan menggunakan sabun
sebelum makan dan sesudah BAB
Kesehatan
Menggosok gigi minimal 2x sehari (masinggigi dan mulut masing anggota keluarga memiliki 1 sikat
gigi)
Tidak miras/ Anggota rumah tangga tidak meminum
narkoba
minuman
keras/miras
dan
tidak
menyalahgunakan narkoba
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Dana sehat
Anggota rumah tangga menjadi peserta
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
misalnya dana sehat
PSN
Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) dengan gerakan 3M (Menguras,
Menutup, dan Mengubur) minimal seminggu
sekali
(Tim Field Lab UNS, 2013)
2.3) Tinjauan Tentang 16 indikator PHBS Jawa Tengah
2.3.1 Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya.
Setiap ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih yaitu dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada
pelayanan spesialis jika terjadi komplikasi. Setiap kehamilan
memerlukan perhatian, karena akan selalu ada risiko buruk
terhadap ibu, bayi atau keduanya. Banyak bahaya, penyakit atau
bahkan kematian yang sesungguhnya dapat dicegah (Kemenkes,
2010).
19
Jika melakukan empat kali pemeriksaan kehamilan kepada
petugas kesehatan terlatih, persalinan dilakukan di tempat yang
memiliki fasilitas peralatan cukup serta ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih yaitu dokter, dan atau bidan dan dilakukan
pemeriksaan secara berkala terhadap ibu dan bayi selama 24 jam
setelah kelahiran. Jika ibu sudah siap akan melahirkan, ia
dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang ia pilih sendiri untuk
membantunya selama proses dan sesudah kelahiran. Secara
khusus pendamping dapat membantu dalam tiga hal, yaitu memberi
makan dan minum, membantu teknik pernafasan yang sesuai
dengan tahapan proses kelahiran, serta membantu mengurangi
rasa sakit dan ketidaknyamanan sesuai dengan nasihat penolong
persalinan terlatih (Kemenkes, 2010).
2.3.2 Pemeriksaan Kehamilan Minimal 4 Kali (K4)
Setiap
kehamilan
adalah
istimewa.
kehamilan yang sehat dan aman semua
Untuk
menjamin
ibu hamil harus
memeriksakan kehamilannya paling sedikit empat kali. Ibu hamil
beserta
keluarganya
harus
mampu
mengenali
tanda-tanda
persalinan dan tanda bahaya kehamilan. Mereka harus memiliki
rencana
persalinan
dan
pencegahan
mendapatkan pelayanan serta pertolongan
(Kemenkes, 2010).
komplikasi
untuk
tenaga kesehatan
20
Ketika kehidupan ibu muda mulai aktif, mereka memerlukan
informasi tentang kehamilan dan risiko penyakit menular seksual,
termasuk HIV. Mereka hendaknya mampu mengenal gejala awal
kehamilan. Bila ternyata hamil, mereka harus dibantu untuk
mendapatkan perawatan kehamilan sejak awal kehamilan dari
petugas kesehatan terlatih. Ia harus belajar juga tentang tahaptahap kehamilan yang normal dan bagaimana cara merawat
kesehatan
diri
sendiri
serta bayinya
selama
hamil,
selain
mengetahui pula tanda bahaya kehamilan (Kemenkes, 2010).
Ibu hamil sekurang-kurangnya melakukan empat kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan
terlatih. Pemeriksaan kehamilan yang pertama harus dilakukan
sesegera mungkin. Sebaiknya dilakukan pada trimester pertama
kehamilan. Pemeriksaan kedua pada trimester kedua dan dua kali
pemeriksaan pada trimester ketiga (Kemenkes, 2010).
2.3.3 Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif
ASI merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi
usia 0-6 bulan. Tidak perlu makanan dan minuman lain, bahkan air
pun tidak diperlukan oleh bayi pada periode ini. ASI merupakan
makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengandung sel darah
putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal
21
serta
melindungi
terhadap
penyakit.
keseimbangan gizi sempurna untuk
ASI
mengandung
bayi, berbeda dengan susu
formula, susu bubuk atau susu hewan (Kemenkes, 2010).
Bayi usia0–6 bulan tidak memerlukan air atau makanan
lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air anggur, air beras, susu lain,
atau bubur), bahkan walaupun berada di daerah yang beriklim
panas
sekalipun,
ASI
sudah
dianggap
memenuhi
seluruh
kebutuhan bayi (Kemenkes, 2010).
ASI mudah dicerna bayi. Berbeda dengan susu formula
yang berasal dari susu hewan yang lambat dan lebih dicerna.
Dibandingkan dengan susu formula. ASI dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit, karena ASI mengandung antibodi untuk
kekebalan anak. Zat antibodi ini tidak terdapat dalam jenis susu
yang lain (Kemenkes, 2010).
Memberikan cairan dan makanan lain selain ASI kepada
bayi usia 0–6 bulan, akan meningkatkan risiko diare dan penyakit
lainnya. Air dan cairan atau makanan lainnya mungkin tercemar,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan diare (Kemenkes, 2010).
22
2.3.4 Penimbangan Balita Secara Teratur
Seorang anak seharusnya tumbuh dan bertambah berat
badannya dengan pesat. Sejak lahir sampai dengan usia dua
tahun, anak seharusnya ditimbang secara teratur untuk mengetahui
pertumbuhannya. Setelah balita ditimbang selanjutnya akan dicatat
di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku KMS (Kartu
Menuju Sehat). Dari buku tersebut akan terlihat perkembangannya
naik atau tidak naik (Aldila, 2015).
Penimbangan balita sangat bermanfaat untuk mengetahui
apakah balita memiliki tumbuh kembang sehat,
selain itu
mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita. Balita
dengan berat badan selama dua bulan berurut-urut tidak naik, balita
yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi
buruk dapat segera dirujuk ke puskemas (Aldila, 2015).
1.3.5
Mengonsumsi Beraneka Ragam Makanan Dalam Jumlah
Cukup Dengan Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes,
2014).
23
Mengonsumsi beranekaragam makanan dalam prinsip ini
selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi
makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan dilakukan secara teratur. Berbagai makanan yang
dikonsumsi beragam baik antar kelompok pangan (makanan pokok,
lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan
(Kemenkes, 2014).
Contoh - contoh kelompok pangan:
1.
Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi
jalar, jagung, talas, sagu, sukun.
2.
Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas,
daging, susu dan kacang-kacangan serta hasil olahannya
(tahu dan tempe).
3.
Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya.
4.
Buah-buahan adalah buah yang berwarna (Kemenkes, 2014).
2.3.6 Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air bersih dapat menghindarkan keluarga dari
penyakit.Kebutuhan akan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan tercukupi dan
memahami bagaimana cara untuk
menghindarkan diri dari kuman. Tempat air harus ditutup agar air
tetap bersih dan dikuras minimal satu kali seminggu. Sumber air
bersih dari sistem perpipaan, sumur pompa, serta sumur gali harus
24
memiliki konstruksi yang baik dan terpelihara.
Air untuk minum
harus diolah terlebih dahulu agar bibit penyakit mati. Pengolahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memasak sampai
mendidih, menjemur di bawah terik matahari (sodis), membubuhkan
disinfektan, menyaring dengan saringan pasir (bio sand filter)
(Kemenkes, 2014).
Keluarga dan masyarakat dapat memelihara sumber air
dengan cara :
1.
Membuat sumur gali berbibir dengan lantai yang kedap air,
sumur diberi tutup, dan memasang pompa tangan atau
pompa listrik.
2.
Menghindarkan pencemaran sumber air dari tinja dan air
buangan rumah tangga.
3.
Membuat jamban dengan jarak minimum 10 meter jauhnya
dari sumur gali.
4.
Gayung, tali, dan ember untuk menyimpan air sebaiknya
diletakkan di tempat yang bersih dan tidak di tanah.
5.
Kandang binatang peliharaan tidak dibuat di dekat sumber air
dan tempat tinggal keluarga.
6.
Hindarkan penggunaan pestisida atau bahan kimia di dekat
sumber air.
7.
Rumah harus dihindarkan dari genangan air/comberan.
25
Keluarga dapat menjaga kebersihan air di rumah dengan
cara:
1.
Menyimpan air minum di bak yang bersih dan tertutup.
2.
Mengambil air bersih dari bak hanya dengan gayung yang
bersih.
3.
Memasang kran di bak air dan membersihkan tempat
penampungan air minimal satu kali seminggu.
4.
Melarang siapa pun memasukkan tangan ke dalam bak atau
langsung minum dari bak.
5.
Menjauhkan binatang dari penyimpanan air
(Kemenkes,2014).
2.3.7 Penggunaan Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan
kotoran
jongkok/tempat
duduk
penampungan
kotoran
manusia
yang
dan
yang
terdiri
dilengkapi
air
untuk
atas
dengan
ruang
tempat
membersihkannya.
Penggunaan jamban bermanfaat untuk menjaga lingkungan tetap
bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran
sumber air yang ada di sekitarnya (Aldila, 2014).
Selain itu jamban juga mencegah datangnya lalat atau
serangga yang membawa bibit penyakit. Jamban harus sering
dibersihkan, lubangnya harus selalu ditutup untuk mencegah bau
26
dan masuknya lalat (jika jambannya bukan jamban leher angsa),
dan tersedia sabun untuk cuci tangan. Jika tidak ada jamban, tinja
harus
dikubur. Keberadaan jamban harus dipelihara agar tetap
bersih dan sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak
ada genangan air. Di dalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak
ada serangga dan tikus berkeliaran. Jamban harus memiliki syarat
kesehatan, diantaranya:
1.
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter).
2.
Tidak berbau
3.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4.
Tidak mencemari tanah sekitarnya
5.
Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7.
Penerangan dan ventilasi yang cukup
8.
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9.
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Aldila, 2015).
2.3.8 Pembuangan Sampah
Rumah harus mempunyai tempat pembuangan sampah dan
pembuangan air limbah yang aman untuk mencegah penyakit.
Setiap keluarga harus mempunyai tempat pembuangan sampah
agar sampah rumah tangga dapat dikelola lebih lanjut. Sebisa
27
mungkin mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga dengan melakukan 3R:Reduce, Reuse, Recycle
(Mengurangi, Memanfaatkan kembali, Mendaur ulang), misalnya
dengan membuat pupuk kompos (Kemenkes, 2014).
Pemeliharaan kebersihan rumah tangga dan sekitarnya,
yang bebas dari tinja, sampah dan air limbah, membantu
pencegahan penyakit seperti diare, demam berdarah, dan malaria.
Air limbah rumah tangga dapat dibuang secara aman dengan
membuat
saluran
pembuangan
yang
tertutup
dan
tidak
menimbulkan genangan air di sekitarnya sehingga tidak menjadi
tempat berkembang biak serangga atau mencemari lingkungan dan
air bersih (Kemenkes, 2014).
2.3.9 Penggunaan Lantai Rumah Kedap Air
Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 dalam
Aldila 2015, tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai
rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang tidak
kedap air dan didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat
meningkatkan kelembaban dan kepengapan ruang yang pada
akhirnya mempermudah peningkatan jumlah mikroorganisme yang
berdampak pada penularan penyakit. Lantai tanah atau semen
yang sudah rusak dapat menimbulkan debu dan terjadinya
kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau semen
28
yang rusak, selain itu mengeluarkan gas-gas seperti redon
(Kusnoputranto 2000 dalam Aldila 2015).
Rumah dengan kondisi lantai yang
tidak permanen
mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit pernapasan,
karena debu yang dihasilkan dari lantai tanah terhirup dan
menempel pada saluran pernapasan. Akumulasi debu tersebut
akan menyebabkan elastisitas paru menurun dan menyebabkan
kesukaran bernapas (Nurjazuli 2009 dalam Aldila 2015).
2.3.10 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas
fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru dan organ tubuh
lainnya. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas
fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (Aldila, 2015).
Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mmepertahankan
hidup)
dan
meningkatkan
kemampuan
gerak
(yang
berarti
meningkatkan kualitas hidup). Olah raga merupakan alat untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani,
29
rohani, dan sosial. Beberapa keuntungan dengan melakukan
aktivitas fisik secara teratur diantanya:
1.
Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosisi, kanker,
tekanan darah tinggi, kencing manis, dll
2.
Berat badan terkendali
2.
Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
3.
Bentuk tubuh menjadi bagus
4.
Lebih percaya diri
5.
Lebih bertenaga dan bugar
6.
Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
(Aldila, 2015).
2.3.11 Perilaku Merokok
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan
dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah
tidak ada anggota keluarga yang merokok. Namun dalam
kenyataannya, meski semua orang tahu akan bahaya
yang
ditimbulkan akibat rokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan
tampaknya
merupakan
perilaku
yang
masih
ditolerir
oleh
masyarakat (BKKBN, 2007).
Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan
30
tar yang bersifat karsinogenik. Beberapa risiko kesehatan bagi
perokok berdasarkan hasil Survei Sosial EkonomiNasional tahun
2004 antara lain :
Menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik dan
emfisima pada tahun 2001,
Merokok merupakan penyebab dari sekitar 5% stroke di
Indonesia.
Wanita yang merokok mungkin mengalami penurunan atau
penundaan kemampuan hamil, pada pria meningkatkan risiko
impotensi sebesar 50%.
Ibu hamil yang merokok selama masa kehamilan ataupun
terkena asap rokok dirumah atau di lingkungannya beresiko
mengalami proses kelahiran yang bermasalah.
Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok
mempunyai risiko kanker paru sebesar 20–30% lebih tinggi
daripada mereka yang pasangannya bukan perokok dan juga
risiko mendapatkan penyakit jantung.
Lebih dari 43 juta anak Indonesia berusia 0–14 tahun tinggal
dengan perokok di lingkungannya mengalami pertumbuhan paru
yang
lambat,
dan
lebih
mudah
terkena
infeksi
pernafasan, infeksi telinga dan asma (BKKBN, 2007).
saluran
31
2.3.12 Perilaku Mencuci Tangan
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu
menyelesaikan berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat
membutuhkan kerja dari tangan. Jika tangan kotor maka tubuh
akan sangat berisiko terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci
tangan
dapat
berfungsi
untuk
menghilangkan/mengurangi
mikroorganisme yang menempel di tangan. Cuci tangan harus
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Dengan
menggunakan sabun, kuman yang menempel di tangan dapat mati
terbunuh (Aldila, 2015).
Kebiasaan cuci tangan sebelum makan menggunakan air
dan sabun memiliki peranan penting dalam kaitannya dengan
pencegahan
penyakit.
Karena
dengan
mencuci
tangan
menggunakan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna
mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti
virus, bakteri, dan parasit lainnya pada kedua tangan. Berbagai
penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan menggunakan
sabun diantaranya diare, kolera, disentri, typus, kecacingan,
penyakit kulit, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan ISPA (Aldila, 2015).
Beberapa waktu yang tepat untuk mencuci tangan diantaranya:
32
1.
Saat tangan terasa kotor (setelah memegang uang, binatang,
berkebun, dll)
2.
Setelah buang air besar
3.
Setelah menceboki bayi atau anak
4.
Sebelum makan dan menyuapi anak
5.
Sebelum memegang makanan
6.
Sebelum menyusui bayi
7.
Sebelum menyuapi anak
7.
Setelah bersin, batuk, dan membuang ingus
8.
Setelah bermain, memegang, dan
memberi makan hewan
peliharaan (Aldila, 2015).
2.3.13 Kesehatan Gigi dan Mulut
Menjaga kebersihan gigi dan mulut setiap hari dengan
benar merupakan tindakan pencegahan paling utama terhadap
penyakit gigi dan mulut khususnya karies gigi dan penyakit
periodontal. Untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, maka
tindakan paling tepat untuk dilaksanakan adalah menyikat gigi.
Menyikat gigi sebaiknya dilakukan secara teratur 2 kali sehari yaitu
pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur (PPGI NTT, 2016).
Menurut studi kasus yang diterbitkan di Nursing Study and
Practice, menemukan bahwa sikat gigi sering mengandung bakteri
dan virus penyebab penyakit yang dapat menular ketika sikat gigi
33
tersebut dipakai oleh orang lain. Oleh karena itu dianjurkan untuk
tidak bergantian dalam memakai sikat gigi atau satu orang harus
memakai satu sikat gigi (Moestavi, 2016).
2.3.14 MengonsumsiMinuman Keras dan Narkoba
Kandungan minuman beralkohol yaitu metanol bila dicerna
tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun,
berbahaya bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan
saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan, terang dr.
Eka Viora. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa, dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.J (K) menyatakan bahwa
pada dasarnya kebiasaan minum minuman beralkohol sangat
merugikan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri
dapat menurunkan kemampuan berpikir dan gangguan perilaku.
Jika konsumsi berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang
kesadaran, kejang, hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya
yang disebabkan oleh alkohol diantaranya, tukak lambung,
kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat
(Kemenkes, 2016).
2.3.15 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa
34
setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu
setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan
terhadap
kesehatannya,
dan
negara
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu
(Depkes, 2016).
Jaminan Kesehatan nasional (JKN) BPJS, mempunyai multi
manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai
manfaat secara komprehensif; yakni pelayanan yang diberikan
bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh
besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang
diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care)
(Depkes, 2016).
2.3.16 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Untuk mencegah anak-anak dan anggota keluarga lainnya
terserang penyakit demam berdarah (DBD), maka dapat dilakukan
3M Plus:
a.
Menguras
dan
menyikat
dinding
tempat-tempat
penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
b.
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
35
c.
Menguburkan,
mengumpulkan,
memanfaatkan,
atau
menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung
air hujan, seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.
d.
Plus.
1.
Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, dan
tempat-tempat lainnya seminggu sekali.
2. Memperbaiki
saluran
dan
talang
air
yang
tidak
lancar/rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon,
dan lain-lain misalnya dengan tanah.
4. Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air, seperti pelepah pisang atau tanaman
lainnya
termasuk
tempat-tempat
lain
yang
dapat
menampung air hujan di pekarangan, kebun, dan lain-lain.
5. Melakukan
larvasidasi,
yaitu
membubuhkan
bubuk
pembunuh nyamuk (abate atau lainnya) di tempat-tempat
yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
6. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
7. Memasang kawat kasa di jendela dan tempat yang
terbuka.
8. Pencahayaan
dan
(Kemenkes, 2014).
ventilasi
rumah
harus
memadai
36
2.2
Tinjauan Mengenai pemulung
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemulung adalah
orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut
serta memanfaatkan barang bekas (seperti puntung rokok) dengan
menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali
menjadi barang komoditas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pemulung adalah orang yang mengumpulkan bahan-bahan
bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa
dimanfaatkan untuk mengawali proses penyalurannya ke tempattempat produksi (daur ulang) (Wurdjinem, 2001 dalam Taufik,
2013). Jika dilihat tempat pemulung bekerja sangat tidak memenuhi
standar kesehatan dan lingkungan terkesan kumuh. Faktor yang
ikut menentukan seseorang bekerja sebagai pemulung antara lain
dalah tingkat pendidikan yang rendah serta keterbatasan pada
modal maupun skill yang mereka miliki (Taufik, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas maka pemulung diartikan
sebagai orang yang berkerja dengan mencari, memungut, dan
mengumpulkan
barang-barang
bekas
yang
masih
bisa
dimanfaatkan untuk menjualnya kepada pengusaha yang akan
disalurkan
ke
tempat-tempat
produksi
mengolahnya menjadi barang komoditas.
(daur
ulang)
untuk
37
2.3 Tinjauan Tentang TPA
TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap
terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan,
pengolahan
dan
pembuangan. TPA merupakan tempat sampah diisolasi secara
aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan
sekitarnya.
Karenanya
diperlukan
penyediaan
fasilitas
dan
perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai
dengan baik (SATKER PLPP Jateng). TPAadalah sarana fisik untuk
berlangsungnya
kegiatan
pembuangan
akhir
sampah.
TPA
merupakan mata rantai terakhir dari pengolahan sampah perkotaan
sebagai sarana untuk menimbun atau mengolah sampah. Proses
sampah itu sendiri mulai dari timbulnya di sumber – pengumpulan –
pemindahan/pengangkutan – pengolahan – pembuangan (TPA
Wisata Edukasi Talangangung, 2016).
2.3.1 Gambaran Mengenai TPA Blondo
TPA Blondo adalah salah satu lokasi pembuangan akhir
sampah yang berlokasi di Dusun Blondo, Desa Kandangan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Lokasi TPA berjarak
kurang lebih 2,5 km dari jalan regional Semarang–Bawen. Batasbatas lokasi TPA Blondo adalah Desa Lemah Ireng dan Desa
Karangan di sebelah utara, Desa Harjosari di sebelah barat, dan
Desa Kandangan di sebelah timur dan Selatan. Akses menuju
38
TPAberupa jalan aspal dengan kondisi cukup baik meskipun di
beberapa titik terdapat lubang di tengah jalan. Penduduk terdekat
dari lokasi TPA berjarak kurang lebih 600 meter. TPA Blondo
direncanakan menggunakan lahan seluas kurang lebih 9 hektar.
Sedangkan sekarang yang digunakan baru sekitar 5 hektar (Dinas
Cipta Karya Perumahan dan Kebersihan Kabupaten Semarang,
2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan
di Dusun Deres, warga di sekitar TPA Blondo yang bekerja
sebagaipemulung berjumlah 62 orang menurut data Kepala Dusun
Deres. Namun ketika penelitian dilakukan, peneliti mendapatkan
data yaitu warga yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo
berjumlah 49 orang, sedangkan 13 orang sisanya bekerja di TPA
Semarang dan bekerja bukan sebagai pemulung di TPA Blondo
namun sebagai staff di kantor TPA Blondo. TPABlondo memiliki
dampak positif dan negatif bagi warga. Dampak positif yang utama
adalah menjadikan TPA sebagai lahan pekerjaan. Sedangkan
dampak negatifnya yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
seperti ISPA, diare, gatal-gatal, dan sesak nafas yang dapat dilihat
pada tabel 1.1. Selain itu dampak negatif TPA adalah timbulnya bau
yang tidak sedap, terdapat banyak sampah yang berserakan di
pinggir-pinggir jalan sekitar TPA, dan hilangnya estetika atau unsur
keindahan.
39
2.4
Tinjauan Mengenai ISPA
2.4.1 Definisi ISPA
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah,
biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
Namun demikian, di dalam pedoman ini, ISPA didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen
infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2008).
2.4.2 Klasifikasi ISPA
Menurut Ditjen P2PL 2009 dan Depkes 2002 dalam Aldila
2015, penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi tiga, diantaranya :
a.
ISPA Ringan
ISPA ringan memiliki satu atau lebih tanda dan gejala seperti
batuk, pilek (mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung),
serak (bersuara parau ketika berbicara atau menangis), sesak
yang disertai atau tanpa disertai panas atau demam (> 370 C),
keluarnya cairan dari telinga yang lebih dari 2 minggu tanpa
ada rasa sakit pada telinga.
40
b.
ISPA Sedang
ISPA sedang memiliki tanda dan gejala seperti ISPA ringan
namun ditambah satu atau lebih gejala berikut seperti
pernapasan yang cepat lebih dari 50 kali/menit atau lebih
(tanda utama) pada umur