Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom id
Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik Dan
Manajemen Partai Politik Terhadap Kinerja Kader Partai Politik
Untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik
Di Kabupaten Garut
Moch. Ridwan Fauzi
[email protected]
Abstrak - Menganalisis menganalisa Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom
Partai Politik dan Manajemen Partai Politik terhadap Kinerja Kader Partai Politik
untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplanasi dengan teknik evaluasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi
lapangan melalui angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik dengan model analisis jalur (path analysis). Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai
Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader
Partai Politik untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Sedangkan pengujian pada sub hipotesis menunjukkan, secara simultan terdapat
pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik terhadap Kinerja Kader
Partai Politik, secara parsial Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik
berpengaruh terhadap peningkatan raihan suara partai, Manajemen Partai Politik
berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk peningkatan
Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut, memiliki korelasi yang signifikan
terhadap manajemen partai politik. Sementara itu antar variabel bebas terdapat
hubungan korelasional, kecuali antar variabel terikat terdapat hubungan
korelasional.
Kata Kunci – Pelaksanaan kebijakan platform Partai Politik dan manajemen
partai politik, kinerja kader partai politik dalam peningkatan raihan suara partai
politik.
1
Pendahuluan
Demokrasi pada mulanya merupakan satu gagasan tentang pola kehidupan yang muncul sebagai
reaksi terhadap kenyataan sosial politik yang tidak manusiawi di tengah-tengah masyarakat.
Reaksi tersebut tentu datangnya dari orang-orang yang berpikir idealis dan bijaksana. Mereka
terusik dan tergugah melihat adanya pengekangan dan pemerkosaan terhadap hak-hak asasi
manusia. Ada tiga nilai ideal yang mendukung demokrasi sebagai satu gagasan kehidupan yaitu
kemerdekaan (freedom), persamaan (ekuality), dan keadilan (justice). Dalam kenyataan hidup,
ide tersebut direalisasikan melalui perwujudan symbol-simbol dan hakekat dari nilai-nilai dasar
demokrasi sungguh-sungguh mewakili atau diangkat dari kenyataan hidup yang sepadan dengan
nilai-nilai itu sendiri.
Sejalan dengan makin mendunianya demokrasi, pemikiran tentang demokrasi pun semakin
berkembang. Tapi pada umumnya pemikiran itu berintikan tentang kekuasan dalam Negara.
Dalam Negara demokrasi, rakyatlah yang memiliki dan mengendalikan kekuasan dan kekuasaan
itu dijalankan demi kepentingan rakyat. Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Suatu pemerintahan itu dapat
disebut demokratis apabila pemerintahan tersebut dapat memberikan kesempatan konstitusional
yang teratur bagi persaingan damai untuk memperoleh kekuasaan politik untuk berbagai
kelompok yang berbeda, tanpa menyisihkan bagian penting dari penduduk manapun dengan
43
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
kekerasan. Rezim-rezim demokratis dibedakan oleh kekerasan, legalitas, dan legitimasi berbagai
organisasi dan himpunan yang relatif bebas dalam hubungannya dengan pemerintah dan dengan
dirinya satu sama lain. Salah satu hal penting untuk memenuhi prasyarat tersebut diatas yaitu
dengan melaksanakan pemilihan umum, karena tidak ada demokrasi tanpa diikuti pemilihan
umum yang merupakan wujud yang paling nyata dari demokrasi.
Salah satu lembaga politik yang merupakan ukuran demokrasi adalah lembaga parpol.
Setidaknya parpol menjadi lembaga politik yang jauh dinamis dibandingkan dengan lembaga
formal lainnya, sebab di dalam partai secara konseptual melaksanakan berbagai fungsi politik
seperti artikulasi kepentingan, pendidikan politik, komunikasi politik, rekruitmen politik
sosialisasi politik. Parpol sebagai salah satu indikator berjalannya mesin demokrasi tentunya
tidaklah diskriminatif dalam merekrut atau mengkader anggota-anggotanya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Partai Politik adalah
kendaraan untuk mencapai tujuan politik. Partai Politik diterjemahkan sebagai organisasi yang
dibentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, masyarakat, bangsa
dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945.
Substansi sebuah partai politik adalah sebuah lembaga yang didirikan atas suatu kehendak.
Kehendak yang dimaksud disini adalah sebuah konsep ideologis yang mendasari dibentuknya
sebuah parpol. Sehingga yang membedakan antara partai politik yang satu dengan yang lain
adalah konsep ideoligis atau platform partai. Masing-masing parpol memiliki konsep khas,
yang berbeda dengan partai politik lainnya, mereka yang memiliki cara pandang yang sama,
konsep ideologis yang sama, bergabung dalam satu partai politik tertentu. ‘
Dalam perolehan suara dalam ajang pemilihan umum suatu partai politik dituntut untuk
menerapkan kebijakannya platfromnya secara optimal, dimana Platform partai politik seakan
menjadi diskripsi kebijakan partai politik tersebut, jika mereka memenangkan pemilu, baik
pemilu legislatif (DPR/DPRD), maupun eksekutif (Pilpres dan Pilkada). Di negara-negara yang
diteliti oleh Klingemenn diatas terdapat korelasi antara baiknya platform partai politik dengan
daya dukung publik terhadapnya. Di lain pihak platform partai yang dijalankan melalui
kebijakan yang konsisten nyatanya menghasilkan keberhasilan pembangunan di beberapa
negara tersebut. Dalam konteks ini, partai politik seakan menjadi jantung keberlangsungan tata
kelola bernegara.
Namun fenomena yang terjadi Di negara kita, khususnya pasca reformasi dimana partai politik
tumbuh bak jamur di musim hujan, platform partai politik masih menjadi jualan yang tak
diperhitungkan. Persoalan lain yang lebih fundamental adalah, masih banyaknya partai politik
yang tidak jelas platformnya. Ketidak jelasan tersebut minimal berada pada dua aras. Pertama
ketidakjelasan ada atau tidaknya platform itu sendiri pada masing-masing partai politik kita.
Tidak sedikit partai politik di tempat kita yang tidak memiliki platform, jika pun ada, maka
hanya diamaknai sebagai aksesori belaka.
Ketidak jelasan berikutnya adalah sejauh mana partai politik mampu membuat platform yang
mampu menjawab pelbagai tantangan, jika mereka memenangkan pemilu, baik eksekutif
maupun legislatif. Ketidakjelasan merumuskan platform di level partai politik inilah
sesungguhnya kunci masalah ketidakmampuan pemerintah kita, baik eksekutif maupun legislatif
di hampir seluruh tingkatan dalam menyelesaikan pelbagai masalah. Sebab partai politik adalah
saluran resmi, sekaligus konstitusional untuk menduduki jabatan politik di eksekutif, maupun
legislatif itu.
2
44
Tinjauan Pustaka
www.insanakademika.com
2.1
InsanAkademika Publications
Teori tentang Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Pilitik
Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusankeputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan tersebut
merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu
suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi
pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).
Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari
formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan
tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi
kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi
mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam
menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi
terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini
dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.
Demikian halnya dalam pelaksanaan kebijakan platform partai politik yang menjadi kerangka
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua
lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik
sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsifungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai
pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan
eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun
berdasarkan ideologi partai tersebut.
2.2
Manajemen Partai Politik
Dalam literatur politik, setidaknya dikenal 80 defenisi mengenai partai politik. Namun, terlepas
dari variasi yang ada, para pakar politik sepakat bahwa partai politik memiliki beberapa ciri
umum sebagai berikut :
a. Kumpulan orang-orang yang se-ide dan berupaya mewujudkan ide-ide mereka dalam
kehidupan masyarakat,
b. Memiliki organisasi yang rapi, yang menjamin kontinyutas kegiatan sepanjang tahun,
c. Berupaya menyusun agenda kebijakan publik, serta berusaha mempengaruhi
pengambilan keputusan atas agenda tersebut,
d. Berambisi menempatkan wakil-wakilnya dalam jajaran pemerintahan.
Partai politik adalah unsur penting dalam kehidupan politik dan pemerintahan. Partai
politik menghubungkan masyarakat madani dengan negara dan lembaga-lembaganya. Selain itu,
partai menyuarakan pandangan serta kepentingan berbagai kalangan masyarakat. Serupa
lembaga-lembaga politik lainnya, partai politik tentu memiliki kelemahan dan kekurangan.
Akan tetapi, sentimen anti partai, emoh partai, yang berkembang selama ini bersumber dari orde
politik yang melecehkan peran serta warga negara supaya segolongan masyarakat dapat
berkuasa dan mengontrol seluruh rakyat dan sumberdaya nasional dengan cara-cara yang
monopolistik dan monolitik.
Secara lebih spesifik Vicky Randall dan Lars Svasand (2008; 13-14) mengusulkan empat
kriteria manajemen partai politik untuk mengukur eksistensi partai yaitu :
1. Derajat kesisteman adalah proses pelaksanaan fungsi-fungsi partai politik, termasuk
penyelesaian konflik, dilakukan menurut aturan, persyaratan, prosedur, dan mekanisme
yang disepakati dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) partai politik. AD/ART partai politik dirumuskan secara komprehensif dan rinci
45
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
sehingga mampu berfungsi sebagai acuan dan prosedur dalam melaksanakan semua
fungsinya sebagai partai politik. Suatu partai politik dapat dikatakan telah
terinstitutionalisasi dari segi kesisteman bila partai politik melaksanakan fungsinya sematamata menurut AD/ ART yang dirumuskan secara komprehensif dan rinci itu. Derajat
kesisteman suatu partai poilitik dapat dilihat dari asal-usul partai politik tersebut, apakah
dibentuk dari atas, dari bawah, atau dari atas yang disambut dari bawah.
2. Identitas nilai merupakan orientasi kebijakan dan tindakan partai politik menurut ideologi
atau platform partai. Identitas nilai seperti ini tidak hanya tampak pada pola dan arah
kebijakan yang diperjuangkan partai politik tetapi juga tampak pada basis sosial
pendukungnya. Lapisan sosial atau golongan masyarakat memberi dukungan kepada suatu
partai karena mengidentifikasi orientasi politiknya dengan ideologi atau platform partai
politik tersebut. Indikator derajat identitas nilai suatu partai politik dapat dilihat dari
bagaimana hubungan partai dengan kelompok masyarakat tertentu, apakah partai politik
tersebut merupakan gerakan sosial yang didukung kelompok masyarakat tertentu, seperti
buruh, petani, dunia usaha, kelas menengah, komunitas agama tertentu, komunitas
kelompok etnik tertentu, dan apa yang akan di dapat jika menjadi anggota partai tersebut
apakah anggota tersebut akan mendapatkan materi ataukah partai politik tersebut dapat
bertindak berdasarkan ideologi partai
3. Derajat otonomi suatu partai politik dalam pembuatan keputusan berkait dengan hubungan
partai dengan aktor luar partai, baik dengan sumber otoritas tertentu yaitu penguasa,
pemerintah maupun dengan sumber dana seperti pengusaha, penguasa, negara atau lembaga
luar, dan sumber dukungan massa yaitu organisasi masyarakat. Pola hubungan suatu partai
dengan aktor di luar partai dapat berupa hubungan ketergantungan kepada aktor luar,
hubungan itu bersifat saling tergantung dan hubungan itu berupa jaringan yang memberi
dukungan kepada partai.
Derajat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pertanyaan apakah keberadaan partai
politik itu telah tertanam bayangan masyarakat seperti dimaksudkan partai politik itu. Yang
menjadi isu utama di sini bukan terutama tentang sikap masyarakat mengenai partai politik
umumnya, tetapi tentang kiprah masing-masing partai politik bagi masyarakat. Bila sosok dan
kiprah partai politik tertentu telah tertanam pada pola pikir masyarakat seperti dimaksudkan
partai politik tersebut itu, maka pihak lain baik individu maupun lembaga di masyarakat akan
menyesuaikan aspirasi dan harapannya atau sikap dan perilaku mereka dengan keberadaan
partai politik itu.
2.3
Kinerja Kader Partai Polotik
Istilah kinerja berkaitan dengan istilah ‘produktivitas’ yang berarti kemampuan untuk
melakukan atau menghasilkan sesuatu dengan berhasil dan efisien. Hal ini seperti yang
dikemukakan Faustino Cardosa Gomes (dalam Mangkunegara, 2005 : 9) bahwa kinerja
karyawan sebagai : “Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan
dengan produktivitas”. Sedangkan kata kinerja dalam bahasa Inggris yakni job performance
atau actual performance yang secara sederhana berarti prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya
yang dicapai seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Mangkunegara (2005 : 67) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu Kusriyanto (dalam
Mangkunegara, 2005 : 67) mengemukakan bahwa definisi kinerja karyawan adalah ;
“perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya
per jam)”.
Kinerja menurut Iskandar (2009a:102) merupakan suatu kemampuan dan keahlian seseorang
46
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
dalam memahami tugas dan fungsinya dalam bekerja. Selain itu juga, Iskandar (2010:265)
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil pencapaian atau suatu prestasi kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dilaksanakan oleh kelompok dan perorangan dengan saling pengertian dan
pertimbangan bersama yang berpedoman pada suatu standar kerja.
Pada dasarnya manajemen yang berhasil mengelola organisasi mampu menjadikan organisasi
tersebut sebagai organisasi berkinerja tinggi. Untuk menilai kinerja, maka digunakan
pengukuran kinerja sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
organisasi. Agar pengukuran kinerja terlaksana dengan baik, LAN RI (dalam Iskandar,
2010:268-269) mengemukakan bahwa setiap organisasi harus : a) membuat komitmen untuk
mengukur kinerja dan memulainya segera, b) perlakukan pengukuran kinerja sebagai suatu
proses yang berkelanjutan (on going process), c) sesungguhnya proses pengukuran kinerja
dengan organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kinerja kader partai
menyangkut tiga langkah kegiatan yaitu proses, hasil dan dampak. Kinerja berhubungan erat
dengan masalah produktivitas kerja, efektivitas dan efisiensi. Kinerja pegawai akan baik bila dia
mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja keras, mempunyai harapan
(expecation) masa depan lebih baik.
Sedarmayanti (2012:221), menyatakan bahwa untuk mengukur kompetensi sesorang dalam
organisasi maupun kelompok terdapat 2 (dua) dimensi yaitu kemampuan dan pengalaman/
keahlian, secara rinci penulis uraikan sebagai berikut :
1. Kemampuan merupakan kekuatan yang merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam pekerjaan. Kemampuan keseluruhan individu, hakekatnya tersusun
dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Pengalaman / keahlian merupakan suatu dimensi kompetensi yang dijadikan kriteria ampuh
dalam menjelaskan seseorang dapat dipertahankan dan dijadikan sebagai sumber daya manusia
yang berkualitas, sebagai indikator dari pengalaman ini diantaranya masa kerja, partisipasi
dalam kegiatan, usia kronologis dan lain sebagainya.
2.4
Peningkatan Perolehan Suara Partai Politik
Raihan suara merupakan tolak ukur kemenangan suatu partai, dimana raihan suara tersebut
sesuatu yang dipandang perlu dalam pencapaian tujuan suatu partai dalam perolehan
kemenangan pada setiap pesta demokrasi atau pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
Sebagaimana dikemukakan Sitepu (2012 ; 136 ) bahwa pemilihan umum adalah merupakan
sarana demokrasi terpenting, tidak saja dalam pengertian sebagai proses perwujudan nyata
terhadap kedaulatan rakyat melainkan juga sebagai instrument perubahan social dan politik dan
suksesi yang berlangsung secara berkala.
Dalam hal tersebut tentunya pencapaian suksesi suatu partai politik tidak terlepas dari seberapa
besar raihan suara yang diperoleh dalam ajang pesta demokrasi tersebut, sebagaimana lebih
lanjut Sitepu (2012 ; 137) mengemukakan dimensi-dimensi perkembangan raihan suara terdiri
dari (1) perencanaan, (2) pendataan dan pelaksanaan (3) Hasil dan Dampak. Secara rinci penulis
uraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang diawali dari perumusan tujuan,
pengindentifikasian masalah, pemilihan alternatif sampai dengan penetapan tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu organisasi atau kelompok.
47
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
2. Pendataan dan pelaksanaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisasi/ kelompok
yang dimulai dari tahapan pendataan anggaran biaya dan pelaksanaan pendataan raihan
suara.
3. Hasil/ Dampak yaitu suatu pencapaian akhir dari sebuah kegiatan yang memiliki akibat
terhadap efektivitas pencapaian tujuan yang dihendaki oleh organisasi maupun kelompok.
Untuk memperoleh suara dalam pemilu diperlukan mesin partai yaitu kader yang hadir melalui
proses rekrutmen. Rekrutmen partai politik dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui
eksistensi sebuah partai politik. Merupakan suatu hal yang mutlak bagi partai politik untuk
merekrut kader untuk berpartisipasi secara aktif dalam kampanye dan mengajukan calon untuk
menduduki posisi struktural dalam pemerintahan ( pilkada) mereka harus mendapatkan simpati
rakyat dengan menawarkan ide dan tujuan yang membuat mereka merasa bahwa mereka bagian
dari proses politik (simbol integritas) dengan begitu mereka akan membentuk pemerintahan dan
saluran internal untuk menghasilkan program yang memuaskan untuk sebagian besar warga
negara (fungsi agregasi), (Scimitter (1999: 477-478).
3
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi. Metode
penelitian eksplanasi merupakan metode untuk mencari keterangan atau penjelasan dengan
tujuan menjelaskan hubungan kausalitas atau sebab akibat antara lain dari dua variabel
berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada dan berusaha untuk mencari variabel
penyebabnya. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian hubungan sebab akibat (causal
effectual).
Metode eksplanasi ini dengan teknik evaluasi yaitu suatu teknik penelitian untuk menguji hasil
dan dampak dari suatu kegiatan atau tindakan terhadap obyek atau lingkungannya. Iskandar
(2009b:194-195) menyatakan bahwa tujuan penelitian evaluatif adalah untuk mengukur akibatakibat atau dampak-dampak dari suatu program tertentu terhadap tujuan-tujuan yang akan di
capai oleh suatu lembaga pelayanan tertentu. Selain itu, tujuan lainnya adalah memperoleh
fakta-fakta bagi pembuatan keputusan mengenai pragram-program selanjutnya serta
peningkatan program-program tersebut di masa mendatang.
Populasi penelitian sebanyak 277 orang Kader Partai Golongan Karya Kabupaten Garut yang
tersebar di setiap wilayah DPC Partai Golongan Karya Teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 73 responden
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi lapangan melalui
angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan
model analisis jalur (path analysis).
4
Pembahasan
Penurunan suara Partai Partai Golongan Karya pada pemilu 2009 merupakan suatu fenomena
politik yang menarik untuk dibahas, untuk menjawab hal tersebut diperlukan suatu konsep dan
teori maka pada bagian kerangka pemikiran ini. Perumusan arah tujuan ini berdasarkan pada
beberapa konsepsi dasar yang disadur dari beberapa referensi yang dianggap memiliki
kompetensi demi pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Adapun konsep dan teori tersebut antara lain pendekatan Institusional baru sebagai pendekatan
yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Konsep partai politik, partai politik yang dimaksud
di sini adalah kumpulan orang yang tergabung dalam suatu kelompok dan memiliki kesamaan
tujuan guna memperoleh legitimasi kekuasaan melalui pemilihan umum yang sah secara
prosedur serta terdaftar sebagai peserta pemilu. Konsep eksistensi partai adalah keberadaan
sebuah partai politik untuk memegang bagian dalam sistem politik karena kedudukan atau status
yang dimilikinya dan konsep pemilihan umum yaitu proses penggunaan hak suara yang
48
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
dilakukan oleh pemilih melalui aturan-aturan yang ditetapkan, guna memperoleh atau
mempertahankan eksistensi sebuah partai politik.
Eksistensi sebuat partai politik tersebut didasarkan pada suatu implementasi kebijakan yang
ditetapkannya sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan partai politik . Sejalan dengan
femomena tersebut penyelenggaraan politik di dalam suatu Negara merupakan bagian dari
kajian ilmu administrasi negara .
Administrasi negara (publik administration) yang dikenal di Indonesia adalah salah satu aspek
dari kegiatan pemerintah, sebagaimana dikemukakan Waldo (dalam Iskandar 2005/a : 18) yang
mendefinisikan administrasi negara sebagai suatu organisasi dan manajemen manusia dalam
pemerintahan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi negara
sebagaimana dikemukakan oleh Dimock dan Dimock (dalam Iskandar, 2005/a : 17) adalah suatu
ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemerintah dan cara mereka
memperolehnya. Oleh sebab itu ilmu administrasi negara tidak saja mempersoalkan apa yang
dilakukan pemerintah tetapi juga bagaimana melakukannya. Sejalan dengan pendapat di atas
Thoha (dalam Iskandar 2005/a : 17) mengemukakan bahwa ilmu administrasi negara ini
diturunkan dari ibu administrasi dan ayah politik.
Lebih daripada itu administrasi negara mengambil bagian aktif dalam perumusan kebijakan
negara sebagaimana Siagian (2000 : 12) mengemukakan bahwa pembangunan yang
diselenggarakan akan menimbulkan ekses akibat perubahan. Ekses dimaksud adalah ada sesuatu
yang hilang tetapi yang baru belum mampu menggantikannya. Malah hal itu menjadi kewajiban
administrator publik untuk menumbuhkan konformitas terhadap sistem nilai dengan jalan : 1)
melestarikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi konsep, 2) menjalani aturan, 3) melakukan
tindakan preventif terhadap kecenderungan untuk melawan standar perilaku yang telah
dibakukan. Ketiga hal tersebut merupakan bentuk upaya administrasi negara dalam menciptakan
kestabilan dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, pengetahuan administrasi yang diterapkan dalam kegiatan politik atau
negara atau pemerintahan itulah administrasi negara. Karena itu administrasi negara merupakan
tindakan manajerial dalam mewujudkan tujuan-tujuan negara yang dilakukan oleh lembagalembaga negara. Kegiatan manajerial tersebut dapat dilihat dalam wujud perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Adapun Variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu satu variabel bebas, satu variabel antara dan
dua variabel terikat, untuk lebih rinci penulis uraikan konsep variabel sebagai berikut :
Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusankeputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan tersebut
merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu
suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi
pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).
Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari
formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan
tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi
kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi
mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam
menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi
terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini
dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.
Demikian halnya dalam pelaksanaan kebijakan platform partai politik yang menjadi kerangka
49
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua
lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik
sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsifungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai
pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan
eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun
berdasarkan ideologi partai tersebut.
Partai politik dianggap sebagai pusat politik dalam sistem Demokrasi, tujuan partai politik ialah
untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya dengan cara
konstitusionil untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
Eksistensi partai sebagai keberadaan sebuah partai politik untuk memegang bagian dalam sistem
politik karena kedudukan atau status yang dimilikinya. Keberadaan atau eksistensi partai politik
dalam sistem politik ditentukan oleh jumlah suara yang diperoleh pada pemilu, sehingga penulis
mengaggap untuk mengukur eksistensi partai adalah dengan melihat upaya dari partai politik
dalam memperoleh suara pada pemilu.
Berkaitan dengan manajemen partai politik, apabila dikaitkan dengan fungsi manajemen
meliputi beberapa hal seperti yang dikemukakan Fayol (dalam Sedarmayanti, 2001 : 5)
meliputi :
a. Plan what they are to do (merencanakan apa yang dilakukan)
b. Organize to meet plan (mengorganisasi agar sesuai rencana)
c. Staff their organization with the necessary resources (menstaffing organisasi dengan
sumberdaya yang diperlukan)
d. Direct the resources to execute the plan (mengarahkan sumberdaya untuk
mengeksekusi rencana)
e. Control the resources keeping them on course (mengontrol sumberdaya)
Sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini, penulis uraikan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik merupakan salah satu bentuk kerangka
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan / program partai politik sehingga partai politik
tetap eksis dan diminati oleh semua lapisan masyarakat, sehingga berdampak pada
optimalisasi dan peningkatan perolehan suara partai politik.
2. Manajemen Partai politik merupakan mekanisme pengaturan mesin penggerak dalam
menjalankan visi, misi partai politik dalam meraih peningkatan peraihan suara partai
politik yang maksimal.
3. Kinerja Kader Parpol merupakan ujung tombak partai politik dalam menunjukkan
eksistensi Partai Politik secara efektif dan optimal sehingga terwujudnya suatu peraihan
suara terbanyak dalam setiap pemilihan umum.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan
Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk
Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Selanjutnya hasil penelitian terhadap sub-sub hipotesis sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader
Partai Politik
2. Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Partai Politik.
3. Kinerja Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai
Politik.
4. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik memiliki
korelasi yang signifikan.
5. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh positif terhadap Penigkatan
Raihan Suara Partai Politik.
50
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai Politik.
5
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan
Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja
Kader Partai Politik untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Sedangkan pada masing-masing sub hipotesis yang diajukan menunjukkan antar variable
penelitian berpengaruh secara positif dan signifikan.
Daftar Pustaka
Atmosudirdjo, Prajudi. 2003. Hukum Administras Negara. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Dwiyanto Indiahono, 2009. Kebijakan Publik. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2003. Analisa Kebijakan Publik. Hanindita. Yogyakarta.
----------------. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Elex Media
Komputindo. Kelompok Gramedia. Jakarta.
Fatah Saefulloh Eep, 2000, Zaman Kesempatan, Agenda-Agenda Besar Demokratisasi Pasca
Orde Baru, Mizan Pustaka, Bandung.
Iskandar, Jusman. 2010. Manajemen Publik. Puspaga, Bandung
2009a. Kapita Selekta Administrasi Negara dan Kebijakan Publik.
Puspaga, Bandung
Kristiadi. 2000. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta.
Nawawi & Martini Hadari. 2001. Kepemimpinan yang Efektif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta :
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Alfabeta. Bandung.
Ramto, H. Bunyamin. 2000. Sistem Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik Yang
Integralistik : Studi Kasus Kebijaksanaan Perumahan Dalam Wilayah DKI Jakarta,
Bandung : Disertasi Program Pascasarjana, Unpad.
Ramlan Subakti 2009, Kebijakan Platfrom Partai Politik, Gunung Agung Jakarta.
Sitepu P Anthonius. 2012. Teori-Teori Politik CV. Graha Ilmu. Yogyakarta
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Wahab, Abdul, Solichin. 2000. Analisis Kebijakan ; Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan
Negara.Bumi Aksara. Jakarta.
Widodo, Joko. 2009. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedia Publishing. Jakarta.
Yudhoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah (Desentralisasi dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
Dokumen-Dokumen
a. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai Golongan Karya
b. Platform Partai Golongan Karya Tahun 2009 – 2014
51
Manajemen Partai Politik Terhadap Kinerja Kader Partai Politik
Untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik
Di Kabupaten Garut
Moch. Ridwan Fauzi
[email protected]
Abstrak - Menganalisis menganalisa Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom
Partai Politik dan Manajemen Partai Politik terhadap Kinerja Kader Partai Politik
untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksplanasi dengan teknik evaluasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi
lapangan melalui angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik dengan model analisis jalur (path analysis). Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai
Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader
Partai Politik untuk peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Sedangkan pengujian pada sub hipotesis menunjukkan, secara simultan terdapat
pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik terhadap Kinerja Kader
Partai Politik, secara parsial Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik
berpengaruh terhadap peningkatan raihan suara partai, Manajemen Partai Politik
berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk peningkatan
Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut, memiliki korelasi yang signifikan
terhadap manajemen partai politik. Sementara itu antar variabel bebas terdapat
hubungan korelasional, kecuali antar variabel terikat terdapat hubungan
korelasional.
Kata Kunci – Pelaksanaan kebijakan platform Partai Politik dan manajemen
partai politik, kinerja kader partai politik dalam peningkatan raihan suara partai
politik.
1
Pendahuluan
Demokrasi pada mulanya merupakan satu gagasan tentang pola kehidupan yang muncul sebagai
reaksi terhadap kenyataan sosial politik yang tidak manusiawi di tengah-tengah masyarakat.
Reaksi tersebut tentu datangnya dari orang-orang yang berpikir idealis dan bijaksana. Mereka
terusik dan tergugah melihat adanya pengekangan dan pemerkosaan terhadap hak-hak asasi
manusia. Ada tiga nilai ideal yang mendukung demokrasi sebagai satu gagasan kehidupan yaitu
kemerdekaan (freedom), persamaan (ekuality), dan keadilan (justice). Dalam kenyataan hidup,
ide tersebut direalisasikan melalui perwujudan symbol-simbol dan hakekat dari nilai-nilai dasar
demokrasi sungguh-sungguh mewakili atau diangkat dari kenyataan hidup yang sepadan dengan
nilai-nilai itu sendiri.
Sejalan dengan makin mendunianya demokrasi, pemikiran tentang demokrasi pun semakin
berkembang. Tapi pada umumnya pemikiran itu berintikan tentang kekuasan dalam Negara.
Dalam Negara demokrasi, rakyatlah yang memiliki dan mengendalikan kekuasan dan kekuasaan
itu dijalankan demi kepentingan rakyat. Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Suatu pemerintahan itu dapat
disebut demokratis apabila pemerintahan tersebut dapat memberikan kesempatan konstitusional
yang teratur bagi persaingan damai untuk memperoleh kekuasaan politik untuk berbagai
kelompok yang berbeda, tanpa menyisihkan bagian penting dari penduduk manapun dengan
43
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
kekerasan. Rezim-rezim demokratis dibedakan oleh kekerasan, legalitas, dan legitimasi berbagai
organisasi dan himpunan yang relatif bebas dalam hubungannya dengan pemerintah dan dengan
dirinya satu sama lain. Salah satu hal penting untuk memenuhi prasyarat tersebut diatas yaitu
dengan melaksanakan pemilihan umum, karena tidak ada demokrasi tanpa diikuti pemilihan
umum yang merupakan wujud yang paling nyata dari demokrasi.
Salah satu lembaga politik yang merupakan ukuran demokrasi adalah lembaga parpol.
Setidaknya parpol menjadi lembaga politik yang jauh dinamis dibandingkan dengan lembaga
formal lainnya, sebab di dalam partai secara konseptual melaksanakan berbagai fungsi politik
seperti artikulasi kepentingan, pendidikan politik, komunikasi politik, rekruitmen politik
sosialisasi politik. Parpol sebagai salah satu indikator berjalannya mesin demokrasi tentunya
tidaklah diskriminatif dalam merekrut atau mengkader anggota-anggotanya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Partai Politik adalah
kendaraan untuk mencapai tujuan politik. Partai Politik diterjemahkan sebagai organisasi yang
dibentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, masyarakat, bangsa
dan negara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945.
Substansi sebuah partai politik adalah sebuah lembaga yang didirikan atas suatu kehendak.
Kehendak yang dimaksud disini adalah sebuah konsep ideologis yang mendasari dibentuknya
sebuah parpol. Sehingga yang membedakan antara partai politik yang satu dengan yang lain
adalah konsep ideoligis atau platform partai. Masing-masing parpol memiliki konsep khas,
yang berbeda dengan partai politik lainnya, mereka yang memiliki cara pandang yang sama,
konsep ideologis yang sama, bergabung dalam satu partai politik tertentu. ‘
Dalam perolehan suara dalam ajang pemilihan umum suatu partai politik dituntut untuk
menerapkan kebijakannya platfromnya secara optimal, dimana Platform partai politik seakan
menjadi diskripsi kebijakan partai politik tersebut, jika mereka memenangkan pemilu, baik
pemilu legislatif (DPR/DPRD), maupun eksekutif (Pilpres dan Pilkada). Di negara-negara yang
diteliti oleh Klingemenn diatas terdapat korelasi antara baiknya platform partai politik dengan
daya dukung publik terhadapnya. Di lain pihak platform partai yang dijalankan melalui
kebijakan yang konsisten nyatanya menghasilkan keberhasilan pembangunan di beberapa
negara tersebut. Dalam konteks ini, partai politik seakan menjadi jantung keberlangsungan tata
kelola bernegara.
Namun fenomena yang terjadi Di negara kita, khususnya pasca reformasi dimana partai politik
tumbuh bak jamur di musim hujan, platform partai politik masih menjadi jualan yang tak
diperhitungkan. Persoalan lain yang lebih fundamental adalah, masih banyaknya partai politik
yang tidak jelas platformnya. Ketidak jelasan tersebut minimal berada pada dua aras. Pertama
ketidakjelasan ada atau tidaknya platform itu sendiri pada masing-masing partai politik kita.
Tidak sedikit partai politik di tempat kita yang tidak memiliki platform, jika pun ada, maka
hanya diamaknai sebagai aksesori belaka.
Ketidak jelasan berikutnya adalah sejauh mana partai politik mampu membuat platform yang
mampu menjawab pelbagai tantangan, jika mereka memenangkan pemilu, baik eksekutif
maupun legislatif. Ketidakjelasan merumuskan platform di level partai politik inilah
sesungguhnya kunci masalah ketidakmampuan pemerintah kita, baik eksekutif maupun legislatif
di hampir seluruh tingkatan dalam menyelesaikan pelbagai masalah. Sebab partai politik adalah
saluran resmi, sekaligus konstitusional untuk menduduki jabatan politik di eksekutif, maupun
legislatif itu.
2
44
Tinjauan Pustaka
www.insanakademika.com
2.1
InsanAkademika Publications
Teori tentang Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Pilitik
Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusankeputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan tersebut
merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu
suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi
pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).
Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari
formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan
tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi
kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi
mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam
menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi
terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini
dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.
Demikian halnya dalam pelaksanaan kebijakan platform partai politik yang menjadi kerangka
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua
lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik
sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsifungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai
pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan
eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun
berdasarkan ideologi partai tersebut.
2.2
Manajemen Partai Politik
Dalam literatur politik, setidaknya dikenal 80 defenisi mengenai partai politik. Namun, terlepas
dari variasi yang ada, para pakar politik sepakat bahwa partai politik memiliki beberapa ciri
umum sebagai berikut :
a. Kumpulan orang-orang yang se-ide dan berupaya mewujudkan ide-ide mereka dalam
kehidupan masyarakat,
b. Memiliki organisasi yang rapi, yang menjamin kontinyutas kegiatan sepanjang tahun,
c. Berupaya menyusun agenda kebijakan publik, serta berusaha mempengaruhi
pengambilan keputusan atas agenda tersebut,
d. Berambisi menempatkan wakil-wakilnya dalam jajaran pemerintahan.
Partai politik adalah unsur penting dalam kehidupan politik dan pemerintahan. Partai
politik menghubungkan masyarakat madani dengan negara dan lembaga-lembaganya. Selain itu,
partai menyuarakan pandangan serta kepentingan berbagai kalangan masyarakat. Serupa
lembaga-lembaga politik lainnya, partai politik tentu memiliki kelemahan dan kekurangan.
Akan tetapi, sentimen anti partai, emoh partai, yang berkembang selama ini bersumber dari orde
politik yang melecehkan peran serta warga negara supaya segolongan masyarakat dapat
berkuasa dan mengontrol seluruh rakyat dan sumberdaya nasional dengan cara-cara yang
monopolistik dan monolitik.
Secara lebih spesifik Vicky Randall dan Lars Svasand (2008; 13-14) mengusulkan empat
kriteria manajemen partai politik untuk mengukur eksistensi partai yaitu :
1. Derajat kesisteman adalah proses pelaksanaan fungsi-fungsi partai politik, termasuk
penyelesaian konflik, dilakukan menurut aturan, persyaratan, prosedur, dan mekanisme
yang disepakati dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) partai politik. AD/ART partai politik dirumuskan secara komprehensif dan rinci
45
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
sehingga mampu berfungsi sebagai acuan dan prosedur dalam melaksanakan semua
fungsinya sebagai partai politik. Suatu partai politik dapat dikatakan telah
terinstitutionalisasi dari segi kesisteman bila partai politik melaksanakan fungsinya sematamata menurut AD/ ART yang dirumuskan secara komprehensif dan rinci itu. Derajat
kesisteman suatu partai poilitik dapat dilihat dari asal-usul partai politik tersebut, apakah
dibentuk dari atas, dari bawah, atau dari atas yang disambut dari bawah.
2. Identitas nilai merupakan orientasi kebijakan dan tindakan partai politik menurut ideologi
atau platform partai. Identitas nilai seperti ini tidak hanya tampak pada pola dan arah
kebijakan yang diperjuangkan partai politik tetapi juga tampak pada basis sosial
pendukungnya. Lapisan sosial atau golongan masyarakat memberi dukungan kepada suatu
partai karena mengidentifikasi orientasi politiknya dengan ideologi atau platform partai
politik tersebut. Indikator derajat identitas nilai suatu partai politik dapat dilihat dari
bagaimana hubungan partai dengan kelompok masyarakat tertentu, apakah partai politik
tersebut merupakan gerakan sosial yang didukung kelompok masyarakat tertentu, seperti
buruh, petani, dunia usaha, kelas menengah, komunitas agama tertentu, komunitas
kelompok etnik tertentu, dan apa yang akan di dapat jika menjadi anggota partai tersebut
apakah anggota tersebut akan mendapatkan materi ataukah partai politik tersebut dapat
bertindak berdasarkan ideologi partai
3. Derajat otonomi suatu partai politik dalam pembuatan keputusan berkait dengan hubungan
partai dengan aktor luar partai, baik dengan sumber otoritas tertentu yaitu penguasa,
pemerintah maupun dengan sumber dana seperti pengusaha, penguasa, negara atau lembaga
luar, dan sumber dukungan massa yaitu organisasi masyarakat. Pola hubungan suatu partai
dengan aktor di luar partai dapat berupa hubungan ketergantungan kepada aktor luar,
hubungan itu bersifat saling tergantung dan hubungan itu berupa jaringan yang memberi
dukungan kepada partai.
Derajat pengetahuan publik tentang partai politik merujuk pertanyaan apakah keberadaan partai
politik itu telah tertanam bayangan masyarakat seperti dimaksudkan partai politik itu. Yang
menjadi isu utama di sini bukan terutama tentang sikap masyarakat mengenai partai politik
umumnya, tetapi tentang kiprah masing-masing partai politik bagi masyarakat. Bila sosok dan
kiprah partai politik tertentu telah tertanam pada pola pikir masyarakat seperti dimaksudkan
partai politik tersebut itu, maka pihak lain baik individu maupun lembaga di masyarakat akan
menyesuaikan aspirasi dan harapannya atau sikap dan perilaku mereka dengan keberadaan
partai politik itu.
2.3
Kinerja Kader Partai Polotik
Istilah kinerja berkaitan dengan istilah ‘produktivitas’ yang berarti kemampuan untuk
melakukan atau menghasilkan sesuatu dengan berhasil dan efisien. Hal ini seperti yang
dikemukakan Faustino Cardosa Gomes (dalam Mangkunegara, 2005 : 9) bahwa kinerja
karyawan sebagai : “Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan
dengan produktivitas”. Sedangkan kata kinerja dalam bahasa Inggris yakni job performance
atau actual performance yang secara sederhana berarti prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya
yang dicapai seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Mangkunegara (2005 : 67) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu Kusriyanto (dalam
Mangkunegara, 2005 : 67) mengemukakan bahwa definisi kinerja karyawan adalah ;
“perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (lazimnya
per jam)”.
Kinerja menurut Iskandar (2009a:102) merupakan suatu kemampuan dan keahlian seseorang
46
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
dalam memahami tugas dan fungsinya dalam bekerja. Selain itu juga, Iskandar (2010:265)
mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil pencapaian atau suatu prestasi kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dilaksanakan oleh kelompok dan perorangan dengan saling pengertian dan
pertimbangan bersama yang berpedoman pada suatu standar kerja.
Pada dasarnya manajemen yang berhasil mengelola organisasi mampu menjadikan organisasi
tersebut sebagai organisasi berkinerja tinggi. Untuk menilai kinerja, maka digunakan
pengukuran kinerja sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja
organisasi. Agar pengukuran kinerja terlaksana dengan baik, LAN RI (dalam Iskandar,
2010:268-269) mengemukakan bahwa setiap organisasi harus : a) membuat komitmen untuk
mengukur kinerja dan memulainya segera, b) perlakukan pengukuran kinerja sebagai suatu
proses yang berkelanjutan (on going process), c) sesungguhnya proses pengukuran kinerja
dengan organisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kinerja kader partai
menyangkut tiga langkah kegiatan yaitu proses, hasil dan dampak. Kinerja berhubungan erat
dengan masalah produktivitas kerja, efektivitas dan efisiensi. Kinerja pegawai akan baik bila dia
mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja keras, mempunyai harapan
(expecation) masa depan lebih baik.
Sedarmayanti (2012:221), menyatakan bahwa untuk mengukur kompetensi sesorang dalam
organisasi maupun kelompok terdapat 2 (dua) dimensi yaitu kemampuan dan pengalaman/
keahlian, secara rinci penulis uraikan sebagai berikut :
1. Kemampuan merupakan kekuatan yang merujuk ke kapasitas individu untuk mengerjakan
berbagai tugas dalam pekerjaan. Kemampuan keseluruhan individu, hakekatnya tersusun
dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Pengalaman / keahlian merupakan suatu dimensi kompetensi yang dijadikan kriteria ampuh
dalam menjelaskan seseorang dapat dipertahankan dan dijadikan sebagai sumber daya manusia
yang berkualitas, sebagai indikator dari pengalaman ini diantaranya masa kerja, partisipasi
dalam kegiatan, usia kronologis dan lain sebagainya.
2.4
Peningkatan Perolehan Suara Partai Politik
Raihan suara merupakan tolak ukur kemenangan suatu partai, dimana raihan suara tersebut
sesuatu yang dipandang perlu dalam pencapaian tujuan suatu partai dalam perolehan
kemenangan pada setiap pesta demokrasi atau pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
Sebagaimana dikemukakan Sitepu (2012 ; 136 ) bahwa pemilihan umum adalah merupakan
sarana demokrasi terpenting, tidak saja dalam pengertian sebagai proses perwujudan nyata
terhadap kedaulatan rakyat melainkan juga sebagai instrument perubahan social dan politik dan
suksesi yang berlangsung secara berkala.
Dalam hal tersebut tentunya pencapaian suksesi suatu partai politik tidak terlepas dari seberapa
besar raihan suara yang diperoleh dalam ajang pesta demokrasi tersebut, sebagaimana lebih
lanjut Sitepu (2012 ; 137) mengemukakan dimensi-dimensi perkembangan raihan suara terdiri
dari (1) perencanaan, (2) pendataan dan pelaksanaan (3) Hasil dan Dampak. Secara rinci penulis
uraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang diawali dari perumusan tujuan,
pengindentifikasian masalah, pemilihan alternatif sampai dengan penetapan tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu organisasi atau kelompok.
47
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
2. Pendataan dan pelaksanaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisasi/ kelompok
yang dimulai dari tahapan pendataan anggaran biaya dan pelaksanaan pendataan raihan
suara.
3. Hasil/ Dampak yaitu suatu pencapaian akhir dari sebuah kegiatan yang memiliki akibat
terhadap efektivitas pencapaian tujuan yang dihendaki oleh organisasi maupun kelompok.
Untuk memperoleh suara dalam pemilu diperlukan mesin partai yaitu kader yang hadir melalui
proses rekrutmen. Rekrutmen partai politik dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui
eksistensi sebuah partai politik. Merupakan suatu hal yang mutlak bagi partai politik untuk
merekrut kader untuk berpartisipasi secara aktif dalam kampanye dan mengajukan calon untuk
menduduki posisi struktural dalam pemerintahan ( pilkada) mereka harus mendapatkan simpati
rakyat dengan menawarkan ide dan tujuan yang membuat mereka merasa bahwa mereka bagian
dari proses politik (simbol integritas) dengan begitu mereka akan membentuk pemerintahan dan
saluran internal untuk menghasilkan program yang memuaskan untuk sebagian besar warga
negara (fungsi agregasi), (Scimitter (1999: 477-478).
3
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi. Metode
penelitian eksplanasi merupakan metode untuk mencari keterangan atau penjelasan dengan
tujuan menjelaskan hubungan kausalitas atau sebab akibat antara lain dari dua variabel
berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada dan berusaha untuk mencari variabel
penyebabnya. Oleh karena itu penelitian ini disebut penelitian hubungan sebab akibat (causal
effectual).
Metode eksplanasi ini dengan teknik evaluasi yaitu suatu teknik penelitian untuk menguji hasil
dan dampak dari suatu kegiatan atau tindakan terhadap obyek atau lingkungannya. Iskandar
(2009b:194-195) menyatakan bahwa tujuan penelitian evaluatif adalah untuk mengukur akibatakibat atau dampak-dampak dari suatu program tertentu terhadap tujuan-tujuan yang akan di
capai oleh suatu lembaga pelayanan tertentu. Selain itu, tujuan lainnya adalah memperoleh
fakta-fakta bagi pembuatan keputusan mengenai pragram-program selanjutnya serta
peningkatan program-program tersebut di masa mendatang.
Populasi penelitian sebanyak 277 orang Kader Partai Golongan Karya Kabupaten Garut yang
tersebar di setiap wilayah DPC Partai Golongan Karya Teknik penarikan sampel yang
digunakan adalah cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini sebanyak 73 responden
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi lapangan melalui
angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan
model analisis jalur (path analysis).
4
Pembahasan
Penurunan suara Partai Partai Golongan Karya pada pemilu 2009 merupakan suatu fenomena
politik yang menarik untuk dibahas, untuk menjawab hal tersebut diperlukan suatu konsep dan
teori maka pada bagian kerangka pemikiran ini. Perumusan arah tujuan ini berdasarkan pada
beberapa konsepsi dasar yang disadur dari beberapa referensi yang dianggap memiliki
kompetensi demi pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
Adapun konsep dan teori tersebut antara lain pendekatan Institusional baru sebagai pendekatan
yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Konsep partai politik, partai politik yang dimaksud
di sini adalah kumpulan orang yang tergabung dalam suatu kelompok dan memiliki kesamaan
tujuan guna memperoleh legitimasi kekuasaan melalui pemilihan umum yang sah secara
prosedur serta terdaftar sebagai peserta pemilu. Konsep eksistensi partai adalah keberadaan
sebuah partai politik untuk memegang bagian dalam sistem politik karena kedudukan atau status
yang dimilikinya dan konsep pemilihan umum yaitu proses penggunaan hak suara yang
48
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
dilakukan oleh pemilih melalui aturan-aturan yang ditetapkan, guna memperoleh atau
mempertahankan eksistensi sebuah partai politik.
Eksistensi sebuat partai politik tersebut didasarkan pada suatu implementasi kebijakan yang
ditetapkannya sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan partai politik . Sejalan dengan
femomena tersebut penyelenggaraan politik di dalam suatu Negara merupakan bagian dari
kajian ilmu administrasi negara .
Administrasi negara (publik administration) yang dikenal di Indonesia adalah salah satu aspek
dari kegiatan pemerintah, sebagaimana dikemukakan Waldo (dalam Iskandar 2005/a : 18) yang
mendefinisikan administrasi negara sebagai suatu organisasi dan manajemen manusia dalam
pemerintahan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi negara
sebagaimana dikemukakan oleh Dimock dan Dimock (dalam Iskandar, 2005/a : 17) adalah suatu
ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat melalui pemerintah dan cara mereka
memperolehnya. Oleh sebab itu ilmu administrasi negara tidak saja mempersoalkan apa yang
dilakukan pemerintah tetapi juga bagaimana melakukannya. Sejalan dengan pendapat di atas
Thoha (dalam Iskandar 2005/a : 17) mengemukakan bahwa ilmu administrasi negara ini
diturunkan dari ibu administrasi dan ayah politik.
Lebih daripada itu administrasi negara mengambil bagian aktif dalam perumusan kebijakan
negara sebagaimana Siagian (2000 : 12) mengemukakan bahwa pembangunan yang
diselenggarakan akan menimbulkan ekses akibat perubahan. Ekses dimaksud adalah ada sesuatu
yang hilang tetapi yang baru belum mampu menggantikannya. Malah hal itu menjadi kewajiban
administrator publik untuk menumbuhkan konformitas terhadap sistem nilai dengan jalan : 1)
melestarikan nilai-nilai dasar yang telah menjadi konsep, 2) menjalani aturan, 3) melakukan
tindakan preventif terhadap kecenderungan untuk melawan standar perilaku yang telah
dibakukan. Ketiga hal tersebut merupakan bentuk upaya administrasi negara dalam menciptakan
kestabilan dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, pengetahuan administrasi yang diterapkan dalam kegiatan politik atau
negara atau pemerintahan itulah administrasi negara. Karena itu administrasi negara merupakan
tindakan manajerial dalam mewujudkan tujuan-tujuan negara yang dilakukan oleh lembagalembaga negara. Kegiatan manajerial tersebut dapat dilihat dalam wujud perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Adapun Variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu satu variabel bebas, satu variabel antara dan
dua variabel terikat, untuk lebih rinci penulis uraikan konsep variabel sebagai berikut :
Dalam sistem pemerintahan, posisi pemerintah merupakan salah satu pembuat keputusankeputusan yang ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat, keputusan tersebut
merupakan salah satu bentuk dari kebijakan pemerintah yang merupakan kebijakan publik, yaitu
suatu rangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi
pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat (Islamy, 2007 : 20).
Implementasi kebijakan merupakan proses yang sangat penting bahkan lebih penting dari
formulasi kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan langkah nyata untuk mewujudkan
tujuan – tujuan yang normatif kebijakan yang dirumuskan melalui langkah-langkah formulasi
kebijakan. Sebagaimana dipaparkan oleh Iskandar (2005a ; 162) bahwa Pemerintah boleh jadi
mempunyai sejumlah kebijakan beserta tujuannya yang layak dipuji, sayangnya dalam
menterjemahkan kebijakan tersebut ke dalam bentuk program-program, pada saat implementasi
terdapat sandungan berat. Oleh karena itu konsep kebijakan publik pada penelitian ini
dikhususnya pada kajian implementasi kebijakan.
Demikian halnya dalam pelaksanaan kebijakan platform partai politik yang menjadi kerangka
49
JurnalIlmuSosial
ISSN: 2301-4873
Vol. 01, No. 01, Jan 2013
pp. 43-51
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan partai politik tetap eksis dan diminati oleh semua
lapisan masyarakat. Penggalangan dukungan rakyat terhadap negara memerlukan partai politik
sebagai institusi yang hadir untuk mewujudkan hal tersebut. Partai politik menjalankan fungsifungsinya dalam sistem politik antara lain sebagai sarana partisipasi politik dan fungsi sebagai
pemandu kepentingan, tetapi fungsi utama dari partai politik ialah mencari dan mempertahankan
eksistensi dalam bentuk kekuasaan untuk mewujudkan program-program yang disusun
berdasarkan ideologi partai tersebut.
Partai politik dianggap sebagai pusat politik dalam sistem Demokrasi, tujuan partai politik ialah
untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya dengan cara
konstitusionil untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.
Eksistensi partai sebagai keberadaan sebuah partai politik untuk memegang bagian dalam sistem
politik karena kedudukan atau status yang dimilikinya. Keberadaan atau eksistensi partai politik
dalam sistem politik ditentukan oleh jumlah suara yang diperoleh pada pemilu, sehingga penulis
mengaggap untuk mengukur eksistensi partai adalah dengan melihat upaya dari partai politik
dalam memperoleh suara pada pemilu.
Berkaitan dengan manajemen partai politik, apabila dikaitkan dengan fungsi manajemen
meliputi beberapa hal seperti yang dikemukakan Fayol (dalam Sedarmayanti, 2001 : 5)
meliputi :
a. Plan what they are to do (merencanakan apa yang dilakukan)
b. Organize to meet plan (mengorganisasi agar sesuai rencana)
c. Staff their organization with the necessary resources (menstaffing organisasi dengan
sumberdaya yang diperlukan)
d. Direct the resources to execute the plan (mengarahkan sumberdaya untuk
mengeksekusi rencana)
e. Control the resources keeping them on course (mengontrol sumberdaya)
Sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini, penulis uraikan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik merupakan salah satu bentuk kerangka
dasar dalam menjalankan suatu kegiatan / program partai politik sehingga partai politik
tetap eksis dan diminati oleh semua lapisan masyarakat, sehingga berdampak pada
optimalisasi dan peningkatan perolehan suara partai politik.
2. Manajemen Partai politik merupakan mekanisme pengaturan mesin penggerak dalam
menjalankan visi, misi partai politik dalam meraih peningkatan peraihan suara partai
politik yang maksimal.
3. Kinerja Kader Parpol merupakan ujung tombak partai politik dalam menunjukkan
eksistensi Partai Politik secara efektif dan optimal sehingga terwujudnya suatu peraihan
suara terbanyak dalam setiap pemilihan umum.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan
Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader Partai Politik untuk
Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Selanjutnya hasil penelitian terhadap sub-sub hipotesis sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Kader
Partai Politik
2. Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja Partai Politik.
3. Kinerja Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai
Politik.
4. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik memiliki
korelasi yang signifikan.
5. Pelaksanaan Kebijakan Platfrom Partai Politik berpengaruh positif terhadap Penigkatan
Raihan Suara Partai Politik.
50
www.insanakademika.com
InsanAkademika Publications
Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Peningkatan Raihan Suara Partai Politik.
5
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan
Platfrom Partai Politik dan Manajemen Partai Politik berpengaruh positif terhadap Kinerja
Kader Partai Politik untuk Peningkatan Raihan Suara Partai Politik di Kabupaten Garut.
Sedangkan pada masing-masing sub hipotesis yang diajukan menunjukkan antar variable
penelitian berpengaruh secara positif dan signifikan.
Daftar Pustaka
Atmosudirdjo, Prajudi. 2003. Hukum Administras Negara. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Dwiyanto Indiahono, 2009. Kebijakan Publik. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
Dwidjowijoto, Riant Nugroho. 2003. Analisa Kebijakan Publik. Hanindita. Yogyakarta.
----------------. 2003. Kebijakan Publik-Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Elex Media
Komputindo. Kelompok Gramedia. Jakarta.
Fatah Saefulloh Eep, 2000, Zaman Kesempatan, Agenda-Agenda Besar Demokratisasi Pasca
Orde Baru, Mizan Pustaka, Bandung.
Iskandar, Jusman. 2010. Manajemen Publik. Puspaga, Bandung
2009a. Kapita Selekta Administrasi Negara dan Kebijakan Publik.
Puspaga, Bandung
Kristiadi. 2000. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta.
Nawawi & Martini Hadari. 2001. Kepemimpinan yang Efektif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta :
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Alfabeta. Bandung.
Ramto, H. Bunyamin. 2000. Sistem Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik Yang
Integralistik : Studi Kasus Kebijaksanaan Perumahan Dalam Wilayah DKI Jakarta,
Bandung : Disertasi Program Pascasarjana, Unpad.
Ramlan Subakti 2009, Kebijakan Platfrom Partai Politik, Gunung Agung Jakarta.
Sitepu P Anthonius. 2012. Teori-Teori Politik CV. Graha Ilmu. Yogyakarta
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Wahab, Abdul, Solichin. 2000. Analisis Kebijakan ; Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijakan
Negara.Bumi Aksara. Jakarta.
Widodo, Joko. 2009. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedia Publishing. Jakarta.
Yudhoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah (Desentralisasi dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
Dokumen-Dokumen
a. Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai Golongan Karya
b. Platform Partai Golongan Karya Tahun 2009 – 2014
51