this PDF file PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Survei pada Mahasiswa Penghuni Ma’had Sunan Ampel AlAly UIN Malang Tahun Angkatan 20122013 yang Mengkonsumsi Mie Instan Merek Indomie) | Hidayati | Jurnal Administras

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI DAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN
(Survei pada Mahasiswa Penghuni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang
Tahun Angkatan 2012/2013 yang Mengkonsumsi Mie Instan Merek Indomie)
Tri Asih Hidayati
Suharyono
Dahlan Fanani
Fakultas Ilmu Administrasi
Malang
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh secara parsial baik langsung maupun
tidak langsung dari variabel citra merek yang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai dan citra produk
terhadap minat beli dan keputusan pembelian mie instan Indomie pada mahasiswa yang menghuni Ma’had
Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang tahun angkatan 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian penjelasan (explanatory research). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
menyebar kuesioner kepada mahasiswa yang menghuni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang tahun
angkatan 2012/2013 yang mengkonsumsi mie instan Indomie sebanyak 102 responden, dengan teknik
pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
citra merek yang terdiri dari Citra Pembuat (X1), Citra Pemakai (X2 ), dan Variabel Citra Produk (X3)
mempunyai pengaruh positif terhadap variabel Minat Beli (Z) dan keputusan Pembelian (Y). Ha l ini dapat
dijadikan sebagai bentuk informasi bagi PT.Indofood untuk dapat memelihara dan mengembangkan citra

merek yang telah dibangun sejak dulu, karena dengan adanya citra merek yang positif maka konsumen akan
lebih meningkatkan minat beli yang juga disertai dengan tindakan pembelian terhadap mie instan Indomie
secara berkesinambungan, bahkan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap produk mie instan
Indomie.
Kata kunci : citra pembuat, citra pemakai, citra produk

1. PENDAHULUAN
Strategi untuk dapat memenangi pasar salah
satunya adalah dengan menggunakan strategi
merek. Merek merupakan salah satu faktor
penting dalam pemasaran karena kegiatan
memperkenalkan dan menawarkan produk atau
jasa tidak terlepas dari merek yang tertera pada
produk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
merek menjadi pembeda antara produk satu
dengan produk lainnya, oleh karena itu
pengelolaan merek pada suatu produk harus
dilakukan.
Mengelola
merek

merupakan
menciptakan suatu asosiasi terhadap merek
tersebut sehingga sebuah produk atau merek dapat
menancap di benak konsumen dengan citra positif.
Citra merek yang baik merupakan salah satu
aset bagi perusahaan, karena citra merek tersebut
mempunyai suatu dampak pada setiap persepsi
konsumen, di mana masyarakat akan mempunyai
kesan positif terhadap merek tersebut. Hal ini juga
merupakan upaya agar produk atau merek
memiliki posisi yang strategis di pasar, memiliki

daur hidup produk-merek yang lebih panjang, dan
dapat bersaing lebih kuat di pasar. Kebutuhan
konsumen yang semakin tidak terbatas
berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan
teknologi dan informasi telah membawa dampak
besar bagi perubahaan gaya hidup. Gaya hidup
modern yang cenderung praktis menuntut orang
melakukan pekerjaan dengan cara yang cepat serta

mudah. Hal ini berlaku juga dalam hal makanan
terutama makanan cepat saji.
Salah satu produk makanan cepat saji yang
telah mempunyai citra merek yang kuat dalam
benak konsumen adalah produk mie instan merek
Indomie yang diproduksi oleh salah satu produsen
makanan terbesar di Indonesia yaitu PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Penelitian ini mengambil
produk Mie instan merek Indomie karena
merupakan produk makanan cepat saji yang
banyak diminati masyarakat karena rasa, harga
dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Begitu kuatnya citra merek Indomie
di pasar sehingga sebagian masyarakat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

162

menganggap mayoritas mie instan itu adalah

Indomie (Top of Mind).
Tahap kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan disebut dengan minat beli.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 206), minat
beli adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari
refleksi rencana pembeli untuk membeli beberapa
unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek
yang tersedia dalam periode waktu tertentu.
Adapun indikator dari minat beli sebagai berikut :
 Ketertarikan (interest) yang menunjukkan
adanya pemusatan perhatian dan perasaan
senang.
 Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya
dorongan untuk ingin memiliki.
 Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan
adanya perasaan percaya diri individu
terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan
dari produk yang akan dibeli.
Minat beli konsumen untuk membeli dapat
muncul akibat dari adanya rangsangan (stimulus)

yang ditawarkan oleh perusahaan. Masing-masing
stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan
tindakan membeli dari konsumen.
Penelitian ini dilakukan di Ma’had (asrama)
Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang yang
mengfokuskan
pada
mahasiswa
angkatan
2012/2013 yang menghuni asrama tersebut juga
mengkonsumsi mie instan merek Indomie.
Mahasiswa penghuni Ma’had Sunan Ampel AlAly UIN Malang tahun angkatan 2012/2013 yang
merupakan mahasiswa baru tahun ajaran
2012/2013 yang harus tinggal di Ma’had (asrama)
dianggap sebagai konsumen potensial untuk
dijadikan subjek penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
pengaruh variabel citra pembuat (X1) terhadap
variabel minat beli konsumen (Z), untuk
menjelaskan pengaruh variabel citra pemakai (X2)

terhadap variabel minat beli konsumen (Z), untuk
menjelaskan pengaruh variabel citra produk (X3)
terhadap variabel minat beli konsumen (Z), untuk
menjelaskan pengaruh variabel minat beli
konsumen (Z) terhadap variabel keputusan
pembelian konsumen (Y), untuk menjelaskan
pengaruh variabel citra pembuat (X1) terhadap
variabel keputusan pembelian konsumen (Y),
untuk menjelaskan pengaruh variabel citra
pemakai (X2) terhadap variabel keputusan
pembelian konsumen (Y), dan untuk menjelaskan
pengaruh variabel citra produk (X3) terhadap
variabel keputusan pembelian konsumen (Y).

2. KAJIAN PUSTAKA
Merek
Merek merupakan salah satu atribut yang
penting dari sebuah produk yang penggunaannya
pada saat ini sudah meluas. Dengan adanya merek
yang membuat produk satu beda dengan yang lain

diharapkan akan memudahkan konsumen dalam
menentukan produk yang akan dikonsumsinya
berdasarkan
berbagai
pertimbangan
serta
menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek.
American Marketing Association dalam
Kotler (2002:460), menjelaskan merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi
dari
hal-hal
tersebut,
yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau
jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk pesaing.
Surachman (2008:3) dan Rangkuti (2004:3-4)
menyatakan bahwa pengertian merek terbagi

dalam enam tingkatan, antara lain :
1. Atribut
Yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut
tertentu. Setiap merek memiliki atribut, dan
atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar
pelanggan dapat mengetahui dengan pasti
atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam
suatu merek.
2. Manfaat
Yaitu suatu merek lebih dari serangkaian
atribut, konsumen tidak membeli atribut tetapi
mereka membeli manfaat. Produsen harus
dapat mmenerjemahkan atribut menjadi
manfaat
fungsional
maupun
manfaat
emosional.
3. Nilai
Yaitu merek menyatakan sesuatu tentang nilai

produk, nilai produsen atau pemegang merek,
dan nilai pelanggan. Merek yang memiliki nilai
tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai
merek yang berkelas, sehingga dapat
mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
4. Budaya
Yaitu merek berperan mewakili budaya
tertentu.
5. Kepribadian
Yaitu merek mencerminkan kepribadian.
Diharapkan dengan menggunakan merek,
kepribadian si pengguna akan tercermin
bersamaan dengan penggunaan merek tersebut.
6. Pemakai
Yaitu merek dapat menunjukkan jenis
konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


163

Pengertian merek bukan sekedar sesuatu
yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya,
melainkan juga dapat memberikan nilai tertentu
dalam lubuk hati atau benak konsumen. Jika suatu
perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai
nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat
tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam
pemberian merek adalah mengembangkan satu
kumpulan makna yang mendalam untuk merek
tersebut.
Citra Merek
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis
asosiasi yang muncul dalam benak konsumen
ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam
bentuk pemikiran atau citra tertentu yang
dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika
kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat

dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan,
kekuatan dan keunikan.
Keller dalam Ferrinadewi (2008:165)
mengatakan bahwa citra merek adalah persepsi
tentang merek yang merupakan refleksi memori
konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut.
Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat
terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini
didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau
kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh
karena itulah perusahaan yang sama belum tentu
memiliki citra yang sama pula dihadapan orang.
Citra merek mempresentasikan keseluruhan
persepsi dari suatu merek dan dibentuk dari
informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Rangkuti (2004c:244) mendefinisikan
citra merek sebagai sekumpulan asosiasi yang
terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Citra
terhadap merek berhubungan sikap yang berupa
keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.
Konsumen yang biasa menggunakan merek
tertentu dan cenderung mempunyai konsistensi
terhadap citra merek, hal ini disebut kepribadian
merek (brand personality). Dari beberapa
pengertian di atas, dapat diketahui bahwa citra
merek merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek
tertentu.
Minat Beli
Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian
konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh
banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya,
baik berupa rangsangan pemasaran maupun

rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan
tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai
dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya
diambil keputusan pembelian. Karakteristik
pribadi konsumen yang dipergunakan untuk
memproses rangsangan tersebut sangat komplek,
dan salah satunya adalah motivasi konsumen
untuk membeli.
Schiffman & Kanuk (2007:201) mengatakan
bahwa minat merupakan salah satu aspek
psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar
terhadap sikap perilaku. Minat beli dapat diartikan
sebagai suatu sikap senang terhadap suatu objek
yang membuat individu berusaha untuk
mendapatkan objek tersebut dengan cara
membayarnya dengan uang atau pengorbanan.
Selain itu, minat beli juga dapat diartikan sebagai
suatu bentuk pikiran yang nyata dari refleksi
rencana pembeli untuk membeli beberapa unit
dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang
tersedia dalam periode waktu tertentu, Schiffman
dan Kanuk (2007: 206). Dalam proses pembelian,
minat beli konsumen ini berkaitan erat dengan
motif yang dimilikinya untuk memakai ataupun
membeli produk tertentu.
Mehta (1994:66) mengatakan bahwa minat
beli
didefinisikan
sebagai
kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek (brand)
atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan suatu
pembelian. Minat beli diperoleh dari suatu proses
belajar dan proses pemikiran yang yang
membentuk suatu persepsi. Minat beli ini
menciptakan suatu motivasi yang terus terekam
dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan
yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika
seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya
akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam
benaknya itu.
Stigler dalam Cobb-Walgren (1995)
menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh
pembeli akan menimbulkan minatnya untuk
mengambil keputusan pembelian. Dampak dari
simbol suatu produk memberikan arti di dalam
pengambilan keputusan konsumen sebab simbol
dan image merupakan hal penting dalam
periklanan dan mempunyai pengaruh dalam minat
untuk membeli. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Peyrot dan Van Doren (1994),
disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara sikap terhadap merek dan terhadap minat
beli konsumen. Sikap terhadap merek diawali oleh
proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

164

kemudian akan mempengaruhi minat beli
konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Assael (2001: 82) berpendapat bahwa sikap
terhadap merek yaitu merupakan pernyataan
mental yang menilai positif atau negatif, bagus
tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.
Keputusan Pembelian Konsumen
Amirullah (2002:62) “Keputusan pembelian
dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai
alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih
alternatif
yang
diperlukan
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu”. Keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen
menggambarkan seberapa jauh tingkat pengaruh
usaha pemasaran yang dilakukan terhadap suatu
produk sehingga pemasar harus mengetahui
perilaku konsumen dalam hal menentukan
keputusan pembeliannya.
Terlihat bahwa keputusan
pembelian
merupakan kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam pengambilan keputusan
untuk melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan oleh penjual. Swasta dan
Handoko (2011:99-102), di dalam memahami
perilaku
konsumen
untuk
memenuhi
kebutuhannya, dapat dikemukakan dua model
proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen,
yaitu:
 Model Fenomologis, model perilaku konsumen
ini berusaha memprodusir perasaan-perasaan
mental dan emosional yang dialami konsumen
dalam memecahkan masalah pembelian yang
sesungguhnya. Fenomologis mempunyai arti
bahwa fenomena yang diperlihatkan adalah
fenomena (proses pembelian) yang ditinjau
dari sudut pandang konsumen. Untuk
mengembangkan model fenomologis, peneliti
harus menanyakan kembali kepada konsumen
urutan-urutan pikiran (keadaan neural) dan
perasaan (keadaan mental) yang terjadi dalam
dirinya mulai saat ia merasakan kebutuhan
akan sesuatu produk, sampai pada saat setelah
ia menggunakan produk tersebut.
 Model Logis, model perilaku konsumen ini
berusaha menggambarkan sturktur dan
tahapan-tahapan keputusan yang diambil
konsumen, mengenai (a) jenis, bentuk, modal
dan jumlah yang akan dibeli, (b) tempat dan
saat pembelian, (c) harga dan cara pembayaran.

HIPOTESIS
1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra pembuat (X1) terhadap variabel
minat beli konsumen (Z).
2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra pemakai (X2) terhadap variabel
minat beli konsumen (Z).
3. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra produk (X3) terhadap variabel
minat beli konsumen (Z).
4. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel minat beli konsumen (Z) terhadap
variabel keputusan pembelian konsumen (Y).
5. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra pembuat (X1) terhadap variabel
keputusan pembelian konsumen (Y).
6. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra pemakai (X2) terhadap variabel
keputusan pembelian konsumen (Y).
7. Terdapat pengaruh yang signifikan pada
variabel citra produk (X3) terhadap variabel
keputusan pembelian konsumen (Y).
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian penjelasan
(explanatory research ) dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian penjelasan adalah penelitian
yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya. Walaupun uraiannya
juga mengandung deskripsi, tetapi sebagai
penelitian rasional fokusnya terletak pada
penjelasan hubungan-hubungan antara variabel.
Penelitian ini digunakan untuk menjelaskan
pengaruh citra merek terhadap minat beli dan
keputusan pembelian.
Setelah data dikumpulkan, maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data tersebut
sesuai dengan metode yang ada, agar data mentah
tersebut dapat dipahami sekaligus menjawab
permasalahan yang dikemukakan selanjutnya.
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah
dikemukakan maka dalam analisis penelitian ini
digunakan :
1. Analisis Deskriptif
Analisis
deskriptif
digunakan
untuk
memberikan uraian dan penafsiran terhadap
karakteristik lokasi penelitian, responden yang
diteliti dan distribusi item dari masing-masing
variabel penelitian. Data yang telah
dikumpulkan
kemudian
diedit
dan
ditabulasikan ke dalam tabel, setelah itu
dilakukan pembahasan secara deskriptif
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

165

perhitungan uji keselarasan statistik. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh citra merek terhadap minat beli dan
keputusan pembelian konsumen.

dengan pemberian angka baik dalam
responden maupun dalam angka persentase.
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
Path analysis digunakan untuk menganalisis
pola hubungan antar variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
tidak langsung. David Garson dalam Sarwono
(2007:1) menjelaskan bahwa analisis jalur
adalah model perluasan yang digunakan untuk
menguji keselarasan matriks kolerasi dengan
dua model hubungan sebab akibat yang
dibandingkan oleh peneliti. Modelnya
digambarkan dalam bentuk lingkaran dan
panah
dimana
anak
panah
tunggal
Citra
Pembuat
menunjukkan sebagai penyebab. Pembobotan
(X1)
regresi diprediksikan
dalam suatu model yang
dibandingkan dengan matriksβ1 kolerasi yang
diobservasi untuk variabel dan11dilakukan juga
β

Citra Pemakai
ββ 2
(X
)
2
Sumber : Data
Primer Diolah

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Jalur (Path Analysis)
Pengembangan Model Teoritis.
Berdasarkan hubungan antar variabel, secara
teoritis dibuat model dalam bentuk diagram jalur
pada gambar 1. Selanjutnya, berdasarkan gambar
1, dapat pula dinyatakan dalam bentuk persamaan
sebagai
berikut:
β4
1.
ZMinat beli = β1 X1 + β2 X2 + β2 X3 +
ε1
2.
ZKeputusan Pembelian =
β4
X
β7

Minat Beli
(Z)

Struktur Keputusan
Pembelian
(Y)

Gambar 1. Diagram Jalur dari Modelβ6Teoritis Penelitian
β3

Perhitungan Koefisien Jalur
Citra Produk
Perhitungan koefisien
path pada penelitian
(X3)
ini menggunakan analisis regresi standardize
dengan melihat pengaruh parsial pada masingmasing persamaan. Metode yang digunakan
adalah ordinary least square (OLS) yaitu metode
kuadrat terkecil dihitung dengan menggunakan
software SPSS versi 15.0 :
Pengaruh X1 , X2 dan X3 Terhadap Z
Hasil uji regresi standardize ditunjukkan tabel 1.
Dari tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa :
a) Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar
0,575 atau 57,5%. Artinya bahwa Minat beli
(Z) dipengaruhi sebesar 57,5% oleh Citra
Pembuat (X1), Citra Pemakai (X2), dan Citra
Produk (X3). Sedangkan sisanya sebesar 42,5%
2. 1,983) atau sig t < 5% (0,005 < 0,05) maka
variabel X1 (Citra Pembuat) berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli (Z).
3. Variabel Citra Pemakai (X2) memiliki nilai
thitung sebesar 2,873 dengan probabilitas
sebesar 0,005. Karena |thitung| > ttabel (2,873 >
1,983) atau sig t < 5% (0,005 < 0,05) maka
variabel X2 (Citra Pemakai) berpengaruh
signifikan terhadap Minat Beli (Z).
4. Variabel Citra Produk (X3) memiliki nilai
thitung sebesar 2,504 dengan
probabilitas sebesar 0,014. Karena |thitung| >
ttabel (2,504 > 1,983) atau sig t < 5% (0,014

β5

dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel
bebas yang diteliti.
Tabel 1. Hasil Analisis Path X1, X2 dan X3 terhadap Z
Variabel
Beta
t
Sig t
Keterangan
X1-Z
0,266
2,877
0,005
Signifikan
X2-Z
X3-Z

0,294
0,295
ttabel
=
R Square
=
Sumber : Data diolah.

2,873
2,504
1,983
0,575

0,005
0,014

Signifikan
Signifikan

b) Persamaan regresi standardize yang terbentuk:
ZZ = 0,266 ZX1 + 0,294 ZX2 + 0,295 ZX3
c) Dari nilai thitung menunjukkan bahwa :
1. Variabel Citra Pembuat (X1) memiliki nilai
thitung sebesar 2,877 dengan probabilitas
sebesar 0,005. Karena |thitung| > ttabel (2,877 >
< 0,05) maka variabel X3 (Citra Produk)
berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli
(Z).
Pengaruh X1, X2 , X3 dan Z Terhadap Y
Hasil uji regresi standardize ditunjukkan tabel 19
di bawah ini:

Tabel 2 Hasil Analisis Path X1, X2 , X3 dan Z Terhadap Y
Variabel
Beta
t
Sig t
Keterangan
Tidak
X1-Y
0,045 0,571 0,570
Signifikan
X2-Y
0,177 2,027 0,045
Signifikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

166

X3-Y
Z-Y

0,204
0,513
ttabel
=
R Square
=
Sumber : Data diolah.

2,037
6,176
1,983
0,715

0,044
0,000

0,000. Karena |thitung| > ttabel (6,176 > 1,983)
atau sig t < 5% (0,000 < 0,05) maka variabel
Z (Minat Beli) berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Signifikan
Signifikan

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :
a) Dari nilai R Square menunjukkan nilai sebesar
0,715 atau 71,2%. Artinya bahwa Keputusan
Pembelian (Y) dipengaruhi sebesar 71,5% oleh
Citra Pembuat (X1), Citra Pemakai (X2), Citra
Produk (X3) dan Minat Beli (Z). Sedangkan
sisanya sebesar 28,8% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar variabel bebas yang diteliti.
b) Persamaan regresi standardize yang terbentuk :
ZY = 0,045ZX1 + 0,177ZX2 + 0,204ZX3 +
0,513ZZ
c) Dari nilai thitung menunjukkan bahwa :
 Variabel Citra Pembuat (X1) memiliki nilai
thitung sebesar 0,571 dengan probabilitas
sebesar 0,570. Karena |thitung| < ttabel (0,571 <
1,983) atau sig t > 5% (0,571 > 0,05) maka
variabel X1 (Citra Pembuat) tidak
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
Pembelian (Y).
 Variabel Citra Produk (X3) memiliki nilai
thitung sebesar 2,037 dengan probabilitas
sebesar 0,044. Karena |thitung| > ttabel (2,037 >
1,983) atau sig t < 5% (0,044 < 0,05) maka
variabel X3 (Citra Produk) berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
(Y).
 Variabel Minat Beli (Z) memiliki nilai thitung
sebesar 6,176 dengan probabilitas sebesar

Interpretasi Path Analysis
Dari kedua persamaan yang telah dijelaskan
di atas, maka diperoleh hasil analisis jalur (path
analysis) secara keseluruhan yang menjelaskan
pengaruh citra merek terhadap minat beli dan
keputusan pembelian terlihat pada gambar 6.
Dari gambar tersebut dan penjelasan pada paparan
sebelumnya dilakukan pengujian Goodness of Fit
model menggunakan koefisien determinasi total.
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh
model diukur dengan rumus:
R2m = 1 – P2e1 P2e2….P2ep
Dimana:
P2e1 = 1 – R21
P2e2 = 1 – R22
Dimana R21 adalah R square untuk persamaan 1
yaitu sebesar 0,575, R22 adalah R square untuk
persamaan 2 yaitu sebesar 0,715:
P2e1 = 1 – 0,575 = 0,425
P2e2 = 1 – 0,715 = 0,285
Sehingga diperoleh koefisien determinasi total
adalah sebagai berikut:
R2m = 1 – (0,425 x 0,285) = 0,8788 atau 87,9%.

Citra Pembuat
(X1)

β4=0,045
β1=0,266

Citra Pemakai
(X2)

β2=0,294

Minat Beli
(Z)

β7=0,513

Struktur Keputusan
Pembelian
(Y)

β6=0,204
β3=0,295
Citra Produk
(X3)

β5=0,177

Sumber : Data Primer Diolah

Gambar 2 Interpretasi Diagram Jalur Secara Keseluruhan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

167

Hasil perhitungan R2m mengindikasikan
keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model
tersebut adalah sebesar 87,9% atau dengan kata
lain informasi yang terkandung dalam data 87,9%
dapat dijelaskan oleh model path tersebut.
Sedangkan 12,1% keragaman sisanya dijelaskan
oleh variabel lain (yang belum terdapat di dalam
model).
Secara keseluruhan, model pada penelitian
ini terbagi atas 7 pengaruh langsung, dan 3
pengaruh tidak langsung. Dalam penelitian ini
menghasilkan pengujian pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung yang dapat dilihat pada
tabel 3 dan 4.
Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
Variabel Variabel
Path p-value
Keterangan
Bebas Terikat
X1
Z
X2
Z
X3
Z
X1
Y
X2
Y
X3
Y
Z
Y
Sumber : Data diolah.

0,266
0,294
0,295
0,045
0,177
0,204
0,513

0,005
0, 005
0,014
0,570
0,045
0,044
0,000

Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

Tabel 4 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak
Langsung
Variabel Variabel
Bebas Perantara

Variabel
Terikat

Path

Ket

X1
Z
X2
Z
X3
Z
Sumber : Data diolah.

Y
Y
Y

0,136458
0,150822
0,151335

Signifikan
Signifikan
Signifikan

Pengaruh tidak langsung antara Citra
Pembuat (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
melalui Minat Beli (Z), diperoleh dari hasil kali
pengaruh langsung antara Citra Pembuat (X1)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Struktur Keputusan
Pembelian (Y), sehingga pengaruh tidak langsung
sebesar 0,266 x 0,513 = 0,136458. Karena
pengaruh langsung antara Citra Pembuat (X1)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Struktur Keputusan
Pembelian (Y) signifikan, maka pengaruh tidak
langsung antara Citra Pembuat (X1) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) melalui Minat Beli (Z)
juga signifikan.
Pengaruh tidak langsung antara Citra
Pemakai (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
melalui Minat Beli (Z), diperoleh dari hasil kali

pengaruh langsung antara Citra Pemakai (X2)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Keputusan
Pembelian (Y), sehingga pengaruh tidak langsung
sebesar 0,294 x 0,513 = 0,150822. Karena
pengaruh langsung antara Citra Pemakai (X2)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) signifikan, maka pengaruh tidak
langsung antara Citra Pemakai (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) melalui Minat Beli (Z)
juga signifikan.
Pengaruh tidak langsung antara Citra
Produk (X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
melalui Minat Beli (Z), diperoleh dari hasil kali
pengaruh langsung antara Citra Produk (X3)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Keputusan
Pembelian (Y), sehingga pengaruh tidak langsung
sebesar 0,295 x 0,513 = 0,151335. Karena
pengaruh langsung antara Citra Produk (X3)
terhadap Minat Beli (Z) dan pengaruh langsung
antara Minat Beli (Z) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) signifikan, maka pengaruh tidak
langsung antara Citra Produk (X3) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) melalui Minat Beli (Z)
juga signifikan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
diketahui bahwa citra merek akan mempengaruhi
tingkat minat beli dan keputusan pembelian
konsumen. Hal ini terlihat dari hasil analisis jalur
(path analysis) di mana variabel citra merek (X)
mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat
beli konsumen (Z) dan keputusan pembelian atas
produk mie instan Indomie. Adanya citra merek
positif dari produk mie instan Indomie, maka
konsumen semakin percaya dan yakin terhadap
produk tersebut.
Penelitian terdahulu juga menjelaskan
bahwa citra merek merupakan faktor yang perlu
diperhatikan oleh pihak perusahaan dalam
menggaet pelanggan, karena citra merek adalah
sejumlah gambaran, kesan, dan keyakinan yang
dimiliki oleh konsumen terhadap produk tertentu.
Semakin suatu merek memiliki citra positif di
benak konsumen, maka semakin percaya pula
konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini akan
menumbuhkan minat beli konsumen yang selaras
dengan dilakukannya keputusan pembelian atas
suatu produk tertentu, bahkan dari sini lah akan
menumbuhkan pula loyalitas konsumen terhadap
suatu merek tertentu. Oleh karena itu, perhatian
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

168

terhadap citra merek adalah faktor penting yang
harus dilakukan oleh perusahaan. Citra merek dari
produk mie instan Indomie ini mengandung tiga
komponen variabel, yaitu variabel citra
perusahaan, citra pemakai, dan citra produk itu
sendiri. Sekumpulan komponen ini akan menjadi
dasar dalam mempengaruhi minat beli konsumen
dan pengambilan keputusan pembelian.
Citra perusahaan merupakan sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa
tertentu. Dalam meningkatkan kredibilitas
perusahaan dan jaringan perusahaan, maka
PT.Indofood harus menjaga Kepopuleran dan
nama besar perusahaan, Keinovatifan dalam
produksi mie instan Indomie, Penampilan iklan
yang menarik dan inovatif, Pemberian jaminan
kesejahteraan terhadap pegawai, peningkatan
Pemberian layanan terbaik bagi konsumen,
Jaminan perlindungan terhadap konsumen,
Penggunaan sistem distribusi secara menyeluruh,
pengembangan pangsa pasar secara terorganisir,
penyebaran agen perusahaan di berbagai daerah,
dan menjalin kerjasama secara integrasi dengan
berbagai perusahaan. Hal ini akan mendorong
tumbuhnya minat beli konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian karena adanya citra postif
dari PT.Indofood.
Citra pemakai merupakan sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan terhadap pemakai
yang menggunakan suatu barang atau jasa. Selain
upaya dari peningakatan PT.Indofood sendiri, juga
harus memperhatikan karakteristik pemakai
(pengkonsumsinya). Karakteristik tersebut dilihat
dari pemakai/pelanggan itu sendiri, gaya
hidup/kepribadian, dan kelas sosial yang
menyatakan bahwa Mie instan Indomie mengerti
kebutuhan masyarakat, Dikonsumsi oleh berbagai
kalangan umur, Dikonsumsi oleh berbagai
kalangan pekerjaan, Dikonsumsi karena efisiensi
waktu dan praktis, Produk massa yang mampu
memenuhi keinginan pasar, Dikonsumsi oleh
berbagai kalangan kelas sosial, Terjangkau bagi
semua elemen masyarakat, dan juga Sebagai
makanan pengganti di berbagai situasi. Hal ini
pula akan mendorong tumbuhnya minat beli
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian
karena perusahaan mampu mengidentifikasi
karateristik konsumen yang kemudian kan
menghasilkan
langkah
selanjutnya
untuk
menggaet pelanggan.
Citra produk merupakan sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
produk atau jasa tertentu. Langkah yang dilakukan

PT.Indofood dalam membangun citra merek yang
positif dan tertancap kuat dalam benak konsumen,
juga dengan upaya pengembangan dari produk
mie instan Indomie itu sendiri. Produk mie instan
Indomie harus mampu memberikan Atribut
produk yang inovatif, seperti Desain kemasan
yang menarik, Kemasan yang bersifat informatif,
Adanya berbagai varian rasa yang memuaskan
konsumen. Produk mie instan Indomie juga harus
mampu memberikan Manfaat bagi konsumen,
seperti Kemudahan menjumpai mie Indomie di
berbagai toko makanan, Harga terjangkau juga
mampu bersaing dengan produk lain, Komposisi
yang memenuhi standar kadar gizi, dan Memberi
kepuasan karena kelezatannya. Penggunaan dari
produk mie instan Indomie juga harus mampu
menggambarkan bahwa mie indomie Sebagai
makanan pengganti di berbagai keadaan, Praktis
dalam penyajian, juga Dapat dikonsumsi sesuai
kebutuhan. Jaminan kualitas dari produk mie
Indomie juga harus mampu menjelaskan bahwa
Jaminan kualitas mie Indomie sudah lulus uji,
Terbuat dari bahan-bahan pilihan, Memiliki khas
cita rasa di lidah konsumen.
Penjelasan di atas menggambarkan bahwa
Ketertarikan, Keinginan, dan Keyakinan (Minat
Beli) konsumen sangat dipengaruhi oleh citra
merek dan yang akan memunculkan adanya suatu
tindakan
pengambilan
keputusan
berupa
pembelian.
Dalam
melakukan
pembelian
konsumen sangat mempertimbangkan Keputusan
tentang jenis produk, Keputusan tentang
penjualnya, Keputusan tentang jumlah produk,
dan Keputusan tentang waktu pembelian. Jadi
pengaruh citra merek terhadap minat beli dan
keputusan pembelian terbukti signifikan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Variabel Citra Pembuat (X1) memiliki nilai
thitung sebesar 2,877 dengan probabilitas sebesar
0,005. Karena |thitung| > ttabel (2,877 > 1,983) atau
sig t < 5% (0,005 < 0,05) menunjukkan bahwa
variabel citra pembuat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Minat Beli (Z) konsumen.
Hasil pengujian menjelaskan bahwa variabel citra
pembuat dalam penelitian ini ditinjau dari sisi
kredibilitas perusahaan dan jaringan perusahaan
yang luas dari PT.Indofood yang dapat menarik
konsumen sebanyak-banyaknya.
Variabel Citra Pemakai (X2) memiliki nilai
thitung sebesar 2,873 dengan probabilitas sebesar
0,005. Karena |thitung| > ttabel (2,873 > 1,983) atau
sig t < 5% (0,005 < 0,05) menunjukkan bahwa
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

169

variabel citra pemakai berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Minat Beli (Z) konsumen.
Hasil pengujian menjelaskan bahwa variabel citra
pemakai dalam penelitian ini ditinjau dari sisi
persepsi tentang pemakai itu sendiri, gaya
hidup/kepribadian, dan kelas sosial.
Variabel Citra Produk (X3) memiliki nilai
thitung sebesar 2,504 dengan probabilitas sebesar
0,014. Karena |thitung| > ttabel (2,504 > 1,983) atau
sig t < 5% (0,014 < 0,05) menunjukkan adanya
berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Minat Beli (Z) konsumen. Hasil pengujian
menjelaskan bahwa variabel citra produk dalam
penelitian ini ditinjau dari sisi atribut produk mie
instan Indomie, manfaat mie instan Indomie bagi
konsumen, penggunaan serta jaminan kualitas mie
instan Indomie.
Variabel Citra Pembuat (X1) memiliki nilai
thitung sebesar 0,571 dengan probabilitas sebesar
0,570. Karena |thitung| < ttabel (0,571 < 1,983) atau
sig t > 5% (0,571 > 0,05) menunjukkan adanya
pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
Struktur Keputusan Pembelian (Y). Hasil
pengujian menjelaskan bahwa variabel citra
pembuat dalam penelitian ini ditinjau dari sisi
kredibilitas perusahaan dan jaringan perusahaan
yang
luas
dari
PT.Indofood
mampu
mempengaruhi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian.
Variabel Citra Pemakai (X2) ) memiliki nilai
thitung sebesar 2,027 dengan probabilitas sebesar
0,045. Karena |thitung| > ttabel (2,027 > 1,983) atau
sig t < 5% (0,045 < 0,05) menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Keputusan Pembelian (Y). Hasil pengujian
menjelaskan bahwa variabel citra pemakai dalam
penelitian ini ditinjau dari sisi persepsi tentang
pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian, dan
kelas sosial.
Variabel Citra Produk (X3) memiliki nilai
thitung sebesar 2,037 dengan probabilitas sebesar
0,044. Karena |thitung| > ttabel (2,037 > 1,983) atau
sig t < 5% (0,044 < 0,05) menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan terhadap Struktur
Keputusan Pembelian (Y). Hasil pengujian
menjelaskan bahwa variabel citra produk ditinjau
dari sisi atribut produk mie instan Indomie,
manfaat bagi konsumen, penggunaan serta
jaminan kualitas mie instan Indomie.
Variabel Minat Beli (Z) memiliki nilai thitung
sebesar 6,176 dengan probabilitas sebesar 0,000.
Karena |thitung| > ttabel (6,176 > 1,983) atau sig t <
5% (0,000 < 0,05) menunjukkan adanya pengaruh
positif dan signifikan terhadap Struktur Keputusan

Pembelian (Y). Hasil pengujian menjelaskan
bahwa variabel minat beli ditinjau dari sisi
ketertarikan, keinginan, dan keyakinan konsumen
terhadap mie instan Indomie.
Variabel citra pembuat (X1) memiliki
pengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap
variabel struktur keputusan pembelian (Y) melalui
variabel minat beli (Z). Besarnya nilai variabel
Citra Pembuat (X1) terhadap minat beli (Z) adalah
0,266, dikali dengan besarnya nilai Citra Pembuat
(X1) terhadap Struktur Keputusan Pembelian (Y)
adalah 0,513, sehingga pengaruh tidak langsung
variabel citra pembuat (X1) terhadap variabel
struktur keputusan pembelian (Y) melalui variabel
minat beli (Z) sebesar 0,136458.
Variabel Citra Pemakai (X2) memiliki
pengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap
variabel struktur keputusan pembelian (Y) melalui
variabel minat beli (Z). Besarnya nilai variabel
Citra Pemakai (X2) terhadap Minat Beli (Z) adalah
0,294, dikali dengan besarnya nilai variabel Minat
Beli (Z) terhadap Struktur Keputusan Pembelian
(Y) adalah 0,513, sehingga pengaruh tidak
langsung Variabel Citra Pemakai (X2) terhadap
variabel struktur keputusan pembelian (Y) melalui
variabel minat beli (Z) sebesar 0,150822.
Variabel Citra Produk (X3) memiliki
pengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap
variabel Struktur Keputusan Pembelian (Y)
melalui variabel minat beli (Z). Besarnya nilai
variabel Citra Produk (X3) terhadap Minat Beli
(Z) adalah 0,295, dikali dengan besarnya nilai
variabel Minat Beli (Z) terhadap Struktur
Keputusan Pembelian (Y) adalah 0,513, sehingga
pengaruh tidak langsung Variabel Citra Produk
(X3) terhadap variabel Struktur Keputusan
Pembelian (Y) melalui variabel minat beli (Z)
sebesar 0,151335.
Saran
Diharapkan pihak perusahaan dapat terus
berusaha memelihara dan mengembangkan citra
merek yang telah dibangun sejak dulu kala, karena
dengan adanya citra merek yang positif maka
secara langsung berpengaruh terhadap tingkat
minat beli dan keputusan pembelian konsumen.
Perlu adanya upaya untuk memaksimalkan
layanan konsumen yang dapat menampung
keluhan maupun masukan dari para pelanggan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan PT.
Indofood maupun produk mie instan Indomie.
Dengan hal ini nantinya diharapkan PT. Indofood
dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

170

serta memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
sesuai yang diharapkan oleh para pelanggan.
Pengembangan jaringan distibusi lebih
dimaksimalkan lagi demi penyebarluasan produkproduk mie instan Indomie ke berbagai daerah
dengan sistem yang terintegrasi.
Mengingat variabel citra merek, minat beli
dan struktur keputusan pembelian dalam
penelitian ini merupakan hal yang sangat penting
dalam mempengaruhi konsumen diharapkan hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi
peneliti selanjutnya dan juga bisa memberikan
inspirasi dalam mengembangkan variabel lainnya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Bandung : ALFABETA.

Bisnis.

Surachman S.A. 2008. Dasar-dasar Manajemen
Merek. Edisi Pertama. Bandung :
Bayumedia Publising.
Swastha, Basu dan T. Hani Handoko. 2011.
Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta :
BPFE.

6. DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi
Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Assael, Henry, (2001), Consumer behaviour and
Marketing Action, 6 th ed., Thompson, NY.
USA.
Cobb‐Walgren, Cathy J., Cyntia A. Ruble, and
Naveen Donthu, 1995, “Brand Equity,
Brand Preference, and Purchase Intent”,
Journal of Advertising, XXIV (Fall), 25‐40.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & Psikologi
Konsumen
Implikasi
pada
Strategi
Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Irawan, Faried Wijaya M. & M.N. Sudjoni. 2001.
Pemasaran prinsip dan Kasus. Edisis 2.
Yogyakarta: BPFE.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran .
Edisi Millenium. Jilid 2. Alih Bahasa:
Hendra Teguh, Ronny & Benjamin Molan.
Jakarta : PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid
1. Alih Bahasa : Benjamin Molan. Jakarta :
PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Peyrot, Mark. and Doris Van Doren, 1994, Effect
of Class Acrion Suit on Consumer
Repurchase Intentions, The Journal of
Consumer Affairs, Vol.28, No. 2
Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands .
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk
Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta :
ANDI OFFSET.
Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. 2008.
Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

171

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN DI TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIK DALAM IKLAN SAMSUNG GALAXY S7 VERSI THE SMARTES7 ALWAYS KNOWS BEST)

132 481 19

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24