T1 Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Manajemen Gereja Dalam Pengelolaan Sistem Informasi: studi Kasus Gereja Bethel Area Salatiga T1 Full text

Evaluasi Kinerja Manajemen Gereja Dalam Pengelolaan
Sistem Informasi
(Studi Kasus Gereja Bethel Area Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti:
Ratna Dewi K (682008068)
Adi Nugroho,S.T.,M.MSI
Agustinus Fritz Wijaya,S.Kom.,M.Cs

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2015

Evaluasi Kinerja Manajemen Gereja Dalam Pengelolaan
Sistem Informasi
(Studi Kasus Gereja Bethel Area Salatiga)


Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:
Ratna Dewi K
NIM : 682008068

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2015

Evaluasi Kinerja Manajemen Gereja Dalam Pengelolaan
Sistem Informasi
(Studi Kasus Gereja Bethel Area Salatiga)
1)


Ratna Dewi K, 2)Adi Nugroho, 3)Agustinus Fritz Wijaya

Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 1)athalea.muanizt@gmail.com, 2)adi.nugroho@staff.uksw.edu,
3)
agustinus.wijaya@staff.uksw.edu

Abstract
An overview of information management in the area bethel church that all parts are equipped with a
computer, while the management is done for the development of online information web-shaped church. Besides
the use of computers has been applied to the data collection system church. The problem that occurs is the
management of information systems that have been built have not been managed optimally. This is evidenced by
the lack of information presented up to date. Further necessary to evaluate the information system managed at
bethel church area to produce a better reform. The method used is the COBIT framework, wherein the method
provides a measure has a framework, indicators, process and collection of best practices to help companies
optimal management of information technology appropriate for an organization. Evaluation in this experiment

produced measurements on COBIT process maturity level that applied IT operational continuity at bethel
church area is at an average of 4:30%. Based on the gap analysis, there is a gap between current conditions
and expected conditions, strategies improvement of information technology governance carried out gradually
adjusted to the COBIT maturity.
Keywords: evaluation, performance, System Information, Churches

Abstrak
Gambaran pengelolaan informasi pada gereja bethel area yaitu semua bagian sudah dilengkapi dengan
computer, adapun pengelolaannya dilakukan untuk pengembangan informasi online berbentuk web gereja.
Selain itu penggunaan komputer sudah diaplikasikan pada sistem pendataan jemaat gereja. Masalah yang terjadi
yaitu pengelolaan sistem informasi yang telah dibangun belum dikelola secara maksimal. Hal ini terbukti
dengan informasi yang dihadirkan kurang up to date. Selanjutnya diperlukan evaluasi terhadap sistem informasi
yang dikelola pada gereja bethel area untuk menghasilkan pembenahan yang lebih baik. Metode yang digunakan
adalah COBIT framework, dimana metode tersebut mempunyai kerangka kerja menyediakan ukuran, indikator,
proses dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu perusahaan optimal dari pengelolaan Teknologi Informasi
yang pantas bagi suatu organisasi. Evaluasi pada penelitin ini dihasilkan pengukuran pada tingkat kematangan
proses cobit yang diterapkan kelangsungan opersional IT pada gereja bethel area berada pada rata-rata 4.30%.
Berdasarkan analisa kesenjangan, terdapat kesenjangan antara kondisi saat dan kondisi yang diharapkan, strategi
perbaikan tata kelola teknologi informasi dilakukan secara bertahap yang disesuaikan kematangan pada COBIT.
Kata Kunci : evaluasi , kinerja, Sistem Informasi, Gereja

1
1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

1.

Pendahuluan
Teknologi informasi (TI) pada lembaga non profit lebih cenderung pada pengelolaan
data pelayanan atau data kinerja sumber daya manusia yang ada, sumber daya tersebut
berkaitan langsung dengan upaya mengelola sistem yang ada. Sehingga berbeda dengan
instansi yang bersifat profit, sumber data lebih ke arah pencapaian target perolehan laba
sehigga data yang dihimpun juga berupa angka-angka penjualan, pembayaran dan lain
sebagainya.
Gereja Bethel Area Salatiga merupakan gereja yang beraliran Pantekosta Kristen
Protestan, dimana Gereja tidak lagi menggunakan pendataan jemaat secara manual. Gereja
Bethel Area telah memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah mengelola data
jemaat, mempermudah penyampaian informasi kepada umat, dan sharing tentang keagamaan.
Gereja Bethel Area sudah memanfaatkan teknologi informasi yang dapat diwujudkan dalam

suatu sistem informasi Gereja berbasis web database dan aplikasi dekstop. Masalah yang
terjadi yaitu pengelolaan sistem informasi yang telah dibangun belum dikelola secara
maksimal. Hal ini terbukti dengan informasi yang dimiliki kurang up to date.
Dalam melakukan aktivitas utamanya Gereja Bethel Area memberikan layanan
administrasi dan informasi yang cepat, akurat, tertib dan ramah. Dalam melakukan tugasnya
ini, Gereja Bethel Area sudah didukung oleh TI berupa suatu sistem informasi pendataan
jemaat, dimana untuk melakukan pendataan jemaat ini dilakukan oleh bagian tersendiri.
Namun terdapat permasalahan dalam sistem informasi pendataan jemaat yang ada saat ini
yaitu pengawasan maupun penilaian terhadap kinerja TI khususnya sistem informasi
pendataan jemaat yang digunakan dan evaluasi kinerja sistem maupun pengurus baik bagian
non TI maupun bagian TI yang terlibat dalam sistem informasi pendataan jemaat tersebut
belum dilakukan secara optimal karena pengawasan dan penilaian terhadap TI hanya
dilakukan jika ada keluhan dari unit kerja mengenai layanan TI tersebut. Permasalahan
tersebut berkaitan dengan pelayanan yang perlu diberikan terhadap pengguna dari sistem
informasi pendataan jemaat, mulai dari operasi yang perlu dilakukan terhadap keamanan data
yang ada dan aspek kesinambungan sampai pelatihan sumber daya manusia yang mendukung
proses dari sistem informasi tersebut. Selain itu permasalahan tersebut berhubungan dengan
proses pendukung yang semestinya terlebih dahulu harus ditetapkan untuk dapat memberikan
pelayanan. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI yang tepat sehingga dapat dijadikan panduan

yang dapat digunakan pemakainya serta dapat meningkatkan penggunaan fasilitas tersebut
secara optimal. Evaluasi kinerja manajemen sumber daya TI dalam penelitian ini
menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objectives For Information and Related
Technology), dimana konsep dasar kerangka kerja COBIT adalah bahwa penentuan kendali
dalam TI didasarkan kepada informasi yang diperlukan untuk mendukung tujuan bisnis dan
informasi yang dihasilkan dari gabungan penerapan proses TI dan sumber daya terkait.

2. Tinjauan Pustaka
Berbagai penelitian mengenai pengukuran pemanfaatan tekonologi informasi dengan
meanggunakan COBIT sudah banyak dikemukan salah satu diantaranya adalah IT
Governance Self Assessment Application for E-Government Implementation in Indonesia.
Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa semakin cepat sebuah badan pemerintah dapat
menentukan tingkat kematangan dan kelemahan, semakin cepat perbaikan tata kelola TI yang
baik dapat diterapkan. Baik IT governance akan berdampak pada layanan yang diberikan
kepada masyarakat dan instansi pemerintah itu sendiri. Dengan demikian upaya untuk
meningkatkan kualitas layanan berbasis TI dapat langsung terlibat dalam kemajuan instansi
pemerintah dan masyarakat pada umumnya [1].

Penelitian lainnya yaitu The Impact of Information Technology on Internal Auditing.
Pada penelitian tersebut disimpulkan alat-alat teknologi audit (cobit) sangat penting untuk

keberhasilan kegiatan audit, tetapi hanya satu langkah menuju pemahaman teknologi
perubahan yang membawa sekitar dalam bisnis dan profesi audit. Teknologi baru akan terus
mengubah bentuk dan pendekatan untuk kontrol bisnis, dan pemeriksaan pendekatan dan
teknik harus berubah sesuai peran penting lainnya untuk auditor, dan profesi audit, adalah
untuk mendorong dan mendukung upaya penyedia sistem dan teknologi baru untuk
meningkatkan built-in fitur pemantauan dan jaminan sistem tanpa mempertimbangkan
mereka sebagai pengolahan overhead atau sebagai elemen yang berkontribusi terhadap
penurunan kinerja [2].
Satu lagi penelitian yang berkaitan yaitu Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi (IT
Governance) pada Bidang Akademik dengan COBIT Framework Studi Kasus pada
Universitas STIKUBANK Semarang. Pada penelitian tersebut disimpulkan rekomendasi
pengelolaan TI yang dibuat selaras dengan visi, misi dan tujuan lembaga untuk masingmasing control process, maka pelatihan yang diberikan bagi karyawan baik yang non TI
maupun karyawan TI dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan di unit kerjanya dan
pengaturan kembali manajemen data yang berhubungan dengan proses layanan akademik
dimana antara BAAK dan layanan akademik di program studi yang ada di UNISBANK
maupun unit kerja lain terintegrasi dalam satu jaringan, dimana pengawasan data terpusat di
data center yaitu server di P2ICT. Hal ini dapat meminimalkan permasalahan yangterdapat
dalam proses pengolahan data akademik selama ini diantaranya sering terjadinya redudansi
data akademik. Rekomendasi yang dibuat untuk monitor dan evaluasi kinerja TI menjamin
bahwa kinerja dari TI dalam layanan akademik dapat terkontrol secara periodik tidak

bergantung lagi apakah insiden yang terjadi mengganggu proses bisnis lembaga. Selain itu
rekomendasi yang dibuat antara mendidik dan melatih users, mengelola data dan monitor dan
evaluasi kinerja TI dibuat saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga aktivitas yang ada di
rekomendasi tersebut dapat terkontrol apakah terjadi per masalahan atau tidak dan segera
mungkin dapat ditindaklanjuti. Seperti rekomendasi melatih dan mendidik user dan
mengelola data dapat terkontrol [3].
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis tingkat kematangan
(maturity level) dan kesadaran manajemen (management awareness). Perhitungan
maturity level dan management awareness dilakukan dengan cara menganalisis
kuesioner dan hasil observasi terhadap keadaan tata kelola teknologi informasi gereja
bethel area salatiga. Diketahui bahwa current maturity level domain AI & ME berada
pada level 3. Current maturity level tersebut akan dijadikan acuan pembuatan rekomendasi
untuk peningkatan proses tata kelola teknologi informasi domain AI & ME ke level 4.
Untuk management awareness, 67% - 74%menganggap penting dilakukannya tata kelola
teknologi informasi. Rekomendasi yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk masing-masing proses dan indikator
keberhasilan proses tata kelola teknologi informasi. Salah satunya adalah pengontrolan
penjadwalan pemeliharaan infrastruktur, dan indikator keberhasilannya adalah jumlah
tindakan perbaikan akibat dilakukannya pengontrolan penjadwalan.
Control Objective for Information and Related Technology (COBIT) adalah

sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor,
pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan
kontrol dan masalah-masalah teknis TI. COBIT mendukung tata kelola TI dengan
menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. Selain itu,
kerangka kerja juga memastikan bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan
keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat, dan sumber daya TI digunakan secara
bertanggung jawab. Tujuan dibuatnya framework COBIT adalah untuk meneliti,

mengembangkan, menyebarluaskan dan mempromosikan wewenang atau otoritas pembaruan
perangkat internasional dari penerapan atau penerimaan tujuan pengendalian – pengendalian
IT secara umum untuk digunakan secara terus menerus oleh manajer bisnis dan auditor.
COBIT yang saat ini sudah mencapai edisi ketiga, membantu mempertemukan berbagai
macam kebutuhan manjemen dengan cara menjembatani celah – celah antara resiko – resiko
bisnis, kebutuhan control atau pengendalian serta isu – isu teknis [4]. COBIT merupakan
standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena
dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar
di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola
para profesional tersebut. Gambaran kerangka kerja (framework) COBIT secara keseluruhan
dapat dilihat pada gambar berikut:


Gambar 1. Kerangka Kerja COBIT 4.1 [5]

COBIT adalah sebuah kerangka praktik pengendalian untuk teknologi informasi, dan
kemanan sistem informasi pada umumnya dapat diaplikasikan. Kerangka tersebut dapat
menangani isu pengendalian berdasarkan tiga poin atau dimensi yang menguntungkan, yaitu:
a.
Tujuan bisnis untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi harus sesuai dengan kriteria
yang disebut COBIT sebagai persyaratan bisnis atas informasi. Kriteria tersebut dibagi
ke dalam kategori terpisah tetapi saling melengkapi, yang mencerminkan tujuan-tujuan
COSO (Committee Of Sponsoring Organizations), yaitu: keefektifitasan, efisiensi,
kerahasiaan, integritas/kesatuan, ketersediaan, ketaatan, kehandalan sebuah informasi.
b.
Sumber daya-sumber daya TI, yang termasuk didalamnya adalah: sistem aplikasi,
teknologi, fasilitas, orang/SDM, dan data.
Proses TI, yang dipecah ke dalam empat bidang besar. COBIT mengidentifikasikan
teknologi informasi perusahaan ke dalam 34 proses yang terbagi dalam empat domain
besar, yaitu: Planning and Organisation (PO), Acquisition and Implementation (AI),
Delivery and Support (DS), dan Monitoring and Evaluate (ME). Setiap domain

memiliki karakteristik yang berbeda. Peran, fungsi, serta keterkaitan antara masingmasing domain adalah sesuai dengan siklus seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.


Gambar 2. Hubungan Antar Domain COBIT 4.1 [5]

Pembahasan COBIT 4.1 dimulai dari domain Planning and Organisation (PO) yang
menyediakan arahan dan penugasan kepada domain Acquire and Implement (AI) and Deliver
and Support (DS). Kemudian Acquire and Implement (AI) yang melaksanakan arahan dan
mengimplementasikannya ke dalam layanan. Domain Deliver and Support (DS)
bertanggungjawab atas solusi dari sistem yang dibangung dan memastikannya bisa digunakan
dengan baik oleh user. Terakhir domain Monitor and Evaluate (ME) bertugas melakukan
monitoring agar seluruh proses TI yang berjalan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang
telah didefinisikan. Masing-masing domain dalam COBIT mempunyai beberapa rincian
sebagai berikut :
1. Plan and Oganise (PO)
Membahas mengenai strategi, taktik, dan pengidentifikasian teknologi informasi dalam
mendukung tercapainya tujuan bisnis.
2. Acquire and Implement (AI)
Pada domain Acquire and Implement sebuah solusi teknologi informasi perlu
diidentifikasikan, dikembangkan, di implementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses
bisnis.
3. Deliver and Support (DS)
Domain ini fokus pada aspek penyampaian teknologi informasi terhadap dukungan dan
layanan teknologi informasi mencakup dukungan dan layanan teknologi informasi pada
bisnis, mulai dari penanganan keamanan dan kesinambungan, dukungan bagi pengguna
serta manajemen data.
4. Monitor and Evaluate (ME)
Pada domain ini akan ditekankan kepada pentingnya semua proses teknologi informasi
perlu diakses secara berkala untuk menjaga kualitas dan kesesuaian dengan standar yang
telah ditetapkan.

3.

Metodologi Penelitian
Model penelitian dalam penelitian ini lebih mengarah kepada melakukan survei
terhadap pekerja digereja dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 dengan tahaptahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Studi Pendahuluan

Identifikasi Permasalahan

Identifikasi Tujuan Bisnis dan Tujuan TI

Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan TI

Pemetaan Responden (RACI Chart)

Pemetaan Proses TI

Menentukan Tingkat Kematangan (Maturity Level)

Identifikasi Temuan

Menyusun Rekomendasi

Pelaporan
Gambar 3. Tahapan Penelitian

1. Langkah pertama untuk tahapan penelitian adalah studi pendahuluan yaitu mencari bahan
materi yang berkaitan dengan topik yang diambil.
2. Langkah kedua yaitu identifikasi masalah, mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
pada objek penelitian supaya penelitian lebih terarah.
3. Langkah ketiga identifikasi tujuan bisnis dan tujuan TI, merupakan tujuan-tujuan adanya
TI yang akan diterapkan dalam lingkungan kerja.
4. Langkah keempat pemetaan tujuan bisnis dan tujuan TI, dari tujuan – tujuan yang ada
dikelompokkan untuk mengetahu arah yang tepat yang akan diambil.
5. Langkah kelima Pemetaan Responden (RACI Chart), responden terbagi dari berbagai
divisi atau bagian dengan job yang berbeda, maka merlu adanya pemetaan responden ke
dalam golongan tertentu.
6. Langkah keenam pemetaan proses TI, setiap responden akan mempunyai job sendirisendiri sesuai dengan proses TI yang disetujui.
7. Langkah ketujuh menentukan tingkat kematangan (Maturity Level), pada langkah ini
berkaitan dengan domain-domain yang telah ditentukan oleh peneliti.

8. Langkah kedelapan identifikasi temuan, pada langkah ini mengungkap dari hasil
perhitungan tingkat kematangan, sehingga akan diketahui sejauh mana tingkat temuan
yang ada.
9. Langkah kesembilan menyusun rekomendasi-rekomendasi, bertujuan untuk mambantu
memberikan saran kepada pengurus gereja untuk memperbbaiki dan menambahkan hal hal yang harus diperbaiki dalam tata kelola TI berdasarkan hasil data yang diperoleh.
10. Dan langkah terakhir dengan membuat laporan hasil penelitian yang disajikan dalam
bentuk dokumentasi analisis tatakelola TI.
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini yaitu metode
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian
deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik [7].
Dengan mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan
fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
sudut pandang partisipan. Setelah data-data terkumpul, tahap selanjutnya dalam penelitian ini
adalah tahap pengolahan dan analisis data. Analisis data penelitian ini dibagi menjadi 2
bagian yaitu analisis tingkat kematangan (Maturity Level) saat ini, analisis tingkat
kematangan yang diharapkan dan analisis kesenjangan (Gap Analysis)
4.

Analisa dan Pembahasan
Penelitian tentang analisis kematangan sistem informasi bertujuan untuk melihat sejauh
mana pengelolaan yang dilakukan oleh Gereja Bethel Area dalam upaya penerapan good
practice proses yang tercakup dalam COBIT. Pada tahap dilakukan pengambilan data berupa
opini pengelola terhadap proses-proses pengawasan dan evaluasi kinerja teknologi informasi
di bagian IT yang ada dalam COBIT untuk domain Planning and Organization (PO),
Acquisition and Implementation (AI), Delivery and Support (DS), Monitoring and Evaluate
(ME). Berikut ini kuesioner yang terdiri 17 responden dari 10 kuesioner tentang Planning and
Organization (PO), 7 kuesioner tentang Acquisition and Implementation (AI), 13 kuesioner
tentang Delivery and Support (DS), 5 kuesioner tentang Monitoring and Evaluate (ME). Pada
evaluasi yang diperoleh dari temuan mengenai kondisi pengelolaan sistem informasi di
Gereja Bethel Area Salatiga, maka ditemukan hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 1. Tingkat Kematangan Pengelolaan Sistem Informasi di Gereja Bethel Area Salatiga
IT Process
PO7

Keterangan
Mengelola Sumber Daya

Maturity Level
2.2

Manusia TI
AI5

Pengadaan Sumber Daya TI

1.6

DS3

Mengelola Kinerja dan

1.7

Kapasitas
DS8

Mengelola Service Desk dan

1.6

Insiden

Dimana pada proses PO7, pengelolaan sumber daya manusia TI memang hanya
dilakukan oleh pihak Gereja. Proses AI5, pengadaan sumber daya TI belum dilakukan
sehingga selama ini masalah informasi dikelola oleh sumber daya yang berasal dari bagian

yang bukan TI. Pada proses DS3, kinerja pengelolaan sistem informasi memang kurang
begitu diperhatikan oleh pihak Gereja. Sedangkan pada proses DS8, pelayanan melalui media
sisttem informasi kurang baik dengan terbukti pengelolaan informasi yang ada kurang up to
date, seperti halnya yang terjadi pada pengeloaan data jemaat.
Berdasarkan temuan yang ada tersebut, maka dilakukan penyusunan rekomendasi untuk
perbaikan. Proses tingkat kematangan informasi pada Gereja Bethel Area Salatiga perlu
ditingkatkan minimal dapat berada pada tingkatan maturity level 3. Secara keseluruhan
tingkat kematangan dari Planning and Organization (PO), Acquisition and Implementation
(AI), Delivery and Support (DS) dan Monitoring and Evaluate (ME) terahadap kelangsungan
operasional IT pada Gereja Bethel Area Salatiga terdapat pada tingkat 3. Selanjutnya akan
digambarkan rata-rata dari Maturity Level seperti pada tabel berikut.
Tabel 2. Rata-Rata Maturity Level Pengelolaan Sistem Informasi di Gereja Bethel Area Salatiga
IT Process

Rata – Rata Maturity Level

PO

3.38

AI

3.23

DS

3.20

ME

3.55

Dari hasil temuan yang ada yang dibuktikan dengan rata-rata maturity level pada tabel
2 bahwa proses TI yang tertinggi yaitu pada proses nilai tertinggi terletak pada proses
Monitoring and Evaluate (ME) dengan nilai 3.55 sedangkan proses nilai terendah terletak
pada proses delivery and support (DS) dengan nilai 3.20. Untuk itu perlu adanya upaya
peningkatan nilai pada proses delivery and support (DS) dengan cara memperbesar pelayanan
dan peningkatan pengelolaan kinerja sistem informasi yang ada.
Evaluasi kinerja manajemen sumber daya TI dibutuhkan untuk mengelola dan
mengatur semua sumber daya TI agar sejalan dengan prioritas dan strategi bisnis. Oleh
karena itu diperlukan rekomendasi sebagai berikut:
a) Pihak manajemen Gereja Bethel Area Salatiga fokus terhadap manajemen bisnis untuk
mewujudkan kebutuhan bisnis dalam memberikan layanan dan pengembangan strategistrategi untuk menyampaikan layanan dengan cara yang jelas dan efektif.
b) Untuk mencapai hal tersebut pihak manajemen harus:
1. Melibatkan manajemen senior dan bisnis bersama dengan perencanaan TI strategis
unuk kebutuhan bisnis sekarang dan masa yang akan datang.
2. Memahami kemampuan TI sekarang.
3. Memberikan skema prioritas bagi sasaran-sasaran bisnis dengan mengukur kebutuhan
bisnis.
c) Sedangkan untuk meningkatkan tingkat kematangan tata kelola TI di Gereja Bethel Area
maka pihak manajemen harus:
1. Membuat sebuah kebijakan yang dapat menjelaskan kapan dan bagaimana untuk
melakukan strategi TI.
2. Membuat perencanaan strategi TI yang mendekati pendekatan terstruktur dan
didokumentasikan dan diketahui semua staf.
5.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya: pada hasil pengujian dari kondisi lama yang ada di Gereja Bethel
Area Salatiga dihasilkan tingkat kematangan rata-rata pada level 3, dimana rata-rata yang

diperoleh adalah 3.96, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan berada di level 3 yaitu
pada proses terdefinisi. Beberapa proses yang mempengaruhi adalah PO7, AI5, DS3, DS8.
Untuk hasil penelitian kesadaran pengelolaan terlihat bahwa ekspektasi manajemen Gereja
terhadap kegiatan pengawasan dan evaluasi kinerja teknologi informasi menurut COBIT
sangatlah tinggi yang diharapkan untuk diterapkan di pengelolaan otomasi kelangsungan
operasional TI. Untuk pihak pengelolanya diperlukan koordinasi di tiap-tiap bagian maupun
pihak luar. Pengukuran tingkat kematangan proses COBIT yang diterapkan kelangsungan
opersional Gereja berada pada batasan tingkat 3 (3.30). Hal ini menunjukkan bahwa resiko
perpindahan teknologi harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan
dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan batasan yang dapat diukur.
Proses nilai tertinggi terletak pada proses Monitoring and Evaluate (ME) dengan nilai 3.55
sedangkan proses nilai terendah terletak pada proses delivery and support (DS) dengan nilai
3.20. Untuk itu perlu adanya upaya peningkatan nilai pada proses delivery and support (DS)
dengan cara memperbesar pelayanan dan peningkatan pengelolaan kinerja sistem informasi
yang ada.

6.
[1]
[2]
[3]

[4]
[5]

[6]

[7]
[8]

Daftar Pustaka
Johan J.C. Tambotoh, 2015, IT Governance Self Assessment Application for EGovernment Implementation in Indonesia.
Krishna Moorty, 2011, The Impact Of Information Technology on Internal Auditing.
Agus Prasetyo Utomo, 2011, Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi (IT
Governance) pada Bidang Akademik dengan COBIT Framework Studi Kasus pada
Universitas STIKUBANK Semarang.
Haryanto Tanuwijaya, 2013, Audit Keamanan Sistem Informasi Berdasarkan Standar
ISO 27002 (Studi Kasus: PT. Aneka Jaya Baut Sejahtera).
Shelvi Modissa, 2012, Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan
Menggunakan COBIT Framework 4.1 (Studi Kasus Pada The Arista Hotel
Palembang).
Sugeng Winardi, 2012, Penggunaan Kerangka Kerja COBIT Untuk Menilai
Pengelolaan Teknologi Informasi dan Tingkat Pelayanan (Studi Kasus Pada BMT “X”
Yogyakarta).
Sulistyo-Basuki, 2006, Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Indra Dwi Hartanto, 2009, Analisa Kesenjangan Tata Kelola Teknologi Informasi untuk
Proses Pengelolaan Data Menggunakan COBIT (Studi Kasus Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia).

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Siapakah "Fulanan" Dalam Surah Al-Furqan Ayat 28?

5 75 2

FK-UMM Dalam Pertemuan Occupational Health di Philippines

0 56 1

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147