Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembiayaan pada Sistem Marketing
Haji dan Umroh di PT. Arminareka Perdana.
A. Latar Belakang
Ibadah haji merupakan ibadah fisik dan non-fisik yang membutuhkan
persiapan yang matang, perlu disadari bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji,
disamping kemampuan dari segi materi dan kemampuan dari segi fisik, kita juga
dituntut untuk memiliki kemampuan dibidang ilmu pengetahuan tentang
pelaksanaan ibadah haji .1
Haji merupakan ibadah yang dianjurkan kepada segenap umat islam,
dalam artian bahwa haji diwajibkan bagi jamaah yang mampu untuk
menunaikannya, disinilah letak ujian bagi seluruh umat islam yang telah memiliki
financial yang cukup untuk berangkat ke baitullah.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya :

‫ولله آعلى آالناس آحج آالسسبيت آمسسن آاسسستطاع آإليسسه آسسسبيل آو‬
(97‫ آ‬:‫من آكفر آفإن آالله آغني آعن آالعالمين آ) آالعمران آ‬

2

1 Muhammad Ibrahim Jannati, Fiqh Perbandingan Lima Madzhab,( Jakarta Selatan: Cahaya,2007),p.156
2 Quran Hafalan, )Jakarta, Al-Mahira 2013(,p.62


Haji merupakan ibadah yang sangat dimuliakan disisi Allah yang mana
hanya orang yang terketuk hidayahnyalah yang dapat menunaikannya, sering kita
melihat ada orang yang telah berkecukupan namun lalai akan perintah ini,
orientasi ketaqwaan seseorang dapat dilihat dengan bagaimana dia mendahulukan
tuhannya di atas kepentingan dunia yang dikejarnya.
Kendala yang menjadikan orang tidak dapat berangkat menuju baitullah
adalah faktor biaya yang sangat mahal dan disamping masa tunggu yang lama,
maka
Melihat bisnis usaha yang telah berkembang di zaman modern saat ini,
maka segala sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, dari jamaah
yang tidak dapat berangkat kebaitullah memungkinnya untuk dapat menunaikan
hajatnya.
Di zaman yang penuh dengan kemajuan ekonomi ini, meskipun tidak
mempunyai dana yang memadai untuk keberangkatan haji, nampaknya tidak
menjadi faktor penghalang lagi. Hal ini bisa diwujudkan melalui salah satu sistem
marketing yang terdapat di PT Arminareka Perdana. Sistem marketing ini
merupakan program solusi untuk pembiayaan haji bagi umat islam yang ingin
menjalankannya. Melalui program solusi ini, seseorang bisa berkesempatan dan
mendapatkan biaya haji tambahan hanya dengan cara mendaftarkan diri menjadi

calon jamaah haji di PT Arminareka Perdana. Dengan mempromosikan kepada
masyarakat, jamaah yang mempromosikan mendapatkan sejumlah komisi dari
perusahaan.

Model yang tran bisnis Multi Level Marketing karena system pemasaran
ini terdapat rekruitmen untuk mendapatkan calon jamaah haji/umrah yang baru.
Jamaah yang baru tersebut diamanatkan untuk mencari jamaah yang baru pula,
begitu seterusnya. Hal ini agar terjadinya produktifitas pada system pemasaran
yang bertumpu pada pendapatan dari jamaah yang telah didapatkan.
Mengenai MLM, para Ulama masih berbeda pendapat terhadap kedudukan
hukumnya. Sebagian Ulama berpendapat bahwa bisnis MLM kurang sesuai
syariat karena mengundang unsur qimar dan ghoror. Selain itu sifat bisnis MLM
secara etika bisnis MLM bisa mengotori hati karena MLM berorientasi kepada
profit material saja tanpa memikirkan non material, karena berorientasi kepada
profit material maka menimbulkan kecenderungan untuk merekrut konsumen
sebanyak banyaknya sehingga seringkali dalam praktek ada tindakan upaya secara
subjektif yang pada awalnya calon tidak tertarik akhirnya dengan segala cara
calon bisa te rpengaruh untuk ikut bergabung menjalani usaha tersebut.
Selain itu dampak negatif di bisnis tersebut menjadi manusia sebagai
mesin yang mengeksploitasi hubungan ( networking ) yang dimiliki setiap orang.3

Namun ada juga sebagian ulama yang tidak mengharamkannya, selama bisnis
tersebut tidak mengandung unsur gharar, penipuan, dan pemaksaan yang bersifat
melanggar fikih muamalah.
Dengan demikian, berenjak dari sisni, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai sistem marketing pada pembiayaan haji dan umroh di PT.
Arminareka Perdana dalam tinjauan hukum islam.
3 Benny Santoso, All About MLM, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003), p.65

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana hukum MLM pada PT Arminareka dalam pandangan Islam ?
2. Bagaimana Strategi PT Arminareka dalam pelaksanaan marketing untuk
mendapatkan calon jamaah haji dan umroh ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum MLM dalam pandangan
perspektif Islam.
2. Untuk mengetahui praktek PT Arminareka sesuai dengan hukum islam.
3. Untuk mengetahui Strategi PT Arminareka Perdana untuk mendapatkan
calon jamaah haji dan umroh.

D. Manfaat Penelitian
a. secara penulisan peneliti, ini sebagai kewajiban untuk menyelesaikan
proposal akademik tugas akhir di Universitas Darussalam Gontor.
b. secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi penyusun sendiri dan terkhusus bagi PT Arminareka Perdana dalam
tinjauan hukum pada praktek sistem marketingnya untuk pembiayaan haji dan
umroh bisa terhindar dari perkara – perkara yang bertentangan dengan hukum
syariah.
c. secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran terhadap khazanah keilmuan hukum islam khususnya bagi keilmuan
muamalat.
E. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai perkembangan bisnis dengan memanfaatkan sistem
jaringan atau dengan sistem marketing, sejauh ini memang sudah cukup banyak
tulisan yang bisa dijumpai. Baik pembahasan yang berbentuk penelitian lapangan

maupun secara teoriitik keilmuan. Diantaranya tulisan yang berbentuk penelitian
lapangan adalah sebagai berikut.
Darda Aristo dalam skripsinya yang berjudul “ Pengaturan Mitra Usaha PT
CNI Dalam Perspektif Hukum Islam” dalam tulisan ini menyoroti tentang

pengaturan mitra kerja perusahaan MLM CNI.
Muhammad Yusuf dalam skripsinya yang berjudul “Sistem pembagian
bonus pada Multi Level Marketing (Studi Kritis Hukum Islam pada Tianshi
Group)’’. Dalam tulisannya menjelaskan dalam pembagian pendapatan yang
diterapkan oleh perusahaan Tianshi berdasarkam kader kerjanya.
Fina Anggraeni dalam skripsinya yang berjudul “ Bisnis Multi Level
Marketing di Yogyakarta dalam perspetif Hukum Islam’’. Dalam tulisannya
bisnis Multi Level Marketing’’ dikatakan halal, karena telah terpenuhinya unsur –
unsur jual beli dan mendapatkan sertifikat halal dari MUI (Majlis Ulama
Indonesia).
Adapun penelitian yang berbentuk telaah pustaka diantaranya, Muqtadirul
Aziz dalam skripsinya yang berjudul “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bisnis
rekruitmen dan akad dalam bisnis tersebut. Secara rekruitmen ia menjelaskan
kurang sesuai dengan hukum islam karena melanggar etika bisnis yang hanya
berorientasi pada benefit material saja tanpa memikirkan non material juga secara
akad terdapat unsusr penipuan.
Menyangkut pembahasan mengenai pembiayaan haji dan umroh, sejauh
ini penyusun tidak menemukan tulisan yang membahas tentang pembiayaan haji

dan umroh, Apalagi yang pembahasan terkait pada sistem marketing terhadap

pembiayaan haji dan umroh. Dengan demikian, penelitian yang mengkaji tentang
tinjauan hukum islam terhadap pembiayaan haji dan umroh melalui sistem
marketing di PT Arminareka Perdana, sejauh ini belum pernah diangkat.
F. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Pemasaran
pemasaran adalah seperangkat kegiatan dan tindakan yang bertujuan
untuk memprediksi barang, membangkitkan dan merevitalisasi, dan
memperbaharui kebutuhan konsumen, untuk mencapai kepatuhan
berkelanjutan guna kebutuhan spesifik perusahaan perangkat komersial di
muka.
2. Pengertian Pemasaran dalam Islam
Pemasaran dalam segi bahasa diambil dari kata ‫قسقوقق‬, yang berati
pasar yaitu tempat penjualbelian, atau suatu keterikatan dan kemajuan,
adapun makna lain yang berarti menunggangi atau mengendarai.
Pemasaran dalam Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari
suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis)
dalam Islam.
3. Multi Level Marketing

MLM atau kita sebut Multi level marketing adalah salah satu dari
jenis jual beli secara langsung yang biasa dikenal dengan sebutan
networking atau multi level marketing,definisi dari Multi level marketing
yaitu suatu kegiatan dimana anggota kelompok tersebut semakin banyak
sehingga membentuk sebuah jaringan kerja (Network) yang merupakan

suatu sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja berupa
sekumpulan banyak orang yang kerjanya melakukan pemasaran.4
4. Fatwa Ulama mengenai Multi Level Marketing
Kesepakatan mayoritas ulama mengenai keharaman MLM, setelah
ditinjau dari beberapa fatwa jaringan pemasaran dan beberapa fatwa yang
dikeluarkan oleh badan ilmiah, seperti Komite Fatwa Penelitian di Arab
Saudi, Akademi Fiqih Islam di Sudan menyatakan bahwasannya sistem
MLM adalah haram.
5. Pengertian Akad Ijarah
Dalam praktek pembiayaan yag terdapat pada P. Arminareka
menggunakan Akad Ijarah. Akad ijarah apabila dilihat dari sisi bahasa
bermakna al-ajru (‫ ) الجر‬yang berarti “imbalan terhadap suatu pekerjaan” (
‫ )الجزاء على العمل‬dan “pahala” (‫) الثواب‬. Asal katanya adalah: ‫ يأجر‬-‫ أجر‬dan
jamaknya adalah ‫أجور‬. Al-Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan

muamalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, seperti sewa
menyewa, kontrak atau menjual jasa kepada orang lain seperti menjadi
buruh kuli dan lain sebagainya.5
6. Dasar – dasar akad ijarah

،‫ آ التسويق الشبكي من المنظور الفقهي‬،‫ أسامة آعمر آالشأقر‬4
.3‫ آ‬:‫ آص‬،(2006‫ آالعدد آالول آ‬،‫ آالمجاد آالثاني‬،‫) آمجلة آالزرقاء آللبحوث آوالدراسات‬
‫ لفقه على المذاهب الربعة ) دار آابن‬،‫ آعبد آالرحمن آالجزيري‬5
51.‫ص‬،(‫ آ‬3‫ آ‬-‫ آالجز‬،‫ آالقاهرة‬،‫الهيثم آ‬

‫ل‬
‫ب‬
‫ب‬
‫ل‬
‫بيا آأي يبها آال ل ل‬
‫م آب بي لن بك ك ل‬
‫وال بك ك ل‬
‫مكنوا آل آت بأك ككلوا آأ ل‬
‫ن آآ ب‬
‫م آلبال لبباط ل ل‬

‫م ب‬
‫ذي ب‬
‫إل آأ ب‬
‫ن آت ب ك‬
‫قت ككلوا‬
‫م آبول آت ب ل‬
‫را‬
‫ت‬
‫ن آ‬
‫ع‬
‫ة آ‬
‫ر‬
‫جا‬
‫ت‬
‫ن آ‬
‫كو‬
‫ب‬
‫ة‬
‫ل‬
‫ض آ ل‬

‫ب‬
‫ب‬
‫ب‬
‫ل‬
‫من لك ك ل‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ض‬
‫ه آ ب‬
‫ما آ‬
‫أ بن ل ك‬
‫م آبر ل‬
‫كا ب‬
‫م آإ ل ل‬
‫ف ب‬
‫حي ة‬
‫ن آب لك ك ل‬
‫ن آالل ل ب‬

‫سك ك ل‬
wahai orang-orang yang beriman janganlah diantara kalian
memakan harta dengan cara yang batil, melainkan dengan cara perniagaan
yang saling meridhoi dan janganlah kalian bunuh diri kalian sesungguhnya
Allah maha penyayang
7. Rukun-rukun ijarah
Dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Aqidaini ( (Orang yang berakad, yaitu penyewa dan yang
menyewakan barang).
b. Shighot ( ijab dan qabul )
c. Manfaat
d. Ujrah ( upah/sewa ).6
8. Syarat dalam ijarah sebagai berikut :
a.
Mengetahui manfaatnya.
b.
Hendaknya manfaat suatu barang atau jasa itu diperbolehkan
c.
Mengetahui upah
9. Jenis-jenis Ijarah beserta hukumnya
a.
Ijarah ‘ala al-manafi’
b.
Ijarah ‘ala al-‘amaal ijarah
10. Masa atau Waktu Ijarah
Masa ijarah dalam akad, akan sah secara syariah dalam
menyewakan barang dalam jangka 1 tahun, jika seseorang itu mampu
untuk menyerahkannya dalam waktu yang suidah ditentukan maka sah.
11. Metode Penelitian

،‫ آبدائع الصنائع في ترتيب الشرائع‬،‫ آعلء آالدين‬،‫ الكاساني‬6
‫ آ آ‬176‫ آص آ‬،(‫م‬1974‫ آ‬،‫ آدار آالكتب آالعربي‬:‫ آ)بيروت‬،4‫ آج آ‬،‫الطبعة آالثانية‬

Metedologi penelitian adalah suatu tulisan atau karangan mengenai
penelitian disebut ilmiah dan dipercaya kebenarannya apabila pokokpokok yang dikemukakan disimpulkan melalui prosedur yang sistematis
dengan menggunakan pembuktian yang menyakinkan, oleh karena itu
dilakukan dengan cara yang obyektif dan telah melalui berbagai tes dan
pengujian.7

a. Jenis Penilitian
Dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research )
bersifat defkriptif analitik, yaitu memaparkan data-data yang ditemukan di
lapangan dan menganalisanya untuk mendapatkan kesimpulan yang benar
dan akurat.
b. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat preskriptif supling, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menilai tentang permasalahan yang menjadi objek
penelitian, yaitu tentang pembiayaan haji dan umroh melalui sistem
marketing di PT Arminareka Perdana yang selanjutnya membahas dan
menilai penerapan sistem marketing dengan prinsip-prinsip hukum islam.
c. Pengumpulan Data
1) Metode Perpustakaan
Studi keperpustakaan, yaitu suatu bentuk pengumpulan data lewat
membaca buku literature, mengumpulkan, membaca dokumen yang
berhubungan dengan obyek penelitian, dan menguti dari data-data
sekunder yang meliputi fatwa ulama, dokumen bahan-bahan

7 Winarsho Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990),p.6

keperpustakaan lainnya dari beberapa buku-buku refrensi, jurnal dan arsip,
hasil penelitian ilmiah yang diteliti.
2) Metode Wawancara
Dalam metode ini yaitu berupa komunikasi terhadap objek teliti yang
bertujuan untuk memperoleh informasi yang terkait, untuk mendapatkan
data yang diperlukan dilakukan dengan bertanya langsung kepada
informan dalam hal ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan data
yaitu pihak PT Arminareka Perdana ( Purwahyudi selaku Direktur di
Ponorogo dan segenap karyawannya ) yang terkait tentang pembiayaan
haji dan umroh melalui sistem marketing tersebut.
3) Metode Observasi
Teknik observasi yang dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam
melakukan observasi menggunakan observasi tidak terstruktur ialah
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi,
sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
d. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif yaitu dengan cara mengkaji data sistem marketing pada
pembiayaan haji dan umroh di PT Arminareka Perdana yang selanjutnya
membahas dan menilai sistem marketing tersebut berdasarkan konsep fiqh
dan kaidah-kaidah fiqih yang berlandaskan al-Quran dan al-Hadist.
e. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini menggunakan
cara berfikir deduktif,8 yaitu analisa yang berangkat dari fakta yang bersifat umum
untuk menemukan kesimpulan yang bersifat khusus. Dalam hal ini berpijak pada
norma hukum Islam kemudian diterapkan untuk menganalisis pelaksanaan sistem
marketing untuk pembiayaan haji dan umroh di PT Arminareka.

8 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, Cet. Ke-6, 1993), p. 63