Hukum di Indonesia dan id

Hukum di Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk peraturan tertulis di Indonesia, lihat Peraturan perundang-undangan
Indonesia ᄃ.
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum
Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang
dianut, baik perdata maupun pidana berbasis pada hukum Eropa,
khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia
yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda
(Nederlandsch-Indie). Hukum agama karena sebagian besar
masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau
syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan, dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku
sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-undangan atau
yurisprudensi,[1] yang merupakan penerusan dari aturan-aturan
setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah
nusantara.

Daftar isi







1 Hukum perdata Indonesia ᄃ
2 Hukum pidana Indonesia ᄃ
3 Hukum tata negara ᄃ
4 Hukum tata usaha (administrasi) negara ᄃ
5 Hukum acara perdata Indonesia ᄃ

6 Hukum acara pidana Indonesia ᄃ
o 6.1 Asas dalam hukum acara pidana ᄃ
 7 Hukum antar tata hukum ᄃ
 8 Hukum adat di Indonesia ᄃ
 9 Hukum Islam di Indonesia ᄃ
10 Istilah hukum ᄃ
o 10.1 Advokat ᄃ
o 10.2 Advokat dan pengacara ᄃ






o 10.3 Konsultan hukum ᄃ
o 10.4 Jaksa dan polisi ᄃ
11 Lihat pula ᄃ
12 Referensi ᄃ
13 Pranala luar ᄃ

Hukum perdata Indonesia
Wikisumbermemiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel
ini:
The Civil Code
Salah satu bidang hukum ᄃ yang mengatur hak dan kewajiban yang
dimiliki pada subyek hukum ᄃ dan hubungan antara subyek hukum. Hukum
perdata ᄃ disebut pula hukum ᄃ privat atau hukum sipil sebagai lawan dari
hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan negara ᄃ serta kepentingan umum (misalnya politik ᄃ dan pemilu ᄃ
(hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum

administrasi atau tata usaha negara ᄃ), kejahatan (hukum pidana), maka
hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk ᄃ atau warga negara ᄃ
sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan,
perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di
Belanda ᄃ, khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan.
Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata ᄃ (dikenal KUHPer.) yang
berlaku di Indonesia ᄃ tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat
dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di
kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan
Belanda) berdasarkan asas konkordansi.
Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia-Belanda, BW
diberlakukan mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur
dari hukum perdata yang berlaku di Perancis ᄃ dengan beberapa
penyesuaian.
Kitab undang-undang hukum perdata (disingkat KUHPer) terdiri dari
empat bagian yaitu :



Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan

dan hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak
dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain
ketentuan mengenai timbulnya hak keperdataan seseorang,
kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga ᄃ, perceraian dan
hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan,
sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku
dengan disahkannya UU nomor 1 tahun 1974 ᄃ tentang perkawinan.
 Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda,
yaitu hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki
subyek hukum yang berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak
kebendaan, waris dan penjaminan. Yang dimaksud dengan benda
meliputi (i) benda berwujud yang tidak bergerak (misalnya tanah ᄃ,
bangunan ᄃ dan kapal ᄃ dengan berat ᄃ tertentu); (ii) benda berwujud
yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggap
sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan (iii) benda tidak
berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian
tanah, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak
berlaku dengan di undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 ᄃ tentang

agraria ᄃ. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik ᄃ,
telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU
tentang hak tanggungan.
 Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan
(atau kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini
sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda), yaitu hukum yang
mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di
bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan (yang
terdiri dari perikatan yang timbul dari (ditetapkan) undang-undang ᄃ
dan perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat
dan tata cara pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang
perdagangan, Kitab undang-undang hukum dagang ᄃ (KUHD) juga dipakai
sebagai acuan. Isi KUHD berkaitan erat dengan KUHPer,
khususnya Buku III. Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus
dari KUHPer.
 Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan
kewajiban subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu)
dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan halhal yang berkaitan dengan pembuktian.
Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh
para ahli hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di

Indonesia.

Hukum pidana Indonesia

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidana
terbagi menjadi dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan hukum
pidana formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang penentuan
tindak pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di
Indonesia, pengaturan hukum pidana materiil diatur dalam kitab undangundang hukum pidana ᄃ (KUHP). Hukum pidana formil mengatur tentang
pelaksanaan hukum pidana materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum
pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun 1981 ᄃ tentang
hukum acara pidana (KUHAP).

Hukum tata negara
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara,
yaitu antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan,
pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan hukum (hak dan
kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga negara. Hukum
tata negara mengatur mengenai negara dalam keadaan diam artinya
bukan mengenai suatu keadaan nyata dari suatu negara tertentu

(sistem pemerintahan, sistem pemilu, dll dari negara tertentu) tetapi
lebih pada negara dalam arti luas. Hukum ini membicarakan negara
dalam arti yang abstrak.

Hukum tata usaha (administrasi) negara
Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang
mengatur kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur
tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya . hukum
administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum tata
negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah
,sedangkan dalam hal perbedaan hukum tata negara lebih mengacu
kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh suatu
negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum
administrasi negara dimana negara dalam "keadaan yang bergerak".
Hukum tata usaha negara juga sering disebut HTN dalam arti sempit.

Hukum acara perdata Indonesia
Hukum acara perdata Indonesia adalah hukum yang mengatur
tentang tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam
lingkup hukum perdata. Dalam hukum acara perdata, dapat dilihat

dalam berbagai peraturan Belanda dulu(misalnya; Het Herziene
Inlandsh Reglement/HIR, RBG, RB,RO).

Hukum acara pidana Indonesia

Hukum acara pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang
tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup
hukum pidana. Hukum acara pidana di Indonesia diatur dalam UU
nomor 8 tahun 1981.
Asas dalam hukum acara pidana
Asas di dalam hukum acara pidana di Indonesia adalah:
 Asas perintah tertulis, yaitu segala tindakan hukum hanya dapat
dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang
berwenang sesuai dengan UU.
 Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, jujur, dan tidak
memihak, yaitu serangkaian proses peradilan pidana (dari
penyidikan sampai dengan putusan hakim) dilakukan cepat,
ringkas, jujur, dan adil (pasal 50 KUHAP).
 Asas memperoleh bantuan hukum, yaitu setiap orang punya
kesempatan, bahkan wajib memperoleh bantuan hukum guna

pembelaan atas dirinya (pasal 54 KUHAP).
 Asas terbuka, yaitu pemeriksaan tindak pidana dilakukan secara
terbuka untuk umum (pasal 64 KUHAP).
 Asas pembuktian, yaitu tersangka/terdakwa tidak dibebani
kewajiban pembuktian (pasal 66 KUHAP), kecuali diatur lain oleh
UU.

Hukum antar tata hukum
Hukum antar tata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan
antara dua golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum
yang berbeda.

Hukum adat di Indonesia
Artikel utama untuk bagian ini

adalah: Hukum Adat di Indonesia ᄃ

Hukum adat ᄃ adalah seperangkat norma dan aturan adat yang berlaku
di suatu wilayah.


Hukum Islam di Indonesia
Hukum Islam ᄃ di Indonesia ᄃ belum bisa ditegakkan secara menyeluruh,
karena belum adanya dukungan yang penuh dari segenap lapisan
masyarakat secara demokratis baik melalui pemilu atau referendum ᄃ

maupun amandemen ᄃ terhadap UUD 1945 ᄃ secara tegas dan konsisten.
Aceh ᄃ merupakan satu-satunya provinsi yang banyak menerapkan
hukum Islam melalui Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2
Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
yaitu : Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam ᄃ
merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama
sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan
agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan
peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan
peradilan umum.

Istilah hukum
Advokat
Sejak berlakunya UU nomor 18 tahun 2003 ᄃ tentang advokat, sebutan
bagi seseorang yang berprofesi memberikan bantuan hukum secara

swasta - yang semula terdiri dari berbagai sebutan, seperti advokat,
pengacara, konsultan hukum, penasihat hukum - adalah advokat.
Advokat dan pengacara
Kedua istilah ini sebenarnya bermakna sama, walaupun ada beberapa
pendapat yang menyatakan berbeda. Sebelum berlakunya UU nomor
18 tahun 2003, istilah untuk pembela keadilan plat hitam ini sangat
beragam, mulai dari istilah pengacara, penasihat hukum, konsultan
hukum, advokat dan lainnya.
Pengacara sesuai dengan kata-kata secara harfiah dapat diartikan
sebagai orang yang beracara, yang berarti individu, baik yang
tergabung dalam suatu kantor secara bersama-sama atau secara
individual yang menjalankan profesi sebagai penegak hukum plat
hitam di pengadilan ᄃ.
Sementara advokat dapat bergerak dalam pengadilan, maupun
bertindak sebagai konsultan dalam masalah hukum, baik pidana
maupun perdata. Sejak diundangkannya UU nomor 18 tahun 2003,
maka istilah-istilah tersebut distandarisasi menjadi advokat saja.
Dahulu yang membedakan keduanya yaitu :
 Advokatadalah seseorang yang memegang izin ber"acara" di
Pengadilan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman serta
mempunyai wilayah untuk "beracara" di seluruh wilayah Republik

Indonesia.
 Pengacara Praktekadalah seseorang yang memegang izin
praktik / beracara berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Tinggi
setempat dimana wilayah beracaranya adalah "hanya" diwilayah
Pengadilan Tinggi yang mengeluarkan izin praktik tersebut.
Setelah UU No. 18 th 2003 berlaku maka yang berwenang untuk
mengangkat seseorang menjadi Advokat adalah Organisasi Advokat.
(Pengacara dan Pengacara Praktek/pokrol dst seteah UU No. 18 tahun
2003 dihapus)
Konsultan hukum
Konsultan hukum atau dalam bahasa Inggris counselor at law atau
legal consultant adalah orang yang berprofesi memberikan pelayanan
jasa hukum dalam bentuk konsultasi, dalam sistem hukum yang
berlaku di negara masing-masing. Untuk di Indonesia, sejak UU
nomor 18 tahun 2003 berlaku, semua istilah mengenai konsultan
hukum, pengacara, penasihat hukum dan lainnya yang berada dalam
ruang lingkup pemberian jasa hukum telah distandarisasi menjadi
advokat.
Jaksa dan polisi
Dua institusi publik yang berperan aktif dalam menegakkan hukum
publik di Indonesia adalah kejaksaan ᄃ dan kepolisian ᄃ. Kepolisian atau
polisi berperan untuk menerima, menyelidiki, menyidik suatu tindak
pidana yang terjadi dalam ruang lingkup wilayahnya.
Apabila ditemukan unsur-unsur tindak pidana ᄃ, baik khusus maupun
umum, atau tertentu, maka pelaku (tersangka) akan diminta
keterangan, dan apabila perlu akan ditahan. Dalam masa penahanan,
tersangka akan diminta keterangannya mengenai tindak pidana yang
diduga terjadi.
Selain tersangka, maka polisi juga memeriksa saksi-saksi ᄃ dan alat bukti
yang berhubungan erat dengan tindak pidana yang disangkakan.
Keterangan tersebut terhimpun dalam berita acara pemeriksaan ᄃ (BAP)
yang apabila dinyatakan P21 atau lengkap, akan dikirimkan ke
kejaksaan untuk dipersiapkan masa persidangannya di pengadilan.
Kejaksaan akan menjalankan fungsi pengecekan BAP dan analisis
bukti-bukti serta saksi untuk diajukan ke pengadilan. Apabila
kejaksaan berpendapat bahwa bukti atau saksi kurang mendukung,
maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut ke kepolisian,

untuk dilengkapi. Setelah lengkap, maka kejaksaan akan melakukan
proses penuntutan perkara. Pada tahap ini, pelaku (tersangka) telah
berubah statusnya menjadi terdakwa, yang akan disidang dalam
pengadilan. Apabila telah dijatuhkan putusan, maka status terdakwa
berubah menjadi terpidana.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24