T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komunikasi Lintas Budaya Selama “Sawasdee Project 21” di Ratchaburi, Thailand T1 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kebanyakan mahasiswa berfokus untuk meraih nilai akademis yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan berusaha meraih IP (Indeks Prestasi) yang tinggi di setiap
semester agar IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi bahkan bisa mencapai cum
laude (sempurna). Padahal mahasiswa juga harus menambah pengalaman mereka di
bidang non-akademis seperti lomba, organisasi, mengikuti kelompok bakat minat atau
pertukaran pelajar. Karena nantinya pengalaman non-akademis akan lebih banyak
membantu di kehidupan mendatang seperti ketika bertemu dengan orang baru,
membangun jaringan luas, melakukan kerjasama untuk membuat suatu proyek.
Di Universitas Kristen Satya Wacana sendiri terdapat kegiatan yang dapat
menunjang pengalaman non-akademis seperti mengikuti senat mahasiswa, mendaftar
lomba yang diselenggarakan di luar Universitas, tergabung dalam kelompok bakat
minat, atau menjadi perwakilan dalam program pertukaran pelajar.
Program pertukaran pelajar adalah kegiatan dimana mahasiswa akan menjadi
perwakilan suatu Universitas untuk belajar atau melakukan kegiatan sukarela di
daerah atau negara tertentu. Dari program pertukaran pelajar yang ada selain
menambah pengalaman mahasiswa pada bidang non-akademis mereka juga

bermanfaat untuk memperluas jaringan secara global, menambah teman baru dari luar,
mengetahui dan lebih peka terhadap permasalah dan isu global, dan yang terakhir
meningkatkan kemampuan komunikasi lintas budaya mahasiswa.
Dengan mengikuti program pertukaran pelajar, mahasiswa akan bertemu
dengan orang-orang dari negara, budaya, kebiasaan, dan pola pikir yang berbeda.
Secara langsung mahasiswa akan mengerti dengan perbedaan tersebut. Selain itu
mahasiswa juga akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
baru, mengetahui apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperbuat, atau
dikatakan selama tinggal atau belajar di tempat baru. Agar tidak terjadi konflik
dengan lingkungan sosial sekitarnya dan dapat menyesuaikan diri dengan baik hingga
programnya selesai.

1

Ada banyak program pertukaran pelajar yang ada di Universitas Kristen Satya
Wacata seperti program pertukaran pelajar ke Kwansei Gakuin University Jepang1,
Myongji University Korea2, Evangelische Hochschule Ludwigsburg Jerman3, short
course dengan mahasiswa dari Kwansei Gakuin University lewat program EASE
(East Asia Student Encounter)4, short course dengan mahasiswa dari Chang Jung
Christian University lewat program (Global Education Experience)5, dan menjadi

sukarelawan lewat program AIESEC UKSW.
AIESEC UKSW merupakan organisasi mahasiswa yang memfasiliatsi
program pertukaran pelajar dalam bentuk mengirimkan tenaga sukarela ke negara
tertentu pilihan mahasiswa selama 6 sampai 8 minggu. Tidak hanya di Universitas
Kristen Satya Wacana, AISEC juga terdapat di berbagai universitas sepeti Universitas
Diponegoro6 , Universitas Gadjah Mada7, Universitas Indonesia8, dan berbagai
Universitas lain baik yang ada di Indonesia maupun diluar negeri.
AIESEC berdiri karena keperihatinan akan kondisi dunia setelah perang dunia
pertama. Dunia saat itu mengalami krisis hebat akibat perang dunia pertama seperti
masalah ekonomi, kesejahteraan, pendidikan, dan masalah lainnya9. Ditambah perang
dunia yang muncul pada awal tahun 1940 mendorong berbagai mahasiswa yang ada
di Eropa untuk melukan perukaran informasi tentang apa ytang terjadi di dunia serta
membentuk organisasi mahasiswa yang bisa bekerja sama dengan banyak negara10.
Pada tahun 1946 muncul ide untuk mebuat organisasi bernama AIESEC (Association
Internationale des Etudiants en Science Economiques et Commmerciales)11. Misi dari
AIESEC adalah untuk membangun relasi antara organisasi mahasiswa untuk
menyediakan program pertukaran bagi mahasiswa yang tergabung. Pada tahun 1949
akhirnya organisasi AIESEC resmi terbentuk.

1 UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/study-abroad-at-a-partnerinstitution/

2ibid
3ibid
4UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/ease/
5UKSW.EDU: http://international.uksw.edu/index.php/for-uksw-students/globees/
6Aiesec.or.id: http://aiesec.or.id/aiesec-undip-join-to-lead-recruitment-information/
7Aiesec.or.id: http://aiesec.or.id/aiesec-in-ugm/
8Aiesec.or.id: http://aiesecui.org/
9Aiesecui.org: http://aiesecui.org/aiesec-history/
10ibid
11ibid

2

Melalui AISEC, mahasiswa tidak hanya mengikuti program pertukaran pelajar
saja tetapi juga menjalankan proyek dan memberikan kontribusi terhadap masyarakat
sekitar.
Penulis sendiri pada tanggal 23 Desember 2016 akan mengikuti program
AIESEC di Thailand dengan nama proyek “Sawassde Project” selama 6 minggu
sampai tanggal 4 Februari 2017. Proyek tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi
bahasa kepada siswa sekolah baik TK, SD, SMP, maupun SMA di daerah terpencil

yang ada di Thailand. Selama program berlangsung penulis tidak hanya melakukan
proyek saja tetapi mengamati bagaimana komunikasi lintas budaya yang penulis
bangun dengan para murid dan peserta pertukaran lainnya baik tertuama dari negara
lain selama program berlangsung. Harapannya penulis bisa melakukan komunikasi
lintas budaya dengan baik dan dapan memberikan informasi tentang bagaimana
komunikasi lintas budaya penulis berlangsung.
Dalam “Sawasdee Project 21”, banyak sekali peserta yang berasal dari negara
berbeda seperti Indonesia, China, Malaysia, Vietnam, India, Sri Lanka, Nepal, Brazil,
dan Argentina. Tentunya kami semua memiliki kebudayaan yang berbeda baik dengan
kebudayaan Thailand maupun dengan peserta lainnya.
Pastinya komunikasi lintas budaya sering terjadi pada saat “Sawasdee Project
21” berlangsung selama 6 minggu. Baik komunikasi lintas budaya dengan peserta dari
negara berbeda, guru-guru, para murid, serta masyarakat Thailand lainnya. Lalu
bagaimana komunikasi lintas budaya berlangsung? Seperti bagaimana penulis
mencoba menerangkan materi bahasa Inggris kepada para murid kelas 1,2,3 SD yang
sama sekali tidak bisa bahasa Inggris, bagaimana penulis takut untuk pergi sendirian
karena banyak petunjuk jalan yang dituliskan dalam huruf Thailand, bagaimana
penulis dan peserta pertukaran dari Indonesia dan negara lain berhubungan dengan
baik misalnya: berwisata bersama, diskusi, atau bahkan ada teman penulis yang
akhirnya berpacaran,bagaimana penulis terkejut ketika diberi banyak makanan oleh

kepala sekolah dan guru di Don Kra Bueng School dan tidak tahu bagaimana cara
menghabiskannya.
Serta masalah-masalah yang penulis hadapi seperti ketika penulis mengalami
gejala flu pada minggu-minggu awal di Thailand, bagaimana penulis kebingungan
ketika mengikuti Misa di gereja Katholik yang ada di Thailand, bagaimana penulis
merasa rindu Indonesia dan hampir menyerah di tengah-tengah program, bagaimana
sulitnya menemukan orang Thailand yang bisa berbahasa Inggris, dan bagaimana
3

menenangkan kelas yang ribut, dan masih banyak kasus-kasus lain yang akan penulis
jabarkan. Lantas bagaimana komunikasi lintas budaya terjadi?
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana komunikasi lintas budaya yang terjadi antara penulis sebagai pengajar
dengan para murid dan peserta pertukaran pada saatSawasdee Project 21 berlangsung?

1.3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah
mendeskripsikan proses komunikasi lintas budaya yang terjadi antara penulis sebagai
pengajar dengan para murid dan peserta pertukaran selama Sawasdee Project 21
berlangsung.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan informasi mengenai proses komunikasi. Selain itu
juga bisa menambah referensi kepustakaan dengan menggunakan teori
komunikasi lintas budaya.

1.4.2

Manfaat Praktis
Memberikan tambahan informasi mengenai program Sawasdee seperti
informasi mengenai program, kegiatan yang dilakukan, dan seperti apa keadaan
sekitar baik tempat maupun sosial saat penulis melakukan program.


4

1.5

DEFINISI KONSEPTUAL
1.5.1

Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan, gagasan atau ide dari komunikator kepada
komunikan.

1.5.2

Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Lintas Budaya merupakanproses mempelajarikomunikasi
diantara individu maupun kelompok sukubangsa dan ras yang berbeda negara.
komunikasi

lintas


budaya

merupakan

analisis

perbandingan

memprioritaskan relativitas kegiatan kebudayan, umumnya
pada

hubungan

antar

bangsa

tanpa

harus


lebih

membentuk

yang

terfokus

kultur

baru.

(Purwasito,2003)
1.5.3

Sawasdee Project 21
Sawasdee Project 21 sebuah proyek AIESEC Thailand yang bergerak
dibidang pendidikan, khususnya pendidikan bahasa inggris. Beberapa
Universitas yang bergabung dalam penyelenggaraan proyek ini adalah Bangkok

University, Kasetsart University, Thammasart University, Chulalongkorn
University, Assumption University, University of Thai Chamber of Commerce,
Thai-Nich Institute of Technology, dan Mahidol University.12
Dilatar belakangi oleh kurangnya literasi dalam bahasa inggris bagi
banyak siswa13, maka Sawasdee Project menawarkan kegiatan mengajar bahasa
Inggris kepada siswa Thailand oleh para peserta dari berbagai negara selama 6
minggu.
Dinamakan Sawasdee Project 21 karena Sawasdee Project sudah
memasuki gelombang ke 21. Gelombang 21 sendiri dimulai pada 23 Desember
2016 hingga 4 Februari 2017

12
13

Fanpage facebook Sawasdee Project: https://www.facebook.com/SawasdeeThailandProject/?fref=ts
ibid

5

1.5.4


Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Guru adalah seseorang yang
berprofesi sebagai pengajar atau matapencahariannya adalah mengajar.
Terutama mengajar para murid yang ada di sekolah.14

1.5.5

Murid
Murid adalah orang yang sedang berguru atau menimba ilmu di sekolah.15

14
15

https://www.kbbi.web.id/guru
https://www.kbbi.web.id/murid

6