this PDF file PENGARUH GREEN PRODUCT, GREEN ADVERTISING DAN GREEN BRAND TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 20132014 dan 20142015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Konsumen Air Minum

PENGARUH GREEN PRODUCT, GREEN ADVERTISING DAN GREEN BRAND
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Survei pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2013/2014 dan
2014/2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Konsumen Air Minum Kemasan Merek ADES)

Muhamad Ridwan
Achmad Fauzi D.H
Aniesa Samira Bafadhal
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
Email: muhamadridwan@ub.ac.id.

ABSTRACT

This research aimed to determine: 1) The influence of Green Products on Purchasing ADES; 2) The effect of
Green Advertising on Purchasing Decision on Consumers of water packaging ADES; 3) Green Brand
Influence on Purchase Decision on Consumers which water packaging ADES; and (4) The Influence of Green
Product, Green Advertising and Green Brand on Purchasing Decision on consumers of Consumers of water
packaging ADES. This research use explanatory research with qualitative approach, and instrument of this

research is using questionnaire. The sample used is 115 respondents who are students of the Department of
Business Administration Science Force 2013/2014 and 2014/2015 Faculty of Administration Sciences
Brawijaya University which consumers of water packaging ADES. Insturument validity test using Product
Moment Pearson, and the reliability test using Alpha Cronbach. Multiple regression analysis is used to test the
hypothesis of this research.

Kеywords: Green Product, Green Advertising, Green Brand and Purchase Decision
АBSTRАK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh Green Product terhadap Keputusan Pembelian pada
konsumen produk air minum dalam kemasan merek ADES; 2) Pengaruh Green Advertising terhadap Keputusan
Pembelian pada konsumen produk air minum dalam kemasan merek ADES; 3) Pengaruh Green Brand terhadap
Keputusan Pembelian pada konsumen produk air minum dalam kemasan merek ADES; dan (4) Pengaruh Green
Product, Green Advertising dan Green Brand terhadap Keputusan Pembelian pada konsumen produk air minum
dalam kemasan merek ADES . Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory research)
dengan pendekatan kualitatif, di mana instrumen penelitian ini berupa kuesioner. Sampel yang digunakan
berjumlah 115 orang responden yang merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan
2013/2014 dan 2014/2015 Fakultas Ilmu Adminitrasi Universitas Brawijaya konsumen air minum dalam
kemasan merek ADES. Uji validitas insturumen menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson,
sedangkan uji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Analisis regresi berganda digunakan untuk uji
hipotesis penelitian ini.

Kаtа Kunci: Green Product, Green Advertising, Green Brand dan Keputusan Pembelian

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

80

PЕNDAHULUAN
Dewasa ini, kesadaran masyarakat dunia
akan pentingnya kelestarian lingkungan semakin
meningkat, hal ini dikarenakan terdapat beberapa
implikasi terhadap masalah lingkungan hidup yang
semakin mengancam, bukan hanya masalah
kesehatan, namun bahkan sampai kepada
kelangsungan hidup manusia dan keturunannya.
Bukti-bukti yang ditunjukkan para pemerhati
lingkungan dan ilmuan seperti, menipisnya lapisan
ozon, masalah hujan asam, polusi udara, kebakaran
hutan, penggundulan hutan, banjir disejumlah kota
dan naiknya permukaan air yang sudah pada taraf

berbahaya. Bahkan sekarang, sampah menjadi
masalah utama yang dirasakan oleh sejumlah negara
termasuk Indonesia.
Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan
pengemas terbilang problematik, sampah plastik
butuh waktu sangat lama untuk terurai sempurna.
Untuk bahan plastik konvensional butuh waktu 5001000 tahun untuk terurai dalam tanah. Sulitnya
penguraian ini membuat sampah plastik makin
menumpuk
dan
menyebabkan
pencemaran
kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin
meningkat. Setiap dua menit ada sekitar dua juta
kantong pastik dibuang, dan ada sekitar 170 juta
kantong plastik digunakan setiap orang pertahun.
(http://teknologi.inilah.com, 2012)
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK,2016),
jumlah peningkatan timbunan sampah di Indonesia

telah mencapai 175.000 ton/hari atau setara 64 juta
ton/tahun. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan
di beberapa Kota pada tahun 2012 tantangan
terbesar pengelolaan sampah adalah penanganan
sampah plastik yang tidak ramah lingkungan, pola
pengelolaan sampah di Indonesia sebagapi berikut:
diangkut dan ditimbun di TPA (69%), dikubur
(10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar
(5%), dan sisanya tidak terkelola (7%),
(www.menlh.go.id, 2016). Menurut surat edaran
yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan nomor.SE.1/Menlhkseljen/1/3/2017, terjadi kecenderungan yang terus
meningkat dari tahun ketahun. Gambar 1
menunjukan kecenderungan tersebut.
Gambar 1 menggambarkan tingkat volume
sampah plastik di 22 kota metropolitan dan besar di
Indonesia dari tahun 2011 hingga 2015, pada tahun
2011 volume sampah plastik sekitar 400.000m3,
tahun 2012 volume sampah plastik sekitar


500.000m3, tahun 2013 volume sampah plastik
sekitar 600.000m3, tahun 2014 terjadi peningkatan
volume sampah plasik sekitar 1.000.000m3 dan di
tahun 2015 terus meningkat mencapai 1.200.000m3.
Dalam situasi seperti ini muncullah yang
disebut Green Consumerism. Menurut Smith (1998)
dalam Retnawati (2011:3) green consumerism
didefinisikan sebagai “the use of individual
consumer
preference
to
promote
less
enviromentally damaging products and services, hal
yang menarik dari definisi ini adalah bahwa green
consumerism muncul dari kesadaran dan
pembentukan preferensi konsumen individual
terhadap produk yang ingin dikonsumsinya.
Menurut Retnawati (2011:3) menyatakan Green
consumerism memiliki keyakinan bahwa: 1) ada

problem lingkungan yang nyata, 2) problem
tersebut harus ditangani dengan serius dan disikapi
dengan cara yang aktif, 3) mereka merasa mendapat
informasi yang cukup dalam keseharian hidup
mereka, 4) setiap individu dapat dan harus
memberikan kontribusi dalam menyelamatkan bumi
dari bencana lingkungan. Green Consumerism
adalah suatu kelanjutan dari gerakan konsumen
global, yang dimulai dengan adanya kesadaran
konsumen akan hak-hak untuk mendapatkan produk
yang layak, aman dan ramah terhadap lingkungan
(environment friendly).

Gambar 1. Pertambahan volume sampah plastik
(m3/tahun) di Kota Metropolitan dan Kota besar di
Indonesia

Sumber: Sekretariat Adiputra, KLHK( 2016)
Kepedulian dan kesadaran akan lingkungan,
telah merubah cara pandang dan pola hidup dari

manusia dan para pelaku usaha. Hal ini ditunjukkan
pada perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai
mengarahkan usaha dengan pendekatan aktivitasaktivitas bisnis berwawasan lingkungan, mulai dari
green environment, green product, green branding,
green label, green packaging, green advertising,
dan lain sebagainya, yang dikenal istilah green
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

81

marketing.
Menurut
American
Marketing
Association (AMA) dalam Situmorang (2011:134)
mendefinisikan green marketing sebagai pemasaran
produk yang dianggap aman bagi lingkungan,
dengan menggabungkan berbagai kegiatan seperti
modifikasi produk, perubahan proses produksi,

kemasan, dan strategi iklan. Menurut Polonsky
(1994:2) Green or environmental marketing
consists of all activities, designed to generate and
facilitate any exchange indented to satisfy human
needs and wants, such that the satisfaction of these
needs and wants occur with minimum detrimental
impact on the natural environment. Dari definisi
tersebut dapat diartikan pemasaran hijau adalah
semua kegiatan yang direncanakan untuk
menghasilkan dan memfasilitasi pertukaran yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan atau
keiginan manusia dengan dampak minimal terhadap
lingkungan alam.
Melalui konsep green marketing pelaku
usaha akan memperoleh manfaat yang lebih dari
hanya sekedar mewujudkan produk-produk yang
ramah lingkungan mulai dari, memenuhi tingginya
permintaan akan produk ramah lingkungan,
meningkatkan citra perusahan, menciptakan dan
membuat segmentasi pasar baru, dan meningkatkan

nilai produk. Pujari (2003) dalam Situmorang
(2011:135) menyatakan bahwa pemasaran hijau
yang dilakukan perusahaan memiliki dampak positif
bagi perusahaan, antara lainnya, meningkatkan
penjualan, memperbaiki umpan balik dari
pelanggan, lebih dekat dengan pelanggan,
mempertinggi
kemampuan
bersaing
serta
memperbaiki citra perusahaan.
Menurut Kasali (2005:5) produk hijau
(green product) adalah produk yang tidak
berbahaya bagi manusia dan lingkungan, tidak
boros sumberdaya, tidak menghasilkan sampah
berlebihan dan tidak melibatkan kekejaman pada
binatang. Junaidi (2005) dalam Shaputra (2013:51)
mengemukakan produk hijau adalah produk yang
berwawasan lingkungan, yang dirancang dan
diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efekefek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam

produksi, pendistribusian dan pengkonsumsiannya.
Kedakatan antara green product dan green
consumerism menjelasakan bahwa konsumen yang
peduli akan lingkungan melakukan keputusan
pembelian untuk memenuhi kebutuhanya.
Upaya
perusahaan
dalam
mengkampanyekan produk hijau (green product)

adalah dengan cara meningkatkan peran
pengiklanan hijau untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Strategi perusahan dalam meningkatan peran
pengiklanan hijau dapat dilakukan dengan cara
membuat iklan yang memuat konten-konten peduli
terhadap kelestarian lingkungan, sebagai contoh
perusahaan bisa mencantukan citra alam, slogan
peduli
lingkungan,

mencantumkan
gambar
kelestarian lingkungan hingga mencantumkan
dampak dari kurangnya kesadaran terhadap
kelestarian lingkungan. Menurut Zinkhan and
Carlson (1995) dalam Natekar (2016:25)
menyatakan “green advertising as promotional
messages that may appeal to the needs and desires
of environmentally concerned consumers”. Iklan
hijau adalah suatu iklan yang mempromosikan suatu
produk hijau untuk menarik minat konsumen peduli
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka akan produk yang ramah
lingkungan.
Menurut Tiwari (2011:19) menyatakan
terdapat tiga jenis iklan hijau pertama, kampanye
yang membahas hubungan antara produk/jasa dan
lingkungan biofisika. Kedua, kampanye yang
mempromosikan gaya hidup hijau dengan
menyoroti suatu produk atau jasa. Ketiga,
kampanye yang menyajikan citra perusahaan dari
tanggung jawab lingkungan. Dengan adanya pesanpesan yang disampaikan pada setiap iklan akan
membawa perubahan dan pandangan konsumen
akan suatu produk dan jasa, bisaanya mereka lebih
cepat mengingat pada satu jenis produk dari iklan
yang sedang dilihat atau pernah dilihat sebelumnya.
Riset yang dilakukan oleh Pawitaningtyas
(2015:6) menyatakan bahwa green advertising tidak
memengaruhi konsumen melakukan keputusan
pembelian
secara
langsung,
tetapi green
advertising secara langsung dapat meningkatkan
citra merek, citra merek positif tersebut akan
meningkatkan keputusan pembelian produk. Hal
senada juga disampaikan oleh Praharjo (2013:8)
menyatakan Strategi green advertising yang
dikomunikasikan dengan tepat akan mempermudah
pelaku bisnis dalam menstimulus suatu merek hijau
(green brand) kedalam benak konsumen, untuk
membentuk sebuah persepsi tentang produk hijau
yang tidak memberikan konsekuensi negatif kepada
pribadi dan lingkungan sekitarnya.
Green brand merupakan merek hijau yang
mendapat persepsi dari konsumen tentang produk
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

82

atau jasa yang mengacu pada lingkungan. Menurut
Keller (1993) dalam Retnawati (2011:4) green
brand merupakan citra merek hijau yang mendapat
persepsi dan asosiasi dibenak konsumen yang
terkait dengan penawaran produk atau jasa. Riset
yang telah dilakukan oleh Almaulidta (2015:5)
menyatakan green brand memiliki pengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
Salah satu perusahaan yang menerapakan
green marketing sebagai salah satu strategi
pemasaran adalah Coca-Cola Company. Coca-Cola
Company menerapkan 4 pilar kunci sebagai
parameter untuk menjalankan program-program
CSR & Sustainability yang harmonis. 4 (empat)
pilar kunci tersebut adalah menjaga dan
melestarikan lingkungan, menyediakan beragam
pilihan produk kepada pelanggan, mempertahankan
budaya kerja yang baik dan nilai-nilai positif
dikalangan karyawan dan akhirnya berkontribusi
terhadap pembangunan sosial dan ekonomi seluruh
masyarakat di mana kami beroperasi. Coca-Cola
Company merupakan salah satu perusahaan
minuman terbesar di Indonesia yang mulai
menggalakkan isu lingkungan dalam penjualan
produknya, dengan inovasi produk yang ramah
lingkungan dengan cara menampilkan produk air
minum dalam kemasan (AMDK) merek ADES
sebagai air minum dalam kemasan yang murni,
aman dan terpercaya. Botol ADES memakai bahan
plastik yang lebih sedikit sehingga mudah
diremukkan. Dengan volume botol kosong yang
lebih kecil setelah diremukkan, maka akan
menghemat ruang di tempat sampah. Dan
selanjutnya juga menghasilkan jejak emisi karbon
yang lebih kecil saat sampah tersebut diangkut.
Dengan tampilan baru ini, ADES memiliki misi
untuk menjadikan Indonesia lebih baik melalui
tindakan sederhana untuk lingkungan. (http://cocacolaamatil.co.id)
ADES mengkampanyekan tiga langkah
dalam mengkonsumsi sebuah air minum dalam
kemasan untuk peduli lingkungan yaitu Pilih,
Minum, dan Remukkan. ADES ingin menyasar para
generasi muda yang memiliki kekuatan untuk
melakukan perubahan, terbuka terhadap peluang
baru, dan siap mewujudkannya dalam tindakan
nyata. Dengan inovasi produk yang ramah
lingkungan, mencoba meningkatkan kesadaran dari
para konsumen untuk lebih peka terhadap
lingkungan.

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya merupakan salah satu fakultas yang
mempunyai mahasiswa yang berkualitas dan
berkompeten. Intelektualitas dan pemahaman
tentang masalah-masalah saat ini menjadikan
mahasiswa kritis terhadap masalah yang ada di
masyarakat khususnya permasalahan lingkungan.
Hal yang mendasar seperti itulah yang menjadikan
mahasiswa lebih kritis serta tanggap dalam mencari
informasi mengenai sebuah produk yang ramah
lingkungan dibandingkan dengan masyarakat awam
lainya. Mahasiswa juga dapat menyikapi hal-hal
yang dilakukan oleh perusahan kususnya yang
berkaitan dengan permasalahan lingkungan alam,
sehingga masasiswa juga mempunyai peran penting
untuk memperhatikan kondisi lingkungan saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya pengaruh
Green
Product,
Green
Advertising, dan Green Brand terhadap Keputusan
Pembelian. Keputusan adalah suatui reaksi terhadap
beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara
sadar
dengan
menganalisa
kemungkinankemungkinan dari alternatif yang ada. Menurut
Schifman dan Kanuk (2008:485) keputusan adalah
seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.
Keputusan pembelian dalam penelitian ini diukur
dengan tujuh komponen dalam setiap keputusan
pembelian, keputusan tentang jenis produk, tentang
bentuk produk, tentang merek, tentang penjualnya,
tentang waktu pembelian
dan tentang cara
pembayaran, Darmmesta dan Handoko (2012:102).
Penelitian dengan tema yang sama juga pernah
dilakukan oleh Lina Markha Masturoh yang
berjudul “Pengaruh Green Product, Green
Advertising, dan Green Brand terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Green Bag di
Carrefour Kota Malang. Tujuan penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
antara variabel Green Product, Green Advertising,
dan Green Brand terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen. Perbedaan yang mendasar penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya pada pemilihan studi
kasusnya, pada penelitian ini peneliti memilih studi
kasus pada produk air minum dalam kemasan
(AMDK) merek ADES.
KAJIAN PUSTAKA
Green Product
Green Product atau yang bisaa disebut
dengan produk yang berwawasan lingkungan adalah
suatu produk yang dirancang dan diproses dengan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

83

suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat
mencemari lingkungan, baik dalam proses produksi,
pendistribusian dan pengkonsumsiannya. Hal ini
dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang
dapat didaur ulang serta tidak berbahaya bagi
lingkungan dan mahluk hidup. Menurut Junaedi
(2005) dalam Shaputra (2013:51) mendefinisikan,
Green product atau produk hijau adalah produk
yang berwawasan lingkungan yang dirancang dan
diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efekefek yang dapat mencemari lingkungan, baik dalam
produksi, pendistribusian dan pengkonsumsiannya.
Menurut D, Souza et al., (2006:149) terdapat
tiga aspek dalam green product sebagai berikut:
1) Persepsi Produk
2) Kemasan
3) Label Produk
Green Advertising
Menurut Zinkhan dan Carlson (1995) dalam
Hussein (2012:902) “Green advertising as
promotional messages that may appeal to the needs
and desires of enveromentally concerned”.
Pengertian tersebut dapat diartikan iklan hijau
adalah suatu iklan yang mempromosikan suatu
produk hijau untuk menarik minat konsumen peduli
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka akan produk yang ramah
lingkungan. Menurut Tiwari (2011:19) Green
advertising are advertisements that promote
products, services, ideas or organizations’ ability to
help or reduce environmental harm. Iklan hijau
adalah iklan yang mempromosikan produk, layanan,
gagasan, atau kemampuan organisasi untuk
membantu atau mengurangi kerusakan lingkungan.
Iklan ramah lingkungan (green advertisement)
memperlihatkan
dampak
lingkungan
yang
dijanjikan oleh merek yang dijanjikan yang dikemas
dalam bentuk yang amat umum, tampa secara
spesifik mengidentifikasi manfaat lingkungan yang
diberikan atau tindakan tertentu yang telah
dilakukan perusan untuk mengetahui masalah
tersebut
Green advertising merupakan salah satu
strategi pemasaran yang mengkaitkan antara iklan
dengan isu-isu lingkungan sehingga konsumen bisa
membedakan green advertisting dengan iklan-iklan
produk lainya. Menurut Karna (2003:20) terdapat 5
(lima) komponen dari green advertising yaitu:

1) Tujuan iklan yaitu mempromosikan citra
perusahaan yang ramah lingkungan serta
mempromosikan gaya hidup sehat.
2) Kerangka pesan dalam green advertising
merupakan susunan yang kuat untuk iklan yang
terdiri tentang judul iklan, hak cipta, dan
ilustrasi warna yang dicantumkan dalam iklan.
3) Elemen pesan dalam green advertising
merupakan daya tarik atau tema yang akan
menghasilkan respon yang dikehendaki oleh
pengiklan.
4) Manfaat konsumen adalah manfaat utama yang
dikomunikasikan dalam iklan baik dalam teks
atau visual yang disampaikan dalam green
advertising.
5) Faktor pendukung merupakan nilai dasar atau
tujuan akhir yang akan disampaikan oleh green
advertising.
Green Brand
Keller (1993) dalam Mourad and Ahmad
(2012:522) Menyatakan green brand atau merek
hijau merupakan citra merek yang mendapat
persepsi dan terasosiasi di benak konsumen yang
terkait dengan penawaran produk atau jasa.
Menurut Trot and Sople (2015:148) Green brand is
a set of assets and liablilitas about green
commitment and everomental concerns linked to a
brand, its name and symbol that adds to or subtract
from the value provided by a product or service.
Pengertian tersebut dapat diartikan Merek hijau
adalah seperangkat aset dan liablilitas tentang
komitmen hijau yang selalu terkait dengan merek,
nama dan simbolnya yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk
atau jasa.
Menurut Mourad and Ahmad (2012:519)
menjelaskan mengenai aspek-aspek yang dibahas
dalam persepsi green brand, sebagai berikut:
1) Green Brand Image
2) Green Satisfaction
3) Green Trust

Keputusan Pembelian
Suatu keputusan untuk membeli yang diambil
oleh konsumen sebenarnya merupakan kumpulan
dari sejumlah keputusan. Menurut Darmmesta dan
Handoko (2012:102) terdapat tujuh komponen
dalam setiap keputusan pembelian, yaitu sebagai
berikut:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

84

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Keputusan tentang Jenis Produk
Keputusan tentang Bentuk Produk
Keputusan tentang Merek
Keputusan tentang Penjualnya
Keputusan tentang Jumlah Produk
Keputusan tentang Waktu Pembelian

g. Keputusan tentang Cara Pembayaran
Hipotеsis

Green
Product

H1
Green
Advertising

H2
Green
Brand

Keputusan
Pembelian
Produk

H3

H4
Gambar 1. Modеl Hipotеsis

H1: Diduga ada pеngaruh yang signifikan antara
Kompеtеnsi Karyawan
(X1) dan Motivasi
Kеrja (X2) sеcara bеrsama-sama tеrhadap
Kinеrja Karyawan (Y).
H2: Diduga ada pеngaruh yang signifikan antara
Kompеtеnsi Karyawan
(X1) tеrhadap
Kinеrja Karyawan (Y).
H3: Diduga ada pеngaruh yang signifikan antara
Motivasi Kеrja (X2)
tеrhadap Kinеrja
Karyawan (Y).

kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakan rеgrеsi
liniеr bеrganda.
HASIL DAN PЕMBAHASAN
Pengaruh Green Product terhadap Keputusan
Pembelian Produk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
Green Product dinyatakan berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Produk dengan nilai
signifikansi sebesar 0,031. Hal ini berarti bahwa
Green product atau produk ramah lingkungan dari
air minum dalam kemasan (AMDK) merek ADES
memeliki peran penting terhadap keputusan
pembelian konsumen. Koefisien regresi sebesar
0,265 menunjukan bahwa variabel Green Product
berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
Hal ini menunjukan bahwa semakin baik Green
Product maka akan mengakibatkan semakin tinggi
pula Keputusan Pembelian Produk. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa presepsi tentang green
produk, kemasan yang ramah lingkungan serta lebel
green pada produk mampu mendorong Keputusan
Pembelian Produk.
Tabеl 1. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda
Vаriаbel

Koefisien
regresi
(b)

Std.
Error

Konstаntа

13,395

3,582

X1

,265

,122

X2

,258

,084

X3
,504
,128
R (Multiple R)
= 0,557
R Squаre (R2)
= 0,338

thitung

Sig.t

Keterаngаn
terhаdаp
H0

3,739

,001

Diterimа

,201

2,813

,031

Diterimа

,277

3,064

,003

Diterimа

,418

3,627

,000

Diterimа

Betа

Sumber: Data primer diolah, 2017
MЕTODE PЕNЕLITIAN
Pеnеlitian
ini
mеrupakan
pеnеlitian
pеnjеlasan
(еxplanatory
rеsеarch)
dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi ini
adalah karena mahasiswa, merupakan subjek yang
memahami isu-isu lingkungan serta memahami
produk-produk ramah lingkungan dan sangat
berpotensi menggunakan produk air minum dalam
kemasan merek ADES. Didapat sampеl 115 orang
rеspondеn dеngan pеngumpulan data mеnggunakan

Keputusan Pembelian dipengaruhi oleh Green
Product. Hal ini dikarenakan semakin tingginya
tingkat kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap
lingkungan serta tingginya kesadaran masyarakat
akan produk ramah lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya, konsumen berusaha
untuk membeli sebuah produk yang paling tidak
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Hasil penelitian ini mendukung dari teori menurut
David Wigder (2007) dalam Retnawati (2011:5) ada
asosiasi kuat antara tindakan perusahaan terhadap
lingkungan dan tanggung jawab sosial, akan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

85

mempertinggi
perilaku
pembelian
seperti,
konsumen akan memilih produk yang mampu
memuaskan sesuai dengan keinginan dan
kesenangannya, serta konsumen akan mulai
membeli produk yang lebih ramah lingkungan
sebagai bentuk sikap dan norma sosial pada
lingkungan.
Coca-Cola Company mengelurkan produk air
minum dalam kemasan (AMDK) merek ADES
sebagai produk yang aman dan ramah lingkungan
sebagai bentuk tindakan ramah lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan. Konsumen yang sadar
dan peduli terhadap lingkungan akan tertarik dan
melakukan pembelian air minum dalam kemasan
(AMDK) merek ADES yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya. Hal tersebut
mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari (2015) hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Green Product berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen. Dan hasil penelitian ini kontradiktif
dengan penelitian yang dilakukan oleh Masturoh
(2017) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Green Product tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan perhitungan nilai mean indikator
dan grand mean dengan sekala interval. Presepsi
Produk, memiliki nilai rata-rata indikator yang
paling tinggi dengan nilai mean indikator rata-rata
sebesar 4,01. Nilai tersebut menunjukan bahwa
indikator mewakili apa yang dirasankan oleh
konsumen. Sedangkan untuk item dengan nilai
mean tertinggi adalah item X1.1.2“produk membantu
menjaga dan memperbaiki lingkungan alam”
dengan nilai rata-rata sebesar 4,08. Niali tersebut
menunjukan
bahwa
kebanyakan
responden
menjawab setuju terhadap pernyatan kuisoner.
Temuan dilapangan menunjukan bahwa secara
umum konsumen produk air minum dalam kemasan
(AMDK) merek ADES memiliki presepsi yang baik
terhadap produk air minum dalam kemasan
(AMDK) merek ADES sebagai produk ramah
lingkungan.
Pengaruh
Green
Advertising
terhadap
Keputusan Pembelian Produk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
Green Advertising dinyatakan signifikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,003. Hal ini berarti
bahwa Green Advertising atau iklan ramah
lingkungan yang dimiliki ADES memiliki peranan
penting terhadap keputusan pembelian konsumen.

Koefisien regresi sebesar 0,258 menunjukkan
bahwa variabel Green Advertising berpengaruh
positif terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi Green
Advertising maka akan mengakibatkan semakin
tinggi pula Keputusan Pembelian Produk. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa tujuan dari ikaln
ADES yang mengajak konsumen untuk pedulu
terhadap lingkungan, kerangka pesan pada iklan,
eleman psan pada iklan, maafaat dan faktor
pendukung dari iklan produk air minum dalam
kemasan (AMDK) merek ADES mampu
mendorong Keputusan Pembelian Produk.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat
Shimp (2001:71) berpendapat bahwa periklanan
hijau dapat termasuk kedalam suatu seri dari
eleman-elemen
yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan kepedulian suatu perusahaan
atau produk terhadap lingkungan. Sebagai contoh
iklan yang berorientasi kepada lingkungan dapat
memuat satu atau lebih hal-hal berikut, warna hijau,
pemandangan alam, eko labeling, pernyataan
kepedulian terhadap lingkungan, pembaharuan
bahan baku, proses produksi yang efisien, dapat
didaur ulang, dan gaya hidup hijau.
Keputusan Pembelian dipengaruhi oleh Green
advertising. Hal ini dikarenakan green advertising
atau iklan peduli lingkungan produk air minum
dalam kemasan (AMDK) merek ADES telah
tersampaikan dengan baik ke konsumen. Di dalam
iklan tersebut mengajak masyarakat khususnya
generasi muda untuk berpartisipasi menjaga
lingkungan dengan cara langkah kecil memberiakan
perupahan yaitu Pilih, Minum dan Remukan.
Meremukan botol setelah digunakan yang
bermaksud untuk memberiakn bayak ruang pada
sampah plastik serta mengurangi jejak emisi setelah
sampah diangkut. Konsumen yang melihat green
advertising atau iklan peduli lingkungan produk air
minum dalam kemasan (AMDK) merek ADES akan
terpengaruh dan memutuskan untuk membeli
produk tersebut. Hal tersebut mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Praharjo (2013)
Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa
konsumen cenderung memperhatikan iklan yang
peduli lingkungan untuk mengambil keputusan
produk yang akan digunakan. Pendapat tersebut
juga mendukung penelitian yang dilakukan
Masturoh (2017) yang menyebutkan Green
Advertising memegang peran dominan bagi
keputusan pembelian konsumen.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

86

Berdasarkan perhitungan nilai mean indikator
dan grand mean dengan sekala interval. Presepsi
Produk, memiliki nilai rata-rata indikator yang
paling tinggi dengan nilai mean indikator rata-rata
sebesar 4,25. Nilai tersebut menunjukan bahwa
indikator mewakili apa yang dirasankan oleh
konsumen. Sedangkan untuk item dengan nilai
mean tertinggi adalah item X2.3.2“menampilkan
tindakan menjaga lingkungan” dengan nilai ratarata sebesar 4,41. Niali tersebut menunjukan bahwa
kebanyakan responden menjawab setuju terhadap
pernyatan
kuisoner
bahwa
iklan
ADES
menampilkan
tampilan
tindakan
menjaga
lingkungan. Temuan dilapangan menunjukan bahwa
secara umum konsumen produk air minum dalam
kemasan (AMDK) merek ADES memiliki presepsi
yang baik terhadap ikan dari produk air minum
dalam kemasan (AMDK) merek ADES sebagai
iklan yang ramah lingkungan.
Dapat
disimpulkan
bahwa
responden
memperhatikan elemen-elemen atau pesan-pesan
yang disampaikan dalam iklan sebelum melakukan
keputusan pembelian, karena Green Advertising
merupakan salah satu bentuk promosi pesan isu
peduli lingkungan. Fungsi utama dari kampanye
Green Advertising adalah untuk menegaskan
kepada publik tindakan-tindakan atau karakteristik
dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan yang berkenaan dengan lingkungan.
Pengaruh Green Brand terhadap Keputusan
Pembelian Produk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel Green Brand dinyatakan signifikan dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti
bahwa Green Brand atau merek hijau yang dimiliki
ADES memiliki peranan penting terhadap
keputusan pembelian konsumen. Koefisien regresi
sebesar 0,504 menunjukkan bahwa variabel Green
Brand berpengaruh positif terhadap Keputusan
Pembelian Produk. Hal ini menunjukan bahwa
semakin baik Green Brand maka akan
mengakibatkan semakin tinggi pula Keputusan
Pembelian Produk. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Green Brand Image, Green Satisfaction dan
Green Trust yang dimiliki produk air minum dalam
kemasan (AMDK) merek ADES mampu
mendorong Keputusan Pembelian Produk.
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh
Green Brand. Hal ini dikarenakan konsumen telah
menganggap produk air minum dalam kemasan

(AMDK) merek ADES sebagai sebuah Green
Brand atau merek hijau. Hasil penelitian ini
mendukung pendapat dari David Wigder (2007)
dalam Retnawati (2011:5) ada asosiasi kuat antara
tindakan perusahaan terhadap lingkungan dan
tanggung jawab sosial, akan mempertinggi perilaku
pembelian seperti, konsuemn semakain memilih
produk dengan merek yang diasosiasikan green
(peduli pada lingkungan) Dan hasil ini juga
memperkuat pendapat Tjiptono (2005:19) yang
menyatakan bahwa Green Brand merupakan atribut
merek sebagai identifikasi dan differentiator suatu
produk yang berkomitmen pada pelestarian
lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik
Green Brand maka semakin tinggi pula keputusan
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Konsumen yang peduli terhadap lingkungan
menyadari bahwa produk air minum dalam kemasan
(AMDK) merek ADES telah sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan mereka, sehingga
konsumen memutuskan untuk membeli produk air
minum dalam kemasan (AMDK) merek ADES. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Almaudijaya (2013) yang menyebutkan bahwa
Green Brand yang ditawarkan kepada konsumen
memberikan nilai tambah dari suatu produk dan
mampu memberikan pengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Produk. Dan hasil penelitian ini
kontradiktif dengan penelitian yang dilakukan oleh
Masturoh (2017) hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa Green
Brand
tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Berdasarkan perhitungan nilai mean
indikator dan grand mean dengan sekala interval.
Green Trust, memiliki nilai rata-rata indikator yang
paling tinggi dengan nilai mean indikator rata-rata
sebesar 3,96. Nilai tersebut menunjukan bahwa
indikator mewakili apa yang dirasankan oleh
konsumen. Sedangkan untuk item dengan nilai
mean tertinggi adalah item X3.2.1“ konsumen
memilih merek karena pertimbangan lingkungan”
dengan nilai rata-rata sebesar 4,06. Niali tersebut
menunjukan
bahwa
kebanyakan
responden
menjawab setuju terhadap pernyatan kuisoner
bahwa konsumen memilih produk air minum dalam
kemasan (AMDK) merek ADES
karena
pertimbangan lingkungan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 1 Februari 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

87

Pengaruh Green Product, Green Advertising dan
Green Brand terhadap Keputusan Pembelian
Produk
Hasil pengujian diperoleh nilai F hitung
sebesar 10,951 dengan signifikansi sebesar 0,000
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(p

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24