T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Taksonomi Solo pada Hasil Penyelesaian Siswa Menggunakan Masalah Pengukuran pada Segitiga T1 Full text

TINJAUAN TAKSONOMI SOLO PADA HASIL PENYELESAIAN SISWA
MENGGUNAKAN MASALAH PENGUKURAN PADA SEGITIGA

JURNAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Kristen Satya Wacana

Oleh :
Theofilus Yossy Chrisdyanto
202013097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
1

2

3


4

5

TINJAUAN TAKSONOMI SOLO PADA HASIL PENYELESAIAN SISWA
MENGUNAKAN MASALAH PENGUKURAN PADA SEGITIGA
Theofilus Yossy Chrisdyanto, Helti Lygia Mampouw
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro52-60, Salatiga 50711
Email: 202013097@student.uksw.edu

Abstrak
Taksonomi SOLO adalah klasifikasi kemampuan siswa dalam analisis dan pemecahancahan masalah yang
terdiri dari lima tingkatan yaitu prastruktural, unistruktural, multistruktural, relasional dan abstrak
diperluas. Penelitian terdahulu mengenai analisis dan pemecahan masalah terhadap beberapa materi
matematikamenemukan bahwa kesalahan siswa terjadi dan pada tahapnya digunakan Taksonomi SOLO
untuk mendeskripsikan pemahaman siswa. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan Taksonomi SOLO pada
hasil penyelesaian siswa SMP menggunakan masalah pengukuran pada segitiga. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dimana data diperoleh berdasarkan tes, wawancara dan pengamatan. Subjek terdiri dari

3 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga, masing-masing 1 siswa berkemampuan matematika tinggi, satu
siswa berkemampuan matematika sedang dan satu siswa berkemampuan matematika rendah. Pengukuran
pada segitga mencangkup perhitungan sudut, menggambar segitiga serta menghitung panjang dan luas
pada segitiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek berkemampuan tinggi mampu menunjukkan
tahap unistruktural sampai abstrak diperluas. Subjek berkemampuan sedang mampu menyelesaikan dalam
tahap unistruktural sampai relasional dan subyek dengan kemampuan rendah mampu menjawab dalam
tahapan prastruktural. Diharapkan dengan hasil tulisan ini dapat membuka wawasan guru dalam
menyampaikan materi dan melakukan pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dalam
analisis dan pemecahan masalah.
Kata Kunci: Pengukuran Pada Segitiga, Taksonomi SOLO, Deskripsi Pemahaman

PENDAHULUAN

Siswa SMP yang berusia sekitar 11-14 tahun digolongkan Piaget pada kelompok operasi
formal dengan ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah
dengan tipe hipothetico-dedutive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan
menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa oleh karena itu digunakan
Taksonomi SOLO untuk mendeskripsikan tahapan tersebut.
Matematika disekolah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan

matematis yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang ada

6

didalamnya adalah pengukuran pada segitiga dimana dalan tahap pengerjaannya dibutuhkan
Taksonomi SOLO untuk mendeskripsikan analsis dan pemahaman siswa.
Taksonomi

SOLO

memiliki

lima

tingkatan

yaitu

prastrukutral,


unistruktural,

multistruktural, relasional dan abstrak diperluas.Dalam bahasa yang singkat taksonomi SOLO
mengandung empat tingkatan yaitu : satu pemikiran, beragam pemikiran, hubungan antara
pemikiran, dan pengembangan pemikiran yang didalamnya terdapat satu, banyak, dan
pengembangan pemikiran itu sendiri

(Hettie & Brown : 2004). SOLO (Structure of the

Observed Learning Outcome)adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui,

menyusun, dan menentukan tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah.Taksonomi
SOLO sendiri memiliki tahap tersendiri ( Momo, 2009) yaitu tingkat prastrukturaladalah
tingkatan dimana siswa hanya memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan satu
dengan yang lainnya dan tidak membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Tingkat unistruktural adalah tingkatan
dimana siswa memiliki hubungan yang jelas dan cukup sederhana mengenai keterkaitan satu
konsep dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti dari konsep ini belum seberapa detail
dipahami. Dalam tahap ini bisa dijelaskan siswa memiliki kemampuan untuk melakukan
prosedur yang cukup sederhana, melakukan identifikasi, dan menggingat apa yang telah

diajarkan dan dijelaskan. Kesimpulan dari tahap ini siswa bisa merespon dengan baik tetapi
respon yang diberikan siswa belum begitu baik dan belum bisa dipahami, serta dalam menjawab
soal yang ada siswa terbatas pada pernyataan yang ada berdasarkan informasi yang ada pada
suatu pernyataan dan fokus pada satu obyek yang relevan.Tingkat multistrukturalsiswa sudah
memahami beberapa hal atau komponen dari materi jika melakukan pembelajaran tetapi belum
tertata dengan baik dan rapi sehingga masih terpisah satu dengan yang lainnya dan masih belum
bisa terbentuk pemahaman yang cukup baik. Tahapan ini mengambarkan bahwa siswa telah bisa
melakukan klasifikasi, pembilangan dan mencacah, menjelaskan, membuat suatu daftar atau
susunan, dan bahkan melakukan algoritma. Tahapan ini dapat disimpulkan dengan pemahaman
yang siswa miliki kemampuan untuk merespon dengan baik tetapi respon yang di berikan belum
tersusun dan belum menemui hubungan yang tepat antara satu dengan yang lainnya.Tingkat
relasionalsiswa dapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan dan tujuan.
Tahapan ini menunjukkan siswa bisa melakukan dan menunjukkan pemahaman terhadap suatu
konsep dari beberapa komponen, memahami komponen bagian-bagiannya untuk keseluruhan
7

yang saling berkaitan, dan melakukan pengaplikasian sebuah konep terhadap keseluruhan yang
serupa.

Tingkat


membandingkan,

ini

bisa

mengambarkan

membedakan,

siswa

menjelaskan

yang

hubungan

memiliki

sebab

kemampuan

akibat,

untuk

mengabungkan,

menganalisa, mengaplikasikan, dan menghubungkan. Dapat disimpulkan bahawa kemampuan
siswa dalam tahap ini bisa memecah satu kesatuan menjadi bagian-bagian yang bia dihubungkan
dengan beberapa model serta bisa menjelaskan dengan jelas model tersebut. Tingkat abstrak
diperluas siswa melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan
konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada
situasi yang spesifik. Tahapan ini dapat digambarkan siswa yang memiliki kemampuan antara
lain membuat suatu teori, membuat hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi, serta
membangun suatu konsep. Dapat disimpulkan dalam tahapan ini siswa sudah menguasai materi
dan memahami soal yang di berikan dengan sangat baik sehingga siswa sudah mampu unutk
merealisasikan ke konsep-konsep yang sudah ada.

Biggs dan Collis mendefinisikan Taksonomi SOLO kedalam suatu bagan yang
menggambarkan masing-masing tingkatan memiliki penguasaan yang berbeda terhadap suatu
permasalahan.

Gambar 1. Diagram Taksonomi SOLO
Penelitian yang dilakukan oleh Luvia (2012) dengan materi aljabar menunjukkan bahwa
siswa berkemampuan matematika tinggi hanya dapat mencapai level unistruktural sampai
relasional, siswa berkemampuan matematika sedang hanya dapat mencapai level unistruktural
sampai multistruktural, siswaberkemampuan matematika rendah hanya dapat mencapai level
8

unistruktural.Penelitian

yang dilakukan oleh Ruslan (2012)

berkemampuan matematikatinggi mencapai tingkatan respons

diperoleh bahwa

siswa


abstrak diperluas. Ini artinya

bahwa kemampuan berpikir aljabar yang meliputi kemampuan melakukan investigasi,
representasi dan generalisasi, serta interpretasi dan penggunaan untuk menemukan hasil serta
kemampuan untuk menemukan hasil untuk situasi yang baru dapat dilakukan dengan baik dan
benar, siswa berkemampuan sedang mencapai tingkatan multistruktural sampai relasional dan
siswa berkemampuan rendah mencapai tingkatan unistruktural sampai multistruktura.
Berdasarkan paparan di atas maka tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tinjauan
Taksonomi SOLO pada hasil penyelesaian siswa SMP menggunakan masalah pengukuran pada
segitiga.Siswa dikelompokkan kedalam kategori kemampuan matematika tinggi, sedang dan
rendah.
METODE

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa
terhadap masalah pengukuran pada segitiga yang ditinjai dari Taksonomi SOLO. Penelitian ini
dilakukan dengan memberikan tugas tentang pengukuran pada segitiga yang meliputi
perbandingan sisi dan sudut, besar sudut, keliling dan luas segitiga, dan menggambar segitiga.
Wawancara di lakukan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam. Berdasarkan hal
tersebut penelitian ini bersifat deskriptif.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP karena sudah pernah belajar tentang
materi pengukuran pada segitiga. Perbedaan kemampuan matematika siswa diukur menggunakan
hasil tes matematika semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Subjek ditentukan dengan cara
mengklasifikasikan pada kelas tersebut. Pengambilan Subjek ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Interval Nilai Untuk Menentukan Subjek
Tingkatan
Subjek
Tinggi
Sedang
Rendah

Range Nilai

Banyak siswa

Nilai Subjek

Inisial Subjek

89-100

78-88
75-77

8
15
2

90,5
84,5
75

AR
RD
IM

Materi pengukuran pada segitiga mencangkup menghitung sudut, panjang sisi dan luas
segitiga serta menggambar segitiga dimana masing-masing soal memiliki tingkatan yang berbeda

9

sesuai dengan Taksonomi SOLO. Tabel 2 menunjukkan indikator analisis dan pemecahan
masalah berdasarkan Taksonomi SOLO.
Tabel 2. Indikator PencapaianTaksonomi SOLO

No.

1

2

3

4

Tahapan Tingkatan
Taksonomi SOLO

Prastruktural

Unistruktural

Multistruktural

Relasional

Deskripsi Perilaku Subjek pada
Tingkatan
Tingkatan dimana siswa hanya
memiliki sedikit sekali informasi
yang tidak berhubungan satu
dengan yang lainnya dan tidak
membemtuk satu kesatuan konsep
serta tidak memiliki makna yang
saling berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Tingkatan dimana siswa sudah ada
hubungan yang jelas dan cukup
sederhana mengenai keterkaitan
satu konsep dengan konsep yang
lainnya akan tetapi inti dari konsep
ini belum seberapa detai dipahami.
Pada tingkatan ini siswa sudah
memahami
materi
yang
bersangkutan dan memiliki alasan
yang mendasari jawaban atau
komponen
dari
materi
jika
melakukan pembelajaran tetapi
belum tertata dengan baik dan rapi
sehingga masih terpisah satu
dengan yang lainnya dan masih
belum bisa terbentuk pemahaman
yang cukup baik.
Pada tingkatan ini siswa dapat
menghubungkan
antara
fakta
dengan teori serta tindakan dan
tujuan. Tahapan ini menunjukkan
siswa
bisa
melakukan
dan
menunjukkan pemahaman terhadap
suatu konsep dari beberapa
komponen, memahami komponen
bagian-bagiannya
untuk
keseluruhan yang saling berkaitan,
dan melakukan pengaplikasian
10

Indikator Pencapaian Analisis
dan Pemecahan Masalah
Siswa bisa menyebutkan
berbagai macam pengertian
dalam
pengukuran
pada
segitiga.

Siswa
mampu
mendeskripsikan
dengan
penjelasan berbagai macam
pengertian pada segitiga
dengan bahasa yang siswa
gunakan sendiri.
Siswa mampu menyusun
rangakain dari definisi dari
berbagai komponen dalam
pengukuran pada segitiga
serta mampu menyelesaikan
dengan taktis lembar kerja
sesuai dengan kompetensi
yang diberikan.

Siswa mampu dan bisa
menjelaskan definisi yang
mutlak dan benar dari
pengukuran pada segitiga dan
mampu
melakukan
pengerjaan dalam berbagai
cara yang digunakan termasuk
penggunaan rumus yang ada
dan melakukan dengan design
yang dikerjakan pada lembar
kerja yang diberikan.

5

Abstrak Diperluas

sebuah konep terhadap keseluruhan
yang serupa..
Pada tahap tingkatan ini iswa
melakukan penghubungan tidak
hanya konsep yang didapat
melainkan hubungan konsep diluar
itu.
Siswa
bisa
melakukan
generalisasi dan bisa melakukan
pengumpamaan pada situasi yang
spesifik.

Siswa mampu memberikan
nalar diluar materi yang ada
dan mengaitkannya dengan
apa yang ada disekitarnya
serta megembangkan dengan
jelas dengan cara mampu
menjelaskan melalui design.

Metode pengumpulan data meliputi tes tertulis, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, display data dan
reduksi data dengan memilah hasil data, memverifikasi dan menganalisis. Prosedur pelaksanaan
penelitian menggambarkan proses lapangan mulai awal sampai akhir. Prosedur pelaksanaan
penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pra lapangan, pelaksanaan penelitian, pembuatan
laporan penelitian.
HASIL DAN ANALISIS HASIL

1. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi
a. Perbandigan Sudut

Gambar 2: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 1

11

Cuplikan Wawancara 1 :
ST-01-035

S

ST-01-036

P

ST-01-037
ST-01-038

S
P

ST-01-039

S

ST-01-040

P

ST-01-041
ST-01-042
ST-01-043

S
P
S

ST-01-044

P

ST-01-045
ST-01-046
ST-01-047
ST-01-048
ST-01-049

S
P
S
P
S

Adalah bangun yang berbentuk segitiga dengan tiga sisi dan jumlah
sudutnya 180 derajat
Bagaimana dengan jenis segitiga ? Berapa jenis segitiga yang Arius
ketahui ?
(sambil menggambar)
Ini segitiga apa ?
(menjelaskan masing-masing gambar) Segitiga siku-siku, segitiga
samakaki, segitiga samasisi, dan segitiga sembarang
Baik itu adalah 4 segitiga yang Arius ketahui, dari keempat segitiga ini
apa yang merupakan persamaan dari keempatnya ?
Persamaan yang paling sama itu adalah jumlah sudutnya pasti 180 derajat
Apakah ada persamaan lain ?
Bentuknya pak
Apakah bentuknya sama ? Ataukah julah sisinya yang sama ? Atau
jumlah sudut yang ada 3 dimasing-masing segitiga ?
Jumlah sudutnya sama
Bagaimana dengan sisinya ? Apakah panjang sisinya sama ?
Berbeda pak
Apa yang sama dari sisinya ?
Jumlah sisinya pak ada 3 (menjelsakan masing-masing sudut)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan abstrak
diperluas
b. Besar Sudut

Gambar 3: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 2
Cuplikan Wawancara 2
ST-02-022

P

ST-02-023
ST-02-024
ST-02-025
ST-02-026
ST-02-027

S
P
S
P
S

Disini Arius sudah bisa meyelesaikan soal degan baik sudah bisa juga
menemukan jalan keluar dari pemecahan soal yang ada tetapi hanya satu
yang kurang yaitu ketelitian yang Arius miliki, jika disini kita menemukan
bahwa 60 maka berapakah besar sudut BCD ?
180 derajat dikurangi dengan 60 derajat
Sehingga ketemu ?
120 derajat (ragu-ragu)
Itu menggunakan sudut apa tadi Arius ?
Dengan Sudut pada garis AD
12

ST-02-028

Benar berarti itu menunjukkan melewati sudut lurus yang berarti 180
derajat, baik sekarang kita akan menggambarkan soal ini masuk kedalam
level yang mana angka satu sampai 5 masuk ke dalam level yang
manakah soal ini ?

P

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
unistruktural

c. Perbandingan Sisi

Gambar 4: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 3
Cuplikan Wawancara 3
Pada soal yang nomor 3 apakah arius sudah mengerti soal dan
memahaminya kemudian mengerti jalan keluarnya ?
Bisa pak

ST-03-011

P

ST-03-012

S

ST-03-013

P

Kalau kita lihat disini bahwa kita memiliki perbandingan 3 : 7 : 5 dan
kelilingya 30cm, kalau kita

ST-03-014

S

Sisi tambah sisi tambah sisi

ST-03-015

P

( menunjuk pekerjaan sisiwa ) kalau kita lihat ekerjaan Arius disini
apakah ini sudah menunjukkan rumus dari segitiga ?

ST-03-016

S

Iya pak itu di cari berdasarkan rumus segitiga

ST-03-017

P

Jadi disini Arius menggunakan keliling dan rumusnya dari segitiga untuk
mencari apa disini ?

ST-03-018

S

Mencari nilai x pak

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
abstrak diperluas

13

d. Keliling dan Luas

Gambar 5: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 4
Cuplikan Wawancara 4
ST-04-049
ST-04-050

S
P

ST-04-051

S

Dengan cara yang sama untuk mencari sisi miringya pak
Kemudian bagaimana dengan kelilingnya ?
Menjumlahkan semua sisinya pak ada 12 tambah dengan 5 tambah
dengan 13 dan ketemu 30 cm

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
unistruktural
e. Mengambar Segitiga

Gambar 6: Jawaban Subjek AR pada Soal Nomor 5
Cuplikan Wawancara 5
ST-05-007

P

ST-05-008

S

ST-05-009

P

ST-05-010

S

Bagaimana coba dipraktikan, misal diketahui garis AB 5 sm dan sudut b
45 derajat bagaimana kita bisa mengambar ?
(mengambar) menggambar 5cm dulu dan membuat sudut 45 derajat dan
jadilah segitiga itu dengan dua sisi pak
Bagaimana hanya jika satu sisi dan satu sisi dan satu sudut apakah bisa
digambar ?
Tidak bisa diketahui pak karena satu sisinya tidak ada

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
abstrak diperluas
Pada indikator soal perbandingan sudut dan perbandingan sisi Subjek berkemampuan
tinggi mencapai tingkatan abstrak diperluas sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek bisa
14

melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan konsep
diluar itu. Pada soal dengan besar sudut dan menentukan keliling serta luas subjek
berkemampuan tinggi menunjukkan sampai pada tingkatan unistruktural sehingga Subjek
sudah memiliki hubungan yang jelas dan cukup sederhana mengenai keterkaitan satu konsep
dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti dari konsep ini belum seberapa detai dipahami,
sedangkan pada soal menggambar pada segitiga Subjek memenuhi indikator pada tingkat
prastruktural.
2. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Sedang
a. Perbandigan Sudut

Gambar 7: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 1
Cuplikan Wawancara 6
SS-01-039

S

SS-01-040

P

SS-01-041

S

SS-01-042

P

SS-01-043

S

Ada banyak tetapi hanya beberapa yang saya ketahui sampai saat ini
seperti segitiga siku-siku, samakaki, samasisi, dan sembarang
Baik sekarang berdasarkan keempat jenis segitiga yang tadi sudah
disebutkan termasuk kedalam segitiga yang mana ?
Segitiga sembarang
Kita kembali sedikit di segitiga yang Dyza sebutkan tadi ada empat
segitiga yang Dyza sebutkan, sekarang menurut Dyza ap[akah persamaan
dari keempat segitiga tersebut ?
Setiap segitiga memiliki sudut lancip

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
relasional
b. Besar Sudut

Gambar 8: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 2
15

Cuplikan Wawancara 7

S

Segitiga memiliki jumlah sudut 180 derajat yang kita ketahui adalah sudut
CAD itu 55 derajat dan sudut ABC 65 derajat, kemudian 55 ditambah
dengan 65 menjadi 130 derajat, jadi sudut yang satunya adalah 180
dikurangi dengan 130 sama dengan 50 derajat, besar sudut lurus adalah
180 derajat dan sudut ACB adalah 50 kemudian 16ata kita cari sudut
BCD dengan megurangi 180 derajat dengan sudut ACB yang 50 derajat
sehingga 180 dikurangi 50 menjadi 130 derajat

SS-02-003

P

Coba Dyza lihat disini, kita lihat bahwa Dyza mengkurangkan 180
dikurangi dengan 65 dan 55, sehingga ketemu 120 dan ketemulah sudut
dari ACB adalah 60 derajat, yang benar disini yang barusan Dyza
ucapkan ataui yang Dyza tuliskan disini ?

SS-02-004

S

SS-02-005

P

SS-02-002

Yang dituliskan pak jadi 60 derajat tadi salah mengucapkan
Coba kita lihat disini bahwa 55 ditambah dengan 65 itu 120 dan ketika
180 dikurangkan dengan 120 maka ketemu sudut ACB itu adalah 60
derajat itu cara lain yang mungkin Dyza 16ata gunakan seperti yang Dyza
16atakana barusan, tadi disini Dyza menggunakan sudut lurus itu 180
derajat untuk mencari BCD kita harus mengkurangkan ACB dengan 180
derajat sehingga ketemu berapa Dyza ?

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
unistruktural
c. Perbandingan Sisi

Gambar 9: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 3
Cuplikan Wawancara 8
SS-03-008

P

SS-03-009
SS-03-010

S
P

SS-03-011

S

SS-03-012

P

SS-03-013

S

Jika bisa apakah faktor pengali didalam suatu perbandingan dalam arti
didalam perbandingan yang sama itu selau berbeda ataukah tetap sama ?
Bisa berbeda
Kenapa bisa beda lagi ?
Tergantung dengan apa yang diketahui kalau tadi kan sudut dan ini
keliling jadi caranya sama tetapi faktor pegalinya berbeda
Nah itu didalam dua perbandingan bagaimana jika didalam satu
perbandingan apakah tetap sama atau berbeda ?
(menunjuk perbandingan) kalau perbandingan yang ini tetap tetapi jka
denga perbandingan yang lain berbeda jadi dalam satu perbandingan
faktor pengalinya tetap sama
16

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
abstrak diperluas
d. Keliling dan Luas

Gambar 10: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 4
Cuplikan Wawancara 9
SS-04-028

S

SS-04-029

P

SS-04-030
SS-04-031

S
P

SS-04-032

S

Sedikit lupa pak mungkin bangun datar
Bangun datar yang mana segitigakah, lingkaran, atau perhitungan pada
segitiga yang melibatkan pytagoras ?
Pytagoras pak (meyakinkan) triple pytagoras
Kenapa disebut dengan triple pytagoras ?
Karena memiliki 2 sisi yang dobel, eh jika triple diketahuin 2 sisi pak
yang sisi satunya harus dicari terlebih dahulu

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
multisruktural
e. Mengambar Segitiga

Gambar 11: Jawaban Subjek RD pada Soal Nomor 5
17

Cuplikan Wawancara 10
SS-05-001

S

SS-05-003

P

SS-05-004

S

Saya membuat titik sudut ABC disini saya membuat sesuai dengan soal
yang diketahui dimana garis AB 5 cm dan Garis AC 4cm dan sudut b itu
45 derajat
Jadi disini Dyza menggambar sesuia dengan apa yang diketahui didalam
soal yang ada dimana garis AB 5 cm dan Garis AC 4cm dan sudut b itu 45
derajat, satu pertanyaan jika hanya diketahui satu sudut dan satu sisi
bisakah kita bisa menggambar ?
Saya tidak tahu caranya tetapi mungkin

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural
Pada masing-masing indikator soal Subjek memberikan lima respon yang berbeda
sehingga pemahaman yang Subjek berikan sangat beragam sesuai Taksonomi SOLO mulai
dari prastruktural sampai abstrak diperluas dengan demikiam menurut (Momo, 2009) dapat
disimpulkan bahwa Subjek berkemampuan sedang sudah bisa melakukan penghubungan tidak
hanya konsep yang didapat melainkan hubungan konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan
generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada situasi yang spesifik. Tahapan ini dapat
digambarkan siswa yang memiliki kemampuan antara lain membuat suatu teori, membuat
hipotesis, membuat generalisasi, melakukan refleksi, serta membangun suatu konsep.
3. Tinjauan Taksonomi SOLO pada Subjek Berkemampuan Matematika Rendah
a. Perbandigan Sudut

Gambar 12: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 1
Cuplikan Wawancara 11
SR-01-018

S

SR-01-019

P

SR-01-020

S

Lupa pak (tertawa kecil)
Sekarang kita lihat disini Imam menuliskan ada 3, 4, dan 5 sama dengan
12 itu maksudnya apa Imam ?
Ini kan sudutnya ditambah pak 3, 4, dan 5 dijumlahkan menjadi 12

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural
18

b. Besar Sudut

Gambar 13: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 2
Cuplikan Wawancara 12
SR-02-009

P

SR-02-010

S

SR-02-011

P

SR-02-012

S

Sekarang jika tidak ada busur dan alat bantu yang akan digunakan utnuk
menghitung ataupun mengukur suatu sudut yang dicari dalm satu segitiga,
cara apa yang bisa Imam gunakan dengan kita mengetahui bahwa jumlah
sudut dalam suatu segitiga itu adalah 180o
Tidak tahu pak
Disini kita lihat bahwa jawaban dari Imam dalah menjumlahkan dua sudut
yang diketahui menjadi 120o dan kemudian 120o dikurangkan 110o,
kenapa dikurangkan ?
Karena utnuk mencari ini pak (bingung)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural
c. Perbandingan Sisi

Gambar 14: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 3
Cuplikan Wawancara 13
SR-03-002

S

SR-03-003

P

SR-03-004

S

SR-03-005

P

SR-03-006

S

Seperti yang sudut pak dibagi dengan 180o
Apakah cara yang digunakan sama berarti pembaginya harus sama yaitu
180o padahal kita mencari sisi disini, cara apa yang bisa Imam gunakan ?
dengan kita memiliki bantuan keliling 30cm, apakah yang bisa kita
lakukan ?
Kita menjumlahkan perbandingannya kenudian di bagi dengan 30
sehingga ketemu 2 pak
Setelah kita menemukan 2 sebagian faktor pengali akan kita apakan ?
Di lakukan kayak tadi pak … duh apa lupa(sambil melakukan
perhitungan)

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural

19

d. Keliling dan Luas

Gambar 15: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 4
Cuplikan Wawancara 14
SR-04-026

P

SR-04-027

S

SR-04-028

P

SR-04-029

S

SR-04-030

P

SR-04-031

S

Sebenarnya apa yang membuat Imam kesusahan dalam menentukan suatu
keliling dalam segitiga ?
Ya lupa itu tadi pak
Sekarang setelah Imam sudah tau bahwa mencari keliling tiu degan
menjumlahkan semua dari sisinya apakah Imam merasa mudah dalam
mencari dan menghitung keliling ? Coba sekarang dihitung kelilingnya,
kan tadi kita mengetahui jika keliling itu dicari dengan menjumlahkan
semua sisinya, apakah sudah kita ketahui sisinya dari segitiga ini ?
Belum pak
Jika belum bagaimana kita bisa mencari sisi yang satu ini ? (menunjuk
gambar)
Kurang tahu pak

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural
e. Mengambar Segitiga

Gambar 16: Jawaban Subjek IM pada Soal Nomor 5

20

Cuplikan Wawancara 15
SR-05-006
SR-05-007
SR-05-008
SR-05-009
SR-05-010

S
P
S
P
S

Tidak pak
Jika hanya dua sudut bisakah kita menggambar sudut itu ?
Bisa pak karena sisinya ada dua
Jadi menurut Imam sisanya bsa dipertemukan ? benar ?
Iya pak benar akan membentuk segitiga

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek termasuk kedalam tingkatan
prastruktural
Jawaban yang sama pada semua indikator soal ditunjukkan pada siswa berkemampuan
rendah sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Subjek berkemampuan rendah hanya
memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak
membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Hasil dari jawaban siswa dideskripsikan menjadi tingkatan dalam
Taksonomi SOLO seperti pada Tabel 3.
Tabel 1.3 : Jawaban Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga Berdasarkan Taksonomi SOLO
Pengukuran Pada Segitiga
Perbandingan
Sudut

Besar Sudut

Perbandingan
Sisi

Keliling dan
Luas

Menggamba
r Segitiga

Prastruktural

T

S

T

S

R

T

S

T

S

T

Unistruktural

T

S

T

S

R

T

S

T

S

Multistruktural

T

S

T

S

Relasional

T

S

T

S

Abstrak
Diperluas

T

T

S

R

R

R

S

R

S

Berdasarkan tabel yang tersedia menunjukkan subjek masih meresponi masalah atau soal
dengan pemahaman dan konsep yang Subjek masing-masing miliki sehingga hasil dari jawaban
yang siswa berikan berupa respon sangat beragam sesuai pemahaman masing-masing maka
dapat disimpulkan dari masing-masing tingkatan kemampuan siswa sebagai berikut :
Subjek yang telah dideskripsikan sesuai dengan pemahaman mereka dan dikelompokkan
berdasarkan jumlah dan tingkatan yang diperoleh masing-masing Subjek maka dengan jumlah 3
subjek yang ada dapat dideskripsikan bahwa subjek pertama yang memiliki kemampuan tinggi
menyelesaikan soal dengan penyelesaian yang beragam dan cenderung berada pada level yang
21

tinggi seperti yang di tunjukkan pada tabel penyelesaian yang paling dominan merupakan abstrak
diperluas, sedangkan subjek berkemampuan sedang melakukan penyelsaian soal dengan level
yang paling dominan pada level yang beragam seperti unistruktural, multistruktural, dan
relasional, dan pada Subjek yang memiliki tingakatan rendah cenderung menjawab dengan
pemahaman yang mendasar pada level prastruktural.
PEMBAHASAN

1. Prastruktural
Dari hasil yang telah diketahui bahwa pada tingkatan prastruktural semua Subjek memenuhi
indikator yang diberikan soal salah satu jawaban dari ketiga subjek yang menjawab pada tingkat
Prastruktural pada siswa berkemampuan rendah bahwa subjek menyebutkan jawaban dari
pengertian segitiga merupakan bangun yang seperti pyramid dan Subjek mengatakan jika
segitiga juga bisa termasuk kedalam bangun segiempat. Hal ini menunjukkan sesuai dengan
Taksonomi SOLO bahwa subjekhanya memiliki sedikit sekali informasi yang tidak berhubungan
satu dengan yang lainnya dan tidak membentuk satu kesatuan konsep serta tidak memiliki makna
yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
2. Unistruktural
Berdasarkan hasil deskripsi dari tiga subjek yang berbeda kemampuan Unistruktural salah
satunya ditunjukkan oleh Subjek berkemampuan sedang yang menunjukkan pemecahan masalah
dalam mencari sudut luar segitiga bahwa segitiga memiliki jumlah sudut 180 derajat yang kita
ketahui adalah sudut CAD itu 55 derajat dan sudut ABC 65 derajat, kemudian 55 ditambah
dengan 65 menjadi 130 derajat, jadi sudut yang satunya adalah 180 dikurangi dengan 130 sama
dengan 50 derajat, besar sudut lurus adalah 180 derajat dan sudut ACB adalah 50 kemudian bisa
kita cari sudut BCD dengan megurangi 180 derajat dengan sudut ACB yang 50 derajat sehingga
180 dikurangi 50 menjadi 130 derajat meskipun dalam menjelaskan subjek salah dalam
mengucap dengan demikian dapat disimpulkan subjek mengetahui ada hubungan yang jelas dan
cukup sederhana mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep yang lainnya akan tetapi inti
dari konsep ini belum seberapa detai dipahami.
3. Multistruktural
Jawaban dari tigkat multistruktural bisa ditunjukkan oleh salah satu subjek yang menjawab
dengan tingkatan yang sesuai dengan indikator pada subjek berkemampuan tinggi bahwa dalam
menyelesaikan permasalahan untuk mencari sisi subjek menjelaskan Dengan menjumlahkan
22

perbandingan sisinya kemudian membagi keliling dengan hasil dari penjumlahan sisinya dengan
hasil 30 per 15 samadengan 2 kemudian dikalikan dengan perbandingan sisinya 3 dikali 2, 7
dikali 2, dan 5 dikali dengan 2 sehingga mendapat jawaban 6cm, 14cm, dan 10cm, dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa subjeksudah memahami beberapa hal atau komponen dari
materi jika melakukan pembelajaran tetapi belum tertata dengan baik dan rapi sehingga masih
terpisah satu dengan yang lainnya dan masih belum bisa terbentuk pemahaman yang cukup baik.
4. Relasional
Pada tingkatan ini bisa diketahui subjek menjawab dengan tingkatan yang sesuai dengan
indikator soal untu menjelaskan bagaimana mencari keliling dengan perbandingan sisi bahwa
yang kita ketahui adalah perbandingan 3 : 7 : 5 dan keliling dari segitiga ABC adalah 30cm maka
kita bisa menjumlah perbandingan tersebut ( menunjuk pada pekerjaan ) sehingga ketemu 15,
setelah itu 30 dibagi dengan 15 menjadi 2 kemudian kita ketahui bahwa setiap per satuan
perbandingan tersebut adalah 2cm jadi perbandingan tersebut bisa kita ketahui jawabannya 3
dikali 2 samadengan 6, 7 dikali 2 samadengan 14 dan 5 dikali 2 samadengan 10, dengan
demikian bisa disimpulkan subjekdapat menghubungkan antara fakta dengan teori serta tindakan
dan tujuan. Tahapan ini menunjukkan siswa bisa melakukan dan menunjukkan pemahaman
terhadap suatu konsep dari beberapa komponen, memahami komponen bagian-bagiannya untuk
keseluruhan yang saling berkaitan, dan melakukan pengaplikasian sebuah konep terhadap
keseluruhan yang serupa.
5. Abstrak Diperluas
Tingkat abstrak diperluas dapat dilihat pada subjek yan memiliki kemampuan tinggi dalam
menyelesaikan perbandingan besar sudut pada segitiga bahwa Subjek mampu menjelaskan
pengertian dan sudut dalam segitiga serta memiliki jawaban yang konsisten serta benar, dengan
demikian siswa melakukan penghubungan tidak hanya konsep yang didapat melainkan hubungan
konsep diluar itu. Siswa bisa melakukan generalisasi dan bisa melakukan pengumpamaan pada
situasi yang spesifik.
Dari data yang diperoleh pada tabel yang telah disediakan menunjukkan bahwa subjek
menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada pada pokok bahasan pengukuran pada
segitiga berdasarkan Taksonomi SOLO dari kelima soal. Hal ini menunjukkan bahwa pemecahan
masalah dari siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga sangat berragam sesuai dengan kemapuan
yang dimiliki siswa dan bisa dikatakan termasuk tinggi jika dilihat dari sudut saah satu soal
23

dimana sibagian besar jawaban sudah memenuhi tingkatan yang soal berikan hanya ada satu
subjek yang cenderung memberikan dengan tingkat jawaban terendah.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa deskripsi analisa
pemahaman siswa berdasarkan Taksonomi SOLO yang memuat lima tingkatan menunjukkan
bahwa pada tingkat prastruktural subjek sudah bisa menemukan jalan keluar bisa memberikan
jawaban yang benar dan sesuai dengan apa yang soal minta. Pada tingkat unistruktural subjek
yang belum bisa menjawab sesuai dengan maksud dan tujuan soal melakukan kesalahan dalam
menggunakan jalan keluar yang digunakan sehingga menghasilkan jawaban yang cenderung
salah. Pada tingkatan multistruktural subjek mengalami kesulitan dan banyak melakukan
kesalahan dalam menemukan cara awal untuk mencari jalan keluar sehingga hanya mengerjakan
sesuai pemahaman masing-masing subjek. Pada tingkatan relasional dan abstrak diperluassubjek
banyak mengalami kesalahan dalam menafsirkan soal dan ketelitian yang kurang dalam
melakukan operasi hitung sehingga memiliki jawaban yang sedikt kurang benar, dengan
demikian ada subjek yang masih belum bisa mencapai hasil yang soal harapkan, dan ada Subjek
yang bisa memenuhi indikator soal serta bisa menjelaskan alasan dari jawaban yang bisa
dideskripsikan kedalam tingkatan yang mungkin lebih tinggi dari pada indikator soal. Dilihat
dari masing-masing soal yang menyelesaikan permasalahan siswa sudah bisa memenuhi kriteria
soal dan bisa menjawab dengan benar jika diperiksa dari satu lajur soal maka presentase yang
siswa hasilkan pada masing-masing levelnya paling dominan sudah berada pada tingkatan
tertinggi berdasarkan soal bukan berarti jika menjawab pada tingkata prastruktural kemudian
siswa memberkan jawaban yang benar yaitu jawaban prastruktural maka siswa dideskripsikan
pada tingkatan ang paling rendah tidak demikian karena pada hal ini siswa sudah bisa
memberikan respon tertinggi yang soal berikan, berbeda pada kasus soal abstrak diperluas siswa
yang menjawab dengan jawaban prastruktural maka dideskripsikan pada tingkatan paling rendah.
Jadi dengan melihat kesimpulan masing-masing soal siswa sudah bisa memenuhi indikator yang
ada.
2. Temuan Dalam Penelitian Ini
Dalam penelitian ini ditemukan berbagai hal yang memungkinkan peneliti atau penelitian
lanjutan dilakukan karena dalam beberapa kasus akan menemukan hal berbeda dan cukup
24

mempengaruhi untuk dibahas lebih lanjut. Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 3
dengan mengambil 3 Subjek dengan 3 kemampuan matemaika yang berbeda satru dengan yang
lainnya. Setelah dilakukan test pilot pada Subjek dapat diketahui klasifikasi untuk menentukan
subjek yang memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang lainnya dengan demikian bisa
diketahui letak Subjek yang memiliki kemampuan berbeda berada pada kelas dengan tingkatan
yang bersangkutan, hasil dari pilot test menunjukkan bahawa subjek yang memiliki kemampuan
tinggi tidak selalu berada dalam kelas yang berkemampuan tinggi juga tetapi keberadaan Subjek
yang memiliki kemampuan berbeda terletak acak. Penemuan lain yang dapat ditemukan dalam
penelitian ini adalah mengenai pemahaman siswa bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang
berbeda satudengan yang lainnya, dengan mengambil contoh subjek yang memiliki kemampuan
rendah kemudian diberikan soal yang berbeda dengan materi yang berbeda tentunya subjek akan
menunjukkan hasil yang berbeda pada pengerjaannya dan memungkinkan subjek berkemampuan
rendah untuk menjawab dengan kemampuan tinggi, demikian juga pada Subjek yang lainnya.
Setelah dilakukan penelitian maka bisa diketahui pengapikasian Taksonomi SOLO pada
pemahaman siswa dalam hal ini siswa mampu memenuhi indikator yang ada maka bisa
dikatakan bahawa siswa itu mampu mengerjakan soal jadi deksripsi pada jawaban prastruktural
misalnya tidak selalu dideskripsikan sebagai jawaban dengan tingkat rendah tetapi ketika ada
soal dengan tingkatan prastruktural maka siswa yang menjawab dengan tingkatan jawaban
prastruktural siswa tersebut bisa dikatakan menjawab dengan benar dan memenuhi indikator
yang ada.
3. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diberikan saran yaitu kesimpulan
memberikan pengertian bahwa respon tertinggi pada jawaban sioswa berdasarkan tingkatan yang
soal berikan jadi ketika dilihat dari baris soal yang ada respon subjek cukup tinggi, tetapi ketika
dilihat dalam diagram tingkatan yang menyebebkan tingkatan Prastruktural sangat tinggi adalah
karan satu Subjek yang cenderung menjawab dengan tingkatan tersebut dan ada satu sa yang
merupakan indikator tingkatan yang bersangkutan, dengan demikian aka disarankan guru ebih
sering memberikan latihan-latihan soal tentang pemecahan masaah dengan soal yang
bervariasi.Masih ada subjek yang belum bisa memahami maksud dari soal dan cenderung
menjawab dengan pengertian yang mereka miliki dan menghasilkan jawaban yang cenderung
salah dan siswa juga masih kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan, maka
25

disarankan agar guru untuk membiasakan siswa dalam bentuk soal cerita atau keseharian yang
bisa dialami siswa untuk meningkatkan analisis siswa dan juga menumbuhkembangkan
kemampuan bernalar yaitu berpikir sistematis, logis, dan kritis.Bagi peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian serupa dapat mengembangkan soal pada Taksonomi SOLO dalam bentuk
pemecahan masalah yang bervariasi dengan mengadakan pendahuluan, koreksi soal dan validasi,
serta wawancara yang jelas agar memiliki hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka Citpta:
Jakarta
Asikin, M. 2002. “Penerapan Taksonomi Solo Dalam Penyusunan Item dan Interprestasi Respon
Mahasiswa Pada Perkuliahan”.
Biggs, J. & Tang, C. 2007. “Teaching for Quality Learning at University”.
Hamdani, Asep Saepul 2012. “Taksonomi Bloom dan SOLO untuk Menentukan Kualitas Respon
Siswa terhadap Masalah Matematika ”.
Diakses dari : http://penerbitcahaya.wordpress.com( 23 Agutus 2016 )
Foster, D. 2007. Making Meaning in Algebra Examining Students’ Understandings and
Misconceptions. Assessing Mathematical Proficiency, 53, 163-176.
Diakses dari http://library.msri.org/books/Book53/files/12foster.pdf( 14 Oktober 2016 )
Hattie, J.A.C & Brown, G.T.L. 2004. “Cognitif Proceses In asTTle: the Solo Taxonomy”
Kathryn. 2005. “Analysis of Asynchronous Online Discussion using the
SOLO Taxonomy.” Australian Journal of Educational & Developmental Psychology 5:
117-127.
Diakses dari :
http://nova.newcastle.edu.au/vital/access/manager/Repository?fo=sm_subject%3A22asyn
chronous+communication%22( 18 September 2016 )
Jan, S. & Rodrigues, S. 2012. A Students’ Difficulties In Comprehending Mathematical Word
Problem In English Language Learning Contexts. International Researcher , Vol. 1.3,
152-160.
Legutko, M. 2008. An Analysis of Students’ Mathematical Errors in the Teaching Research
Process. Handbook for Mathematics Teaching: Teacher Experiment. A Tool for
Research, 141-152.
Diakses dari :http://dandcmathematicskit.wiki.westga.edu/file/view/resource+3.pdf ( 3
Agustus 2016 )
Lian, Lim Hooi & Wun Thiam Yew. (2012). “Assessing Algebraic SolvingAbality: A
Theoretical Framework.” International Education Studies 5 (6):177-188.
Diakses dari :
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/article/dwonload/19153/13801( 18 Agustus
2016 )
26

Manibuy, Ronald., Mardiyana & D. R Sari Saputro. 2014. “Analisis Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat berdasarkan TAKSONOMI SOLO pada Kelas X
SMA Negeri 1 Plus di Kabupaten Nabire-Papua.” Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika 2 (9): 933- 946.
Diakses dari : http://www.e-journal.com/2015/03/analisis-kesalahan-siswa-dalam.html
(18 Agustus 2016 )
Miles, Metthew B, A. Michale Huberman and Johnny Saldana. 2014 Qualitative Data Analysis,
A Methods Sourcebook, Third Edition. Sage Publicaton, Inc
Moleong, L.J. 2000. Metodologi penelitian Kualitatif (cet.13). PT. Remaja Rosdakarya
Momo Morteza, 2009, “Teori Belajar Kognitif”
Diakses dari :http://hasanahworlds.wordpress.com( 23 September 2016 )
Nuroniah, Mistakun., Rochmad & Kristina Wijayanti. 2013. “Analisis Kesalahan Dalam
Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah dengan TAKSONOMI SOLO.” Unnes Journal
of Mathematics Education 2 (2): 55-63.
Diakses dari :http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/dwonload/3339/3080
(23 September 2016 )
Puspitasari, Nandya. 2016. “ Kesalahan Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Aljabar Ditinjau
dari Taksonomi SOLO di SMP Negri 1 Sambi”.
Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Kialitatif, Kuantitatif, dan R&D ”. Bandung
Alif Beta.
Sunardi. 1997. Studi Penguasaan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Taksonomi
SOLO Siswa SD Di Kecamatan Kaliwates Jember. Penelitian Tidak Diterbitkan. Jember:
Universitas Jember
Winkel, S 2009. Psikologi Pembelajaran. Yogya: Media Abadi
Zakiya, 2012, “Kelebihan Taksnomi SOLO”.
Diakses dari :http://id.shvoog.com

27

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5