ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BY. NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
PADA BY. NY. S DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN
KEBUMEN

Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh:
Retno Wulandari
NIM. A01301806

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2016

Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Juli 2016
Retno Wulandari1, Eka Riyanti2, M. Kep, Sp, Kep. Mat


ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA BY. NY. S DI
RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang: Nutrisi merupakan zat makanan yang diperlukan oleh manusia untuk dapat hidup.
Nutrisi berperan penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta
mencegah terjadinya berbagai penyakit. Kekurangan asupan nutrisi dapat mengakibatkan
terjadinya masalah nutrisi, mudah terkena infeksi karena menurunnya pertahanan tubuh dan akan
berdampak terjadi penyakit kronis.
Tujuan umum: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
Pembahasan: masalah keperawatan yang muncul khususnya pada By. Ny. S yaitu ketidakefektifan
pola makan bayi berhubungan dengan reflek hisap belum kuat, resiko infeksi berhubungan dengan
imaturitas sistem imun.
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pola makan bayi
yaitu pemberian nutrisi kepada pasien melalui OGT. Intervensi untuk mengatasi masalah
keperawatan resiko infeksi yaitu membersihkan inkubator dan mengganti popok setiap pasien
BAK/BAB.
Evaluasi: diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola makan bayi belum teratasi diharapkan
perawat memberikan nutrisi sesuai kebutuhan, mengkaji kemampuan pasien dalam menghisap,

resiko infeksi teratasi sebagian diharapkan perawat rutin membersihkan inkubator, mengganti
popok setiap pasien BAK/BAB.

Kata kunci : nutrisi, BBLR, asuhan keperawatan

iv

Nursing Diploma Study Program.
College of Health Sciences Muhammadiyah Gombong
KTI, July 2016
Retno Wulandari1, Eka Riyanti2, M. Kep, Sp, Kep. Mat

ABSTRACK
NURSING MEETING BY NUTRITIONAL NEEDS. NY. S IN THE PERISTI HOSPITAL
DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Background: Nutrients are food substances needed by human beings can live. Nutrition plays an
important role in helping the process of growth and development of children and prevent various
diseases. Nutrition deficiency may result in nutritional problems, are susceptible to infection
because of their reduced immune defense and will impact chronic illness occurs.

general purpose: provides an overview of nursing care with problems fulfilling the nutritional
needs of patients LBW (low birth weight).
discussion: nursing problems that arise, especially on By. Ny. S is the ineffectiveness associated
with the baby's diet is not strong suction reflex, the risk of infection associated with the immaturity
of the immune system.
Nursing actions undertaken to address the problem of ineffectiveness baby's diet is providing
nutrition to patients through OGT. Interventions to address the problem of nursing risk of infection
is to clean the incubator and changing every patient BAK / BAB.
Evaluation: nursing diagnoses ineffectiveness of diet is not resolved expected baby nurses provide
nutrients as needed, assess the patient's ability to suck, the risk of infection is resolved portion
expected to nurse the incubator routine cleaning, changing diapers each patient's bladder / bowel
movements.

Keywords: nutrition, low birth weight, nursing care

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada BY. NY. S
diruang Peristi RSUD Soedirman Kebumen.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih setulustulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan
dan dorongan selama penulis menjalani studi. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah mengantarkan umat manusia dari
zaman jahiliyah menuju zaman berilmu
2. Bapak Madkhan Anis, S.Kep,. Ns., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong
3. Bapak Sawiji Amani, S. Kep. Ns, M. Sc., selaku ketua Program Study
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
4. Ibu Eka Riyanti, M. Kep, Sp, Kep. Mat selaku dosen pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana hingga
KTI ini terwujud
5. Sri Abdi Lestari, S. Kep selaku penguji pada ujian komprehensif diruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
6. Kedua orang tuaku, kakakku dan keluargaku yang telah memberikan

dukungan baik moril, materil dan spiritual serta menjaga kedewasaan
berfikir dan bertindak

vi

7. Teman-teman kelas 3C Diploma III Keperawatan yang menjadikan masamasa penuh warna.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan
pahala yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga karya
tulis ilmiah ini bermanfaat. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Gombong, 19 Juli 2014
Retno Wulandari

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR....................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan penulisan ............................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ........................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ............................................................................ 6
B. Inovasi Keperawatan ..................................................... 11
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ..................................................................... 20
B. Analisa data ................................................................... 23
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi .......................... 24
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan ..................................................... 31
B. Inovasi Tindakan Keperawatan ..................................... 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 42

B. Saran .............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

Tabel

2.1:

Indikator

awal

intervensi

keperawatan

diagnosa


keperawatan

diagnosa

ketidakefektifan pola makan bayi
Tabel

2.2:

Indikator

tujuan

intervensi

ketidakefektifan pola makan bayi
Tabel 2.3: Distribusi Perawatan Bayi ASI dan susu Formula Menurut
Kategori Berat Badan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2011-2014
Tabel 2.4: Distribusi rata-rata perubahan ukuran Berat badan (gram)

neonatus setiap minggu berdasarkan jenis nutrisi yang
diberikan kepada neonatus di RSUD Al- ihsan Provinsi Jawa
Barat
Tabel 3.1: Indikator awal dan tujuan intervensi keperawatan diagnosa
ketidakefektifan pola makan bayi
Tabel 3.2: Indikator awal intervensi keperawatan diagnosa resiko infeksi
Tabel 3.3: Indikator tujuan intervensi keperawatan diagnosa resiko infeksi

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang dilahirkan
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi
(Kosim dkk, 2010). Masalah yang mungkin ditemukan pada BBLR
diantaranya keadaan umum bayi yang tidak stabil, henti nafas,

inkoordinasi reflek menghisap dan menelan, serta kurang baiknya kontrol
fungsi motorik oral, sehingga beresiko mengalami kekurangan gizi.
Kekurangan gizi ini diantaranya disebabkan oleh meningkatnya kecepatan
pertumbuhan, serta semakin tingginya kebutuhan metabolisme, cadangan
energi yang tidak mencukupi, sistem fisiologi tubuh yang belum
sempurna, atau karena bayi dalam keadaan sakit (Suradi dkk, 2010).
Kekurangan asupan nutrisi pada anak beresiko terjadi masalah
nutrisi (kekurangan vitamin, seng, yodium dan zat besi), menurunnya
pertahanan tubuh seperti anak mudah terkena infeksi dan akan berdampak
terjadi penyakit kronis (Tinkew, 2014). Keadaan kekuranan nutrisi juga
menyebabkan terganggunya proses pertumbuhan, produksi tenaga,
berkurangnya pembentukan struktur dan fungsi otak sehingga anak
cenderung menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah cengeng dan mudah
tersinggung serta apatis (Almatsier, 2009).
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran didunia
dengan batasan 3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistic menunjukkan
90% kejadian BBLR didapatkan dinegara berkembang dan angka
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2.500 gram (WHO, 2007).


2

Sasaran Milleneum Development Goals (MDG’s) sampai dengan
tahun 2015 adalah mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23
per 1.000 kelahiran hidup dari 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2007 dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 32 per 1.000
kelahiran hidup. Penyebab AKB salah satunya adalah Berat Badan Bayi
Lahir Rendah (BBLR). BBLR pada hasil observasi epidemiologi yang
membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram
mempunyai kontribusi terhadap kesehatan yang buruk. Angka kejadian
dan angka kematian BBLR akibat komplikasi seperti asfiksia, Infeksi,
Hipotermia, Hiperbilirubin masih tinggi. (DEPKES RI, 2007).
Faktor-faktor penyebab BBLR merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor melalui proses yang berlangsung selama dalam
kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi BBLR adalah faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kunjungan antenatal
care, kadar Hb ibu hamil dan nerat badan ibu selama hamil, paritas, jarak
kehamilan, ukuran LILA, dan umur, sementara faktor eksternal meliputi
lingkungan, sosial, ekonomi (Yayan Akhyar Israr, 2008). Status gizi
kurang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh masalah gizi yang
dialaminya. Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kurang
Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi.
KEK pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin
sehingga menimbulkan risiko BBLR. Status gizi ibu selama hamil dapat
ditentukan dengan memantau pertambahan berat badan selama hamil,
mengukur LILA dan mengukur kadar Hb ibu hamil. Kadar Hb ibu hamil
sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Hasil pemeriksaan kadar
Hb dengan ahli dapat digolongkan menjadi empat yaitu, 9-10gr% anemia
ringan, 7-8gr% anemia sedang, < 7gr% anemia berat. Bahaya terhadap
janin sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan
dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan
metabolisme

tubuh

sehingga

mengganggu

pertumbuhan

dan

3

perkembangan janin dalam rahim sehingga dapat menyebabkan BBLR
(Manuaba, 2010).
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9-30%, hasil studi di tujuh daerah
multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5%
(Yayan Akhyar Israr, 2008). Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
yang tinggi menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk
menurunkan angka kejadian BBLR agar kualitas kesehatan dan
kesejahteraan menjadi meningkat. Pada umumnya bayi dilahirkan setelah
dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Berat bayi lahir yang
normal adalah antara 2.500-4.000 gram, dan bila di bawah atau kurang
dari 2.500 gram dikatakan BBLR. Kejadian BBLR ini bisa dicegah bila
kita mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
Pada umumnya BBLR terjadi pada primipara yang sangat muda.
Kemudian kejadian ini meningkat lagi pada anak keempat dan seterusnya.
Semakin banyak anak semakin pendek jarak kehamilan maka resiko
mendapatkan bayi dengan berat lahir rendah semakin meningkat. Seorang
ibu memerlukan waktu dua tahun antara kehamilan agar pulih secara
fisiologik dari persalinan dan mempersiapkan diri untuk hamil berikutnya
(Manuaba, 2010).
Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar
10,34 per 100 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar 10,62 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target
Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17 per
1000 kelahiran hidup maka angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target sebesar 17 per
1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes
Prov Jateng),2011).

4

AKB di Kabupaten Kebumen tahun 2011 adalah 187 orang dari
21.297 kelahiran hidup, hal ini cukup baik dibandingkan dengan tahun
2010 yang berjumlah 231 orang dari 21.297 kelahiran hidup. Penyebab
AKB di Kabupaten Kebumen tahun 2011 adalah BBLR 31%, asfiksia
14%, kelainan kongenital 11% dan lain-lain 44% (Dinas Kesehatan
Kabupaten Kebumen (Dinkes Kab Kebumen), 2011).
Dari banyaknya kasus angka kematian bayi yang disebabkan oleh
BBLR serta dampak yang diakibatkan dari BBLR apabila tidak ditangani
dengan tepat, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan
pada pasien By. Ny. S di ruang peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
dengan nutrisi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada By. Ny. S di Ruang Peristi
RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pemenuhan nutrisi pada pasien
pada BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
b. Mampu melakukan analisa data yang meliputi data fokus (data
subjektif dan objektif) untuk kemudian dirumuskan menjadi
diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
BBLR diruang Peristi RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
d. Mempu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

5

e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada BBLR diruang
Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
f. Mampu mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang
telah dilakukan pada pasien pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
BBLR diruang Peristi RSUD Dr. Soedirman Kebumen
g. Mampu menganalisis tindakan dengan pendekatan teori
maupun jurnal ilmiah.

C. Manfaat penulisan
1. Manfaat Keilmuan
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mempunyai wawasan baru tentang pasien dengan
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan BBLR dan sebagai
pembelajaran bagi mahasiswa.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi rumah sakit
Hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi
karya tulis bagi pihak rumah sakit tentang asuhan keperawatan
khususnya pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Bagi klien dan keluarga
Memeberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan memberikan informasi kepada
keluarga tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi.

43

DAFTAR PUSTAKA

Bowling TE& Cliff B.(2008) “The effects of bolus and continuous
nasogastric feeding on gastro-oesophageal reflux and gastric
emptying in healthy volunteers: a randominset three-way
crossover pilot study”. Nottingham: Nottingham university.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Dinkes Prov Jateng). (2011).
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011. Available on:
http://related:www.depkes.go.id/resources///download/profil/PRO
FIL KES PROV 2011/P.Profil.Jateng 2011.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (Dinkes Kab Kebumen). (2011).
Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2011. Available on:
http://related:www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROF
IL_KOTA_2011/P.JATENG _Kebumen2011.
Farrington M, Lang S et al. (2009). Nasogastric tube placement
verification in pediatric and neonatal patient. Diambil dari CNE
continuing nursing education series, pediatric nursing. JanuaryFebruary 2009 vol 35 no 1 http://web.ebscohost.com.
Hermandt & k,2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi.
Jakarta: EGC
Hidayat, A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta: Salemba Medik
Judarwanto, W., (2006). Pemilihan susu formula terbaik bagi bayi.
Jakarta: Pusat data informasi Persatuan Rumah Sakit Indonesia
Kosim, M. S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., Usman, A. (2010)
Buku ajar neonatologi. Jakarta: IDA
Kurniali, P., & Abikusno, N. (2007). Memilih dan menentukan makanan
terbaik untuk hidup lebih sehat. Jakarta: PT Elex media
komputindo
Lindseth, G. N. (2006). “Gangguan Lambung dan Duodenum”. Dalam:
Price, S. A., Wilson, L. M. (2006). “Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit”. Edisi 6, Volume 1, Terjemahan B. U.
Pendit,et.al.Jakarta:EGC.
Manuaba, IBG.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Munasir, Z., dan Murniati., (2011). Air susu ibu dan kekebalan tubuh.
Jakarta:IDAI
Muttathi’in, K.2011. Perbedaan Pertambahan Berat Badan Bayi Usia 4-6
bulan yang diberikan ASI eksklusif dan susu formula di wilayah
kerja
Puskesmas
Kartosura
dan
Gatak
Kabupaten
Sukorharjo.Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas
Meret. Surakarta: EGC

44

Peter S, Gill F (2008). Development of a clinical practice guidline for
testing nasogastric placement: Wiley Periodical, Inc
Perry&Potter.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4,
Volume 2. Jakarta: EGC
Supariasa, 2008. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G., Marzuki, A. N., Ananta, Y. (2010)
Indonesia menyusui. Jakarta: IDAI
Susanti, Hasanah dan Utami. 2013. Perbandingan Kenaikan Berat Badan
BBLR yang diberi ASI dan Susu Formula Pada Dua Minggu
Pertama Rawatan. Riau: Ilmu Keperawatan UNRI
Wardhani, Kristina. 2009. Analisa Perbandingan Peningkatan Berat
Badan Pada Bayi BBLR yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu
Formula Khusus BBLR Pada BBLR Usia 0-2 minggu di Ruang
Peristi RS Panti Wilasa Citarum Semarang: Semarang: Ilmu
Keperawatan FK UNDIP
Wiryana 2007. Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis. Jurnal Penyakit
Dalam Volume 8 Nomor 2 Mei 2007: Jakarta: EGC