BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan - Eva Triana BAB II

  a) Definisi Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ke tiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 Menurut Saifudin, (2009) dalam Elisabeth (2014; h. 69). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina, berumur 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan di bagi atas 3 triwulan (trimester) : (a) kehamilan triwulan I antara minggu 0-12, (b) kehamilan triwulan II antara minggu 12-28, (c) kehamilan triwulan III antara minggu 20-40 (Mochtar 2012; h. 35) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proses kehamilan adalah bertemunya spermatozoa dengan ovum, konsepsi dan pertemuan zigot, dilanjutkan nidas dani implementasi, sampai dengan pembentukan plasenta dan tumbuh kembang sampai aterm yaitu >36 minggu sampai <40 minggu.

  b) Tanda Dan Gejala Kehamilan (1) Tanda-tanda presumptif (dugaan hamil) (Menurut Mochtar

  2012;h. 35) (a) Amenorea (tidak mendapat haid)

  Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari naegele. (b) Mual dan muntah (nausea and vomiting)

  Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness (sakit pagi). Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hiperemesis gravidarum. (c) Mengidam (ingin makan khusus)

  Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau-bauan. (d) Pingsan

  Jika berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.

  (e) Tidak ada selera makan (anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian napsu makan timbul kembali.

  (f) Lelah (fatigue) (g) Payudara membesar , tegang, dan sakit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.

  (h) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

  (i) Konstipasi/obstipasi karena otot-otot usus menurun oleh penaruh hormon steroid.

  (j) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (cloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisea) (k) Epulis : hipertrofi papila gingivalis.

  (l) Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

  (2) Tanda-tanda kemungkinan hamil (Mochtar 2012;h. 35-36) (a) Perut membesar (b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.

  (c) Tanda Hegar : ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu. (d) Tanda Chadwick : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat diporsio, vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen. (e) Tanda Piskacek : pembesaran dan pelunakan rahim kesalah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterina.

  Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu. (f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika di rangsang = Brakton Hicks.

  (g) Teraba ballotement (h) Reaksi kehamilan positif

  (3) Tanda pasti (tanda positif) (Mochtar 2012;h. 36-37) (a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba, juga bagian-bagan janin.

  (b) Denyut jantung janin : (i) Didengar dengan stetoskop-monoaural Laennec.

  (ii) Dicatat dan didengar dengan alat doppler. (iii) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram. (iv) Dilihat pada ultrasonografi. (c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen. c) Proses Permulaan Kehamilan menurut (Mochtar 2012; h. 16-19) Setiap bulan, saat ovulasi, seorang wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telut (ovarium), yang ditangkap oleh umbai-umbai (frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Sewaktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian tuba uterina yang menggembung.

  Di sekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian, pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah sel mani untuk kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa tadi terjadi pembuahan (konsepsi=fertilisasi).

  Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sambil bergerak (dengan bantuan rambut getar tuba) menuju ruang rahim. Ovum yang telah dibuahi tadi kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya berserang diruang rahim, peristiwa tersebut disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi, diperlukan waktu kira- kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mugidah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi, dapat dikatakan bahwa setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi (mochtar. 2012; h. 16).

  (1) Sel Telur (ovum) Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis)

  (a) Oogonium (b) Oosit pertama (primary obcyte) (c) Primary ovarium follicle (d) Likuor folikularis (e) Pematangan pertama ovum (f) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi ovum.

  (2) Sel Mani (spermatozoon) Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nukleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.

  (3) Pembuahan (konsepsi =fertilisasi) Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dan sek telur di tuba uterina. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Selain itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. (4) Nidasi (Implantasi)

  Nidasi adalah masukknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

  (5) Plasentasi dan Mukosa Rahim Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktum dan stratum spongiosum.

  Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : (a) Desidua basalis : yang terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim tempat terjadinya plasentasi.

  (b) Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliteralis dan

  (c) Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya (Mochtar, 2012; h.17-18).

  (6) Pertumbuhan Mudigah (Embriogenesis) Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lepeng embrional (embryonal plate), yang selanjutnya berdiferensiasi menjadi tiga unsur lapisan, yaitu : (a) Sel-sel ektodermal (b) Sel-sel mesodermal, dan (c) Sel-sel entodermal. d) Jadwal Pemeriksaan Antenatal Menurut Elisabethb(2015; h. 79) menjelaskan bahwa pemeriksaan antenatal care adalah sebagai berikut : (1) Pemeriksaan pertama :

  Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

  (2) Pemeriksaan ulang (a) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan.

  (b) Aetiap 2 minggu sampai usia kehamilan berumur 8 bulan. (c) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

  e) Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

Tabel 2.1 usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri

  Tinggi fundus uteri Usia Kehamilan 1/3 diatas simpisis 12 minggu ½ diatas simpisis pusat 16 minggu 2/3 di atas simpisis 20 minggu setinggi pusat 22 minggu 1/3 di atas pusat 28 minggu ½ pusat prosesus xipodeus 34 minggu setinggi prosesus xipodeus 36 mingg dua jari (4 cm) dibawah prosesus xipodeus 40 minggu

  Sumber : Manuaba, 2010; h. 100

  f) Perubahan fisiologis pada kehamilan (1) Berat badan

  (a) Peningkatan berat badan badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5 kg) (b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu

  (c) Pengaruh dari petumbuhan janin, pembesaran organ maternal, penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume darah dan cairan interstisial pada maternal. (2) Sistem Reproduksi

  (a) Uterus (i) Berat naik 20 x 50 gram.

  (ii) Volume 10 ml. (iii) Pembesaran uterus karena pengaruh estrogen adalah hyperplasia dan hipertrofi jarinagn otot uterus.

  (iv) Kontraksi barxton hicks terjadi pada minggu ke-6 dengan teregangnya uterus karena eksterogen dan progesterone.

  (v) Posisi uterus bergeser kanan, dan teraba pada usia 12 minggu.

  (b) Serviks (i) Serviks terdapat tanda-tanda Chadwick, goodell, dan mucus plug.

  (ii) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan (tanda hegar)

  (iii) Lender serviks meningkat seperti gejala keputihan (iv) Ovarium

  Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi progesterone dan ekstrogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi kematangan ovum selama kehamilan.

  (v) Payudara (a) Payudara menjadi lebih besar, kenyal dan terasa tegang (b) Aerola mengalami hiperpgmentasi (c) Glandula montgometri makin tampak (d) Papilla mamae makin membesar/menonjol (e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi.

  (vi) Vulva Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesteron dan ekstrogen, berwarna kebiruan (tanda

  Chadwick).

  (c) Sistem musculoskeletal (i) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis.

  (ii) Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae. (d) Sisitem endokrin

  Kelenjar tiroid (i) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskulariras.

  (ii) Konsumsi oksigen (O

  2 ) dan peningkatan basal metabolic rate (BMR) merupakan akibat aktivitas. Kelenjar paratiroid (i) Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebuhuhan kalsium (C a ) dan vitamin D. (ii) Saat kebutuhan rangkai janin mencapai puncak

  (pertengahan kedua kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat, kadar meningkat anatar minggu k -15 dan ke-35 gestasi. (e) Pancreas

  (i) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan, tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa ibu tetapi juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa denagan menyedot habis asam amino ibu.

  (ii) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pancreas meningkat produksi insulinya.

  (iii) Seirirng peningkatak usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya : human placental lactogen- HPL, estrogen, dan progesteron), peningkatan produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga terjadi.

  (iv) Estrogen, progesteron, dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakna insulin, hal ini merupakan mekanisme produktif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit feto- plasental. Akibatnya, tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin.

  (f) Prolaktin hipofisis (i) Pada kehamilan, prolaktn serum mulai meningkat secara progresif pada trimester 1 sampai aterm.

  (ii) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal (estrogen, progesteron, tiroid, insulin, dan kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat selama kehamilan kadar estrogen yang tinggi menghambat sekresi alveolar akif dengan menghambat peningkatan prolaktin pada jaringan payudara, sehinnga menghambat efek prolaktin pada epitel target.

  (iii) Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada masa hamil maupun menyusui.

  (g) Sistem Integumen Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada sistem organ ibu dikarenakan pengaruh hormon. Begitupun dengan sistem integumen. Perubahan pada sistem integumen selama hamil di sebabkan oleh pengaruh keseimbangan hormon dan peregangan mekanis yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut.

  (i) Peningkatan aktivitas melanophore stimulating hormone mengakibatkan hiperpigmentasi wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum, atau tanda regangan. Respons alergi kulit meningkat.

  Kelenjar sabaseus, keringat, dan folikel rambut lebih aktif. Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, contoh pigmentasi pada wajah (kloasma). (ii) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak sebdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelejar keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor. (h) Sistem respirasi

  Kebutuhan oksigen meningkat 15-20, diafragma terdorong ke atas, hiperventilasi, pernapasan dangkal (20-24 x/menit) mengakibatkan penurunan kompliansi dada, volume residu, dan kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal.

  Oleh karena itu, sisitem respirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan, yang secara langsung juga mempengaruhi suplai oksigen (0

  2 ) dan karbon diagnosa (CO 2 ) pada janin.

  (i) Jika inspirasi meningkat, maka jumlah kebutuhan oksigen (O

  2 ) akan meningkat (oksigen di arteri meningkat), sehingga suplai oksigen yang sampai ke fetus meningkat.

  (ii) Jika ekspirasi meningkat, maka output karbon dioksida (CO 2) meningkat, sehingga karbon dioksida dalam darah maternal menurun yang selanjutnya akan memudahkan transfer karbon dioksida dari fetus kepada maternal. (i) Laju metebolisme basal (basal matebic rate-BMR)

  Laju matabolisme basal biasanya meningkat pada bulan ke-4 kehamilan, meningkat 15-20 pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai normal pada hari ke-5 atau ke 6 postpartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatakan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh lemah dan letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagaian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolik.

  (j) Keseimbanagn asam basa Sekitar minggu ke-10 kehamilan, terjadi penurunan tekanan karbon dioksida sekitar 5 mmHg. Progesterone dapat meningkat sensitivitas reseptor napas sehingga volume tidal meningkat, tekanan karbon dioksida (PCO2) menurun, terjadi kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) dan Ph meningkat menjadi lebih basa.

  (k) Sistem gastrointestinal Selama masa kehamilan, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorsi nutrient meningkat. Aktivitas peristaltic (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga menyebabkan monstipasi, mual, serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan. (l) Esofagus, lambung, dan usus halus

  (i) Herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan akibat pergeseran lambung ke atas. Kondisi ini sering terjadi pada ibu multipara, obesitas, atau lebih tua.

  (ii) Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi HCL, oleh karena itu pembentukan/perkembangan tukak peptik yang sudah ada tidak umum selama masa hamil.

  (iii) Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot menurun, sehingga terjadi regurgitas esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Dengan demikian “ibu tidak mampu mencerna asam” atau mengaami nyeri ulu hati (pirosis).

  (m) Kandung empedu dan hati (i) Kadang empedu sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan gentalan empedu biasa terjadi. (ii) Hiperkolesterolemia ringan terjadi akibat peningkatan kadar progesteron, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil. (iii) Rasa tidak nyaman di abdomen

  Rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil, meliputi panggul terasa berat atau tertekan, ketegangan pada ligamentum teres uteri, flatulen (pembentukan gas berlebihan dalam lambung), distensi dan kram usus serta kontraksi uterus. Walaupun kebanyakan rasa tidak nyaman di abdomen merupakan konsekuensi perubahan maternal yang normal. (n) Sistem perkemihan

  Rasa yang tidak nayman berhubungan dengan sistem kemih pasti dirasakan oleh ibu hamil, karena ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeluarkan sampah metabolisme, dan menyimpan nutrien yang sangat panting. (Menurut Hutahaean 2013; h. 44-50). g) Perubahan psikologis pada masa kehamilan Sikap atau penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya sangat memengaruhi kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilanya. Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disebut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksaan dirinya secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu atau mungkin juga hal-hal lain). Akan tetapi kehamailan yang tidak diinginkan, kemungkianan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secar teratur, bahkan kadang juag ibu sampai melakukn usaha-usaha menggugurkan kandunganya. (1) Respon yang dialami terhadap kehamilan

  Setiap pasangan memiliki respons yang berbeda terhadap diagnosis kehamilan. Bagi sebagian pasangan hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, namun bagi sebagian lainnya menjadi sesuatu yang menakutkan atau mengejutkan dikarenakan ketidaksiapan mereka. (2) Ambivalen

  Dalam keadaan ini respon sorang wanita terhadap kahamilannya bersifat mendua, termasuk pada kehamilan yang sudah direncanakan, oleh karena implikasi yang harus dihadapi seperti finansial, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.

  Selain itu, akan timbul tanggung jawab atas bayi yang dilahirkan. Jadi, meskipun calon ibu terlihat gembira namun dia masih membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk menyesuaikan diri dalam menerima kehamilan. (3) Pengakuan/penerimaan ibu terhadap kehamilan

  Perasaan yang bercampur aduk akan berubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Dengan bertambah besarnya perut dan terjadinya berbagai peristiwa positif seperti melihat gambaran ultrasonografi atau mendengar suara jantung yang diperkeras oleh alat pengeras suara, maka ibu hamil mulai menerima janin sebagai calon anaknya. Dengan demikian ibu mulai mempersiapkan dirinya untuk menghadapi bayi yang akan hadir. (4) Labilitas emosional

  Labilitas emosional yaitu perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang merupakan campuran kedua perasaan tersebut. Perubahan hormonal yang merupakan campuran kedua perasaan tersebut.

  h) Perubahan anatomis dan fisiologis terhadap ibu hamil (1) Trimester I (Menurut Hutahaean 2013)

  Kehamilan menyebebkan perubahan secara keseluruhan dalam tubuh, khusunya pada alat genetalia ekstrena maupun interna. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain:

  (a) Uterus Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama kehamialn karena peningkatakn kadar ekstrogen dan progesterone sehingga uterus akan meningkat mengikuti semain besar ukuran janin di dalam kandungan. Berat normal uterus 30 gram, namun pada akhir kehamilan 40 minggu uterus menjadi 1000 gram beratnya dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. pada usia kehamilan awal bentuk uterus akan membentuk seperti buah alpukat agak gepeng. Pada usia kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosa apakah wanita tersebut hamil fisiologis, hamil ganda, atau menderita penyakit seperti molahidatidosa, dan sebagainya. (b) Serviks uteri

  Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami perubahan dikarenakan dipengaruhi oleh kadar hormone ekstrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, dimana hanya 10% jaringan ototnya. Jaringan ikat pada serviks ini lebih banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelanjar yang terdapat pada serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologis.

  (i) Vagina dan vulva Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon ekstrogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan. Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsiopun tampak lebam (livide).

  (ii) Ovarium Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditid berdiameter 3 cm. kemudian akan mengecil setelah plasenta terbentuk.

  (c) Payudara Payudara membesar pada kehamilan awal akibat hormon somatomammotropin, ekstrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Pada kehamialn 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi, terjadi hiperpigmentasi, sehingga warna areola menjadi lebih gelap.

  (d) Kulit Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi bagian tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh

  

melanophone stimulating hormone (MSH) yang meningkat.

  Hormon MSH merupakan salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Terkadang terdapat deposit pigmen di dahi, pipi, dan hidung, yang dikenal sebagai kloasma gravidarumi.

  (e) Sistem kardiovaskuler Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, volume darah bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan curah jantung yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%.

  (f) Sistem respirasi Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak akan mengalami gangguan pernapasan, namun sering bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran janin dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usus- usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak

  (g) Sistem Pencernaan Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual (nausea), kemungkinan akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun sehingga motolitas seluruh traktus digestivus juga berkurang . makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang direncanakan lebih lama dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, akan tetapi menimbulakan pula obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama ibu hamil. (h) Sistem perkemihan

  Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar, sehingga timbul keinginan untuk berkemih, hal ini akan hilang sering bertambah turun bayi ke dalan rongga panggul. (Menurut Hutahaean 2013; h. 69-70)

  (2) Trimester II Proses kehamilan merupakan perubahan pada seluruh tubuh ibu, khususnya alat genetalia ekterna dan interna serta payudara (mamae). Dalam hal ini hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai peran penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil secara terinci akan dijelaskan sebagi berikut :

  (a) Uterus Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya janin dalam rahim. Selama pembesaran ini, uterus berkontraksi kekanan. Hal ini disebabkan adanya kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan Braxton hicks.

  (b) Serviks uteri Pada kehamilan trimester dua ini, serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Terjadi hipervaskularisasi akibat meningkatan hormone estrogen dan progesterone. Serviks juga masih mengalami perlunakan dan pematangan secara bertahap.

  (c) Vagina dan vulva Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi yang disebabkan oleh peningkatan hormone estrogen dan progesteron. Hal ini menyebabkan sensivitas meningkat sehingga dapat membangkitkan keingingan hasrat seksual.

  Peningkatan relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin besarnya uterus dapat menimbulkan edema dan varises pada vulva. (d) Ovarium

  Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus

  

liteum. Pada kehamilan trimester kedua ini korpus luteum mulai menghasilkan hormone ekstrogen dan progesterone, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasma terbentuk. Plasenta menjadi sumber dari kedua hormone tersebut. Plasenta membentuk steroid, human chorionic gonadotropin (HCG), humanm plasenta lagtogen (HPL), atau human chorionic somatomammothropin (HCS), dan human

  

chorionic thyrotropin (HCT). Jadi pada masa ini plasenta mulai

menggantikan fungsi korpus liteum.

  (e) Mammae Pada kehamilan trimester dua terjadi perubahan-perubahan pada mammae, yaitu adanya rasa kesemutan dan nyeri tekan.

  Payudara membesar secara bertahap karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah ke payudara, putting susu lebih menonjol dan mengeras, aerola tubuh gelap akibat hiperpigmentasi aerola. Selain itu biasanya pada sebagian ibu hamil, setelah memasuki usia kehamilan 12 minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan berwarna putih agak kejernihan yang di sebut colostrums. (f) Kulit

  Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae gravidarum yang tampak pada kulit abdomen, yaitu tanda renggang yang terbentuk akibat serabut-serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan terputus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal pada perut ibu.

  (g) Sistem kardiovaskuler Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi garam dan air yang di sebabkan sekresi aldosteron dari adrenal oleh estrogen. Peningkatan volume dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultrasi. Bunyi splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. Irama S3 lebih jelas terdengar setelah minggu ke-20 gestasi. Pada usia kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi peningkatan denyut jantung 10 sampai 15 kali per menit kemudian menetap sampai aterm. (h) Sistem respirasi

  Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan tekanan karbon dioksida ketika memasuki usia kehamilan trimester ini. Kejadian tersebut dipengaruhi peningkatan hormone progesterone.

  (i) Sisitem pencernaan Ibu hamil akan mengalami banyak keluahan yang dikarenakan perubahan anatomi dan fisologi system pencernaan di antaranya adalah sebagi berikut: (i) Konstipasi yang di sebabkan oleh hormone estrogen yang semakin meningkat.

  (ii) Perut kembung yang di sebabkan adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut, sehingga mendesak organ-organ pencernaan kearah atas dan lateral.

  (iii) Hemoroid yang di sebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus.

  (iv) Panas perut (heart burn) yang terjadi akibat aliran balik asam gastric ke dalam esophagus bagian bawah (j) Sistem perkemihan

  Vakularirasi meningkat membuat mucosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Pembesaran kandung kemih menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kemih hanya berisi sedikit urine (Menurut Hutahaean (2013; h. 107- 109). (3) Trimester III

  Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormone somatomammatropin, estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, ovarium, payudara, serta semua system tubuh. (a) Uterus

  Pada usia getasi 30 minggu, fundus uteri dapat di palpasi di bagian tengah antara umbilicus dan statrum. Pada usia kehmilan 38 minggu, uterus sejajr dengan tratum. Tuba uteri tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus.

  Frekuensi dan kekuatan kontraksi atau segmen atas rahim semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan meregangkan secara radial, yang jika terjadi bersamaan sengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunanya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang di sebut dengan lightening, yang mempengaruhi tekanan pada bagian atas abdomen. Peningkatan uterus 1.000 gram dan peningkatan ukuran uterus 30x22,5x20 cm. (b) Serviks uteri

  Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III. Sebagian dilatasi ostrium sterna dapat di deteksi secara klinis dari usia 24 minggu, dan pada sepertiga primigravida, ostum interna akan terbuka pada minggu ke 32. Enzim kolagenase dan prostaglatin berperan dalam pematangan serviks.

  (c) Vagina dan vulva Pada kehamilan trimester III kadang terjadi peningkatan rabas vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut lebih cair.

  (d) Mammae Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertandaan bahwa payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nanti. Progesterone menyebabkan putih menjadi lebih menonjol dan dapat digerakan.

  (e) Kulit Perubahan warna kulit menjadi gelap terjadi pada 90% ibu hamil. Sebelumnya, terdapat anggapan bahwa hal ini terjadi karena peningkatan hormone penstimulasi melanosit (melanosit stimulating hormone-MSH). Namun demikian, estrogen dan progesterone juga dilaporkan mamiliki efek penstimulasi melanosit dan sekarang menjadi penyebab pigmentasi kulit. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap dan terlihat area seperti aerola, perineum, dan umbikalkus juga area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan pada bagian dalam. (f) Sistem kardiovaskuler

  Kondisi tubuh yang dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah. Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Kompresi vena cava interior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan menurunya aliran balik vena. Sirkulasi uteroplasma menerima proporsi curah jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Hal ini diwujudkan dalam peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira-kira 500 ml/menit pada kehamilan cukup bulan. (g) Sistem respirasi

  Perubahan hormonal pada trimester tiga yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru mengakibatkan banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga di dukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma. Akibat pembesaran uterus, diafragma terdororng ke atas sebanyak 4 c, dan tulang iga juga bergeser ke atas. Bentuk dada berubah karena tiap-tiap diameter antereposterior dan transversal bertambah sekitar 2 cm, mengakibatkan ekpansi lingkar dada hingga 5-7 cm, iga bagian bawah melebar. Akibat terdororng diafragma ke atas, kapasitas paru total menurun 5%, sehingga ibu hamil merasa susah bernafas. Peningkatan ini terjadi awal kehamilan dan terus meningkat hingga cukup bulan. Biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernafas lebih mudah. i) Keluhan pada Kehamilan : (1) Trimester 1 Menurut Hutahaean (2013; h. 77-80)

  (a) Nyeri Epigastrik (Ulu Hati) Nyeri ulu hati biasanya terjadi karena peningkatan hormon estrogen dan progesteron sehingga motilitas otot polos gastrointestinal menurun (GI), terjadi peningkatan asam lambung yang akhirnya menyebabkan ulkus dan nyeri epigastrik (ulu hati). Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester pertama nyeri epigastrik adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu untuk menghindari makanan keras yang susah dicerna, dan makanan yang merangsang seperti pedas, lemak, dan mengandung gas. (ii) Anjurkan ibu untuk makan-makan sedikit tetapi sering (porsi kecil 5-6 kali sehari).

  (b) Rasa Mual dan Muntah (Morning Sickness) Ini terjadi pada bulan pertama kehamilan, timbul pada pagi hari yaitu saat perut kosong. Penyebab belum diketahui secara pasti, kemungkinan akibat dari perubahan hormonal. Penanganana yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester pertama adalah sebagai berikut: (i) Anjurkan ibu untuk menghindari perut kosong atau perut dalam keadaan penuh /kenyang.

  (ii) Anjurkan ibu untuk menghindari rangsangan berupa bau- bauan.

  (c) Mengidam Peningkatan asupan kalori terjadi karena perubahan psikologis selama kehamilan. Mengidam sering terjadi pada bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan semakin tuanya kehamilan. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut : (i) Berikan nasehat akan makanan seimbang agar kebutuhan nutrisi tercukupi.

  (ii) Berikan pengawasan pada ibu untuk jenis makanan yang tidak merugikan secara ketat.

  (iii) Berikan asupan protein yang cukup. (d) Gangguan berkemih

  Biasanya pada bulan pertama kehamilan ibu merasa ingin selalu buang air kecil. Ini terjadi karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hormon aldosteron yang dapat meningkatkan vaskularisasi pembuluh darah. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut. (i) Anjurkan ibu untuk mengurangi minum saat akan tidur, agar istirahat tidak terganggu.

  (ii) Anjurkan ibu untuk melakukan latihan kegel untuk kekuatan otot pubis.

  (iii) Bila ada keluhan saat BAK, maka segera rujuk ke dokter, gunakan pembalut jika perlu.

  (e) Obstipasi Kesulitan BAB yang di alami oleh ibu hamil disebabkan oleh kekuatan otot traktus digestivus menurun akibat pengaruh hormon progesteron yang mengakibatkan motilitas saluran pencernaan berkurang. Feses yang lebihlama di usus akan menyebabkan absorbsi air meningkat, dan terjadi pengeringan dari feses serta penekanan uterus terhadap kolon dan rektum.

  Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu untuk minum ± 6 gelas sehari. (ii) Anjurkan ibu untuk diet mengandung tinggi serat. (iii) Anjurkan ibu untuk lakukan latihan ringan. (f) Epulis

  Epulis merupakan keadaan hipertropi dan hiperemesis pada gusi. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut :

  (i) Berikan penjelasan bahwa hal ini adalah normal pada setiap kehidupan akan berhenti secara spontan sebelum melahirkan.

  (ii) Lakukan perawatan gigi dan mulut yang baik. Anjurkan ibu untuk menggunakan sikat yang lembut dan kumur air hangat. (iii) Anjurkan ibu untuk mengontrol gigi dengan teratur. (g) Varises

  Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan dalam masa kehamilan selain itu juga faktor hormonal seperti bendungana vena dalam panggul. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut :

  (i) Anjurkan ibu untuk menghindari bekerja sambil berdiri terlalu lama.

  (ii) Anjurkan ibu untuk menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.

  (iii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kaki dan menghindari menggantung tungkai sewaktu istirahat.

  (h) Fluor Albus Meningkat Fluor albus meningkat karena serviks dirangsang oleh hormon estrogen dan progesteron sehingga menjadi hipertropi dan hiperaktif serta mengeluarkan banyak mukosa. Umumnya peningkatan cairan dalam vagina pada kehamilan tanpa sebab patologis dan sering tidak menimbulkan keluahan. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagai berikut :

  (i) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan vulva dan pakaian dalam.

  (ii) Anjurkan ibu untuk menggunakan pembalut wanita. (iii) Rujuk kedokter bila pengeluaran cairan berlebihan dan menyebabkan rasa gatal.

  (i) Mudah Lelah, Malaise, dan Fatique Tidak diketahuai penyebabnya dengan jelas, mungkin adanya meningkatan estrogen dan progesteron, peningkatan HCG, dan asupan nutrisi yang cukup. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut adalah sebagi berikut : (i) Cegah terjadinya anemia.

  (ii) Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.

  (iii) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian roboransia. (j) Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri

  Perubahan pada payudara dan adanya perasaan nyeri disebabkan oleh hipertropi kelenjar payudara dan peningkatan vaskularisasi serta adanya hiperpigmentasi areola dan putting susu yang disebabkan oleh stimulasi hormon melanophore stimulating hormone (MSH). Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahn tersebut adalah sebagai berikut :

  (i) Anjurkan dan ajarkan ibu untuk menyokong payudara dengan BH ibu hamil yang memiliki lapisa empuk penahan payudara. (ii) Anjurkan ibu untuk membersihka aerola dan putting susu dengan air hangat serta body oil lalu keringkan.

  (2) Trimester II Menurut Hutahaen (2013; h. 113-114) (a) Kram otot

  Kram otot yang kerap dialami oleh ibu hamil dengan usia kehamilan sekitar 16-27 minggu atau trimester kedua di sebabkan karena tekanan saraf pada ektremitas bawah oleh uterus yang besar, kurangnya pencapaian darah pada sirkuler perifer, serta penyerapan kalsium oleh janin yang meningkat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tulang dan gigi.

  Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahan ibu hamil trimester kedua tersebut adalah dengan berkolaborasi dalam pemberian kalsium serta menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup.

  (b) Anemia Selain kram otot, anemia juga sering melanda ibu hamil.

  Penyebab tersering sehingga terjadi anemia ini adalah kurangnya nutrisi, zat besi, asam folat serta hemoglobinopati.

  Penangana yang dapat dilakukan untuk keluhan ibu hamil trimester dua adalah sebagai berikut. : (i) Kolaborasi untuk mendapatkan zat besi dan vitamin C.

  (ii) Konsul tentang pemberian diet. (iii) Anjurkan ibu untuk mencukupi kebutuhan nutrisisnya secara adekuat.

  (iv) Istirahat yang cukup. (c) Perubahan Libido

  Perubahan libido yang terjadi bisa dikarenakan pengaruh psikologis, hormonal, maupun perubahan emosi. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan ibu hamil trimester kedua tersebut adalah sebagai berikut : (i) Anjurkan ibu dan pasanganya membicarakan hubungan seksual yang aman dan nyaman bagi ibu.

  (ii) Anjurkan ibu untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasanganya.

  (d) Pruritus Pruritus yang dialami oleh ibu hamil masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluahan ibu hamil tersebut adalah sebagai berikut : Pastikan ibu hamil kuku pendek dan bersih untuk meningkatkna kesehatan dan mencegah terjadinya masalah baru. (i) Oleskan air hangat atau losion. (ii) Hiperpigmentasi

  (3) Trimester III Menurut Hutahaean (2013; h. 150-152) (a) Hemoroid

  Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid dapat bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti darah dalam rongga panggul. Relaksasi dari otot halus pada bowel, memperbesar konstipasi dan tertahanya gumpalan. Penanganan yang dapat dilakukan utnuk mengatasi keluhan ibu hamil trimeter ketiga tersebut adalah sebagau berikut : (i) Hindari konstipasi.

  (ii) Beri rendaman hangat/dingin pada anus. (iii) Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid kedalam anus dengan pelan-pelan. j) Tanda Bahaya Kehamilan

  Menurut (Mochtar,2012;h. 139-) komplikasi kehamilan : (1) Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

  (2) Toksemia Gravidarum Klasifikasi : Preeklamsi dan Eklamsi : preeklamsi dsn eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinurian dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya. (a) Preeklamsi

  Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu preeklamsi ringan dan berat: (i) Preeklamsi ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut: tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur dari posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebanyak 6 jam, edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.

  (ii) Preeklamsi berat, bila disertai keadaan sebagai berikut : tekanan darah 160/110 mmHg, atau lebih, proteinuria 5 gr atau lebih perliter, oliguria yaitu jumlah urine kuning dari 500 cc per 24 jam, adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium, terdapat edema paru dan sianosis.

  (b) Eklamsi Eklamsi dalam bahasa yunani berarti halilintar, karena serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir.

  (c) Abortus (keguguran) Menurut Mochtar (2012; h. 150) Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus. Eastman : abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup di artikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Jeffcoat : abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable

  by law

  Holmer : abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses plesentasi belum selesai.

  Klasifikasi abortus (keguguran) Abortus dapat dibagi atas dua golongan :

  (i) Abortus spontan : Adalah abortus yang terjadi dengan tidak di dahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. (ii) Abortus provakatus (induced abortion) : Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Menurut (Mochtar, 2012; h. 151-152) macam-macam abortus dapat dibagi atas :