BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian - RETNO RIA OCTAFIANA BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan dua siklus dan

  setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Kemampuan komunikasi lisan siswa kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga pada semester genap tahun ajaran 2011/2012 secara umum mengalami peningkatan.

  Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam setiap siklusnya.

1. Deskripsi Studi Awal

  Dalam studi awal kegiatan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa kelompok A PAUD Istiqomah Sambas kurang berkembang, ini ditandai dengan siswa belum mampu menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, alamat rumah secara sederhana. Siswa belum mampu mengemukakan pikiran dan perasaannya dalam bahasa lisan. Siswa belum mampu melakukan percakapan dengan guru atau teman sebaya. Siswa kurang memahami arti dari kosakata.

  Lebih jelasnya data hasil penelitian pada kondisi studi awal dapat dilihat di bawah ini:

  54

Tabel 4.1 Hasil Penelitia Studi Awal Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa

  MB

  BB

  13 Acha √

  MB

  14 Bita √

  MB

  15 Soffi B √

  MB

  16 Hilmy √

  17 Melly √

  BSH

  BB

  18 Odip √

  BB

  19 Nadin √

  MB

  20 Raffi √

  BSH Keterangan: Tanda bintang satu (  ) artinya anak yang belum berkembang sesuai dengan indikator (BB).

  Tanda dua bintang (  ) artinya anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator (MB).

  Tanda tiga bintang (  ) artinya anak yang sudah berkembang sesuai harapan pada indikator (BSH).

  12 Keysha √

  11 Sofi A √

  Kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga Tahun Ajaran 2011 – 2012

  5 Hanafi √

  No Nama Kemampuan Komunikasi lisan siswa Keterangan    

  1 Rafa √

  BB

  2 Zhafran √

  BSB

  3 Fatih √

  MB

  4 Iam √

  BB

  BB

  BSH

  6 Iyen √

  BSB

  7 Farah √

  MB

  8 Salsa √

  BSH

  9 Norine √

  MB

  10 Ayu √

  Tanda empat bintang ( ) artinya anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator (BSB).

  Data di atas diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru dan hasil observasi yang dilakukan kepada siswa oleh peneliti. Data hasil observasi tidak hanya dapat dilihat dari tabel diatas, tetapi dapat juga dilihat dari data frekuensi dan prosentase berikut :

Tabel 4.2 Prosentase dan Frekuensi Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa

  

Kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga pada Studi Awal

  Kegi Belum Mulai Berkembang Berkembang Jum atan berkembang berkembang sesuai sangat baik lah harapan ana

  Freku prose freku Prose freku prose Freku prose k ensi ntase ensi ntase ensi ntase ensi ntase Studi 6 30% 8 40% 4 20% 2 10%

  20 awal Pembelajaran ini dilaksanakan dengan cara yang sangat sederhana tanpa ada kegiatan maupun media atau alat peraga. Siswa memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi di depan kelas.Sesekali guru mengajukan pertanyaan dan jarang sekali guru melakukan percakapan dengan siswa. Ada siswa yang tidak memperhatikan, bermain sendiri, bahkan ada pula yang meninggalkan kelas dan bermain di luar kelas.

  Guru menyampaikan kegiatan sesuai tema, bernyanyi sesuai tema, tepuk sesuai tema, guru menanyakan pada siswa tentang ide nyanyian dan hanya beberapa anak yang mau menyampaikan idenya. Siswa diminta maju kedepan kelas untuk mengenalkan diri, menyebutkan nama, tanggal dan bulan kelahiran, alamat rumah secara sederhana, dan menceritakan pengalaman yang dialami. Cara seperti ini dilaksanakan secara berulang- ulang tanpa kegiatan yang bisa memancing keaktifan siswa. Siswa diminta maju oleh guru satu persatu dan jarang ada yang mau untuk maju, malah banyak siswa yang pergi ke luar kelas.

  Kegiatan seperti ini menyebabkan kemampuan komunikasi lisan siswa masih kurang maksimal. Suasana di kelas ramai, para siswa bermain sendiri atau saling berbicara satu sama lain tanpa menghirukan guru. Anak-anak tidak memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, siswa banyak yang merasa bosan, terlihat malas, dan tidak tertarik dengan kegiatan percakapan atau kegiatan pembelajaran lain.

  Pada tabel di atas kegiatan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa pada kondisi awal guru masih monoton dan belum mencapai hasil yang maksimal, kemudian peneliti melakukan observasi pada proses kegiatan belajar mengajar dengan kondisi awal dari 20 siswa yang di observasi terdapat 6 siswa atau 30% siswa yang belum berkembang sesuai indikator kemampuan komunikasi lisan, 8 siswa atau 40 % siswa yang mulai berkembang sesuai indikator kemampuan komunikasi lisan anak usia dini, 4 siswa atau 20 % siswa yang berkembang sesuai harapan pada indikator dan 2 siswa atau 10 % siswa yang berkembang sangat baik melebihi indikator kemampuan komunikasi lisan siswa.

2. Deskripsi Siklus I

  a. Perencanaan 1) Peneliti menyusun rencana pembelajaran dalam Rencana Kegiatan

  Harian (RKH) 2) Peneliti mempersiapkan media dan lembar kegiatan yang akan digunakan dalam pembelajaran 3) Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran.

  b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, guru dan siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKH yang sudah direncanakan. Kegiatan show

  your self dilakukan menggunakan berbagai media seperti foto siswa,

  boneka, mobil-mobilan, dan bola. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan.

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 mei 2012, dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00. Namun kegiatan show your self sendiri dilaksanankan mulai pukul 08.30-

  10.00. Kegiatan dimulai dengan pembukaan dimana anak berdoa, bernyanyi dan hafalan surat. Setelah itu guru melakukan apersepsi tentang kegiatan show your self, guru mencontohkan didepan kelas bagaimana cara melakukan kegiatan ini, pertama guru mengambil foto dan mengambil benda kesukaannya yaitu boneka. Kemudian sambil duduk guru memeperkenalkan namanya, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran serta alamat rumahnya. Semua siswa melihat guru dengan rasa penasaran. Lalu guru bertanya pada siswa ”apakah ada yang m au bertanya?” namun semua siswa diam. Guru melanjutkan memperlihatkan boneka shaun the sheep yang telah dia bawa. Ada beberapa siswa putri- bisik. Guru bertanya pada siswa ” apakah ada yang suka boneka ini?” dan semua siswa menjawab dengan tunjuk jari.

  Guru bercerita tentang kesukaannya pada boneka. Setelah selesai guru memanggil satu persatu siswa untuk mempraktekan apa yang telah guru contohkan. Saat pertemuan pertama ini guru masih kewalahan menangani siswa kelompok A karna ada beberapa anak yang keluar kelas dan berkelahi. Mereka adalah Zhafran dan Iam. Dan siswa yang mau melakukan kegiatan show your self hanya beberapa saja. Yang lain hanya duduk diam sambil memegang foto atau memegang mainan. Dan bila ditanya hanya menggeleng atau mengangguk. Saat penutup guru mengevaluasi kegiatan sehari dan memberikan reward pada siswa yang berani dan aktif dalam kegiatan show your self dan memberikan pesan pada siswa untuk menanyakan tanggal dan bulan kelahiran mereka pada orang tua dirumah karena banyak sekali siswa yang tidak tahu tanggal dan bulan kelahiran mereka serta alamat rumah mereka.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2012 dengan waktu yang sama dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan kali ini siswa terlihat lebih ceria dan aktif dalam melaksanakan kegiatan show your self, hanya terlihat beberapa siswa yang belum aktif seperti kemarin.

  Pertemuan ketiga hari Rabu tanggal 16 Mei 2012, dilaksanakan di dalam kelas dengan setting kelas berbeda dari hari sebelumnya. Hari ini siswa duduk melingkar namun dengan kursi bukan di karpet. Hari ketiga ini waktunya lebih singkat yaitu hanya 45 menit. Peningkatan terjadi pada beberapa siswa. Siswa semakin aktif dalam kegiatan show

  

your self, bahkan ada siswa yang langsung tunjuk jari tanpa diperintah

guru.

  c. Observasi Pengamatan proses berlangsungnya pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh rekan guru dengan menggunakan lembar observasi kemampuan komunikasi lisan siswa danlembar observasi guru selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap cara mengajar guru atau peneliti dilakukan oleh rekan guru selama guru mengajar.

  Dari hasil observasi di kelas proses kegiatan belajar mengajar dan pada saat guru mengajar, pengamat menilai kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran pada siklus I.

  Guru menyampaikan apersepsi, hal ini ditunjukkan dengan cara guru memberikan rangsangan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan tetapi siswa belum semuanya tertarik dan ikut terlibat dalam kegiatan show your self. Guru masih belum bisa mengelola kelas dengan baik.

  Hasil observasi dilakukan pada saat siswa melakukan kegiatan

  

show your self dan saat itu juga observer melakukan pengamatan

  keaktifan siswa dalam kegiatan tersebut. Siswa masih ada yang berjalan-jalan. Bahkan ada juga yang duduk dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan kegiatan, masih ada yang bermain sendiri, bahkan ada pula yang meninggalkan kelas dan bermain di luar kelas saat guru sedang menerangkan kegiatan. Siswa kurang aktif saat guru menyuruh siswa untuk bertanya. Kemampuan komunikasi lisan siswa sudah ada peningkatan namun belum optimal.

  d. Refleksi Setelah selesai proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, ternyata kemampuan komunikasi lisan siswa belum mencapai ketuntasan 75% maka perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya sehingga dapat mencapai ketuntasan minimal 75%. Peneliti mengadakan rapat atau diskusi bersama dengan guru, observer, guru pendamping untuk membahas kegiatan yang sudah berlangsung dan dapat memberikan masukan tentang proses KBM (kegiatan belajar mengajar). Peneliti mengadakan perbaikan atau cara-cara baru yang belum ada pada siklus I yaitu kegiatan Show your self dilakukan di luar kelas dan peneliti melakukan pendekatan lebih pada siswa. Hasil refleksi digunakan untuk menyusun rencana tindakan pada siklus II.

  Tabel 4.3

  

Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelompok A PAUD Istiqomah

Sambas Purbalingga pada Siklus I

  BSH

  MB

  13 Acha √

  MB

  14 Bita √

  MB

  15 Soffi B √

  BSH

  16 Hilmy √

  17 Melly √

  BSB

  MB

  18 Odip √

  BB

  19 Nadin √

  BSH

  20 Raffi √

  BSB Keterangan: Tanda bintang satu (  ) artinya anak yang belum berkembang sesuai dengan indikator (BB).

  Tanda dua bintang (  ) artinya anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator (MB).

  Tanda tiga bintang (  ) artinya anak yang sudah berkembang sesuai harapan pada indikator (BSH).

  12 Keysha √

  11 Sofi A √

  No Nama Kemampuan Komunikasi lisan siswa Keterangan    

  5 Hanafi √

  1 Rafa √

  BB

  2 Zhafran √

  BSB

  3 Fatih √

  MB

  4 Iam √

  MB

  BB

  BSH

  6 Iyen √

  BSB

  7 Farah √

  BSH

  8 Salsa √

  BSH

  9 Norine √

  MB

  10 Ayu √

  Tanda empat bintang ( ) artinya anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator (BSB).

  Data hasil studi awal sebagaimana dipaparkan pada tabel 4.3 selanjutnya diadakan rekapitulasi melalui frekuensi dan prosentase sehingga memperoleh hasil sebagaimana dikemukakan pada tabel 4.4, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Frekuensi dan Prosentase Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa

  

Kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga pada Siklus I

  Kegi Belum Mulai Berkembang Berkembang Jum atan berkembang berkembang sesuai harapan sangat baik lah ana freku Prose freku Prose Freku Prose Freku prose k ensi ntase ensi ntase ensi ntase ensi ntase

  Siklu 3 15% 7 35% 6 30% 4 20%

  20 s I

3. Deskripsi Siklus II

  a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, peneliti menyiapkan dan menyusun skenario perbaikan pada siklus II dengan perencanaan sebagai berikut:

  1) Peneliti menyusun rencana pembelajaran dalam Satuan Kegiatan Harian (RKH).

  2) Peneliti mempersiapkan media yang akan dipergunakan 3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran b. Pelaksanaan

  Pada tahap pelaksanaan ini, guru dan siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKH yang sudah direncanakan. Kegiatan show

  your self dilakukan menggunakan berbagai media seperti foto siswa, boneka, mobil-mobilan, dan bola. Pada siklus ini kegiatan akan dilaksanakan di luar kelas agar siswa tidak bosan. Siklus II juga akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 Mei 2012, dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00. Namun kegiatan show your self sendiri dilaksanankan mulai pukul 08.30- 10.00. kegiatan dimulai dengan pembukaan dimana anak berdoa, bernyanyi dan hafalan surat. Setelah itu guru melakukan apersepsi tentang kegiatan show your self, guru mencontohkan didepan kelas bagaimana cara melakukan kegiatan ini, pada pertemuan kali ini sudah terlihat kemajuan dari siswa. Saat penutupan, guru mengevaluasi kegiatan sehari dan memberikan reward pada siswa yang berani dan aktif dalam kegiatan show your self.

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2012 dengan waktu yang sama dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan kali ini siswa terlihat lebih ceria dan aktif dalam melaksanakan kegiatan show your self, hanya terlihat beberapa siswa yang masih belum aktif.

  Pertemuan ketiga hari Rabu tanggal 23 Mei 2012, masih dilaksanakan di luar kelas. Siswa terlihat begitu antusias melaksanakan kegiatan show your self, siswa tidak sabar menunggu giliran mengambil foto mereka untuk memperlihatkan ke teman-temannya dan untuk mengambil mainan kesukaannya. Siswa yang hari sebelumnya belum aktif sudah mulai terlihat mau bercakap-cakap dengan teman atau guru, suaranya sudah dimanfaatkan dengan baik dalam bercakap-cakap.

  c. Observasi Pengamatan proses berlangsungnya kegiatan show your self dengan metode percakapan dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh rekan guru dengan menggunakan lembar observasi kemampuan komunikasi lisan siswa . Pada tahap pengamatan siklus II peneliti menemukan banyak kemajuan dari pertemuan- pertemuan sebelumnya. Hasil observasi pada siklus II terhadap kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran antara lain: guru sudah menyampaikan apersepsi, hal ini ditunjukkan dengan cara guru memberikan rangsangan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan disampaikan, guru menggunakan banyak media dalam kegiatan show

  

your self , guru melakukan pendekatan dengan lebih sering mengajak

  bercakap-cakap siswa dan dengan kegiatan show your self dapatmembuat siswa senang bercakap-cakap dengan guru atau teman, siswa mampu mengungkapkan pikiran dan pendapatnya.

  Guru sudah aktif saat siswa sedang melakukan kegiatan show

  

your self maupun saat kegiatan lain untuk lebih dekat dengan siswa

  dan lebih sering bercakap-cakap dengan siswa yang pendiam. Guru sudah memberikan tugas kepada siswa dan guru sudah mengelola kelas dengan baik.

  Hasil observasi juga dilakukan pada saat siswa melakukan kegiatan show your self, dan saat itu juga observer melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam kegiatan show your self. Siswa sudah tidak ada yang berjalan-jalan, bahkan semua siswa mengikuti dengan senang, antusias, duduk dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan kegiatan dengan tertib.

  Siswa sudah tidak ada yang bermain sendiri, bahkan sudah tidak ada pula yang meninggalkan kelas dan bermain di luar kelas saat guru sedang menerangkan kegiatan, karena siswa sudah merasa tertarik pada kegiatan yang diberikan oleh guru. Kemudian siswa sudah tidak ada yang bicara sendiri atau mengajak bicara dengan temannya saat guru sedang menerangkan kegiatan dan sudah merasa senang dalam melaksanakan tugas dari guru. Siswa juga sudah aktif saat guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pikirannya, pendapatnya, saat bercakap-cakap dengan guru atau teman dalam kegiatan show your self. Siswa memanfaatkan waktu untuk saling kenal satu sama lain.

  d. Refleksi Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, peneliti mengadakan rapat atau diskusi bersama dengan guru, observer, guru pendamping untuk membahas kegiatan pada siklus II dan dapat memberikan masukan tentang proses kegiatan pembelajaran.

  Berdasarkan hasil observasi kegiatan show your self sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa berlangsung dengan baik, dan menunjukan hasil yang maksimal, karena peneliti telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah perbaikan pembelajaran siswa. Kemudian peneliti menyimpulkan tentang KBM siswa yang aktif, siswa yang tidak aktif dan suasana pembelajaran di dalam kelas.

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa kegiatan show

  your self dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa. Hal ini

  terlihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa sangat aktif dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran. Bukan hanya sekedar berkomunikasi atau bercakap-cakap namun siswa jadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, aktif bertanya, mengungkapkan keinginan dan perasaannya menggunakan komunikasi lisan yang baik dan siswa mampu menambah kosakata serta memahami artinya.

Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Lisan melalui Kegiatan

  Show Your Self dengan Metode Percakapan pada Siklus II

  No Nama Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Keterangan    

  1 Rafa MB

  √

  2 Zhafran BSB

  √

  3 Fatih BSH

  √

  4 Iam BSH

  √

  5 Hanafi MB

  √

  6 Iyen BSB

  √

  7 Farah BSH

  √

  8 Salsa BSB

  √

  9 Norine √

  BSH

  Tanda empat bintang ( ) artinya anak yang berkembang sangat baik melebihi indikator (BSB).

  Tanda tiga bintang (  ) artinya anak yang sudah berkembang sesuai harapan pada indikator (BSH).

  Tanda dua bintang (  ) artinya anak yang sudah mulai berkembang sesuai dengan indikator (MB).

  BSB Keterangan: Tanda bintang satu (  ) artinya anak yang belum berkembang sesuai dengan indikator (BB).

  20 Raffi √

  BSH

  19 Nadin √

  MB

  18 Odip √

  BSH

  17 Melly √

  16 Hilmy √

  BSH

  BSH

  15 Soffi B √

  BSH

  14 Bita √

  BSH

  13 Acha √

  BSH

  12 Keysha √

  BSB

  11 Sofi A √

  BSB

  10 Ayu √

  Data hasil studi awal sebagaimana dipaparkan pada tabel 4.5 selanjutnya diadakan rekapitulasi melalui frekuensi dan prosentase sehingga memperoleh hasil sebagaimana dikemukakan pada tabel 4.6, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Frekuensi dan Prosentase Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga pada Siklus II

  Kegi Belum Mulai Berkembang Berkembang Jum atan berkembang berkembang sesuai harapan sangat baik lah freku prose freku Prose Freku prose Freku prose ana k ensi ntase ensi ntase ensi ntase ensi ntase

  Siklu 0% 3 15% 11 55% 6 30%

  20 s II

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Kelompok

  Pada kegiatan studi awal metode percakapan kurang diminati siswa kelompok A Paud Istiqomah Sambas Purbalingga dari jumlah 20 siswa, 6 siswa atau 30% siswa belum berkembang sesuai indikator, 8 siswa atau 40% siswa sudah mulai bekembang sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi lisan anak usia dini, 4 siswa atau 20% berkembang sesuai harapan pada indikator kemampuan komunikasi lisan, dan 2 siswa atau 10% berkembang sangat baik melebihi indikator kemampuan komunikasi lisan. Setelah pembelajaran menggunakan kegiatan show your self diharapkan siswa dan guru aktif dalam bercakap-cakap untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa.

  Kemampuan komunikasi lisan siswa dari Studi Awal, Siklus I, dan Siklus II dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7 Frekuensi dan Prosentase Peningkatan Kemampuan Komunikasi Lisan pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II

  No Kemampuan komunikasi Kondisi Awal Siklus I Siklus II lisan siswa f % F % f % 1.  ( belum berkembang)

  6

  30

  3

  15 - - 2. (mulai berkembang)

  8

  40

  7

  35

  3

  15 3. (berkembang sesuai

  4

  20

  6

  30

  11

  55 harapan) 4.  (berkembang sangat

  2

  10

  4

  20

  6

  30 baik) Jumlah 20 100 20 100 20 100

  Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa:

  a. Pada studi awal, siswa yang kemampuan komunikasi lisannya berkembang sangat baik ada 2siswa atau 10 %, 4siswa atau 20% kemampuan komunikasi lisannya berkembang sesuai harapan, 8 siswa atau 40 % kemampuan komunikasi lisannya mulai berkembang, dan sisanya 6siswa atau 30% kemampuan komunikasi lisannya belum berkembang.

  b. Setelah diadakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I, kemampuan komunikasi lisan siswa semakin meningkat yaitu menjadi siswa yang kemampuan komunikasi lisannya berkembang sangat baik bertambah menjadi 4 anak atau 20 %, 6 anak atau 30% berkembang sesuai harapan, 7 anak atau 35 % kemampuan komunikasi lisannya mulai berkembang dan sisanya 3 anak atau 15% kemampuan komunikasi lisannya belum berkembang. Peneliti kemudian melanjutkan perbaikan dengan melaksanakan siklus II. c. Setelah diadakan perbaikan dengan melaksanakan siklus II kemampuan komunikasi lisan siswa semakin meningkat. Siswa yang kemampuan komunikasi lisannya berkembang sangat baik jumlahnya bertambah menjadi 6 anak atau 30 %, 11 siswa atau 55% kemampuan komunikasi lisannya berkembang sesuai harapan, sedangkan siswa yang kemampuan komunikasi lisannya mulai berkembang ada 3 anak atau 15%.

  Jika mengacu pada prosentase keberhasilan yang telah ditetapkan, hasil peningkatan kemampuan komunikasi lisan siswa telah mencapai tingkat keberhasilan 85 %, maka tindakan perbaikan pada siklus II telah berhasil.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Kemampuan Komunikasi Lisan pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II

  

No Nama Anak Nilai Keterangan

Studi Awal Siklus I Siklus II

   

  1 Rafa MB

  2 Zhafran    BSB   

  3 Fatih BSH

    

  4 Iam BSH

  5 Hanafi   MB   

  6 Iyen BSB

    

  7 Farah BSH

  8 Salsa    BSB

  9 Norine    BSH   

  10 Ayu BSB

    

  11 Sofi A BSB

  12 Keysha    BSH   

  13 Acha BSH

    

  14 Bita BSH

  15 Soffi B    BSH   

  16 Hilmy BSH

    

  17 Melly BSH

  18 Odip   MB

  19 Nadin    BSH   

  20 Raffi BSB

  Keterangan:  : Kemampuan komunikasi lisan siswa belum berkembang. Siswa tersebut belum dapat menguasai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Indikator tersebut adalah kemampuan menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, serta alamat rumah secara sederhana; kemampuan mengungkapkan keinginan dan pikiran melalui kata-kata atau bahasa lisan; kemampuan melakukan percakapan dengan teman sebaya, guru atau orang dewasa; kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya.  : Kemampuan komunikasi lisan siswa mulai berkembang. Siswa tersebut belum dapat menguasai indikator yang sudah ditentukan, tetapi sudah mulai menunjukkan minat.Indikator tersebut adalah kemampuan menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, serta alamat rumah secara sederhana; kemampuan mengungkapkan keinginan dan pikiran melalui kata- kata atau bahasa lisan; kemampuan melakukan percakapan dengan teman sebaya, guru atau orang dewasa; kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya. : Kemampuan komunikasi lisan siswa berkembang sesuai harapan.Indikator tersebut adalah kemampuan menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, serta alamat rumah secara sederhana; kemampuan mengungkapkan keinginan dan pikiran melalui kata-kata atau bahasa lisan; kemampuan melakukan percakapan dengan teman sebaya, guru atau orang dewasa; kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya. : Kemampuankomunikasi lisan siswa berkembang sangat baik melebihi indikator. Siswa tersebut sudah mampu menguasai 4 indikator keberhasilan yang sudah ditentukan tanpa bantuan dariguru. Indikator tersebut adalah kemampuan menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, serta alamat rumah secara sederhana; kemampuan mengungkapkan keinginan dan pikiran melalui kata-kata atau bahasa lisan; kemampuan melakukan percakapan dengan teman sebaya, guru atau orang dewasa; kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya.

  Dalam perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan ini, peneliti juga menyajikan frekuensi peningkatan kemampuan komunikasi lisan siswa dalam bentuk diagram batang, yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Batang Peningkatan Kemampuan Komunikasi Lisan SiswaGambar 4.2 Diagram batang frekuensi peningkatan prosentase kemampuan komunikasi lisan siswa

  2

  4

  6

  8

  10

  12 STUDI AWAL SIKLUS I SIKLUS II BB MB BSH BSB 0% 10%

  20% 30% 40% 50% 60%

  STUDI AWAL SIKLUS I SIKLUS II BB MB BSH BSB Pada kondisi awal guru masih monoton dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa merasa bosan, jenuh, kurang tertarik dan ada yang bermain sendiri. Pada siklus I dan siklus II guru sudah tidak monoton lagi dan sudah aktif dalam proses belajar mengajar sehingga siswa merasa senang, tertarik dan antusias dalam kegiatan show your self sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa.

  Peningkatan kemampuan dari kondisi awal sampai siklus II ini ditandai dengan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan indikator keberhasilan siswa yaitu kemampuan anak menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, dan alamat rumah secara sederhana; kemampuan siswa mengemukakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata atau bahasa lisan; kemampuan siswa melakukan percakapan dengan teman, guru atau orang dewasa; kemampuan siswa menambah kosakata dan memahami artinya.

  Pada kegiatan belajar mengajar, ada siswa yang aktif dan ada siswa yang tidak aktif, pada saat guru memerintahkan siswa untuk mengikuti kegiatan. Pada kondisi awal kegiatan pembelajaran siswa masih bingung, bosan, tidak tertarik, bermain sendiri, dan ada juga siswa yang mengajak temannya bermain di luar kelas. Dalam hal ini peneliti perlu mengadakan tindakan selanjutnya untuk mencapai hasil yang maksimal.

  Pada siklus I dari kondisi awal yang sebelumnya siswa masih perlu motivasi atau kegiatan yang menyenangkan, kemudian peneliti melakukan penelitian tindakan ini dengan menggunakan kegiatan show your self, agar siswa menjadi tertarik, senang, antusias dan tidak merasa bosan selama kegiatan pembelajaran. Sehingga kemampuan komunikasi lisan siswa dapat meningkat tetapi ada beberapa siswa yang belum mencapai hasil maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa belum aktif dalam pembelajaran. Sehingga peneliti melakukan tindakan pada siklus II.

  Pada siklus II, peneliti mengadakan proses kegiatan belajar mengajar yang berbeda dengan kondisi awal dan siklus I supaya siswa merasa lebih tertarik, antusias, senang dan mau mengikuti kegiatan show your self. Kemudian guru mengajak siswa melakukan kegiatan show your self di luar kelas, agar proses kegiatan belajar mengajar dapat meningkat dan mencapai hasil yang maksimal pada kemampuan komunikasi lisan siswa.

2. Pembahasan Individu

  Kegiatan show your self dengan metode percakapan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa kelompok A PAUD Istiqomah Sambas Purbalingga diikuti oleh 20 siswa yaitu Rafa, Zhafran, Fatih, Iam, Hanafi, Iyen, Farah, Salsa, Norine, Ayu, Sofi A, Keysha, Acha, Bita, Soffi B, Hilmi, Melly, Odip, Nadin, dan Raffi.

  Duapuluh siswa tersebut hampir semua mengikuti kegiatan pembelajaran bersama guru. Dari 20 siswa ada siswa yang aktif dan ada siswa yang tidak aktif saat mengikuti kegiatan show your self sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi lisan siswa.

  Pada kegiatan proses belajar mengajar dari studi awal sampai siklus II, ada 17 siswa yang aktif atau tuntas mengikuti dan memperhatikan guru yang sedang mengajar. Siswa tersebut adalah Iyen, Zhafran, Raffi, Sofi A, Salsa, Ayu, Nadin, Hilmi, Soffi B, Farah, Melly, Bita, Acha, Keysha, Norine, Iam, dan Fatih. Siswa ini tuntas dan aktif dalam bertanya saat guru sedang menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan di depan kelas. Adapun indikator keberhasilan yang dicapai siswa yaitu kemampuan menyebutkan nama, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, alamat rumah secara sederhana; kemampuan mengungkapkan pikiran dan pendapat melalui kata-kata atau bahasa lisan; kemampuan melakukan percakapan dengan teman, guru atau orang dewasa; kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya.

  Pada studi awal siswa yang belum berkembang sesuai indikator kemampuan komunikasi lisan ada 6 siswa yaitu Raffa, Hanafi, Odip, Iam, Melly, dan Keysha. Mereka masih sangat minim dalam berkomunuikasi lisan, sering menyendiri, dan jarang masuk kelas apabila kegiatan pembelajaran.

  Dalam mengungkapkan keinginan dan pikirannya siswa belum baik, apabila ditanya siswa jarang mengeluarkan suara, adapula yang hanya membisikan kepada teman lain untuk menyampaikan kepada guru. Dan siswa yang mulai berkembang pada kondisi awal ada 8 siswa . Mereka sudah mulai berkembang sesuai indikator kemampuan komunikasi lisan seperti mulai mampu menyebutkan nama diri dan jenis kelamin, mulai dapat mengutarakan keinginan dan pendapatnya, mulai dapat bercakap- cakap dengan teman, guru dan orang dewasa, perbendaharaan kosakata sesuai tema pembelajaran mulai berkembang.

  Kondisi pada siklus I menunjukkan siswa tidak mengalami banyak perubahan. Siswa yang belum berkembang pada siklus I antara lain Rafa, Odip, dan Hanafi. Tujuh siswa yang mulai berkembang sesuai indikator antara lain Melly, Bita, Acha, Keysha, Norine, Iam dan Fatih. 6 siswa yang berkembang sesuai harapan yaitu Salsa, Ayu, Nadin, Hilmi, Soffi B, dan Farah. Dan 4 siswa yang berkembang sangat baik melebihi indikator yaitu Iyen, Zhafran, Raffi, dan Sofi A. Karena dalam setiap pertemuan perbendaharaan kosakatanya selalu meningkat, percakapan dengan teman dan guru sudah bagus. Iyen juga bagus dalam menyampaikan pikiran dan pendapatnya.

  Kondisi pada siklus II sangat mengalami peningkatan, ini terlihat dari siswa yang sangat aktif dan antusias dalam kegiatan show your self. Siswa yang berkembang sangat baik atau melebihi indikator kemampuan komunikasi lisan ada 6 siswa yaitu Zhafran, Iyen, Raffi, Sofi A, Salsa, dan Ayu. Mereka menunjukkan peningkatan yang bagus, keaktifan dalam kegiatan show your

  

self . Dimana mereka mampu menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal

  dan bulan kelahiran serta alamat rumah secara monolog; percakapan dengan teman, guru dan orang dewasa sangat baik; perbendaharaan kosakata mereka juga bagus.

  Siswa yang sudah berkembang sesuai indikator ada 11 siswa yaitu Fatih, Iam, Farah, Norine, Keysha, Acha, Bita, Sofi B, Hilmi, Melly dan Nadine. Siswa yang mulai berkembang hanya ada 3 siswa yaitu Raffa, Odip dan Hanafi. Mereka masih sangat jarang bercakap-cakap, dari kondisi awal sampai siklus II ketiga anak tersebut sangat tertutup. Dan memang mereka dirumah sangat jarang berkomunikasi dengan orangtua, orangtua mereka bekerja sampai sore. Mereka harus lebih sering diajak bercakap-cakap agar komunikasi lisan mereka lebih optimal. Guru juga harus memberi perhatian lebih pada mereka agar mereka tidak semakin diam.