Persepsi siswa sekolah menengah atas terhadap perilaku bullying di sekolah : studi kasus di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Studi Kasus di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

  SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh :

  Benny Yuniarto NIM : 031334035

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  To Be Man and Women for Others… To Be Man and Women for Our Familly… Finally, To Be Man and Woman for Our Self…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kupersembahkan Karya Kecilku Ini Untuk : ™ Bapakku yang selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya ™ Ibuku yang selalu setia dan sabar

  ™ Kakakku yang sangat menyanyangi keluarganya

  ™

  Mia yang selalu mendukung dan mengingatkanku dengan sabar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 November 2007 Benny Yuniarto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan yang Mahakasih yang selalu memberikan rencana-Nya yang terindah tepat pada waktunya. Ia telah memberikan berkat dan begitu indah dengan segala kasih dan cinta-Nya.

  Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik apabila hanya dikerjakan oleh peneliti seorang diri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selamat bekerja pa, sukses selalu…

  3. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik Angkatan 2003 T.A 2007/2008 yang sudah sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. “Thanks”

  4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji atas segala kritikan serta masukan untuk skripsi ini. Makasih ya bu Tuhan Memberkati…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A selaku Dosen Penguji yang selalu menjadi “rekan” bagi mahasiswa-mahasiswi khususnya angkatan 2003. “We’ll never

  forget you”

  6. Pa Heri, Bu Rita, Bu Lina yang pernah menjadi dosen pembimbing

  7. Semua Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan semangat dan inspirasi dalam hidup…

  8. Mba Aris, Mba Titin, dan Pa Wawiek yang selalu siap sedia membantu dan selalu melayani dengan senyuman. “Keep it”

  9. Ibu Siwi (Stella Duce 2) dan Pa Arin (Kolese De Britto), dan semua siswa- siswi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini …

  10. Mas Agus, Gabby PBI “03” dan semua komponen Laboratorium Pengajaran Mikro FKIP USD…

  11. Mas Anto, Mba Agnes di Dekanat FKIP dan seluruh tenaga administrasi yang telah banyak memberikan pelajaran dan pengalaman dalam melayani dan membantu sesama…

  12. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan yang terbaik buat anaknya… 13. Kakaku yang selalu ingin terbaik...

  14. Bude Lili buat subsidinya, ditunggu bantuan selanjutnya, he…

  15. Bonny, Donny(alm), Simon(alm), Bella(almrh) dan Gabby dengan segala kelucuannya dari dulu sampai sekarang yang tidak pernah berubah

  16. Mia…”^ o^”. “Thanks for give all the best for me

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  17. Om dan Tante St.Soebantijo serta Mba Nike dan Ian yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  18. Simbok, yang selalu mengingatkan untuk makan. Simon, Jerry, Patso, Jager, yang selalu menghibur dan memberikan inspirasi secara fisik dan spriritual…”wish you all the best

  20. Teman-temanku di Pendidikan Akuntansi angkatan 2003 kelas A, Yayik dan Amel (thanks udah ngebantuin penelitiannya y), Aci, Deni, Heni, Veni (nama kita jangan ketuker lagi ya), Ari ndut, Ari item, Agus gudel, Koko (selamat berjuang kawanku, jangan main mulu ya), “guys we made it…”

  21. Panitia Kujungan Perusahaan “Surabaya-Bali” 2005, Panitia Olimpiade 2006 dan 2007, dan segenap Tim Tutorial PAK…Semangat ya...

  22. Tim PPL SMK YPKK 1 Sleman periode Jan-Jul 2007 (Rino, Istadi, Yulius, Luci, Ari, Dwi dan Dewi), tetap semangat ya…

  23. Teman-temanku seperjuangan dikontrakan (Danang, Wahyu, Shokamp, Bimo, Ryan) Ayo semangat…Jangan kelamaan di Yogya ya…

  24. Anak-anak Strada’97 yang ada di Jogja…(Gpnk, Kumis, Udhay, Bejo, Sudung, Bibir, Otonk, dll)

  25. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu, saya hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih. Hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti dengan senang hati akan menerima segala kritik dan saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

  Yogyakarta, 12 Desemberr 2007 Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP

PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH

  Studi Kasus di SMA Kolese De Britto dan Stella Duce 2 Yogyakarta

  Benny Yuniarto Universitas Sanata Dharma

  2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi siswa di SMA Kolese De Britto dan siswa di SMA Stella Duce 2 terhadap perilaku bullying di sekolah.

  Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek dari penelitian ini adalah siswa – siswi dari SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2. Sampel Penelitian dari SMA Kolese De Britto sebanyak 81 dari 701 siswa dan di SMA Stella Duce 2 sebanyak 87 dari 394 siswa. Teknik pengambilan yang digunakan adalah kuesioner.

  Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan

  

independent sample t-test . Secara deskriptif diperoleh hasil penelitian bahwa

  sebanyak 56,10% siswa di SMA Kolese De Britto mempersepsikan perilaku

  

bullying yang terjadi di sekolah, baik dalam bentuk fisik, verbal, dan psikologis,

  termasuk peristiwa yang serius. Sedangkan di SMA Stella Duce 2, sebanyak 47,13% siswa mempersepsikan perilaku bullying yang terjadi di sekolah, baik dalam bentuk fisik, verbal, dan psikologis, termasuk peristiwa yang serius. Hasil uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap perilaku bullying di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2. (t hit = 0,134 dengan Asymp.Sig = 0,894).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT’S PERCEPTION ON

BULLYING BEHAVIOR IN SCHOOL

  A Case Study at “Kolese De Britto” Senior High School and “Stella Duce 2” Senior High School of Yogyakarta

  Benny Yuniarto Sanata Dharma University

  2007 The aim of this research was to know whether or not there was a difference in student perception at “Kolese De Britto” Senior High School and student perception in “Stella Duce 2” Senior High School on bullying behavior in school.

  The research was an explanatory research. The research samples were taken by the use of purposive sampling technique. The subject of this research was students of “Kolese De Britto” Senior High School and “Stella Duce 2” Senior High School. The samples taken in Kolese De Britto Senior High School were 81 from 701 students meanwhile in “Stella Duce 2” Senior High School were 87 from 394 students. The data collecting techniques used were questionare.

  The data analysis of the research used were descriptive statistic and independent sample t-test. Based on the descriptive analysis, the result showed that 56,10% students in “Kolese De Britto” Senior High School have perception that bullying behavior (physical, verbal, and psychological bullying) in school, were considered as a serious problem. Whereas in “Stella Duce 2” Senior High School 47,13% students have perception that bullying behavior (physical, verbal, and psychological bullying) in school, were considered as a serious problem. The result of t-test showed that there’s no significant difference between student’s perception on bullying behavior in “Kolese De Britto” Senior High School and “Stella Duce 2” Senior High School (t-test = 0,134 with Asymp. Sig = 0,894).

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………….... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii MOTTO …………….……………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. vi KATA PENGANTAR ……………………………………………………. vii ABSTRAK ……………………………………………………………….. xi ABSTRACT ………………………………………………………………... xii DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xvi DAFTAR GRAFIK……………………………………………………...... xvii DAFTAR LAMPIRAN .…………………………………………………... xviii

  BAB I PENDAHULUAN .…………………………………………………

  1 A. Latar Belakang Masalah …………..………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah ……...…………………………………………...

  6 C. Tujuan Penelitian ………………….………………………………..

  6 D. Manfaat Penelitian ……….………………………………………….

  6 1. Secara Teoritik ...….....….……………………………………….

  6 2. Secara Praktis……............……………………………………….

  7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .……………………………………………

  8 A. Persepsi……………………………………… ……………………...

  8

  1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Persepsi ……………

  9

  2. Ciri-Ciri dan Proses Terjadinya Persepsi ………...….................. 11

  3. Aspek-Aspek yang Membentuk Persepsi………………………… 12

  B. Masa Remaja…………………………. ……………………..………. 13

  1. Ciri-Ciri Masa Remaja......………………………………………... 14

  2. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja……………………………... 15

  C. Perilaku Bullying di Sekolah…………………..……………………… 17

  E. Variabel Penelitian dan Pengukuran.………………………………….. 28

  3. Pengujian Hipotesis……………………………………………….. 35

  b) Uji Homogenitas………….…………………………..……….. 35

  a) Uji Normalitas…....……………………………………………. 34

  2. Uji Prasyarat Analisis……………………………………………… 34

  1. Statistik Deskriptif………………………………………………… 34

  H. Teknik Analisis Data….. ……………………………………………... 34

  3. Seleksi Item………………………………………………………. 33

  2. Pengujian Reliabilitas…………………………………………….. 32

  1. Pengujian Valilditas………………………………………………. 31

  G. Pengujian Instrumen Penelitian.…………………….………………… 31

  F. Metode Pengumpulan Data…………………………………………… 30

  2. Sampel Penelitian………………………………………………….. 27

  1. Bentuk-Bentuk Perilaku Bullying di Sekolah…………………….. 19

  1. Populasi Penelitian………………………………………………… 27

  D. Populasi dan Sampel…………………………………………………... 27

  2. Objek Penelitian……………………. …………………………….. 27

  1. Subjek Penelitian…..…………………………………………. ….. 27

  C. Subjek dan Objek Penelitian………….………………………………. 27

  2. Waktu Penelitian………………………………………………….. 26

  1. Tempat Penelitian… ……………………………………………… 26

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ….………………………………… 26 A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 26 B. Tempat dan Waktu Penelitian…...……………………………………. 26

  E. Hipotesis……………………………………………………………… 25

  D. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Bullying di Sekolah………….…… 22

  3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Bullying………….. 20

  2. Dampak Perilaku Bullying di Sekolah……………………………. 20

BAB IV HASIL ANALISIS DANAPEMBAHASAN ………………………. 37 A. Orientasi Kancah ……………………………………………………… 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Persiapan Penelitian …………………………………………………... 37

  D. Hasil Penelitian ……………………………………………………….. 42

  E. Pembahasan …………………………………………………………... 46

  3. Uji Hipotesis ……………………………………………………... 45

  d) Uji Homogenitas………….…………………………..……….. 45

  c) Uji Normalitas…....……………………………………………. 44

  2. Uji Prasyarat Analisis……………………………………………… 44

  1. Deskripsi Variabel Penelitian …………………………………….. 42

  b. Penelitian di SMA Kolese De Britto…………………………. 41

  1. Persiapan Kusioner ……………………………………………….. 37

  a. Penelitian di SMA Stella Duce 2……………………………… 40

  2. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………. 40

  1. Try Out Penelitian ………………………………………………… 39

  C. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………... 39

  3. Jadwal Penelitian …………………………………………………. 38

  2. Perijinan …………………………………………………………... 38

  BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN……………….. 55 A. Kesimpulan …………………………………………………………... 55 B. Saran ………………………………………………………………….. 55 C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………….. 56 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 57 SUMBER GAMBAR ………………………………………………………… 60 LAMPIRAN …………………………………………………………………. 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blue Print………………… ……………………………………….. 29Tabel 3.2. Distribusi Butir-Butir Skala Persepsi terhadap Perilaku Bullying... 29Tabel 3.3. Skor Item untuk Skala Persepsi Siswa terhadap Perilaku Bullying.. 30Tabel 3.4. Validitas…………………….. ……………………………………. 32Tabel 3.5. Reliabilitas…………………..……………………………………... 33Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………….………………………. 39Tabel 4.2. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Bullying di SMA Kolese De Britto ………………………………………… 42Tabel 4.3. Persepsi Siswa Terhadap Perilaku Bullying di SMA Stella Duce 2…... ……………………………………….. 43Tabel 4.4. Uji Normalitas Data di SMA Kolese De Britto……….. ………… 44Tabel 4.5. Uji Normalitas Data di SMA Stella Duce 2…..……….. ………… 44Tabel 4.6. Hasil Uji Beda………………………………...……….. ………… 46Tabel 4.7. Uji Beda Tiga Bentuk Perilaku Bullying……...……….. ………… 50Tabel 4.8 Nilai Mean dan Standar Deviasi Skenario………………………... 51Tabel 4.9. Uji Beda Skenario..…………………………...………..…………. 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Grafik 4.1. Perbandingan Nilai Mean Skor Total di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2 ………...……………………………… 47 Grafik 4.2. Perbandingan Nilai Mean Tiga Bentuk Perilaku Bullyingl di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2 ….…………….. 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……………………...……………………. 61 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian…………… ……………………………... 64 Lampiran 3. Data dan Hasil Analisis Data Try Out…………………............. 67 Lampiran 4. Data dan Hasil Analisis Data Penelitian…. …………………… 75 Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian……………………….. ………….. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  

jam sambil berharap Tom tidak sedang mencari dirinya. Mungkin ini

akan menjadi hari pertamanya bisa pulang ke rumah tanpa ada rasa

takut dipukul dan diajak berkelahi. Jared perlahan-lahan melangkah

keluar dari persembunyiannya, ia mengambil tasnya dengan cepat lalu

berlari keluar sekolah. Jared terus berlari dan berlari menjauhi sekolah.

Hingga di tengah jalan ia merasa sakit perut, namun ia masih tetap

percaya bahwa ia akan sampai di rumah dengan selamat. Lalu secara

tiba-tiba, Tom muncul di perempatan jalan dengan wajah yang sangat

kesal dan siap mengajaknya untuk berkelahi (Milsom & Gallo, 2006:12)

  Kenyamanan dan keamanan bagi seluruh anggota sekolah, khususnya siswa dan siswi sekolah, baik di dalam maupun di sekitar sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi sekolah yang menunjang untuk kegiatan belajar mengajar. Tindakan kekerasan di sekolah atau yang lebih populer disebut bullying, memiliki dampak negatif yang besar bagi kelancaran maupun kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Bullying di negara-negara maju seperti Amerika Serikat sudah menjadi keprihatinan tersendiri (Bauman & Del Rio, 2004:1). Bahkan di Australia ada dua pemerintahan negara bagian, Queensland dan Victoria, sudah mencanangkan program melawan perilaku bullying di sekolah (www.bullyresearch.com).

  Sementara itu di Indonesia, kasus yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang menyebabkan seorang praja meninggal akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2 dari penyiksaan yang dilakukan senior-seniornya (Samhadi, 2007) hingga kasus gantung diri yang dilakukan oleh Fifi Kusrini, gadis 13 tahun siswi SMP 10 Bantar Gebang Bekasi yang berawal dari korban sering diejek sebagai anak tukang bubur oleh teman-teman sekolahnya (www.kpai.go.id). gantung diri karena tidak tahan diejek teman-temannya karena pernah tidak naik kelas (Samhadi, 2007) sampai kasus yang menimpa siswa Pangudi Luhur Jakarta yang juga mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kakak kelasnya (www.kompas.com), memperlihatkan bahwa sebenarnya perilaku

  

bullying terjadi pada semua tingkatan pendidikan di Indonesia mulai dari

  yang dasar hingga Perguruan Tinggi (Samhadi, 2007). Bahkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini pada tiga SMA di Semarang dan Jakarta menunjukkan bahwa 18,3% guru menganggap penggencetan, olok-olok antar teman merupakan hal yang biasa dalam kehidupan remaja. Sekitar 27,5% guru beranggapan bahwa sesekali siswa mengalami penindasan dari senior terhadap yunior tidak akan berdampak buruk pada kondisi psikologis siswa tersebut. Sebanyak 10% guru berpendapat bahwa hukuman fisik merupakan cara menegur yang paling efektif. Oleh karena itu, 10% guru juga melakukan kekerasan dengan cara menghukum siswa yang melakukan kesalahan dengan hukuman fisik (Elisabeth, 2006). Hal ini tentu saja sangat mengejutkan karena tampaknya baik guru maupun siswa-siswi di sekolah belum memiliki kesadaran akan bahaya perilaku bullying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 Olweus (www.wikipedia.com) seorang pemerhati masalah bullying yang berasal dari Norwegia mengatakan bahwa bullying adalah perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang ataupun lebih yang dilakukan kepada individu lain atau kelompoknya dimana perilaku ini dilakukan secara tindakan fisik, dan juga secara psikologis. Beberapa peneliti mengartikan

  

bullying sebagai perilaku yang dilakukan oleh orang yang lebih besar dan

  lebih kuat, dengan cara mengintimidasi orang lain melalui perbuatan yang negatif secara berulang-ulang (Pellegrini & Bartini, 2000:2). Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa bullying menggambarkan kekerasan fisik, verbal, dan psikologis oleh seseorang atau kelompok yang terjadi di sekolah maupun antar sekolah dimana di dalamnya termasuk pengucilan dari kelompok, intimidasi, pengrusakan, dan kekerasan (www.kidhelp.com).

  Bullying telah dikenal sebagai masalah sosial yang terjadi di kalangan

  anak-anak sekolah (Krahe, 2005:198). Di Indonesia, penelitian Tim Fakultas Psikologi UI, menunjukkan bahwa bullying banyak terjadi di kalangan SMA (Elisabeth, 2006). Fenomena ini terjadi karena siswa dan siswi di SMA sedang berada pada masa perkembangan remaja, yaitu masa transisi antara masa anak menjadi dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional (Santrock, 2003:26). Pada masa transisi ini, remaja memiliki potensi untuk melakukan perilaku bullying. Bullying yang dilakukan oleh remaja adalah salah satu cara mereka untuk mencari identitas diri serta mencapai peran sosial di antara teman sebayanya. Banyak remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 yang menganggap bahwa teman sebaya merupakan aspek terpenting dalam kehidupan mereka sehingga mereka berusaha untuk diterima dalam sebuah pergaulan bersama teman sebayanya (Santrock, 2003:219).

  Perilaku bullying menjadi sangat serius karena memiliki dampak yang menunjukan adanya korelasi antara bullying dengan naiknya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademis hingga tindakan bunuh diri (Samhadi, 2007). Korban bullying juga mengalami kesepian dalam hidupnya, memiliki kesulitan untuk menyelesaikan masalah sosial, kesulitan untuk mengontrol emosinya (www.ncjrs.gov) dan penghargaan yang rendah terhadap dirinya sendiri (Rogers, 1995:179). Akibat-akibat ini sebaiknya dihindarkan dengan cara meminimalkan terjadinya perilaku bullying. Untuk meminimalkan terjadinya perilaku bullying diperlukan pemahaman yang mendalam tentang perilaku bullying itu sendiri.

  Menurut Smith dan Thompson (Rogers, 1995:178) suatu tindakan bukan dikategorikan sebagai perilaku bullying jika dua siswa atau kelompok mempunyai kekuatan yang sama atau seimbang. Hal tersebut ditegaskan lagi oleh Diena (www.kpai.go.id) dalam workshop nasional bertema “Intervensi Efektif untuk Mengurangi Bullying di Sekolah-Sekolah” yang memaparkan bahwa bullying itu bukan tentang apa yang ‘saya’ lakukan kepada orang lain, melainkan apa persepsi si korban terhadap sikap ‘saya’.

  

Bullying terjadi ketika apapun yang dilakukan seseorang membuat orang

  lain merasa kecil, takut dan tertindas. Oleh karena itu persepsi seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 terhadap perilaku bullying memiliki peran yang penting dalam mengkategorikan tindakan tersebut termasuk bullying atau tidak. Penelitian yang dilakukan oleh Morita (Taki, 2001:1) di negara Jepang, ditemukan bahwa bullying yang terjadi di Jepang memiliki perbedaan dengan yang dalam kelas, sedangkan di Norwegia bullying terjadi di lingkungan sekolah (Taki, 2001:1). Bullying di Jepang lebih dikenal dengan nama Ijime dimana perilaku ini bisa terjadi kapan saja namun tetap di kalangan siswa-siswi sekolah (Taki, 2001:2). Hal ini juga memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan persepsi terhadap perilaku bullying di setiap negara.

  Bullying merupakan stimulus dari luar diri siswa dimana hal ini sangat

  berkaitan dengan persepsi siswa itu sendiri. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera (Walgito, 2002:71).

  

Bullying sebagai stimulus akan diorganisasikan dan diinterpretasikan oleh

  siswa sehingga siswa menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera olehnya. Dalam mempersepsi suatu stimulus, hasil persepsi tiap orang mungkin akan berbeda. Menurut Davidoff dan Rogers, hal ini dapat terjadi karena persepsi itu bersifat individual (Walgito, 2002:72). Ketika persepsi siswa terhadap perilaku bullying berbeda dengan siswa yang lain, maka perilaku bullying yang terjadi di sekolah juga bisa berbeda-beda. Selain itu, apabila siswa tidak menyadari bahwa perilakunya merupakan perilaku

  

bullying maka pencegahan terhadap terjadinya perilaku bullying menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6 terhambat. Kesadaran siswa terhadap terjadinya perilaku bullying dan akibat yang ditimbulkan dari perilaku tersebut menjadi salah satu kunci untuk mengurangi korban bullying di masa mendatang.

  Fenomena-fenomena inilah yang membuat peneliti sangat tertarik terhadap perilaku bullying di sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas yang ada di Yogyakarta.

  B. Rumusan Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah persepsi siswa terhadap perilaku bullying di SMA Kolese De Britto dan SMA Stella Duce 2 berbeda.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap perilaku bullying di sekolah.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Secara Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan secara umum pada dunia pendidikan tentang perilaku bullying di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7 sekolah khususnya yang terjadi di kalangan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi Siswa untuk mengetahui perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolahnya dan dampak yang diakibatkan sehingga mereka dapat mengurangi terjadinya perilaku bullying.

  b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru memahami perilaku bullying yang terjadi di antara siswa sehingga dapat meminimalkan bahaya yang terjadi akibat perilaku tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORI Pada bagian ini diuraikan kajian teori dari variabel serta hipotesis dalam remaja, dan perilaku bullying di sekolah. A. Persepsi Kebanyakan orang menganggap sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan, dan menyentuh. Namun informasi atau stimulus yang datang dari organ-organ indera kiranya

  perlu diorganisasikan dan diinterpretasikan terlebih dahulu sebelum dapat dimengerti oleh pikiran manusia (Malcom & Steve, 1988:83). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera yang kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera (Walgito, 1992:69).

  Irwanto, dkk (1988:55) berpendapat bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsang seperti objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Persepsi biasanya dimengerti sebagai bagaimana informasi yang berasal dari organ yang terstimulasi diproses, termasuk bagaimana informasi tersebut diseleksi, ditata, dan ditafsirkan (Matsumoto, 2004:59-60). Menurut Mahmud (1989:41), persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  9 otak. Menurut Chaplin (2005:358), persepsi adalah proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera.

  Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses penerimaan, pengorganisasian, serta penafsiran stimulus yang

1. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Persepsi

  Menurut Walgito (1992:70), ada beberapa faktor yang berperan dalam persepsi yaitu sebagai berikut.

  a. Objek yang dipersepsi Suatu objek dapat menimbulkan stimulus yang diterima oleh alat indera. Stimulus dapat datang dari luar maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

  b. Alat indera, syaraf dan pusat susunan syaraf Alat indera digunakan sebagai alat untuk menerima stimulus. Di samping itu harus ada syaraf sensoris yan berfungsi untuk meneruskan stimulus. Stimulus tersebut lalu diterima oleh pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

  c. Perhatian Perhatian diperlukan untuk membentuk atau menyadari persepsi yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10 Irwanto, dkk (1978:70) mengatakan bahwa persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses penginderaan saja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, antara lain sebagai berikut.

  a. Perhatian yang selektif rangsang atau stimulus dari lingkungannya. Tidak semua rangsang itu diterima sebagai sesuatu hal yang penting. Individu akan memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang yang menarik bagi dirinya saja.

  b. Ciri-ciri rangsang Jika kita melihat suatu objek yang lebih besar dan memiliki keunikan, maka rangsang yang ada pada objek tersebut tentu saja berbeda dari rangsang yang lain. Jadi sesuatu hal yang menarik yang terdapat dalam suatu rangsang, dapat mempengaruhi persepsi terhadap rangsang tersebut.

  c. Nilai-nilai dan kebutuhan hidup Setiap individu tentu saja memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Pandangan yang berbeda tentang nilai maupun kebutuhan hidup akan menyebabkan perbedaaan penafsiran tentang rangsang yang diterima oleh setiap individu.

  d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11 pengalaman tersebut, tentu saja setiap individu memiliki suatu perbedaan mengenai rangsang yang diterimanya.

  Persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variabel campur tangan, bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, (Chaplin, 2005:358). Apa yang kita persepsi pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulus, seperti pengalaman-pengalaman sensoris kita yang terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka- prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan tujuan kita (Mahmud, 1989:42).

2. Ciri-Ciri dan Proses Terjadinya Persepsi

  a. Ciri-Ciri Persepsi Menurut Irwanto, dkk (1988:56), ciri-ciri umum persepsi adalah: 1) rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan sifat sensoris dasar dari masing-masing indera; 2) dunia persepsi mempunyai sifat ruang seperti atas bawah, tinggi rendah; 3) dunia persepsi mempunyai dimensi waktu; 4) objek dan gejala dalam dunia persepsi mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12 5) dunia persepsi adalah dunia yang penuh arti. Kita cenderung mempersepsikan sesuatu yang kita anggap memiliki makna bagi diri kita.

  b. Proses Terjadinya Persepsi suatu objek menimbulkan stimulus, lalu stimulus tersebut mengenai alat indera yang berfungsi sebagai reseptor. Lalu stimulus itu diteruskan oleh syaraf sensoris menuju otak. Terjadi proses di otak yang berfungsi sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, dirasa ataupun diraba.

  Proses terjadinya diawali dengan penerimaan suatu rangsang atau stimulus dari lingkungan sekitar yang bisa berupa energi, suara, cahaya, dan getaran (Santrock, 2001:170). Lalu stimulus tersebut sampai ke otak untuk diolah dan diinterpretasikan yang akan menjadi persepsi terhadap stimulus ataupun rangsang tersebut.

3. Aspek-Aspek yang Membentuk Persepsi

  Irwanto, dkk (1988:55) menegaskan bahwa persepsi sebagai proses penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima sehingga menumbuhkan pengertian terhadap lingkungan, dengan demikian persepsi adalah penafsiran terhadap pengalaman. Hal ini menunjukan bahwa dalam persepsi terdapat aktivitas kognitif yang pada akhirnya menentukan individu dalam sikap dan tingkah laku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  13 Melalui persepsi individu dapat menjadi sadar, dapat mengerti keadaan lingkungan sekitar dan juga dapat mengerti keadaan diri individu yang bersangkutan. Oleh karena itu perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain yang ada stimulus yang diterima sama tetapi karena pengalaman, kerangka acuan, kemampuan berpikirnya tidak sama ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain juga tidak sama (Walgito, 1994:53).

  Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses persepsi terbentuk karena adanya 2 aspek, yaitu sebagai berikut.

  1. Aspek kognitif yang berupa kemampuan berpikir, kerangka acuan dan pengalaman.

  2. Aspek afektif yang berupa perasaan dan penilaian.

B. Masa Remaja

  Siswa yang berada di Sekolah Menengah Atas berusia rata-rata berusia 15-19 tahun. Menurut beberapa ahli, pada saat individu berusia 15- 19 tahun, mereka memasuki masa remaja. Remaja menurut WHO (Sarwono, 2005:9) adalah suatu masa ketika:

  a. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  14 b. individu mengalami perkembangan psikologis dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; c. terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri; berakhir kira-kira usia 18-22 tahun (Santrock, 2003:26). Remaja sendiri diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio emosional. Menurut Piaget (Hurlock, 1980:206), secara psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Erikson seorang ahli psikologi mengatakan, masa remaja merupakan suatu tahapan perkembangan yang kelima, yaitu identitas versus kekacauan identitas dimana pada saat ini individu dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka menuju dalam hidupnya (Santrock, 2003:46).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah suatu tahap perkembangan dimana individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi orang dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio emosional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15

  1. Ciri-Ciri Masa Remaja

  Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, secara umum masa remaja memiliki ciri-ciri (Hurlock, 1980:207) sebagai berikut:

  b. terjadinya periode peralihan sehingga terdapat keraguan dan ketidakjelasan peran yang harus dilakukan; c. kesulitan untuk menyelesaikan masalah-masalah pribadi;