PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
ISDARINI
NIM : 07 1324 005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
ISDARINI
NIM : 07 1324 005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI
SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul
Oleh :
ISDARINI
07 1324 005
Telah disetujui oleh:
Pembimbing IIndra Darmawan, S.E., M. Si Tanggal 31 Mei 2011 Pembimbing II
SKRIPSI PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG
Studi Kasus Desa Kiringan, Canden, Jetis, Bantul Dipersiapkan dan ditulis oleh:
ISDARINI NIM: 07 1324 005 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 16 Juni 2011
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si
Sekretaris Indra Darmawan, S.E.,M.Si. Anggota Indra Darmawan, S.E.,M.Si. Anggota Dr.C.Teguh Dalyono, M.S. Anggota Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si .
Yogyakarta, 16 Juni 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PERSEMBAHAN
Tuha nku ya ng me ma mp uka n sa ya untuk se la lu me nsyukuri
9
se tia p ha l ya ng b o le h te rja d i d a la m ke hid up a n sa ya Ke d ua o ra ng tua ku : Bp k Pa wiro Ha rjo no b e se rta Ib u Surip
9
d e ng a n ke ikhla sa nnya me la ksa na ka n p e ra n se b a g a i o ra ng tua d a n sa ya p un me nc inta i ka lia n sa ng a t Ka ka k-ka ka kku : Mb k Ka misa h, Ma s Sa mid ja n d a n Ma s Be jo
9 Riya nto
9 Ne d i Nug ro ho untuk se tia p ke nya m a na n jiwa ya ng e ng ka u
b e rika n untukku. Se mo g a tuha n b e rke na n m e ng a b ulka n se tia p imp ia n kita
Yang tak terlupakan almamaterku : Universitas Sanata Dharma
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau sebagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 16 Juni 2011 Penulis Isdarini
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : IsdariniNomor Mahasiswa : 07 1324 005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :“Perbedaan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Kiringan
Sebelum dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong” beserta
perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 Juni 2011 Yang menyatakan (Isdarini)
ABSTRAK
PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
KAMPUNG KIRNGAN SEBELUM DAN SESUDAH MENJADI SENTRA
INDUSTRI JAMU GENDONG
Isdarini
Universitas Sanata Dharma
2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menganalisisperbedan yang terjadi dalam bidang sosial ekonomi sebelum dan sesudah adanya
sentra industri jamu gendong di wilayah Kiringan khususnya dalam hal: 1) jumlah
pendapatan keluarga masyarakat, 2) besarnya curahan kerja masyarakat Kampung
Kiringan dalam bidang pertanian, 3) besarnya curahan kerja masyarakat Kampung
Kiringan dalam bidang non-pertanian, 4) besarnya tingkat pengangguran, dan 5)
jumlah keluarga miskin.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2011 sampai dengan Mei
2011 di Kampung Kiringan, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan metode penelitian
deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 255 Kepala
Keluarga, sedangkan sampel yang digunakan sejumlah 155 Kepala Keluarga.
Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel acak proposional. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan du teknik yaitu wawancara
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data uji Z dengan
menggunakan uji wilcoxon sebagai alternatif untuk menguji signifikansi hipotesis
dua sampel yang berkorelasi.Dari hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah pendapatan keluarga
masyarakat Kampung Kiringan meningkat.
2. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah curahan kerja masyarakat
Kampung Kiringan dalam bidang pertanian menurun
3. Sesudah menjadi daerah sentra industri jumlah curahan kerja masyarakat
Kampung Kiringan dalam bidang non -pertanian meningkat
4. Tingkat pengangguran masyarakat Kampung Kiringan mengalami penurunan
sesudah menjadi daerah sentra industri.
5. Jumlah keluarga miskin masyarakat Kampung Kiringan mengalami
penurunan sesudah menjadi daerah sentra industri.
ABSTRACT
DIFFERENCE OF SOCIAL AND ECONOMIC CONDITIONS BEFORE
AND AFTER THE LOCAL COMMUNITY TO BE CENTER INDUSTRY
OF TRADISIONAL HERBAL MEDICINE
Isdarini
Sanata Dharma University
2011
The purpose of this study is to reveal and analyze the differences whichoccurr in the socio-economic field before and after the existence of the industrial
centers of traditional herbal medicine in Kiringan especially in terms of: 1) total
family’s income communities, 2) the increasing numbers of employment in
Kampung Kiringan in agriculture field, 3 ) the increasing numbers of employment
in Kampung Kiringan in non-agricultural field, 4) the level of unemployment, and
5) the numbers of poor families. This research was conducted from January 2011
to May 2011 in Kampung Kiringan, Canden Village, District Jetis, Bantul
regency.This is an ex post facto with comparative descriptive research methods.
The population in this study was to 255 heads of family, while the samples were
155. The sample were taken by applying proportional random sample. Data
collection techniques in this study were interviews and documentation. Analysis
of the data was Z test data analysis by wilcoxon test as an alternative to test the
significance of the hypothesis of two correlated samples.From the analysis of data, it can be concluded as follows:
1. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the family’s income increases.
2. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the agricultural employment decreases.
3. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the non-agricultural employment increases.
4. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the unemployment decreases.
5. After the industrial center of traditional herbal medicine exists in Kampung
Kiringan, the number of poor people decreases.KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PERBEDAAN KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT KAMPUNG KIRINGAN SEBELUM DAN SESUDAH
MENJADI SENTRA INDUSTRI JAMU GENDONG”.Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah guna memenuhi tugas dan syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.Penulis menyadari dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan dalam berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo.S.Pd,.M.Si. selaku ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Ekonomi.
3. Bapak Indra Darmawan, S. E., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.
4. Bapak Dr. C Teguh Dalyono, M.S, selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia menyediakan waktu untuk membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis dalam peyusunan proposal penelitian ini.
5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto, Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd dan
Ibu Dra.C.Wigati Retno Astuti,M.Si. selaku dosen-dosen saya semasa kuliah.Terimakasih telah memberi banyak hal dalam hidup saya.
6. Mbak titin beserta pegawai sekretariat Pendidikan ekonomi yang banyak
membantu semasa studi.
7. Ibu Dukuh Desa Kiringan Dra. Sudiyatmi, terimakasih buat kesediaannya
telah mengijinkan saya dan membantu banyak hal dalam proses skripsi ini.
8. Keluargaku (keluarga besar Alm. Amat Badri) yang telah memberikan
dukungan doa, moral, maupun material kepada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini,
9. Bapak dan ibu beserta budheku dan kakak-kakakku, terimakasih untuk kasih
sayangnya selama ini.
10. Nedi Nugroho dengan cintanya yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan doa kepada penulis dalam menyusun proposal penelitian ini,
11. Teman-teman seperjuangan dan para sahabat-sahabat Pendidikan Ekonomi
semuanya (Nila, Deby, Suranto, Chatrin, Fr Willy, Yuli, Trisno, Enggar, Ina, Ratna, Tasya, Echa, Resti, Hendri, Hendra, Fajar, Arif, Ugik, Lia, Gita, Sinta, Anton, Badut, Mona, Dian, fika, Natalia) terimakasih buat kebersamaannya selama ini,
12. Temanku namo yang selalu jadi teknisi laptop saya tanpa bayaran.
Terimakasih buat jasanya.
13. Untuk om-omku dan keponakanku dengan segala kehangatan cinta yang
diberikan untuk penulis,
14. Untuk keluarga besar Alm Bpk Sudihardjo terimakasih untuk segala cinta
yang mampu menerima saya apa adanya,
15. Teman-teman gerejaku GKJ Patalan untuk kompa patalan, terimakasih untuk
kekompakan pelayanannya selama ini
16. Teman-teman UPN Yogyakarta khususnya jurusan manajemen. Terimakasih
atas wejangannya selama ini.
17. Ketua pemuda Desa Kiringan mas Dwi Prasetya dan bendahara pemuda Mas
Agus. Terimakasih telah menemani saya berkeliling di Desa Kiringan.
18. Masyarakat Desa Kiringan yang telah dengan senang hati meluangkan waktu
buat saya dalam wawancara.Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga masih
perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, penulias sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 16 Juni 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ....................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... v LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vii ABSTRAK ....................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xxi BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................
1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1 B. Rumusan Masalah ...............................................................
7 C. Batasan Masalah ...................................................................
8 D. Tujuan Penelitian .................................................................
8
E. Manfaat Penelitian ...............................................................
8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................
10 A. Industri Kecil Jamu Tradisional ..........................................
11
1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil ....................................
11
2. Klasifikasi Industri Kecil ................................................
13
3. Tujuan Pengembangan Industri Kecil ............................
13
4. Wilayah Sentra Industri ..................................................
16 B. Perkembangan Industri Jamu ..............................................
16 1. Pengertian Perkembangan ..............................................
16 2. Perkembangan Jamu Tradisional ..................................
17 3. Industri Berbasis Tradisional ..........................................
18 C. Indikator-Indikator Sosial Ekonomi ....................................
22 1. Pendapatan ......................................................................
22 2. Curahan Kerja .................................................................
24
a. Pengertian Curahan Kerja ..........................................
24
b. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Curahan Kerja ............................................................
24
c. Pengaruh curahan jam kerja terhadap pendapatan masyarakat ..............................................
24 3. Tingkat Pengangguran ....................................................
25 4. Tingkat Kemiskinan .......................................................
26
a. Pengertian Kemiskinan ..............................................
26
b. Kriteria Kemiskinan ..................................................
28 D. Penelitian Terdahulu ...........................................................
35 E. Kerangka Teori ....................................................................
36 F. Hipotesis Penelitian .............................................................
40 BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN ......................................
41 A. Jenis Penelitian ....................................................................
41 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
41 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambil Sampel ..............
58 1. Populasi ..........................................................................
42 2. Sampel ............................................................................
43 3. Teknik Pengambilan Sampel ..........................................
43 D. Subyek dan Obyek Penelitian .............................................
44
1. Subyek Penelitian ...........................................................
44
2. Obyek Penelitian .............................................................
44 E. Variabel Indikator dan Batasan Istilah .................................
44 F. Data Penelitian ....................................................................
45
1. Data Primer .....................................................................
45
2. Data Sekunder..................................................................
46 G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
46 1. Wawancara .....................................................................
46 2. Dokumentasi ...................................................................
47 H. Teknik Analisis Data ...........................................................
47
BAB IV. GAMBARAN UMUM .....................................................
53 A. Sejarah Perkembangan Desa-Desa di Kabupaten Bantul
Sebagai Desa Sentra Industri .............................................
53 B. Pengembangan Desa-Desa Sentra Industri
di Kecamatan Jetis ..............................................................
55 C. Gambaran Daerah Penelitian ...............................................
57
1. Keadaan Geografis .........................................................
57 2. Keadaan Penduduk .........................................................
58 3. Keadaan Pertanian Penduduk .........................................
64 4. Organisasi Sosial .............................................................
65 5. Sarana dan Prasarana .......................................................
66 6. Adat Istiadat dan Agama .................................................
70 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................
71 A. Deskripsi Responden ............................................................
71
1. Deskripsi responden berdasarkan
atas umur responden .......................................................
71
2. Deskripsi responden berdasarkan
jenis pekerjaan responden ...............................................
72
3. Deskripsi responden berdasarkan
jumlah pendapatan tiap keluarga .....................................
73 B. Analisis Data ........................................................................
74
1. Pengujian Hipotesis .........................................................
75
2. Pembahasan .....................................................................
91 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 102
A. Kesimpulan ........................................................................... 102
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 103
C. Saran ..................................................................................... 103
1. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi ............................................ 103
2. Bagi Masyarakat Sekitar .................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 105
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 106
DAFTAR TABEL Tabel II.1 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil ..........................
18 Tabel II.2 Kriteria Batas Kemiskinan dari BPS Tahun 1996-2010 (Pendapatan per Kapita/bulan) ...........................
28 Tabel 11.3 Gambar lingkaran setan kemiskinan
( the vicious circle of poverty) .......................................
30 Tabel III.1 Populasi Masyarakat Kiringan Tahun 2011 ...................
41 Tabel III.2 Jumlah Populasi dan Sampel
Masyarakat Kiringan Tahun 2011 ..................................
42 Tabel IV.1 Wilayah sentra industri
di Kecamatan Jetis Tahun 2011 .....................................
54 Tabel IV.2 Komposisi Tingkat Pengangguran
di Kampung Kiringan Tahun 2010 ................................
57 Tabel IV.3 Jumlah Keluarga Sejahtera
di Kampung KiringanTahun 1999 dan 2010 ..................
58 Tabel IV.4 Komposisi Penduduk Menurut Usia
dan Jenis Kelamin Pada tahun 1999 dan 2010 ................
59 Tabel IV.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Tingkat Pendidikan tahun 2010 .......................................
60 Tabel IV.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Mata pencaharian tahun 1999 dan tahun 2010 ...............
61 Tabel IV.7 Nama Organisasi-Organisasi di Kampung
Kiringan Pada tahun 2010 ..............................................
76 Tabel V.10 : statistik deskripsi tingkat pendapatan .........................
84 Tabel V.16 Komposisi Jumlah Penduduk Usia Kerja Pada Tahun 1999 dan Tahun 2010 ...............................
83 Tabel V.15 : tes statistik curahan kerja di bidang non pertanian .....
82 Tabel V.14 : sign test curahan kerja di bidang non pertanian ..........
80 Tabel V.13 : Statistik deskripsi jumlah curahan kerja di bidang non pertanian ...............................................
79 Tabel V.12 : tes statistik curahan kerja di bidang pertanian ............
78 Tabel V.11 : sign test curahan kerja pertanian .................................
75 Tabel V.9 : tes statistik tingkat pendapatan .....................................
64 Tabel IV.8 Jenis dan jumlah sarana informasi
dan telekomunikasi Pada tahun 2010 .............................
74 Tabel V.8 : sign test tingkat pendapatan ..........................................
72 Tabel V.7: statistik deskripsi tingkat pendapatan ............................
71 Tabel V.3 Komposisi jumlah pendapatan sebelum
dan sesudah menjadi daerah sentra industri ...................
71 Tabel V.2 Komposisi Jenis Pekerjaan Sebelum
dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong .....
69 Tabel V.1 komposisi usia responden ...............................................
67 Tabel IV.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan
Agama pada tahun 2010 .................................................
86 Tabel V.19 Perubahan Tingkat Modal
dan Pendapatan Bersih Pelaku Penjual Jamu/hari ........
90 Tabel V.18 Perkembangan usaha mandiri dan usaha baru di Kampung Kiringan ..........................
92
DAFTAR GAMBAR Peta Lokasi Dusun Kiringan ............................................................
56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ................................................... 107
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ................................................... 110
Lampiran 3 Uji Hipotesis ................................................................. 124
Lampiran 4 Surat Ijin ....................................................................... 131
Lampiran 5 Dokumentasi ................................................................. 134
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi meracik dan meminum jamu merupakan kegiatan turun
temurun dari para leluhur. Belum diketahui secara pasti kapan tradisi tersebut muncul dan siapa pelopornya. Kegiatan meracik dan meminum jamu yang sudah ada sejak jaman dahulu tersebut dapat kita lihat dalam prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyatakan bahwa terdapat ‘tukang meracik jamu’ yang disebut Acaraki. Prasasti ini lahir pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa terdapat para pembuat ramuan jamu yang kemudian menjajakan jamu tersebut dengan cara dipikul atau digendong. Seiring perkembangan, maka kegiatan menjajakan jamu dengan cara digendong lebih populer di masyarakat jaman mahapahit daripada dengan cara dipikul. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan meracik dan meminum jamu ini sudah ada sejak dahulu.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, tradisi meracik dan meminum jamu sangat kental melekat di dalam keraton. Baik untuk kesehatan maupun untuk kecantikan, para bangsawan tersebut rajin sekali meracik dan meminum jamu. Kegiatan meracik dan meminum jamu mulai melebar luas ke dalam masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meluasnya kegiatan meracik dan meminum jamu dapat dilihat dengan semakin banyaknya masyarakat yang kemudian berprofesi sebagai penjual jamu. Tradisi meminum jamu telah membangkitkan bisnis usaha, diantaranya perdagangan jamu. Baik skala lokal, regional maupun global. Bisnis jamu melibatkan sejumlah pengetahuan mengenai ilmu meracik yaitu mengetahui penyakit dan manfaat tumbuhan guna mengobati penyakit tersebut. Kegiatan memproduksi jamu tradisional ini merupakan kegiatan industri yang tergolong dalam industri mikro berdasarkan UU UMKM no 20 tahun 2008 yang menyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang- Undang. Pernyataan ini diperkuat dengan beberapa kriteria usaha mikro yang juga tercantum di dalam UU UMKM no 20 tahun 2008 yang menjelaskan bahwa usaha mikro bercirikan sebagai berikut : 1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pada tahun 2009 berdasarkan data dari dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi jumlah usaha industri kecil di Kabupaten Bantul tercatat sebanyak 18.014 usaha dengan jumlah tenaga kerja seluruhnya 80.927 orang, keadaan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya, pada tahun 2008 jumlah usaha industri kecil di Kabupaten Bantul tercatat berjumlah 17.937 usaha dengan jumlah tenaga kerja 80.468 orang. Peningkatan jumlah usaha industria kecil pada tahun 2009 ini sesuai dengan komitmen pemerintah Kabupaten Bantul dalam program peningkatan dan pengembangan usaha mikro demi mensejahterakan rakyatnya.
UMKM telah memberikan kontribusi yang penting dan besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, pemberdayaan dan pengembangan yang berkelanjutan perlu dilakukan agar UMKM tidak hanya tumbuh dalam jumlah tetapi juga berkembang dalam kualitas dan daya saing produknya. Salah satu pendekatan untuk mengembangkan UKM yang dianggap berhasil adalah melalui pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok diyakini lebih baik karena (1) UKM secara individual biasanya tidak sanggup menangkap peluang pasar dan (2) Jaringan bisnis yang terbentuk terbukti efektif meningkatkan daya saing usaha karena dapat saling bersinergi. Oleh karena itu terdapat beberapa program pengembangan UMKM berbasis kelompok yang dilakukan oleh pemerintah seperti melalui (1) extension workers, (2) penyediaan motivator kepada kelompok usaha, (3) pemberian dukungan teknis melalui unit pelayanan teknis dan BDS, (4) pelaksanaan trade fairs untuk mengembangkan jejaring pemasaran UMKM, (5) pembuatan trading house, dan lain-lain. Beberapa nama juga telah dikaitkan dengan model pendekatan kelompok ini misalnya: Sentra UKM, Klaster, Perkampungan Industri Kecil (PIK), Lingkungan Industri Kecil (LIK), Enclave, Agropolitan dan lain sebagainya. Kementerian Negara Koperasi dan UKM secara intensif melaksanakan pengembangan UKM melalui pendekatan kelompok ini sejak akhir tahun 2000 dengan didirikannya BPS-KPKM dan dilaksanakannya program Sentra UKM pada tahun 2001.
Seiring perkembangan industri yang ada maka pemerintahan Kabupaten Bantul kemudian mulai menetapkan beberapa daerah menjadi sentra industri. Diharapkan dengan adanya sentra industri dapat berhasil meningkatkan kapasitas daya saing usaha, mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam setempat, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan nilai tambah usaha kecil.
Kampung Kiringan merupakan salah satu Kampung di Kabupaten Bantul yang ditetapkan sebagai sentra industri jamu tepatnya sentra industri jamu gendong. Penetapan Kampung Kiringan ini dikarenakan Kampung Kiringan notabene masyarakatnya sebagian besar mempunyai aktivitas sebagai penjual jamu tradisional dan dengan gigih tetap mempertahankan tradisi turun temurun leluhur dalam kegiatan meracik dan meminum jamu. Mulai dari kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Dari kegiatan produksinya, sebagian penjual jamu tetap menggunakan pipisan dan gandek sebagai alat untuk menghaluskan ramuan (pipisan dan gandek alat yang terbuat dari batu). Kegiatan distribusi, para penjual jamu tersebut dahulu memasarkan jamu-jamu dengan cara digendong tetapi sekarang karena adanya perkembangan zaman, maka para penjual jamu menggunakan fasilitas transportasi sepeda untuk memasarkannya dan sebagian kecil ada juga yang memakai kendaraan bermotor. Dalam penyajian jamu, para penjual jamu tetap mempertahankan penyajian layaknya jaman dahulu yaitu dengan menggunakan tempurung kelapa atau sering disebut”bathok” dan memeras bahan jamu setengah jadi tersebut ditempat konsumen berada atau sering disebut dengan istilah jurjuran, sehingga ketika diminum maka akan terasa kesegarannya. Bahan-bahan jamu yang digunakan untuk meracik jamu gendong sebagian besar berasal dari lingkungan sekitar yang dapat diambil dari sekeliling tempat para penjual jamu gendong.
Beberapa bahan jamu tersebut antara lain : kunyit, daun ketela pohon, jahe, kunir, buah asem dan masih banyak lagi yang biasanya dapat diracik di dalam jamu gendong.
Di wilayah ini terdapat 125 penjual jamu yang sampai saat ini masih menjajakan jamu peresan setiap pagi sampai dengan sore. Kegiatan meracik jamu ini sudah menjadi warisan dari leluhurnya, sehingga akan sangat terasa ketika kita memasuki wilayah ini saat pagi menjelang, kita akan disuguhi oleh berbagai aroma bau-bau bahan-bahan tradisional yang sedang dihaluskan. Selain sebagai produsen dalam pembuatan jamu gendong, para penjual jamu juga langsung bertindak sebagai pihak distributor jamu-jamu mereka. Bahkan di desa ini, terdapat perkumpulan bagi para penjual jamu yang dinamakan Koperasi “SERUNI PUTIH” perkumpulan Perempuan Pengrajin Jamu Gendhong Dampingan “MITRA PRANATA”PROVINSI DIY.
Karena keuletan dan minat yang serius dari para penjual jamu untuk melayani masyarakat dalam menyediakan jamu tradisional. Desa kiringan mulai dijadikan daerah sentra industri jamu gendong sejak tahun 2000. Dengan adanya pengembangan dari pemerintah Kabupaten Bantul dimana Kampung Kiringan menjadi sentra industri jamu gendong maka akan membawa pengaruh bagi masyarakat di desa itu. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Perbedaan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung Kiringan Sebelum dan Sesudah Menjadi Sentra Industri Jamu Gendong”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan jumlah pendapatan keluarga masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri jamu gendong ?
2. Apakah ada perbedaan curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang pertanian sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri jamu gendong ?
3. Apakah ada perbedaan curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang non pertanian pertanian sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri jamu gendong ?
4. Apakah ada perbedaan tingkat pengangguran masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri jamu gendong ?
5. Apakah ada perubahan jumlah keluarga miskin di Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri? C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu perbedaan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Kampung Kiringan sebelum adanya sentra industri dan sesudah adanya sentra industri dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat Kampung Kiringan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini setara dengan hal-hal yang ingin diketahui dalam penelitian yaitu :
1. Untuk mengungkapkan dan menganalisis jumlah pendapatan keluarga masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
2. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang pertanian sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
3. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya curahan kerja masyarakat Kampung Kiringan dalam bidang non-pertanian sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
4. Untuk mengungkapkan dan menganalisis besarnya tingkat pengangguran masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
5. Untuk mengungkapkan dan menganalisis jumlah keluarga miskin masyarakat Kampung Kiringan sebelum dan sesudah menjadi daerah sentra industri.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kampung Kiringan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan dorongan bagi kampung kampung yang berpotensi untuk menjadi sentra industri
sehingga dapat mengembangakan industri mikro yang ada.
2. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbagan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul untuk terus memberikan dukungan bagi pengembangan sentra industri.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma Dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi dan salah satu referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
4. Bagi peneliti Penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah dipelajari di dalam bangku kuliah dengan praktek penelitian. Sehingga hal-hal yang telah
dipelajari dapat dikembangkan untuk melayani masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Kecil Jamu Tradisional
1. Pengertian Industri/ Usaha Kecil
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Industri menurut ensiklopedi Indonesia adalah bagian dari proses produksi yang tidak secara langsung atau mendapatkan barang- barang atau bahan dasar secara kimiawi sehingga menjadikan lebih berharga untuk dipakai manusia. Untuk memberikan batasan yang jelas pada industri, selain dibedakan pengubahan dan pengolahan bahan, juga diperhitungkan suatu kriteria lain; kompleksitas dari peralatan yang dipakai perusahaan yang mengambil bahan dasar dari alam, kemudian langsung mengolahnya melalui peralatan mekanis yang komplek disebut industri (Ensiklopedi Indonesia, 1982 : 121).
Industri menurut R. Soetarto dalam ensiklopedi ekonomi perusahaan yang menyelenggarakan jasa-jasa (Ensiklopedi Ekonomi, 1996 : 117).
Industri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misalnya mesin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996 :121)
Pengertian usaha kecil menurut UU no 20 ( pasal 1 ) tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan besar kecilnya seorang pengusaha atau suatu perusahaan tergantung dari sudut pandang penilai. Dari berbagai literatur kriteria untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain besarnya modal yang dimiliki, kapasitas produksi, banyaknya tenaga buruh yang dipekerjakan, dan seberapa jauh dominasi perusahaan tersebut pada pasar untuk produk sejenis dan sebagainya.
2. Klasifikasi Industri Kecil Menurut UU UMKM no 20 tahun 2008 usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Yang memiliki beberapa kriteria antara lain :
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
3. Tujuan Pengembangan Industri Kecil Beberapa tujuan dari adanya pengembangan industri antara lain sebagai berikut : a. Memperluas kesempatan kerja, dengan adanya pembangunan industri kecil semakin bertambah pula jumlah industri kecil maka akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh karena itu kesempatan kerja akan semakin bertambah.
b. Meratakan kesempatan berusaha, dengan adanya pembangunan industri kecil maka semakin besar pula kesempatan bagi masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan keahlian mereka c. Menunjang pembangunan daerah, dengan adanya pembangunan industri kecil maka dapat membantu pembangunan daerah. Angka pengangguran berkurang dan pendapatan masyarakat menjadi meningkat yang menyebabkan PDB turut serta meningkat dimana ha ini dapat menyebabkan dana untuk pembangunan daerah bertambah.
d. Memanfaatkan SDA dan SDM yang ada, dengan adanya pembangunan industri kecil maka SDA maupun SDM yang ada dapat lebih memiliki nilai guna, misalnya batu dari letusan gunung berapi yang semula hanya untuk bahan bangunan setelah ada para pengrajin batu, maka nilai batu menjadi semakin bertambah.
Selain itu UU no 20 ( pasal 4 ) Tahun 2008 menjelaskan prinsip dan pemberdayaan usaha kecil sebagai berikut : a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan usaha mikro, kecil, dan menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri
b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;dan
e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Selain itu dalam UU no 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang tujuan pemberdayaan UMKM adalah sebagai berikut : a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan b. Mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri c. Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
4. Wilayah Sentra Industri
Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002,tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, SENTRA didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat UKM yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama,menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi klaster.