Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH - USD Repository

  

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL

YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

RAFLESIA VERONICA LISTIORINI

  

NIM : 019114159

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

MOTTO

Kita BISA meraih apapun mimpi kita untuk merubah

dunia. Kekuatan untuk meraih mimpi akan selalu ada.

  

Mimpi yang dibangun tak akan menjadi nyata kalau kita

tidak berusaha mencoba meraihnya dan percaya bahwa

mimpi itu akan menjadi nyata.

  

Aku BISA, Aku pasti BISA !

Jangan mengharapkan menjadi apa-apa selain menjadi dirimu

sendiri, dan cobalah menjadi dirimu yang sempurna.

  (

Santo Francis DeSalas

  )

Aku berkata kepadamu : “Engkau hambaKu, Aku telah memilih

engkau dan tidak menolak engkau.” Janganlah takut, sebab Aku

menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu.

  

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.

Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa

kemenangan. (Yesaya 41 : 9b-10)

  

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK

TUHAN YESUS

Untuk kesempatan dan berkat setiap hari dalam kehidupan ku.

  

Papa dan Mama

  Yang selalu mendukung, memberikan semangat dan faslititas selama adek kuliah di yogya.

  

Pradana Waskitha Adi

  Suamiku tercinta, yang senantiasa menemani aku dalam suka maupun duka. I love U…..

  

Michael Davin Pradana

  My Son. Berkat Davin, bunda semangat belajar lagi. I love U son.(RIP )

  

Daniel dan Jojo

My Lovely brother. Makasih sudah menemani mba Rini selama di Yogya.

  

Tuhan membuat segala sesuatu yang indah tepat pada waktunya,bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi Manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir Yakin,

berserah dan berusaha…Tuhan pasti buka jalan dalam setiap langkah

kehidupanmu….

  

(Pengkotbah 3: 11)

  

ABSTRAK

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG

PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Nama : R. V. Listiorini

Nim : 01911459

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

  Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.

  Kata Kunci : Kecemasan terhadap kehamilan, Ibu hamil, TORCH

  

ABSTRACT

ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE

MISCARRIED TORCH

Nama : R.V.Listiorini

Nim : 019114159

  The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.

  This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.

  The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.

  Key Words : anxiety to pregnancy, pregnant women, TORCH

  KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kecemasan terhadap Kehamilan pada

  Ibu Hamil yang pernah Mengalami Keguguran Karena TORCH”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi, program studi psikologi.

  Skripsi ini tersusun atas bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan, atas berkat-Mu dalam kehidupan hamba-Mu ini. Tuhan sudah baik buat saya…bahkan terlalu baik buat saya…

  2. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku dekan fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas kesabaran bapak dalam mengasuh dan membimbing saya.

  3. Ibu Silvie CMYM, S.Psi.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih ibu masih mau membimbing saya, hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing saya, terima kasih atas waktunya maaf bila saya sering telat dalam mengikuti bimbingan skripsi. Tuhan Memberkati.

  4. Seluruh dosen fakultas psikologi, mba Nanik, mas Gandung yang sabar dalam mengurus administrasi akademis, maaf saya terlalu sering merepotkan kalian semua… mas Puji dan mas Doni makasih buat buku-bukunya dan

  5. Buat Keluarga tercinta yang di Solo. Papa dan Mama. Akhirnya anakmu selesai juga pah. Maaf jika terlalu lama menunggu. Terima kasih atas bantuannya, baik doa-doanya dan kesabarannya yang mau anterin adek ke yogya. Tuhan Memberkati papa dan mama.

  6. Buat my brother..Deny dan Jojo Ace…mba’mu wis rampung kie..kapan nyusul…Jangan lama-lama ya, biar gak mahal di ongkos. Hehehe…

  7. Buat Pradana Waskitha Adi, suamiku tercinta. Makasih ya mas, buat perhatian, kesabaran dan kesetianmu yang senantiasa menemani aku ke yogya.

  Dan mau menemani ngerjain skripsi sampe tengah malam. I love u….

  8. Buat Michael Davin Pradana (RIP). Sudah hampir setahun adek pergi, bunda kangen nech ma adek…I love u full my son….God Bless U.

  9. Buat Kakung Warno Hadi, mba Indra, mba Danik, mba Eni, mas Joko, mas Budi, mas Kokod dan Om Yudi. Akhirnya saya selesai, terima kasih buat supportnya, biar rini bisa menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku, Tata, Sabrina, Ocha dan mas Verro, makasih sudah mendukung tante untuk tetap semangat belajar. Terima kasih. Tuhan Memberkati. Buat Titi Sri Wastuti (RIP)…Rini dah selesai bu…Makasih buat semuanya. Rini sayang ibu..

  10. Buat Annie, Astie Pudel, Nyit-nyit, Ulil, Mirnduwt, Mas Ardi, Danank kecil, Antok, Mas Wahyu, Mas Jiwo, Mas Bo, Mas Boss, Mas Adrie. Dan semua teman-teman baikku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih buat pertemanan dan persaudaraan yang indah sewaktu di yogya. Sudah mau menemani dalam suka maupun duka. Tuhan Memberkati.

  11. Buat Jelly, Rika, Anash, Desy, Silva, Etta, Dion, Tumbur, Seto dan teman- teman angkatan 2001 yang bersama-sama berusaha menyelesaikan tugas akhir di kampus tercinta ini. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini…

  12. Specially buat Maria Cynthia Dewi (RIP). Makasih ya sayang sudah mau jadi teman dan kakak yang baik sewaktu kita masih kost bersama di Yogya, terima kasih buat semangat dan keceriaan yang selalu menyambut di waktu pagi hari. Tuhan telah memanggil engkau, aku yakin Tuhan udah memberikan tempat yang terbaik buat engkau. Miss u sist, love u…..

  13. Buat teman-temanku di Solo yang setia menemani di saat harus ke Yogya, menemani ngobrol di mobil baik Mega, Mitha, Teteh Isti…Hatur Nuhun semuanya.

  14. Buat semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang juga telah mendukung dan memberikan dorongan serta bantuan baik secara material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih. Tuhan memberkati.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

  Yogyakarta,

  28 September 2009

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ..................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................. vi ABSTRAK .................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................. viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................... ix KATA PENGANTAR .................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ......................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................

  1 B. Rumusan Masalah ........................................................

  9 C. Tujuan Penelitian ........................................................

  9 D. Manfaat Penelitian ......................................................

  9 BAB II LANDASAN TEORI .........................................................

  10 A. KECEMASAN . ...........................................................

  10

  2.Aspek Kecemasan .......... ...............................................

  12 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ............

  13 B. KEHAMILAN ............................................................

  15

  1. Pengertian kehamilan …………………………………. 15

  2. Tanda Kehamilan ……………………………………… 18

  3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ……….. 20

  C. TORCH ...................................................................... 23 1. Toxoplasma .................................................................

  24 2. Rubella .......................................................................

  25 3.

   Cyto Megalo Virus ...................................................... 26 4. Herpes Simplex ........................................................... 26

  D. KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH .....................................................

  27 E. PERTANYAAN PENELITIAN ..................................

  31 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................

  32 A. Jenis Penilitian .............................................................

  32 B. . Identifikasi Variabel Penelitian ...................................

  33

  D. . Subjek Penelitian .........................................................

  42 2.

  48 LAMPIRAN ...............................................................................................

  47 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

  46 C. . Saran-saran ..................................................................

  46 B. . Keterbatasan ................................................................

  46 A. . Kesimpulan .................................................................

  43 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................

   One Sample T Test ...................................................... 43 E. Pembahasan .................................................................

  42 1. Uji Normalitas .............................................................

  34 E. . Metode dan Alat Pengumpulan Data ..........................

  41 D. Analisis Data dan Hasil Penelitian ..............................

  40 C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil ..

  38 B. . Pelaksanaan Penelitian ................................................

  38 A. . Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................

  37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN .................

  36 G. . Metode Analisis Data ..................................................

  34 F. . Validitas dan Reliabilitas ............................................

  51

  DAFTAR TABEL Tabel 1 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH ........................................................... ...................................

  35 Tabel 2 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba ......................................................................................

  39 Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Setelah Uji Coba ...............................................................................................

  39 Tabel 4 : Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil ..............

  41 Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas ...........................................................

  42 Tabel 6 : One Sample T Test ............ ..................................................

  43 Tabel 7 : Tabulasi Skala Kecemasan Ibu Hamil yang pernah mengalami Keguguran karena TORCH ...............................................

  51

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah sebuah keajaiban. Calon ibu akan mulai merasakan pengalaman yang mendebarkan sekaligus unik dan juga sedikit menakutkan. Kehamilan adalah sesuatu yang amat berarti, lebih dari sekedar membawa

  tambahan beban selama sembilan bulan. Di dalam tubuh calon ibu ada kehidupan baru yang akan bergantung sebelum dan sesudah dia lahir (Maulana, 2008).

  Kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan diri, perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Kebanggaan tersendiri bagi wanita dan mewujudkan feminisme, dan untuk menunjukkan jati diri seorang wanita tersebut kadang – kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit (Kaplan, 1994).

  Kehamilan merupakan babak baru dan memberi arti emosional yang sangat besar dalam kehidupan seorang wanita. Pengalaman baru ini menimbulkan perasaan bahagia dan penuh harapan sekaligus kecemasan akan apa yang dialami selama kehamilan (Effendi, 1999). Pada saat wanita hamil untuk pertama kali, ia akan merasa bangga dan puas akan dirinya karena merasa dapat menjalankan tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus generasi. Pada sebagian wanita, kehamilan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan.

  Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi (Kebidanan Nanonina,2009 ).

  Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas (Maramis, 1986). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal (Indriyani, 2008).

  Kehamilan bagi beberapa wanita juga merupakan ujian berat yang menimbulkan berbagai macam ketakutan (Kartono, 1992). Ketakutan ini bisa disebabkan akan adanya sejumlah masalah yang biasanya terjadi pada kehamilan, misalnya infeksi TORCH pada ibu hamil.

  TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, dan . Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan

  herpes

  bagi janin yang dikandungnya. Akibat yang paling vatal adalah terjadinya

  Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu bisa menyebabkan

  

mioma , penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi

dan mengakibatkan sulit hamil.

  Pada infeksi toksoplasma yang disebabkan oleh parasit yang disebut

  

toksoplasma gondi, dampaknya bagi ibu hamil adalah abortus spontan atau

  keguguran (4%), lahir mati (3%), atau bayi menderita toksoplasmosis bawaan. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan ketiga (Remington dan Desmonts, 1983, seperti dikutip oleh Suheimi dalam DR.H.K.Suheimi, 2009). Menyangkut infeksi rubella yang disebabkan oleh virus rubella, akan sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah 50%, namun jika infeksi terjadi pada trismester pertama, maka resikonya menjadi 25% (America College of Obstetrician and Ginecologist, 1981 dalam

  Virus serupa yang harus diwaspadai oleh ibu hamil adalah CMV (cytomegalovirus) yang termasuk golongan virus keluarga herpes. Virus ini dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular, sehingga mengalami gangguan, misalnya pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, ketulian, retradasi mental, dan lain-lain. Selain itu jika virus-virus ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan keguguran. Virus lainnya yang harus diwaspadai adalah virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit. Hal ini tidak selalu muncul, sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir pada berakibat fatal pada lebih dari 50 kasus (Maulana, 2009).

  Data penelitian di RSUP Sanglah Denpasar menyebutkan bahwa dari 100 subjek penelitian yang dipilih secara acak ,dilakukan tes pemeriksaan TORCH dengan batasan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 40 tahun. Didapatkan hasil pemeriksaan TORCH sebagai berikut yaitu Toxoplasma IgG positif 21% dan IgM positif 5%, Rubella IgG positif 73% dan IgM positif 1%, CMV IgG positif 95% dan IgM positif 0% , untuk HSVII IgG positif 56% dan IgM positif 21%. Selain itu, didapatkan bahwa ibu yang melahirkan bayi yang cacat sebesar 2%, yang mengalami abortus atau keguguran 15% dan bayi yang meninggal di dalam kandungan sebesar 8%. (Shelomita, 2009) Menurut Yayasan Aquatreat Therapy Indonesia dengan mengambil subjek penelitian 100 ibu-ibu hamil se-Jabotabek yang diambil secara acak, yang mengalami keluhan dan terjangkit virus TORCH. Diperoleh data bahwa 62% dari ibu hamil tersebut pernah mengalami keguguran atau abortus, 24% bayi yang dikandung meninggal di dalam kandungan dan sisanya 14% melahirkan bayi yang cacat (Juanda, 2007)

  Wanita yang pernah mengalami keguguran karena TORCH tentunya akan mengalami dampak psikologis jika kelak hamil kembali. Dampak psikologis yang muncul misalnya kecemasan terhadap kehamilan. Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik (Carpenito, 2001). Kecemasan secara umum juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologis pada diri individu yang terus menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya konflik di dalam indifidu itu sendiri (Walgito, 2002). Kekhawatiran ini dapat berupa ketidak tentraman atau perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, dan tertekan. Jadi, apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan.

  Menurut {McMahon, 1986 dalam (Sarjono,2009)}, kecemasan disebabkan oleh faktor kognitif dan lingkungan. Dilihat dari aspek kognitif, menakutkan dan pernah menimbulkan situasi yang menimbulkan rasa sakit. Jadi, wanita yang pernah memiliki pengalaman keguguran akibat TORCH tentunya akan lebih antisipatif terhadap situasi yang menakutkan tersebut karena dia pernah mengalami sakitnya proses keguguran dan perasaan tertekan karena gagal melahirkan.

  Faktor utama yang menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH salah satunya adalah infeksi TORCH. Seperti diungkapkan oleh Carpenito (2001), penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Dikatakan bahwa seseorang yang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. Jadi, jika dianalogikan pada seorang wanita yang pernah keguguran karena TORCH dengan wanita yang pernah hamil dalam kondisi sehat tentunya ibu hamil dengan pengalaman keguguran akibat TORCH lebih cemas terhadap kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat walafiat hingga melahirkan.

  Selain faktor penyakit, proses belajar menurut Mowrer (dalam Goldstein & Krasner, 1988: 282) juga dapat menimbulkan kecemasan.

  Manusia mempelajari respon terhadap stimulus yang memperingatkan adanya peristiwa berabahaya dan menyakitkan yang pernah terjadi. Jadi, jika dikaitkan dengan ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH, maka pengalaman keguguran tersebut akan terekam kembali jika si ibu kembali kehamilan. Keguguran mungkin akan meninggalkan “luka” yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa sembuh. Keguguran memang suatu keadaan yang perlu waspadai karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini cukup tinggi. Menurut Lestariningsih (2008) angka keguguran mencapai sekitar 15-40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Seorang wanita yang hamil dikatakan keguguran abila janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) menetapkan definisi keguguran terjadi sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

  Perasaan bahagia dan cemas yang dialami wanita yang berencana untuk hamil tidaklah sama karena masing-masing individu mengalami perasaan dan kecemasan yang berbeda terhadap hal yang berbeda juga. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ketika sang wanita benar-benar hamil. Kecemasan ini dapat menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).

  Kecemasan yang paling besar bagi wanita hamil adalah keguguran apalagi bagi wanita yang pernah mengalaminya. Seorang wanita yang mempunyai riwayat keguguran atau pendarahan pasca kelahiran memang Oleh karena itu sebelum berencana untuk hamil, seorang wanita harus melakuan persiapan mental, apalagi bagi wanita yang pernah mengalami keguguran.

  Menurut Collins dan Susabda (1983) seperti dimuat dalam (Sarjono, 2009) kecemasan antara lain timbul karena adanya threat (ancaman) dan fear (ketakutan). Terkait dengan kecemasan terhadap kehamilan maka ancaman yang muncul pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH adalah kembali terjangkit oleh virus-virus tersebut sehingga kemungkinan keguguran tetap ada. Kondisi ini kemudian memunculkan ketakutan, yaitu ketakutan bahwa pengalaman di masa lalu akan dialami kembali.

  Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang ibu yang pernah mengalami pengalaman keguguran akibat TORCH disarankan untuk memeriksakan status kesehatannya, baik fisik maupun mental, jika kelak berencana untuk hamil. Perlu dipahami pula bahwa kecemasan pada ibu hamil apalagi jika telah mengkronis menjadi stres, dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika kecemasan yang tinggi pada ibu tidak tertangani dengan baik (Maulana, 2009).

  Mencermati kasus keguguran akibat TORCH tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Penelitian ini amatlah penting guna melihat secara lebih mendalam tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan agar kelak jika dia hamil maka

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi teori-teori psikologi, khususnya psikologi wanita menyangkut aspek kecemasan terhadap kehamilan .

  2. Secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejauh mana tingkat kecemasan mereka terhadap kehamilan, sehingga dapat dilakukan upaya antisipasi jika ternyata tingkat kecemasannya sudah terlalu tinggi.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

  Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu atau kelompok biososialnya (Nuhriawangsa,1980). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru (Struat dkk, 1998).

  Selain itu kecemasan adalah perasaan yang menyebar, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di pusat perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala, rasa ingin bergerak dan gelisah (Carpenito dalam Kebidanan Nanonina) Kecemasan berbeda dengan ketakutan. Objek dari ketakutan dapat diidentifikasi, sedang kecemasan objeknya tidak jelas dan seringkali tidak diketahui terhadap apa. Intensitas perasaan cemas juga lebih sering muncul dan tidak dapat diprediksi kemunculannya, seringkali terhadap hal-hal yang tidak rasional sedang ketakutan intensitasnya datang sesuai dengan besar kecilnya penyebab perasaan takut tersebut.

  Kecemasan dapat pula didefinisikan sebagai bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan yang biasanya disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu dalam menghadapi suatu masalah (Hurlock, 1990). Senada dengan Hurlock (1990), Kartono (1997) melihat kecemasan sebagai ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah dan ditambah dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan tanda- tanda kecemasan pada individu.

  Serupa dengan definisi para ahli diatas, Carpenito (2001) lebih melihat kecemasan sebagai keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik. Kecemasan dapat dimaknai pula sebagai unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya (Rivai, 2000 dalam Kebidanan Nanonina).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi suatu situasi. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

2. Aspek Kecemasan

  Colhoun dan Acocella (1990) menyebutkan bahwa kecemasan itu terdiri dari tiga aspek yaitu: a. Aspek Kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami atau adanya pikiran yang negatif.

  b.

  Aspek Emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan, kegelisahan dan ketegangan.

  c. Aspek Fisiologis, munculnya reaksi tubuh yang sebagian besar merupakan hasil kerja sistem syaraf otonom yang mengontrol berbagai otot dan kelenjar tubuh. Pikiran individu yang dikuasai oleh kecemasan maka sistem syaraf otonom akan berfungsi dan akan darah meningkat, nafas menjadi cepat dan terjadi gangguan pencernaan.

  Aspek-aspek kecemasan terhadap kehamilan yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

  a. Umur Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur ke dalam tiga kategori, yaitu kurang dari 20 tahun (muda), 20-30 tahun (menengah) dan lebih dari 30 tahun (tua). Soewandi (1997) mengungkapkan bahwa umur yang lebih muda ternyata lebih mudah menderita stress daripada umur tua.

  b.

  Keadaan Fisik Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit.

  c.

  Sosial Budaya Menurut Soewandi (1997), cara hidup orang dimasyarakat juga sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara hidup yang teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan d.

  Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang, baik dari dalam maupun dari luar.

  Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan.

  e. Tingkat Pengetahuan Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh.

B. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

  Kehamilan merupakan salah satu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi seorang ibu, begitu juga bagi ayah (suami). Karena hanya dengan kehamilan dan melahirkan anak inilah sebagian besar wanita baru akan merasa menjadi wanita yang sempurna. Ketika kata “hamil” atau “positif” terdengar di telinga maka keluargapun akan merasa sangat bahagia terlebih lagi bagi yang baru saja menikah atau belum pernah dikaruniai keturunan sebelumnya. Kehadiran seorang anak, tentu akan membawa kebahagiaan bagi pasangan suami istri.

  Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan oleh laki-laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita.

  Sedangkan pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur (Kissanti, 2008). Telur yang telah dibuahi sperma tersebut akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal.

  Dalam masa kehamilan ada beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis. Perubahan- perubahan tersebut kadang menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil bentuk pinggul mulai menyesuaikan dengan usia bayi, kaki kram dan bengkak, varises, strecth mark,dan masih banyak perubahan dari kondisi tubuh ibu hamil (Suririnah, 2008). Adanya perubahan hormon yang mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan, sehingga ibu sering merasa kesal, jenuh atau sedih (Indriyani, 2008).

  Keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu akan mengalami kesulitan tidur. Hal ini menyebabkan ibu akan merasa letih keesokan harinya dan kult muka akan menjadi kusam (Maulana, 2009). Adanya masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, mual dan muntah pada awal kandungan dapat menyebabkan ibu menjadi cemas. Ibu yang terus menerus memperhatikan bayinya akan membuat ibu menjadi tertekan (Maulana,2009).

  Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang untuk dibuahi oleh sperma. Pada setiap wanita usia subur, setiap bulannya telah secara teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih satu sel telur. Menurut Indiyani (2008) Cara menghitung masa subur itu sendiri bermacam-macam jenisnya : a)

  Sistem Kalender : misal seseorang dengan siklus normal yaitu 28 hari maka masa subur berlangsung pada hari ke 13- hari ke 15 sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan bagi siklus haid yang tidak teratur, pertama dicatat panjang siklus haid sekurang- kurangnya 3- 6 bulan berturut-turut atau 6 siklus. Dari jumlah hari subur terakhir, sedangkan jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 8, sehingga akan diperolah hari subur pertama dari siklus tersebut (Indriyani, 2008). Misal: siklus terpanjang adalah 32, sedangkan siklus terpendek adalah 26 maka masa subur dapat dihitung, 32-11= 21 dan 26-8= 18, maka masa subur berlangsung pada hari ke 18- hari ke 21.

  b) Metode Lendir Serviks : Lendir ini dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Saat ovulasi atau masa subur, akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Untuk memeriksa elastisitas bisa dilakukan dengan memasukkan jari telunjuk ke vagina sampai menyentuh serviks, lalu setelah penuh maka dikeluarkan, dengan bantuan si ibu jari, cairan tersebut ditarik pelan-pelan sampai terputus. Bila putus kurang dari 10 cm, maka wanita tersebut bukan dalam masa subur, namun bila hingga 10 cm maka sedang berada pada masa subur.

  c) Suhu Tubuh: Metode ini sedikit rumit, namun mudah dilakukan oleh setiap pasangan subur, caranya mudah, hanya dengan mengukur suhu tubuh wanita sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (catatan setiap bangun tidur). Suhu tersebut dicatat, saat ovulasi akan terjadi peningkatan suhu tubuh antara 0.05 sampai 0.2 derajat celcius.

2. Tanda kehamilan

  Pada kehamilan akan ditemukan beberapa gejala dan tanda-tanda awal kehamilan, yaitu : a) Tidak mendapatkan menstruasi

  Salah satu pertanda bahwa wanita memang tengah hamil adalah dengan terhentinya siklus menstruasi (Suririnah, 2008). Untuk itu, hendaknya setiap wanita senantiasa mengingat tanggal pertama ketika datang bulan “haid”. Dengan mengetahui kapan tanggal pertama datangnya haid, maka akan lebih mudah untuk mengetahui usia kandungan yang tengah tumbuh di dalam perut ibu.

  b) Mual dan muntah

  Pada bulan pertama ketika masa kehamilan, biasanya seorang wanita akan mengalami mual dan muntah yang biasa dikenal dengan “morning sickness” . Sesuai dengan sebutannya, kebiasaan mual dan muntah ini hanya terjadi di pagi hari. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal pada sang ibu.

  c) Sering buang air kecil Hal ini terjadi karena tekanan dari rahim yang membesar terhadap kandung kencing. Biasanya gejala ini akan berkurang ketika kandungan mencapai usia 12 minggu, namun akan muncul kembali ketika mencapai usia 28 minggu. d) Payudara membesar

  Payudara menjadi lebih kencang dan lebih besar. Puting susu membesar dan berwarna lebih gelap, kadang-kadang terasa gatal dan sakit serta lebih sensitif terhadap sentuhan.

  e) Mengidam Beberapa wanita akan merasa menginginkan makanan tertentu. Ini terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.

  f) Meningkatnya suhu tubuh

  Jika setelah ovulasi suhu tubuh anda masih tetap tinggi (sekitar 37,2-37,9ºC ) (Indriyani, 2008)

  g) Rasa mengantuk

  Timbul rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah cukup tidur, yang bukan disebabkan kelelaha tetapi karena adanya perubahan hormonal selama proses kehamilan.

  h) Rahim dan perut membesar Umumnya dimulai, pada usia kehamilan 8-12 minggu.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

  Menurut Indriyani (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

  a. Faktor Fisik. Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut Ante Natal Care (ANC) adalah :

  1) Memantau kemajuan kehamilan. Kesehatan ibu dan janin dapat dipastikan keadaanya.

  2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu. Karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan akan selalu memberikan saran dan informasi yang berguna bagi ibu dan janinnya.

  3) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi.

  Mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

  4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.

  Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar

  5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.

  6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.

  Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun. Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu, status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat. Di lain pihak, kelebihan gizi ternyata dapat berdampak yang tidak baik terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal sehingga ibu akan mengalami kesulitan saat proses persalinan. Yang harus diperhatian adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat protein (tidak harus protein hewani), protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi, banyak minum air putih dan mengurangi makanan yang terlalu asin. b.

  Faktor Psikologis.

  1) Stressor. Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan dan gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik.

  2) Dukungan Keluarga. Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika semua mendukung dalam berbagai hal, maka ibu akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

  c.

  Faktor Sosial Budaya dan Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi dari gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan oleh ibu hamil. Perilaku makan juga diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang oleh adat padahal baik untuk gizi ibu hamil maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga,

  personal hygiene . Ibu hamil harus menjaga kebersihan dirinya,

  mengganti pakaian dalamnya setiap kali merasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.

  Ekonomi menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

C. TORCH

  TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu Toxoplasma (Toxo),

  Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes Simpleks (HSV1 dan HSV2).

  Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis penyakit infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu hamil bisa menyebabkan mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit hamil. Toxo tidak menularkan pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV, dan

  Herpes bisa menular karena virus. Penularan biasanya terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, urin darah dan ASI (Air Susu Ibu).

  Sehingga kalau wanita mengalami Rubella, CMV, dan Herpes maka suaminya pun akan tertular. Sulitnya kehamilan disebabkan oleh virus tersebut adalah dengan memperburuk kualitas spermatozoa.