persepsi ibu hamil terhadap bidana

PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP BIDAN
SEBAGAI PELAKSANA ANTENATAL CARE
DI PUSKESMAS LATUHALAT KECAMATAN NUSANIWE AMBON
Abstract : professional and good service a midwife will be more improve pregnant
mother motivation for the importance of Antenatal inspection care regularly. Target of
this research is to know perception of pregnant mother to midwife as Antenatal executor
of Care which concerning three aspect, that is; appearance, behavioral and attitude in
giving Antenatal service Care. Method which used is qualitative method that to obtain get
picture relate to perception of pregnant mother to midwife as is Antenatal Care by
conducting interview .
Key Word : Antenatal Care, nurse, perseption

PENDAHULUAN
Antenatal Care merupakan
perawatan atau asuhan yang diberikan
kepada ibu hamil sebelum kelahiran,
yang berguna untuk memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu hamil
maupun
bayinya
dengan

alan
menegakkan hubungan kepercayaan
dengan ibu, mendeteksi komplikasin
yang
dapat
mengancam
jiwa,
mempersiapkan
kelahiran
dan
memberikan pendidikan kesehatan.
Asuhan Antenatal penting unuk
menjamin proses alamiah kelahiran
berjalan normal dan sehat, baik kepada
ibu maupun bayi yang akan dilahirkan.
Mengklasifikasikan ibu hamil dalam
status resiko ringan, sedang dan berat
tidak bisa dijadikan patokan lagi,
karena semua ibu hamil beresiko
tinggi, walaupun dalam kehamilan

berjalan normal, namun dalam
persalinan bisa terjadi komplikasi
tanpa diprediksi sebelumnya. Oleh
karena itu, setiap ibu hamil harus
meeriksa diri secara teratur dan
mendapat pelayanan kebidanan yang
optimal didukung oleh sikap bidan
yang baik. Sikap bidan yang baik
selama
memberikan
pelayanan
kebidanan kepada setiap ibu hamil
merupakan strategi nyata dalam upaya
meningkatkan motivasi ibu hamil akan
pentingnya pemeriksaan kehamilan
secara teratur.

Pelaksanaan Antenatal Care di
Maluku sudah berjalan baik, hal ini
dapat dilihat dari jumlah pencapaian

yang ditentukan oleh Provinsi sebesar
78% mengalami peningkatan hingga
79,1%, sedangkan untuk kota Ambon,
target pencapaian yang ditentukan
sebesar 80,6% mengalami peningkatan
hingga
89,5%
(Dinkes,
2007).
Pelaksanaan pelayanan Antenatal Care
di Puskesmas Latuhalat juga berjalan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dari
data K1 dan K4 pada tahun 2006-2007
mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2006 target yang ditentukan oleh
Puskesmas Latuhala adalah 80,6%
mengalami peningkatan mencapai
107,18% sedangkan pada tahun 2007,
target yang ditentukan adalah sebesar
87% juga mengalami peningkatan

sebesar 107,3%. Dengan demikian
rata-rata setiap bulan, ada 80 ibu hamil
yang
datang
memeriksakan
kehamilannya. Walaupun jumlah ibu
hamil yang datang memeriksakan
kehamilannya sudah lebih dari target
yang
ditentukan,
namun
mutu
pelayanan
kebidanan
khususnya
pelayanan Antenatal Care perlu
ditingkatkan lagi. Hal ini berhubungan
dengan sikap dan penampilan bidan
dalam
memberikan

pelayanan
Antenatal Care yang tidak dapatt
dipisahkan dari standar pelayanan
antenatal atau 7 T yang dalam prektek
pelaksanaannya sudah berjalan, namun
belum secara menyeluruh khususnya

pada pelayanan konseling atau temu
wicara. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan data yang diperoleh
melalui hasil wawancara awal dengan
beberapa ibu.
Dalam upaya untuk lebih
meningkatakan motivasi ibu hamil
akan
pentingnya
pemeriksaan
Antenatal Care secara teratur, maka
sangat diperlukan peran dari bidan
sebaga pelaksana dalam memberikan

pelayanan antenatal care dalam segi
penampilan,
sikap
juga
profesionalisme, karena sebagian ibu
hamil akan kembali memeriksakan diri
dan kehamilannya ke tepat yang sama
jika dirinya merasa dihargai dan diasuh
dengan baik. Dengan pelayanan bidan
yang baik dan profesional, diharapkan
dapat lebih meningkatkan motivasi dan
kunjungan
ibu
hamildalam
memeriksakan diri dan kehamilannya
secara teratur.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis bermasud meneliti lebih jauh
tentang persepsi ibu hamil terhadap
bidan sebagai pelaksana Antenatal

Care di Puskesmas Latuhalat. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
masukan
khususnya
kepada bidan dalam memberikan
pelayanan kepada ib hamil, agar setiap
ibu hamil dapat memeriksakan
kehailannya secara teratur dan tepat
waktu.
Antenatal Care
Antenatal Care adalah perawatan
yang ditujukan kepada ibu hamil, yang
bukan saja bila ibu sakit dan
memerlukan perawatan, tetapi juga
pengawasan dan penjagaan wanita
hamil agar tidak terjadi kelainan
sehingga mendapatkan ibu dan anak
yang sehat. Tujuan dari asuha
Antenatal

Care
adalah
untuk
memantau kemajuan kehamilan dan
memastikan kesehatan ibu serta

tumbuh kembang bayi, juga untuk
meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
Disamping tujuan di atas, Antenatal
Care juga bertujuan untuk mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan
atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan,
mempersiapkan
persalinan
yang
cukup

bulan,
melahirkan dengan selamat baik ibu
maupun bayinya dengan trauma
seminimal mngkin, mempersiapkan bu
agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian
ASI
ekslusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kesehatan bayi agar
dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dijelaskan pada
Antenatal Care, antara lain; 1.
Makanan (diet) ibu hamil harus
mendapat perhatian terutama mengenai
jumlah kalori dan protein yang berguna
untuk
pertumbuhan

janin
dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemi, abortus,
partus prematurus dan pendarahan
pasca persalinan. Jika makan makanan
berlebihan karena beranggapan untuk
porsi dua orang dapat menyebabkan
komplikasi seperti gemuk, preekslamsia, janin besar dan sebagainya.
2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang
merokok mempunyai berat badan lebih
kecil, sehingga ibu hamil sangat tidak
diperbolehkan untuk merokok. 3.
Obatobatan,
untuk
ibu
hamil,
pemakaian
pbat-obatan
selama

kehamilan terutama pada triwulan I
perlu dipertanyakan mana yang lebih
besar manfaatnya dibandingkan bahaya
terhadap janin. 4. Dianjurkan bagi ibu
haml agar banyak jalan terutama pada
pagi hari dalam udara segar, sehingga
sirkulasi darah lancar, nasu makan
bertambah dan perncernaan lebih baik.

5. Wanita hamil harus menggunakan
pakaian yang longgar, bersih dan tidak
ada ikatan yang ketat pada daerah
perut. 6. Kesehatan jiwa, karena
ketenangan jiwa sangatlah penting
dalam menghadapi persalinan sehingga
bukan
saja
dianjurkan
untuk
melakukan latihan-latihan fisik tetapi
juga latihan kejiwaan.
Standar Pelayanan Antenatal Care
Dalam melaksanakan pelayanan
Antenatal Care, ada tujuh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 7 T, yaitu: 1.
Timbangan berat badan (BB). 2.
Pemberian Tetanus Toksoid (TT). 3.
Ukuran tekanan Darah (TD). 4. Ukuran
tinggi Fundus Uterus (TFU). 5.
Pemberian Fe. 6. Tes penyakit menular
seksual (PMS). 7. Temu Wicara.
Peran Bidan
Bidan adalah tenaga kesehatan yang
bekerja pada pelayanan kesehatan, baik
pemerintah atau instansi lainnya yang
diberikan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan kebidanan dan kesehatan
reproduksi. Sedangkan peran adalah
seperangkat perilaku interpersonal,
sifat kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu.
Ada beberapa macam peran bidan
yang secara garis besar dapat dibagi
menjadi, peran sebagai pelaksana,
peran sebagai pengelola, peran
sebagai pendidik dan peran sebagi
peneliti atau investigator.
Sebagai pelaksana, bidan mempunyai
tiga kategori, yaitu: a. Tugas mandiri.
Dalam menjalankan tugas mandirinya
bidan memiliki delapan tugas yang
harus dilakukan, yaitu; Menetapkan
menajement kebidanan pada setiap

asuhan kebidanan yang diberikan.
Memberikan pelayanan dasar pada
anak.
Memberikan
pelayanan
kebidanan kepada klien selama
kehamilan
normal.
Memberikan
asuhan kebidanan kepada klien dalam
masa persalinan dengan melibatkan
klien atau keluarga. Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Memebrikan asuhan kebidanan pada
klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Memberikan asuhan kebidanan pada
wanita ganguan reproduksi dan wanita
dalam
masa
klimakterium
dan
menopause.
Memberikan
asuhan
kebidanan pada bayi, balita dengan
melibatkan keluarga.
b. Tugas kolaborasi atau kerjasama.
Dalam menjalankan tugas kolaborasi,
bidan memiliki enam tugas kolaborasi,
yaitu;
Pertama:
memberikan
menajement kebidanan pada setiap
asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga. Kedua: Memberikan
menajemen pada ibu hamil dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada keadaan yang memerlukan
tindakan
kolaborasi.
Ketiga:
Memberikan asuhan kebidanan pada
ibu melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dan
kegawatdaruratan.
Keempat:
memberikan
asuhan
kebidanan
melalaui konsultasi dan rujukan pada
ibu dalam masa nifas dan penyulit
tertentu dengan kegawatdaruratan yang
melibatkan klien dan keluarga. Kelima:
memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan
keluarga.
Keenam:
Memberikan asuhan kebidanan pada
anak balita dengan kelainan tertentu
dan
kegawatdaruratan
yang
memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga.

c. Tugas ketergantungan atau merujuk.
Pertama: menerapkan menajemen pada
setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
Kedua: memberikan asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada
ibu hamil dengan rsiko tinggi dan
kegawatdaruratan. Ketiga: memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi
dan rujukan pada persalinan dengan
penyakit-penyakit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Keempat:
memberikn
asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir melalui
konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas dengan penyulit tertentu
dengan kegawatdaruratan melibatkan
klien
dan
keluarga.
Kelima:
memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan
keluarga.
Keenam:
memberikan asuhan kebidanan pada
anak balita dengan kelaianan tertentu
dan
kegawatdaruratan
yang
memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga.
Peran bidan sebagai pengelola
meliputi beberapa bagian, yang
pertama: mengembangkan pelayanan
dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat
atau klien. Kedua:
berpartisipasi dalam tim untuk
melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain di wilayah kerjanya melalui
peningkatan kemampuan bagi kader
kesehatan dan tenaga kerja kesehatan
lain yang berada di bawah bimbngan
dalam wilayah kerjanya.
Peran bidan sebagai pendidik
meliputi.
Pertama:
memberikan
pendidikan penyuluhan kesehatan pada
individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang penanggulangan
masalah kesehatan khususnya yang

berhubungan dengan pihak kesehatan
terkait dengan kesehatan ibu, anak dan
KB. Kedua: melatih dan membimbing
kader termasuk siswa calon bidan dan
perawat serta membina dukun di
wilayah atau tempat kerjanya.
Peran bidan sebagai peneliti atau
investigator
adalah
melakukan
investigasi atau penelitian terapan
dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri ataupun secara kelompok.
Penampilan bidan adalah perilaku
nyata
yang
ditampilkan
atau
diperlihatkan oleh seseorang terhadap
apa yang ada di sekelilingnya
menyangkut gaya (style) dan cara
penampilannya, atau gaya yang
ditampilkan
oleh
bidan
saat
memberikan pelayanan antenatal care.
Perilaku bidan adalah karakter atau
tampilan pada saat memberikan
pelayanan. Sikap bidan merupakan
refleksi perilaku yang langsung
ditampilkan oleh bidan selama
memberikan pelayanan kebidanan atau
pelayanan antenatal care.
Persepsi
Menurut Rukminto (1994), persepsi
adalah proses mental yang terjadi pada
diri manusia yang menunjukkan
bagaimana kita melihat, mendengar,
merasakan, memberi serta meraba
kerja indera di sekitar kita. Menurut
Widayatun (1999), persepsi adalah
pengalaman yang terbentuk berupa
kata-kata yang dapat melalui indera,
hasil pengolahan otak dan ingatan.
Menurut Rahmat (2000), persepsi
adalah pengalaman tentang objek,
persepsi atau hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Menurut Mohan
(1986), persepsi adalah proses
menginterpretasikan
rangsangan
(input) dengan menggunakan alat
penerima
informasi
(sensori
information).

Berdasarkan beberapa pendapat di
atas maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah tanggapan atau proses
mental
oleh
seseorang
untuk
memberikan makna terhadap suat
stimulus.
Menurut Widayatun (1999), faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi
adalah sebagai berikut: Usia, faktor
ekstrinsik dan intrinsik seseorang yakni
cara hidup, cara berfikir, kesiapan
mental (kebutuhan dan wawasan),
faktor ideologi, politik, sosial budaya,
pertahanan keamanan, Nusaniwe pada
saat penelitian ini dilakukan. Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, dengan
demikian jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah lima responden.
Cara pengolahan data adalah melalui
hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan sampel penelitian.
Analisa data dalam penelitian ini
adalah secara kualitatif yaitu dengan
memaparkan hasil wawancara dengan
responden
secara
naratif
dan
selanjutnya
dihubungkan
dengan
kondisi yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum menyajikan hasil penelitian
dan pembahasannya, terlebih dahulu
peneliti memaparkan karakteristik dari
responden menyangkut umur, paritas,
jumlah kunjungan, tingkat pendidikan
dan pekerjaan. Dari hasil penelitian ini
didapatkan karakteristik responden
yang terlihat pada tabel di bawah ini
:lingkungan sekitar, pembawaan fisik
dan kesehatan. Menurut Rahmat
(2000),
pengolahan
akan
mempengaruhi kecermatan persepsi
dan pengalaman tidak selalu melalui
proses
belajar
formal
tetapi
pengalaman juga dapat melalui
rangkaian peristiwa yang kita hadapi.
METODE

Metode penelitian ini adalah
Deskriptif
Kualitatif
untuk
memperoleh
gambaran
berkaitan
dengan persepsi ibu hamil terhadap
bidan sebagai pelaksana antenatal
care, dimana peneliti melakukan
interview atau wawancara dengan
menggunakan pengukuran variabel
sesaat, artinya subjek diobservasi satu
kali saja, pengukuran dependent dan
independent akan dilakukan pada saat
pengkajian data (Asmono,1995).
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas
Latuhalat Kecamatan Nusaniwe Kota
Ambon.
TABEL I

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Karakteristik
Responden
Umur
Paritas
Tingkat
Pendidikan

Pekerjaan

20 – 30
Tahun
Jumlah
G II
GI
Jumlah
SMA
D2
Jumlah
Pedagang
Ibu
rumah
tangga
PNS
Jumlah

Jumlah
Respond
en
5 Orang

Persent
asi (%)

5 Orang
2. Orang
3 Orang
5 Orang
3 Orang
2 Orang
5 Orang
1 Orang
2 Orang

100
40
60
100
60
40
100
20
40

2 Orang
5 Orang

40
100

100

Sumber : Data Primer Oktober 2007

Dari tabel I menggambarkan bahwa
umur responden semuanya (100%)
berada pada kelompok umur 20-30
tahun. Dari kelima orang responden
semuanya mengatakan sudah hamil
lebih dari sekali. Tingkat pendidikan
responden terlihat bahwa dari lima
responden, tiga orang memiliki tingkat
pendidikan SMA (60%), sedangkan
dua orang responde berpendidikan
Perguruan Tinggi (40%). Dari hasil

penelitian ternyata pekerjaan dari
kelima responden tidak sama, yaitu dua
orang responden (40%) bekerja sebagai
ibu rumah tangga, sedangkan satu
orang (20%) bekerja sebagai pedagang,
dan dua responden lainnya (40%)
sebagai PNS (guru SD).
Persepsi adalah tanggapan atau
proses
olah
seseorang
berupa
pengalaman hasil pengolahan otak
berdasarkan apa yang dilihat dan
dirasakan. Persepsi yang disampaikan
oleh kelima responden terhadap bidan
selama
memberikan
pelayanan
kebidanan,
berkaitan
dengan
pemeriksaan
kehamilan
hampir
semuanya mengatakan positif (baik).
Dalam pengertian bahwa pelayanan
yang diberikan oleh bidan selama
mereka
datang
memeriksakan
kehamilan sudah baik.
Dari persepsi yang disampaikan, ada
dua responden yang mengatakan baik
dengan pelayanan yang diberikan,
namun belum 100%, karena pada
seorang responden belum merasa puas
dengan penjelasan-penjelasan yang
diberikan oleh bidan karena terkesan
terburu-buru dan singkat atas jawaban
atau konseling yang diberikan. Namun
berdasarkan
teori
sikap
yang
dikemukakan oleh Secord dalam
garungan (1998), yang mengatakan
bahwa sikap itu dapat berubah, karena
sikap itu dapat dipelajari orang atau
sebaliknya, bila terdapat keadaan dan
syarat-syarat yang mempermudah
berubahnya sikap pada orang itu.
Namun dari persepsi dua responden
di atas, berbeda pula dengan persepsi
yang disampaikan oleh responden
lainnya, mereka mengatakan bahwa
pelayanan yang diberikan oleh bidan
sudah baik, baik dari segi penampilan,
perilaku
maupun
sikap
yang
ditampilkan oleh bidan selama
memberikan pelayanan. Sehinga jika

dikaitkan dengan peran bidan yang
salah satunya adalah sebagai pelaksana
dalam
memberikan
pelayanan
antenatal care, maka dapat dikatakan
bahwa tugas bidan dalam memeberikan
pelayanan antenatal sudah terlaksana.
Hal ini juga dapat dlihat dari jumlah
kunjungan dari kelima responden yang
dijadikan sampel, yang semuanya telah
lebih
dari
dua
kali
datang
memeriksakan kehamilannya, dan
untuk jumlah kunjungan, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
TABEL II
KUNJUNGAN K1 DAN K4
Kunjungan
Jumlah
Persentasi
K1
2
40 %
K4
3
60%
Total
5
100%
Sumber : Data Primer Oktober 2007

Berdasarkan tabel II di atas, maka
dapat dijelaskan bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil yang peneliti
jadikan sebagai responden merupakan
indikasi bahwa kunjungan Antenatal
untuk K1 dan K4 telah berhasil. Angka
keberhasilan K1 dan K4 selain dapat
dilihat jumlah atau target pencapaian
yang sudah dicapai oleh puskesmas
Latuhalat. Juga dapat dilihat jumlah
kunjungan antenatal oleh kelima
responden yang dijadikan sampel yang
semuanya datang memeriksakan diri
secara teratur dan sudah lebih dari dua
kali pemeriksaan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
persepsi ibu hamil terhadap bidan
sebagai pelaksana Antenatal Care di
Puskesmas
Latuhalat
Kecamatan
Nusaniwe Kota Ambon, maka dapat
disimpulkan :
1. Persepsi Ibu hamil terhadap
penampilan
bidan
dalam

memberikan
pelayanan
antenatal Care adalah baik
2. Persepsi ibu hamil terhadap
perilaku
bidan
selama
memberikan pelayanan adalah
sebagian besar mengatakan
baik
3. Persepsi ibu hamil terhadap
sikap
bidan
selama
memberikan
pelayanan
Antenatal care adalah baik
Bertolak dari hasil penelitian, ada
beberapa saran dan masukan kepada
pihak-pihak yang berkompeten, dalam
hal ini adalah bidan sebagai pelaksana
Antenatal
Care
agar
dalam
memberikan pelayanan kebidanan
kepada semua ibu hamil perlu
ditingkatkan lagi, karena dengan
peningkatan kualitas pelayanan, maka
dapat lebih memotivasi ibu hamil
untuk
datang
memeriksakan
kehamilannya secara teratur dan tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, 2003, Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya,
Pustaka
Pelajar,
Jakarta
Depkes RI,1993, Materi ajar Modul
Safe
Motherhood,
Fakultas
kesehatan
Masyarakat Unibersitas
Indonesia, Jakarta
Garungan, 1998, Psikologi sosial,
Eresco, Bandung
Hamilton,
1995,
Dasar-dasar
keperawatan maternal, EGC, Jakarta
Ibrahim,1996, Perawatan kebidanan
jilid I, Bathara, Jakarta
Noto
Atmojo,2002,
Metodologi
penelitian kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta
Nazir,1998, Metodologi penelitian
cetakan ke-3, Ghalia Indonesia, Jakarta
Purwanto, 1996, Psikologi pendidikan
remaja, Rosdakarya, Bandung
Prawirohardjo,2001,
Buku
acuan
Nasional
pelayanan
kesehatan maternal dan

neonatal, yayasan bina
Pustaka, Jakarta