Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

(1)

vii

ABSTRAK

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Nama : R. V. Listiorini Nim : 01911459

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.


(2)

viii

ABSTRACT

ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE MISCARRIED TORCH

Nama : R.V.Listiorini Nim : 019114159

The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.

This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.

The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.


(3)

i

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

RAFLESIA VERONICA LISTIORINI NIM : 019114159

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO

Kita BISA meraih apapun mimpi kita untuk merubah

dunia. Kekuatan untuk meraih mimpi akan selalu ada.

Mimpi yang dibangun tak akan menjadi nyata kalau kita

tidak berusaha mencoba meraihnya dan percaya bahwa

mimpi itu akan menjadi nyata.

Aku BISA, Aku pasti BISA !

Jangan mengharapkan menjadi apa-apa selain menjadi dirimu

sendiri, dan cobalah menjadi dirimu yang sempurna.

(

Santo Francis DeSalas

)

Aku berkata kepadamu : “Engkau hambaKu, Aku telah memilih

engkau dan tidak menolak engkau.” Janganlah takut, sebab Aku

menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu.

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau.

Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa


(7)

v

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK

TUHAN YESUS

Untuk kesempatan dan berkat setiap hari dalam kehidupan ku. Papa dan Mama

Yang selalu mendukung, memberikan semangat dan faslititas selama adek kuliah di yogya.

Pradana Waskitha Adi

Suamiku tercinta, yang senantiasa menemani aku dalam suka maupun duka. I love U…..

Michael Davin Pradana

My Son. Berkat Davin, bunda semangat belajar lagi. I love U son.(RIP ) Daniel dan Jojo

My Lovely brother. Makasih sudah menemani mba Rini selama di Yogya.

Tuhan membuat segala sesuatu yang indah tepat pada waktunya,bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi Manusia tidak dapat

menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir Yakin,

berserah dan berusaha…Tuhan pasti buka jalan dalam setiap langkah

kehidupanmu….


(8)

(9)

vii

ABSTRAK

KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH

Nama : R. V. Listiorini Nim : 01911459

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH (Toxo, Rubella, CMV dan Herpes). Banyak calon ibu yang merasa trauma karena pernah mengalami kegagalan dalam melahirkan seorang bayi atau melahirkan bayi yg cacat. Kecemasan dapat juga terjadi pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TOCRH diungkap dengan skala kecemasan dengan koefisien reliabilitas 0,939. Skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH menggunakan aspek-aspek yang meliputi : aspek kognitif, aspek emosional dan aspek fisiologis. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak 29.7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.


(10)

viii

ABSTRACT

ANXIETY TO PREGNANCY OF PREGNANT MOTHER EVER SINCE MISCARRIED TORCH

Nama : R.V.Listiorini Nim : 019114159

The purpose of this research was to investigate level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH (Toxo, Rubella, CMV and Herpes). Many futures mothers who feel the trauma of having been failed giving in birth of a baby or gave birth defect baby. Anxiety may also acuur in pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH. Subjects in this study were pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH.

This research was a descriptive study. Data collection techniques was performed by distributing questionnaires. Anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH measured by anxiety scale with a reliability coefficient of 0, 939. Anxiety scale to pregnancy of pregnant mother who have experienced a miscarriage because of TORCH uses aspects including : was cognitive, emotional and physiology. Analysis of research data using descriptive analysis.

The results of this study showed that the level of anxiety to pregnancy of pregnant women who have experienced a miscarriage because of TORCH catagorized high. This is indicated by as many as 29,7% including the high category dan 27% including very high category.


(11)

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang pernah Mengalami Keguguran Karena TORCH”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi, program studi psikologi.

Skripsi ini tersusun atas bantuan serta dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus. Terima kasih Tuhan, atas berkat-Mu dalam kehidupan hamba-Mu ini. Tuhan sudah baik buat saya…bahkan terlalu baik buat saya… 2. Bapak P.Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku dekan fakultas psikologi

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas kesabaran bapak dalam mengasuh dan membimbing saya.

3. Ibu Silvie CMYM, S.Psi.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih ibu masih mau membimbing saya, hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya. Terima kasih atas kesabaran dalam membimbing saya, terima kasih atas waktunya maaf bila saya sering telat dalam mengikuti bimbingan skripsi. Tuhan Memberkati.

4. Seluruh dosen fakultas psikologi, mba Nanik, mas Gandung yang sabar dalam mengurus administrasi akademis, maaf saya terlalu sering merepotkan kalian semua… mas Puji dan mas Doni makasih buat buku-bukunya dan jurnalnya….Tuhan Memberkati kalian semua.


(13)

xi

5. Buat Keluarga tercinta yang di Solo. Papa dan Mama. Akhirnya anakmu selesai juga pah. Maaf jika terlalu lama menunggu. Terima kasih atas bantuannya, baik doa-doanya dan kesabarannya yang mau anterin adek ke yogya. Tuhan Memberkati papa dan mama.

6. Buat my brother..Deny dan Jojo Ace…mba’mu wis rampung kie..kapan nyusul…Jangan lama-lama ya, biar gak mahal di ongkos. Hehehe…

7. Buat Pradana Waskitha Adi, suamiku tercinta. Makasih ya mas, buat perhatian, kesabaran dan kesetianmu yang senantiasa menemani aku ke yogya. Dan mau menemani ngerjain skripsi sampe tengah malam. I love u….

8. Buat Michael Davin Pradana (RIP). Sudah hampir setahun adek pergi, bunda kangen nech ma adek…I love u full my son….God Bless U.

9. Buat Kakung Warno Hadi, mba Indra, mba Danik, mba Eni, mas Joko, mas Budi, mas Kokod dan Om Yudi. Akhirnya saya selesai, terima kasih buat supportnya, biar rini bisa menyelesaikan skripsi ini. Buat keponakanku, Tata, Sabrina, Ocha dan mas Verro, makasih sudah mendukung tante untuk tetap semangat belajar. Terima kasih. Tuhan Memberkati. Buat Titi Sri Wastuti (RIP)…Rini dah selesai bu…Makasih buat semuanya. Rini sayang ibu..

10.Buat Annie, Astie Pudel, Nyit-nyit, Ulil, Mirnduwt, Mas Ardi, Danank kecil, Antok, Mas Wahyu, Mas Jiwo, Mas Bo, Mas Boss, Mas Adrie. Dan semua teman-teman baikku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih buat pertemanan dan persaudaraan yang indah sewaktu di yogya. Sudah mau menemani dalam suka maupun duka. Tuhan Memberkati.


(14)

xii

11.Buat Jelly, Rika, Anash, Desy, Silva, Etta, Dion, Tumbur, Seto dan teman-teman angkatan 2001 yang bersama-sama berusaha menyelesaikan tugas akhir di kampus tercinta ini. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini… 12.Specially buat Maria Cynthia Dewi (RIP). Makasih ya sayang sudah mau jadi

teman dan kakak yang baik sewaktu kita masih kost bersama di Yogya, terima kasih buat semangat dan keceriaan yang selalu menyambut di waktu pagi hari. Tuhan telah memanggil engkau, aku yakin Tuhan udah memberikan tempat yang terbaik buat engkau. Miss u sist, love u…..

13.Buat teman-temanku di Solo yang setia menemani di saat harus ke Yogya, menemani ngobrol di mobil baik Mega, Mitha, Teteh Isti…Hatur Nuhun semuanya.

14.Buat semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang juga telah mendukung dan memberikan dorongan serta bantuan baik secara material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini. Terima kasih. Tuhan memberkati.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Yogyakarta, 28 September 2009


(15)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. KECEMASAN . ... 10


(16)

xiv

2.Aspek Kecemasan ... ... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... 13

B. KEHAMILAN ... 15

1. Pengertian kehamilan ………. 15

2. Tanda Kehamilan ……… 18

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan ……….. 20

C. TORCH ... 23

1. Toxoplasma ... 24

2. Rubella ... 25

3. Cyto Megalo Virus ... 26

4. Herpes Simplex ... 26

D. KECEMASAN TERHADAP KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG PERNAH MENGALAMI KEGUGURAN KARENA TORCH ... 27

E. PERTANYAAN PENELITIAN ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penilitian ... 32

B. . Identifikasi Variabel Penelitian ... 33


(17)

xv

D. . Subjek Penelitian ... 34

E. . Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 34

F. . Validitas dan Reliabilitas ... 36

G. . Metode Analisis Data ... 37

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ... 38

A. . Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38

B. . Pelaksanaan Penelitian ... 40

C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil .. 41

D. Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. One Sample T Test ... 43

E. Pembahasan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. . Kesimpulan ... 46

B. . Keterbatasan ... 46

C. . Saran-saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH

... ... 35

Tabel 2 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba ... 39

Tabel 3 : Distribusi Aitem Skala Kecemasan Ibu Hamil Setelah Uji Coba ... 39

Tabel 4 : Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil ... 41

Tabel 5 : Hasil Uji Normalitas ... 42

Tabel 6 : One Sample T Test ... ... 43

Tabel 7 : Tabulasi Skala Kecemasan Ibu Hamil yang pernah mengalami Keguguran karena TORCH ... 51


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan adalah sebuah keajaiban. Calon ibu akan mulai merasakan pengalaman yang mendebarkan sekaligus unik dan juga sedikit menakutkan. Kehamilan adalah sesuatu yang amat berarti, lebih dari sekedar membawa tambahan beban selama sembilan bulan. Di dalam tubuh calon ibu ada kehidupan baru yang akan bergantung sebelum dan sesudah dia lahir (Maulana, 2008).

Kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan diri, perwujudan identitas sebagai calon ibu dan ayah. Kebanggaan tersendiri bagi wanita dan mewujudkan feminisme, dan untuk menunjukkan jati diri seorang wanita tersebut kadang – kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit (Kaplan, 1994).

Kehamilan merupakan babak baru dan memberi arti emosional yang sangat besar dalam kehidupan seorang wanita. Pengalaman baru ini menimbulkan perasaan bahagia dan penuh harapan sekaligus kecemasan akan apa yang dialami selama kehamilan (Effendi, 1999). Pada saat wanita hamil untuk pertama kali, ia akan merasa bangga dan puas akan dirinya karena merasa dapat menjalankan tugas sebagai wanita normal dan sebagai penerus generasi.


(20)

Pada sebagian wanita, kehamilan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi (Kebidanan Nanonina,2009 ).

Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas (Maramis, 1986). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal (Indriyani, 2008).

Kehamilan bagi beberapa wanita juga merupakan ujian berat yang menimbulkan berbagai macam ketakutan (Kartono, 1992). Ketakutan ini bisa disebabkan akan adanya sejumlah masalah yang biasanya terjadi pada kehamilan, misalnya infeksi TORCH pada ibu hamil.

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, dan

herpes. Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan bagi janin yang dikandungnya. Akibat yang paling vatal adalah terjadinya kematian, baik pada ibu maupun janin (Maulana, 2009).


(21)

Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis penyakit infeksi ini sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu bisa menyebabkan

mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit hamil.

Pada infeksi toksoplasma yang disebabkan oleh parasit yang disebut

toksoplasma gondi, dampaknya bagi ibu hamil adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%), atau bayi menderita toksoplasmosis bawaan. Risiko terjadinya infeksi meningkat menurut lamanya kehamilan dan kurang-lebih 15,30 serta 60 persen dalam trimester pertama, kedua dan ketiga (Remington dan Desmonts, 1983, seperti dikutip oleh Suheimi dalam DR.H.K.Suheimi, 2009). Menyangkut infeksi rubella yang disebabkan oleh virus rubella, akan sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelainan adalah 50%, namun jika infeksi terjadi pada trismester pertama, maka resikonya menjadi 25% (America College of Obstetrician and Ginecologist, 1981 dalam Maulana, 2009).


(22)

Virus serupa yang harus diwaspadai oleh ibu hamil adalah CMV (cytomegalovirus) yang termasuk golongan virus keluarga herpes. Virus ini dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular, sehingga mengalami gangguan, misalnya pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, ketulian, retradasi mental, dan lain-lain. Selain itu jika virus-virus ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan keguguran. Virus lainnya yang harus diwaspadai adalah virus herpes simpleks tipe II (HSV II). Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit. Hal ini tidak selalu muncul, sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir pada berakibat fatal pada lebih dari 50 kasus (Maulana, 2009).

Data penelitian di RSUP Sanglah Denpasar menyebutkan bahwa dari 100 subjek penelitian yang dipilih secara acak ,dilakukan tes pemeriksaan TORCH dengan batasan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 40 tahun. Didapatkan hasil pemeriksaan TORCH sebagai berikut yaitu Toxoplasma IgG positif 21% dan IgM positif 5%, Rubella IgG positif 73% dan IgM positif 1%, CMV IgG positif 95% dan IgM positif 0% , untuk HSVII IgG positif 56% dan IgM positif 21%. Selain itu, didapatkan bahwa ibu yang melahirkan bayi yang cacat sebesar 2%, yang mengalami abortus atau keguguran 15% dan bayi yang meninggal di dalam kandungan sebesar 8%. (Shelomita, 2009)


(23)

Menurut Yayasan Aquatreat Therapy Indonesia dengan mengambil subjek penelitian 100 ibu-ibu hamil se-Jabotabek yang diambil secara acak, yang mengalami keluhan dan terjangkit virus TORCH. Diperoleh data bahwa 62% dari ibu hamil tersebut pernah mengalami keguguran atau abortus, 24% bayi yang dikandung meninggal di dalam kandungan dan sisanya 14% melahirkan bayi yang cacat (Juanda, 2007)

Wanita yang pernah mengalami keguguran karena TORCH tentunya akan mengalami dampak psikologis jika kelak hamil kembali. Dampak psikologis yang muncul misalnya kecemasan terhadap kehamilan. Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik (Carpenito, 2001). Kecemasan secara umum juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan psikologis pada diri individu yang terus menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya konflik di dalam indifidu itu sendiri (Walgito, 2002). Kekhawatiran ini dapat berupa ketidak tentraman atau perasaan takut, gelisah, mudah tersinggung, dan tertekan. Jadi, apabila seseorang menyadari bahwa hal-hal yang tidak bisa berjalan dengan baik pada situasi tertentu akan berakhir tidak enak maka mereka akan cemas. Kondisi-kondisi atau situasi yang menekan akan memunculkan kecemasan.

Menurut {McMahon, 1986 dalam (Sarjono,2009)}, kecemasan disebabkan oleh faktor kognitif dan lingkungan. Dilihat dari aspek kognitif, kecemasan timbul sebagai akibat dari antisipasi harapan akan situasi yang


(24)

menakutkan dan pernah menimbulkan situasi yang menimbulkan rasa sakit. Jadi, wanita yang pernah memiliki pengalaman keguguran akibat TORCH tentunya akan lebih antisipatif terhadap situasi yang menakutkan tersebut karena dia pernah mengalami sakitnya proses keguguran dan perasaan tertekan karena gagal melahirkan.

Faktor utama yang menyebabkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH salah satunya adalah infeksi TORCH. Seperti diungkapkan oleh Carpenito (2001), penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Dikatakan bahwa seseorang yang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit. Jadi, jika dianalogikan pada seorang wanita yang pernah keguguran karena TORCH dengan wanita yang pernah hamil dalam kondisi sehat tentunya ibu hamil dengan pengalaman keguguran akibat TORCH lebih cemas terhadap kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang sehat walafiat hingga melahirkan.

Selain faktor penyakit, proses belajar menurut Mowrer (dalam Goldstein & Krasner, 1988: 282) juga dapat menimbulkan kecemasan. Manusia mempelajari respon terhadap stimulus yang memperingatkan adanya peristiwa berabahaya dan menyakitkan yang pernah terjadi. Jadi, jika dikaitkan dengan ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH, maka pengalaman keguguran tersebut akan terekam kembali jika si ibu kembali hamil. Pengalaman negatif tersebut akan menimbulkan kecemasan terhadap


(25)

kehamilan. Keguguran mungkin akan meninggalkan “luka” yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa sembuh. Keguguran memang suatu keadaan yang perlu waspadai karena persentase kemungkinan terjadinya kondisi ini cukup tinggi. Menurut Lestariningsih (2008) angka keguguran mencapai sekitar 15-40% angka kejadian, diketahui pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil, dan 60-75% angka keguguran terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Seorang wanita yang hamil dikatakan keguguran abila janin keluar pada saat usia kehamlian belum mencapai 20 minggu, sedangkan WHO (Badan Kesehatan Dunia) menetapkan definisi keguguran terjadi sebelum kehamilan mencapai 22 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Perasaan bahagia dan cemas yang dialami wanita yang berencana untuk hamil tidaklah sama karena masing-masing individu mengalami perasaan dan kecemasan yang berbeda terhadap hal yang berbeda juga. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ketika sang wanita benar-benar hamil. Kecemasan ini dapat menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).

Kecemasan yang paling besar bagi wanita hamil adalah keguguran apalagi bagi wanita yang pernah mengalaminya. Seorang wanita yang mempunyai riwayat keguguran atau pendarahan pasca kelahiran memang termasuk golongan ibu hamil dengan resiko yang tinggi (Surininah, 2008).


(26)

Oleh karena itu sebelum berencana untuk hamil, seorang wanita harus melakuan persiapan mental, apalagi bagi wanita yang pernah mengalami keguguran.

Menurut Collins dan Susabda (1983) seperti dimuat dalam (Sarjono, 2009) kecemasan antara lain timbul karena adanya threat (ancaman) dan fear

(ketakutan). Terkait dengan kecemasan terhadap kehamilan maka ancaman yang muncul pada ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH adalah kembali terjangkit oleh virus-virus tersebut sehingga kemungkinan keguguran tetap ada. Kondisi ini kemudian memunculkan ketakutan, yaitu ketakutan bahwa pengalaman di masa lalu akan dialami kembali.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa seorang ibu yang pernah mengalami pengalaman keguguran akibat TORCH disarankan untuk memeriksakan status kesehatannya, baik fisik maupun mental, jika kelak berencana untuk hamil. Perlu dipahami pula bahwa kecemasan pada ibu hamil apalagi jika telah mengkronis menjadi stres, dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir jika kecemasan yang tinggi pada ibu tidak tertangani dengan baik (Maulana, 2009).

Mencermati kasus keguguran akibat TORCH tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai kecemasan terhadap kehamilan pada ibu yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Penelitian ini amatlah penting guna melihat secara lebih mendalam tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan agar kelak jika dia hamil maka persiapan mental sudah tak perlu dikhawatirkan lagi.


(27)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kecemasan ibu terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi teori-teori psikologi, khususnya psikologi wanita menyangkut aspek kecemasan terhadap kehamilan .

2. Secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap sejauh mana tingkat kecemasan mereka terhadap kehamilan, sehingga dapat dilakukan upaya antisipasi jika ternyata tingkat kecemasannya sudah terlalu tinggi.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu atau kelompok biososialnya (Nuhriawangsa,1980). Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh pengalaman baru (Struat dkk, 1998).

Selain itu kecemasan adalah perasaan yang menyebar, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di pusat perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala, rasa ingin bergerak dan gelisah (Carpenito dalam Kebidanan Nanonina)


(29)

Kecemasan berbeda dengan ketakutan. Objek dari ketakutan dapat diidentifikasi, sedang kecemasan objeknya tidak jelas dan seringkali tidak diketahui terhadap apa. Intensitas perasaan cemas juga lebih sering muncul dan tidak dapat diprediksi kemunculannya, seringkali terhadap hal-hal yang tidak rasional sedang ketakutan intensitasnya datang sesuai dengan besar kecilnya penyebab perasaan takut tersebut.

Kecemasan dapat pula didefinisikan sebagai bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan yang biasanya disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan tidak mampu dalam menghadapi suatu masalah (Hurlock, 1990). Senada dengan Hurlock (1990), Kartono (1997) melihat kecemasan sebagai ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah dan ditambah dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan tanda-tanda kecemasan pada individu.

Serupa dengan definisi para ahli diatas, Carpenito (2001) lebih melihat kecemasan sebagai keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktivitas sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik. Kecemasan dapat dimaknai pula sebagai unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya (Rivai, 2000 dalam Kebidanan Nanonina).


(30)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi suatu situasi. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

2. Aspek Kecemasan

Colhoun dan Acocella (1990) menyebutkan bahwa kecemasan itu terdiri dari tiga aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami atau adanya pikiran yang negatif.

b. Aspek Emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan, kegelisahan dan ketegangan.

c. Aspek Fisiologis, munculnya reaksi tubuh yang sebagian besar merupakan hasil kerja sistem syaraf otonom yang mengontrol berbagai otot dan kelenjar tubuh. Pikiran individu yang dikuasai oleh kecemasan maka sistem syaraf otonom akan berfungsi dan akan muncul gejala-gejala fisik seperti jantung berdebar-debar, tekanan


(31)

darah meningkat, nafas menjadi cepat dan terjadi gangguan pencernaan.

Aspek-aspek kecemasan terhadap kehamilan yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan dalam penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

a. Umur

Prawirohardjo (2003) menspesifikasikan umur ke dalam tiga kategori, yaitu kurang dari 20 tahun (muda), 20-30 tahun (menengah) dan lebih dari 30 tahun (tua). Soewandi (1997) mengungkapkan bahwa umur yang lebih muda ternyata lebih mudah menderita stress daripada umur tua.

b. Keadaan Fisik

Menurut Carpenito (2001) penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Seseorang yang sedang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita penyakit.

c. Sosial Budaya

Menurut Soewandi (1997), cara hidup orang dimasyarakat juga sangat memungkinkan timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara hidup yang teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan seseorang yang keyakinan agamanya rendah.


(32)

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang, baik dari dalam maupun dari luar. Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang tidak berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari. Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan.

e. Tingkat Pengetahuan

Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang rendah mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah, disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh.


(33)

B.Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan salah satu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi seorang ibu, begitu juga bagi ayah (suami). Karena hanya dengan kehamilan dan melahirkan anak inilah sebagian besar wanita baru akan merasa menjadi wanita yang sempurna. Ketika kata “hamil” atau “positif” terdengar di telinga maka keluargapun akan merasa sangat bahagia terlebih lagi bagi yang baru saja menikah atau belum pernah dikaruniai keturunan sebelumnya. Kehadiran seorang anak, tentu akan membawa kebahagiaan bagi pasangan suami istri.

Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan sekali oleh wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan oleh laki-laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita. Sedangkan pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur (Kissanti, 2008). Telur yang telah dibuahi sperma tersebut akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal.

Dalam masa kehamilan ada beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil yaitu perubahan fisik dan perubahan psikis. Perubahan-perubahan tersebut kadang menimbulkan dampak buruk bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Perubahan fisik seperti payudara membesar,


(34)

bentuk pinggul mulai menyesuaikan dengan usia bayi, kaki kram dan bengkak, varises, strecth mark,dan masih banyak perubahan dari kondisi tubuh ibu hamil (Suririnah, 2008). Adanya perubahan hormon yang mempengaruhi mood ibu secara keseluruhan, sehingga ibu sering merasa kesal, jenuh atau sedih (Indriyani, 2008).

Keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu akan mengalami kesulitan tidur. Hal ini menyebabkan ibu akan merasa letih keesokan harinya dan kult muka akan menjadi kusam (Maulana, 2009). Adanya masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, mual dan muntah pada awal kandungan dapat menyebabkan ibu menjadi cemas. Ibu yang terus menerus memperhatikan bayinya akan membuat ibu menjadi tertekan (Maulana,2009).

Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang untuk dibuahi oleh sperma. Pada setiap wanita usia subur, setiap bulannya telah secara teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih satu sel telur. Menurut Indiyani (2008) Cara menghitung masa subur itu sendiri bermacam-macam jenisnya :

a) Sistem Kalender : misal seseorang dengan siklus normal yaitu 28 hari maka masa subur berlangsung pada hari ke 13- hari ke 15 sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan bagi siklus haid yang tidak teratur, pertama dicatat panjang siklus haid sekurang-kurangnya 3- 6 bulan berturut-turut atau 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari


(35)

subur terakhir, sedangkan jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 8, sehingga akan diperolah hari subur pertama dari siklus tersebut (Indriyani, 2008). Misal: siklus terpanjang adalah 32, sedangkan siklus terpendek adalah 26 maka masa subur dapat dihitung, 32-11= 21 dan 26-8= 18, maka masa subur berlangsung pada hari ke 18- hari ke 21.

b) Metode Lendir Serviks : Lendir ini dihasilkan oleh leher rahim atau serviks. Saat ovulasi atau masa subur, akan bertambah jumlahnya dengan warna yang jernih dan elastis. Untuk memeriksa elastisitas bisa dilakukan dengan memasukkan jari telunjuk ke vagina sampai menyentuh serviks, lalu setelah penuh maka dikeluarkan, dengan bantuan si ibu jari, cairan tersebut ditarik pelan-pelan sampai terputus. Bila putus kurang dari 10 cm, maka wanita tersebut bukan dalam masa subur, namun bila hingga 10 cm maka sedang berada pada masa subur.

c) Suhu Tubuh: Metode ini sedikit rumit, namun mudah dilakukan oleh setiap pasangan subur, caranya mudah, hanya dengan mengukur suhu tubuh wanita sejak siklus pertama haid sampai haid berikutnya pada pagi hari (catatan setiap bangun tidur). Suhu tersebut dicatat, saat ovulasi akan terjadi peningkatan suhu tubuh antara 0.05 sampai 0.2 derajat celcius.


(36)

2. Tanda kehamilan

Pada kehamilan akan ditemukan beberapa gejala dan tanda-tanda awal kehamilan, yaitu :

a) Tidak mendapatkan menstruasi

Salah satu pertanda bahwa wanita memang tengah hamil adalah dengan terhentinya siklus menstruasi (Suririnah, 2008). Untuk itu, hendaknya setiap wanita senantiasa mengingat tanggal pertama ketika datang bulan “haid”. Dengan mengetahui kapan tanggal pertama datangnya haid, maka akan lebih mudah untuk mengetahui usia kandungan yang tengah tumbuh di dalam perut ibu.

b) Mual dan muntah

Pada bulan pertama ketika masa kehamilan, biasanya seorang wanita akan mengalami mual dan muntah yang biasa dikenal dengan “morning sickness” . Sesuai dengan sebutannya, kebiasaan mual dan muntah ini hanya terjadi di pagi hari. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal pada sang ibu.

c) Sering buang air kecil

Hal ini terjadi karena tekanan dari rahim yang membesar terhadap kandung kencing. Biasanya gejala ini akan berkurang ketika kandungan mencapai usia 12 minggu, namun akan muncul kembali ketika mencapai usia 28 minggu.


(37)

d) Payudara membesar

Payudara menjadi lebih kencang dan lebih besar. Puting susu membesar dan berwarna lebih gelap, kadang-kadang terasa gatal dan sakit serta lebih sensitif terhadap sentuhan.

e) Mengidam

Beberapa wanita akan merasa menginginkan makanan tertentu. Ini terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.

f) Meningkatnya suhu tubuh

Jika setelah ovulasi suhu tubuh anda masih tetap tinggi (sekitar 37,2-37,9ºC ) (Indriyani, 2008)

g) Rasa mengantuk

Timbul rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah cukup tidur, yang bukan disebabkan kelelaha tetapi karena adanya perubahan hormonal selama proses kehamilan.

h) Rahim dan perut membesar


(38)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Menurut Indriyani (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi. a. Faktor Fisik. Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan

status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut Ante Natal Care (ANC) adalah :

1) Memantau kemajuan kehamilan. Kesehatan ibu dan janin dapat dipastikan keadaanya.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu. Karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan akan selalu memberikan saran dan informasi yang berguna bagi ibu dan janinnya.

3) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi. Mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar seperti diharapkan semua pihak.


(39)

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu, status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat. Di lain pihak, kelebihan gizi ternyata dapat berdampak yang tidak baik terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal sehingga ibu akan mengalami kesulitan saat proses persalinan. Yang harus diperhatian adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat protein (tidak harus protein hewani), protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi, banyak minum air putih dan mengurangi makanan yang terlalu asin.


(40)

b. Faktor Psikologis.

1) Stressor. Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan dan gangguan emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik.

2) Dukungan Keluarga. Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika semua mendukung dalam berbagai hal, maka ibu akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

c. Faktor Sosial Budaya dan Ekonomi. Faktor ini mempengaruhi dari gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan oleh ibu hamil. Perilaku makan juga diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang oleh adat padahal baik untuk gizi ibu hamil maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga,

personal hygiene. Ibu hamil harus menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali merasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat. Ekonomi menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Dengan


(41)

adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

C. TORCH

TORCH adalah singkatan dari beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan kongenital yaitu Toxoplasma (Toxo), Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes Simpleks (HSV1 dan HSV2).

Pada infeksi TORCH, gejala klinis sering kali tidak spesifik, sehingga sulit dibedakan dengan penyakit lain. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mendiagnosis TORCH. Keempat jenis penyakit infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil dan dapat menyebabkan rusaknya vertilitas pada ibu hamil (Juanda, 2007). Sel telur maupun sel inti pada ibu hamil dirusak oleh virus tersebut sehingga sel telurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi. Dengan adanya infeksi TORCH ini, pada ibu hamil bisa menyebabkan mioma, penyumbatan atau pelengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi dan mengakibatkan sulit hamil. Toxo tidak menularkan pada pasangan, sedangkan Rubella, CMV, dan

Herpes bisa menular karena virus. Penularan biasanya terjadi melalui hubungan seksual, air liur, keringat, urin darah dan ASI (Air Susu Ibu). Sehingga kalau wanita mengalami Rubella, CMV, dan Herpes maka suaminya pun akan tertular. Sulitnya kehamilan disebabkan oleh virus tersebut adalah dengan memperburuk kualitas spermatozoa.


(42)

1. Toxoplasma (Toxo)

Dalam dunia medis, Toxo sering disebut dengan virus kucing. Padahal sesungguhnya ini bukan virus kucing, tetapi parasit darah. Infeksi

Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Awalnya seseorang yang mengidap Toxo ini tampak sehat tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira hanya sekitar 10% yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam dan umumnya tidak menimbulkan masalah (Juanda, 2007). Tetapi kemudian, ketika sedang hamil mulai muncul sejumlah gejala. Gejala yang sering terjadi adalah flek pada wanita yang sedang hamil. Flek ini bisa terjadi terus menerus sepanjang kehamilan, janin di dalam rahim tidak berkembang, hamil anggur atau bayinya meninggal pada usia kandungan 7-8 bulan, bahkan seringkali terjadi keguguran. Toxo bukanlah penyakit yang menular kepada pasangan tetapi menular pada keturunan. Pada Toxoplasma bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA. Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil.


(43)

2. Rubella

Rubella yang sering disebut dengan campak jerman merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Rubella dapat menyerang siapa saja. Bisa menyerang orang tua, remaja, anak-anak bahkan bayi sekalipun. Penyakit ini biasanya menyerang pada bagian saluran pernafasan atau di dalam tenggorokan. Cara penularan bisa melewati udara, ludah, kontak kulit dan dapat juga lewat kotoran manusia. Virus ini sangat berbahaya bila menyerang ibu hamil karena bisa mengakibatkan keguguran. Kalau tidak, bayi yang dilahirkan akan mengalami penyakit katarak, tuli,

hidrocephalus, hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ seperti jantung, paru-paru dan limpa). Bisa menyebabkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, dan beberapa jenis penyakit lainnya. Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah keguguran yang bisa mencapai 50%. Sel yang belum matang mudah terkena virus rubella. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah Anti-Rubella IgG dan IgM, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika ternyata belum memiliki kekebalan dianjurkan untuk divaksin.


(44)

3. Cytomegalovirus (Cmv)

CMV lebih dikenal dengan sebutan virus oportunistik yang berhubungan dengan penyakit HIV. Virus ini dibawa sekitar 50% populasi dan 90% penderita HIV. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menyebabkan virus ini dalam kendali. Ketika HIV memperlemah kekebalan tubuh, maka CMV dapat menyerang beberapa bagian tubuh. Virus ini termasuk golongan virus keluarga herpes, seperti herpes lainnya, CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan merupakan penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila terinfeksi saat ibu sedang hamil. Virus CMV akan aktif apabila inang mengalami penurunan kondisi fisik, seperti wanita yang hamil jika mengalami infeksi maka kelainan yang ditimbulkan semakin besar. Janin yang dikandung oleh ibu hamil yang terinfeksi akan mengalami gangguan seperti pembesaran hati, kuning, pengkapuran otak, tuli, retardasi mental dan masih banyak yang lainnya. Seperti virus yang lainnya, pemeriksaan laboratorium meliputi Anti CMV IgG dan IgM.

4. Herpes Simpleks (HSV1 Dan HSV2)

Virus HSV ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu HSV1 dan HSV2. Perbedaannya adalah HSV1 lebih menyerang pada kulit dan selaput lendir mukosa di mata dan mulut, hidung dan telinga. Membentuk bercak verikel-verikel kecil sedangkan HSV2 lebih menyerang kulit dan selaput lendir mukosa pada bagian alat kelamin dan perianal, virus HSV2 membentuk bercak verikel besar, tebal dan terpusat. Wanita hamil yang terinfeksi virus HSV2 harus ditangani dengan serius karena virus ini dapat


(45)

menembus plasenta dan menimbulkan kerusakan neonatal, dampak-dampak kongenital dan kematian janin. Sedangkan pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi virus ini biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungki tidak diketahui. Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti- HSV 2 IgG dan IgM sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeks oleh virus HSV2 dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infelsi terjadi pada saat kehamilan.

Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat membahayakan janin yang dikandungnya. Pada infeksi TORCH, gejala klinis yang ada sering sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik. Walaupun kadang-kadang gejala tersebut jarang muncul atau bahkan tidak muncul sehingga menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi TORCH agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat.

D. Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Ibu Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran Karena Torch

Toxoplasma,Rubella,Citomegalovirus dan Herpes adalah sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai ibu hamil. Penyakit-penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat mengakibatkan kelahiran prematur, cacat bawaan pada, bayi bahkan akibat yang paling fatal yaitu terjadinya kematian baik


(46)

pada ibu maupun janin di dalam kandungan. Kini diagnosis untuk penyakit infeksi telah berkembang, dengan pemeriksaan secara imunologis atau deteksi anti bodi yang spesifik terhadap kuman penyebab infeksi tersebut terhadap respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman) (Maulana, 2009).

Di beberapa sentra rumah sakit, tak jarang para dokter spesialis kebidanan dan kandungan menyarankan ibu menjalani tes TORCH setelah mengetahui dirinya hamil. Tes yang menganalisa adanya empat jenis virus penyakit berbahaya ini dapat dipakai sebagai acuan untuk tindakan pencegahan. Bahaya virus TORCH ini sering kali membuat wanita yang pernah mangalami keguguran akibat virus ini menjadi lebih cemas dalam menghadapi kehamilan berikutnya.

Kecemasan terhadap kehamilan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi situasi kehamilan. Terkait dengan pengalaman keguguran karena TORCH tentunya wanita yang pernah mengalaminya akan merasa cemas kejadian itu akan terulang. Kecemasan memang merupakan bentuk emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan kehamilan. Kecemasan bagi sebagian orang mungkin merupakan emosi positif sebagai perlindungan menghadapi stresor, tetapi hal ini justru dapat menjadi masalah apabila berlebihan. Seorang ibu yang secara mental cukup tabah memang akan berusaha menguasai keadaan dan menganggap saat melahirkan merupakan fase yang dapat dilalui dan akan mendatangkan


(47)

kebahagiaan. Keadaan tersebut tidak demikian bila ibu tidak kuat jiwanya, sehingga ia akan dihantui rasa cemas.

Menurut (Greenberger & Padesky, 2004 dalam (Sarjono, 2009)). Kecemasan menyangkut aspek kognitif yang dapat berupa pengalaman di masa lalu. Seorang ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH tentunya akan menganggap pengalaman tersebut sebagai ancaman, sehingga mereka akan lebih sering cemas. Wanita lain yang tidak pernah mengalami pengalaman serupa tentunya memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih besar ketika menghadapi kehamilannya. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada mesa depan dan seringkali memprediksi malapetaka. Pemikiran yang menghantui kaum ibu setelah mengalami keguguran akibat TORCH menyangkut kecemasan pada kehamilan pada umumnya dimulai dengan “Bagaimana kalau...” dan berakhir dengan hal yang fatal. Pemikiran tentang kecemasan juga sering meliputi citra tentang bahaya. Pemikiran-pemikiran tersebut menyangkut kejadian yang akan terjadi di masa mendatang dan semuanya merujuk pada prediksi akan hal-hal yang buruk.

Menurut Collins seperti dikutip oleh Subsada (1983), kecemasan memang dapat timbul karena adanya fear (ketakutan). Ibu hamil yang pernah keguguran karena TORCH akan merasakan ketakutan akan gagalnya kehamilan atau keguguran kembali. Kecemasan serta ketakutan ini menjadi beban psikis tersendiri yang berkaitan dengan emosi ibu hamil dan dapat menyebabkan gangguan, baik pada ibu hamil itu sendiri maupun pada bayi


(48)

yang sedang dikandung karena emosi ibu pada saat hamil sangat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung (Suririnah, 2008).

Ibu hamil yang pernah terinfeksi virus TORCH akan merasakan kecemasan yang luar biasa. Untuk menghindari kecemasan pada kehamilan berikutnya sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan dan mau berbagi rasa dengan pasangan maupun sesama wanita agar bebannya berkurang. Dia juga harus belajar untuk santai dan tetap berusaha memupuk keluarga bahagia. Segala sesuatu yang terkait dengan masalah medis sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Sebaiknya dia melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, sehingga faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya keguguran yang dialami dapat diketahui. Dengan melakukan pemeriksaan tersebut maka sedapat mungkin kemungkinan terjadinya keguguran pada kehamilan berikutnya bisa dihindari. Asupan gizi, khususnya zat-zat gizi yang penting untuk membantu mempersiapkan kehamilan dan membantu proses tumbuh-kembang janin kelak juga harus betul-betul diperhatikan, misalnya, memenuhi kebutuhan asupan asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari (Indriyani, 2008). Gaya hidup sehat harus dipraktekkan, misalnya dengan melakukan olahraga secara teratur, dan memenuhi kebutuhan tubuh untuk istirahat (Bandiyah, 2009).


(49)

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH?”


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Penelitian ini akan menggambarkan kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Data yang digunakan adalah data kuantitatif mengenai variabel, yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subyek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditunjukan untuk menggambarkan dan mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH dan membuat kesimpulan secara umum tingkat kecemasan subyek penelitian berdasarkan skor aitem skala kecemasan yang disusun oleh peneliti sehingga akan diperoleh gambaran tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.


(51)

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan ibu mengalami perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul setelah mengalami keguguran karena TORCH.

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran akan diungkap dengan skala kecemasan yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecemasan yang meliputi:

1. Aspek Kognitif 2. Aspek Emosional 3. Aspek Fisiologis

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada skala Kecemasan kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, menunjukkan semakin tinggi kecemasan kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh pada skala Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang


(52)

pernah mengalami keguguran, menunjukkan semakin rendah Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran.

D. Subjek Penelitian

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH minimal sekali. Penelitian ini mengambil sebanyak 40 subjek dan dilakukan di kota Solo.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui skala. Skala merupakan daftar pertanyaan yang diberikan atau dikirim kepada orang yang dimintai keterangan tentang dirinya, bagaimana keadaanya, pendapatnya, dan keyakinan. Penelitian ini menggunakan skala tunggal yaitu skala Kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Skala ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran. Skala Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH merupakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti dengan aspek-aspek meliputi:

1. Aspek Kognitif 2. Aspek Emosional 3. Aspek Fisiologis


(53)

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil yang Pernah Mengalami Keguguran karena TORCH Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1,2,3,4,5,18,19,20 26,27,28,29,30,43, 46

15 Aspek emosional 6,7,8,9,10,16,17,21 31,32,33,34,35,42,

44

15 Aspek fisiologis 11,12,13,14,15,22,

23,24,25

36,37,38,39,40,41, 45,47,48,49,50

20

Total 25 25 50

Penilaian pada skala ini dilakukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh subjek pada setiap aitem yang dijawab. Pilihan jawaban terdiri dari empat bagian, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pada aitem favourable, skor untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk aitem-aitem unfavourable, skor untuk setiap jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4. Semakin tinggi skor kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran yang diperoleh subjek, maka akan semakin tinggi kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran.


(54)

F. Estimasi Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional atau profesional adjustment yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang yang dianggap ahli di bidangnya dalam hal ini adalah dosen pembimbing (Hadi, 1998).

Sebelum alat ukur digunakan, dilakukan pengujian terhadap validitas setiap item yang terdapat pada alat ukur. Sebuah instrumen atau alat ukur dikatakan valid apabila aitem-aitem dalam alat ukur tersebut sesuai dengan konsep variabel yang dimaksud. Artinya, apa yang diukur memang sesuai dengan kenyataannya di lapangan (Azwar, 2000).

2. Reliabilitas

Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, stabil, atau dapat diandalkan (dependtability). Artinya, pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama (Azwar, 2000). Reliabilitas alat ukur diketahui dengan menggunakan formula Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan perangkat lunak komputer SPSS 13.0 for Windows.


(55)

G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai variabel yang diteliti. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH digunakan one sample t test. One sample t test

berfungsi untuk mengetahui apakah rata-rata empirik kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil di atas nilai rata-rata teoritis.

Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil juga dikategorisasikan dalam lima kelompok kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengkategorisasian tersebut didasarkan pada nilai rerata dan simpangan baku pada masing-masing variabel penelitian.


(56)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A.Uji Coba Instrumen Penelitian

Peneliti melakukan uji coba alat penelitian menggunakan angket terpakai yaitu data penelitian yang digunakan sebagai uji coba instrumen dipakai lagi sebagai data penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket skala penelitian dan meminta responden untuk mengisi angket penelitian. Penelitian dilakukan di beberapa tempat yaitu Klinik Bersalin Ibu dan Anak “ Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis Kandungan Dr. Soetrisno, SPOG. Peneliti menyebarkan angket kepada 40 responden yaitu ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH, tetapi angket penelitian yang dikembalikan hanya 37 responden.

Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk melihat daya diskriminasi item butir dan reliabilitas alat ukur yang kemudian akan digunakan sebagai alat ukur penelitian. Uji daya diskriminasi item dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi aitem-total (rix) yang kemudian dibandingkan

dengan harga r tabel sebesar 0,3, pada taraf kesalahan 5% dengan taraf kepercayaan 95%. Uji validitas aitem pada skala kecemasan ibu hamil menggunakan program SPSS versi 13.00.

Hasil uji daya diskriminasi item skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil diketahui terdapat 6 aitem butir yang gugur dari 50 butir aitem yang diujicobakan yaitu aitem nomor 4, 15, 22, 30, 37, dan 50. Jumlah aitem


(57)

yang valid dari skala kecemasan ibu hamil adalah sebanyak 44 aitem. Secara jelas sebaran nomor aitem yang gugur pada skala kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Pada Saat Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33, 36, 39, 40

2,18, 20, 25, 27, 35, 43, 46

17 Aspek emosional 5, 11, 17, 21, 28,

30*, 32, 42

4*, 15*, 16, 34, 38, 44

14 Aspek fisiologis 7, 14, 22*, 24, 41,

45, 47, 48

6, 8, 9, 12, 13, 23, 26, 31, 37*, 49,

50*

19

Total 25 25 50

* = nomor aitem yang gugur

Urutan nomor baru setelah nomor lama dibuang untuk skala kecemasan ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Distribusi Aitem Skala Kecemasan terhadap Kehamilan pada Ibu Hamil Setelah Uji Coba

Aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah

Aspek kognitif 1, 3, 10, 19, 29, 33, 36, 39, 40

2,18, 20, 25, 27, 35, 43, 46

17 Aspek emosional 5, 11, 17, 21, 28,

32, 42

16, 34, 38, 44 11 Aspek fisiologis 7, 14, 24, 41, 47,

45, 48

6, 8, 9, 12, 13, 23, 26, 31,49,

16

Total 23 21 44

Hasil uji reliabilitas skala kecemasan ibu hamil diperoleh nilai koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,939 yang diujikan pada 37 responden dengan jumlah butir valid sebanyak 44 aitem.


(58)

B.Pelaksanan Penelitian

Peneliti menggunakan try out terpakai. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan skala penelitian, yakni skala Kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil kepada responden 18-37 tahun yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Proses pengambilan data penelitian dilakukan pada beberapa tempat yang memenuhi kriteria penelitian. Di Klinik Bersalin Ibu dan Anak ”Amanah Ibu” dan Dokter Spesialis Kandungan Dr. Sutrisno, SPOG di kota Solo. Hal ini disebabkan karena kriteria yang digunakan cukup spesifik, yakni wanita hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH.

Skala Kecemasan ini dibagikan kepada responden pada tanggal 14 – 19 September 2009. Waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data penelitian sebenarnya bisa lebih cepat, namun peneliti mengalami kesulitan dalam mencari tempat yang berkaitan dengan skala penelitian.

Sebelum dilakukan pemilihan tempat penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan survey tempat. Tempat tersebut dipilih karena terdapat beberapa subjek yang memenuhi kriteria penelitian, yakni berusia 18-37 tahun dan pernah mengalami keguguran karena TORCH, dan mau menjawab beberapa pertanyaan dari skala penelitian tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dilakukan sebagai syarat agar data penelitian dapat dianalisis. Skala yang dibagikan kepada reponden berjumlah 40 buah, namun hanya 37 yang kembali dan 6 item yang tidak dapat dianalisis karena tidak memenuhi kriteria penelitian, sehingga jumlah


(59)

item yang dapat dianalisis adalah 44 buah dan subjek penelitian yang dibutuhkan adalah 37 responden.

C. Hasil Penelitian Kategorisasi Kecemasan Ibu Hamil

Data hasil penelitian dapat kategorisasi dalam lima kelompok kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Pengkategorian tersebut didasarkan pada nilai rerata dan simpangan baku pada masing-masing variabel penelitian. Skala kecemasan ibu hamil terdiri dari 44 aitem dengan kategori respon diskor dengan nilai 1, 2, 3 dan 4.

X minimum teoritik : 44 x 1 = 44 X maksimum teoritik : 44 x 4 = 176 Range : 176 – 44 = 132

SD : 132 = 22

6

Mean : 44 + 176 = 110

2

Tabel 4. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Ibu Hamil

Kategori Interval Skor Frekuensi Persen Sangat Tinggi 144 – 176 10 27,0%

Tinggi 122 – 143 11 29,7%

Sedang 100 – 121 9 24,3%

Rendah 78 – 99 6 16,2%

Sangat Rendah 44 – 77 1 2,7%

Total 37 100%

Hasil kategorisasi skala kecemasan ibu hamil menunjukkan sebanyak 27% subyek termasuk dalam kategori sangat tinggi, sebanyak 29,7% termasuk dalam kategori tinggi, sebanyak 24,3% dalam kategori


(60)

sedang, sebanyak 16,2% dalam kategori rendah, dan sebanyak 2,7% subjek termasuk kategori sangat rendah. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi.

D.Analisis Data dan Hasil Penelitian

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan

one sample t test. Sebelum melakukan analisis data untuk terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pelaksanaan uji normalitas dilakukan dengan SPSS for Windows Version 13.00.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dimaksud untuk mengetahui data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dan untuk perhitungannya menggunakan program SPSS 13 for windows.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Variabel N (df) Z p Keterangan Kecemasan Kehamilan pada

ibu hamil

37 0,731 0, 658 Normal

Sebaran data pada variabel kecemasan ibu hamil mempunyai nilai probabilitas (p) sebesar 0,658. Oleh karena probabilitas lebih dari 0,05 (p>0,05), maka dapat dikatakan variabel kecemasan ibu hamil berdistribusi normal.


(61)

2. One Sample t Test

One sample t test dimaksudkan untuk mengetahui apakah rata-rata empirik lebih tinggi daripada rata-rata teoritis.

Tabel 6. Ringkasan One Sample T Test

Kecemasan Rata-rata N (df) t p

Empirik 120,78 36 2,817 0,008

Teoritis 110

Berdasarkan one sample t test diperoleh t hitung sebesar 2,817 dengan signifikansi sebesar 0,008. Oleh karena p<0,05 maka dapat dinyatakan bahwa perbedaan mean teoritis dengan mean empiris adalah signifikan. Hal ini dapat juga diartikan bahwa rata-rata empirik lebih tinggi daripada rata-rata teoritis.

E. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean teoritis sebesar 110 dan nilai mean empiris sebesar 120,78. Berdasarkan uji statistik dengan

one sample t test diketahui bahwa perbedaan mean teoritis dengan mean empiris adalah signifikan (t= 2,817, p=0,008). Hasil analisis deskriptif tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan ibu terhadap kehamilan yang pernah mengalami keguguran karena TORCH adalah tinggi. Hasil ini juga didukung oleh kategorisasi skala kecemasan ibu hamil yang termasuk kategori tinggi yaitu sebanyak 29,7% dan 27% termasuk kategori sangat tinggi.


(62)

Secara kognitif, ibu yang pernah mengalami keguguran akibat TORCH akan merasa takut karena peristiwa keguguran itu sendiri menimbulkan rasa sakit baik fisik maupun psikologis. Pengalaman keguguran tersebut akan terekam dibenak para wanita, sehingga pengalaman ini pun membuat pandangannya terhadap kehamilan menjadi kurang positif. Menurut (Greenberger & Padesky, 2004 dalam Sarjono, 2009), kecemasan memang berkaitan dengan pengalaman negatif di masa lalu. Seorang ibu yang pernah mengalami sakitnya keguguran akibat TORCH memandang pengalaman tersebut sebagai ancaman, sehingga tingkat kecemasan mereka terhadap kehamilan menjadi tinggi. Pemikiran tentang kecemasan terhadap kegagalan kehamilan akibat TORCH berorientasi pada mesa depan dan seringkali memprediksi akan bahaya kemungkian terinveksi virus-virus itu kembali.

Perasaan khawatir tentang kondisi bayi yang akan dilahirkan bagi ibu hamil sangatlah wajar. Banyak hal yang terjadi selama kehamilan. Akan tetapi ada beberapa kelainan pada bayi yang bisa dicegah sejak masih di dalam kandungan. Agar keinginan tersebut dipenuhi maka dengan menjaga kualitas asupan makanan yang bergizi dan bervitamin selama masa kehamilan, perbanyak minum air putih dan menghindari alkohol, rokok, jamu dan obat-obatan. Benda-benda tersebut dapat menyebabkan bayi lahir cacat.

Kecemasan juga dapat muncul akibat sejumlah faktor, antara lain umur. Menurut Soewandi (1997), umur yang lebih muda memang diindikasi lebih mudah menderita stress daripada umur tua. Karena, wanita dengan usia yang tergolong muda untuk menjadi seorang ibu. Selain umur, usia


(63)

kandungan juga turut berpengaruh, semakin usia bayi di kandungan membesar maka ibu akan semakin mengkhawatirkan dan memikirkan terus menerus bayi yang dikandungnya.

Pengalaman kehamilan adalah pelajaran yang berharga bagi kaum ibu. Pengalaman hamil dan melahirkan memberikan informasi yang real bagi seorang ibu dalam menghadapi kehamilannya di kemudian hari.

Menurut Soewandi (1997), pengetahuan yang rendah mengakibatkan seorang mudah mengalami stress. Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat pula disebabkan oleh faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman akan kekurangan makanan, minuman, perlindungan, dan keamanan (Pravirasari, 1998).


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena Torch termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dari analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa sebanyak sebanyak 29,7% termasuk kategori tinggi dan 27% termasuk kategori sangat tinggi. Hasil analisis diperoleh nilai mean teoritis sebesar 110 dan nilai mean empiris sebesar 120,78 yang berarti bahwa sebagian besar subjek penelitian mempunyai tingkat kecemasan yang tinggi.

B. Keterbatasan

Penelitian ini bersifat deskriptif yang baru menggambarkan tingkat kecemasan terhadap kehamilan pada ibu hamil yang pernah mengalami keguguran karena TORCH. Penelitian ini belum secara jelas mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan seperti umur, keadaan fisik, sosial budaya, tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan.


(65)

C. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi ibu hamil hendaknya mencari informasi dan aktif berkonsultasi dengan para ahli kesehatan (dokter spesialis kandungan, bidan) untuk mengurangi kecemasan.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan membuat skala ukur yang lebih baik dan mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor yang mempengaruhi kecemasan, sehingga dapat menggeneralisasikan hasil yang diinginkan.

3. Penelitian selanjutnya juga hendaknya dilengkapi dengan sumber data lain seperti hasil observasi dan hasil wawancara secara lebih mendalam untuk mendapatkan gambaran kecemasan yang lebih akurat.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 1986. Seri Pengukuran Psikolgi Reliablitas dan Validitas, Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta : Liberty.

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Bandiyah, S. 2009. Kehamilan, Persalinan dan Gangguan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Benson, R.C., Psychologic Aspects of Obstetric and Gynecology in Current Obstetric and Gynecology Diagnosis and Treatment, Sixteenth Ed., Lange Medical, California, 1984.

Carpenito, L. J. 2001. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Keperawatan. Jakarta : EGC.

Calhoun,J.P. dan Acocella, J.P. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi 3. Penerjemah : R.R. Samtako. Semarang : IKIP Semarang.

Juanda. 2007. TORCH. Surakarta : Wangsa Jatra Lestari. Hadi, S. 2000. Statistik. Yogyakarta : Andi.

Hairunnisa, A. 2008. Ensiklopedi Kehamilan, Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : Familia.

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Suatu Rentang Kehidupan

(terjemahan : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Edisi 5. Jakarta : Erlangga. Indriyani, W. 2008. Buku Pintar Kehamilan. Kiat Mengatasi Gangguan dan

Penyakit Kehamilan. Yogyakarta : Mumtaz Press.

Kartono, K. 1997. Psychologi Wanita : Wanita Sebagai Ibu dan Anak. Jilid 2. Bandung : Alumni.

Kartono, K. 1992. Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek.

Jilid 2. Bandung : Mandar Maju.

Kaplan, H.I., Sadock, B., Greeb, j.a., Sinopsis Psikiatrik Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Bina rupa, Jakarta, 1994.


(67)

KONSENSUS, FKUI. 2005. Pencegahan dan Penatalaksanaan Infeksi TORCH pada Kehamilan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Kosim, H.M.C. 1970. Aspek Kejiwaan dalam Kebidanan. Naskah Lengkap KOGEL. Jakarta.

Mannuaba, I. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan Maramis, W.F. 1986. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University

Press.

Maulana, M. 2008. Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi. Yogyakarta : Katahati.

Maulana, M. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan, Sebuah Panduan Tepat Guna Untuk Ibu-ibu di rumah. Yogyakarta : Garailmu.

Nuhriawangsa, I. 1980. Keadaan Kecemasan dan Depresi pada Emesis Gravidarum di RSUP Dr. Sardjito dan RB. Trisnowati Yogyakarta. Majalah jiwa, Thorax. XXI, No. 3.

Pravirasari, J.E. 1998. Stress dan Kecemasan. Kumpulan Makalah dan Simposium, Yogjakarta : Fakultas Kedokteran UGM.

Pademmui, S. 2006. TORCH (Toxo, Rubella, CytoMegaloVirus, dan Herpes) Akibat dan Solusinya. Surakarta : Wangsa Jatra Lestari.

Pademmui, S. 2007. Solusi Tepat Bagi Penderita TORCH. Surakarta : Wangsa Jatra Lestari.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. 1995. Buku Keperawatan Jiwa (Edisi Indonesia). Jakarta : EGC.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Gramedia. Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor. Website :

DR. H.K. SUHEIMI. BLOG. Suheimi. KSUHEIMI. April 2009

http://ksuheimi.blogspot.com


(68)

29 Juli 2009.

http://kebidanan.nanonina.web.id/?p=920

Liputan Kita. Com. Kecemasan Menghadapi Kehamilan. Artikel :kesehatan. Oleh: admin. 30 April 2008.

http://liputankita.com/articles

Lebih dekat dengan TORCH. Kategori : Masalah seputar kehamilan. Oleh : Bote. 9 Oktober 2008.

http://botefilia.com/index.php/archives/2008/11/09/torch/

Medis dan Komputer. IKARUS. Gangguan Cemas Pada Ibu Hamil. Posted by admin in March 15th, 2009.

http:// medisdankomputer.co.cc/?p=384.

Pusat Informasi Penyakit Infeksi Khususnya HIV/AIDS. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta.

http:// www. Infeksi. Com/ articles.php/ Infeksi.com

Shelomita (Artikel, Informasi, Kehamilan, Kesehatan dan Lingkungan) Shelomita. 03 Februari 2009.

http:// www. kalbe.co.id/files.Infeksi TORCH pada ibu hamil.Html.

Wangmuba Psikologi Musik Gratis. Faktor-faktor penyebab Kecemasan. Oleh : Wangmuba, H.M. Sarjono. 13 Februari 2009.


(69)

(70)

SKALA KECEMASAN

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif, ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi negatif yang akan mungkin dialami atau adanya pikiran yang negatif.

FAVORABLE UNFAVORABLE

1. Saya merasa kuatir akan mengalami keguguran lagi.

18. Saya yakin, kandungan saya baik-baik saja.

33. Saya tidak bisa mengontrol emosi saya yang labil karena menghadapi kehamilan ini.

35. Saya santai saja menghadapi kehamilan ini.

19. Saya sangat panik menghadapi kehamilan ini.

2. Saya merasa tenang, rileks dengan kehamilan ini.

36. Saya merasa akan dikucilkan oleh masyarakat jikalau anak saya lahir tidak normal.

43. Saya tidak merasa khawatir akan keadaan bayi di dalam kandungan saya.

3. Saya takut akan mengecewakan suami jikalau saya akan mengalami keguguran lagi.

20. Saya yakin suami saya akan menerima keadaan saya

10. Saya mudah marah dalam menghadapi kehamilan ini.

25. Pola pikir saya tidak mengalami gangguan dengan kehamilan ini. 29. Saya merasa tidak mampu dalam

menghadapi hal yang akan terjadi pada kehamilan ini

27. Saya tidak merasa terganggu akan kehamilan ini, saya menikmati bagian menjadi calon ibu.

39. Saya tidak bisa berpikir jernih apabila teringat kejadian dulu.

46. Saya merasa mampu tanpa orang lain dalam menghadapi kehamilan ini.

40. Saya tidak dapat tenang menjalani hari-hari dalam masa kehamilan ini.


(71)

b. Aspek Emosional

Aspek emosional, merupakan kecemasan yang berkaitan dengan reaksi afeksi individu. Komponen ini ditunjukkan dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menyenangkan seperti kegugupan, kegelisahan dan ketegangan.

FAVORABLE UNFAVORABLE

32. Saya tidak bisa mengendalikan rasa gelisah dalam menghadapi kehamilan ini.

4. Saya merasa stabil menjaga emosi dalam menghadapi kehamilan ini.

17. Saya sering mondar-mandir tidak menentu akhir-akhir ini.

34. Saya menikmati kehamilan ini.

21. Saya sering meremas-remas ruas jari karena gelisah menghadapi kehamilan ini.

16. Saya sering duduk di teras rumah sambil membuat sulaman di baju calon bayi saya.

5. Saya sering menggigit bibir karena cemas dalam menghadapi kehamilan ini.

44. Tiap malam, saya selalu

mendengarkan alunan musik Mozart yang baik bagi perkembangan bayi saya. 42. Saya tidak bisa berhenti menggigit

kuku jari karena kehamilan ini.

15. Saya sering membersihkan kuku jari tangan maupun kaki untuk kebersihan kehamilan ini.

11. Saya mengalami kepanikan ketika teringat kejadian sewaktu keguguran dulu.

38. Perilaku saya tidak mengalami perubahan akan kondisi kehamilan ini.

28. Saya sering menangis menghadapi kehamilan ini, ketika tidak ada suami saya.

30. Saya merasa tidak dapat mengontrol perilaku saya dalam menghadapi


(1)

Item-Total Statistics

133.7027 567.548 .457 .933

133.8378 568.195 .446 .933

133.1622 566.806 .483 .933

133.4054 568.026 .623 .932

133.5405 585.922 .132 .935

133.2973 562.881 .555 .932

133.3784 573.464 .480 .933

133.2162 566.674 .504 .933

133.3784 558.131 .550 .932

133.2432 561.078 .532 .933

133.4054 568.803 .466 .933

134.1351 579.620 .236 .935

133.0541 565.719 .487 .933

133.1351 568.120 .474 .933

133.1081 571.488 .467 .933

133.3784 574.020 .426 .933

132.9189 567.910 .493 .933

132.9459 569.997 .485 .933

133.0270 564.416 .453 .933

132.8919 569.544 .499 .933

133.1351 561.120 .574 .932

133.5676 573.752 .410 .933

133.0811 569.354 .446 .933

133.3784 568.075 .444 .933

133.5405 586.977 .086 .936

Butir_26 Butir_27 Butir_28 Butir_29 Butir_30 Butir_31 Butir_32 Butir_33 Butir_34 Butir_35 Butir_36 Butir_37 Butir_38 Butir_39 Butir_40 Butir_41 Butir_42 Butir_43 Butir_44 Butir_45 Butir_46 Butir_47 Butir_48 Butir_49 Butir_50

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(2)

Reliability (Step II)

Case Processing Summary

37 100.0

0 .0

37 100.0

Valid Excludeda

Total Cases

N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.939 44

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

118.2973 518.992 .526 .938

118.4054 517.248 .479 .938

118.2703 517.258 .476 .938

118.5676 522.419 .436 .938

117.9730 522.027 .504 .938

118.4324 521.697 .424 .938

118.1892 522.047 .455 .938

118.1892 525.102 .396 .939

118.4054 520.748 .472 .938

118.0811 519.632 .490 .938

117.7568 521.578 .450 .938

117.7297 514.314 .632 .937

118.0811 515.410 .524 .938

117.7568 522.467 .461 .938

118.2432 518.245 .424 .939

117.5946 521.692 .535 .938

117.8919 519.377 .467 .938

117.5946 517.859 .614 .937

118.2703 516.592 .466 .938

117.7838 516.896 .569 .937

118.0811 508.188 .629 .937

117.8108 517.935 .519 .938

Butir_1 Butir_2 Butir_3 Butir_5 Butir_6 Butir_7 Butir_8 Butir_9 Butir_10 Butir_11 Butir_12 Butir_13 Butir_14 Butir_16 Butir_17 Butir_18 Butir_19 Butir_20 Butir_21 Butir_23 Butir_24 Butir_25

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(3)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Item-Total Statistics

118.4595 518.811 .450 .938

118.5946 519.137 .446 .938

117.9189 518.243 .473 .938

118.1622 519.417 .611 .937

118.0541 513.164 .574 .937

118.1351 524.453 .473 .938

117.9730 516.583 .528 .938

118.1351 508.676 .565 .937

118.0000 510.944 .558 .937

118.1622 520.084 .458 .938

117.8108 515.935 .505 .938

117.8919 519.655 .461 .938

117.8649 522.398 .465 .938

118.1351 523.953 .446 .938

117.6757 518.725 .496 .938

117.7027 519.715 .513 .938

117.7838 515.285 .457 .938

117.6486 519.179 .530 .938

117.8919 511.988 .582 .937

118.3243 524.281 .414 .938

117.8378 519.473 .463 .938

118.1351 518.009 .465 .938

Butir_26 Butir_27 Butir_28 Butir_29 Butir_31 Butir_32 Butir_33 Butir_34 Butir_35 Butir_36 Butir_38 Butir_39 Butir_40 Butir_41 Butir_42 Butir_43 Butir_44 Butir_45 Butir_46 Butir_47 Butir_48 Butir_49

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(4)

Frequencies

 

 

 

 

 

 

 

 

Statistics

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran

37 0 120.7838 126.0000 97.00a 23.28463

75.00 156.00 Valid

Missing N

Mean Median Mode

Std. Deviation Minimum Maximum

Multiple modes exist. The smallest value is shown a.

Kategori Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran

10 27.0 27.0 27.0

11 29.7 29.7 56.8

9 24.3 24.3 81.1

6 16.2 16.2 97.3

1 2.7 2.7 100.0

37 100.0 100.0

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

Uji Normalitas

T-Test

 

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

37 120.7838 23.28463 .120 .114 -.120 .731 .658 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Tingkat Kecemasan

Ibu Hamil Yang Pernah

Mengalami Keguguran

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

One-Sample Statistics

37 120.7838 23.28463 3.82797 Tingkat Kecemasan Ibu

Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

One-Sample Test

2.817 36 .008 10.78378 3.0203 18.5473

Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Yang Pernah Mengalami Keguguran

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference Test Value = 110


(6)