DOCRPIJM 15018436494 BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN
LINGKUNGAN
4.1
4.1.1

ANALISIS SOSIAL
Komponen Sosial Ekonomi
Program investasi bidang Cipta Karya yang merupakan investasi dalam

bentuk pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek/komponen sosial
ekonomi. Dalam tahap pembangunan (investasi) kemampuan pembiayaan
merupakan faktor penting yang berkaitan dengan aspek ini. Karena itu investasi
yang dilakukan harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan potensi
sumber-sumber pembiayaan lainnya seperti APBD Provinsi, APBN, swasta dan
masyarakat.
Investasi yang dilakukan tidak boleh menyebabkan beban yang tidak
proporsional terhadap keuangan daerah. Begitu pula halnya dengan kondisi sosial
ekonomi masyarakat, dimana investasi infrastruktur tidak boleh membebani sosial
ekonomi masyarakat. Bahkan seharusnya harus memberikan dampak positif

terhadap sosial ekonomi masyarakat, baik dalam tahap pembangunan (konstruksi)
maupun pasca konstruksi (operasional)
4.1.2

Komponen Sosial Budaya
Komponen

sosial

budaya

yang

harus

menjadi

perhatian

dalam


melaksanakan program investasi bidang Cipta Karya adalah struktur sosial budaya
lokal, dimana nilai-nilai positif yang berkembang di masyarakat harus
ditempatkan sebagai bagian dari potensi dalam mendukung pelaksanaan program.
Keterlibatan masyarkat secara partisipatif dalam tahap perencanaan maupun
pelaksanaan program merupakan modal dasar dalam pembangunan. Hal ini juga

BAB IV - 1

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

menjadikan pembangunan sebagai bagian dari hasil peran serta masyarakat yang
akan memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap sosial budaya mesyarakat.
4.2

ANALISIS LINGKUNGAN

4.2.1

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPI2JM yang telah disusun oleh
pemerintah Kabupaten Sijunjungmaka dilakukan penapisan untuk masing-masing
sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:
a)

Perubahan iklim,

b)

Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

c)

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

d)

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,


e)

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

f)

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,

g)

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu
tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun teridentifikasi
menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.
Tabel:4.1. Kreteria Penapisan Usulan Program / Kegiatan Bidang Cipta Karya
Di Kabupaten Sijunjung

No


Kreteria

1.

Perubahan Iklim

2.

Kerusakan,
kemerosotan,
dan/kepunahan
keanekaragaman hayati

Penilaian
Kesimpulan (Signifikan/
Uraian Pertimbangan
Tidak Signifikan)
Tidak terdapat jenis kegiatan
Yang dapat mempengaruhi
perubahan iklim secara

signifikan
Normalisasi dan Penataan Pengaruh yang ditimbulkan
kawasan
sungai, Tidak signifikan.
pembangunan
drainase
primer,
pembangunan
IPAL, dan pembangunan
unit
air
baku
akan
menyebabkan
terjadinya
pengerukan
serta
BAB IV - 2

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung


No

Kreteria

3.

Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan,
dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan

4.

Penurunan mutu dan
kelimpahan
sumber

daya alam

5.

Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan.

6.

Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat

7.

Peningkatan resiko

terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia

Penilaian
Kesimpulan (Signifikan/
Uraian Pertimbangan
Tidak Signifikan)
penebangan
pohon
penghijauan di beberapa
bagian daerah kawasan.
Tidak terdapat kegiatan
Yang dapat mempengaruhi
Peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana
banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan
dan lahan.
Tidak terdapat jenis kegiatan
yang dapat menyebabkan

Penurunan
mutu
dan
kelimpahan sumber daya
alam.
Pembangunan
dan Pengaruh yang ditimbulkan
Peningkatan
Tempat bersifat
sementara
dan
Pemrosesan Akhir Sampah Tidak signifikan.
(TPA)
serta
infrastrukturnya
dan
Pembangunan
IPAL
Komunal dan IPLT akan
merubah beberapa bagian

kawasan alami.
Tidak terdapat jenis kegiatan
yang dapat menyebabkan
Peningkatan
jumlah
penduduk
miskin
atau
terancamnya keberlanjutan
penghidupan
sekelompok
masyarakat.
Tidak terdapat jenis kegiatan
yang dapat menyebabkan
Peningkatan risiko terhadap
kesehatan dan keselamatan
manusia.

Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang
diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung harus sesuai dan memenuhi
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam
sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
BAB IV - 3

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis
Dampak

Lingkungan-ANDAL

dikombinasikan

dengan

Rencana

Pengelolaan Lingkungan – RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan –
RPL);
 Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

(UKL)

dan

Upaya

Pemantauan

Lingkungan (UPL); atau Standar Operasi Baku - SOP;
 Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format
AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis
teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;
3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus
dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub
proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar
terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui
rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat
dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif
terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi,
alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan
RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :
 Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;
 Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;
 Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya).
menggunakan,

Rencana

investasi

menghasilkan,

tidak

membiayai

menyimpan,

atau

kegiatan

yang

mengangkut

bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang
termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;
 Pestisida, herbisida, dan insektisida.
 RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan
pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;
 Pembangunan bendungan.

BAB IV - 4

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

RPIJM

bidang

infrastruktur

PU/Cipta

Karya

tidak

membiayai

pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai
ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang
sedang dibangun;
 Kekayaan budaya.
RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan
yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai
spiritual; dan
 Penebangan kayu.
RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan
yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan
penebangan kayu.
4.2.2

AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH
Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni

pentapisan awal subproyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak
lingkungan dari subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL
atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL), pelaksanaan, dan
pemantauan pelaksanaan.
Tabel 4.2 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan
Kategori

Dampak
Subproyek

dapat

mengakibatkan

dampak lingkungan
A

berkaitan

dengan

keragaman

Persyaratan Pemerintah
yang

kepekaan

dampak

ditimbulkan,

buruk,

upaya

dan
yang

ANDAL dan RKL/RPL *)

pemulihan

kembali sangat sulit dilakukan
B

Subproyek
volume

dengan
kecil,

ukuran

dan

mengakibatkan

UKL/UPL
BAB IV - 5

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

Kategori

Dampak

Persyaratan Pemerintah

dampak lingkungan akan tetapi upaya
pemulihannya

sangat

mungkin

dilakukan

C

Subproyek

yang

tidak

komponen

konstruksi

memiliki
dan

tidak

mengakibatkan pencemaran udara,

Tidak diperlukan ANDAL atau
UKL/UPL

tanah, dan air.
Catatan :



ANDAL

: Analisis Dampak Lingkungan

RPL

: Rencana Pemantauan Lingkungan

UKL

: Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL

: Upaya Pemantauan Lingkungan

Pembiayaan
Dalam pembiayaan penilaian lingkungan berupa AMDAL, UKL/UPL dan

RPL pada proyek/kegiatan Infrasruktur di kabupaten Sijunjung, dibebankan
kepada pemrakarsa baik pemrakarsa dari unsur swasta maupun pemrakarsa dari
unsur pemerintahan sendiri.
Besaran Pembiayaan tergantung kepada jenis kegiatan dan dampak yang
akan ditimbulkan meliputi dampak Biotik dan Abiotik. Dokumen penilaian
lingkungan berupa Amdal, UKL/UPL dinilai kelayakannya oleh Komisi Penilai
dibawah koordinasi Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Kabupaten Sijunjung
Pelaksana pengelolaan kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM
Kabupaten

Sijunjung.

Pemrakarsa

kegiatan

bertanggung

jawab

untuk

melaksanakan :
1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL,
melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya. Bila diperlukan
Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dapat
membantu pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan;
BAB IV - 6

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi

dampak

lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan
KA-ANDAL, draft ANDAL atau RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi
dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya
mencakup : ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan, dan gambaran
menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsulatasi dalam forum stakeholder
tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu,
kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan
subproyek;
3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya ke Kantor
Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Bupati
Sijunjung.
4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau
UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan
5. Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan prosedur
penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab sebelum
tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum konstruksi,
selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara
musyawarah

antara

pemrakarsa

kegiatan

dengan

pihak-pihak

yang

mengajukan keluhan.
Bappedalda Atau Dinas/Instansi Terkait:
1.

Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003, Bappedalda
atau dinas/instansi yang berkecimpung dalam masalah lingkungan hidup,
bertanggung jawab untuk mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap
UPL/UKL yang dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

2.

Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu juga bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
pelaksanaan RKL/RPL serta melakukan pemantauan terhadap lingkungan
secara umum;

3.

Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu juga
merupakan anggota tetap Komisi AMDAL Tingkat I.
BAB IV - 7

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

4.

Mulai tahun 2013 Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Kabupaten Sijunjung akan berubah menjadi Badan
Lingkungan Hidup
Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab

untuk melakukan :
1.

Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang
dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang
bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam
RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL
Tingkat I yang bekedudukan di Propinsi.
Rencana Program yang telah dilengkapi dengan Safeguard adalah Rencana
peningkatan TPA Muaro Batuk. Kegiatan yang dilakukan adalah UKL/UPL.
Dalam kegiatan ini upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain :
 Pengelolaan dan pemantauan pada tahap Prakonstruksi.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap konstruksi.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap operasional.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap pasca operasional


Prinsip Dasar Safeguard
Seluruh program investasi infrastuktur bidang PU/Cipta Karya yang

diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung harus sesuai dan memenuhi
prinsip-prinsip sebagai berikut :
5. Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam
sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis
Dampak

Lingkungan-ANDAL

dikombinasikan

dengan

Rencana

Pengelolaan Lingkungan – RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan –
RPL);
 Upaya

Pengelolaan

Lingkungan

(UKL)

dan

Upaya

Pemantauan

Lingkungan (UPL); atau Standar Operasi Baku - SOP;
 Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
BAB IV - 8

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

6. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format
AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis
teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek;
7. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus
dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub
proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar
terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui
rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus dilengkapi AMDAL;
8. Usulan program investasi infrastruktur bidang PU/Cipta Karya tidak dapat
dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif
terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi,
alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan
RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :
 Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk tembakau;
 Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes;
 Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya).

Rencana

menggunakan,

investasi

tidak

menghasilkan,

membiayai

menyimpan,

kegiatan

atau

yang

mengangkut

bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang
termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia;
 Pestisida, herbisida, dan insektisida.
 RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan
pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida;
 Pembangunan bendungan.
RPIJM

bidang

infrastruktur

PU/Cipta

Karya

tidak

membiayai

pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang mempunyai
ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada ataupun yang
sedang dibangun;
 Kekayaan budaya.
RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan
yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
BAB IV - 9

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai
spiritual; dan
 Penebangan kayu.
RPIJM bidang infrastruktur PU/Cipta Karya tidak membiayai kegiatan
yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan peralatan
penebangan kayu.
Kerangka Safeguard



Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni
pentapisan awal subproyek sesuai dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak
lingkungan dari subproyek yang diusulkan, perumusan dokumen SOP, UKL/UPL
atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, dan RKL/RPL), pelaksanaan, dan
pemantauan pelaksanaan.
Tabel 4.1 Kategori Subproyek menurut Dampak Lingkungan

Kategori

Dampak
Subproyek

A

dapat

Persyaratan Pemerintah

mengakibatkan

dampak

lingkungan

yang

berkaitan

dengan

kepekaan

keragaman

buruk,

dampak

ditimbulkan,

upaya

dan
yang

ANDAL dan RKL/RPL *)

pemulihan

kembali sangat sulit dilakukan
Subproyek
volume
B

dengan
kecil,

ukuran

dan

mengakibatkan

dampak lingkungan akan tetapi upaya
pemulihannya

sangat

mungkin

UKL/UPL

dilakukan

C

Subproyek

yang

tidak

komponen

konstruksi

memiliki
dan

tidak

mengakibatkan pencemaran udara,

Tidak diperlukan ANDAL atau
UKL/UPL

tanah, dan air.
Catatan :

BAB IV - 10

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

ANDAL

: Analisis Dampak Lingkungan

RPL

: Rencana Pemantauan Lingkungan

UKL

: Upaya Pengelolaan Lingkungan

UPL

: Upaya Pemantauan Lingkungan

4.2.3

KELEMBAGAAN SAFEGUARD

4.2.3.1 Pemrakarsa Kegiatan
Pelaksana pengelolaan kegiatan adalah perumus dan pelaksana RPIJM
Kabupaten

Sijunjung.

Pemrakarsa

kegiatan

bertanggung

jawab

untuk

melaksanakan :
1.

Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL,
melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya. Bila diperlukan
Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dapat
membantu pemrakarsa kegiatan dalam melaksanakan pemantauan;

2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi

dampak

lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan
KA-ANDAL, draft ANDAL atau RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi
dilakukan, pemrakarsa kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya
mencakup : ringkasan tujuan kegiatan, rincian kegiatan, dan gambaran
menyeluruh potensi dampaknya. Hasil konsulatasi dalam forum stakeholder
tersebut harus dicatat sebagai bagian dari laporan ANDAL. Disamping itu,
kegiatan konsultasi dengan PAP bila perlu juga dilakukan selama pelaksanaan
subproyek;
3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya ke Kantor
Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Bupati
Sijunjung.
4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL atau
UKL/UPL pada publik dalam waktu yang tidak terbatas; dan
5. Penanganan keluhan publik secara transparan. Perlu dikembangkan prosedur
penyampaian keluhan publik yang transparan. Keluhan harus dijawab sebelum
tahap pelelangan kegiatan dimulai. Keluhan yang diajukan sebelum konstruksi,
BAB IV - 11

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

selama konstruksi dan/atau operasi kegiatan perlu diselesaikan secara
musyawarah

antara

pemrakarsa

kegiatan

dengan

pihak-pihak

yang

mengajukan keluhan.
4.2.4

BAPPEDALDA ATAU DINAS/INSTANSI TERKAIT
1. Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2003,
Bappedalda atau dinas/instansi yang berkecimpung dalam masalah
lingkungan

hidup,

bertanggung

jawab

untuk

mengkaji

dan

memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL yang dirumuskan oleh
pemrakarsa kegiatan;
2. Dalam pelaksanaan RPIJM, Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu juga bertanggung jawab untuk
melakukan

supervisi

pelaksanaan

RKL/RPL

serta

melakukan

pemantauan terhadap lingkungan secara umum;
3. Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
juga merupakan anggota tetap Komisi AMDAL Tingkat I.
4. Mulai tahun 2013 Kantor Lingkungan Hidup, Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Kabupaten Sijunjung akan berubah menjadi Badan
Lingkungan Hidup
4.2.5

KOMISI AMDAL
Komisi AMDAL adalah badan yang berwenang dan bertanggung jawab

untuk melakukan :
1.

Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL yang
dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;

Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada Bupati yang
bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AMDAL, pasal 8, dalam
RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Komisi AMDAL
Tingkat I yang bekedudukan di Propinsi.
4.2.6

PELAKSANAAN SAFEGUARD DI KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB IV - 12

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

Rencana Program yang telah dilengkapi dengan Safeguard adalah Rencana
peningkatan TPA Muaro Batuk. Kegiatan yang dilakukan adalah UKL/UPL.
Dalam kegiatan ini upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain :
 Pengelolaan dan pemantauan pada tahap Prakonstruksi.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap konstruksi.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap operasional.
 Upaya pengelolaan dan pemantauan pada tahap pasca operasional.

BAB IV - 13

RPIJM Bidang Cipta Karya Kab.Sijunjung

BAB IV - 14