ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN Repository - UNAIR REPOSITORY
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN
PENELITIAN RESEARCH Oleh :
INTAN CAHYANTI SUGIANTO NIM. 131611123058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
Oleh:
INTAN CAHYANTI SUGIANTO NIM. 131611123058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017
i
SURAT PERNYATAAN
ii iii
LEMBAR PERSETUJUAN
iv
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI
v vi
MOTTO
“Jangan takut, sesungguhnya Allah bersamamu, Allah mendengar dan melihat .”UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ―ANALISIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN ”. Skripsi
ini merupakan salah stu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Airlangga.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Studi Pendidikan Ners.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. selaku dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan skripsi untuk memenuhi tugas akhir Program Studi Pendidikan Ners.
3. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing saya, selalu memberikan saran dan motivasi serta telah meluangkan waktu untuk saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
4. Candra Panji .A, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing II atas bimbingan, ilmu dan waktu yang telah diluangkan untuk saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
5. Siswa kelas XI SMAN Kota Pasuruan, selaku responden dalam penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu dan energinya untuk mengikuti proses pengambilan data penelitian.
6. Kepala sekolah, guru dan staff SMAN Kota Pasuruan yang telah memberikan fasilitas kepada saya sehingga dalam penelitian dapat berjalan lancar.
7. Tim Etik Fakultas Keperawatan yang telah memberikan saran sesuai syarat etik yang benar dan melancarkan protokol etik saya.
8. Staf perpustakaan kampus A, kampus B dan kampus C, serta ruang baca Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah memberikan bantuan dalam pencarian literatur.
9. Ibu, bapak, adik, mbah dan keluarga besar saya yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan, perhatian dan semua fasilitas yang diberikan demi kelancaran skripsi saya.
10. Teman-teman angkatan B19 yang telah memberikan motivasi, dukungan, kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi. vii
11. Siti Fatimah, tante saya yang telah meluangkan waktu dan energinya untuk menjadi fasilitator dalam proses pengambilan data sehingga melancarkan dalam penyusunan skripsi.
12. Teman terbaik saya, Anindita, Riska, Rifa, Mbem, Dessy, Nurul, Dita, Wiwin, Maya, Amal, Arum, Teteh, Galuh, dan Mas Juan, yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan saya semangat serta motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
13. Seluruh pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang ikut andil dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan budi baik kepada semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi saya berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Surabaya, 11 Januari 2018 Penulis, viii
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN
RESEARCH Oleh : Intan Cahyanti Sugianto
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
[email protected] Pendahuluan: Pada era teknologi ini remaja tidak bias dilepaskan dari
penggunaan media sosial. Media sosial memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan namun dapat menyebabkan ketergantungan dan menimbulkan dampak bagi remaja baik positif maupun negatif. Tujuan dari penelitian untuk menjelaskan faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori TAM, Motif Penggunaan dan TPB. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi adalah siswa SMAN Kota Pasuruan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
Simple Random Sampling . Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 295 siswa
kelas XI. Variabel eksogen pada penelitian ini adalah factor penggunaan media sosial dan variabel endogen adalah kecanduan dan dampak media sosial. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner faktor penggunaan media sosial, kecanduan media sosial, dan dampak media sosial. Analisis menggunakan uji dengan melihat t-statistic >1,96. Hasil: Hasil uji dengan
Partial Leeast Square Partial Least Square menujukkan bahwa Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Use Behavior berpengaruh terhadap kecanduan media sosial. Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavior Control berpengaruh
pada Behavior Intention. Perceived Use Behavior dan Behavior Intention berpengaruh pada Use Behavior. Kecanduan media sosial berpengaruh pada dampak media sosial dengan nilai t-statistic > 1,96. Diskusi: Motif faktor penggunaan media social paling tinggi adalah integrasi dan interaksi sedangkan dampak paling besar berpengaruh pada kecanduan media sosial adalah dampak negatif.
Kata kunci: Faktor Penggunaan, Remaja, Media Sosial, Dampak Media Sosial
ix
ABSTRACT ANALYSIS FACTORS CORRELATE WITH THE IMPACT OF SOCIAL MEDIA USED BY ADOLESCENTS IN SMAN PASURUAN CITY RESEARCH
By : Intan Cahyanti Sugianto
Nursing Faculty of Airlangga University
[email protected] Introduction: Nowdays in the modern technology era teenagers can not be released from the use of social media. Social media has great benefits for life but can cause addiction and an impact on both positive and negative teenagers. The purpose of the research is to explain factors related to the impact of social media usage by adolescents in SMAN Kota Pasuruan based on TAM theory, Motif of Use and TPB. Method: This study used research design. Population were students
of SMAN Kota Pasuruan who meet inclusion and exclusion criteria. Samples in the study were 295 students of class XI taken by using simple random sampling. Exogenous variables in this study are social media usage factors and endogenous variables are addictions and social media impacts. The research instrument used a questionnaire of social media use factors, social media addiction, and social media impacts. Analysis using Partial Leeast Square test by looking at t-statistic> 1.96.
Result: The test result with Partial Least Square shows that Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Use Behavior has an effect on social media addiction.
Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavior Control effect on Behavior Intention. Perceived Use Behavior and Behavior Intention have an effect on Use Behavior. Social media addiction affects the impact of social media used with the value of t-statistic> 1.96.Discuss: The most important factor in
social media use is integration and interaction whereas the greatest impact on social media addiction is a negative impact.
Keyword: Factors of Use, adolescent , Social Media, Social Media Impact.
x
DAFTAR ISI
xi
xii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keyword Development .......................................................................... 42Tabel 2.2 Keaslian Penelitian ................................................................................ 43Tabel 4.1 Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan denganTabel 4.2 Indikator Variabel TAM ....................................................................... 59Tabel 4.3 Indikator Variabel Theory of Planned Behavior ................................... 59Tabel 4.4 Indikator Behavior Intention ................................................................. 60Tabel 4.5 Indikator Use Behavior ......................................................................... 60Tabel 4.6 Indikator Faktor Analisis Motif yang berhubungan Penggunaan Media
Tabel 4.7 Indikator Dampak Positif Media Sosial ................................................ 62Tabel 4.8 Indikator Dampak Negatif Media Sosial .............................................. 62Tabel 4.9 Hasil Uji Faktor Penggunaan Media Sosial .......................................... 68 Tabel 5.1 Distribusi Responden menurut jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal.
Tabel 5.2 Distribusi Responden yang Menggunakan Media Sosial Setiap Hari .. 78Tabel 5.3 Distribusi Media Sosial yang sering digunakan .................................... 78Tabel 5.4 Distribusi Banyak Media Sosial yang Dimiliki .................................... 79Tabel 5.5 Distribusi Alat yang Digunakan untuk Mengakses Media Sosial........ 79Tabel 5.6 Distribusi Banyak Waktu yang Digunakan di Media Sosial dalam Sehari
Tabel 5.7 Distribusi Responden yang telah Merasa Kecanduan Media Sosial. .... 80Tabel 5.8 Distribusi Umur Responden Mulai Menggunakan Media Sosial ......... 80Tabel 5.9 Distribusi Responden yang Percaya Bahwa Media Sosial Berpengaruh pada Kehidupan Responden .................................................................................. 81Tabel 5.10 Distribusi Hal-Hal yang Biasa Dilakukan Responden Sehari-hari ..... 81Tabel 5.11 Distribusi Orang Tua yang Mengawasi Penggunaan Media Sosial
Tabel 5.12 Distribusi Alasan Penggunaan Media Sosial ...................................... 82Tabel 5.13 Distribusi Respon Ketika Mengetahui ada Seseorang yang Dibully .. 83Tabel 5.14 Distribusi Responden yang Melaporkan Ketika Mendapat
Tabel 5.15 Distribusi yang akan Diceritakan responden saat Mendapatkan
Tabel 5.16 Distribusi Perasaan Responden Ketika Melihat Konten Pornografi ... 84Tabel 5.17 Distribusi yang Dilakukan Responden Ketika Menemui Konten
Tabel 5.18 Distribusi Responden yang Mengetahui Cybercrime ......................... 85Tabel 5.19 Distribusi Pengetahuan Social Media Anxiety Disorder ..................... 85Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Kategori ............................................................. 88Tabel 5.21 Nilai Outer Loading Variabel Penggunaan Media Sosial ................... 91Tabel 5.22 Nilai Outer Loading Variabel Motif Penggunaan Media Sosial......... 92 xvTabel 5.23 Nilai Outer Loading Dimensi Variabel Motif Penggunaan Media
Tabel 5.24 Nilai Outer Loading Variabel Kecanduan Media Sosial .................... 93Tabel 5.25 Nilai Outer Loading Variabel Dampak Media Sosial ......................... 94Tabel 5.26 Nilai Outer Loading Dimensi Variabel Dampak Media Sosial .......... 95
Tabel 5.28 Nilai Akar AVE dan Korelasi ............................................................. 99Tabel 5.29 Nilai Composite Reliability .............................................................. 100
Tabel 5.31 Koefisien dan T-Statistic .................................................................. 103Tabel 5.32 Koefisien dan T-Statistic Dimensi Motif Penggunaan Media Sosial 106Tabel 5.33 Koefisien dan T-Statistic Dimensi Dampak Media Sosial ................ 107
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (Davis, 1989) .................................. 40Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2005) ...................................... 41Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Analisis Faktor yang berhubungan denganGambar 4.1 Bagan Kerangka Kerja Analisis Faktor yang berhubungan dengan
Gambar 5.1 Outer Model ...................................................................................... 90Gambar 5.2 Inner Model ..................................................................................... 101
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR SINGKATAN
xix
: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia : Attitude Toward Behavior : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Fifth Edition
: Fear of Missing Out Syndrome
: Internet Addictive Disorder : Perceived Behavioral Control : Perceived Ease of Use : Perceived Usefulness : Royal Society fo Public Health/ Young Health Movement : Subjective Norm : Theory Acceptance Model
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi dan teknologi ini, media sosial yang semakin beragam mengakibatkan beberapa dampak bagi para penggunanya. Seperti salah satu aplikasi media sosial yaitu facebook, twitter, my space, youtube, path, snapchat, instagram, line dan lain sebagainya. Media sosial semakin memudahkan pengguna dengan fitur
- –fitur menarik sehingga tidak mudah lepas dari media sosial. Media sosial memiliki manfaat yang besar namun terdapat resiko
- – resiko dari penggunaan media sosial yang dapat mengancam perkembangan dan kesehatan remaja. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya seperti insta live, curhatan, serta foto-foto bersama teman- temannya atau keluarga. Semakin aktif seorang remaja di media sosial semakin dianggap keren dan gaul. Kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, tidak mampu dan kurang bergaul. Pengguna media sosial saat ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari remaja, dewasa, orangtua bahkan anak- anak sudah tidak asing dengan media sosial (R.sudiyatmoko 2015). Peg
(2013) menjelaskan bahwa alasan utama remaja sangat lekat dengan media
sosial adalah untuk mencari perhatian, meminta pendapat, menumbuhkan
citra, dan karena media sosial sudah menjadi candu bagi mereka.1 Pada tahun 2017 RSPH / YHM Inggris melakukan survei terhadap hampir 1.500 pemuda (berusia 14-24) dari seluruh Inggris. Survei tersebut meminta mereka untuk menilai bagaimana dampak masing-masing media sosial yang mereka menggunakan, hasil tentang dampak
platform
pada 14 isu kesehatan dan kesejahteraan yang diidentifikasi oleh para ahli sebagai yang paling signifikan. Hasil menunjukkan bahwa media sosial instagram paling berpengaruh negatif dan youtube paling berpengaruh positif (RSPH and the Young Health Movement (YHM) 2017). APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mengemukakan jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak berada di pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun (2014
- – 2016). Dan pengguna internet dengan umur 10-24 tahun berjumlah 24,4 juta jiwa atau sebesar 18,4%, serta 8,3 juta adalah pelajar. Dan konten sosial media yang paling banyak dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%.
Berdasarkan data Lembaga Statistika (2017), pengguna media sosial di Indonesia pada 2017 mencapai 96 juta pengguna. Pada 2022, pengguna media sosial diperkirakan meningkat lebih dari 30 %. Semakin banyak anak-anak Generasi Z (Gen Z) yang lahir di era digital membuat pengguna media sosial Indonesia meningkat pesat. Populasi yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa, geografis yang berbentuk kepulauan membuat media sosial menjadi sarana sangat efektif dalam menyaluran informasi . Berdasarkan hasil penelitian bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, AS yang berjudul "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Indonesia" tahun 2014 menyebutkan pengguna internet 30 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja. Sebagian besar responden (80 %) menggunakan internet untuk mencari data dan informasi, khususnya untuk tugas-tugas sekolah, atau untuk bertemu teman online (70 %) melalui platform media sosial . Kelompok besar lain mengklik melalui musik (65 %) atau video (39 %) situs (unicef. 2014)
Menurut (Sarwono. S.W 2011) masa remaja berada pada tahap krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba hal-hal baru, mudah terpengaruh dengan teman- teman sebayanya (peer groups). Sehingga menyebabkan remaja dengan segala karakteristik dan tugas perkembangannya tidak dapat lepas dari berbagai bentuk fasilitas yang ada pada internet. Beberapa alasan remaja sangat lekat dengan media sosial adalah untuk mencari perhatian, meminta pendapat, menumbuhkan citra, dan karena media sosial sudah menjadi candu bagi mereka.
Studi pendahuluan peneliti di SMAN 2 Kota Pasuruan pada bulan September 2017 pada 100% siswa pengguna media sosial dan 10 siswa yang ditemui menunjukkan bahwa fenomena ketergantungan media sosial merupakan hal yang sulit untuk dihindari bagi para remaja. Hasil studi menunjukkan bahwa mereka tergantung pada media sosialnya, rata-rata siswa memiliki minimal 3 media sosial atau lebih dari 10 siswa yang ditemui peneliti. Bahkan 3 diantaranya pernah mendapat hukuman penyitaan hp oleh guru akibat bermain dengan handphone. Salah seorang siswa menyatakan bahwa dirinya pernah mencoba untuk menghapus media sosialnya dan bertahan hanya satu minggu. Siswa tersebut menyatakan jika selama ia menghapus media sosial, dirinya merasa hampa dan seperti ada yang kurang. Beberapa siswa lain pun menyatakan bahwa mereka cenderung untuk memeriksa akun media sosialnya, jika tidak mereka akan merasa ada sesuatu yang kurang dan merasa cemas. Para remaja yang ditemui peneliti menyatakan bahwa mereka takut kehilangan informasi. Kenyataanya hanya sebagian kecil informasi yang diadapat benar-benar penting. Hal ini mengindikasikan adanya FOMO (Fear of
Missing Out Syndrome) , dimana seseorang akan merasa gelisah jika tidak
mengakses media sosialnya. Ketergantungan pada media sosial biasa disebut dengan istilah Fear of Missing Out Syndrome (FOMO) (Riordan et al., 2015).
Menurut Shirley Cramer CBE, Chief Executive, RSPH Inggris menggambarkan media sosial lebih adiktif daripada rokok dan alkohol karena sekarang begitu mengakar dalam kehidupan anak muda sehingga tidak mungkin untuk diabaikan (RSPH and the Young Health Movement, 2017). Media sosial menghapus batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya Remaja sebagai pengguna media sosial terbesar rentan untuk terkena dampak dari penggunaan internet. Remaja ada yang sudah mampu dan ada yang belum mampu memilah penggunaan internet yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat bagi perkembangan dirinya.
Penggunaan social media layak untuk mendapatkan perhatian serius mengingat penggunaan social media pada remaja memiliki kecenderungan semakin hari semakin meningkat dan berlebihan, serta dalam jangka panjang dapat mengakibatkan adanya gangguan mental seperti gangguan anti sosial, gangguan kecemasan, dan gangguan stress pada penggunanya (Best, Paul; Manktelow, Roger; Taylor 2014).
Cyberbullying , media sosial memberikan kesempatan untuk meberikan
dan mendapatkan tekanan emosional dan menerima komunikasi yang mengancam, melecehkan atau memalkan dari atau ke remaja lain. Emosi remaja masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol dirinya, sampai bertindak bully melalui media sosial terhadap temannya sendiri (Dredge et al. 2014).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa ada keterkaitan antara dengan depresi dan isolasi sosial pada remaja pengguna internet (Sanders, C. E., Field, T. M., Diego, M., & Kaplan 2000), (Yen et al. 2014) dalam penelitiannya membuktikan adanya keterkaitan antara sindroma kecanduan internet atau media sosial dengan kecemasan, depresi, dan self
esteem pada remaja. (Kimberly & Psy 1998) sebenarnya sudah jauh hari
menyampaikan bahwa penggunaan internet atau media sosial dapat membawa dampak pada diri remaja untuk menjadi agresi dan egois, dan menyatakan terjadinya kondisi darurat gangguan klinis baru pada pengguna internet. Selain beberapa dampak negatif yang telah disebutkan diatas terdapat pula dampak positif dalam penggunaan media sosial. (Ekasari & Dharmawan 2012) mengemukakan sisi positif penggunaan media sosial pada remaja pedesaan terhadap kondisi sosial ekonomi.
(Carroll, J.A. & Kirkpatrick 2011) juga menyebutkan media sosial memberi kesempatan pada remaja untuk mempererat hubungan dan saling belajar satu sama lain, mendukung untuk bereksplorasi persahabatan, status sosial, hobi, serta memungkinkan dukungan online atau peer group
support seperti penyandang penyakit tertentu.Apabila dilakukan
penulusuran, tidak sedikit remaja menggunakan media sosial untuk lebih produktif secara : ekonomi (online shop, menghasilkan kreasi-kreasi kreatif melalui film, video, foto, quotes dll), akademik ( belajar online seperti ruang guru, line academy, line dictionary, informasi pendidikan di institusi, pencarian bea siswa, dll).
Seiring tumbuhnya media sosial dan adanya bahaya dari penggunaan media social tersebut, untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut dan persiapan guna menyeimbangkan aspek positif dan negatif terhadap penggunaan media sosial yang semakin tinggi. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media sosial pada remaja di SMAN Kota Pasuruan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi orangtua, perawat, sekaligus institusi pendidikan sebagai dasar berpikir untuk mengarahkan pemanfaatan media sosial secara positif oleh remaja dan mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan pada remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori TAM, Motif Penggunaan dan TPB ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Menjelaskan faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori
TAM, Motif Penggunaan dan TPB.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis pengaruh Perceived Usefulness terhadap kecanduan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
2. Menganalisis pengaruh Perceived Ease of Use terhadap kecanduan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
3. Menganalisis pengaruh Attitude Toward Behavior terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
4. Menganalisis pengaruh Subjective Norm terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
5. Menganalisis pengaruh Perceived Behavior Control terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
6. Menganalisis pengaruh Behavior Intention terhadap Use Behavior penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
7. Menganalisis pengaruh Use Behavior terhadap kecanduan penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
8. Menganalisis pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Use Behavior oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
9. Menganalisis pengaruh motif penggunaan media sosial terhadap kecanduan pengggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
10. Menganalisis pengaruh kecanduan media sosial terhadap dampak penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang dampak-dampak apa saja yang terjadi pada remaja dalam menggunakan media sosial sehingga dapat memberikan kontribusi dalam ilmu Keperawatan Jiwa dan Remaja dalam perlindungan kesehatan ddan perkembangan remaja
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Remaja Memberikan informasi kepada remaja mengenai dampak-dampak yang akan dialami remaja saat menggunakan media sosial sehingga remaja agar mampu mawas diri dan mengontrol akivitas penggunaan media sosial demi kesehatan pertumbuhan dan perkembangan remaja sendiri di masa depan.
b. Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi institusi sebagai dasar pertimbangan kebijakan lokal untuk pengawasan terhadap siswanya dalam penggunaan sosial media agar mengurangi resiko terjadinya dampak negatif penggunaan media sosial.
c. Perawat Perawat sebagai educator memiliki hak untuk memberi pengetahuan maupun member health education dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja untuk perlindungan terhadap kesehatan remaja
d. Peneliti Selanjutnya Sebagai landasan atau bahan untuk melakukan penelitian selanjutnya berkaitan dengan penggunaan media sosial oleh remaja dan kesehatan remaja
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Media Sosial
2.1.1 Definisi Media Sosial
Media sosial adalah media untuk melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif yang sangat mudah diakses dan terukur. Media sosial merupakan sebuah media online melalui aplikasi berbasis internet, dapat digunakan untuk berbagi, berpartisipasi dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial dan ruang dunia virtual yang didukung oleh teknologi multimedia yang semain canggih dan hebat. Media sosial memiliki kelebihan yaitu cepat dalam penyebaran informasi, sebaliknya, kelemahannya yaitu mengurangi intensitas interaksi interpersonal secara langsung atau tatap muka, kecanduan yang berlebihan serta persoalan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan. (Pascual Serrano et al. 2016).
Kaplan & Haenlein (2010) menyebutkan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang terbangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Media sosial merupakan platform bagi
user yang memfokuskan pada eksistensi untuk berbagi informasi, gambar,
audio , teks , dan video untuk berhubungan satu sama lain dalam aktivitas
sehari
- – hari. Perkembangan informasi media sosial sangat cepat, hitungan
10 akses informasi dalam detik. Media sosial memungkinkan pengguna untuk menjadi diri sendiri, aktualisasi diri, dan melakukan personal branding (Kotler & Kevin 2012; Dijck & Poell 2013)
2.1.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Media Sosial
Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun demikian, menurut (Ruli 2015) media sosial memiliki karakter khusus, beberapa karakterisik dari media sosial sebagai berikut :
1. Jaringan antar pengguna Media sosial terbentuk dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan internet. Jaringan yang terbentuk antar pengguna (user) dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam, atau tablet.
2. Informasi Informasi merupakan entitas yang penting dari media sosial, sebab pengguna media sosial dapat mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi.
3. Arsip Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapan pun. Sebagai contoh, setiap informasi apa pun yang diunggah di
facebook tidak akan hilang begitu saja saat pergatian hari, bulan, dan tahun. Informasi tersebut akan terus disimpan dan mudah diakses.
4. Interaksi Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan dan pengikut (follower) saja, tetapi juga dibangun dengan interaksi seperti saling mengom entari atau memberikan tanda ‗like’ di postingan seseorang.
5. Simulasi sosial Interaksi di media sosial memang menggambarkan bahkan mirip dengan realitas, akan tetapi ada juga interaksi yang terjadi adalah simulasi dan terkadang berbeda sekali. Sebagai contoh, di media sosial identitas menjadi cair dan bisa berubah-ubah. Perangkat di media sosial bisa memungkinkan siapa pun untuk menjadi siapa saja, bahkan bisa jadi pengguna yang berbeda sekali dengan realitasnya, seperti pertukaran identitas jenis kelamin, hubungan perkawinan, sampai dengan foto profil (Wood & Smith 2005).
6. Konten oleh pengguna Term ini menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. User
generated content merupakan hubungan simbiosis dalam budaya
media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi (Lister et al 2009).
Beberapa ciri-ciri media sosial yaitu (R.Sudiyatmoko 2014) :
1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada satu orang tertentu.
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang penghambat.
3. Isi disampaikan secara online dan langsung.
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan pengguna.
5. Medsos menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.
6. Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, interaksi, sharing, kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).
2.1.3 Jenis-Jenis Media Sosial
Menurut (R.Sudiyatmoko 2014) media sosial dapat dibagi menjadi 6 jenis:
1. Proyek kolaborasi website.
Penggunanya dapat mengubah, menambah ataupun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia.
2. Blog dan microblog Pengguna dapat bebas mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti memeberikan informasi tentang suatu hal, mereview sesuatu, dan lainya.
3. Konten atau isi Pengguna di website saling membagikan konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, dan lain-lain.
4. Situs jejaring sosial Pengguna terkoneksi dengan membuat informasi pribadi maupun sosial sehingga dapat diakses oleh orang lain. Beberapa situs jejaring sosial antara lain:
a. Facebook
Facebook merupakan sebuah situs jejaring sosial dimana para user dapat bergabung dalam sebuah komunitas seperti kota, kerja,
sekolah dan daerah untuk melakukan komunikasi atau interaksi dengan orang lain. Kita dapat memasukkan daftar teman-teman, mengirim pesan, memperbarui foto profil pribadi, mengirim foto, status, video bahkan grup khusus.
b. Youtube
Youtube merupakan situs berbagi konten video terpopuler di dunia
yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan pencarian berbagai macam video dan menontonnya langsung. Setiap pengguna youtube juga dapat berpartisipasi mengunggah video ke server dan membagikannya ke seluruh dunia (Wattenhofer et al.
2012). Youtube saat ini sangat digemari para remaja karena adanya ‗vlog‘, vlog sebenarnya adalah sebuah video dokumentasi jurnalistik yang berisi tentang hidup, aktivitas, dan opini. Namun, remaja banyak memanfaatkan vlog untuk menunjukkan betapa menariknya kehidupan mereka dengan mengunggah aktivitas keseharian mereka hingga menunjukkan isi kamar dan rumah mereka. c. Twitter Twitter merupakan layanan media sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, dikenal dengan sebutan kicauan (tweet). Dengan batas yang karakter yang disediakan, penggun a Twitter akan memposting atau biasa disebut ‗ngetwit‘ dengan kalimat yang singkat dan padat (Kelsey 2010). Umumnya pengguna twitter melakukan sharing informasi berita yang up to di akunnya yang secara otomatis dapat dilihat oleh seluruh
date
orang yang berteman dengannya. Namun tak jarang juga orang- orang menggunakan twitter sebagai diary online dan tempat bergumam hal yang tidak informatif kepada orang lain. Batas- batas pada ruang sosial seakan kabur, semua orang bebas menuangkan apa yang ia rasakan hingga menumpahkan kekesalan di media sosial twitter ini.
d. Friendster Sebelum diluncurkan sebagai situs game, Friendster merupakan layanan jejaring sosial yang dulunya populer di awal abad-21, situs ini memungkinkan pengguna terhubung dengan teman mereka (Seki & Nakamura 2017). Situs ini dulunya digunakan untuk berkencan dan mencari tahu tentang acara baru, band, dan hobi. Pengguna dapat berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil dan jaringan mereka. Friendster juga dianggap sebagai salah satu jejaring sosial asli dan bahkan "kakek"-nya semua jejaring sosial. Layanan ini dulunya sangat populer di kawasan e. Instagram
Instagram adalah aplikasi media sosial dengan bentuk komunikasi baru dimana para penggunanya bisa mengunggah dan mengedit foto dimanapun dan kapanpun untuk diperlihatkan kepada orang lain (Hu et al. 2014). Kini instagram juga menambah fitur baru bernama ‗snapgram’ dimana penggunanya dapat berbagi foto, g dan video
boomeran
. Selain itu tterdapat ―instalive” dimana user dapat live video kegiatan yang sedang dilakukan.
f. Path Path merupakan aplikasi media sosial yang dianggap sebagai lahan untuk ajang pamer saja daripada untuk bersosialisasi. Mulai dari update foto, update lokasi dimana pengguna sedang berada,
update musik yang sedang didengarkan, film yang sedang
ditonton, buku yang sedang dibaca, bahkan sampai tidur dan bangun tidur jam berapa dapat di update pada aplikasi path ini (Pinem 2014).
g. Snapchat Snapchat termasuk aplikasi media sosial baru yang disinyalir berhasil menarik perhatian para remaja dengan menyajikan cara berkomunikasi yang lebih menyenangkan. Pengguna snapchat bisa saling mengirim foto dan video pendek yang diimbuhi pesan kepada teman snapchatnya yang kemudian secara otomatis akan hilang dalam beberapa detik. Fitur snapchat yang paling digemari penggunanya adalah Snapchat Story, dimana fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyiarkan live video personal dirinya ke seluruh teman snapchatnya yang dapat dilihat dalam tenpo 24 jam dan kemudian dihapus otomatis oleh aplikasi tersebut (Roesner et al. 2014)
5. Virtual game world
adalah platform yang mereplikasi lingkungan tiga dimensi di mana pengguna muncul dalam bentuk avatar yang dipersonalisasi dan berinteraksi sesuai dengan aturan mainnya. Mereka mendapatkan popularitas dengan dukungan perangkat seperti Microsoft XBox dan
Sony's PlayStation . Pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain
yang mengambil wujud avatar layaknya di dunia nyata melalui aplikasi 3D, contoh online game. Contohnya adalah World of
Warcraft.
6. Virtual social world
memungkinkan user untuk berperilaku lebih leluasa dan hidup (dalam bentuk avatar) di dunia maya, mirip dengan kehidupan nyata mereka.
Seperti Second Life.
2.1.4 Kelebihan Media Sosial
Berikut adalah kelebihan media social dibandingkan dengan media konvensional (R.Sudiyatmoko 2014) :
1. Cepat, ringkas, padat dan sederhana. Media sosial sangat user friendly tanpa harus memiliki pengetahuan Teknologi Informasi (TI).
2. Menciptakan hubungan yang lebih intens. Media sosial memberi kesempatan yang lebih luas untuk berinteraksi serta membangun hubungan timbal balik secara langsung.
3. Jangkauan luas dan global. Individu dapat mengkomunikasikan informasi secara cepat tanpa hambatan geografis.
4. Kendali dan terukur. Dengan sistem tracking, pengguna dapat mengendalikan dan mengukur efektivitas informasi yang diberikan.
2.1.5 Dampak Media Sosial
Carrol & Kirkpatrick (2011) menjelaskan, adanya media sosial memberikan dampak bagi penggunanya, baik dalam dampak negatif maupun dampak positif.
1. Dampak Positif Penggunaan Media Sosial pada Remaja
a. Remaja menggunakan media sosial untuk mempererat tali persahabatan, dan kekeluargaan dengan teman-temannya, seperti sekolah, organisasi, komunitas, orang tua, keluarga dan aktivitas lainnya. Media sosial memberikan kemudahan bagi remaja untuk menjalin hubungan atau berinteraksi dan kesempatan untuk belajar dengan satu sama lain (Ito 2008 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011)
b. Media sosial memberikan lingkungan yang mendukung untuk bereksplorasi dengan persahabatan, status sosial, juga memberi kesempatan untuk berbagi dan mendiskusikan kesukaan atau hobi remaja, seperti musik, film dan hobi remaja lainnya (Ito 2008 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011) c. Situs media sosial dapat memungkinkan remaja menemukan dukungan online untuk penyandang penyakit, cacat atau yang mempunyai kekurangan lainnya (McKenna & Bargh 2000 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011)
d. Remaja melihat situs media sosial sebagai sumber informasi ataupun sumber motivasi dari tokoh yang mereka banggakan di media sosial. (Nielsen 2009 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011)
e. Remaja memanfaatkan media sosial untuk mencari jawaban atas masalah kesehatan mereka (Lenhart 2010 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011).
2. Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial pada Remaja a.
Cyberbullying
Penggunaan media sosial menciptakan kesempatan untuk mendapat tekanan emosional dan menerima komunikasi yang mengancam, melecehkan atau memalukan dari remaja lain. Cyberbullying didasarkan dari tiga hal yakni pengulangan, niat yang disengaja untuk melukai, dan ketidakseimangan kekuatan.
Definisi cyberbullying sendiri cukup banyak namun pada dasarnya perilaku agresif yang ditunjukkan pada seseorang di media elektronik yang menyebabkan korban sulit untuk membela diri dan menyebkan dampak buruk bagi korban. Cyberbullying telah terbukti menyebabkan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi (Gámez-Guadix et al. 2013; Dredge et al. 2014; Matook et al. 2015; Carroll, J.A. & Kirkpatrick 2011). b. Harga diri rendah Penggunaan media sosial digunakan remaja sebagai ajang untuk menjadi yang ―terbaik‖, sebagai contoh remaja berusaha menunjukkan penampilan mereka yang terbaik, dalam segi gaya hidup maupun kemampuan. Hal ini membuat remaja yang tidak bisa melakukan hal yang sama akan merasa pesimis dan menimbulkan harga diri rendah (Brusilovskiy et al. 2016).
c. Penurunan prestasi akademik Hal ini terjadi disebabkan tidak efisiennya saat belajar akibat multitasking dengan media sosial dan berkurangnya waktu belajar akibat bermain media sosial. Namun, tidak semua remaja merasakan hal ini. (Spies & Gayla 2014; Ahn 2011) d. Membuat kecanduan atau ketergantungan
Konten media sosial yang luas, banyaknya fitur menarik, dan memberi kenyamanan bagi remaja membuat remaja tidak bisa lepas darinya, sehingga menyebabkan kecanduan media sosial.
e. Pornografi Media sosial memudahkan user untuk mengunggah apapun di akun pengguna, sehingga ada yang menyalahgunakan pemanfaatan dari situs tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi. Bahkan ada yang memanfaatkan situs semacam ini untuk menjual wanita (Aljawiy & Muklason n.d.).
f. Kehidupan sosial akan terganti
Kemudahan yang diberikan media sosial, membuat remaja memilih berinteraksi melalui media sosial dibandingkan dengan tatap muka. Remaja menjadi kurang sosialisasi dan interaksi jika mereka hanya mengandalkan media sosial (Aljawiy & Muklason n.d.)