PERBEDAAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN STRES PADA MAHASISWA ANGKATAN 2012,2013, DAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG -

PERBEDAAN F A K T O R RISIKO DENGAN KEJADIAN
STRES PADA MAHASISWA ANGKATAN 2012,2013,
DAN 2014 F A K U L T A S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:
NEDYA B E L L I N A W A T I
N I M : 70.2011.041

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2015

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN F A K T O R R I S I K O DENGAN K E J A D I A N S T R E S

PADA MAHASISWA ANGKATAN 2012,2013, DAN 2014
F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Dipersi^kan dan disusun oleh
Nedya Bellinawati
NIM : 70.2011.041
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Pada tanggal 04 Februari 2015

Mcnyctujul:

Pembimbing Pertama

Pcmbimbing Kedua

Dekan
Fakuhas^edoktenui

liynh Pnlcmbang

^ar.^.M; AH Mnchtnr. M.Sc
NBM/NIDN. 060347091062484/0020084707



1

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menerangkan bahwa :
1. Karya Tulis Saya, skripsi ini adalah asli dan belum pemah diajukan untuk
mendapatkan

gelar

akademik,

baik di Universitas Muhammadiyah


Palembang, maupun Perguruan Tinggi lainnya.
2.

Karya Tulis ini mumi gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dapat dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4.

Pemyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini, maka Saya
bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, 04 Februari 2015
Yang membuat pemyataan


Nedya Bellinawati
NIM. 702011041

MOTTO & PERSEMBAHAN
_ Alloii akan men^an^kat (derajat) oran^-^rand

beriman diantara kamu dan

orang-oran^ qang diberi ilmu pengetabuan beberapa derajaL Dan Allab Maba
Men^etobui atas apa qan^ kamu kerjakan— (QS Al^Mujadilab (5S): 11)
V
— ijan^ kiia perlukan sekaran^ adalab kaki qan^ akan berjalan lebib jaub, tangan qan^
akan berbuat lebib banqak, mata qan^ akan menatap lebib lama, leber qan^ akan lebib
serin^ melibat ke atas, lapisan tekad qan^ seribu kali lebib keras dari baja, dan bati qan^
akan bekerja lebib keras, serta mulut qan^ akan selalu berdoa—" - ^ m

Add SOOT, Tufmn senmta alam, Urima dmft dimjaketat se^la dnmia dan rafimati^an^ Tn^dtu
£eridin dpadidx samfMi deh'limi.
"Kedua oranjhiahi ierdnta, mjadanda Djurmd t6num, SUdan dunda Dra. HurdnpS. ierima dmH

atas se^aia pefjuan^n, drja dras, cucuran drin^af dan air mata, motivasi, d*sift sajjanj serta (daijan^
6ada dniinya ddn dridff unfuliayu/i Semanyafyaft, d, pey'uanyan dta dfum heradir ©
K£dua adida tetsayany, Adtya ^ediputra dan Anita Ayustriani, tetimadsift atas dtsifi Feyimy,
su(>(>ortdan cefotefian ddtnyany membuat lyulismvmyat da/am mery'a/ani dtri-ftari terufama dadm
menyeiesaidm dy^ tufis ini.
"Kedua pemdmdnydf Dr. dr. /jeyiran, TdKesdan Drs. Ti.JA."ZA^hAm serta ^nyyid, Drs.
Sadadtn Sinidnyya, Apt OA. Ka, terima dm ft atas hhndnyannya, ditif. dan saranyany
memftanyun selama iniseftinyya farya tufis ini menjadi fefift dtif,
Ke&ya saftaftatd tersayany, Ora TAau/ani, Tmdjerme Vasilefa, dan Anita Penidaria, terima dmft
sudaft safiny fterfmyi dan seiafu ada di tampinyd selama ini dtif, dafam sud maupun dud- Semoya
persaftaftatan dta tetap terjalinsampai ftApanpun ©you're td dstfriendr i'veever fiad,yirfs...
Adid^ik anydtan 20fZ ZOf^ dan 2014, partnerd saat kimkinyan DesfrnnU, serta para pikakyany
tidak kisa saya tufis satu persafu, terima dm'k tefak memkantu dafam pemkuatan dy^ tufis ini
Teman-teman syawatd mmja, marmak. idm, mm, mdidi, poppy, dan sedruk anydian 20H, terima
dm'k atas dkpmpadn dan ddrtamaanmja selama ini you 're alfawesomeyuys ! Ywa ZOii !

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN

SKRIPSI, FEBRUARI 2015
NEDYA BELLINAWATI
PERBEDAAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN STRES PADA
MAHASISWA ANGKATAN 2012, 2013, DAN 2014 FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
XV + 54 halaman + 7 tabe!
ABSTRAK

•«

Stres adalah suatu respon tubuh seseorang yang timbul sebagai reaksi
terhadap adanya tuntutan ekstemal yang dianggap berbahaya atau mengancam
dirinya. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa stres pada mahasiswa
kedokteran sangat tinggi apabila dibandingkan dengan program studi lain di
sektor non-medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor
risiko dengan kejadian stres pada mahasiswa ar^katan 2012, 2013, dan 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Jenis penelitian ini
adalah survei analitik dengan pendekatan studi cross-sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014 di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Sampel penelitian ini adalah

240 orang mahasiswa yang diambil dengan metode total sampling. Metode
pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan cara mengisi kuesioner
Medical Student Stressor Questionnaire dan lembar biodata responden kemudian
data dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 122 orang mahasiswa (50,8%) mengalami stres dan 118
orang (49,2%) tidak mengalami stres. Pada penelitian tidak didapatkan perbedaan
faktor risiko dengan kejadian stres pada mahasiswa.

Referensi : 47 (1994-2013)
Kata Kunci: mahasiswa kedokteran, stres, domisili mahasiswa, status
ekonomi, prestasi akademik

iv

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FACULTY OF MEDICINE
THESIS, FEBRUARY 2015
NEDYA BELLINAWATI
DIFFERENCES
BETWEEN

RISK
FACTORS
AND STRESS
OCCURENCE ON MEDICAL STUDENTS OF 2012, 2013, AND 2014
YEAR AT THE UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH PALEMBANG
x\ + 54 pages + 7 tables
ABSTRACT
Stress is a form of response of body that occurs as a reaction for an external
pressure that is perceived as dangerous or threatening by a person. Various
research have shown that stress level on medical students is very high compared
to other studies in non-medical sector. The purpose of this research is to determine
the differences between the risk factors and the stress occurrence on medical
students of 2012, 2013, and 2014 year at the University of Muhammadiyah
Palembang. This research use analytic survey with cross-sectional study
approach. The population in this research were all medical students of 2012, 2013,
and 2014 year at the University of Muhammadiyah Palembang. The sample of
this research were 240 students taken by using total sampling methods. Data were
collected by filling out Medical Student Stressor Questionnaire and respondent's
bio data, subsequently were analyzed by using Chi-Square test. The results
showed that 122 students (50.8%) experienced stress and 118 students (49.2%)

did not experience stress. This research showed that there is no difference between
the risk factor and the stress occurrence on the students.

References : 47 (1994-2013)
Keywords : medical students, stress, student domicile, economic status,
academic achievement

V

K A T A PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul
**PerbedaaD Faktor Risiko Dengan Kejadian Stres Pada Mahasiswa
Angkatan 2012, 2013, dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang** sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked). Salawat beriring salam selalu tercurah kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempuma. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

perbaikan di masa mendatang.
Dalam hal penyelesaian penelitian ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupim spiritual.
3. Dekan dan staf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
4. Dr. dr. Legiran, M.Kes selaku pembimbing I.
5. Drs. H.M. Zalili Aziz, M.Pd selaku pembimbing II.
6. Drs. Sadakata Sinulingga, Apt. M.Kes selaku penguji.
7. Seluruh mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah menduktmg peneliti dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Palembang, 04 Februari 2015


Nedya Bellinawati

vi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
xi

BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
1.5 Keaslian Penelitian

1
3
3
3
3
3
3
4
4

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Stres
2.1.2 Epidemiologi Stres
2.1.3 Etiologi Stres
2.1.4 Jenis-Jenis Stres
2.1.5 Tahapan Stres
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres
2.1.7 Dampak Stres
2.1.8 Manajemen Stres
2.1.9 Stres Pada Mahasiswa Kedokteran
A. Definisi Mahasiswa Kedokteran
B. Prevalensi Stres Pada Mahasiswa Kedokteran
C. Etiologi Stres Pada Mahasiswa Kedokteran
D. Alat Ukur Tingkat Stres Mahasiswa Kedokteran
2.2
Kerangka Teori
2.3
Hipotesis
2.3.1 Hipotesis Null
2.3.2 Hipotesis Altematif.

6
6
6
7
8
9
10
11
12
14
14
14
15
16
18
19
19
19

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
3.2.2 Tempat Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
A. Kriteria Inklusi
B. Kriteria Ekslusi
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
3.4.2 Variabel Terikat
3.5 Definisi Operasional
3.6 Cara Pengumpulan Data
3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Cara Pengolahan Data
3.7.2 Analisis Data
A. Analisis Univariat
B. Analisis Bivariat
3.8 Alur Penelitian
3.9 Implikasi Etik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Karakteristik Responden
4.1.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Stres
4.1.3. Perbedaan Domisili Mahasiswa, Status Ekonomi,
Prestasi Akademik Dengan Kejadian Stres
4.2 Pembahasan

20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
21
21
21
23
23
23
24
24
24
25
26

27
27
28
28
31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

35
35

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA RINGKAS ATAU RIWAYAT HIDUP

xii
36
54

viii

DAFTAR T A B E L

Tabel

Hal.

1.1 Keaslian Penelitian

5

2.1 Nilai Koefisien Cronbach's Alpha Tiap Domain Stresor

17

4.1 Distribusi Karakteristik Responden

27

4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Stres

28

4.3 Domisili Mahasiswa Dengan Kejadian Stres

29

4.4 Status Ekonomi Dengan Kejadian Stres

30

4.5 Prestasi Akademik Dengan Kejadian Stres

30

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal.

2.1 Kerangka Teori

18

3.1 Gambar Alur Penelitian

25

X

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Hal.

1. Informed Consent

36

2. Biodata Responden

37

3. Kuesioner MSSQ

38

4. Data Hasil Penelitian

42

5. Hasil Uji Statistik Data Penelitian

48

xi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan

lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-timtutan yang berasai
dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari
seseorang (Sarafino, 2008). Sementara itu menurut Handoyo (2001), stres adalah
timtutan-tuntutan ekstemal yang mengenai seseorang, misalnya objek-objek
dalam Ungkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasai dari luar diri seseorang.
Menurut American Psychological Association (2013), sekitar 75% orang
dewasa di Amerika mengalami stres berat dan jumlahnya cenderung meningkat
dalam satu tahun terakhir. Sementara itu di Indonesia, sekitar 1,33 juta penduduk
diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau stres. Angka tersebut
mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat)
mencapai 1-3% (Hidayat, 2012).
Stres dapat teijadi pada berbagai tingkat usia dan pekerjaan, termasuk
mahasiswa. Sumber stres atau yang disebut stresor adalah suatu keadaan, situasi
objek atau individu yang dapat menimbulkan sires (Potter & Perry, 2005). Stresor
pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari
tuntutan ekstemal dan timtutan dari harapannya sendiri (Heiman, 2005). Stresor
atau faktor pencetus stres yang paling sering pada mahasiswa secara bemmtan
yaitu perubahan kebiasaan tidur, liburan, perubahan kebiasaan makan, tanggung
jawab bam, dan meningkatnya beban tugas (Ross, Niebling dan Heckert, 1999).
Sementara menurut Santrock (2003), berbagai penyebab stres yang dihadapi oleh
para mahasiswa dapat berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya para
mahasiswa dari orang tua dan sanak saudara, ekonomi/finansial (pengelolaan
keuangan, uang saku), problem interaksi dengan teman dan Ungkungan baru, serta
problem-problem personal lainnya. Faktor akademik di sisi lain juga
menyumbangkan potensi stres misalnya tentang perubahan gaya belajar dari

1

2

sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target
pencapaian nilai, prestasi akademik dan problem-problem akademik lainnya
(Santrock, 2003).
Pendidikan kedokteran di seluruh dunia telah dianggap sangat menimbulkan
stres bagi para mahasiswanya (Sherina dkk, 2004). Berbagai penelitian telah
mendokumentasikan stres di kalangan mahasiswa kedokteran dan menunjukkan
adanya stres yang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan program studi lain
di sektor non-medis (Navas, 2012). Tingkat stres yang dilaporkan pada mahasiswa
kedokteran berkisar dari 25% - 75% (Mosley dkk, 1994). Selain itu, tingkat stres
paling tinggi pada mahasiswa kedokteran dialami oleh mahasiswa tahun pertama
dibandingkan dengan mahasiswa tahun lainnya (Abdulghani dkk, 2011).
Stres yang terjadi pada mahasiswa juga bisa terjadi pada mahasiswa FK
UMP. Domisili mahasiswa (tempat tinggal yang jauh dari orangtua/keluarga),
masalah ekonomi seperti uang saku per bulan, prestasi akademik, beban tugas
perkuliahan, hubungan interpersonal mungkin menjadi penyebab stres pada
mahasiswa FK UMP. Stres memiliki beberapa tingkatan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan mempersepsikan stresor
(Rasmun, 2004). Mahasiswa tahun pertama yang mempersepsikan stresor sebagai
tantangan cenderung memiliki motivasi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang dia alami. Di lain pihak, mahasiswa baru yang mempersepsikan
stresor sebagai tmcaman atau hambatan cenderung merasa terganggu dan
cenderung menutup diri sebagai bentuk pertahanan sehingga dia gagal
mempelajari teknik-teknik coping stress terhadap masalah tersebut dengan baik
dan cepat. Apabila seorang mahasiswa baru mengalami distress dan tidak ada
penanganan, baik deiri orang lain maupun oleh diri sendiri sesegera mungkin stres
dapat menetap dan mahasiswa tersebut akan rentan terhadap berbagai peristiwa
yang teijadi selama proses belajar selanjutnya sehingga tingkat stres yang dialami
oleh mahasiswa tersebut juga menjadi lebih berat.
Stres dapat dianggap sebagai ancaman yang dapat menyebabkan
kecemasan, depresi, disfungsi sosial bahkan niat untuk mengakhiri hidup
(Nandamuri & Ch, 2011). Kondisi depresi dan kecemasan adalah hal yang tidak
diinginkan dalam suatu komunitas pendidikan. Siswa yang prestasi akademiknya

3

kurang berhasil, dilaporkan memiliki tingkat stres yang tinggi. Mahasiswa yang
mengalami kondisi stres yang ekstrem atau depresi membutuhkan perhatian
serius, jika mahasiswa tidak mampu mengatasi stres dari proses pendidikan yang
mereka terima akan berdampak buruk terhadap dirinya pribadi dan profesinya
kelak sebagai dokter (Navas, 2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat stres
pada mahasiswa kedokteran cukup tinggi dan dapat membawa dampak yang
kurang baik terhadap proses pembelajaran dan prestasi mahasiswa. Oleh karena
itu peneliti telah melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan faktor risiko
dengan kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014 di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan faktor risiko dengan kejadian stres pada mahasiswa

angkatan 2012, 2013, dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan faktor risiko dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
13.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui angka kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2012, 2013,
dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Mengetahui perbedaan faktor risiko yaitu domisili mahasiswa, status
ekonomi (uang saku per bulan), dan prestasi akademik yang telah
dicapai dengan kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2012, 2013,
dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

4

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah

wawasan

dalam Ilmu Kedokteran Jiwa

khususnya tentang stres.
2. Untuk memberikan data ilmiah tentang perbedaan faktor risiko
dengan kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan
2014

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Muhammadiyah

Palembang.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi
dan landasan imtuk penelitian selanjutnya serta menjadi masukan dan pemikiran
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah stres khususnya di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

1.5.

Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Judul
Metode
Nama
Tahun
Peneliti
Penelitian
VUaseeni 2012
Deskriptif
Gambaran
Tingkat Stres dengan
V.
pendekatan
Pada
Pathmana
Mahasiswa
crossthan
sectional
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sumatera
Utara Semester
Ganjil Tahun
Akademik
2012/2013

Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan
terhadap 100 mahasiswa
FK USU didapatkan
bahwa 35 orang (35%)
mengalami stres tingkat
rendah, 61 orang (61%)
mengalami stres tingkat
sederhana dan 4 orang
(4%) mengalami stres
tingkat tinggi. Sementara
itu jenis kelamin pria
mempimyai tingkat stres
yang
lebih
tinggi
di banding wanita dan
untuk kelompok usia
tingkat stres tertinggi
berada pada kelompok
usia 19 dan 20 tahun

5

Zaki
Fans
Maulana

2013

Perbedaan
Tingkat Stres
Antara
Mahasiswa
Tahun Pertama
dan
Tahun
Kedua
di
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Lampung

Deskriptifanalitik
dengan
desain
potong
lintang

Terdapat
perbedaan
tingkat
stres
yang
bermakna dimana tingkat
stres pada mahasiswa
tahun pertama lebih berat
daripada tingkat stres
mahasiswa tahun
kedua.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada tema
yaitu tingkat stres pada mahasiswa fakultas kedokteran.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
secara spesifik terletak pada subjek penelitian, jenis penelitian, lokasi penelitian,
dan waktu penelitian.

BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Definisi Stres
Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
dengan Ungkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang
berasai dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial
dari seseorang (Sarafino, 2008). Sementara itu menurut Handoyo (2001), stres
adalah tuntutan-tuntutan ekstemal yang mengenai seseorang, misalnya objekobjek dalam Ungkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasai dari luar diri seseorang.
Ivancevich (2001) juga mendefinisikan stres sebagai respon adaptif yang
dimediasi oleh perbedaan individu dan proses psikologi yang mempakan
konsekuensi dari keadaan ekstemal, situasi atau kejadian yang berdampak pada
keadaan fisik atau psikologis seseorang.
Menurut Rasmun (2004), stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik
terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres juga mempakan suatu
fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dihindari dan setiap orang mengalaminya. Stres memberi dampak secara total
pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spritual,
serta dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Berdasarkan definisi di atas, peneliti dapat menyimpuikan bahwa stres
adalah suatu respon tubuh yang timbul sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan
ekstemal yang dianggap berbahaya atau mengancam dirinya.

2.1.2. Epidemiologi Stres
Menumt American Psychological Association (2013), sekitar 75% orang
dewasa di Amerika mengalami stres berat dan jumlahnya cenderung meningkat
dalam satu tahun terakhir. Sementara itu di Indonesia, sekitar 1,33 juta penduduk
diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau stres. Angka tersebut

6

7

mencapai 14% dari total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat)
mencapai 1-3% (Hidayat, 2012).
2.13. Etiologi Stres
Stresor adalah segala sesuatu keadaan atau peristiwa di lingkungan yang
dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya respons stres (Looker &
Gregson, 2005). Menurut Rasmun (2004), beberapa jenis stresor adalah sebagai
berikut:
1. Stresor Biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan,
dan berbagai macam makhluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Tumbuhnya jerawat, demam, dan digigit binatang dipersepsikan dapat
menjadi stresor dan mengancam konsep diri individu.
2. Stresor Fisik
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan
alam. Letak tempat tinggal, demografi, jumlah anggota dalam keluarga,
nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi, dan kebisingan.
3. Stresor Kimia
Stresor kimia dapat berasai dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh
stresor yang berasai dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa
sedangkan stresor yang berasai dari luar tubuh misalnya obat, alkohoi,
nikotin, kafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran
lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewama, dan lainlain.
4. Stresor Sosial dan Psikologik
Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri
sendiri, kekejaman, rendah diri, emosi yang negatif, dan kehamilan.
5. Stresor Spiritual
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai keTuhanan(Caroiin, 2010).

8

2.1.4. Jenis-Jenis Stres
Hans Selye dalam Girdano (2005) mengatakan bahwa terdapat dua jenis
stres, yaitu eustress dan distress. Distress (stres negatif) merupakan stres yang
merusak atau bersifat tidak menyenangkan. Stres dirasakan sebagai suatu keadaan
dimana individu mengalami rasa cemas, ketakutan, khawatir atau gelisah.
Sehingga individu mengalami keadaan psikologis yang negatif, menyakitkan dan
timbul keinginan untuk menghindarinya. Sementara eustress (stres positif)
bersifat menyenangkan dan merupakan pengalaman yang memuaskan,frasejoy of
stress untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat positif yang timbul dari adanya
stres. Eustress dapat meningkatkan kesiagaan mental, kewaspadaan, kognisi dan
performansi kehidupan. Eustress juga dapat meningkatkan motivasi individu
untuk menciptakan sesuatu, misalnya menciptakan karya seni.
Menurut Rice (1999), berdasarkan etiologinya stres dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Stres Kepribadian (Personality Stress)
Stres kepribadian adalah stres yang dipicu oleh masalah dari dalam diri
seseorang. Berhubungan dengan cara pandtmg pada masalah dan
kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu bersikap positif akan
memiliki risiko yang kecil terkena stres kepribadian.
2. Stres Psikososial (Psychosocial Stress)
Stres psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan dengan orang
Iain di sekitamya ataupun akibat situasi sosialnya. Contohnya stres ketika
mengadaptasi lingkungan baru, masalah keluarga, stres macet di jalan raya
dan lain-lain.
3. Stres Bio-ekoiogi {Bio-Ecological Stress)
Sties bio-ekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Hal yang pertama
adalah ekologi atau lingkungan seperti polusi serta cuaca. Sedangkan hal
yang kedua adalah kondisi biologis seperti menstruasi, demam, asma,
jerawatan, dan Iain-Iain.
4. Stres Pekerjaan (Job Stress)
Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh pekerjaan seseorang.
Persaingan di kantor, tekanan pekerjaan, terlalu banyak keijaan, target

9

yang terlalu tinggi, usaha yang diberikan tidak berhasil, persaingan bisnis
adalah beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat
karir pekerjaan.
5. Stres Mahasiswa (College Student Stress)
Stres mahasiswa itu dipicu oleh dunia perkuliahan. Sewaktu perkuliahan
terdapat tiga kelompok stresor yaitu stresor dari segi personal dan sosial,
gaya hidup dan budaya, serta stresor yang dicetuskan oleh faktor akademis
kuliah itu sendiri (Pin, 2010).

2.1.5. Tahapan Stres
Menurut Dadang Ambert (1979) dalam Sunaryo (2004), tahapan-tahapan
stres adalah sebagai berikut:
1. Stres tahap pertama (palingringan),yaitu stres yang diseitai perasan nafsu
bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa
memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.
2. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, iambung atau perut tidak nyaman
(bowel discomfort), jantung berdebar, otot tengkuk dan punggung tegang.
Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
3. Stres tahap ketiga, yaitu dengan tahap stres dengan keluhan, seperti
defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang,
emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali (middle
insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur kembali (late insomnia),
koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
4. Stres tahap keempat, yaitu tahap stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
menjenuhkan, respon tidak adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,
serta timbul ketakutan dan kecemasan.
5. Stres tahap kelima, yaitu tahap stres yang ditandai dengan keleiahan fisik
dan mental (physical and psychological exhaustion), ketidakmampuan

10

menyelesaikan

pekerjaan

yang

sederhana dan ringan, gangguan

pencemaan yang berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan
panik.
6. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahap stres dengan tanda-tanda,
seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin, dan
banyak mengeluarkan keringat, loyo, serta pingsan atau collaps.
Menurut Potter & Perry (2005), tingkatan stres terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
1.

Stres ringan adalah stres yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti
terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi
seperti ini biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.

2.

Stres sedang berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa
hari. Misalnya, perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja,
anak yang sakit atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga

3.

Stres berat adalah situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa tahun, seperti perselisihan pekawinan terus-menerus,
kesulitanfinansialyang berkepanjangan dan penyakit fisik jangka panjang.

2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres
Menurut Rasmun (2004), setiap individu akan mendapat efek stres yang
berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
1. Kemampuan individu mempersepsikan stresor
Jika stresor dipersepsikan akan berakibat bumk bagi individu tersebut,
maka tingkat stres yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika
stresor dipersepsikan tidak mengancam dan individu tersebut mampu
mengatasinya, maka tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan
2. Intensitas terhadap stimulus
Jika intensitas serangan stres terhadap individu tinggi, maka kemungkinan
kekuatan fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu
mengadaptasinya.
3. Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama

11

Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus
dihadapi, stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan
reaksi yang berlebihan.
4. Lamanya pemaparan stresor
Memanjangnya lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan individu dalam mengatasi stres.
5. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam
menghadapi stresor yang sama.
6. Tingkat perkembangan
Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor
yang berbeda sehingga risiko teijadinya stres pada tingkat perkembangan
akan berbeda.

2.1.7. Dampak Stres
Stres dapat berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara. Pertama,
perubahan yang diakibatkan oleh stres secara Iangsung mempengaruhi fisik sistem
tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua, secara tidak iangsung stres
mempengaruhi perilaku individu sehinggga menyebabkan timbulnya penyakit
atau memperburuk kondisi yang sudah ada (Sarafino, 2008).
Menurut Sarafino (2008), kondisi dari stres memiliki dua aspek, yaitu
fisikT)ioIogis (melibatkan materi atau tantangan yang menggunakan fisik) dan
psikologis (melibatkan bagaimana individu memandang situasi dalam hidup
mereka).
1. Aspek Biologis
Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang sedang
mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan, tidur
menjadi tidak nyenyak, gangguan pencemaan, hilangnya nafsu makan,
gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.
2. Aspek Psikologis
1. Gejala Kogmsi

12

Gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah iupa dengan
suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang sehingga
seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal, merupakan gejalagejala yang muncul pada aspek gejala kognisi.
2. Gejala Emosi
Mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu,
merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang muncul pada
aspek gejala emosi.
3. Gejala Tingkah Laku
Tingkah laku negatif yang mimcul ketika seseorang mengalami stres
pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah menyalahkan orang lain
dan mencari kesalahan orang lain, suka melanggar norma karena dia
tidak bisa mengontrol perbuatannya dan bersikap tak acuh pada
lingkungan, dan suka melakukan penundaan pekerjaan.
Kaplan & Sadock (2004) berpendapat bahwa stres dapat meningkatkan
risiko timbulnya gangguan psikosomatik. Orang yang menghadapi stres umum
dengan optimis, bukannya pesimis, lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami
gangguan psikosomatik.
Rusdi (2001) juga menjelaskan bahwa suatu stres kehidupan yang luar
biasa dapat menyebabkan reaksi stres akut. Selain itu, stres akut yang berat atau
keadaan yang tidak nyaman yang berkelanjutan merupakan faktor penyebab
utama dari gangguan penyesuaian. Menurut Durand & Barlow (2006), stres yang
berkelanjutan dapat menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau
kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang baik.

2.1.8. Manajemen Stres
Upaya mengatasi atau mengelola stres dewasa ini dikenal dengan proses
coping terhadap stres. Smert (1994) menggambarkan coping sebagai suatu proses
di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutantuntutan (baik itu tuntutan yang berasai dari individu maupun tuntutan yang
berasai dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan
dalam menghadapi situasi stressful.

13

Menurut Bell (1977) dalam Rasmus (2004), ada dua metode koping yang
digimakan oleh individu yaitu:
1. Metode koping masa panjang
Merupakan konstruktif dan merupakan cara yang efektif dan realistis dalam
menangani masalah psikologis untuk kurun waktu yang lama. Contohnya
adalah: berbicara dengan orang lain, mencoba mencari informasi yang
banyak tentang masalah yang sedang dihadapi, menghubungkan situasi
dengan kekuatan supranatural, melakukan latihan fisik, membuat altematif,
dan mengambil pelajaran dari masalah.
2.

Metode koping jangka pendek
Mempakan metode untuk mengurangi stres/ketegangan psikologi dan cukup
efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak efektif jika digunakan dalam
jangka panjang, contohnya: menggunakan alkohoi, melamun, meiihat aspek
humor dari situasi yang tidak menyenangkan, banyak tidur, merokok, dan
menangis.
Maramis (2005) berpendapat bahwa ada bermacam-macam tindakan yang

dapat dilakukan untuk mengatasi stres, yang secara garis besar dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Cara yang berorientasi pada tugas atau task oriented
Mengatasi stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti upaya mengatasi
masalah tersebut secara sadar, realistis, dan rasional. Menumt Maramis cara
ini dapat dilakukan dengan "serangan", penarikan diri, dan kompromi.
2.

Cara yang berorientasi pada pembelaan ego atau ego defence mechanism
Cara yang berorientasi pada pembelaan ego dilakukan secara tidak sadar
(bahwa itu kelim), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini dapat
dilakukan dengan: fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi,
proyeksi, penyusunan reaksi (reaction formation), sublimasi, kompensasi,
salah pindah (displacement).

14

2.1.9.

Stres Pada Mahasiswa Kedokteran

A.

Definisi Mahasiswa Kedokteran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mahasiswa adalah individu

yang belajar di jenjang perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan orang yang sudah
lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sedang menempuh proses
belajar di pendidikan tinggi serta melaksanakan proses sosialisasi (Daldiyono,
2009).
Mahasiswa Kedokteran adalah mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan kedokteran selama kurang lebih 3,5 tahun (pre-klinik) dan 1,5 tahun
(kepaniteraan klinik).

B.

Prevalensi Stres Pada Mahasiswa Kedokteran
Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa kedokteran telah

dilakukan di berbagai universitas di dunia. Menurut hasil penelitian Bughi (2006)
didapatkan prevalensi teijadinya stres pada mahasiswa kedokteran Universitas
California di Amerika sebesar 51%. Penelitian sejems dilakukan oleh Firth (2004)
pada tiga fakultas kedokteran di Inggris secara bersamaan. Penelitian yang
melibatkan 318 partisipan tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa
fakultas kedokteran adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan
di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Di Thailand, dengan 686 partisipan dari Ramathibodi Hospital University,
prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4% (Saipanish,
2003).
2. Di Pakistan, dengan 252 partisipan dari Ziauddin Medical University,
prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran tahun pertama, kedua,
ketiga, dan keempat berturut-turut adalah 73%, 66%, 49%, dan 47%. (Saqib
& Inam, 2003).
3. Di Arab Saudi, berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Abdulghani (2011), menyatakan bahwa prevalensi stres tertinggi dialami
oleh mahasiswa fakultas kedokteran tahun pertama yaitu 74,2% dan pada
tahun berikutnya prevalensinya menurun.

15

C.

Etiologi Stres Pada Mahasiswa Kedokteran

Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau
penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya,
terutama dari tuntutan ekstemal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan
ekstemal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan
orangtua untuk berhasil di kuiiahnya, dan penyesuaian sosial di lingkungan
kampusnya.

Tuntutan

ini juga

termasuk

kompetensi

perkuliahan dan

meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit.
Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa
dalam mengikuti pelajaran (Heiman, 2005).
Stres belajar merupakan salah satu jenis stres yang banyak dialami oleh
mahasiswa (Kustyarini, 2008). Penelitian dari Virginia (1999) dalam Farida
(2008) mengungkapkan faktor-faktor penyebab stres mahasiswa dipersentasekan
sebagai berikut: stres akademik 26%, konflik dengan orang tua 17%, masalah
finansial 10%, pindah rumah dan sekolah 5%. Dalam penelitian lain, faktor yang
juga dapat mencetuskan stres diantaranya adalah pembahan kebiasaan belajar,
proses pembelajaran, lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau
tenaga pengajar, dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau
teman lain di lingkungan kampus yang tidak dalam satu angkatan (Moffat dkk,
2004). Sementara itu menumt Habeeb (2010), terdapat 3 sumber yang umumnya
dapat menyebabkan stres pada mahasiswa yaitu prestasi akademik, masalah sosial
dan masalah keuangan.
Menumt Santrock (2003), berbagai penyebab stres yang dihadapi oleh para
mahasiswa dapat berhubungan dengan faktor personal seperti:
1. jauhnya para mahasiswa dari orang tua dan sanak saudara
2. ekonomi/finansial (pengelolaan keuangan, uang saku, dll)
3. problem interaksi dengan teman dan lingkungan bam serta problemproblem personal lainnya
Selain itu, faktor akademik juga menyumbangkan potensi stres, seperti:
1. pembahan gaya belajar dari sekolah menengah ke pendidikan tinggi
2. tugas-tugas perkuliahan

16

3. target pencapaian nilai, prestasi akademik dan problem-problem
akademik lainnya
Mahasiswa universitas mengalami banyak stres dan penyebab stres tersebut
berbeda satu dengan lain dari setiap individu. Terutama untuk mahasiswa tingkat
pertama yang menghadapi norma dan budaya yang baru, teman kelompok baru,
tugas yang banyak, dan perubahan pada gaya hidup menuntut waktu dan selfcontrol yang lebih banyak dibandingkan pada masa sekolah menengah atas
(Gleitman, Reisberg, dan Gross 2007). Selain itu menurut Payne & Hahn (2002),
stres pada mahasiswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu tuntutan
institusi, masalah keuangan, tuntutan sosial, tuntutan yang berasai dari diri sendiri,
tuntutan keluarga, manajemen waktu, konflik budaya, masalah agama, dan
timtutan fakultas.
D. Alat Ukur Tingkat Stres Mahasiswa Kedokteran
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres
pada mahasiswa kedokteran adalah Medical Student Stressor Questionnaire
(MSSQ). MSSQ merupakan self report questionnaire terdiri dari 40 butir
pertanyaan yang mewakili 6 domain stresor mahasiswa kedokteran pada
umumnya, yaitu:
1. Domain I : ARS (Academic Related Stressor)
Stresor terkait akademis / kegiatan perkuliahan
2. Domain I I : IRS (fntrapersonal & Interpersonal Related Stressor)
Stresor terkait hubungan intra dan interpersonal
3. Domain I I I : TLRS (Teaching & Learning Related Stressor)
Stresor terkait kegiatan belajar mengajar
4. Domain IV : SRS (Social Related Stressor)
Stresor terkait sosial
5. Domain V : DRS (Drive & Desire Related Stressor)
Stresor terkait dorongan dan motivasi
6. Domain V I : GARS (Group Activites Related Stressor)
Stresor terkait aktivitas dalam suatu kelompok/grup
Soal dalam Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) ini akan
menanyakan tentang keadaan yang menurut responden dapat menyebabkan stres.

17

Responden akan diminta untuk memberi tanda centang (V) pada jawaban
pertanyaan.
1. 'Tidak menimbulkan stres" diberi skor 0
2. "sedikit menimbulkan stres" diberi skor 1
3. "cukup menimbulkan stres" diberi skor 2
4. "sangat menimbulkan stres" diberi skor 3
5. "sangat banyak menimbulkan stres" diberi skor 4
Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan
stres sebagai berikut:
1. Stresringan= total skor 0 - 1.00
2.

Stres sedang = total skor 1.01 - 2.00

3.

Stres berat = total skor 2.01 - 3.00
Medical Student Stressor Questionairre (MSSQ) telah dinyatakan valid dan

reliabel dengan nilai koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0,95 (Yusoff, 2010).
Nilai koefisien Cronbach's Alpha tiap domain stresor adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Nilai koefisien Cronbach's alpha tiap domain stresor
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Stressor Domain
Academic Related Stress(ARS)
Intrapersonal & Interpersonal
Related Stressor (IRS)
Teaching & Learning Related
Stressor (TLRS)
Social Related Stressor (SRS)
Drive & Desire Related Stressor
(DDRS)
Group Activites Related Stressor
(GARS)

Sumber: Yusoff (2010)

Cronbach's alpha value
0,921
0,895
0,858
0,710
0,646
0,728

18

2.2. Kerangka Teori
Penyebab Stres
Faktor -faktor yang
menyebabkan stres pada
mahasiswa kedokteran:
- tempat tinggal yang jauh dari
orangtua/keluarga

- Stresor biologik
- Stresor fisik

- masalah ekonomi (pengelolaan
keuangan, uang saku, dll)

- Stresor kimia

ft

- Stresor sosial
dan psikologik

- akademik (tugas kuliah, ujian,
prestasi akademik, dll)

- Stresor spiritual

t
Stres

tidak stres
stres

I Coping
••l mechanism

Keterangan:

[

I

: variabel yang diteliti

!

: variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Rasmun, 2004; Potter&Peny, 2005; Heiman, 2005; Santrock, 2003; Smert,
1994

19

2.3. Hipotesis
2.3.1. Hipotesis Null (Ho)
1. Tidak ada perbedaan domisili mahasiswa dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013 dan 2014.
2. Tidak ada perbedaan status ekonomi dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014.
3. Tidak ada perbedaan prestasi akademik dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014.
23.2. Hipotesis Altematif (H|)
1. Ada perbedaan domisili mahasiswa dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013 dan 2014.
2. Ada perbedaan status ekonomi dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014.
3. Ada perbedaan prestasi akademik dengan kejadian stres pada
mahasiswa angkatan 2012, 2013, dan 2014.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat penelitian survei analitik dengan pendekatan studi
cross sectional.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2014.
3.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.

33. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa angkatan 2012, 2013,
dan 2014 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
33.2. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel
Sampel adalah subset (bagian) populasi yang diteliti (Sastroasmoro, 2011).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa angkatan 2012, 2013,
dan 2014 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Jumlah
mahasiswa angkatan 2012 adalah 66 orang, angkatan 2013 sebanyak 86 orang,
dan angkatan 2014 sebanyak 88 orang, sehingga total sampel adalah 240 orang.
333. Kriteria Sampel
A. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang angkatan 2012,
2013, dan 2014 yang hadir pada saat pengambilan data dan bersedia
mengisi kuesioner serta menandatangani informed consent.

20

21

B. Kriteria Eksklusi


Mahasiswa yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Bebas
1. Domisili mahasiswa
2. Status Ekonomi
3. Prestasi akademik
3.4.2. Variabel Terikat
Kejadian Stres

3.5. Definisi Operasional
1. Domisili Mahasiswa
A. Definisi
Tempat tinggal mahasiswa fk ump selama menempuh pendidikan
kedokteran.
B. Alat Ukur
Kuesioner
C. Cara Ukur
Variabel diukur menggunakan kuesioner secara self-assessment oleh
responden.
D. Hasil Ukur
Tinggal bersama orangtua/keluarga
Tidak tinggal bersama orangtua/keluarga
E.

SkalaUkur
Nominal

2. Status Ekonomi
A. Definisi
Status ekonomi yang diukur melalui jumlah uang saku mahasiswa per
bulan
B. Alat Ukur
Kuesioner
C. Cara Ukur

22

Variabel diukur menggunakan kuesioner secara self-assessment oleh
responden.
D. Hasil Ukur
Rp 1.850.000,00 (di atas UMR/tinggi)
E. SkalaUkur
Ordinal
3. Prestasi Akademik
A. Definisi
Prestasi akademik yang dicapai mahasiswa fk ump berdasarkan IPK
(indeks prestasi kumulatif).
B. Alat Ukur
Kuesioner
C. Cara Ukur
Variabel diukur menggunakan kuesioner secara self-assessment oleh
responden.
D. Hasil Ukur
Nilai IPK (indeks prestasi kumulatif):
2,76 - > 3,50 : berprestasi
< 2,50 - 2, 75 : kurang berprestasi
E. Skala Ukur
Ordinal

4. Kejadian Stres
A. Definisi
Kejadian stres adalah hasil penilaian stres atau tidak stresnya
individu yang diukur dengan menggunakan kuesioner.
B. Alat Ukur
Kuesioner Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ)
C. Cara Ukur
Variabel diukur menggunakan kuesioner secara self-assessment oleh
responden.

23

D. Hasil Ukur
Tidak stres ^ total skor 0 - 2.00
Stres =2.01 -3.00
E. SkalaUkur
Ordinal

3.6. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data penelitian yaitu dengan meiihat data primer secara
Iangsung dengan menggunakan kuesioner pada mahasiswa angkatan 2012, 2013,
dan 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Biodata responden: nama, angkatan, domisili, Jumlah uang saku per bulan,
nilai IPK atau nilai akhir blok terakhir yang diikuti
2. Medical Student Stress Questionnaire (MSSQ) : terdiri dari 40 butir
pertanyaan, setiap pertanyaan mewakili stresor yang menyebabkan stres
pada mahasiswa.

3.7. Cara Pengolahan Data dan Analisis Data
3.7.1. Cara Pengolahan Data
Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing adalah setiap lembar kuisioner diperiksa untuk memastikan
bahwa setiap pertanyaan yang terdapat dalam daftar kuisioner telah
terisi semua.
2.

Coding adalah pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul
dalam kuisioner untuk memudahkan proses pengolahan data.

3. Processing adalah melakukan pemindahan atau memasukkan data dari
kuisioner ke dalam komputer untuk diproses menggunakan software
statistik.
4.

Cleaning adalah proses yang dilakukan setelah data masuk ke
komputer, data akan diperiksa apakah ada keseilahan atau tidak.

24

5.

Tabulating, pada tahap ini jawaban-jawaban responden yang sama
dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan,
kemudian dituliskan dalam bentuk tabel.

3.7.2. Analisis Data
A. Analisis Univariat
Pada analisa univariat seluruh variabel disusun dalam bentuk distribusi
ftekuensi. Pada analisa ini akan diperoleh gambaran tingkat stres, domisili
mahasiswa, status ekonomi, dan prestasi akademik mahasiswa yang akan
disajikan dalam bentuk tabel/grafik.
B. Analisis Bivariat
Pada penelitian ini akan digunakan tabel 2 x 2 dengan uji Chi-Square untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan/perbedaan antara variabel. Pemyataan
hubungan/perbedaan yang signifikan kemudian dinyatakan dengan nilai p dan
kekuatan hubungan dibuktikan dengan CI 95%.

3.8. Alur Penelitian
Mahasiswa
angkatan 2012

Mahasiswa
angkatan 2014

Mahasiswa
angkatan 2013

Terpapar
faktor risiko
stres

Tidak terpapar
faktor risiko

Tidak stres

stres

Pengolahan data

Analisis data

Hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1. Gambar Alur Penelitian

Tidak stres

26

3.9. Implikasi Etik
Etika penelitian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kaidah yang
berlaku. Subjek yang diteliti dalam penelitian terlebih dahulu mendapatkan
penjelasan lisan dan tertulis mengenai tujuan penelitian, uraian mengenai
keikutsertaan dalam penelitian, prosedur penelitian, kewajiban subjek penelitian,
risiko dan kerugian, manfaat, kerahasiaan dan pembiayaan, serta informasi
tambahan dari penelitian. Kemudian subjek mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan setelah penjelasan {informed consent).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang pada bulan November - Desember 2014.
Responden penelitian ini adalah sebanyak 240 mahasiswa yang terdiri dari
mahasiswa angkatan 2012 sebanyak 66 orang, angkatan 2013 sebanyak 86
orang, dan angkatan 2014 sebanyak 88 orang di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang. Penelitian ini dilakukan dengan
cara membagikan kuisioner Medical Student Stressor Questionnaire
(MSSQ) dan lembar pengisian biodata responden kepada setiap responden
yang dikumpulkan bersama di ruang kuliah Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang dengan memberikan penjelasan
terlebih dahulu kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.
4.1.1. Karakteristik Responden
Distribusi

karakteristik responden

yang terdiri

dari domisili

mahasiswa, uang saku per bulan dan prestasi akademik dapat dilihat pada
tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden
Domisili:
Tidak tinggal bersama orangtua
Tinggal bersama orangtua
Uang saku per bulan :
Di bawah UMR
Di atas UMR
Prestasi akademik:
Berprestasi
Kurang berprestasi

27

Responden
n=240

%

116
124

48,3
51,7

159
81

66,2
33,8

187
53

77.9
22,1

28

Pada tabel 4.1 diketahui bahwa mahasiswa yang tidak tinggal bersama
orangtua yaitu sebanyak 116 orang (48,3%) sedangkan mahasiswa yang
tinggal bersama orangtua sebanyak 124 orang (51,7%).
Berdasarkan uang saku per bulan diketahui bahwa mahasiswa yang
memiliki uang saku per bulan di bawah UMR yaitu sebanyak 159 orang
(66,2%) sedangkan mahasiswa yang memiliki uang saku per bulan di atas
UMR sebanyak 81 orang (33,8%).
Berdasarkan prestasi akademik diketahui bahwa mahasiswa yang
berprestasi sebanyak 187 orang (77,9 %) sedangkan yang kurang berprestasi
sebanyak 53 orang (22,1 %).

4.1.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Stres
Distribusi frekuensi kejadian stres pada mahasiswa angkatan 2012,
2013, dan 2014 Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Stres
Kej