Bab VII - DOCRPIJM 1480490588BAB 7 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Maros fiks
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Bab VII
7.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilaya Kabupaten Maros
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) di Kabupaten Maros Berdasarkan Sudut Kepentingan yang meliputi;
)
1. KSK Dengan Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
- -JM
2 PI
Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka rencana
R (
kawasan strategis kabupaten yang layak ditetapkan dalam RTRW
AH G
Kabupaten Maros diarahkan pada:
EN
Kawasan Perkotaan Barandasi Kecamatan Lau; EN
M A
Kawasan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Kecamatan
K G
Mandai Kabupaten Maros;
- -2019
JAN
Kawasan potensi pengembangan ekonomi di wilayah pesisir Kecamatan R
U T
2015 Marusu, Kecamatan Maros Baru, Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa; K
U
UN
R T H
Kawasan Minapolitan di Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, Kecamatan
AAS R
Marusu dan Kecamatan Maros Baru;
F N
I ROS T
Kawasan agrowisata yang terpadu dengan Agropolitan Tanralili;
ASI
MA Kawasan wisata pasir putih Pantai Kuri Kecamatan Marusu;
N
VEST
TE
Kawasan Perdagangan Pasar Tradisional Modern Kota Maros di
N
Kecamatan Turikale;
AM I
BUPA
R
A
Kawasan Perdagangan Pasar Induk Pertanian Kabupaten Maros di
K
OG R P
Kecamatan Turikale;
A
Kawasan Kota Baru Moncongloe di Kecamatan Moncongloe;
AN C
Kawasan perkotaan Baru Satelit Mandai di Kecamatan Mandai; dan
EN R Kawasan perkotaan Baru Satelit Maros di Kecamatan Turikale. EN M U OK
LAPORAN AKHIR D
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 20142. KSK Dengan Sudut Kepentingan Sosial Budaya Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya di Kabupaten Maros meliputi; Kawasan pendopo Pallantikang Karaeng Marusu di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru; Kawasan rumah adat Karaeng Loe Ripakere (istana raja Marusu) di Desa Bonto Tallasa Kec. Simbang; dan Kawasan budaya Khawaltiah Sammang di Patte’ne Desa Temmappaduae Kecamatan Marusu, Leppangkomae Desa Borimasunggu Kecamatan Maros Baru, dan Kelurahan Turikale Kecamatan Turikale.
3. KSK Dengan Sudut Kepentingan Sumberdaya Alam Dan Teknologi
)
Tinggi
- -JM
2 PI
Untuk kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi di
R (
Kabupaten Maros, terdiri atas :
AH G
Rencana pembangunan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
EN
di Kecamatan Tompobulu;
EN M A
Rencana pembangunan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
K G
(PLTHM) di Mallawa;
- -2019
JAN
Rencana pembangunan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) R
U T
2015 di Kecamatan Bontoa;
K U
UN
R T H
Kawasan Pabrik Semen Bosowa di Kecamatan Bantimurung; dan A
AS R
Kawasan penambangan marmer di Kecamatan Bantimurung dan
F N
I ROS T Kecamatan Simbang. ASI
MA
4. KSK Dengan Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung N
VEST
TE Lingkungan Hidup
N
Kawasan strategis untuk kepentingan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten
AM I
BUPA
R
A Maros meliputi ;
K
OG R P
Kawasan wisata alam dan Agrowisata Bantimurung Kecamatan
A
Bantimurung;
AN C
Kawasan wisata Cagar Alam Karaenta yang terpadu dengan Goa
EN R
Salukang Kallang Kecamatan Cenrana; dan
EN M Kawasan wisata alam air panas di Dusun Reatoa Kecamatan Mallawa. U OK
LAPORAN AKHIR D
5. KSK Dengan Sudut Kepentingan Pertahanan dan Keamanan
Kawasan potensi pengembangan ekonomi di wilayah pesisir
Satelit Maros Kecamatan Turikale Kawasan pendopo Pallantikang Sosial Budaya Kelurahan Pallantikang
Satelit Mandai Kecamatan Mandai Kawasan perkotaan Baru
Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kawasan perkotaan Baru
Induk Pertanian Kabupaten Maros Kecamatan Turikale Kawasan Kota Baru
Tradisional Modern Kota Maros di Kecamatan Turikale Kawasan Perdagangan Pasar
Kawasan agrowisata yang terpadu dengan Agropolitan Tanralili Kawasan Perdagangan Pasar
Kawasan Minapolitan Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, Kecamatan Marusu dan Kecamatan Maros Baru
Kecamatan Marusu, Kecamatan Maros Baru, Kecamatan Lau dan Kecamatan Bontoa
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Lau Kawasan Bandar Udara
(1) (2) (3) Kawasan Perkotaan Barandasi
Tabel 7.1. Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MAROS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASANKawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, terdiri atas: Kawasan Lapangan Udara (LANUD) Hasanuddin di Kecamatan Mandai; Kawasan KOSTRAD Batalyon Infantri L-433 Julu Siri di Sambueja Kecamatan Simbang; dan Kawasan KOSTRAD Kompi Zeni dan Tempur A, B, dan C dan Batalyon Zeni dan Tempur 8 Sakti Mandraguna di Kariango Kecamatan Tanralili.
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
2 -JM )
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
VEST ASI
Internasional Sultan Hasanuddin Kecamatan Mandai Kabupaten Maros
LAPORAN AKHIR D
Teknologi Tinggi Kecamatan Tompobulu Rencana pembangunan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM) Mallawa Rencana pembangunan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kecamatan Bontoa Kawasan Pabrik Semen Bosowa
Sambueja Kecamatan Simbang Kawasan KOSTRAD Kompi Zeni dan Tempur A, B, dan C dan Batalyon Zeni dan Tempur
Keamanan Kecamatan Mandai Kawasan KOSTRAD Batalyon Infantri L-433 Julu Siri
Mallawa Kawasan Lapangan Udara (LANUD) Hasanuddin Pertahanan dan
Kawasan wisata Cagar Alam Karaenta yang terpadu dengan Goa Salukang Kallang Kecamatan Cenrana Kawasan wisata alam air panas Dusun Reatoa Kecamatan
Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup Kecamatan Bantimurung
Kecamatan Bantimurung dan Kecamatan Simbang Kawasan wisata alam dan Agrowisata Bantimurung
Kecamatan Bantimurung Kawasan penambangan marmer
Rencana pembangunan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sumberdaya Alam Dan
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
Kecamatan Marusu, Leppangkomae Desa Borimasunggu Kecamatan Maros Baru, dan Kelurahan Turikale Kecamatan Turikale
Simbang Kawasan budaya Khawaltiah Sammang di Patte’ne Desa Temmappaduae
Loe Ripakere (istana raja Marusu) Desa Bonto Tallasa Kec.
Karaeng Marusu Kecamatan Maros Baru Kawasan rumah adat Karaeng
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN MAROS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/BATAS KAWASAN (1) (2) (3)
2 -JM )
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
VEST ASI
8 Sakti Mandraguna Kariango Kecamatan Tanralili
b. Arahan pengembangan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi;
1. Arahan Pengembangan Struktur Ruang
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Maros harus menggambarkan arahan struktur ruang wilayah nasional dan wilayah provinsi yang ada di wilayah Kabupaten Maros. Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Maros merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri atas: a. PKN Mamminasata yang berada di wilayah kabupaten;
b. PKLp yang berada di wilayah kabupaten;
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau
beberapa desa; dand. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
2. Arahan Pengembangan Pola Ruang
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumbedaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung di Kabupaten Maros mutlak ada dan diperlukan, baik untuk perlindungan pada lingkup ruang wilayah Kabupaten Maros maupun untuk perlindungan pada wilayah sekitarnya. Perlindungan ini dilakukan untuk melindungi lingkungan hidup, manusia dan makhluk hidup lainnya beserta aktivitasnya dari akibat yang ditimbulkan oleh bencana alam, dan/atau ulah manusia dan makhluk hidup lainnya yang merusak kealamian, kelestarian dan keselamatan tata kehidupan. Kawasan lindung adalah kawasan yang fungsinya tidak diperkenankan adanya kegiatan manusia. Yang termasuk kawasan lindung di Kabupaten Maros terbagi atas :
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 20141. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
2. Kawasan perlindungan setempat;
3. Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;
4. Kawasan rawan bencana alam;
5. Kawasan lindung geologi; dan 6. Kawasan lindung lainnya. Kawasan budidaya dapat diartikan sebagai wilayah yang dapat dibudidayakan dan difungsikan untuk kepentingan pembangunan dalam bentuk kegiatan usaha berbagai sektor atau sub sektor pembangunan yang terkait. Kriteria kawasan budidaya adalah ukuran yang meliputi daya dukung, aspek-aspek yang mempengaruhi sinergi antar kegiatan dan kelestarian lingkungan. Penetapan kawasan budidaya dapat dikelompokkan ke dalam dua kriteria, yaitu kriteria sektoral dan kriteria ruang. Kriteria teknis sektoral kawasan budidaya adalah suatu kegiatan dalam kawasan yang memenuhi ketentuan-ketentuan teknis seperti daya dukung, kesesuaian lahan, bebas bencana, dan lain-lain. Sedangkan kriteria ruang kawasan budidaya menentukan pemanfaatan ruang kegiatan budidaya yang menghasilkan nilai sinergi terbesar untuk kesejahteraan masyarakat dan tidak bertentangan dengan kelestarian lingkungan. Pengelolaan kawasan budidaya adalah suatu pendekatan dalam mengelola kawasan-kawasan di luar kawasan lindung agar pemanfaatannya dilakukan secara optimal, selaras, dan serasi dengan kawasan lindung dalam mewujudkan pembangunan daerah. Penetapan suatu kawasan budidaya dengan fungsi utama tertentu, selain mengacu pada kriteria harus mempertimbangkan faktor-faktor lain, yaitu :
1. Lingkungan buatan, sosial, dan interaksi antar wilayah;
2. Tahapan, pembiayaan, dan pengelolaan pembangunan serta pembinaan kemampuan kelembagaan;
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 20143. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan fungsi budidaya dan
fungsi lindung, dimensi waktu, teknologi, sosial budaya serta fungsi
pertahanan dan keamanan.3. Arahan Pengembangan Struktur Ruang Dan Pola Ruang Keciptakaryaan.
Rencana Sumber-Sumber Air Baku Untuk Kegiatan Permukiman Perkotaan Potensi air baku yang ada berupa air sumur, sungai, dan air pegunungan yang merupakan air bersih utama bagi masyarakat perdesaan, sedangkan pada kawasan perkotaan sebagian besar memanfaatkan air
)
yang bersumber dari PDAM. Dalam upaya peningkatan pelayanan akan
- -JM
2 PI
air bersih maka direncanakan:
R (
1. Perlunya identifikasi potensi air baku dan peningkatan proses
AH G
pengolahan menjadi air bersih yang memiliki sanitasi tinggi yang
EN sesuai dengan standar kesehatan. EN M
2. Kebutuhan air bersih di Kabupaten Maros dapat dikategorikan dalam
A K G
2 (dua) jenis pemakaian yaitu domestik (rumah tangga) dan non-
- -2019
JAN
domestik seperti industri, perkantoran pemerintahan, hotel dan
R U T
2015
restoran, perdagangan, dan lain-lain, pada setiap kecamatan adalah
K U
UN
R
sebagai berikut:
T H
A
AS
- R
Sistem pelayanan air bersih perkotaan dengan penduduk
F N
I ROS T
minimal 10.000 jiwa, dilayani melalui sistem penyediaan air
ASI
MA bersih perpipaan dengan Instalasi Pengolahan Air Lengkap oleh
N
VEST PDAM.
TE
N
Sistem pelayanan air bersih pedesaan dilayani melalui Sistem -
AM I
BUPA
R
A Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS). Sambungan
K
OG R P
langsung dari PDAM di pedesaan, dengan sumber air baku dari
A
mata air di pegunungan atau air tanah. Kemudian, masyarakat
AN C
dapat memenuhi sendiri kebutuhannya melalui sumber air
EN R
lainnya atau membuat sistem penampungan air hujan (PAH)
EN M yang memadai untuk setiap rumah tangga. U OK
LAPORAN AKHIR D
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Potensi sumber-sumber air baku di wilayah kabupaten Maros pada
dasarnya cukup besar, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sungai yang
ada di wilayah ini seperti Sungai Lekopancing, sumber air Pattontongan
di Kecamatan Tanralili, bendungan Carangki di Kecamatan Tanralili, dan
Bendungan Bontosunggu di Kecamatan Tompobulu. Sedangkan unit
produksi air minum meliputi: IPA Bantimurung untuk melayani Kawasan
Perkotaan, Lau dan Bontoa, IPA Pattontongan untuk melayani Kawasan
Bandara Sultan Hasanuddin, dan IPA Maros melayani wilayah
kecamatan lainnya.Terdapat beberapa sumber air baku yang potensial untuk dikembangkan
untuk kegiatan permukiman, baik di wilayah perkotaan maupun wilayah
perdesaan, seperti sumber air baku Bantimurung (500 liter/detik).
Sumber air baku yang dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan air
bersih di kabupaten Maros adalah berasal dari IPA Bantimurung dan
Bendungan Carangki. IPA Bantimurung memiliki kapasitas debit air 500
liter/detik, namun yang dapat diusahakan baru mencapai 70 liter/detik.
Sedangkan Bendungan Carangki hanya dimanfaatkan 50 liter/detik,
meskipun kapasitas IPA Carangki tersebut dapat mencapai lebih 1000
liter/detik. Potensi air baku pada Bendungan Carangki sudah tidak dapat
dikembangkan lagi karena sebagian besar potensinya diperuntukkan
untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kota Makassar dengan kapasitas
terpasang 1.000 liter/detik. Oleh karena itu, PDAM Kabupaten Maros
hanya dapat mengembangkan kapasitas IPA Bantimurung, mengingat
pertumbuhan penggunaan air bersih yang semekin meningkat. Kawasan
Bandar Udara Sultan Hasanuddin yang baru membutuhkan suplai air
sebanyak 80 liter/detik, sehingga dalam pengembangannya, PDAM
Kabupaten Maros terus melakukan peningkatan kapasitas.Tabel 7.2. Rencana Pemanfaatan Sumber Air Baku Kabupaten Maros No Jenis Pengembangan Kecamatan1
2
3
1 Perpipaan air bersih
Bontoa Marusu Maros Baru
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 No Jenis Pengembangan Kecamatan
1
2
3 Lau Bantimurung Simbang Turikale Mandai Tanralili
2 Perpipaan air baku Mandai Bantimurung
3 Instalasi pengolahan air Pattontongan Bantimurung Mandai
4 Sumber air baku Sungai
)
- Bantimu
- -JM
2
- Maros
PI R
Bendungan
(
- Batubassi
AH G
- Lekopancing
EN
- Carangki
EN M
- Bontosunggu
A
5 Reservoar Bantimurung : 2 Unit K
G
Mandai : 2 Unit
- -2019
JAN
Sumber: Dinas PDAM Kabupaten Maros, Tahun 2013
R U T
2015
K U
Rencana Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan UN
R T H
A Sistem jaringan prasarana lainnya di Kabupaten Maros, terdiri atas:
AS R F
a. sistem pengelolaan persampahan;
N
I ROS T
b. sistem Penyediaan Air Minum (SPAM);
ASI
MA N
c. sistem jaringan drainase;
VEST
TE
N
d. sistem jaringan air limbah;
AM I
e. jalur evakuasi bencana; BUPA
R
A K
OG
f. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah bahan
R P
berbahaya dan beracun (B3); dan
A AN g. manajemen proteksi kebakaran perkotaan. C EN
Rencana Sistem Persampahan
R
Volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Maros berasal dari EN
M U
kegiatan rumah tangga (domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas
OK
LAPORAN AKHIR D
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 sosial, perkantoran, pasar, pertokoan dan kegiatan lainnya (non domestik). Tujuan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Maros adalah untuk meningkatkan pengolahan dan penanganan sampah yang ramah lingkungan. Memperkecil dampak yang ditimbulkan dari cara pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan serta meningkatkan daur ulang dan pengomposan. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Maros, ditetapkan dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya Rencana-rencana penanganan dan pengembangan persampahan di
)
Kabupaten Maros adalah sebagai berikut:
- -JM
2 PI
1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan
R (
berdasarkan konsep daur ulang-pemanfaatan kembali-pengurangan
AH G
dalam pemrosesan sampah di TPA yang ada maupun yang akan
EN dikembangkan. EN M
2. Rencana pengolahan sampah organis menjadi kompos skala kecil
A K G
yang tersebar di lingkungan permukiman khususnya kawasan
- -2019
JAN perkotaan di Kabupaten Maros. R U T
2015
3. Sistem pengelolaan sampah yang baik adalah system sanitary
K U
UN
R
landfill (lahan urug sanitasi). Sistem ini dapat menjamin kondisi
T H
A
AS
sanitasi lingkungan di sekitarnya. Semua potensi pencemaran dapat
R F N
dicegah dengan berbagai teknik rekayasa. Lapisan kedap air untuk
I ROS T ASI
mencegah rembesan lindi (leachate), tanah penutup untuk MA N mencegah bau dan serpihan sampah ke lingkungan sekitar, serta
VEST
TE
N
sistem ventilasi gas metana untuk mencegahnya terakumulasi dalam
AM I
BUPA
R tumpukan sampah.
A K
OG R
4. Pengembangan tempat pemrosesan sampah akhir (TPA) berlokasi di
P A
Bontoramba Kecamatan Mandai, dengan luas lahan kurang lebih 2,8
AN C
Ha, tetapi selain itu mengingat Kabupaten Maros masuk dalam
EN
bagian wilayah pengembangan Kawasan Mamminasata maka
R EN
rencana TPA Regional Mamminasata akan dipusatkan di Kecamatan
M U Patallassang, Kabupaten Gowa dengan sistem sanitary landfill. OK
LAPORAN AKHIR D
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 20145. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan,
bergerak dan tidak bergerak, khususnya TPS, kontainer dan truk.
6. TPS sampah organik dan TPS sampah anorganik dikembangkan di
kawasan perkotaan PKN, PKLp, PPK dan PPL serta di setiap unit
lingkungan permukiman.7. Mengembangkan kemitraan dengan swasta berkaitan untuk pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.
8. Rencana pembangunan Tempat pengolahan sampah terpadu
(TPST) yang berada di Kawasan perkotaan Maros Kecamatan
Bontoa. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM))
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), ditetapkan dalam rangka
- -JM
2
menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air minum bagi
PI R (
penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan
AH G
cakupan pelayanan. SPAM yang dimaksud terdiri atas jaringan
EN
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. SPAM jaringan perpipaan
EN M
meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan
A K
unit pengelolaan dengan kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan
G
- -2019
dan perkembangan Kabupaten Maros. SPAM bukan jaringan perpipaan
JAN R U
yang meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan
T
2015
K U
air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau UN
R T H
A bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan
AS R F peraturan perundang-undangan. N
I ROS T
SPAM di Kabupaten Maros dipadukan dengan sistem jaringan sumber
ASI
MA N daya air untuk menjamin ketersediaan air baku. SPAM jaringan
VEST
TE
N
perpipaan di Kabupaten Maros, meliputi:
AM I
1) unit air baku yang bersumber dari: BUPA
R
A K
OG
Sungai, yaitu Sungai Lekopancing, Sungai Kalumpang, Sungai
R P
Pute, dan Sungai Maros;
A AN
air tanah pada CAT Pangkajene di Kecamatan Tanralili,
C EN
Kecamatan Simbang dan Kecamatan Bantimurung; dan
R
bendungan, yaitu Bendungan Carangki di Kecamatan Tanralili
EN M U
dan Bendungan Bontosunggu di Kecamatan Tompobulu
OK
LAPORAN AKHIR D
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 20142) Unit produksi air minum, meliputi:
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Bantimurung untuk
melayani Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, dan Kecamatan Marusu; IPA Pattontongan melayani Kawasan Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin di Kecamatan Mandai; dan IPA Maros melayani Kecamatan Maros Baru, Kecamatan
Bantimurung, kecamatan Simbang, Kecamatan Turikale, dan Kecamatan Tanralili 3) Unit distribusi air minum ditetapkan di Kecamatan Mandai dan) Kecamatan Bantimurung.
- -JM
2 Penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum dapat juga PI R ( diupayakan melalui rekayasa pengolahan air baku. AH G
Rencana Sistem Jaringan Drainase
EN
Prasarana drainase memegang peranan penting di dalam
EN M
penanggulangan permasalahan genangan dan banjir di Kabupaten
A K G
Maros. Permasalahan genangan dan banjir berada pada kawasan kota
- -2019
JAN
yang mempunyai intensitas kawasan terbangun cukup tinggi, yang
R U T
2015 umumnya berada pada jalur jalan utama kota. Disamping itu juga pada
K U
UN
R
beberapa kawasan pinggiran dan kawasan perdesaan juga mengalami
T H
A
AS R
permasalahan banjir terutama yang memiliki sistem drainase yang masih
F N
I ROS T
buruk dan kondisi topografi yang relatif fluktuatif. Kondisi topografi yang
ASI
MA sangat heterogen merupakan kendala mendasar pengembangan sistem
N
VEST
TE drainase yang terintegrasi.
N
Saluran drainase berjenjang mulai dari saluran primer berupa saluran
AM I
BUPA
R
A alam yaitu sungai kemudian sekunder sebagai saluran pengumpul
K
OG R P
sebelum menuju sungai dan terakhir tersier yang langsung terkait
A
dengan daerah tangkapan (Cathment Area). Misi pengembangan AN
C EN
drainase tidak hanya membuang air larian secepat-cepatnya tetapi lebih
R
penting dari itu adalah membuang air dalam waktu yang tepat sesuai
EN M U dengan kapasitas saluran. OK
LAPORAN AKHIR D
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 Selain faktor-faktor alam sebagaimana disebutkan sebelumnya, permasalahan drainase di Kabupaten Maros adalah dalam penyediaan prasarana yang telah ada. Saluran-saluran drainase yang ada saat ini sebagian besar fungsi hidrolisnya tidak memenuhi syarat teknis. Hal ini terlihat dari banyak terjadinya sedimentasi pada saluran, terjadinya aliran yang diam yang menjadikan munculnya beberapa genangan. Kondisi saluran drainase sebagian besar kurang terawat, sehingga terlihat pendangkalan saluran oleh erosi dinding saluran, banyak tumbuhan dan dijumpainya sampah di saluran drainase.
Program pengembangan saluran juga masih tidak terintegrasi sehingga penanggulangan daerah genangan di satu tempat hanya mengalihkan genangan di tempat lain. Pengembangan saluran tersier tidak terkoneksi dengan saluran sekunder dan primer. Untuk mencegah terjadinya genangan maka pengembangan sistem drainase diarahkan secara terintegrasi. Langkah-langkah pengembangan prasarana dapat dilakukan melalui:
1. Penetapan satuan-satuan pembuangan, didasarkan pada daerah tangkapan masing-masing sungai. DAS tersebut menjadi satuan pembuangan air limpahan berdasarkan batas DASnya dengan saluran primer masing-masing sungai.
2. Saluran sekunder dibangun melintang terhadap sungai dengan memperhatikan sub daerah tangkapan. Dimensi masing-masing saluran mempertimbangkan sub daerah tangkapan air maksimal.
3. Saluran tersier dibangun mempertimbangkan penggunaan lahan setempat Selain pengembangan jaringan prasarana, masih terdapat faktor-faktor lain di luar sistem drainase yang sangat mempengaruhi kinerja drainase di Kabupaten Maros. Beberapa faktor tersebut adalah sedimentasi dan besarnya debit air larian (run off) permukaan. Sedimentasi terutama terjadi di muara sungai sebagai akhir pembuangan dimana pencampuran antara air tawar dan air payau menyebabkan sedimentasi terangkut menjadi mengendap. Sedangkan tingginya air larian disebabkan rendahnya daya serap terutama daerah-daerah yang memiliki tutupan vegetasi yang kurang.
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 Dari dua permasalahan tersebut jika ditarik kebelakang maka hanya terdapat satu sumber masalah yaitu kerusakan di daerah tangkapan air. Kerusakan daerah tangkapan disebabkan perusakan hutan sehingga air hujan langsung mengalir tanpa adanya pelindung. Tingginya air larian akan membawa sedimentasi terlarut semakin besar. Akibatnya air sungai menjadi sangat keruh pada saat terjadi hujan. Dari beberapa identifikasi baik langsung terhadap kondisi hutan di daerah tangkapan maupun tidak langsung melalui pengamatan kekeruhan air dapat diketahui bahwa telah terjadi kerusakan DAS. Melihat kondisi saat ini maka perlu dilakukan program-program penunjang dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Program
)
tersebut antara lain:
- -JM
2 PI
1. Sistem jaringan drainase bertujuan untuk mengurangi genangan air
R (
dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan
AH G
permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan
EN perkantoran, kawasan pertanian, dan jalan. EN M
2. Sistem jaringan drainase yang berupa saluran drainase primer
A K G
dikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai
- -2019
JAN Maros, Sungai Pate dan Sungai Kalumpang. R U T
2015
3. Sistem jaringan drainase primer akan dilaksanakan secara terpadu
K U
UN
R dengan sistem pengendalian banjir. T H
A
AS
4. Sistem jaringan drainase sekunder meliputi anak sungai lainnya yang
R F N terintegrasi dengan sistem jaringan primer.
I ROS T ASI
5. Pembangunan dan peningkatan drainase sekunder yang dilakukan MA N melalui normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Maros, Sungai Pate
VEST
TE
N dan Sungai Kalumpang dan anak sungai lainnya. AM I
BUPA
R
6. Sistem jaringan drainase sekunder terintegrasi dengan drainase A K
OG R primer. P A
7. Sistem drainase tersier pada lingkungan permukiman perkotaan dan
AN C perdesaan terintegrasi dengan drainase sekunder. EN
8. Sistem jaringan drainase dikembangkan dengan prinsip mengurangi
R EN
aliran air masuk jaringan drainase, dapat dilakukan melalui
M U
pembuatan sumur-sumur resapan, biopori, kolam tendon/retensi, dan
OK
LAPORAN AKHIR D
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014penyediaan ruang terbuka hijau. Penyediaan sumur-sumur resapan
dan kolam retensi diterapkan pada lokasi permukiman yang ada di
kawasan resapan air dan tangkapan air. Rencana Sistem Jaringan Air Limbah Sistem jaringan air limbah di Kabupaten Maros ditetapkan dalam rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sistem jaringan air limbah wilayah kabupaten Maros meliputi: 1. sistem pembuangan air limbah setempat; dan 2. sistem pembuangan air limbah terpusat. Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah. Sistem pembuangan air limbah terpusat dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga. Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi: 1. sistem pembuangan air limbah terpusat Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang di Kecamatan Turikale; 2. sistem pembuangan air limbah terpusat Kawasan Industri Makassar - Maros di Kecamatan Marusu; dan 3. sistem pembuangan limbah terpusat kawasan perkotaan Maros di Kecamatan Turikale. Rencana IPAL limbah industri ditempatkan tidak jauh dari kawasan- kawasan agroindustri agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pengelolaan limbah. Sistem pembuangan air limbah terpusat ditentukan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial- budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga. Sedangkan rencana IPAL limbah domestik Kabupaten diarahkan dengan sistem klaster yang berada di kawasan Perkotaan di Kabupaten. Rencana sistem perpipaan air limbah kabupaten diarahkan sistem komunal yang berada di Perkotaan Maros dan ibukota kecamatan lainnya.
LAPORAN AKHIR D
OK U M EN R EN C AN A P R OG R AM I N
VEST ASI
I N F R AS T R U K T U R JAN G K A M EN EN G AH ( R PI
2 -JM )
K A BUPA TE N MA ROS T A H UN 2015 -2019 P E M E R I N T A H K A B U P A T E N M A R O S PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014 Berdasarkan sumbernya, air limbah di Kabupaten Maros dibedakan menjadi air limbah industri dan air limbah domestik. Volume buangan air limbah yang berasal dari kegiatan domestik masih lebih besar dari kegiatan industri namun demikian air limbah hasil kegiatan industri walaupun volumenya kecil tetapi pada umumnya mempunyai tingkat pencemaran yang tinggi. Termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan hotel dan rumah sakit sehingga membutuhkan penanganan khusus.