Penggunaan media wayang untuk meningkatkan keterampilan bercerita mata pelajaran IPS kelas Va MINU Wedoro Sidoarjo.

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA
TENTANG TOKOH-TOKOH SEJARAH
MASA HINDU-BUDHA DI INDONESIA PADA MATA PELAJARAN IPS
KELAS VA MINU WEDORO SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh
HAFIDA AINUR ROHMAH
D97213111

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
APRIL 2017

ABSTRAK
Ainur Rohmah, Hafida. 2017.Penggunaan Media Wayang Untuk Meningkatkan
Keterampilan Bercerita Tentang Tokoh-tokoh Sejarah Masa Hindu
Budha di Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA MINU Wedoro

Sidoarjo.Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing (1) M.
Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd. (2) Irfan Tamwifi, M. Ag.
Kata kunci: Penggunaan Media Wayang, Meningkatkan Keterampilan Bercerita.
Penelitian ini dilatarbelakangi kesulitan siswa kelas VA untuk bercerita di depan
kelas pada mata pelajaran IPS materi tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha di
Indonesia. Siswa juga merasa kesuliatan mengenali gambar wajah para tokoh sejarah
pada masa Hindu-Budha di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh sumber penggunaan
media yang kurang menarik dalam pembelajaran.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimana penggunaan
media wayang dalam meningkatkan keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh
sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia pada mata pelajaranh IPS di kelas VA MINU
Wedoro Sidoarjo? (2) Bagaimana peningkatan keterampilan bercerita tentang tokohtokoh sejarah masa Hindu Budha di Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas VA
MINU Wedoro Sidoarjo setelah tindakan?
Untuk memperoleh hasil penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas menggunakan model Kurt Lewin. Terdiri dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
Pada Siklus I dan siklus II terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi
dan Refleksi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo yang terdiri dari
42 dengan komposisi 26 siswi dan 16 siswa.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa: 1) Penggunaan media wayang dalam
meningkatkan keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha
di Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo dapat
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada perolehan aktivitas guru siklus I
sebesar 83,3, dan meningkat pada siklus II menjadi 95,8. Demikian juga dari hasil
observasi siswa pada siklus I adalah 79,5 dan pada siklus II adalah 97,7. 2)
Peningkatan keterampilan bercerita siswa dengan menggunakan media wayang
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada pra siklus
sebesar 72,2 dengan prosentase ketuntasan belajar 48%, berubah menjadi 77,6 dengan
prosentase ketuntasan belajar 62% pada siklus I, dan menjadi 86,3 dengan prosentase
ketuntasan belajar 93% pada siklus II.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………

i


HALAMAN JUDUL......................................................................................

ii

MOTTO……………………………………………………………………..

iii

PERSEMBAHAN…………………………………………………………..

iv

PERSETUJUAN SKRIPSI………………………………………………...

v

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI……………………………….

vi


ABSTRAK…………………………………………………………………..

vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..

x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..

xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….

xiv

DAFTAR DIAGRAM………………………………………………………

xv


DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..

xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………

1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….

5

C. Hipotesis Tindakan…………………………………………………...

6

D. Tujuan Penelitian…………………………………………………….


6

E. Lingkup Penelitian…………………………………………………...

7

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………..

7

G. Definisi Oprasional…………………………………………………..

8

H. Sistematika Pembahasan…………………………………………….

10

x


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan……………………………………………….

11

1. Pengertian Keterampilan Bercerita…………………………….

11

2. Jenis-jenis Bercerita……………………………………………..

12

3. Indikator Keterampilan Bercerita………………………………..

13

4. Cara Meningkatkan Keterampilan Bercerita……………………..


14

B. Media Pembelajaran…………………………………………………

15

1. Pengertian Media Pembelajaran………………………………...

15

2. Manfaat Media Pembelajaran…………………………………...

17

3. Media Wayang…………………………………………………..

18

4. Tahap Penggunaan Media Wayang……………………………..


19

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang…………………….

19

C. Hakikat IPS…………………………………………………………

20

1. Pengertian IPS …………………………………………………

20

2. Tujuan Pembelajaran IPS………………………………………

21

3. Ruang Lingkup IPS SD/MI…………………………………….


22

4. Materi Tokoh-Tokoh Sejarah Masa Hindu-Budha di Indonesia..

23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian………………………………………………….

29

B. Setting Penelitian………………

……………………………….

30

C. Variabel yang Diteliti…. …..…………………………………… .


31

D. Rencana Tindakan…………………………………………………

32

E. Sumber Data…………………………… ……………………..…...

34

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………………….…………….

34

G. Teknik Analisis Data………………………………………………..

47

H. Indikator Kinerja……………………………………………………

50

I. Tim Peneliti dan Tugasnya………………………………………….

50

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian …………………………………………………….

51

1. Pra Siklus………………………………………………………

52

2. Siklus I…………………………………………………………

56

3. Siklus II………………………………………………………..

81

B. Pembahasan… …………………………………………………….

105

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………..

114

B. Saran……………………………………………………………….

115

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

116

PERNYATAAN KEASLIHAN TULISAN………………………………..

118

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………..

119

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………

120

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa………………………………..

37

3.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru…………………………………

40

3.3 Kriteria Keterampilan Bercerita…………………………………….

46

3.4 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar……………………………..

49

4.1 Hasil Nilai Pre Tes Siswa Kelas VA………………………………

53

4.2 Perolehan Aktivitas Guru Siklus I………………………………..

61

4.3 Perolehan Aktivitas Siswa Siklus I………………………………..

66

4.4 Hasil Penilaian Produk Siswa Siklus I…………………………….

71

4.5 Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita Siklus I……………………

74

4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………

77

4.7 Perolehan Aktivitas Guru Siklus II………………………………..

86

4.8 Perolehan Aktivitas Siswa Siswa Siklus II………………………..

90

4.9 Hasil Penilaian Produk Siswa Siklus II……………………………

94

4.10 Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita Siklus II…………………..

98

4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………..

100

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.1 Gambar Alur PTK Menurut Kurt Lewin…………………………..

30

xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

Halaman

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru…………………………………..

108

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa………………………………….

108

4.3 Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Pra Siklus……………………

110

4.4 Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Siklus I………………………

111

4.5 Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Siklus II……………………..

112

4.6 Peningkatan Hasil Keterampilan Bercerita Siswa…………………

113

xv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pelajaran wajib yang harus
ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.Hal ini sesuai
dengan UU Sisdiknas pasal 37.1Pentingnya pengajaran IPS di sekolah agar
peserta didik mampu mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi,
geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan melalui pendekatan
pedagogis.Peserta didik juga diharapkan mampu berfikir kritis dan kreatif,
inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan sosial.Tidak hanya itu
peserta didik juga harus membangun komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanuasian serta mampu bekerjasama dalam
masyarakat majemuk baik secara nasional maupun global. 2Melihat
cakupan IPS itu sangat luas, guru harus melakukan pembinaan secara
berkesinambungan mulai dari tingkat rendah sampai ke tingkat yang lebih
tinggi.Oleh karena itu, pengajaran IPS harus dimulai sejak dini dari tingkat
sekolah dasar.3
Sesuai dengan penjelasan di atas bahwa IPS mempunyai beberapa
aspek diantaranya ialah sejarah, sejarah sangat penting untuk memberikan
1

Sapriya, Pembelajaran IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm 79
LAPIS PGMI, Pembelajaran IPS MI, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009) paket 3
3
Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), hlm 8
2

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

nilai dan norma yang dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan seharihari.4 Dengan demikian pentingnya mempelajari materi IPS yaitu tokohtokoh sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia ialah mengenali
keberhasilan dan kegagalan dari para tokoh sejarah baik Hindu maupun
Budha di Indonesia ketika memimpin sebuah kerajaan, serta meneladani
kepemimpinannya yang gigih. Dari materi tersebut dapat diketahui pula
hal yang dapat mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan suatu Negara atau
sebuah peradaban.
Siswa MINU Wedoro Sidoarjo mengalami kesulitan dalam
meningkatkan keterampilan bercerita materi tokoh-tokoh sejarah masa
Hindu- Budha di Indonesia. Hal ini didasarkan atas hasil wawancara
dengan guru kelas VA . Dalam aspek ketrampilan bercerita siswa kelas
VA MINU Wedoro belum terbiasa untuk mengungkapkan suatu hal di
depan kelas, perlu adanya persiapan yang matang dari peserta didik. Jika
tidak ada persiapan, ketrampilan bercerita siswa masih kurang bagus. Guru
telah menggunakan beberapa media yaitu tebak gambar dan media ini
dirasa kurang berhasil karena ketika tebak gambar siswa tidak mengerti
gambar wajah para tokoh sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia. Hal ini
dikarenakan sumber gambar yang masih kurang jelas.5Akibat dari siswa

4

Astalog, Mengapa Belajar Sejarah Itu Penting?,https://www.astalog.com/4910/mengapa-belajarsejarah-itu-penting.htm diakses pada tanggal 10-10-2016 pukul 19.30 WIB
5
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VA pada hari Rabu tanggal 16
November 2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

yang kurang mampu mengidentifikasi gambar para tokoh, sebagian dari
siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Nilai KKM yang ditetapkan di sekolah tersebut pada pelajaran IPS pada
setiap Kompetensi Dasar (KD) yaitu 75, akan tetapi ketrampilan bercerita
siswa pada materi tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia
memperoleh nilai rata-rata 72,19 yang diperoleh dari 42 siswa, 20 siswa
yang mencapai KKM dengan prosentase 48% sedangkan 22 siswa yang
belum mencapai KKM dengan prosentase 52%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai keterampilan bercerita siswa sangat jauh dari standart yang
seharusnya diperoleh.
Sebagai alternatif penyelesaian masalah diatas, dalam penelitian
tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model Kurt Lewin dan peneliti
menggunakan wayang sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran
bercerita materi tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha. Media ini
menarik perhatian siswa dan membantu siswa untuk mengungkapkan
semua hal yang ada dipikiran mereka.Dengan media ini diharapkan siswa
mampu bercerita dengan baik bukan menghafal dan masih mengingatingat.Namun siswa dapat memahami cerita tokoh-tokoh sejarah lalu
mengungkapkan kembali cerita tersebut dengan bahasa yang dimiliki oleh
siswa.Dengan adanya media yang menarik diharapkan dapat menambah
kepercayaan diri siswa sehingga siswa mampu bercerita dengan lancar dan
tidak diikuti dengan rasa malu atau takut.

Media yang dimaksud adalah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

media wayang dengan memunculkan tokoh-tokoh sejarah pada masa
Hindu-Budha ke dalam gambar animasi.Serta mengilustrasikan pagelaran
wayang ke bentuk yang sederhana dan bisa di aplikasikan di dalam kelas.
Guru akan bertindak sebagai dalang untuk menyampaikan materi
menggunakan media wayang tersebut. Dengan demikian suasana belajar
menjadi hidup dan menyenangkan.
Penelitian

menggunakan

wayang

sebagai

media

untuk

meningkatkan ketrampilan berbicara mendongeng dalam pembelajaran
bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri Tirtoyoso Surakarta yang
ditulis oleh Nanda Setyanto mampu meningkatkan ketrampilan berbicara
mendongeng siswa. Setiap siklus menunjukkan bahwa siklus I nilai ratarata kelas 70,55 dengan prosentase ketuntasan kelas 65,52%. Pada siklus II
nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,03 dengan prosentase
ketuntasan kelas sebesar 93,10%.6
Penggunaan media wayang untuk meningkatkan aktivitas siswa
dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1
Bandar Sakti Lampung yang ditulis oleh Siti Zaenatun pada tahun 2011
menunjukkan bahwa media wayang dapat meningkatkan aktivitas siswa
dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika dengan nilai rata-rata

6

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/8806 diakses pada tanggal 19-10-2016
2016 pukul 10.00 WIB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

kelas pada siklus pertama 73,07 dan mengalami peningkatan 1,80 di siklus
kedua 74,87.7
“Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Melalui Media
Wayang Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1
Tambak Kecamatan Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012” yang ditulis oleh
Nur Wahyuningsih. Siklus I dengan hasil prosentase 57,9% dan
mengalami peningkatan pada siklus II prosentase mencapai 89,48%. 8
Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian

dengan

Meningkatkan

judul

“Penggunaan

Keterampilan

Bercerita

Media

Wayang

Tentang

Untuk

Tokoh-Tokoh

Sejarah Masa Hindu-Budha Di Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo.”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, yakni:
1. Bagaimana

penggunaan

media

wayang

dalam

meningkatkan

keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha
di Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas VA MINU Wedoro
Sidoarjo?

7

http://digilib.unila.ac.id/781/8/BAB%20II.pdfdiakses pada tanggal 14-10-2016 pukul 08.30 WIB

8

http://eprints.ums.ac.id/17732/ diakses pada tanggal 5-10-2016 pukul 10.00 WIB

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

2. Bagaimana peningkatan keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh
sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia pada mata pelajaran IPS di
kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo setelah tindakan?

C. Hipotesis Tindakan
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini,
yaitu media wayang yang akan dimodifikasi dan diterapkan secara
sederhana dalam pembelajaran. Dengan media wayang ini, diharapkan
keterampilan bercerita dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
meningkat.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiaan sebagai
berikut :
1. Mengetahui

penggunaan

media

wayang

dalam

meningkatkan

keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha
di Indonesia pada mata pelajaran IPS di kelas VA MINU Wedoro
Sidoarjo.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan bercerita tentang tokoh-tokoh
sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia pada mata pelajaran IPS di
kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo setelah tindakan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

E. Lingkup Penelitian
Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, maka perlu diberikan
batasan masalah dengan tujuan supaya penelitian ini sesuai dengan
harapan peneliti. Agar penelitian bisa tuntas dan fokus pada permasalahan
yang dibatasi hal-hal di bawah ini:
1. Fokus

permasalahan

yang

akan

diteliti

yaitu

peningkatan

keterampilan bercerita siswa tentang tokoh-tokoh sejarah masa
Hindu-Budha pada mata pelajaran IPS kelas VA MINU Wedoro
Sidoarjo.
2. Implementasi penelitian ini menggunakan media wayang.
3. Subjek penelitian ini hanya siswa kelas VA MINU Wedoro tahun
ajaran 2016-2017 yang berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 26 siswa
peempuan dan 16 siswa laki-laki.

F. Manfaat Penelitian
Kegunaan secara praktis dalam penelitian ini adalah memberikan
masukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian,
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),. Selain itu juga
dapat memberi pemahaman terhadap guru dalam upaya pemanfaatan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

media pembelajaran, khususnya media wayang dalam proses belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Bagi siswa, meningkatkan keterampilan siswa bercerita tentang tokohtokoh sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dalam proses pembelajaran di kelas VA
MINU Wedoro Sidoarjo.
3. Bagi

peneliti,

sebagai

sarana

untuk

mengetahui

peningkatan

keterampilan siswa bercerita tentang tokoh-tokoh sejarah masa HinduBudha di Indonesia menggunakan media wayang. Serta penanaman
sikap atau karakter dasar yang perlu dimiliki siswa MI.

G. Definisi Operasional
Dalam penelitian tindakan kelas penulis mengangkat judul “
Penggunaan Media Wayang Untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita
Tentang Tokoh-tokoh Sejarah Masa Hindu-Budha di Indonesia Pada Mata
Pelajaran IPS Kelas VA MINU Wedoro Sidoarjo.” Agar tidak terjadi salah
paham terhadap judul penelitian ini, maka dijelaskan beberapa istilah
berikut:
1. Penggunaan

merupakan

aplikasi,

eksploitasi,

pelaksanaan,

pemakaian, pemanfaatan, pendayagunaan dan penerapan. 9

9

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (online),
https://www.google.co.id/search?q=kamus+besar+bahasa+indonesia&rlz=1C1FERN_enID605ID6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

2. Media Wayang merupakan gambar, boneka tiruan manusia yang
terbuat dari kulit, atau kardus yang digunakan sebagai media
pembelajaran.
3. Peningkatan merupakan kemajuan, perubahan, proses, cara
meningkatkan usaha.
4. Keterampilan Bercerita adalah ketrampilan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
5. Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial MI kelas V semester 1
adalah materi tokoh-tokoh sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia.
Kompetensi Dasar (KD) menceritakan tokoh-tokoh sejarah masa
Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
Jadi, penggunaan media wayang untuk meningkatkan keterampilan
bercerita adalah pemanfaatan gambar yang terbuat dari kardus sebagai
media pembelajaran untuk merubah ketrampilan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata, mengekspresikan, menyatakan, seta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan pada tentang tokoh-tokoh
sejarah masa Hindu-Budha di Indonesia pada mata pelajaran IPS.

05&oq=Kamus+besar+bah&aqs=chrome.0.69i59j69i57j69i61.4631j0j4&sourceid=chrome&ie=U
TF-8 diakses pada tangga l 8-10-2016 pukul 12.30 WIB.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini disusun secara sistematis
dari bab ke bab yang terdiri dari lima bab dan antara bab satu dengan bab
yang lainnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, serta
memberikan gambaran secara lengkap dan jelas tentang penelitian beserta
hasilnya.
Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut:
BAB I

:Pendahuluan, meliputi: (a) Latar Belakang Masalah (b)
Rumusan Masalah (c) Hipotesis Tindakan (d) Tujuan
Penelitian (e) Lingkup Penelitian (f) Manfaat Penelitian
(g)Definisi Operasional (h) Sistematika Pembahasan .

BAB II

: Kajian Teori, meliputi: (a) Hakikat Keterampilan
Bercerita (b) Media Pembelajaran (c) Hakikat IPS.

BAB III

: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, meliputi: (a) Metode
Penelitian (b) Setting Penelitian (c) Variabel yang Diteliti
(d) Rencana Tindakan (e) Sumber Data (f) Teknik dan Alat
Pengumpulan Data (g) Teknik Analisis Data (h) Indikator
Kinerja (i) Tim Peneliti dan Tugasnya.

BAB IV

: Hasil Penelitian dan Pembahasan, (a) Hasil Penelitian
meliputi: (1) Pra Siklus (2) Siklus I

(3) Siklus II, (b)

Pembahasan.
BAB V

: Penutup meliputi: (a) Kesimpulan (b) Saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Bercerita
1. Pengertian Keterampilan Bercerita
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keterampilan
adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa dalam menulis,
membaca, menyimak, atau berbicara.Sedangkan bercerita adalah
menuturkan cerita.Dari pengertian diatas keterampilan bercerita adalah
kecakapan seseorang untuk menuturkan cerita.1
Sedangkan pengertian keterampilan bercerita menurut Marsyah
adalah ketrampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan.2
Dari definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
keterampilan bercerita memiliki arti kecakapan seseorang dalam
menuturkan cerita dengan memperhatikan beberapa hal yaitu

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Online).https://www.google.co.id/search?q=kamus+besar+bahasa+indonesia&rlz=1C1FERN_enI
D605ID605&oq=Kamus+besar+bah&aqs=chrome.0.69i59j69i57j69i61.4631j0j4&sourceid=chro
me&ie=UTF-8 diakses pada tangga l 8-10-2016 pukul 12.33 WIB
2
Rauf Marsafah. Skripsi. Meningkatkan Kemampuan Siswa Bercerita Melalui Model Cooperatif
Script Pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo. Digilib
ung.ac.id. (online).http://digilib.ung.ac.id/1497/5/2012-2-86206-151411429-bab205022013020526.pdf (diakses pada tanggal 31-10-2016 pukul 09.00 WIB)

11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

artikulasi, ekspresi, tata bahasa yang digunakan serta penyampaian
yang mudah dipahami oleh pendengar cerita.
2. Jenis-Jenis Bercerita
Kegiatan bercerita yang bersifat
dalam kehidupan

informal banyak dilakukan

sehari-hari. Kegiatan ini dianggap perlu bagi

manusia dan perlu dipelajari. Pada kurikulum pengajaran bahasa di
sekolah, yakni penekanan dan pengagalan kegiatan bercerita yang
bersifat informal. Kegiatan bercerita informal antara lain tukar
pengalaman, percakapan, menyampaikan
pengalaman, bertelpon, memberi

berita,

menyampaikan

petunjuk. Disamping

kegiatan

bercerita informal, ada juga yang bersifat formal meliputi ceramah,
perencanaan dan penilaian, interview,berita.Sejalan dengan pendapat
tersebut

di

atas

berdasarkan

tujuan

penceritaanya,

Tarigan

mengklasifikasi bercerita menjadi lima jenis sesuai dengan kutipan
Hardini sebagai berikut:3
a. Bercerita menghibur biasanya bersuasana santai, rileks dan kocak.
Soal pesan bukanlah tujuan utama. Namun tidak berarti bahwa
bercerita menghibur tidak dapat membawakan pesan.

3

Rahayu Hardini.Thesis. Penguasaan Kosakata dengan Ketrampilan Bercerita Siswa Kelas V SD
Negeri Se Kecamatan Wonosari Kabupaten GunungKidul.Digilib.uny.ac.id. (online).
http://eprints.uny.ac.id/7805/3/bab%202%20-%2008108244047.pdf. (diakses tanggal 4 november
2016 pukul 07.00 WIB).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

b. Bercerita menginformasikan bersuasana serius, tertib, dan hening.
Soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pencerita maupun
pendengar berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya.
c.

Bercerita mensimulasi juga bersifat serius, kadang-kadang terasa
kaku. Pencerita berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya,
status tersebut dapat disebabkan oleh wibawa, pengetahuan,
pengalaman, jabatan atau fungsinya yang memang melebihi
pendengarnya.

d. Bercerita meyakinkan adalah pencerita berusaha menggugah
sikap pendengarnya dari tidak setuju, dari tidak simpati menjadi
simpati, dari tidak membantu menjadi membantu.
e. Bercerita

menggerakkan

membangkitkan

semangat,

merupakan
pencerita

kelanjutan
dalam

pidato
bercerita

menggerakkan haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola, atau
panutan masyarakat.
3. Indikator Terampil Bercerita
Setiap kegiatan pembelajaran perlu diadakan penilaian termasuk
dalam pembelajaran kegiatan berbahasa dalam hal ini khususnya
adalah keterampilan bercerita.Cara yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa mampu terampil dalam bercerita adalah dengan
melakukan

observasi

atau

pengamatan

keterampilan

bercerita.Observasi merupakan suatu teknik dalam melakukan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

evaluasi yang di dalamnya terdapat serangkaian pengamatan yang
harus dilakukan oleh peneliti atau guru.Observasi yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan observasi terstruktur dengan
kerangka kerja yang telah disusun berdasarkan aspek-aspek dalam
bercerita. Adapun aspek-aspek bercerita yang dinilai menurut Burhan
Nurgiyantoro sesuai dengan kutipan Rahayu Hardini meliputi:
a. Ketepatan isi cerita
b. Ketepatan penunjukan detil cerita
c. Ketepatan logika cerita
d. Ketepatan makna seluruh cerita
e. Ketepatan kata
f. Ketepatan kalimat
g.

Kelancaran.4

4. Cara Meningkatkan Keterampilan
Untuk meningkatkan keterampilan bercerita seseorang harus
mampu memperhatikan tata bahasa yang digunakan termasuk
ketepatan kata dan kalimat. Selain itu perlu diperhatikan kelancaran
dalam penyampaian kalimat dalam cerita.Yang tidak kalah pentingnya
adalah kepercayaan diri seseorang ketika bercerita. Percaya diri inilah
yang harus dibangun sejak dini. Mengajarkan anak untuk berani
mengemukakan perasaan dan apapun yang ada difikiran mereka.
4

Ibid., hlm 52

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru harus
menumbuhkan sikap percaya diri siswa.Guru juga harus membiasakan
siswa untuk menyampaikan gagasan secara lisan sesuai dengan
pikiran meraka.Selain itu guru juga harus membiasakan siswa
berkomunikasi dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut siswa akan melatih diri untuk
bercerita dengan bahasa sehari-hari mereka dan tidak terpacu oleh
buku bacaan siswa.

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’,’perantara’atau’pengantar’.Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (‫ ) و ﺳﺎﺋ ﻞ‬atau pengantar pesan dari pegirim kepada
penerima

pesan.5Dalam

kutipan

buku

Arsyad

Gerlach

&Ely

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara grafis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi grafis yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau
sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

5

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Sementara itu sesuai dengan kutipan Sadiman, Briggs berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai
adalah contoh-contohnya.6
Menurut Yudhi Munadi bahwa segala sesuatu yang dapat dijadikan
sumber belajar selain guru yang disebut sebagai penyalur atau
penghubung pesan ajar yang diadakan dan diciptakan secara terencana
oleh guru atau pendidik.7
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media.Asosiasi
Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki
pengertian yang berbeda.Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.Begitu juga dengan
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika,
membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan/informasi.8

2. Manfaat Media dalam Pembelajaran
6

Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm 6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm 5
8
Ibid., hlm 7
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Menurut Kemp & Dayton dalam kutipan Arsyad banyak
keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta
pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan
amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bahan
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung
sebagai berikut:9
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang
melihat atau mendengar penyajian media melalui penerima pesan
yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan
cara berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran
itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat
disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian,
latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat dijadikan sebagai
penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga perhatiannya.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Dapat

mempersingkat

lwaktu

pemebelajaran.

Dengan

menggunakan media akan lebih praktis dan cepat dalam
meyampaikan isi pembelajaran.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
9

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm 25-27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

6. Meningkatkan sikap positif siswa dalam pembelajaran.
7. Dapat memusatkan perhatian siswa terhadapa aspek yang penting
dalam pembelajaran.
3. Media Wayang
Pengertian Wayang Dilihat dari sudut pandang terminologi ada
beberapa pendapat mengenai asal kata wayang.Pendapat pertama
mengatakan wayang berasal dari kata wayangan atau bayangan yaitu
sumber ilham, yang maksudnya yaitu ide dalam menggambar wujud
tokoh.Sedangkan pada pendapat kedua mengatakan kata wayang
berasal dari Wad dan Hyang, artinya leluhur.Dalam Kamus Bahasa
Indonesia Wayang berarti sesuatu yang dimainkan ki Dalang berupa
gambar pahatan dari kulit binatang, melambangkan watak-watak
manusia. Dalam Kamus Bahasa Sunda disebutkan bahwa wayang
adalah boneka berbentuk manusia yang dibuat dari kulit atau kayu,
dan lebih ditegaskan lagi pengertian wayang sama dengan sandiwara
boneka. Dalam pengertian luas wayang bisa mengandung makna
gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus atau
seng yang digunakan sebagai media pembelajaran.10

10

Siti Zainatun. SkripsiPengggunaan Alat Peraga Wayang Dalam Pembelajaran Matematika
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Bandar Sakti
Kecamatan Terusan Nunyai Lampung Tengah.Digilib unila.ac.id. (online)
http://digilib.unila.ac.id/781/8/BAB%20II.pdf (diakses pada tanggal tanggal 14-10-2016 pukul
08.30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

4. Tahap Penggunaan Media Wayang
Tahap penggunaan media ini sesuai dengan RPP yang akan dibuat
oleh peneliti, media wayang ini akan disajikan di depan kelas dan guru
bertindak sebagi dalang. Guru memberikan kata kunci mengenai
beberapa tokoh sejarah Hindu-Budha di Indonesia. Siswa merekam
kata kunci tersebut sebagai bahan untuk bercerita mengenai tokohtokoh sejarah Hindu-Budha di Indonesia.Siswa juga diperbolehkan
membuat catatan pribadi dalam buku masing-masing.
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang
Wayang sebagai media pembelajaran membantu mengembangkan
analisis siswa dan membawanya ke konsep yang abstrak. Wayang
yang bentuknya menyerupai tokoh dongeng memudahkan siswa dalam
mengetahui watak para tokoh dan memahami peranan setiap tokoh
dalam sejarah.Selain itu mempermudah siswa dalam memahami isi
sejarah yang telah didengarnya, sehingga penggunaan wayang wayang
sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan
tersebut antara lain mampu meningkatkan keterampilan bercerita siswa
, efisien terhadap waktu, tempat biaya dan persiapan, dapat
mengembangkan imajinasi dan aktivitas siswa dalam suasana gembira,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

penggunaan simbol yang sesuai langsung mengena pada sasaran serta
dapat mengembangkan suatu ide atau pesan peristiwa secara estetis.11
Selain memiliki kelebihan, media wayang juga mempunyai sedikit
kekurangan

yaitu

ketika

proses

pembuatan

media

wayang

memerlukan persiapan dan pembuatan yang cukup memakan waktu
dan tidak praktis. Media ini tidak mudah untuk dibawa kapan saja dan
dipakai kapan saja tentu memerlukan waktu untuk mendesain hingga
media wayang dapat dikatakan sebagai media yang menarik.

C. Hakikat IPS
1. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS, istilah ini mulai
dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas
akademik secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan
nasional dan kurikulum 1975. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam disingkat IPA.
Pendidikan IPS di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari dokumen
Kurikulum 1975 yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk
pendidikan di sekolah dasar dan menengah.Pendidikan IPS adalah
11

Nur wahyuningsih. Skripsi. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Melalui Media Wayang
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri I Tambak KecamatanMojosongo
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.Digilib ums.ac.id.(online)
http://eprints.ums.ac.id/17732/ ( diakses tanggal 5 november 2016 pukul 10.00 wib)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disaksikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan
pendidikan.12
2. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan IPS di sekolah dasar adalah untuk mempersiapkan para
peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan
(knowledge),ketrampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values)
yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil
keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan
agar menjadi warga Negara yang baik.13
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa-siswi untuk mengembangkan
diri sesuai bakat minat dan kemampuan serta lingkungannya dalam
bidang pembelajaran IPS. Tujuan yang lebih spesifik bisa ditelaah
dibawah ini:
a. Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,
ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan
pedagogis dan psikologis.

12
13

Sapriya, Pembelajaran IPS. hlm 11
Ibid., hlm 12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan sosial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional,
maupun global.14
3. Ruang Lingkup IPS SD/MI
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memamfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam
rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya,
IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia
di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai
anggota masyarakat.15
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau

14

LAPIS PGMI,Pembelajaran IPS. paket 1
Ibid., paket 1

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pada mata pelajaran Geografi dan Sejarah.Terutama gejala dan
masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar
peserta didik MI/SD.
4. Materi Tokoh-tokoh Sejarah Masa Hindu-Budha di Indonesia
Tokoh-tokoh Sejarah pada Masa Hindu-Budha di Indonesia
Agama Hindu-Budha berasal dari India, yang membawa agama
Hindu adalah para pedagang. Para pedagang dari India menyebarkan
agama dan kebudayaan mereka sambil berdagang.Namun, banyak ahli
juga berpendapat bahwa kaum brahmana yang telah membawa agama
Hindu ke tanah air kita. Kita akan mengulas lebih lanjut tokoh-tokoh
sejarah pada masa Hindu di Indonesia.
a. Purnawarman
Purnawarman merupakan raja Tarumanegara.Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua setelah kerajaan
Kutai.Purnawarman memeluk agama Hindu yang menyembah
Dewa Wisnu.
Prasasti-prasasti

peninggalan

Kerajaan

Tarumanegara

banyak menceritakan kebesaran raja Raja Purnawarman.Prasasti
Ciaruteun terdapat jejak kai seperti tapak kaki Wisnu dan
dinyatakan sebagai tapak kaki Raja Purnawarman.Di bawah
kepemimpinan Raja Purnawarman, Kerajaan Tarumanegara dan
rakyatnya

berjalan

baik

dan

teratur.Bukti

keberhasilan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

kepemimpinan ini tercermin dalam Prasasti Tugu.Di prasasti itu
diceritakan pembangunan saluran air untuk pengairan dan
pencegahan banjir.
b. Gajah Mada
Gajah Mada adalah Patih Mangkubumi (Maha Patih)
Kerajaan Majapahit.Namanya mulai dikenal setelah beliau
berhasil memadamkan pemberontakan Kunti.Gajah Mada muncul
sebagai pemuka kerajaan sejak masa pemerintahan Jayanegara
(1309-1328).Karirnya mulai dengan menjadi anggota pasukan
pegawai raja (Bahanyangkari).Mula-mula, beliau menjadi Bekel
Bahanyangkari (setingkat komandan pasukan). Karirnya terus
menanjak pada masa Kerajaan Majapahit ditandai beberapa
pemberontakan, seperti pemberontakan Rangga Lawe (1309),
Lembu Sura (1311), Nambi (1316), dan Kuti (1319).
Pada tahun 1328 Raja Jayanegara wafat.Beliau diganti oleh
Tribhuanatunggadewi.Sadeng

melakukan

pembemberontakan.Pemberontakan Sadeng dapat ditumpas oleh
pasukan Gajah Mada.Atas jasanya, Gajah Mada diagkat menjadi
Maha

Patih

Majapahit

pada

tahun

1334.Pada

upacara

pengangkatannya, beliau bersumpah untuk menakhlukkan seluruh
Nusantara di bawah kekuasan Majapahit.Sumpah itu dikenal
dengan Sumpah Palapa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Gajah Mada tetap menjadi Patih Mangkubumi ketika
Hayam

Wuruk

naik

tahta.Beliau

mendampingi

Hayam

Wurukmenjalankan pemerintahan.Pada masa inilah Majapahit
mengalami masa Kejayaan. Wilayah Majapahit meliputi hampir
seluruh Jawa, sebagian besar Pulau Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur hingga Papua.
c. Hayam Wuruk
Hayam

Wuruk

(1334-1389)

adalah

raja

terbesar

Majapahait.Beliau bergelar Sri Rajasanagara.Beliau adalah putra
Raja

Tribhuanatunggadewi

pemerintahan

beliau,

dan

Mahapatih

Kertawardana.Di
Gajah

Mada

bawah
berhasil

mempersatukan seluruh Nusantara.Daerah kekuasaa Majapahit
kurang lebih meliputi wilayah Indonesia saat ini.Perdagangan
dengan luar Negeri, terutama Cina, mencapai kemajuan, begitu
pula bidang kesusastraan, seni pahat, seni bangun, kahakiman, dan
agama.
Nama Hayam Wuruk terkenal dalam sejarah Indonesia
karena dikisahkan dalam kitab Negarakertagama yang disusun
oleh Empu Prapanca. Peninggalan Majapahit yang terkenal dari
masa pemerintahan Hayam Wuruk anatara lain himpunan kitab
sejarah Singasari dan Majapahit hasil karya Empu Prapanca, serta
cerita sastra Arjunawiwaha dan Sutasoma gubahan Empu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Tantular. Salah satu peristiwa penting ketika Hayam Wuruk
berkuasa adalah kemenangan Majapahit dalam pertempuran
melawan Kerajaan Sunda (Pajajaran) tahun 1351.Perang tersebut
dikenal dengan sebutan Perang Bubat.Setelah Hayam Wuruk
wafat (1389), Majapahit mengalami kemerosotan.
Setelah membahas tokoh-tokoh pada masa kerajaan Hindu,
mari kita bahas beberapa tokoh pada masa kejayaan Budha di
Indonesia. kita akan membahas tiga tokoh, yaitu Balaputradewa,
Sakyakirti, dan Kertanegara.
a. Balaputradewa
Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah
sekitar abad ke-9 atau ke-10 Masehi.Beliau berasal dari keluarga
Syailendra, yang berkuasa di Pulau Jawa mulai sekitar tahun
750.Ayah Balaputradewa bernama Samaragrawira dan ibunya
bernama

Tara.Balaputradewa

kemudian

bergelar

Balaputradewa,

Sriwijaya

Sriwiairimathana.
Pada zaman pemerintahan
menjalin

hubungan

dengan

kerajaan-kerajaan

di

Jawa,

Semenanjung Malaya, dan Cina. Karena itu, nama Balaputradewa
juga dikenal di negeri lain. Di daerah Nalanda, India, nama
Balaputradewa terpahat pada prasasti di antara puing suatu wihara

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

kuno. Di situ tercantum Suwarnadwipa, sebutan lain bagi Pulau
Sumatra atau Kerajaan Sriwijaya.
b. Sakyakirti
Sakyakirti adalah seorang mahaguru agama Budha yang
ada di Kerajaan Sriwijaya.Menurut kesaksian I-Tsing Sriwijaya
telah menjadi pusat agama Budha. Di sana ada lebih dari seribu
pendeta yang belajar agama Budha. Diperkirakan di Sriwijaya
sudah berdiri sebuah perguruan Budha.Perguruan ini mempunyai
hubungan baik dengan perguruan Budha yang ada di nalanda,
India.
c. Kertanegara
Kertanegara

adalah

raja

terakhir

dari

Kerajaan

Singasari.Beliau adalah cicit Ken Arok.Kertanegara bergelar
Maharajadhiraja

Sri

Kertanegara

Dharmottunggadewa.Kertanegara

adalah

Wikrama

raja

yang

sangat

terkenal baik dalam bidang politik maupun keagamaan.Dalam
bidang politik, Jayanegara dikenal dengan raja yang menguasai
ilmu ketatanegaraan dan mempunyai gagasan memperluas
wilayah

kerajaannya.Kertanegara

menganut

agama

Budha

mengirim

pasukan

untuk

Tantrayana.
Tahun
menakhlukkan

1275

Kertanegara

Kerajaan

Sriwijaya.Pengiriman

pasukan

itu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

dikenal

dengan

ekspedisi

Pamalayu.

Ketika

Kertanegara

memerintah, Kerajaan Singasari sempat menguasai Sumatera,
Bakulapura (Kalimantan Barat), Jawa Barat (Sunda), Madura,
Bali, dan Guru (bagian Indonesia Timur).16
Pemerintah Kertanegara

berakhir ketika diserang oleh

Jayakatwang dari Gelang-gelang. Setelah Kertanegara gugur,
seluruh Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang.

16

Endang Susilaningsih, Ilmu Pengetahuan Sosial 5,(Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), hlm 30-37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebut juga
dengan Classroom Action Research (CAR).CAR memiliki peranan
penting dan strategi untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar.
Penelitian tindakan kelas memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis
untuk menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang terbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar
mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Penelitian

ini

adalah

penelitian

kolaboratif

dimana

peneliti

bekerjasama dengan guru mata pelajaran. Peneliti menggunakan model
Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning),

29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

(2) tindakan (acting), (3) observasi (observing) dan (4) refleksi
(reflecting).1

Gb. Siklus Penelitian Kurt Lewin
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu
penelitian, dan subjek penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MINU Wedoro Waru
Sidoarjo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Tepatnya

1

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: YRAMA WIDYA, 2009), hal 21

digilib.uinsb

Dokumen yang terkait

Keefektifan Penggunaan Media Wayang Dongeng dan Media Fotonovela dengan Teknik Permainan Resep gotong Royong untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita pada Siswa Kelas VII SMP

0 26 229

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA SD KELAS I.

0 4 16

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG.

1 4 5

Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

6 11 119

Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo.

0 0 112

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS II MINU WEDORO WARU SIDOARJO MELALUI MEDIA CONGKLAK.

3 9 111

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IIA DENGAN MEDIA ABACA FLASHCARD DI MINU WEDORO WARU-SIDOARJO.

1 8 136

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V MINU NGINGAS WARU SIDOARJO.

0 0 108

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MINU WEDORO WARU SIDOARJO.

0 0 94

Penggunaan Media Wayang untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pendek

0 0 8