Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo.
SKRIPSI
Oleh :
Nonika Septiya Putri NIM. D77213084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Nonika Septiya P. Penelitian Tindakan Kelas, 2017. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo. Skripsi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Pembimbing 1 Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag dan Pembimbing 2 Dr. Jauharoti Alfin, M.Si
Kata Kunci: Pemahaman, Strategi Pembelajaran, Giving Question and Getting Answers
Latar belakang dilakukanya penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dibuktikan dari nilai rata-rata hasil pra siklus 57.7 dengan persentase ketuntasan belajar 45%. Penyebabnya adalah minat membaca siswa terhadap materi IPS kurang, sehingga saat guru mengajukan pertanyaan hanya beberapa siswa yang merespon. Solusi mengatasi masalah ini adalah menerapkan strategi Giving Question and Getting Answers.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan strategi
Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo, 2) Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi
kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan strategi Giving Question and
Getting Answers.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Subjek penelitian 20 siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara bersama guru IPS, tes tulis uraian singkat, serta dokumentasi berupa foto saat proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia kelas V dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I dengan skor 76 dan siklus II dengan skor 89. Selain itu peningkatan juga ditunjukkan pada aktivitas mengajar guru di siklus I dengan skor 78 dan siklus II dengan skor 94. 2) Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers ternyata mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Terbukti nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 73 dan siklus II 83.8. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I 70% dan pada siklus II 90%.
(7)
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN MOTTO ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR RUMUS ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitain ... 6
E. Ruang Lingkup ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Giving Question And Getting Answers ... 10
B. Pemahaman ... 15
(8)
4. Indikator Pemahaman ... 21
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 23
1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 23
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS ... 23
a. Karakteristik Dilihat dari Aspek Tujuan ... 23
b. Karakteristik Dilihat dari Ruang Lingkup Materi Pembelajaran IPS ... 24
c. Karakteristik Dilihat dari Aspek Pendekatan Pembelajaran .. 24
3. Tujuan Pembelajaran IPS ... 25
4. Peristiwa penting Menjelang Proklamasi ... 26
a. Peristiwa Rengasdengklok ... 26
b. Penyusunan Teks Proklamasi ... 28
5. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ... 29
6. Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi ... 30
7. Memberikan Contoh Cara Menghargai Jasa Tokoh-tokoh Kemerdekaan ... 31
D. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers dalam Pemahaman Mata Pelajaran IPS ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 34
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 36
1. Setting Penelitian ... 36
2. Subyek Penelitian ... 37
C. Variabel yang Diteliti ... 37
(9)
D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ... 38
1. Pra Siklus ... 38
2. Siklus I ... 39
3. Siklus II ... 42
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 46
1. Teknik Pengambilan Data ... 46
2. Instrumen Penelitian ... 48
F. Teknik Analisis Data ... 49
G. Indikator Kinerja ... 53
H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56
1. Hasil Penelitian Tentang Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo ... 56
a. Siklus I ... 56
b. Siklus II ... 71
2. Hasil Penelitian Tentang Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Strategi Giving Question and Getting Answers ... 82
a. Siklus I ... 82
(10)
Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo ... 86 a. Siklus I ... 86 b. Siklus II ... 88
2. Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali
Sidoarjo pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan Menggunakan Strategi Giving Question and Getting Answers ... 91 a. Siklus I ... 91 b. Siklus II ... 92
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... 96 B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
(11)
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan
dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh
berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke
liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.1 Dalam
dunia pendidikan belajar dianggap properti sekolah. Kegiatan belajar
selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat
menganggap belajar disekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan.2
Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam
praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha
memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak
didominasi aktivitas menghafal.3 Jika hanya menghafal saja tanpa ada
pemahaman yang baik, pemahaman atas materi yang dipelajari kurang,
1
Suyono & Hariyant. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya2012), hlm. 1.
2
Agus Suprijino, Cooperative LearningTeori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 3.
3
(12)
sehingga materi yang telah dipelajari oleh siswa akan cepat lupa dan
kurang bermakna.
Kondisi tersebut sama halnya dengan kondisi saat proses
pembelajaran di kelas V MINU Sumokali Sidoarjo. Hal ini disebabkan
minat siswa dalam membaca, khususnya dalam mata pelajaran IPS rendah
sehingga pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS pun rendah.
Khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS
kelas V MINU Sumokali Sidoarjo, ketertarikan dan minat siswa untuk
belajar IPS pada awalnya bagus, siswa merasa senang. Namun pada saat
siswa belajar materi IPS yang berhubungan dengan sejarah, siswa
terkadang merasa bosan sehingga kondisi pembelajaran IPS menjadi
kurang kondusif karena banyak siswa yang ramai sendiri. Kondisi tersebut
dikarenakan minat siswa untuk membaca materi tersebut kurang. Jika guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa saja yang
merespon pertanyaan dari guru sehingga guru kesulitan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.4
Kebosanan siswa dalam membaca materi IPS berdampak pada
pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru mengajukan
pertanyaan dan hanya sedikit siswa yang merespon pertanyaan yang
4
Hasil wawancara bersama Ibu Choirotun Nisak selaku guru mata pelajaran IPS kelas V MINU Sumokali Sidoarjo, (Pada tanggal 5 November 2016).
(13)
diajukan oleh guru, sehingga masalah tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan saat diselenggarakannya Pre tes
hanya 9 dari 20 siswa yang tuntas belajar sedangkan 11 siswa lainnya
belum tuntas. Nilai rata-rata yang di dapat saat pre tes sebesar 57.7 dengan
persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 45%. Berdasarkan hasil pre tes
tersebut sudah dipastikan jika pemahaman siswa terhadap materi IPS
rendah.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa
terhadap materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia yaitu : 1)
materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia bersifat abstrak karena
isi materi tersebut berupa kejadian masa lampau yang tidak pernah dialami
siswa secara langsung, 2) media yang digunakan guru saat mengajar
kurang menarik dan kurang bervariatif, 3) strategi dan metode yang
digunakan guru saat mengajar kurang mampu melibatkan siswa untuk aktif
secara keseluruhan.
Jika kondisi tersebut dibiarkan akan berdampak buruk bagi kualitas
pembelajaran IPS di kelas V MINU Sumokali Sidoarjo bahkan bisa juga
berdampak pada hasil belajar siswa nanti. Materi proklamasi kemerdekaan
republik Indonesia dinilai sangat penting karena didalamnya memuat
kejadian seputar persiapan kemerdekaan republik Indonesia dan
(14)
Selain itu, materi ini dinilai dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan
kecintaan siswa terhadap tanah air Indonesia.
Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut yaitu
melaksanakan pembelajaran IPS materi prokalamasi kemerdekaan republik
Indonesia dengan menggunakan strategi pembelajaran Giving Question
and Getting Answers (GQGA) . Strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA) dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki
kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan.5
Strategi ini sangat baik digunakan untuk melibatkan siswa/mahasiswa
dalam mengulang materi yang telah disampaikan. Strategi ini tepat
digunakan di akhir pertemuan yaitu pada 15 menit terakhir misalnya, atau
di akhir semester sebagai rangkuman atau pengulangan semua materi yang
telah diberikan selama satu semester.6 Jadi dapat disimpulkan bahwa
strategi Giving Question and Getting Answers cocok digunakan untuk
semua mata pelajaran serta strategi tersebut cocok untuk diterapkan pada
saat guru ingin mengetahui pemahaman siswa.
Dengan digunakannya strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik
5
Agus Suprijono, Coopertive Leatning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011), hlm 107.
6
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga. 2004), hlm 71.
(15)
Indonesia sehingga proses pembelajaran siswa lebih bermakan dan hasil
belajar siswa menjadi meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
perlu dilaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul
“Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata
Pelajara IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indomesia Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokalin
Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi giving question and getting answers
pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU
Sumokali
Sidoarjo ?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali
Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan
republik Indonesia dengan menggunakan strategi giving question and
(16)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan strategi giving question and getting
answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan
republik Indonesia untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V
MINU Sumokali Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU
Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi
kemerdekan republik Indonesia dengan menggunakan strategi giving
question and getting answers.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan mengkaji tentang strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kajian mata pelajaran IPS melalui
strategi pembelajaran giving question and getting answers. Dengan
demikian, penelitian ini akan menambah pengetahuan dalam bidang
strategi pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sumber
(17)
2. Praktis
a. Bagi peneliti
Menjadi pengalaman praktis sebagai pembuktian dari
teori-teori yang telah diperoleh
b. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, siswa akan merasakan
beberapa manfaat yaitu siswa memperoleh pengalaman baru
dalam belajar disekolah sehingga belajar mereka menjadi lebih
bermakna. Dengan penerapan strategi giving question and getting
answers ini juga dapat melatih mental siswa dalam mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta dapat menambah
pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) khususnya materi proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia.
c. Bagi guru IPS dan guru mata pelajaran lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau
acuan dalam melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan
pemahaman siswa dengan menerapkan strategi giving question
(18)
d. Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi yang bermanfaat dalam upaya
memperbaiki serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
sekolah
.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini yaitu tentang peningkatkan pemahaman
siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi
proklamasi kemerdekaan republik Indonesia menggunakan strategi giving
question and getting answers. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
masalah berikut :
1. Subjek penelitian ini diambil pada siswa kelas V MINU Sumokali
Sidoarjo tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 2 siswa.
2. Materi yang digunakan untuk menerapkan strategi giving question and
getting answers adalah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
F. Definisi Operasional
1. Pembelajara IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah,
menganalisis gejala, dan masalah sosial dimasyarakat dengan meninjau
dari berbagai aspek kehidupan.
2. Strategi pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA)
(19)
yang menempatkan siswa menjadi subyek dalam pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan strategi ini yaitu (1) membuat
potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa, (2) siswa diminta
melengkapi pertanyaan, (3) siswa membacakan pertanyaan dan hal
yang dipahami yang telah di tulis di kertas tersebut.
3. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan, dapat
menyelaraskan dengan sikap dan keterampilannya. Pemahaman materi
proklamasi kemerdekaan republik Indonesia meliputi (1)
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi, (2) menyebutkan tokoh-tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dan (3) menunjukkan cara
menghargai jasa-jasa para tokoh yang terlibat dalam peristiwa
(20)
KAJIAN TEORI A. Strategi Giving Questions and Getting Answers
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,
pengelolaan sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif
dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Strategi
pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau kebijakan
yang dirancang di dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.7 Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi
pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan
strategi teacher centered bisa digunakan metode ceramah, diskusi dan
tanya jawab. Oleh karena itu, Strategi berbeda dengan metode. Strategi
menunjuk pada suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan,
sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Strategi giving question and getting answers (GQGA)
dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan
7
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 20.
(21)
keterampilan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.8 Strategi giving
question and getting answers (GQGA) merupakan implementasi dari
strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai
subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi
pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.
Strategi giving question and getting answers (GQGA) di temukan oleh
Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Strategi ini
di kembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, karena pada dasarnya
strategi tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan
metode ceramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan
potongan-potongan kertas sebagai medianya.
Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang esensial
dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan
menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.
Strategi giving question and getting answers (GQGA) dilakukan bersama
antara metode tanya jawab dengan metode ceramah, agar siswa tidak
8
(22)
dalam keadaan blank mind. Metode ceramah sebagai dasar agar siswa
mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge).9
Adapun langkah-langkah penerapan strategi giving questions and
getting answers (GQGA) adalah sebagai berikut :
1. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa.
2. Setiap siswa diminta untuk melengkapi pertanyaan berikut ini :
Kertas 1 : Saya masih belum paham tentang………
Kertas 2 : Saya dapat menjelaskan tentang………..
3. Bagi siswa kedalam kelompok kecil, 4 sampai 5 orang.
4. Masing-masing kelompok memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada
(kartu 1), dan juga topik-topik yang dapat mereka jelaskan (kertas 2)
5. Mintalah setiap kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah mereka seleksi. Jika ada di antara siswa yang bisa
menjawab, diberi kesempatan untuk menjawab. Jika tidak ada yang
bisa menjawab, guru harus menjawab.
6. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan apa yang dapat
mereka jelaskan dari kertas 2. Selanjutnya minta mereka untuk
menyampaikannya ke kawan-kawan.
9
Nur Hidayatul Wahidah, Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV MINU WedoroWaru Sidoarjo, (Surabaya: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016) hlm. 11.
(23)
7. Lanjutkan proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada.
8. Akhiri pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan
klarifikasi dari jawaban-jawaban dan penjelasan siswa.10
Adapun variasi dari penerapan strategi giving questions and getting
answers (GQGA) adalah sebagai berikut :
1. Sebelumnya, siapkan beberapa kartu pertanyaan dan distribusikan
kepada kelompok. Mintalah setiap kelompok untuk memilih satu
pertanyaan atau lebih yang dapat mereka jawab.
2. Sebelumnya, siapkan beberapa kartu jawaban dan distribusikan kepada
setiap kelompok. Minta setiap kelompok untuk memilih satu jawaban
atau lebih yang mereka temukan yang berguna dalam meninjau ulang
apa yang telah mereka pelajari.11
Penerapan model strategi giving questions and getting answers
(GQGA) dalam suatu proses pembelajaran bertujuan untuk :
1. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses
pembelajaran
2. Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan
kognitif maupun sosial
10
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004). hlm. 71-72.
11
Melvin L. Siberma, Active Learning: 101 Stratgi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2009), hlm. 245.
(24)
3. Memberikan rasa senang pada siswa
4. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa
5. Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi
6. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
7. Mencapai tujuan belajar.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari strategi giving questions
and getting answers (GQGA) adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan :
1. Suasana lebih menjadi aktif
2. Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun
kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
3. Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang
disampaikan.
4. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.
b. Kelemahan :
1. Pertanyaan pada hakikatnya sifatnya hanya hafalan
2. Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan
(25)
3. Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak
mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami adan
menguasai materi yang telah diajarkan.12
B. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu deketahui
dan diingat. Dengan demikian,memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai aspek.13 Menurut aliran
Gestalt, belajar adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung
makna penguasaan pengetahuan, dapat menyelaraskan dengan sikap
dan keterampilannya. Dapat pula diartikan bahwa pemahaman adalah
kemudahan dalam menemukan suatau pemecahan masalah.
Keterampilan menghubungkan bagian-bagian pengetahuan untuk
12
Nur Hidayatul Wahidah, Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV MINU WedoroWaru Sidoarjo, (Surabaya: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016), hlm. 11-14.
13
Kunandar, PENILAIAN AUTENTIK ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Dididk Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta : PT RajaGrafndo Persada, 2014), hlm. 168.
(26)
diperoleh suatu kesimpulan merupakan salah satu wujud
pemahaman.14
Pemahaman merupakan keterampilan dan kemampuan
intelektual yang menjadi tuntutan di sekolah dasar hingga di pergurun
tinggi. Artinya, ketika seorang peserta didik dihadapkan pada
komunikasi, diharapkan mereka dapat mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide baru sehingga apa yang
dikomunikasikan tersebut dapat berkembang, tetapi masih sesuai pada
alur komunikasi tersebut.15
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci
tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat
lebih tinggi dari hafalan atau ingatan. Kemampuan memahami juga
dapat diartikan kemampuan mengerti tentang hubungan antarfaktor,
antarkonsep, antarprinsip, antardata, hubungan sebab akibat, dan
penarikan kesimpulan.
Pemahaman mengandung Arti menguasai sesuatu dengan
pikiran. Perlu diingat, pemahaman bukan hanya sekedar tahu, tetapi
14
Abdul Majid,, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012), hlm. 115.
15
Wowo Sunaryo, Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hlm. 43
(27)
juga menghendaki agar peserta didik atau subjek yang bersangkutan
dapat memahami objek-objek yang telah dipelajari dan dapat
mengembangkannya ke dalam sesuatu yang baru sehingga
pemahaman mereka dapat menghasilkan pemiliran yang kreatif dan
imajinatif.16
Dalam kegiatan belajar ditunjukkan melalui : (1)
mengungkapkan gagasan, atau pendapat dengan kata-kata sendiri, (2)
membedakan, membandingkan, menginterpretasi data,
mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri, (3) menjelaskan gagasan
pokok, (4) dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
Contoh hasil belajar yang berkaitan dengan pemahaman adalah
peserta didik dapat menjelaskan makna organisasi ASEAN bagi
bangsa Indonesia dalam aspek ekonomi.17
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi
contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk
penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan
memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun,
16
Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006) hlm. 42-44
17
Kunandar, PENILAIAN AUTENTIK ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Dididk Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta : PT RajaGrafndo Persada, 2014) hlm. 168-169
(28)
tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab,
untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau
mengenal.18
Sejumlah kajian hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecakapan untuk mengontrol tingkat pemahaman merupakan proses
yang sejalan dengan tingkat perkembangan berpikir seseorang.
Artinya semakin tua usia siswa maka semakin tinggi tingkat
kecakapannya dalam kemampuan pemahamannya. Pada hakikatnya
dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia anak semakin tinggi
kemampuan berpikir dan semakin tajam tingkat pemahamannya.19
2. Strategi Pemahaman
Strategi-strategi pemahaman membangkitkan dan
mengembangkan kapasitas-kapasitas para murid menalar serta
menggunakan bukti dan logika. Strategi-strategi ini memotifasi
dengan membangkitkan keingintahuan melalui misteri, masalah/soal,
petunjuk, dan kesempatan untuk menganalisis dan berdebat.
Bab-bab strategi diantaranya :
a. Membandingkan dan mengontraskan (Compare and Contras)
adalah sebuah strategi yang digunakan oleh para murid untuk
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 24.
19
Sapriya. Pendidikan IPS Konsep dan Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012). hlm. 158-159.
(29)
melakukan analisis komparatif, dengan menggunakan
kriteria-kriteria dalam menarik simpulan-simpulan dan menduga
kemungkinan-kemungkinan sebab dan akibat.
b. Membaca untuk mendapatkan makna (Reading For Meaning)
merupakan sebuah strategi membaca yang menggunakan
pertanyaan-pertanyaan sederhana dalam rangka membantu para
murid menemukan dan mengevaluasi bukti serta menyusun
interpretasi yang saksama.
c. Pemerolehan konsep (Concept Attainment) merupakan suatu
“pendekatan belajar-mengajar konsep” yang mendalam yang didasarkan pada pemeriksaan seksama terhadap contoh dan
mencontoh.
d. Misteri (Mystery) adalah sebuah strategi yang didalamnya para
murid menginterpretasikan dari mengorganisasikan
petunjuk-petunjuk dalam rangka menjelaskan situasi penuh teka-teki atau
menjawab pertanyaan yang menantang.20
3. Tingkat Pemahaman
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori,
Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris
ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika,
20
(30)
mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam
memasang sakelar.
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan
kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
Menghubungkan pengetahuan tentang konjugasi kata kerja, subjek,
dan possessive pronoun sehingga tahu menyusun kalimat “ My friend is studying” bukan “My friend studying” merupakan contoh
pemahaman penafsiran.
Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah
pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang
mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga
tingkatan diatas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara
ketiganya tidaklah mudah. Penyusun tes dapat membedakan item yang
susunannya termasuk sub-kategori tersebut tetapi tidak perlu
berlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah
(31)
ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil
belajar.
Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal.
Misalnya mengungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama
dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya,
berbeda. Mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri
dengan simbol tertentu termasuk ke dalam pemahaman terjemahan.
Dapat menghubungkan antar unsur dari keseluruhan pesan suatu
karangan termasuk ke dalam pemahaman penafsiran. Item
eksptrapolasi mengungkapkan kemampuan di balik pesan yang tertulis
dalam suatu keterangan atau tulisan.
Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup
banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau
perbaikan sebab terjebak kedalam item pengetahuan. Sebagian item
pemahaman dapat disajikan dengan gambar, denah, diagram, atau
grafik. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah
banyak mengungkapkan aspek pemahaman.21
4. Indikator Pemahaman
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 24-25.
(32)
Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori
memahami meliputi sebagi berikut :22
a. Menginterpretasikan
Proses ini terjadi pada seseorang peserta didik dimana
mereka mampu untuk mengubah sesuah sajian informasi di dalam
satu bentuk kebentuk lainnya. Misalnya, mengubah kata menjadi
bentuk gambar, mengubah gambar dalam bentuk kata, mengubah
angka menjadi bentuk kata, megubah kata menjadi bentuk angka.
b. Mencontohkan
Proses ini terjadi apabila seorang peserta didik meberikan
suatu contoh khusus mengenai suatu konsep tentang materi yang
telah dipelajari, baik secara umum atau khusus.
c. Mengklasifikasikan
Proses ini terjadi pada saat seorang peserta didik menyadari
bahwa suatu hal dapat dimasukkan ke dalam golongan tertentu
atau dikelompokkan ke dalam golongan yang sejenis.
d. Merangkum
Proses ini terjadi pada saat peserta didik menyatukan
sebuah pernyataan yang dapat mewakili suatu informasi yang
telah disajikan sebelumnya atau pada saat seseorang peserta didik
22
Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013) hlm. 19
(33)
meringkas suatu tema yang umum menjadi suatu tema yang
khusus.
e. Menduga
Proses menduga merupakan proses menemukan suatu pola
dari serangkaian contoh atau kasus. Proses menduga terjadi pada
saat peserta didik mampu merangkum sebuah konsep atau prinsip
umum yang dapat diterapkan pada serangkaian contoh atau kasus
yang diberikan kepadanya dengan cara mendaftar sifat-sifat dari
contoh kasus yang relevan dengan suatu konsep atau prinsip yang
dia ajukan.
f. Membandingkan
Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi
adanya persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek,
kejadian, pemikiran, permasalahan, situasi, dan lain-lain.
g. Menjelaskan
Proses menjelaskan terjadi pada saat seorang peserta didik
mampu untuk menyusun suatu permodelan sebab-akibat dari
suatu sistem dan menggunakan permodelan tersebut. Dalam
proses ini, peserta didik memberikan penjelasan secara utuh
(34)
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya.23 IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.24
2. Karakteristik Mata Pelajaran IPS
a. Karakteristik Dilihat dari Aspek Tujuan
Tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
Fokus utama dari program IPS adalah membentuk
individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya, aktivitas dan
interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota
masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung jawab
23
Nurhadi, Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan, (Jakarta: PT Multi Kreasi Satu Delapan, 2010) hlm. 4
24
Ahmad Susanto. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2014) hlm. 10
(35)
untuk melestarikan, melanjutkan, dan memperluas nilai-nilai dan
ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.
b. Karakteristik Dilihat dari Ruang Lingkup Materi Pembelajaran IPS
Jika ditinjau dari ruang lingkup materinya, maka bidang studi
memiliki karakteristik sebagai berikut : a) menggunakan
pendekatan lingkungan yang luas, b) menggunakan pendekatan
terpadu antarmata pelajaran yang sejenis, c) berisi materi konsep,
nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerja sama, d) mampu
memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif, dan inovatif dan
sesuai dengan perkembangan anak, e) mampu meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam berpikir dan memperluas
cakrawala budaya.
c. Karakteristik Dilihat dari Aspek Pendekatan Pembelajaran
Karakteristik bidang studi IPS dapat pula dilihat dari sudut
pendekatan atau metodologi pembelajaran yang sering digunakan.
Metodologi pembelajaran IPS terutama dalam kaitannya dengan
kurikulum yang berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan alokasi waktu serta
penetapan dan pengembangan kompetensi dasar yang mendukung
pencapaian kompetensi lulusan, sedangkan dalam metodologi
(36)
3. Tujuan Pembelajaran IPS
Secara umum tujuan pendidikan IPS pada tingkat SD untuk
membekali peserta didik dalam bidang pengetahuan sosial. Adapun
secara khusus tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan sosial yang berguna bagi kehidupannya
b. Kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menysun alternatif
pemecahan masalah nasional yang terjadi di kehidupan masyarakat.
c. Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan
berbagai bidang keilmuan serta bdang keahlian.
d. Kesadaran sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap
pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan
tersebut.
e. Kemampuan mengambangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai
dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.
Sementara dalam kurikulum tahun 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pendidikan IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
(37)
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inquiri, memecahlan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local,
nasional dan global.25
4. Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh Amerika
Serikat pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, jepang menyerah kepada
sekutu. Berita kekalahan jepang ternyara didengar oleh para pemuda
Indonesia dari siaran radio luar negeri. Pemuda Indonesia segera
bertindak mendorong para pemimpin bangsa untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.26
a. Peristiwa Rengasdengklok
Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945,para tokoh
pemuda mengadakan rapat kilat. Keputusan rapat adalah segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16
25
Ahmad Susanto. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2014) hlm. 10-32.
26
Saidiharjo, Cakrawala Pengethuan Sosial 5B, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007) hlm 83.
(38)
Agustus 1945. Sebab, Jepang sudah kalah perang dan Belanda
serta sekutu belum datang. Golongan pemuda mengutus Darwis
dan Wikana menemui Bung Karno dan Bung Hatta untuk
menyampaikan hasil rapat golongan pemuda. Tapi Bung Karno
dan Bung hatta menolak permintaan tersebut. Terjadilah
ketegangan akibat pertentangan pendapat antara golongan tua dan
golongan pemuda.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda terdiri
atas Sukarni, Yusuf kunto, dan Singgih membawa Bung Karno dan
Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Pada sore hari, Mr.
Ahmad Soebardjo datang untuk menengahi pertentangan pendapat
anatara pemuda dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah para
tokoh itu mencapai kata sepakat dalam musyawarah, mereka
mmutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sampai di Jakarta, Bung Karno dan Bung Hatta mengajak
anggota PPKI dan para tokoh pemuda untuk membicarakan
persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pembicaraan itu
dilangsungkan di rumah Laksamana Muda Maeda. Rumah tersebut
terletak di jalan Imam Bonjol No.1, Jakarta.
(39)
Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB dini hari, Bung
Karno, Bung Hatta, dan Mr. Ahmad subarjo berhasil menyusun
naskah proklamasi. Mulanya diusulkan agar semua yang hadir ikut
menandatangani naskah proklamasi tersebut. Tapi karena mereka
yang hadir tidak bersedia, maka Sukarno mengusulkan dalam rapat
tersebut agar teks proklamasi ini ditandatangani oleh Sukarno dan
Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Naskah proklamasi yang semual
ditulis tangan kemudian diketik rapi oleh Sayuti Melik.27
Gambar 2.1 Naskah teks proklamasi
27
Asy’ari, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial Dasar Untuk SD Kelas V, (Penerbit Erlangga, PT Gelora
(40)
5. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sesuai kesepakatan para pemimpin bangsa Indonesia, pembacaan
teks proklamasi dilaksanakan pada jam 10.00 WIB, tanggal 17
Agustus 1945. Tempatnya di kediaman Ir. Sukarno, Jalan Pegangsaan
Timur No. 56, Jakarta. Bertindak sebagai pembeca teks proklamasi
adalah Ir. Sukarno dengan didampingi Drs. Moh. Hatta.
Ribuan orang hadir di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta
untuk menyaksikan hari yang sangat bersejarah itu. Karena yang
membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Ir.
Sukarno dan Drs. Moh. Hatta , keduanya dikenal sebagai proklamator
republic Indonesia.
Lagu Indonesia raya berkumandang mengiringi berkibarnya sang
Merah Putih yang dinaikkan oleh pemuda Suhud dan Latif
Hendraningrat. Peristiwa pernyataan kemerdekaan Indonesia itu
kemudian disebarluaskan keseluruh penjuru tanah air, bahkan sampai
luar negeri.
Pemerintahan baru Republik Indonesia segera menerima
pengakuan kedaulatan dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika
(41)
6. Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi a. Ir. Sukarno
Sukarno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901,
Ayahnya bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo dan ibunya bernama
Ida Nyoman Rai. Pada masa kecil dan remaja, Sukarno dikenal
sebagai pemuda cerdas dan pemberani. Pada tahun 1924, ia
bergasil lulus dari perguruan tinggi dan menyandang gelar
insinyurnya dari Sekolah Tinggi Teknik di Bandung
b. Ibu Fatmawati Sukarno
Peranan ibu Fatmawati sebagai istri Sukarno sangat besar.
Peranan ibu Fatmawati makin menonjol ketika terjadi upacara
Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ibu Fatmawati dengan
keahlian dan ketekunannya berhasil Membuat bendera merah
putih. Bendera tersebut dikibarkan setelah pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
c. Drs. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta lahir di Batuampar, Sumatera Barat.
Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Nama ASLINYA
Mohammat Khattar. Namun, Akhirnya berubah menjadi
Mohammad Hatta. Hatta dikenal sebagai anak yang taat beragama.
(42)
d. Achmad Subardjo
Achmad Subardjo telah aktif dalam pentas politik pada masa
pergerakan nasional. Peranan Achmad Subardjo makin menonjol
ketika terjadi peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia.28
7. Memberikan Contoh Cara Menghargai Jasa Tokoh-Tokoh Kemerdekaan
Tindakan yang dilakukan oleh para pejuang merupakan contoh
yang dapat kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
beberapa contoh tindakan menghargai jasa para pejuang :
1) Melanjutkan perjuangan para tokoh dengan rajin belajar
2) Rajin membantu orang tua di rumah
3) Disiplin dalam segala tindakan atau pekerjaan
4) Mendoakan para tokoh kemerdekaan
5) Ikut membersihkan makam para pahlawan saat diadakan kerja bakti
6) Selalu ikut menjaga nama baik para tokoh kemerdekaan dan
keluarganya
7) Meniru atau mencontoh segala sikap dan perbuatan dalam
memperjuangkan kemerdekaan
28
Saidiharjo, Cakrawala Pengethuan Sosial 5B, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), hlm 93-95.
(43)
8) Melanjutkan cita-cita luhur para tokoh kemerdekaan dalam mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang.
D. Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers dalam Pemahaman Mata Pelajaran IPS
Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers dalam
mata pelajaran IPS merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS khususnya materi proklamasi
kemerdekaan republik Indonesia. Strategi Giving Question and Getting
Answers merupakan sebuah strategi yang dikembangkan untuk melatih
siswa agar memiliki kemampuan dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan. Salah satu tujuan dari strategi Giving Question and Getting
Answers ini adalah mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar proses
perbaikan pembelajaran. Dengan adanya penerapan strategi Giving
Question and Getting Answers guru dapat mengetahui pemahaman anak
terhadap materi yang di ajarkan karena pada dasarnya strategi tersebut
merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode ceramah yang
merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas
sebagai medianya. Selain dapat mengukur pemaham siswa terhadap
materi, strategi Giving Question and Getting Answers mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif karena siswa temotifasi
(44)
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang membahas tentang
strategi Giving Question and Getting Answers dapat meningkatkan
keaktifan siswa ditulis oleh Nur Hidayatul Wahidah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya pada tahun
2016 dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV MINU Wedoro Waru Sidoarjo”. Pada
penelitian tersebut dijelaskan bahwa keaktifan siswa maupun guru
terhadap mata pelajaran IPA meningkat. Terbukti keaktifan siswa
meningkat sebanyak 90,6 % setelah diadakannya siklus II. Hasil itu
meningkat jauh dari hasil penelitian pra siklus yang memperoleh hasil
(45)
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yaitu kegiatan mengumpulkan, mengelola,
menganalisis, dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat
keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses
pemeblajaran.24 dengan tindakan berupa penerapan strategi giving question
and getting answers yang merupakan suatu variasi dalam pemebelajaran
IPS materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan berntuk kolaboratif
yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti bekerja sama dengan guru
kelas V. peneliti terlibat langsung dalam merancang penelitian.
merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi, dan
melaporkan penelitian. Peran guru kelas V dalam penelitian ini adalah
sebagai observer, pengumpulan data, dan penganalisis.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin.
Kurt Lewin memperkenalkan konsep pokok penelitian tindakan yang
meliputi empat komponen penting, yaitu :
24
Fitri Yuliawati, Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), hlm. 17.
(46)
1) Perencanaan/planning
Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan yaitu (1) membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) Mempersiapkan
fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk mengajar di
kelas, (3) mempersiapkan instrument untuk merekam, menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan.
2) Tindakan/Acting
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan dalam RPP dalam situasi yang actual, meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
3) Pengamatan/Observing
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah (1) mengambil perilaku
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau kegiatan
diskusi/ kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati pemahaman
tiap-tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah
dirancang sesuai dengan tujuan PTK
4) Refleksi/Reflecting.
Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil
observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil
pembelajaran; (4) mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan
(47)
Gambar 3.1 Model Kurt Lewin
Hubungan antara keempat komponen tersebut dipandang sebagai
satu siklus. Dalam perkembangannya, model Lewin ada tambahan
kegiatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi penelitian.
Pengembangan model Lewin bergantung pada subjek, objek, dan tujuan
penelitian, baik itu penelitian tindakan pada umumnya atau penelitian
tindakan kelas pada khususnya.25
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian
Setting penelitian ini meliputi :
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di kelas V MINU Sumokali,
desa Sumokali, kecamatan Candi, kabupaten Sidoarjo pada siswa
kelas V matapelajaran IPS.
25
Fitri Yuliawati, Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional, (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2012), Hlm. 23-24.
(48)
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester genap tahun
ajaran 2016/2017.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V tahun pelajaran
2016/2017 MINU Sumokali. Siswa kelas V MINU Sumokali
berjumlah 20 siswa, jumlah siswa laki-laki berjumlah 10 siswa
sedangkan jumlah siswa perempuan berjumlah 10 siswa. Peneliti
memilih kelas V karena materi proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia itu penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan rasa
cinta tanah air pada siswa, dan pemahaman siswa yang kurang begitu
memuaskan pada materi tersebut.
C. Variabel yang Diteliti 1. Variabel Input
Dalam PTK ini yang menjadi variabel input adalah siswa kelas V
MINU Sumokali Sidoarjo.
2. Variabel Proses
Dalam PTK ini yang menjadi variabel proses adalah strategi Giving
(49)
3. Variabel Output
Dalam PTK ini yang menjadi variabel output adalah peningkatan
pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata
pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia.
D. Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus
ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Tahapan tersebut disusun dalam siklus dan setiap siklus dilaksanakan
sesuai perubahan yang ingin dicapai. Sebelum mencapai tahap siklus,
dilakukan kegiatan pra siklus untuk memperoleh data awal sebelum
dilaksanakannya tahap siklus.
1. Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK) model Kurt Lewin, berikut adalah perencanaan
pra siklus (wawancara dan pre tes sebelum melakukan siklus I dan
siklus II) :
a. Melakukan kunjukan ke lembaga sekolah terkait
b. Merencanakan tindakan yang dilakukan
c. Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d. Menyiapkan instumen penelitian seperti pedoman wawancara dan
(50)
e. Membuat materi yang akan disampaikan.
2. Siklus I :
1. Perencanaan :
a. Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran
b. Menentuakan strategi yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah
maka untuk memecahkan masalahnya peneliti melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan strategi Giving Question
and Getting Answers (GQGA)
c. Menyususn Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) untuk mata pelajaran IPS di kelas V kemudian
mengembangkan RPP tersebut dengan strategi Giving
Question and Getting Answers (GQGA).
d. Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan strategi
yang digunakan yaitu berupa potongan-potongan kertas yang
dibentuk seperti kartu. Peneliti harus membuat kartu sebanyak
dua kali lipat jumlah siswa, kemudian jumlah kartu tersebut
dibagi menjadi dua, separuh untuk kartu pertanyaan dan
separuh lagi untuk kartu jawaban. Serta menyiapkan
gambar-gambar tokoh proklamasi kemerdekaan.
(51)
f. Menyiapkan instrument ukur berupa soal latihan untuk
mengukur pemahaman siswa.
2. Pelaksanaan
Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap
melakukan tindakan selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan. Tahap
ini dilakukan harus sesuai dengan RPP yang telah di susun.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Guru memberi salam
b. Guru memimpin doa untuk memulai pelajaran
c. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
pembelajaran
d. Sebelum menerapkan strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA), Guru membimbing siswa untuk membaca
materi proklamasi kemerdekaan Indonesia
e. Siswa menandai materi yang dianggap penting
f. Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman tentang
materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tujuan dari
kegiatan ini yaitu agar siswa lebih memahami materi yang
diajarkan yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia
g. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap
(52)
h. Guru memberikan potongan-potongan kertas yang berisi
pertanyaan (kartu 1) dan hal yang dapat dijelaskan (kartu 2)
i. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
penerapan strategi Giving Question and Getting Answers
(GQGA).
j. Guru membimbing siswa untuk menuliskan hal yang belum
dimengerti di kartu 1.
k. Guru membimbing siswa untuk menuliskan hal yang sudah
dimengerti di kartu 2.
l. Setiap kelompok berdiskusi untuk memilih
pertanyaan-pertanyaan dan topik yang dapat mereka jelaskan.
m. Guru membimbing setiap kelompok membacakan
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang mereka pilih
n. Setelah semua kartu-kartu telah habis dibacakan, siswa dan
guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah
diajarkan
o. Siswa mengerjakan tugas berupa tes tulis
p. Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan
q. Guru bertanya tentang materi yang belum dimengerti oleh
siswa
r. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
(53)
s. Guru mengecek kehadiran siswa
t. Guru dan siswa berdoa bersama untuk menutup kegiatan
pembelajaran.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan
kelas adalah pengamatan terhadap siswa, pengamatan terhadap
guru, mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis
data 1 sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja
siswa. Analisis dilakukan untuk mengadakan baik kelebihan
maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian
mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan
pada pelaksanakan siklus II.
3. Siklus II
1. Perencanaan :
a. Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran
b. Menyususn Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(54)
mengembangkan RPP tersebut dengan strategi Giving Question
and Getting Answers (GQGA).
c. Membuat media pembelajaran yang sesuai dengan strategi yang
digunakan yaitu berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk
seperti kartu. Peneliti harus membuat kartu sebanyak dua kali
lipat jumlah siswa, kemudian jumlah kartu tersebut dibagi
menjadi dua, separuh untuk kartu pertanyaan dan separuh lagi
untuk kartu jawaban. Serta mempersiapkan gambar-gambar tokoh
proklamasi kemerdekaan.
d. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
e. Menyiapkan instrument ukur berupa soal latihan untuk mengukur
pemahaman siswa.
2. Pelaksanaan
Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap
melakukan tindakan selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan. Tahap ini
dilakukan harus sesuai dengan RPP yang telah di susun. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
a. Guru memberi salam
b. Guru memimpin doa untuk memulai pelajaran
c. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan
(55)
d. Sebelum menerapkan strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA), Guru membimbing siswa untuk membaca
materi proklamasi kemerdekaan Indonesia
e. Siswa menandai materi yang dianggap penting
f. Siswa membaca hasil rangkuman
g. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
penerapan strategi Giving Question and Getting Answers
(GQGA).
h. Guru memberikan potongan-potongan kertas yang berisi
pertanyaan (kartu 1) dan hal yang dapat dijelaskan (kartu 2)
i. Siswa menuliskan pertanyaan pada kartu 1
j. Siswa menuliskan hal yang dapat dijelaskan pada kartu 2
k. Siswa di bimbing untuk membacakan pertanyaan yang mereka
pilih
l. Setiap siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
yang dibacakan siswa lain. Bila tidak ada siswa yg menjawab,
maka guru yang harus menjawab pertanyaan tersebut.
m. Setiap siswa di bimbing untuk membacakan tokpik yang sudah
mereka tulis di kertas 2
n. Setelah semua kartu-kartu telah habis dibacakan, siswa dan guru
melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan
(56)
p. Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan
q. Guru bertanya tentang materi yang belum dimengerti oleh siswa
r. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
s. Guru mengecek kehadiran siswa
t. Guru dan siswa berdoa bersama untuk menutup kegiatan
pembelajaran.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilaksanakan terhadap penelitian tindakan kelas
adalah pengamatn terhadap siswa, pengamatan terhadap guru,
mengumpulkan dan mengidentifikasi data. Apabila analisis data 2
sudah diketahui, maka dilakukan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisa hasil kerja
siswa. Analisis dilakukan untuk mengadakan baik kelebihan maupun
kekurangan yang terdapat pada siklus II, kemudian didiskusikan
bersama untuk mengetahui hambatan maupun kendala selama
(57)
E. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian 1. Teknik pengambilan data
a. Metode Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling
efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi
item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
terjadi.
Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui aktivitas
guru dan aktivita siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada
saat pembelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia menggunakan strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA).
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat
memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian
tindakan kelas.26
26
Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kekas Sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(58)
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru
IPS MINU Sumokali Sidoarjo mengenai minat, perhatian dan
kegiatan selama proses pembelajaran IPS. Selain itu peneliti
melakukan wawancara dengan kepala sekolah MINU Sumokali
Sidoarjo guna mendapatkan data tentang gambara sekolah yang
akan diteliti.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data tentang jumlah siswa kelas V MINU
Sumokali serta data berupa foto proses kegiatan belajar mengajar
saat diadakan proses penelitian.
d. Tes Tulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.27 Tes ini
terdiri dari sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada materi proklamasi
kemerdekaan republik Indonesia. Tes tulis di berikan kepada siswa
kelas V MINU Sumokali Sidoarjo di setiap putaran.
27
(59)
2. Instrumen Penelitian
a. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam strandar isi
dan dijabarkan dalam silabus.
b. Tes Tulis
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan dari pemahaman siswa pada
pokok bahasan materi proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tes
tulis ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
adalah uraian singkat. Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 10 soal
yang telah diuji coba, kemudian penulis mengadakan analisis butir
soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal.
c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
Penelitian ini menggunakan lembar observasi yang berguna untuk
mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas V MINU Sumokali
Sidoarjo dalam kegitan proses belajara mengajar mata pelajaran IPS
materi proklamasi kemerdekaan republik Indonesia menggunakan
strategi Giving Question and Getting Answesr. Selain itu digunakan pula
(60)
aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi Giving Question and Getting Answers.
d. Wawancara
Instrumen ini berupa lembar wawancara yang berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan wawancara. Peneliti mengadakan wawancara
dengan ibu Choirotun Nisak selaku guru IPS kelas V MINU Sumokali
Sidoarjo. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data
awal sebelum diadakan penelitian.
e. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, beberapa dokumen yang dijadikan sebagai
sumber data diantaranya adalah data tenaga pendidik, jumlah siswa, nilai
siswa, dan foto-foto kegiatan belajara siswa.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data dianalisis.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis datanya menggunakan teknik
statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik parametris dan
nonparametris. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif, cara menganalisisnya dengan
(61)
sebagaimana adanya tanpa ada maksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi data.28
Analisis data dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
sebagai berikut:29
1. Penilaian Tes
Nilai rata-rata kelas dihitung dengan cara menjumlahkan nilai yang
diperoleh peserta didik kemudian dibagi dengan jumlah peserta didik
yang berada di dalam kelas tersebut. Penilaian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
�X : Jumlah semua nilai peserta didik
N : Jumlah peserta didik
Suatu kelas dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai
nilai rata-rata kelas minimal 70,00. Berikut adalah kriteria tingkat
keberhasilan nilai rata-rata kelas peserta didik.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2008), Hlm. 51
29
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm. 90.
(62)
Tabel 3.1
Kriterian Tingkat Keberhasilan Nilai Rata-rata Kelas
Tingkat Keberhasilan Kriteria
91-100 81-90 71-80 61-70
≤ 34
Sangat Baik Baik Sedang Tidak Baik Sangat Tidak Baik
2. Penilaian ketuntasan belajar
Seorang siswa dikatakan mencapai ketuntasan atau berhasil
apabila telah mencapai taraf penugasan minimal dengan nilai 70.
Sedangkan suatu kelas dapat dikatakan tuntas belajar apabila di dalam
kelas tersebut terdapat 70% siswa yang telah mencapai nilai lebih dari
sama dengan 70.
Tabel 3.2
Presentase ketuntasan Belajar Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria 86%-100% 76%-85% 60%-75% 55%-59%
≤ 54%
Sangat Baik Baik Sedang Tidak Baik Sangat Tidak Sekali
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut :
(63)
3. Penilaian Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Nilai aktivitas guru dan siswa diperoleh dengan cara membagi
skor yang diperoleh dengan skor maksimum kemudian dikalikan
seratus. Adapun rumus nilai akhir aktivitas guru adalah sebagai
berikut :
Keterangan :30
G = Skor aktifitas guru
F = Frekuensi (jumlah skor yang diperoleh)
N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran31 Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria 85-100 74-84 55-74 35-54
≤ 34
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Sekali
Sedangkan untuk menghitung data observasi siswa dihitung dengan
rumus :
30
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014). Hlm. 134
31
(64)
Keterangan :
S = Skor aktifitas Siswa
F = Frekuensi (jumlah skor yang diperoleh)
N = Jumlah skor maksimal
Tabel 3.4
Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Pembelajaran32 Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria 85-100 75-84 55-74 35-54 ≤34 Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Sekali
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja digunakan untuk melihat tingkat keberhasilandari
kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki
proses belajar mengajar dikelas. Adapun indikator yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Skor hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa sekurang-kurangnya
berkategori baik.
2. Nilai rata-rata kelas lebih dari sama dengan 70
3. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal adalah lebih dari
sama dengan 70%
32
(65)
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana peneliti
bekerjasama dengan Ibu Choirotun Nisak selaku guru kelas sekaligus guru IPS
kelas V sebagai kolaborator. Peneliti menyimpulkan data berdasarkan data
yang benar-benar diperoleh selama proses penelitian berlangsung.
1. Peneliti I :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Nonika Septiya Putri
b. Jabatan Fungsional : Mahasiswa UIN Sunan Ampel
Surabaya Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
c. Jabatan Struktural : -
d. Bidang Keahlian : IPS
e. Spesifikasi Tugas : Menyusun instrumen/alat ukur
pemahaman siswa, merancang
pelaksanaan penelitian,
melaksanakan penelitian, dan
menyusun laporan akhir.
2. Penelitian II :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Choirotun Nisak
(66)
c. Jabatan Struktural : Guru kelas
d. Bidang Keahlian : IPS
e. Spesifikasi Tugas : Membantu merancang pelaksanaan
penelitian dan melaksanakan
(67)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian tentang penerapan strategi Giving Question and Getting Answer
pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk
meningkatkan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo ini
dilakukan dengan dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri
dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),
observasi (observing), dan refleksi (reflection). Hasil penelitian dapat
dipaparkan di bawah ini :
1. Hasil Penelitian Tentang Penerapan Strategi Giving Question and Getting Answers pada Mata Pelajaran IPS Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V MINU Sumokali Sidoarjo
a. Siklus I
Pada sisklus pertama terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi seperti berikut ini :
a) Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kolaborator
menentukan waktu yang disepakati untuk melaksanakan siklus I.
peneliti dan guru kolaborator menyepakati bahwa peneilitan ini
(68)
pertemuan dengan waktu 2x35 menit. Berdasarkan kesepakatan
antara peneliti dan guru kolaborator, siklus I dilaksanakan pada
tanggal 9 Maret 2017. Yang menjadi subyek penelitian ini yaitu
siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo dengan jumlah siswa
sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10
siswa laki-laki. Penelitian ini merupakan penerapan dari strategi
Giving Question and Getting Answers (GQGA) terhadap
pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada penelitihan ini, data pemahaman siswa diperoleh dari
hasil tes tulis yang di lakukan di setiap akhir pembelajaran.
Sedangkan data penerapan strategi Giving Question and Getting
Answers (GQGA) di peroleh dari lembar observasi aktivitas guru
dan lembar observasi aktivitas siswa. Pengambilan data tersebut
dilakukan saat proses belajar mengajar di kelas.
Setelah menentukan waktu penelitian, peneliti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia,
kompetensi dasar yang di ambil adalah menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
(69)
kompetensi yaitu (1) mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting
proklamasi kemerdekaan Indonesia (2) menyebutkan tokoh-tokoh
penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia (3)
menyebutkan contoh menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Indikator tersebut
kemudian dijabarkan pada langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang ada di dalam RPP. Selain RPP, peneliti juga
mempersiapkan instrumen penelitian dan soal untuk mengukur
pemahaman siswa. Instrumen yang dipersiapkan berupa lembar
observasi aktifitas siswa dan lembar aktifitas guru. Sebelum
dipakai intuk penelitian dokumen RPP, soal dan lember observasi
aktifitas siswa dan guru terlebih dahulu dilakukan validasi kepada
Bapak Drs. Nadlir, M.Pd.I selaku validator agar hasil yang
didapat teruji kevalidannya.
b) Pelaksanaan
Pada tahap ini pelaksanaan akan dilaksanakan satu kali
pertemuan yang dilakasanakan pada tanggal 9 Maret 2016 pukul
08.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada
implementasi dari RPP yang telah dirancang dan di susun oleh
peneliti sebelumnya. Peneliti diberi wewenang oleh guru
(70)
bertindak sebagai observer sekaligus pembimbing dalam kegiatan
penelitian di sekolah.
Pada tahap pendahuluan guru mempersiapkan siswa terlebih
dahulu dengan mengucap salam, dengan serempak siswa
menjawab salam dari guru. Setelah menjawab salam, terlihat
beberapa murid berbisik-bisik dengan teman-temannya penasaran
dengan kedatangan peneliti. Melihat siswa berbisik kemudian
guru menjelaskan mengenai kedatangan peneliti di kelas V dan
menyampaikan maksud serta tujuan peneliti agar siswa tidak
bertanya-tanya dan penasaran lagi. Setelah guru selesai
memberikan penjelasan, kemudian kelas diserahkan kepada
peneliti.
Sebelum peneliti memulai kegiatan pembelajaran, peneliti
mengucapkan salam pembuka dan memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dari kedatangan peneliti kepada siswa.
Peneliti menjelaskan bahwa siswa boleh menganggap peneliti
sebagai guru mereka, ini bertujuan agar kedekatan komunikasi
antara peneliti dan siswa bisa terjalin dengan baik. Setelah siswa
paham kemudian pembelajaran pun dimulai dengan perintah
“Sebelum memulai pelajaran, marilah kita berdoa bersama-sama,
berdoa dimulai….” Kemudian siswa mulai berdoa. Setelah
(1)
96 BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan strategi Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I dengan skor 76 dan siklus II dengan skor 89. Selain itu
penerapan strategi Giving Question and Getting Answers dapat
membantu guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif sehingga pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas mengajar guru di siklus I dengan skor 78 dan siklus II dengan skor 94.
2. Peningkatan pemahaman siswa kelas V MINU Sumokali Sidoarjo pada mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan strategi Giving Question and Getting Answers mengalami peningkatan yang bagus. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklus. Nilai rata-rata kelas saat pra siklus
(2)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 97
57.7, siklus I 73, dan siklus II 83.8, Jumlah siswa yang tuntas belajar saat pra siklus 9 siswa, Siklus I 14 siswa, dan siklus II 18 siswa. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa saat pra siklus 45%, siklus I 70%, dan siklus II 90%.
B. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa seharusnya senang dan lebih semangat lagi saat belajar IPS, karena IPS adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sosial sehari-hari. Khususnya pada materi yang berhubungan dengan sejarah, jika siswa malas belajar tentang sejarah maka siswa tidak akan bisa tahu bagaimana para pejuang Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Untuk itu siswa harusnya lbih senag dan lebih semangat lagi bila mengikuti pembelajaran dikelas bersama guru.
2. Bagi Guru
Guru kelas hendaknya menerapkan strategi pembelajaran Giving Question and Getting Answers dengan model pembelajaran yang lebih menarik dan sesuai dengan karakter siswa dan media pembelajaran yang digunakan. Selain itu guru kelas hendaknya menerapkan strategi
(3)
98
pembelajaran Giving Question and Getting Answers pada mata pelajaran lain, karena strategi pembelajaran ini bisa cocok dengan semua mata pelajaran karena pada dasarnya strategi ini bersifat tanya jawab dengan menggunakan kartu sebagai medianya. Oleh karena itu guru perlu memperkaya wawasan tentang berbagai strategi pembelajaran yang sekarang sudah banyak dikembangkan dalam dunia pendidikan anak.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan untuk menerapkan strategi-strategi
pembelajaran yang sudah banyak berkembang dalam dunia pendidikan anak. Khususnya strategi Giving Question and Getting Answers yang cocok diterapkan pada setiap mata pelajaran.
(4)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Dasar Untuk SD Kelas V, Penerbit Erlangga: PT Gelora Aksara Pratama
F.Silver, et al. Harvey.2012. Strategi-strategi Pengajaran, Jakarta: PT Indeks
Kunandar. 2011. Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
pengembangan profesi guru, Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
, 2014. Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Dididk Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
L. Siberma, Melvin. 2002. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nurhadi. 2010. Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: PT Multi Kreasi Satu Delapan
Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Saidihardjo, 2007. Cakrawala pengetahuan Sosial 5B. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Sapriya, 2012. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
(5)
Sudirman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sunaryo, Wowo. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS DI Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Suyono. Hariyanto. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yuliawati, Fita. 2012. Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani
(6)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Wahidah, Nur Hidayatul. 2016. Penerapan Strategi Pembelajaran Giving Question and Getting Answers (GQGA) Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV MINU Wedoro Waru Sidoarjo. Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Zaini, Hisyam.2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga