Dampak polusi industri terhadap proses pembelajaran PAI: studi kasus polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning Jetis Mojokerto.

(1)

(Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis,

Mojokerto)

SKRIPSI

Oleh :

M

USTOFA MA’A SHOBIRIN

D71213124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2017


(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sarjana (S-1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MUSTOFA MA’A SHOBIRI

N

NIM: D71213124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2017


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Mustofa Ma’a Shobirin (NIM: D71213124), 2017. Skripsi dengan judul “Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto)”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah Untuk 1. Mendeskripsikan bagaiman bentuk polusi industri PT. Alu Aksara Pratama, 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran PAI di SDN Perning, 3. Mendeskripsikan Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.

Berdasarkan tujuan diatas, maka penulis menggunakan metode observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan SDN Perning dan uji statistik Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) tahun ajaran 2016-2017 yang berjumlah 222 siswa.

Adapun sampelnya dari siswa sebanyak 24 siswa yang diambil secara acak atau random

sampling.

Dari analisis tentang Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) bahwa Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama mengeluarkan polusi air dan polusi udara.

Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning sebelum adanya polusi dari industri masih nyaman dan damai. Setelah adanya industri proses pembelajaran juga masih kondusif, tetapi setelah ada pelebaran wilayah industri yang sampai pada lingkungan sekoah mengakibatkan proses pembelajaran kurang kondusif. Bau yang tidak sedap dari polusi industri tersebut menganggu murid yang sedang belajar di kelas.

Antara Polusi Industri PT.Alu Aksara Pratama dan Proses Pembelajaran PAI terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini terbukti dengan hasil analisa data statistik “product moment” sebesar 0, 7133 yang mana jika Harga t hitung tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 =

24 – 2 = 22, maka diperoleh t tabel = 2,056. Ternyata harga t hitung 4,778 lebih besar

dari t tabel 2,056, sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan nilai koefisien korelasi antara Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama dan Proses Pembelajaran PAI sebesar 0, 7133.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO.... ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian...……….. 6

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Penelitian Terdahulu………... 7

F. Hipotesis Penelitian………. 9


(9)

H. Definisi Operasional...………. 10

I. Sistematika Pembahasan………. 13

BAB II : KAJIAN TEORI A. Bentuk Polusi Industri 1. Pengertian Polusi…...……….. 15

2. Sebab Adanya Polusi...………. 16

3. Macam Polusi...……… 18

4. Dampak Pencemaran...……….. 28

5. Polusi PT. Alu Aksara Pratama...……….. 29

B. Proses Pembelajaran PAI 1. Pengertian Proses Pembelajaran………. 31

2. Ciri - ciri Interaksi Proses Pembelajaran ...………. 35

3. Faktor – factor yang mempengaruhi ....………. 38

4. Pendidikan Agama Islam...………. 40

C. Dampak Polusi Terhadap Proses Pembelajaran .……….. 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……… 45

B. Jenis Penelitian...……… 45

C. Variabel Penelitian...……….. 46

D. Rancangan Penelitian.……… 47


(10)

F. Instrumen Penelitian...………. 51

G. Teknik Pengumpulan Data....……….. 52

H. Metode Analisa Data………. 54

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian...………. 60

B. Penyajian dan Analisis Data ...……….. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 99

B. Saran...………... 100

DAFTAR PUSTAKA


(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.

Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas, pertanian, maupun industri non-migas lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang disebabkan oleh hasil buangan

industri-industri tersebut1.

Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang

1


(12)

diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik


(13)

2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.

3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan

sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Pencemaran lingkungan terbagi atas dua jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara dan pencemaran air. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara dan air sudah sangat kritis. Contohnya pada usaha Industri di PT. Alu Aksara Pratama, PT. Alu Aksara Pratama adalah Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand yang berada di Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawa timur. Pabrik yang sangat dekat dengan rumah warga desa perning dan dekat dengan tempat pendidikan SDN Perning tersebut sudah berdiri lama dari tahun 1990 an. Perusahaan ini sudah tergolong pabrik tua yang


(14)

masih bertahan menghadapi era Pasar bebas. Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand ini mengeluarkan polusi yang sampai pada rumah-rumah dan tempat sarana dan prasarana fasilitas umum seperti mushola-mushola, masjid-masjid, TPQ dan sekolah. Polusi tersebut berupa bau tak sedap yang kerap menganggu kenyamanan warga di sekitar perusahaan tersebut. Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand seringkali mengeluarkan polusi berupa polusi udara hasil pembakaran yang sampai meluap di udara, mengeluarkan limbah air yang di buang melalui sungai. Bau dari polusi tersebut telah sampai pada lingkungan disekitar Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand tersebut. Seperti di SDN Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini, tempat belajar bagi anak-anak desa perning. Sekolah yang dekat dengan jalan raya, pasar dan perusahaan industri. Sekolah ini yang setiap harinya merasakan dampak dari polusi yang diakibatkan oleh PT. Alu Aksara Pratama Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain. Setiap harinya pada saat proses pembelajaran para siswa-siwi merasa terganggu akan adanya polusi tersebut. Mereka merasakan polusi dari bau menyengat yang di keluarkan oleh PT. Alu Aksara Pratama Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand tersebut. Polusi tersebut berupa bau yang menyebabkan konsentrasi siswa waktu pembelajaran sering kali hilang dan terganggu dengan bau tersebut. Sering kali beberapa siswa di SDN perning tidak masuk sekolah dikarenakan sakit akibat dari polusi PT. Alu Aksara Pratama Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand.


(15)

Dalam proses pembelajaran perlu adanya dukungan dari pihak guru maupun dari pihak sarana prasarana dan juga lingkungan. Para kontruktivis menyampaikan sejumlah kriteria agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif antara lain:

1. Harus diciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan

2. Belajar yang menarik perhatian siswa (engaged learning) adalah

menyenangkan karena menantang, relevan, mengarah tujuan, serta didukung dengan metode yang memungkinkan tercapainya keberhasilan.

3. Hampir semua siswa dapat dan akan belajar bila didukung oleh guru dan

lingkungan belajar yang efektif.2

Jika semua itu mendukung maka dalam pencapaian proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Contohnya saja jika guru sudah menyiapkan proses pembelajaran dengan baik, sarana prasarana sudah mendukung, akan tetapi jika lingkungan itu tidak mendukung maka tidak bisa berjalan dengan efektif proses pembelajaran tersebut.

Maka apabila terjadi demikian akan timbul suatu permasalahan atau dugaan bahwa akibatnya atau efek dari Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama (pabrik

tepung) dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dan untuk

membuktikannya maka diperlukan adanya suatu penelitian, apakah benar Polusi Industri dari PT. Alu aksara Pratama (pabrik tepung) akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

2


(16)

Berkaitan dengan hal itu, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan mengangkat sebuah judul yaitu : “Dampak Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, selanjutnya dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Bentuk Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama?

2. Bagaimana Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning?

3. Bagaimana Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses

Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto?

C. Tujuan Penelitian

Berawal dari pembahasan tersebut di atas, maka penelitian bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan bagaiman Bentuk polusi industri PT. Alu Aksara Pratama.

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran di SDN Perning.

3. Mendeskripsikan Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap

Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.

D. Manfaat Penelitian


(17)

a. Memberikan informasi tentang Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.

b. Memberikan kontribusi secara ilmiah mengenai Dampak Polusi Industri

PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.

2. Manfaat praktis

a. Memberi pengalaman moril dan tambahan khazanah pemikiran baru

tentang Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.

b. Bagi sekolah dan institusi pendidikan pada umumnya merupakan

kontribusi tersendiri, atau minimal dapat dijadikan sebagai referensi tambahan guna mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

c. Menambah kecintaan alam dan lingkungan belajar.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan untuk mengetahui bangunan keimuan yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang digunakan

benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain.3 Pada dasarnya penelitian

terdahulu sebagai tolak ukur dalam pembuatan penelitian yang baru.

3Rah awa ,Tizar, “Pe buata Proposal Pe elitia ” (http://tizarrahmawan.wordpress.com, diakses pada 22 Maret 2017)


(18)

Adapun penelitihan terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yakni: 1. College Students’ Perception of Classroom Noise and Its Consequences on

Learning Quality (Persepsi siswa terhadap kegaduhan dikelas dan konsekuensinya pada kualitas pembelajaran). Jurnal ini disusun oleh Emilse Aparecida Merlin Servilha dan Marina de Almeida Delatti di Brazil. Pada penelitian ini dijelaskan bahwasannya siswa megidentifikasikan kegaduhan di dalam kelas sebagai sebuah faktor yang menganggu terhadap proses belajar mengajar. Siswa merasa tidak bisa mendengarkan dengan jelas pada waktu proses pembelajaran yang diakibatkan oleh kegaduhan di sekitar sekolah

mereka. Pada penelitian ini mengunakan kuisioner dengan open close question

tentang kemunculan, sumber, tipe, dan penaksiran terhadap kegaduhan serta

pengaruh terhadap pembelajaran dan strategi belajar mengajar.4

2. The Effects of Noise On Children at School : A Review ( Efek Kegaduhan terhadap Anak-anak di Sekolah ). Jurnal ini disusun oleh Bridget M Shield dan Julie E Dockrell di London. Pada penelitian ini dijelaskan bahwasanya efek yang ditimbulkan dari kegaduhan menyebabkan siswa tidak bisa mendengar penjelasan dari guru dengan jelas di kelas. Kegaduhan tersebut juga menganggu kongnitif siswa delam menyerap proses pembelajaran di

kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan survei lapangan.5

4

E.A.M. Servilha dan M. de Almeida, “College Students’ Perception of Classroom Noise and Its Consequences on Learning Quality”. Scielo analytics. Vol. 19 No.2, Brazil 2014

5

B.M Shield dan J. E Dockrell, “The Effects of Noise On Children at School : A Review”. Scielo analytics. Vol. 19 No.2, Inggris 2014


(19)

Sedangkan penelitian ini menjelaskan tentang Dampak Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) yang focus terhadap bentuk polusi dan cara pengambilan data Dampak polusi Industri terhadap proses pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan observasi, Interview, angket, dan dokumentasi.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap persoalan-persoalan penelitian yang belum benar secara penuh dan kebenarannya itu harus dibuktikan dengan penelitian.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Awal (Hipotesis Nol)

Hipotesis awal merupakan hipotesis yang mengadung peryataan yang menyangkal dan biasanya ditulis dengan (Ho). Dalam penelitian ini menyatakan bahwa Tidak Ada Dampak Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto).


(20)

Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang isinya mengandung

pernyataan yang tidak menyangkal dan biasa ditulis dengan (Ha).6 Dalam

penelitian ini hipotesis Alternatif (Ha) yaitu menyatakan Ada Dampak Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto).

G. Ruang Lingkup Pembahasan

Agar mempermudah dalam penelitian ini, maka yang akan dijadikan obyek dalam penelitian ini akan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut:

1. Bentuk Polusi PT. Alu Aksara Pratama, meliputi pengertian polusi, sebab

adanya polusi, macam polusi dan efek yang ditimbulkan dari polusi

2. Mendeskripsikan mengenai Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis,

Mojokerto, meliputi keadaan sebelum adanya industri dan keadaan setelah adanya industri.

3. Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses

Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto, Meliputi keadaan siswa waktu kegiatan pembelajaran dengan adanya polusi yang ada di lingkungan sekolah siswa.

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kurang jelasnya makna dalam pembahasan, maka perlu adanya penegasan istilah atau definisi operasional. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

6


(21)

1. Polusi

a. Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya.7 Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh

berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.


(22)

b. PT. Alu Aksara Pratama

Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain yang berada di Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawatimur. Pabrik yang sangat dekat dengan rumah warga desa perning dan dekat dengan tempat pendidikan SDN Perning tersebut sudah berdiri lama dari tahun 1990 an. Perusahaan ini sudah tergolong pabrik tua yang masih bertahan menghadapi era Pasar Bebas ini.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah seorang pendidik dan peserta didik

melakukan kegiatan belajar mengajar (transfer of knowledge).

Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti barang apa

yang dikatakan kepada orang supaya diketahui (dituruti dan sebagaiannya).8

Yakni proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap organisme atau pribadi.Yang dimaksud dengan pembelajaran disini adalah proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie

yang berarti Pendidikan dan Paedagogie yang berarti pergaulan dengan

8

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta : Rineka Cipta,2002Strategi,,22


(23)

anak.9 Agama dalam kamus Besar bahasa Indonesia yaitu kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebangkitan dan kewajiban-kewajiban yang bertalian

dengan kepercayaan itu.10 Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang

diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.11

Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan agama islam yaitu suatu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai proses pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi

maupun kehidupan dalam masyarakat.12

I. Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN

Sebagai landasan awal munculnya rumusan masalah yang dijabarkan dalam latar belakang masalah, juga membahas tentang rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

9

Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Ciputat: CRSD PRESS, 2007), 15.

10

Anton M. Moeliono, et.al, kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 9.

11

Ibid,. 340.

12

Aat., Sohari & Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008), 16.


(24)

Terdiri dari tinjauan tentang Polusi Industri yang meliputi penegertian polusi, macam-macam, sebab terjadinya polusi, dan dampak dari polusi. Kemudian membahas tentang proses pembelajaran PAI.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang lokasi penelitian, jenis penelitan, variabel penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi data yaitu tentang gambaran umum obyek penelitian, meliputi sejarah berdirinya sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana sekolah, penyajian data dan analisis data.

BAB V : PENUTUP


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bentuk Polusi Industri 1. Pengertian Polusi

Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya.13

Menurut kamus KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) pengertian Polusi adalah Pengotoran (tentang air, udara, dan sebagainya); Pencemaran.

Sedangkan Pengertian Polusi menurut para ahli, polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, maupun materi ke dalam lingkungan sehingga menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Secara lengkap, polusi bisa dimaknai dengan perubahan yang kurang menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil aktivitas manusia secara keseluruhan atau sebagaian, melalui pengaruh


(26)

langsung atau tidak langsung, dari perubahan dalam susunan kimia-fisikan,

tingkat radiasi, polla energi, dan limbah dari organisme.14

Dari pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya polusi adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam melalui pengaruh langsung atau tidak langsung, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

2. Sebab Adanya Polusi

Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas, pertanian, maupun industri non-migas lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang disebabkan oleh hasil buangan industri-industri tersebut. Semakin meningkatnya kebutuhan manusia maka semakin banyak kebutuhan ekonomi yang dibutuhkan. Dengan adanya lapangan pekerjaaan berupa industri-industri yang sangat banyak sekali dibangun di indonesia ini, maka semakin luas juga peluang usaha dan semakin luas pula polusi yang di hasilkan oleh industri-industri tersebut. Polusi yang semakin banyak itu di tiap-tiap daerah memang

14 http://dilihatya.com/1088/pengertian-polusi-menurut-para-ahli diakses 09/03/2017 jam


(27)

belum sebegitu terasa saat ini, tetapi dua sampai lima tahun kedepan akan terasa di setiap daerah industri tersebut.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh perkembangan industri tersebut perlu dilakukan upaya pengendalian pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi, baku mutu air laut, dan sebagainya.

Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat digunakan sesuai dengan kriterianya. Menurut kegunaannya air pada sumber

air dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: (1) golongan A yaitu air yang

dapat digunakan sebagai air minum secara lengsung tanpa harus diolah

terlebih dahulu, (2) golongan B yaitu air yang dapat yang digunakan sebagai

air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga, (3)

golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan, dan (4) golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk

keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri

dan listrik tenaga air. Baku Limbah cair adalah batas kadar yang


(28)

pencemaran kedalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu air.

Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku mutu udara yang dapat dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu

udara ambien.15

3. Macam-macam Polusi

A. Polusi Air

a) Pengertian Polusi Air

Menurut Ardhana (1994), “Pencemaran Air adalah Pencemaran Limbah Menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi bagi pertumbuhan mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita”16

.

15

Fardiaz, Srikandi, Polusi Air & Udara, 15-16.


(29)

Menurut Michael (1990), “Pencemaran Air adalah Penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai”17

.

Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh, meskipun didaerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2, serata bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen terlarut. Bahkan air murni sebenarnya tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan yang terlarut mungkin memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum.

17 Michael, P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, (UI: Jakarta, 1990),


(30)

Dari contoh-contoh tersebut di atas, jelas bahwa air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum (air leding, air sumur),, mandi (air leding, air sumur), kehidupan hewan air (air sungai, danau), pengairan dan keperluan industri. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan polusi untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh air kali di pegunungan yang belum terpolusi tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan air minum.

b) Ciri-ciri Polusi Air

Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi.sebagai contoh air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun prubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai, dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air


(31)

laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polusi yang berbeda-beda. Untuk mempermudah pembahsan mengenai berbagai jenis polusi, polusi air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut:

1) Padatan

2) Bahan bangunan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding

wastes)

3) Mikroorganisme

4) Komponen organik sintetik

5) Nutien tanaman

6) Minyak

7) Senyawa anorganik dan mineral

8) Bahan radioaktif

9) Panas

Pengelompokan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis polusi mungkin dapat dimasukkan de dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok pedatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam berat sering di masukkan ke dalam kelompok senyawa anorganik tetapi juga merupakan


(32)

padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu macam polusi. Sebagai contoh, sampah organik adalah suatu barang buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokan di atas bersifat untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai berbgai jenis polusi.

c) Sifat-sifat Air Terpolusi

Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya:

1) Nilai pH, keasaman dan alkalinitas

2) Suhu

3) Warna, bau dan rasa

4) Jumlah padatan

5) Nilai BOD/COD

6) Pencemaran mikroorganisme patogen


(33)

8) Kandungan logam berat

9) Kandungan bahan radioaktif18

B. Polusi Udara

a) Pengertian Polusi Udara

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik,kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian. Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Sedangkan Pencemaran Udara Menurut para ahli, yaitu:

Menurut Chambers, Pengertian Pencemaran Udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi

18


(34)

oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.

Menurut Parker, Pencemaran Udara adalah perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut.

Menurut Kumar, Pengertian Pencemaran Udara ialah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya.

Menurut Corman, Pengertian Pencemaran Udara adalah terdapat bahan kontamina di atmosfer karena perbuatan manusia. Hal ini untuk membedakan dengan pencemaran udara alamiah dan pencemaran udara di tempat kerja.19

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan pengertian dari pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.

19

H. J. Mukono,. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran


(35)

b) Asal Pencemaran Udara

Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan tiga proses yaitu atrisi, penguapan dan pembakaran. Dari ketiga proses pencemaran udara tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.

Bahan pencemar udara atau polutan terbagi atas dua bagian, yaitu polutan primer dan polutan sekunder.

Polutan Primer ialah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa gas yang terdiri dari senyawa karbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen dan senyawa halogen.

Polutan Sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan sekunder ini mempunyai sifat kimia dan sifat fisik yang tidak stabil. Yang termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, peroxy acyl

nitrat dan formaldehid.

c) Penyebab Pencemaran Udara

Faktor Alam :

Pencemaran udara dapat terjadi oleh faktor alam/alami yaitu aktifitas alam disekitar kita seperti aktifitas gunung berapi yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, Kebakaran hutan, Dan kegiatan mikroorganisme.


(36)

Faktor Manusia :

Pembakaran ; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).

Proses Peleburan : Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda, semen, keramik, aspal. Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap, dan gas.

Pertambangan dan penggalian : Polutan yang dihasilkan terutama adalah debu.

Proses pengolahan dan pemanasan : Semisal proses pengolahan makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Polutan yang dihasilkan meliputi asap, debu, dan bau.

Pembuangan limbah : Baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Polutannya adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk. Proses kimia : Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa debu, uap dan gas.

Proses pembangunan : Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.


(37)

Proses percobaan atom atau nuklir : Polutan yang dihasilkan terutama adalah gas dan debu radioaktif.

d) Zat Pencemar Udara

- Karbon Monoksida

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan.

- Nitrogen Dioksida (NO2)

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. - Sulfur Oksida (SOx)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx).

- Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2).

- Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. - Khlorin (Cl2)


(38)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.

- Partikulat Debu (TSP)

Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli.

- Timah

Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah

4. Dampak Pencemaran

- Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan.

- Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,bintik hitam.

- Hujan asam


(39)

- Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan udara kita

- Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari matahari.20

5. Polusi PT. Alu Aksara Pratama

PT. Alu Aksara Pratama adalah Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain yang berada di KM 39 Jl. Raya Perning, Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawatimur, 61352, Indonesia. Pabrik yang berada di lingkungan Desa Perning yang dekat dengan Jalan raya dan dekat dengan rumah warga desa perning dan juga dekat dengan fasilitas umum . PT. Alu Aksara Pratama sudah berdiri lama dari tahun 1990 an. Perusahaan ini sudah tergolong pabrik tua yang masih bertahan menghadapi era Pasar Bebas ini. Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain ini terbilang cukup luas dan memiliki karyawan yang banyak. PT. Alu Aksara Pratama perusahaan yang mengeluarkan polusi yang berpengaruh sampai pada rumah-rumah dan tempat sarana dan prasarana fasilitas umum seperti mushola,pondok dan sekolah di sekitar PT. Alu Aksara Pratama. Perusahaan

20

http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-polusi-udara-lengkap.html diakses pada tanggal 10/02/2017 pada jam 22.12.


(40)

Penghasil Tepung Terigu Rose Brain ini seringkali mengeluarkan polusi berupa polusi udara dari hasil pembakaran yang meluap melalui cerobong asap di udara, dan juga PT. Alu Aksara Pratama mengeluarkan limbah air yang di alirkan melalui sungai yang ada di aliran sungai Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dari kedua polusi tersebut bau polusi sampai pada lingkungan disekitar Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain tersebut. Polusi dari pembuangan limbah tersebut setiap harinya menganggu aktivitas di sekitar lingkungan PT. Alu Aksara Pratama baik aktivitas masyarakat sekitar maupun aktivitas pengguna jalan umum.

Pernah ada Demo Besar-besaran yang dilakukan Ratusan warga di Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto meluruk pabrik tepung, PT. Alu Aksara Pratama, yang berada di dekat tempat tinggal mereka. Warga meminta tanggungjawab manajemen atas dampak pembuangan limbah pabrik itu. "Warga dirugikan karena bau limbah menyengat, bunyi mesin bising, dan debu asapnya juga mengganggu pernafasan. Kami minta kompensasi," kata Ponidi, Koordinator warga. Selama ini, kata dia, pabrik dianggap warga telah berbuat seenaknya. Pabrik tidak memperhatikan keberadaan warga di sekitarnya. Buktinya, sejak didirikan beberapa tahun lalu, pabrik tidak pernah memperhatikan keluhan warga. Limbah cair dan asap dibuang bebas tanpa ada penyaringan. Debu asap terus mengepul bebas keudara. Warga, kata dia, juga sering menderita gatal-gatal. Limbah cair menyebabkan sumber air warga


(41)

tercemar. "Air tak bisa digunakan untuk memasak, mencuci dan mandi. Yang

jelas kami merasa dirugikan," ujarnya.21

B. Proses Pembelajaran PAI

1. Pengertian Proses Pembelajaran

Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Depdiknas bahwa, pembelajaran adalah suatu proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Belajar berarti berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan karena pengalaman. Pembelajaran berasal dari kata belajar diberi awalan pe- dan akhiran -an yang mempunyai arti upaya untuk membelajarkan peserta didik sehingga memperoleh sesuatu dengan efektif dan efisien.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

21

https://www.google.com/amp/s/m.tempo.co/amphtml/read/news/2010/02/03/058223167/warga -demo-limbah-pabrik-tepung diakses pada 09/03/2017 jam 10.09.


(42)

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran di sini bukan sekedar upaya untuk memberikan pengetahuan yang beroerientasi pada target penguasan materi (siswa lebih banyak menghafal dari pada menguasai keahlian) yang diberikan gurunya, akan tetapi juga memberikan sebuah pedoman hidup yang akan dapat bermanfaat bagi dirinya dan manusia lainnya, pembelajaran juga memberikan hiburan (eduatainment) kepada peserta didik agar bisa menjalankan aktivitas

pembelajaran dengan menyenangkan bukan karena keterpakasaan.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Ahmad Sabri dalam bukunya bahwa orang yang sudah melakukan proses bembelajaran diharapkan akan bisa merasa lebih bahagia, lebih pantas memanfaatkan alam sekitar, menjaga kesahatan, meningkatan pengabdian untuk ketrampilan serta melakukan


(43)

pembedaan (terdapat perbedaan keadaan antara sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran)

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar, yang mana belajar-mengajar dan pembelajaran terjadi secara bersama-sama. Proses pembelajaran dapat pula terjadi tanpa kehadiran guru atau tanpa kegiatan mengajar dan belajar secara formal. Akan tetapi proses pembelajaran dapat dilakukan di manapun dan kapanpun tanpa terikat formalitas lembaga pendidikan. Sedangkan mengajar atau belajar secara formal yang dimaksud penulis dalam skripsi ini yaitu meliputi segala hal yang guru lakukan di kelas atau di luar kelas dalam suatu jam mata pelajaran atau di luar jam mata pelajaran yang masih ada ikatan dengan peraturan sekolah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wijaya Kusumah dalam artikelnya bahwa Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain

Adapun secara umum pengertian belajar itu sendiri adalah suatu proses

perubahan akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.22

Sehingga dapat kita katakana bahwa ciri-ciri belajar adalah suatu perbuatan yang bisa menghasilkan perubahan untuk menuju kepada suatu yang telah


(44)

maju dan perubahan tersebut atas dasar latihan yang disengaja, oleh karena itu

hasil belajar tidak dapat diketemukan hanya secara kebetulan saja.23

Sedangkan pengertian mengajar itu sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Nasution adalah suatu usaha pihak guru yakni mengatur lingkungan

sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar.24

Dengan demikian yang dimaksud proses belajar mengajar adalah suatu aspek lingkungan sekolah yang terorganisir untuk menunjang kegiatan guru, murid guna mencapai suatu tujuan.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Benyamin S. Bloom, bahwa didalam proses belajar mengajar akan dapat diperoleh kemampuan yang terdiri 3 (tiga) aspek, yaitu :

a. Aspek Kognitif (pengetahuan) yaitu aspek yang berhubungan dengan

kemampuan individual mengenai dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mentalnya.

b. Aspek Afektif (sikap) yaitu aspek yang berhubungan dengan

perkembangan sikap dan perasaan yang akhirnya menuju pada perkembangan emosional serta moralnya.

c. Aspek Psikomotor (keterampilan) yaitu aspek yang menyangkut

perkembangan ketrampilan yang mengandung unsure motoris.25

23 Dakir, Dasar – dasar Psikologi(Yogjkarta : Pustaka Belajar, 1993), h. 126 24 S. Nasution, Didaktik Azas – azas Mengajar (Bandung : 1982), h. 7

25 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,


(45)

Adapun yang penulis maksud dengan proses belajar mengajar adalah suatu proses kegiatn pembelajaran dimana guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang menerima pelajaran dari gurunya untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Ciri - ciri Interaksi Proses Pembelajaran

Dalam Kehidupan Sehari - hari, setiap orang pasti mengadakan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan sebagainya. Salah satu dari interaksi tersebut berupa interaksi edukatif yang berarti interaksi yang berlangsung dalam ikatan

tujuan pendidikan.26

Interaksi edukatif dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Interaksi edukatif yang berlangsung secara khusus dengan ketentuan - ketentuan tertentu di lingkungan sekolah yang lazim disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru sebagai pihak yangberinisiatif awal untuk melaksanakan tugas mengajar di satu pihak dengan siswa yang secara langsung sedang melaksanakan kegiatan

belajar.27

26 Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung : Tarsito, 1984), h. 3 27 Sardiman Am, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : CV. Rajawali, 1986), h. 2


(46)

Dengan demikian apa yang dilakukan oleh guru akan mendapatkan respon dari murid dan dengan demikian pula sebaliknya apa yang dilakukan oleh murid akan mendapat sambutan dari guru. Atau dengan kata lain bahwa antara kegiatan guru dan kegiatan murid terjadi suatu

hubungan yang disebut komunikasi interaksi.28

Semua kegiatan tersebut dapat diringkas dalam beberapa ciri interaksi

proses belajar mengajar. Adapun ciri – ciri interaksi belajar mengajar

adalah sebagai berikut :

a. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai

b. Ada bahan yang menjadi isi dari interaksi

c. Ada siswa yang aktif mengalami

d. Ada guru yang melaksanakannya

e. Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan

f. Ada situasi yang subur yang memungkinkan proses belajar

mengajar berlangsung dengan baik

g. Adanya penilaian terhadap hasil interaksi proses belajar mengajar.29

Interaksi belajar menagjar diarahkan supaya aktivitas berada pada pihak anak didik dan hal ini menjadi kelurusan sebab anak didik merupakan orientasi dari setiap proses atau langkah dari kegiatan

28 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,

1996), h. 73

29 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka setia, 1997), h.


(47)

belajar mengajar, peranan guru di sini sebagai pembimbing, yang dapat mengarahkan siswa dan dapat memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Untuk dapat menghasilkan proses belajar mengajar secara optimal maka diperlukan adanya prosedur atau metode yang merupakan

langkah – langkah sistematis dalam proses belajar mengajar, prosedur

atau cara ini ada kemungkinan berbeda antara satu proses belajar mengajar dengan tujuan lain. Jadi prosedur ini menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam suatu proses belajar mengajar dibutuhkan situasi yang dapat mendukung, seperti sarana dan parasarana maupun suasana yang akrab, demokratis, yang memungkinkan dapat berkembangannya proses belajar mengajar dan pada akhirnya kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar perlu dilihat hasilnya dengan cara mengadakan evaluasi. Hal ini perlu dilakukan karena kegiatan belajar mengajar ini mengalami batas waktu, sehingga keterkaitan pada

waktujuga menjadi tolak ukurkegiatan pendidikan.30

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah kegiatan guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu, makin jelas tujuan pembelajaran pendidikan maka makin mudah pula pemilihan dan penetapan bahan dan metode penyampaian.


(48)

Namun ketetapan suatu metode dapat diketahui secara nyata setelah melihat dari hasil penilaian yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar, unsur tujuan, bahan metode, dan penilaian merupakan suatu kebulatan yang tak dapat dipisahkan antara satu

dengan lainnya.31

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar

Belajar mengajar pada dasar adalah suatu proses. Sebagai suatu proses sudah tentu harus ada yang diproses (masukan / input) dan hasil dari pemrosesan / output. Dari sini maka proses belajar mengajar ini dianalisis dengan pendekatan analisis system. Dengan pendekatan system ini maka akan dapat terlihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses

belajar mengajar disekolah.32

Dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat di temui dua subyek yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai subyek didik. Dimana dari keduanya diharapkan terwujud suatu komunikasi yang aktif baik guru maupun siswa. Sehingga terwujud suatu hubungan dari keduanya yang akhitrnya dapat membuahkan output yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM, yaitu :

31 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,

1996), h. 76


(49)

Hubungan guru dengan siswa atau anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimana sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa merupakan yang t

nidak harmonis maka dapat menciptakan uot put yang tidak diinginkan.33

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya belajar mengajar, yaitu :

a. Faktor dari dalam

Yaitu kondisi fisik, kondisi panca indera, bakat, minat, keceerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Siswa yang dalam hal ini sebagai row put pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu, baik

filosofis maupun psikologisnya. Kesemuannya itu dapat

mempengaruhi suatu keberhasilan proses belajar mengajar.

b. Faktor dari luar

Yaitu lingkungan kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan prasarana serta administrasi. Disamping faktor lingkungan (Inveronment input),

Faktor – faktor yang sengaja dirancang (Instrumental input) yang

terdiri dari kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana, fasilitas, dan manajemen yang berlaku disekolah semuanya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Karena instrumental input


(50)

inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu terwujud seoptimal mungkin.

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie

yang berarti Pendidikan dan Paedagogie yang berarti pergaulan dengan

anak-anak.34

Agama dalam kamus Besar bahasa Indonesia yaitu kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebangkitan dan kewajiban-kewajiban yang

bertalian dengan kepercayaan itu.35

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang

berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui

wahyu Allah SWT.36

Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan agama islam yaitu suatu usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai proses pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi

maupun kehidupan dalam masyarakat.37

C. Pengaruh Polusi Terhadap Proses Pembelajaran

34

Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Ciputat: CRSD PRESS, 2007), 15. 35

Anton M. Moeliono, et.al, kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 9. 36

Ibid,. 340. 37

Aat., Sohari & Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008), 16.


(51)

Berdasarkan Sebastian dan Mauricio polusi udara bisa mempengaruhi hasil dari pendidikan seperti nilai belajar siswa yang kurang, siswa sering

membolos, siswa tidak bisa konsentrasi selama proses pembelajaran.38

Sebagai tambahan, pengaruh yang diakibatkan polusi juga bisa menyebabkan proses pembelajaran dikelas terganggu. Menurut mereka:

Many of the analysis in the economic and medical fields have focused on the negative effects of pollution on absenteeism, fatigue, brain development and cognitive functioning of children.”

Dari pendapat mereka bisa dikatakan bahwa adanya efek negatif dari polusi bisa mengakibatkan siswa sering absen atau dengan kata lain membolos, kelelahan, perkembangan otak dan fungsi kognitif dari siswa yang terganggu. Dengan adanya efek negatif seperti itu, maka sudah dapat dipastikan bahwa proses pembelajarn akan terganggu dan akan menyebabkan siswa mendapatkan nilai rendah disekolah.

Menurut Wang yang dikutip oleh Sebastian dan Mauricio, anak-anak yang berada dilingkungan sekolah yang berpolusi akan memiliki nilai kognitif yang rendah dibandingkan anak-anak yang bersekolah di lingkungan yang bebas polusi.

Dalam suatu proses belajar mengajar dibutuhkan situasi yang dapat mendukung, seperti sarana dan parasarana maupun suasana yang akrab,

38Sebastian J. Miller dan Mauricio A. Vela, “The effect of air pollution on

educational outcmes: Evidence from Chile” Inter-American Development Bank : Department of Research and Chief Economist. December 2013 hal. 05


(52)

demokratis, yang memungkinkan dapat berkembangannya proses belajar mengajar dan pada akhirnya kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar perlu dilihat hasilnya dengan cara mengadakan evaluasi. Hal ini perlu dilakukan karena kegiatan belajar mengajar ini mengalami batas waktu, sehingga keterkaitan pada waktu juga menjadi tolak ukur kegiatan pendidikan.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat di temui dua subyek yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai subyek didik. Dimana dari keduanya diharapkan terwujud suatu komunikasi yang aktif baik guru maupun siswa. Sehingga terwujud suatu hubungan dari keduanya yang akhitrnya dapat membuahkan output yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM, yaitu :

Hubungan guru dengan siswa atau anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimana sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa merupakan yang tidak

harmonis maka dapat menciptakan uot put yang tidak diinginkan.39

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya belajar mengajar, yaitu :

a. Faktor dari dalam

39 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,


(53)

Yaitu kondisi fisik, kondisi panca indera, bakat, minat, keceerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Siswa yang dalam hal ini sebagai row put pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu, baik

filosofis maupun psikologisnya. Kesemuannya itu dapat

mempengaruhi suatu keberhasilan proses belajar mengajar.

b. Faktor dari luar

Yaitu lingkungan, kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan

prasarana serta administrasi. Disamping faktor lingkungan

(Inveronment input), Faktor – faktor yang sengaja dirancang

(Instrumental input) yang terdiri dari kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana, fasilitas, dan manajemen yang berlaku disekolah semuanya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu terwujud seoptimal mungkin.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya dukungan dari pihak guru maupun dari pihak sarana prasarana dan juga lingkungan. Jika semua itu mendukung maka dalam pencapaian proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Contohnya saja jika guru sudah menyiapkan proses pembelajaran dengan baik, sarana prasarana sudah


(54)

mendukung, akan tetapi jika lingkungan itu tidak mendukung maka tidak bisa berjalan dengan efektif proses pembelajaran tersebut.


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Perning yang terletak di Jl. Raya Perning Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Telp. (0343) 851246. Pemilihan lokasi ini dengan beberapa pertimbangan peneliti, yakni :

1. Peneliti ingin mengetahui bagaimana Dampak Polusi Industri terhadap Proses

Pembelajaran PAI (Studi kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto)

2. Letaknya sangat dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga

memungkinkan untuk melakukan penelitian mendalam dan seksama. B. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional kuantitatif, yaitu sebuah penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel.

Penelitian kuantitatif dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan


(56)

hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian lebih akan

lebih baik apabila juga disertai tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.40

Alasan menggunakan penelitian ini adalah untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, dokumentasi, angket dan observasi.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain disebut juga variabel prediktor, dan variabel terikat atau dependent variabel (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi. Sesuai dengan masalah, penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama (Pabrik Tepung) sebagai prediktor atau variabel bebas, kemudian Proses Pembelajaran PAI sebagai kriteria atau variabel terikat (Y).

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Polusi Industri PT. Alu Aksara

Pratama (pabrik Tepung), dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Mengetahui adanya Polusi

b. Apakah setiap hari terjadi polusi

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 11.


(57)

c. Merasa terganggu dengan adanya polusi

d. Dalam kegiatan sehari-hari terkena dampak dari polusi

e. Apakah setiap hari ada yang terkena penyakit akibat polusi

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Proses Pembelajaran PAI, dengan

indikator sebagai berikut:

Variabel Indikator

Proses

Pembelajaran PAI

a. Ada reaksi ketika terdapat polusi di kelas.

b.Mendapatkan kenyamanan waktu proses

pembelajaran jika terdapat polusi di dekat sekolah.

c. Polusi tersebut menganggu memahami apa yang di

sampaikan guru.

d.Merasa dirugikan dengan adanya polusi di sekitar

sekolah atau kelas.

e. Apakah Dengan adanya polusi tersebut proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

D. Rancangan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, peneliti merancang dan mendesain

penelitiannya secara sistematis sehingga hasil penelitiannya diharapkan mudah dimengerti dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dalam penulisannya nanti


(58)

tidak memakan waktu yang lama dan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data

mempergunakan metode statistika yang memungkinkan peneliti untuk

menetapkan secara eksak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto).

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan diadakan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Persiapan

Dalam suatu kegiatan, persiapan merupakan unsur-unsur yang sangat penting. Begitu juga dalam kegiatan penelitian, persiapan merupakan unsur yang perlu diperhitungkan dengan baik sebab yang baik akan memperlancar jalannya penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diharapkan, sehingga data yang diperoleh itu benar-benar valid, maka dalam setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan dipakai untuk mendapatkan serta mengumpulkannya. Sebab metode merupakan kunci keberhasilan dalam suatu penelitian.


(59)

Sehubungan dengan judul dan rumusan masalah yang telah disebutkan pada BAB I, maka persiapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana

Dalam menyusun rencana ini penulis menetapkan beberapa hal seperti berikut ini:

1) Judul penelitian

2) Rumusan masalah

3) Tujuan penelitian

4) Obyek penelitian

5) Metode yang dipergunakan

b. Ijin melaksanakan penelitian

Dengan surat pengantar dari Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Jurusan Pendidikan Islam Prodi Pendidikan Agama Islam, penulis dimohonkan ijin ke kepada Kepala SDN Perning. Dengan demikian penulis telah mendapatkan ijin untuk mengadakan untuk melakukan penelitian di tempat tersebut di atas.

c. Mempersiapkan alat pengumpul data yang berhubungan dengan

pengaruh, yakni menyusun instrumen pengumpul data yakni angket, wawancara, observasi dan domekumentasi.


(60)

Setelah persiapan dianggap matang, maka tahap selanjutnya adalah

melaksanakan penelitian. Dalam pelaksanaan tahap ini peneliti

mengumpulkan data-data yang diperlukan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain: wawancara, dokumentasi, angket dan observasi.

3. Penyelesaian

Setelah kegiatan penelitian selesai, penulis mulai menyusun langkah-langkah berikutnya, yaitu:

a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian dengan mentabulasikan dan

menganalisis data yang telah diperoleh, yang kemudian dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing dengan harapan apabila ada hal-hal yang perlu direvisi, akan segera dilakukan sehingga memperoleh suatu hasil yang optimal.

b. Laporan yang sudah selesai kemudian akan dipertaruhkan di depan

Dewan Penguji, kemudian hasil penelitian ini digandakan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk memperoleh data yang pasti, maka diperlukan adanya populasi yang diteliti. Sebab tanpa adanya populasi, peneliti akan kesulitan dalam mengelola data yang masuk.


(61)

Menurut Suharsimi, populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan

subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian.41 Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VI SDN Perning tahun pelajaran 2016-2017 yang berjumlah 24 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.42 Dalam

kaitannya dengan penarikan sampel, jika jumlah subyek penelitian besar dapat

diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.43 Maka dari jumlah populasi

sebanyak 24 siswa yang kurang dari 100 siswa, maka diambil untuk dijadikan sampel yaitu 100% atau 24 siswa.

F. Instrumen Penelitian

Guna memperoleh data yang diperlukan maka perlu adanya alat-alat pengumpul data atau instrumen, sebab instrumen sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Instrumen yang baik akan menghasilkan data-data yang baik dan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, data harus cocok dan mampu bagi pemecahan masalah. Dalam hal ini Winarno Surachmad menyatakan bahwa :

“Setiap alat pengukur yang baik akan memiliki sifat-sifat tertentu

yang sama untuk setiap jenis tujuan dan situasi penyelidikan. Semua sedikitnya memiliki dua sifat, reliabilitas dan validitas pengukuran. Tidak adanya suatu dari sifat ini menjadikan alat itu tidak dapat memenuhi kriteria sebagai alat

41

Duwi Priyanto, op.cit., h. 9

42

Ibid., h. 9

43


(62)

yang baik”.44

Sifat-sifat yang lain yang harus dipenuhi adalah obyektifitas dan adanya petunjuk penggunaan. Adapun instrumen yang dibuat penulis guna menjaring data adalah wawancara, dokumentasi, angket dan observasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diinginkan.45 Selalu ada hubungan antara metode

mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode observasi

Pengamatan mendalam (systematic observation) yaitu pengamatan

terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang,

dilengkapi dengan instrumen tertentu.46 Teknik ini digunakan oleh peneliti

dengan maksud agar memperoleh data yang lebih akurat dengan mendatangi langsung lokasi penelitian serta menjadi partisipan di sana.

Adapun metode ini digunakan untuk meraih data tentang :

44

Winarto Surahmat. Dasar dan Teknik Pengantar Metode Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1978), h. 145

45

Moh. Nazir., Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 211

46


(63)

a. Lokasi dan obyek daerah penelitian.

b. Keadaan sarana dan prasarana sekolah

c. Aktifitas belajar mengajar

2. Metode wawancara

Wawancara atau interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka, pertanyaan diberikan secara lisan dan

jawabannyapun diterima secara lisan pula.47

Dalam menggunakan metode interview ini peneliti melakukan komunikasi langsung atau wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memberikan keterangan yang penulis perlukan sebagai bahan untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

3. Metode dokumentasi

Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data yang merupakan merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual

relevan dan mendasar dalam konteksnya.48

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dokumen digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah ada. Metode penelitian ini juga peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya, visi dan misi dan data guru dan struktur

47

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 222

48


(64)

organisasi SDN Perning, Jetis, Mojokerto serta data-data yang berkenaan dengan penelitian.

4. Metode angket

Angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandai dengan

mudah dan cepat.49

Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai Dampak polusi Industri terhadap proses pembelajaran PAI (Studi kasus PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) pada siswa kelas VI. Dan metode ini merupakan metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini.

Dengan menggunakan metode angket ini peneliti yakin bahwa

data yang diperoleh mendekati kebenaran dan lebih dapat

dipertanggungjawabkan. H. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

49


(65)

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah.50

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.51 Untuk

menentukan tingkat validitas instrumen penelitian ini, digunakan variabel konstruk (Construct Validity).

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat para ahli.52 Pelaksanaanya ditempuh melalui konsultasi dan atas persetujuan dosen pembimbing sampai alat ukur tersebut dianggap sudah memenuhi syarat dari segi validitas.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinyadapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan.53 Salah satu prosedur untuk mengetahui tingkat

reliabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah yang menghasilkan

50

Suharsimi Arikunto, Op.cit., h. 136

51

Ibid., h. 136

52

Sugiyono, Statistika untuk penelitian, (Bandung: 2011, Alfabeta), h. 352

53


(66)

estimasi reliabilitas split half (teknik belah dua), yaitu dengan membelah item berdasarkan nomor genap-ganjil atau belah awal-akhir. Dalam penelitian ini, peneliti membelah item dengan cara belah awal-akhir.

Setelah kuesioner disusun dan dilakukan uji coba pada 70 responden, hasil uji coba itu kemudian dicari reliabilitasnya. Pertama yang harus

dilakukan adalah mencari r Product Moment, dengan menggunakan rumus

dari Pearson:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi belah dua.

N = Jumlah sample uji coba.

∑ = Jumlah skor butir belah awal.

∑ = Jumlah skor butir belah akhir.

∑ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y.

Harga X dan Y baru merupakan koefisien korelasi antara kedua belah

tes. Untuk melihat estimasi reliabilitas keseluruhan yaitu r11 dilakukan dengan

formula Speaman Brown sebagai berikut:


(1)

98

selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya sebagai berikut:

= √

= √

= √

=

=

=

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 24 – 2 = 22, maka diperoleh t tabel = 2,056. Ternyata harga t hitung 4,778 lebih besar dari t tabel 2,056, sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan nilai koefisien korelasi antara Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama dan Proses Pembelajaran PAI sebesar 0, .

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan variable Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama (X) terhadap Proses Pembelajaran PAI (Y).


(2)

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Dari uraian dan pembahasan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama (pabrik terung) di SDN Perning, Jetis, Mojokerto”, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama mengeluarkan polusi air dan polusi udara. Polusi air dikeluarkan melalui sungai yang berada di dekat rumah warga dan berada di samping lingkungan SDN Perning. Sedangkan polusi udara dikeluarkan melalui cerobong asap yang dikeluarkan ke udara. Dari kedua polusi tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap yang menganggu aktifitas masyarakat sekitar lingkungan Industri PT. Alu Aksara Pratama. 2. Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning sebelum adanya polusi dari

industri masih nyaman dan damai. Setelah adanya industri proses pembelajaran juga masih kondusif, tetapi setelah ada pelebaran wilayah industri yang sampai pada lingkungan sekoah mengakibatkan proses pembelajaran kurang kondusif. Bau yang tidak sedap dari polusi industri tersebut menganggu murid yang sedang belajar di kelas.


(3)

100

data statistik “product moment” sebesar 0, yang mana jika Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 24 – 2 = 22, maka diperoleh t tabel = 2,056. Ternyata harga t hitung 4,778 lebih besar dari t tabel 2,056, sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan nilai koefisien korelasi antara Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama dan Proses Pembelajaran PAI sebesar 0, . Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan variable Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama (X) terhadap Proses Pembelajaran PAI (Y).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyadari masih terdapat keterbatasan yang muncul. Oleh karena itu, hasil penelitian ini belum dapat dikatakan sempurna. Namun demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi praktisi pendidikan dalam rangka pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan lebih lanjut sebagai masukan yang mungkin dapat berguna bagi lembaga yang menjadi obyek penelitian ini yaitu SDN Perning, Jetis, Mojokerto antara lain:

1. Pihak sekolah perlu menangani masalah proses pembelajaran siswa yang setiap harinya terkena dampak dari polusi industri sekitar sekolahan. Pihak sekolah perlu menumbuhkan rasa kepeduliannya terhadap lngkungan belajar siswa dan lebih mengutamakan kebutuhan serta permasalahan siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aat., Sohari & Muslih. 2008. Peranan Pendidikan Agama Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Abu Ahmadi. Joko Tri Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka setia,

Anas Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,

Anton M. Moeliono. et.al. 1989. Kamus Besar Bahsa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Ardhana, Made M. 1994. Mikrobiologi Air. Bali : Universitas Udayana Armai Arif. 2007. Reformulasi Pendidikan Islam. Ciputat: CRSD PRESS

B.M Shield dan J. E Dockrell. 2014. “The Effects of Noise On Children at School : A Review”. Scielo analytics. Vol. 19 No.2, Inggris

Dakir. 1993. Dasar – dasar Psikologi. Yogjkarta : Pustaka Belajar,

E.A.M. Servilha dan M. de Almeida. 2014. “College Students’ Perception of Classroom Noise and Its Consequences on Learning Quality”. Scielo analytics. Vol. 19 No.2, Brazil

Fardiaz, Srikandi, Polusi air & Udara ,(Yogyakarta:Kanisius ,1992), h.15.

H. J. Mukono. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran Pernapasan. (Penerbit Airlangga University Press : Surabaya. http://dilihatya.com/1088/pengertian-polusi-menurut-para-ahli diakses 09/03/2017


(5)

http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-polusi-udara-lengkap.html diakses pada tanggal 10/02/2017 pada jam 22.12.

https://www.google.com/amp/s/m.tempo.co/amphtml/read/news/2010/02/03/0582231 67/warga-demo-limbah-pabrik-tepung diakses pada 09/03/2017 jam 10.09. L.B.Netra. 1974. Statistik Inferensial. Surabaya:Usaha Nasional

Lexy Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Michael, P. 1990. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. UI: Jakarta.

Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman. 1996. Strategi Belajar Mengajar Surabaya Cipta Media.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

Purwanto, Moh. Ngalim, 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Rahmawan,Tizar, “Pembuatan Proposal Penelitian”

(http://tizarrahmawan.wordpress.com, diakses pada 22 Maret 2017) S. Nasution, 1982. Didaktik Azas – azas Mengajar. Bandung : Rineka Cipta. Sardiman Am, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali,


(6)

Sebastian J. Miller dan Mauricio A. Vela. 1986 .“The effect of air pollution on educational outcmes: Evidence from Chile” Inter-American Development Bank : Department of Research and Chief Economist. December 2013

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar Jakarta : Rineka Cipta.

Winarno Surachmad. 1984. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung : Tarsito,