Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga T2 942012004 BAB I

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, persaingan adalah hal yang wajar. Munculnya persaingan itu adalah untuk mendapatkan peserta didik (siswa) sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, hanya sekolah yang memiliki strategi bersaing yang tepat sajalah yang mampu menghadapi kerasnya persaingan ataupun krisis yang terjadi di dalam perjalanan sekolah, Faisal Musa dan Nasution, (2008)

Persaingan yang semakin kuat merupakan sebuah kenyataan yang harus dihadapai oleh berbagai lembaga pendidikan. Persaingan tidak lagi menyangkut efisiensi penyelenggaraan pendidikan namun lebih kepada keunggulan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan yang meliputi hampir semua aspek pendidikan yaitu aspek input, proses dan output (Purwanto: 2011). Untuk dapat bertahan dalam satu lembaga pendidikan yang makin kompetitif, sekolah harus memiliki langkah-langkah antisipatif dalam menjawab kebutuhan pelanggan pendidikan. Langkah-langkah ini diupayakan agar sekolah dapat tetap menjaga eksistensinya dan bersaing dalam dunia pendidikan.


(2)

Dalam persaingan ada beberapa sekolah yang maju karena dapat memberikan pelayanan pendidikan yang baik bagi siswa namun ada juga sekolah swasta yang tidak mampu bersaing dan mengalami penurunan dalam hal mutu pendidikan (David Wijaya 2008). Selain itu bagi lembaga pendidikan yang mampu bersaing dapat menjadi idaman bagi pengguna jasa pendidikan, tetapi bagi lembaga pendidikan yang tidak mampu bersaing akan berangsur-angsur menurun dan pada akhirnya ditutup.

Kenyataan yang mengindikasikan adanya persaingan dalam dunia pendidikan telah banyak ditemui diberbagai daerah di negeri ini. Misalnya, di daerah Malang, yang pada tahun 2008, dari 38 sekolah swasta yang ada di Malang 40 % terancam tutup karena mulai mengalami kerugian dan tidak memiliki jumlah siswa yang cukup untuk proses KBM, (Koran Tempo 2008). Sama halnya dengan sekolah SMK swasta di kota Prabumulih, yang terancam tutup karena sudah dua tahun belakangan ini tidak berhasil merekrut siswa baru. Diberitakan bahwa Sekolah SMK ini kalah bersaing dengan sekolah SMK Swasta yang lainnya di Prabumulih, (Dino di dalam Beritanda.com 2013)

Di Palembang kondisi serupa juga dialami oleh sekolah-sekolah swasta. Menurut kepala badan perguruan swasta kota Palembang, Ki Rajimin, bahwa


(3)

dari total 516 sekolah swasta di kota Palembang 60% terancam tutup. Mayoritas sekolah swasta ini kekurangan murid, kondisi ini dipicu maraknya lokal kelas yang dibuka oleh sekolah-sekolah negeri, (Sigit 2011 dalam Bulletin Metropolis). Di Belitung, SMA Pergib Manggar juga terancam tutup karena jumlah siswa yang terus menurun. Pada saat berita ini ditulis tahun 2012 jumlah siswa yang ada saat itu 50 orang lebih. Dalam proses pembelajaran ada siswa yang pindah, ada juga yang berhenti sehingga total akhir siswa yang ada tahun ajaran 2012 tersisa 46 orang siswa untuk kelas XI, (Rusmiadi 2012).

Di kota salatiga dan sekitarnya beberapa sekolah juga pernah mengalami penurunan jumlah murid bahkan mutu pendidikan karena adanya persaingan. Beberapa sekolah itu antara lain adalah SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, SMA Theresiana Salatiga dan SMP Tama Dewasa Ambarawa dan SD Kristen 1 Salatiga. SMP Kristen Satya Wacana pada awalnya merupakan sekolah faforit di Salatiga dan mempunyai banyak prestasi, mengalami penurunan dalam beberapa tahun belakangan ini, Sumarni (2011). SMA Theresiana sebagai satu-satunya SMA Katolik di Salatiga juga mengalami penurunann dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Panny (2012). SMP Taman Dewasa sebagai salah satu sekolah terutama di kecamatan Ambarawa juga mengalami penurunan yaitu sejak tahun 2000


(4)

hingga saat ini. Sedangkan SD Kristen 1 Salatiga mengalami penurunan jumlah siswa yang mengakibatkan satu kelas hanya berjumlah 9-11 anak. Selain itu kondisi lokasi sekolah yang sempit mengakibatkan proses belajar mengajar sering terganggu, Nevi (2013).

Kondisi persaingan dan berbagai permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan juga dialami oleh Sekolah Kristen 1 Salatiga yang di naungi oleh Yayasan Perguruan Kristen Salatiga. Persaingan yang terjadi tentunya dalam hal pergantian kepemimpian dan penerimaan siswa. Walaupun demikian kondisi, persaingan tersbut tidak menjadi permasalahan bagi Sekolah Kristen di Salatiga sebab hal tersebut dapat diatasi oleh pihak sekolah.

Sekolah Kristen 1 di Salatiga merupakan sekolah yang berdiri pada tanggal 1 Juni 1951. Dalam keberadaannya sekolah Kristen 1 di salatiga menerapkan School Based Management dimana pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah diberikan kepercayaan penuh dalam memimpin sekolah. Pihak Yayasan Perguruan Kristen hanya terlibat dalam membantu melakukan promosi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga pada tanggal 7


(5)

November 2013 disebutkan bahwa penyebab utama terjadinya pergantian kepala sekolah yaitu berawal dari tahun 2000 yang di picu dari adanya permasalahan yang terjadi antara pihak guru dan pimpinan. Permasalahan tersebut berdampak pada cara kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki tugas luar yang banyak sehingga lupa terhadap tanggungjawabnya dan tidak mempedulikan pendapat dari pada rekan-rekannya serta kurangnya dana yang di peroleh. Masalah ini berlanjut sampai pada puncaknya yaitu tahun 2004-2005. Dimana jumlah siswa yang mendaftar saat itu berjumlah 159 orang dan yang di terima hanya 150 orang, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tahun inilah yang paling rendah. Agar permasalahan tersebut tidak berkepanjangan pada akhirnya, para guru dan pihak yayasan mendesak serta memutuskan untuk mengangkat pemimpin yang baru pada tahun 2005.

Sebagai sekolah yang berdiri dengan kepemimpinan yang baru, sekolah Kristen 1 Salatiga terus mengalami perkembangan khususnya pada tingkat pendidikan SMA. Hal ini di tunjukan melalui beberapa prestasi yang diraih seperti kelulusan 100% pada UN tahun 2010-2013, Juara I lomba karya ilmiah se Jawa Tengah tahun 2009 dan juara 1 Siswa berprestasi 2010, juara III Mandarin contest Dies ASM Santa M se Jawa tengah tahun 2010, Lomba Sains (OSN) SMA Komputer


(6)

2011, juara I OSN Matematika kota salatiga 2012, dan Juara I lomba pidato Bahasa Ingris kota Salatiga tahun 2013. Sedangkan dalam bidang non akademik, juara 1 Lomba Futsal PGSD Cup UKSW tahun 2009, juara I Popda kota tenis meja putra kota Salatiga tahun 2011. Dengan prestasi yang di peroleh dari kegiatan-kegiatan seperti ini SMA Kristen 1 Salatiga mampu memperkenalkan sekolahnya kepada masyarakat dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain.

Prestasi yang dicapai oleh SMA Kristen 1 Salatiga di tahun 2007 hingga saat ini jauh lebih baik dibandingan tahun 2000-2004. Prestasi yang diraih dalam bidang non akademik seperti basket dan bulu tangkis sedangkan untuk bidang akademik tidak terlalu nampak.

Selain itu, SMA Kristen 1 Salatiga juga menjadi salah satu sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat, tidak hanya berasal dari salatiga saja, melainkan dari Papua, Kupang dan Ambon. Sejalan dengan itu, maka menurut Trimantara (2007) mengemukakan bahwa lembega pendidikan dikatakan maju dan mampu bersiang apabila lembaga itu dapat memberikan layanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian sekolah akan menjadi unggul dan memperoleh banyak peminat. Banyaknya peminat pada SMA Kristen 1 Salatiga dapat


(7)

dilihat dalam data penerimaan siswa pada table 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Penerimaan Siswa

Tahun SMA Kristen 1 Salatiga Daftar Terima

2008 249 192

2009 253 183

2010 282 223

2011 237 192

2012 222 186

2013 200 160

Sumber: SMA Krisren 1 Salatiga

Data penerimaan siswa menunjukan bahwa jumlah penerimaan siswa mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan. Dikarenakan jumlah kelulusan dari SMP pun sedikit sehingga menurut Kepala SMA Kristen 1 Salatiga, banyak sekolah-sekolah yang mengalami penurunan input siswa bukan saja pada SMA Kristen 1 Salatiga tetapi sekolah unggulan pun mengalami hal demikian.

Data-data tersebut menunjukan bahwa strategi yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga sebenarnya


(8)

berhasil. Hal ini sama seperti hasil penelitian Sulung (2010) tentang Strategi Bersaing Sekolah Teknologi Informasi Komunikasi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan strategi bisnis pada sekolah tersebut untuk dapat bersaing dengan sekolah-sekolah negeri dan swasta lainnya. Hasil dari penelitian yang dilakukan menjukkan bahwa dalam menghadapi persaingan sekolah tersebut harus menerapkan strategi fokus, baik terhadap biaya maupun diferensiasi.

Berdasrkan latar belakang masalah dan melihat hasil penelitian yang ada penulis tertarik dan ingin untuk meneliti tentang strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.

1.2. Rumusan Masalah

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi bersaing yang diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mendeskripsikan strategi bersaing yang diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga.


(9)

1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khususnya bidang Strategi bersaing sekolah dan dapat menambah kajian ilmiah, temuan-temuan ilmiah di dunia pendidikan khususnya bagi mahasiswa /mahasiswi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi sekolah-sekolah dalam menjalankan strategi untuk persaingan yang terjadi di dunia pendidikan.


(1)

hingga saat ini. Sedangkan SD Kristen 1 Salatiga mengalami penurunan jumlah siswa yang mengakibatkan satu kelas hanya berjumlah 9-11 anak. Selain itu kondisi lokasi sekolah yang sempit mengakibatkan proses belajar mengajar sering terganggu, Nevi (2013).

Kondisi persaingan dan berbagai permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan juga dialami oleh Sekolah Kristen 1 Salatiga yang di naungi oleh Yayasan Perguruan Kristen Salatiga. Persaingan yang terjadi tentunya dalam hal pergantian kepemimpian dan penerimaan siswa. Walaupun demikian kondisi, persaingan tersbut tidak menjadi permasalahan bagi Sekolah Kristen di Salatiga sebab hal tersebut dapat diatasi oleh pihak sekolah.

Sekolah Kristen 1 di Salatiga merupakan sekolah yang berdiri pada tanggal 1 Juni 1951. Dalam keberadaannya sekolah Kristen 1 di salatiga menerapkan School Based Management dimana pengelolaan sekolah sepenuhnya diserahkan kepada kepala sekolah. Kepala sekolah diberikan kepercayaan penuh dalam memimpin sekolah. Pihak Yayasan Perguruan Kristen hanya terlibat dalam membantu melakukan promosi.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga pada tanggal 7


(2)

November 2013 disebutkan bahwa penyebab utama terjadinya pergantian kepala sekolah yaitu berawal dari tahun 2000 yang di picu dari adanya permasalahan yang terjadi antara pihak guru dan pimpinan. Permasalahan tersebut berdampak pada cara kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki tugas luar yang banyak sehingga lupa terhadap tanggungjawabnya dan tidak mempedulikan pendapat dari pada rekan-rekannya serta kurangnya dana yang di peroleh. Masalah ini berlanjut sampai pada puncaknya yaitu tahun 2004-2005. Dimana jumlah siswa yang mendaftar saat itu berjumlah 159 orang dan yang di terima hanya 150 orang, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tahun inilah yang paling rendah. Agar permasalahan tersebut tidak berkepanjangan pada akhirnya, para guru dan pihak yayasan mendesak serta memutuskan untuk mengangkat pemimpin yang baru pada tahun 2005.

Sebagai sekolah yang berdiri dengan kepemimpinan yang baru, sekolah Kristen 1 Salatiga terus mengalami perkembangan khususnya pada tingkat pendidikan SMA. Hal ini di tunjukan melalui beberapa prestasi yang diraih seperti kelulusan 100% pada UN tahun 2010-2013, Juara I lomba karya ilmiah se Jawa Tengah tahun 2009 dan juara 1 Siswa berprestasi 2010, juara III Mandarin contest Dies ASM Santa M se Jawa tengah tahun 2010, Lomba Sains (OSN) SMA Komputer


(3)

2011, juara I OSN Matematika kota salatiga 2012, dan Juara I lomba pidato Bahasa Ingris kota Salatiga tahun 2013. Sedangkan dalam bidang non akademik, juara 1 Lomba Futsal PGSD Cup UKSW tahun 2009, juara I Popda kota tenis meja putra kota Salatiga tahun 2011. Dengan prestasi yang di peroleh dari kegiatan-kegiatan seperti ini SMA Kristen 1 Salatiga mampu memperkenalkan sekolahnya kepada masyarakat dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain.

Prestasi yang dicapai oleh SMA Kristen 1 Salatiga di tahun 2007 hingga saat ini jauh lebih baik dibandingan tahun 2000-2004. Prestasi yang diraih dalam bidang non akademik seperti basket dan bulu tangkis sedangkan untuk bidang akademik tidak terlalu nampak.

Selain itu, SMA Kristen 1 Salatiga juga menjadi salah satu sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat, tidak hanya berasal dari salatiga saja, melainkan dari Papua, Kupang dan Ambon. Sejalan dengan itu, maka menurut Trimantara (2007) mengemukakan bahwa lembega pendidikan dikatakan maju dan mampu bersiang apabila lembaga itu dapat memberikan layanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian sekolah akan menjadi unggul dan memperoleh banyak peminat. Banyaknya peminat pada SMA Kristen 1 Salatiga dapat


(4)

dilihat dalam data penerimaan siswa pada table 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Penerimaan Siswa

Tahun SMA Kristen 1 Salatiga Daftar Terima

2008 249 192

2009 253 183

2010 282 223

2011 237 192

2012 222 186

2013 200 160

Sumber: SMA Krisren 1 Salatiga

Data penerimaan siswa menunjukan bahwa jumlah penerimaan siswa mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun pada tahun 2013 sempat mengalami penurunan. Dikarenakan jumlah kelulusan dari SMP pun sedikit sehingga menurut Kepala SMA Kristen 1 Salatiga, banyak sekolah-sekolah yang mengalami penurunan input siswa bukan saja pada SMA Kristen 1 Salatiga tetapi sekolah unggulan pun mengalami hal demikian.

Data-data tersebut menunjukan bahwa strategi yang diterapkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga sebenarnya


(5)

berhasil. Hal ini sama seperti hasil penelitian Sulung (2010) tentang Strategi Bersaing Sekolah Teknologi Informasi Komunikasi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menentukan strategi bisnis pada sekolah tersebut untuk dapat bersaing dengan sekolah-sekolah negeri dan swasta lainnya. Hasil dari penelitian yang dilakukan menjukkan bahwa dalam menghadapi persaingan sekolah tersebut harus menerapkan strategi fokus, baik terhadap biaya maupun diferensiasi.

Berdasrkan latar belakang masalah dan melihat hasil penelitian yang ada penulis tertarik dan ingin untuk meneliti tentang strategi bersaing SMA Kristen 1 Salatiga.

1.2. Rumusan Masalah

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi bersaing yang diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Mendeskripsikan strategi bersaing yang diterapkan SMA Kristen 1 Salatiga.


(6)

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khususnya bidang Strategi bersaing sekolah dan dapat menambah kajian ilmiah, temuan-temuan ilmiah di dunia pendidikan khususnya bagi mahasiswa /mahasiswi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi sekolah-sekolah dalam menjalankan strategi untuk persaingan yang terjadi di dunia pendidikan.